You are on page 1of 20

kesaBAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

Laporan Kasus
FAKULTAS KEDOKTERAN
Agustus 2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

“STROKE NON-HEMORAGIC”

Disusun Oleh :
Hafida Dewi Audinah I, S.Ked
1051011 015 20

Pembimbing :
dr. dr. Nuruassyariah M.AppSci, M.Neurosci, Sp. N

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Pada Bagian Ilmu


Penyakit Saraf

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021

2
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Hafida Dewi Audinah I, S.Ked

NIM : 1051011 015 20

Judul Laporan Kasus : Stroke Non-Hemoragik

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Kesehatan Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makasssar, Agustus 2021

Pembimbing

dr. dr. Nuruassyariah M.AppSci, M.Neurosci, Sp. N

1
BAB I
PENDAHULUAN

Cerebrovascular accidents (stroke) merupakan penyebab kematian kedua dan


urutan ketiga pada penyebab kecacatan. Stroke adalah kematian tiba-tiba dari sel-
sel otak yang diakibatkan oleh terganggunya suplai oksigen karena kehilangan
aliran darah menuju otak. Stroke merupakan penyakit yang tergolong dalam
kegawatdaruratan neurologis yang sifatnya akut dan merupakan salah satu
penyebab kecacatan dan kematian tinggi di beberapa negara di dunia. (1,2)
Pada tahun 2013 terdapat kurang lebih 25,7 juta kasus stroke dengan hampir
separuh kasus (10,3 juta kasus) merupakan stroke pertama. Sebanyak 6,5 juta
pasien mengalami kematian dan 11,3 juta pasien mengalami kecacatan.(2)
Patologi stroke diklasifikasikan sebagai stroke iskemik dan stroke hemoragik.
Stroke iskemik lebih sering ditemukan daripada stroke hemoragik..(3)
Stroke iskemik atau stroke non hemoragik adalah kematian jaringan otak
karena gangguan aliran darah ke daerah otak, yang disebabkan oleh tersumbatnya
arteri serebral atau servikal atau yang kurang mungkin tersumbat, vena serebral.
(3)

2
BAB II

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien

Nama : Tn. X
Umur : 70 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Makassar
Pekerjaan :-

B. ANAMNESIS

Keluhan Utama

Lemah separuh badan kiri dan tidak dapat berbicara sama sekali Riwayat
Penyakit Sekarang

Laki-laki 70 thn, dibawa ke UGD dengan keluhan lemah separuh badan


kiri dan tidak dapat berbicara sama sekali. Kejadian terjadi secara tiba-tiba 1
hari SMRS. Kelemahan anggota gerak kanan semakin bertambah hingga
pasien hanya dapat tiduran, lemas diseluruh tubuh, dan tidak dapat berbicara
sama sekali namun pasien masih paham bila orang lain mengajak berbicara.
Keluarga pasien mengeluh adanya pelo, mulut mencong ke sisi kiri, lidah
miring ke arah kanan saat dijulurkan, kerutan dahi hanya terlihat pada sisi
kiri. ±6 jam sebelum masuk IGD, pasien didapatkan tidak dapat berjalan sama
sekali, tidak dapat berbicara sama sekali, lemah sisi tubuh bagian kanan,
lemas, keluhan dirasakan terus-menerus hingga pasien tidak mau makan
maupun minum.

Keluhan sulit menelan, kaku pada leher, kejang, pingsan, pusing berputar,
telinga berdenging, demam, disangkal oleh keluarga pasien.

3
Riwayat Penyakit Terdahulu

Hipertensi

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat keluarga (ibu) menderita hipertensi

Riwayat Pengobatan

Riwayat pengobatan hipertensi tidak rutin

Riwayat Sosial dan Ekonomi

Merokok : Ada
Junk food : disangkal
Alkoholisme : disangkal

C. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Lemah


Kesadaran : somnolen
GCS : E4VXM4 (afasia)
Gizi : Baik
Tanda vital
Tekanan darah : 180/90 mmHg
Nadi : 90x/menit
Pernafasan : 24x/menit
Suhu : 36oC

SpO2 : 98%

STATUS GENERALIS
Kepala : Normochepali, simetris, nyeri tekan (-)

Mata : Konjungtiva Anemis (+/+), Sklera Ikterus (-/-)

4
Telinga : Normotia, Sektet (-)
Hidung : Deviasi septum (-), Sekret (-)
Gigi : tidak dilakukan pemeriksaan
Mulut : tidak dilakukan pemeriksaan
Thoraks
Jantung : Bunyi jantung I dan II jelas, bunyi tambahan (-)
Paru : ronki -/-, wheezing -/-
Abdomen : bising usus (-), nyeri tekan (-)

D. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Kesadaran : Kompomentis
GCS : E4VxM5 (afasia)
Sikap tubuh : berbaring terlentang
Cara berjalan : pasien tidak dapat berjalan
Gerakan abnormal : tidak ada
Rangsang meningeal
- Kaku kuduk : -/-
- Laseque : -/-
- Kernig : -/-
- Brudzinsky I : tdn
- Brudzinsky II : tdn

E. NERVUS CRANIALIS

Nervus I (N. olfactorius) : normal


Nervus II (N. opticus)
Ketajaman penglihatan : normal
Pengenalan warna : normal
Lapang pandang : normal
Funduskopi : tdn

5
a. Nervus III, IV, VI : OD OS
Celah kelopak mata
- Ptosis : - -
- Strabismus : - -
- Nistagmus : - -
- Eksoftalmus : - -
- Enoptalmus : - -
Pupil
- Bentuk pupil : Bundar Bundar
- Isokor/ anisokor : Isokor Isokor
- Posisi : Tengah Tengah
- RCTL/RCL : + +

Nervus V (N. trigeminus)


Menggigit : tdn
Sensibilitas wajah : tidak dilakukan pemeriksaan
Refleks masseter : tdn
Refleks zigomatikus : tdn
Refleks kornea : tidak dilakukan pemeriksaan
Nervus VII (N. fasialis)
Mengangkat alis :+
Menutup mata :+
Mengedipkan mata :+
Bibir : asimetris
Daya pengecapan lidah 2/3 depan : tdn
Hiperlakrimasi :-
Nervus VIII (N. acusticus)
Suara berbisik : tdn
Tes rinne : tdn
Tes weber : tdn
Tes swabach : tdn

6
Serumen obturan : tdn
Nervus IX (N. glossopharyngeus)
Daya pengecap lidah 1/3 belakang : tdn
Refleks muntah : tdn
Nervus X (N. vagus)
Denyut nadi : teraba, reguler
Arkus faring : tidak dilakukan pemeriksaan
Berbicara : pelo
Menelan : tdn
Nervus XI (N. assesorius)
Memalingkan kepala : baik
Mengangkat bahu :-
Nervus XII (N. hipoglosus)
Pergerakan lidah : deviasi ke arah kanan
Atrofi lidah :-
Tremor lidah :-
Fasikulasi :-

F. PEMERIKSAAN MOTORIK

Ekstremitas Atas Ekstremitas Bawah


Kanan Kiri Kanan Kiri
Pergerakan Normal normal Menurun Menurun
Kekuatan 3 2 3 3
Tonus Menurun Menurun Menurun Menurun

Refleks Fisiologis Dextra Sinistra


Biceps +2 +1
Triceps +2 +1
Patella +2 +1
Achilles +2 +1

7
Refleks Patologis Dextra Sinistra
Babinski + +
Chaddock - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaefer - -
Hoffman Tromner - -

G. PEMERIKSAAN SENSORIS
a. Eksteroseptif:
- Nyeri : tdn
- Suhu : tdn
- Taktil : tdn
b. Propioseptif:
- Posisi : tdn
- Vibrasi : tdn
- Tekanan dalam: tdn
H. FUNGSI OTONOM
Miksi : perkateter
Defekasi : BAB terakhir 2 hari yang lalu
Inkontinensia :-
Konstipasi :-

I. KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN

Tes Romberg : tdn


Tes tandem : tdn
Tes fukuda : tdn
Disdiadokinesis : tdn
Rebound phenomen : tdn

8
Dismetri : tdn
Tes telunjuk hidung : tdn
Tes telunjuk telunjuk: tdn
Tes tumit lutut : tdn

J. PEMERIKSAAN TAMBAHAN

Skor Hasanuddin : 9.5 (< 15)  mengarah ke Stroke Non Hemoragik

No. Kriteria Skor

1. Tekanan Darah
Sistole≥200:Diastole≥110 7,5
Sistole<200:Diastole<110 1

2. Waktu Serangan
Sedang bergiat 6,5
Tidak sedang bergiat 1

3. Sakit Kepala
Sangat hebat 10
Hebat 7,5
Ringan 1
Tidak 0

4. Kesadaran Menurun
Langsung, beberapa menit s/d 1 jam setelah 10
onset
1 jam s/d 24 jam setelah onset 7,5
Sesaat tapi pulih kembali 1
24 jam setelah onset

9
Tidak ada 0

5. Muntah Proyektil
Langsung, beberapa menit s/d 1 jam setelah 10
onset
1 jam s/d <24 jam setelah onset 7,5
24 jam setelah onset 1
Tidak ada 0

K. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Laboratorium :

Asam Urat 3.9 (N: 2.4 – 5.7 mg/dl)

Glukosa Puasa 105 (N: 70 – 110 mg/dl)

Kolesterol Total 150 (N: < 200 mg/dl)

Trigliserida 98 (N: <150 mg/dl)

Kolesterol HDL 52 (N: >40 mg/dl)

Kolesterol LDL 92 (N: <100 mg/dl)

Na 119.1 (N: 136 – 145 mmol/L)

K 2.63 (N: 3.5 – 5.1 mmol/L)

Cl 87.0 (N: 98 – 106 mmol/L)

WBC 7.10 (N: 4.4 – 11.3 10^3/uL)

RBC 3.93 (N: 3.8 – 5.2 10^6/uL)

PLT 184 (N: 150 – 450 10^3/uL)

10
NEUT# 11.79 (N: 1.5 – 7.0 10^3/uL)

NEUT% 78.2 (N: 50.0 – 70.0 %)

EO% 0.8 (N: 0 – 0.4 %)

 Usul : CT-scan
L. RESUME

Laki-laki 70 thn, dibawa ke UGD dengan hemiparese sinistra dan afasia. Dengan
onset mendadak. Hemipararese dextra dirasakan semakin progresif, paresis
diseluruh tubuh, dan afasia. Keluarga pasien mengeluh adanya pelo, mulut
mencong ke sisi sinistra, lidah miring ke arah dextra saat dijulurkan, kerutan dahi
hanya terlihat pada sisi sinistra. ±6 jam sebelum masuk IGD, pasien didapatkan
tidak dapat berjalan sama sekali, afasia, hemiparese dextra, lemas, keluhan
dirasakan terus-menerus hingga pasien tidak mau makan maupun minum.

M. Gerakan : Menurun Menurun


Menurun Menurun
a. Kekuatan : 3 2
3 2
b. Tonus otot : menurun Menurun
Menurun Menurun

N. DIAGNOSIS KERJA

Diagnosis klinis : Hemiparese Sinistra, afasia


Diagnosis topis : Falx Cerebri

Diagnosis etiologis : Stroke Non Hemoragik bilateral

O. PENATALAKSANAAN

11
• Stabilisasi jalan napas dan pernapasan (airway,breathing,circulation)
• Stabilisasi hemodinamik (IVFD RL) : 20tpm
• Mecobolamin 500 mg/24 jam/iv
• Citocilin 2x100mg iv
• Amlodipin 10 mg 1x1/oral
• Antiplatelet : Clopidogrel 1x 75mg/hari
• Ranitidine 50mg/12 jam/iv

12
BAB III

DISKUSI

TEORI KASUS
FAKTOR RISIKO
1. Dapat Dimodifikasi
 Hipertensi  Hipertensi
 Diabetes melitus  Perokok
 Hiperkolestrolemia
 Atrial fibrillasi
 Perokok
 Alcholism(5)
2. Tidak Dapat Dimodifikasi
 Laki-laki lebih berisiko dari
pada perempuan(5)  70 tahun
 >65 tahun lebih rentan terkena
stroke iskemik(2)
ETIOPATOFISIOLOGI
Adanya sumbatan pembuluh darah Kemungkinan etiopataogenesis yang
oleh trombus atau emboli yang terjadi pada pasien adalah hipertensi
mengakibatkan sel otak mengalami lama. Hipertensi menyebabkan
gangguan metabolisme, karena tidak peningkatan tekanan darah perifer
mendapat suplai darah, oksigen, dan sehingga menyebabkan system
energi.(2) hemodinamik yang buruk dan
terjadilah penebalan pembuluh darah
serta hipertrofi daro otot jantung,
sehingga dapat menimbulkan plak
aterosklerosis secara terus menerus
akan memicu timbulnya stroke. Secara
prospektif rokok dapat meningkatkan

13
perburukan serangan stroke , merokok
dalam waktu yang lama akan
meningkatkan agresi trombosit,kadar
fibrinogen dan viskositas darah serta
menurunkan aliran darah ke otak yang
menyebabkan terjadinya stroke
iskemik (2)
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
 Mulut tidak simetris  Kelemahan pada ekstremitas
 Kelumpuhan pada ekstremitas  Kesusahan dalam berbicara
 Kesusahan dalam berbicara
 Gangguan fungsi
keseimbangan
 Gangguan fungsi penghidu
 Gangguan fungsi pendengaran
 Gangguan fungsi somatis
 Gangguan fungsi kognitif
 Gangguan kesadaran
2. Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan nervus cranialis  Kelemahan pada ekstemitas
(adanya parese) kiri dan kanan
 GCS (penurunan kesadaran)  Gangguan motorik
 Motorik (kelamahan)
 Defisit sensoris
 Gangguan otonom
 Gangguan kognitif
3. Pemeriksaan Penunjang
 CT-Scan (adanya lesi hipodens  Hipertensi

14
pada parenkim otak)
 Laboratorium (darah rutin,
fungsi ginjal, profil lipid, CRP,
LED, HbA1C)
DIAGNOSIS BANDING
Stroke Hemoragik
 Penurunan kesadaran  Terdapat penurunan kesadaran
 Muntah proyektil  Tidak ada muntah proyektil
 Nyeri kepala berat  Tidak ada nyeri kepala
 Saat sedang bergiat  Saat sedang istirahat
 Lesi hiperdens pada parenkim  Lesi Hipodens
otak (CT-scan)(2) (CT-scan)
 Skor Hasanuddin ≥15  Skor hasanuddin 9.5
Abses Cerebri
 Demam  Tidak ada demam
 Meningismus  Meningismus (-)
 Riwayat infeksi  Tidak ada riwayat infeksi
 Ring-enhacing mass (6)  infark cerebri dextra

Epidural Hematom
 Penurunan kesadaran  Terdapat a penurunan
kesadaran
 Riwayat trauma kepala  Tidak ada riwayat trauma
kepala
 Lucid interval  Tidak ada lucid interval
 Penglihatan kabur  Penglihatan normal
 Memar sekitar mata dan  Tidak ada memar sekitar mata
belakang telinga dan belakang telinga
Subdural Hematoma
 Penurunan kesadaran  Terdapat penurunan kesadaran

15
 Kaku kuduk  Tidak ada kaku kuduk
 Riwayat trauma kepala  Tidak ada riwayat trauma
kepala
PENATALAKSANAAN
 Stabilisasi jalan napas dan
pernapasan  Stabilisasi jalan napas dan
pernapasan
 Stabilisasi hemodinamik (airway,breathing,circulation)
 Pengendalian peningkatan  Stabilisasi hemodinamik
 (IVFD RL) : 20tpm
tekanan intrakranial  Mecobolamin 500 mg/24
 Pengendalian kejang jam/iv
 Citocilin 2x100mg iv
 Tatalaksana cairan  Amlodipin 10 mg 1x1/oral
 Nutrisi  Antiplatelet : Clopidogrel 1x

 Pencegahan dan mengatasi 75mg/hari

komplikasi  Ranitidine 50mg/12 jam/iv

 Penatalaksanaan medik umum


 Tatalaksana spesifik

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Johnson W, Onuma O, Owolabic M, Sachdev S. Stroke: a global response


is needed. Bull World Heal Organ. 2016;94:634.

2. Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku 2


Buku Ajar Neurologi. 1st ed. Anindta T, Wiratman W, editors. Tangerang:
Penerbit Kedokteran Indonesia; 2017.

3. Mutiarasari Diah ISCHEMIC STROKE: SYMPTOMS, RISK FACTORS,


AND PREVENTION MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran,
Vol. 6 No. 1. 2019

4. Zafar A, Al-Khamis FA, Al-Bakr AI, Alsulaiman AA, Msmar AH. Risk
factors and subtypes of acute ischemic stroke: A study at King Fahd
Hospital of the University. Neurosciences. 2016;21(3):246–51.

5. Barker-Collo SL, Derrick A. Bennett RK, Parmar P, Feigin VL, Naghavi


M, Forouzanfar MH, et al. Sex Differences in Stroke Incidence,
Prevalence, Mortality and Disability-Adjusted Life Years: Results from the
Global Burden of Disease Study 2013. Neuroepidemiology. 2015;45:203–
214.

6. Valentino A, Anggraini GP. Abses Otak. JIK. 2019;13(2).

7. Bahan Ajar I Hematom Epidural. 2016 [Internet]. Available from:


https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/09/Bahan-
Ajar-1-_-Hematom-Epidural.pdf

8. BAHAN AJAR II HEMATOM SUBDURAL [Internet]. 2016. Available


from:
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/09/Bahan-

17
Ajar-2_Hematom-Subdural.pdf

18

You might also like