You are on page 1of 25

KELOMPOK 4

HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR


AKTIVITAS OBAT KARDIOVASKULAR
(KARDIOTONIK)

Erwi Putri Setyaningsih, M.Si., Apt


RESTI WULAN DARI
22334701
SUSI FEBRIANTI
22334705
NINA NURJANAH
22334706
RAGIL PUSPANING PRATIWI 22334709
ALWIYAH NUR AULYA
22334711
RADEN AYU AISYAH RAHMA ARYANI 22334712
IRMA NOVELINA
22334713
MEI DESI IRMASARI OMPUSUNGGU 22334722
ARY SINGGIH GANITA PUTRA 22334724
WASILATURRAHMAH
P ● Obat Kardiovaskular adalah senyawa yang digunakan untuk mencegah
E atau mengobati penyakit kardiovaskular (buluh jantung).

N ● Penyakit ini menempati urutan pertama sebagi penyebab kematian di


banyak negara
D ● Di Amerika Serikat 51% kematian disebabkan kardiovaskular
A ● Untuk pengobatan penyakit buluh jantung dapat digunakan
H kardiotonik, obat antiaritmia, obat antihipertensi, atau diuretika.

U ● Untuk pengobatan beberapa penyakt buluh darah dapat dilakukan

L dengan cara pembedahan dan diberikan vasodilator, obat


antihipertensi, obat untuk ateroksklerosis antilipemik, obat antiangina
U dan antikoagulan
A
N
Berdasarkan efek farmakologinya obat kardiovaskular dibagi
menjadi 6 kelompok

1. 4.
KARDIOTONIK ANTIANGINA

2. 5.
ANTIARITMIA VASODILATOR

3. 6.
ANTIHIPERTENSI ANTILIPEMIK
KARDIOTONIK
Kardiotonik adalah obat yang dapat meningkatkan
kekuatan kontraksi jantung dan menunjukan efek
penting pada eksitabilitas, automatisitas dan kecepatan
konduksi jantung.

kardiotonik terutama digunakan untuk pengobatan


payah jantung kongestif, fibrilasi dan denyut atrial
serta pengobatan takikardia atrial paroksismal

Indeks terapetik obat kardiotonik relative sama,


mempunyai batas keamanan yang sempit, dosis
pengobatan ± 50-60 % dosis toksik
MEKANISME KERJA
Ada 3 hipotesis tentang mekanisme kerja glikosida jantung :
1. Mempengaruhi pergerakan ion Na dan K dalam melewati
membran miokardial sehingga sel kehilangan ion
2. Bekerja secara langsung pada protein kontraktil, yaitu pada
aktin dan miosin dari miokardial
3. Meningkatkan kadar ion Ca dalam sel dengan melepaskan
kation tersebut dari tempat ikatannya dan meningkatkan
pemasukan ion melalui membran sel.
Mekanisme Kerja Aktivitas
Kardiotonik
Aktivitas kardiotonik berhubungan dengan peningkatan kekuatan kontraksi
otot (miokardium) jantung. Ketika kekuatan kontraksi miokard meningkat,
jumlah darah yang meninggalkan ventrikel kiri pada saat setiap kontraksi
meningkat. Ketika jumlah darah yang meninggalkan ventrikel kiri meningkat,
curah jantung (jumlah darah yang meninggalkan ventrikel kiri dengan setiap
kontraksi) juga meningkat Kontraksi jantung diatur oleh zat inotropik atau
inotrop. Inotrop positif, yaitu katekolamin seperti norepinefrin, yang
merangsang kontraksi otot jantung dan menyebabkan denyut jantung
meningkat.
Struktur glikosida jantung terdiri dari komponen karbohidrat (gula) yang
mengandung tiga atau empat monosakarida dan dteroid (genin atau aglikon) yang
mengandung cincin lakton dan terikat pada C-17.

Gula yang terdapat pada glikosida jantung antara lain adalah β-D-digitoksosa,
β=D-glukosa, β-L-ramnosa, dan β-D-simarosa.
● Sebagai aglikon antara lain adalah kardenolida,
seperti digitoksigenin, digoksigenin, gitoksigenin,
gouabagenin atau strofantidin, dan bufedienolida,
seperti bufalin.
● Glikosida kardiotonik menunjukan efek inotropik
positif, yaitu meningkatkan kekuatan kontraksi otot
jantung (mikrokardial).
● Pada payah jantung kongestif, glikosida
kardiotonik menimbulkan beberapa respons yang
menguntungkan yaitu meningkatkan keluaran
jantung, menurunkan tekanan vena dan volume
darah, menurunkan ukuran jantung dan
mengurangi bengkak karena mempunyai efek
diuretik.
Senyawa Glikosida Jantung
Glikosida jantung dibagi menjadi dua kelompok, yaitu cardenolide dan
bufadinolide.

Cardenolide dengan atom karbon sebanyak 23 (C23) mengandung cincin lima cincin
γbutirolakton tidak jenuh (butenolid)

Bufadinolide merupakan senyawa dengan 24 atom karbon (C24) yang ditandai dengan dua cincin
piron (enam δvalerolakton tidak jenuh rangkap dua) pada C17. Lakton C-17β tidak jenuh berperan
penting dalam pengikatan reseptor dan dalam keadaan jenuh dapat mengurangi aktivitas biologi
cincin glikosida jantung memiliki karakteristik "U" bentuk farmakofor, yang sangat penting untuk
aktivitas mereka.
Hubungan Struktur dan Aktivitas
●Untuk aktivitas kardiotonik, bagian
struktur glikosida jantung yang
berperan adalah :
1. αβ-lakton tidak jenuh pada posisi 17β
2. Gugus 14β-hidroksi
3. Konfigurasi cis diantara cincin A dan B
serta C dan D
Gugus gula meskipun kurang penting
tapi berperandalam mengatur aktivitas
Interaksi Glikosida Jantung dan Reseptor

Membuat suatu model interaksi glikosida


jantung dan enzim Na +.K + -ATP-ase. Cincin
lakton, inti steroid dan gugus gula akan
menigkat enzim sehingga mencegah
terjadinya ikatan ATP-enzim. Sistem steroid
berinteraksi pada bentuk stereokimia
optimalnya yaitu pada pengaturan cis-trans-
cis. Interaksi obat resptor ini, terutama
melibtakan ikatan hidrogen, hidrofob dan
daya tarik menarik elektrosida, seperti
gambar disamping.
TURUNAN KARDEOLINA
(BUTENOLIDA)

Digitoksin Lanatocid C

Digoksin Ouabain
Digitoksin

● Didapat dari Digitalis lanata dan Digitalis purpurea,


digunakan untuk pengobatan payah jantung kongestif dan
takiaritmia supraventrikular.
● Absorpsi obat dalam saluran cerna cukup baik, 90% terikat
oleh protein plasma
● Di tubuh mengalami siklus enterohepatik sehingga masa
kerjanya sangat panjang, waktu paro 4-6 hari
Digoksin

● Lanoxin , Fargoxin
● Didapat dari Digitalis lanata, digunakan untuk pengobatan payah jantung kongestif, sering
dikombinasi dengan diuretik, dan pengobatan takiaritmia supraventrikuler
● Digoksin dapat meningkatkan laju kontraksi otot jantung dan menurunkan edema pada
penderita gagal jantung, sedangkan selama aritmia menurunkan konduksi nodus
atrioventrikular (AV)
● Absorpsi obat dalam saluran cerna cukup baik, 20-30% terikat protein plasma, dan 50-75%
diekresikan dalam bentuk tak berubah tak berubah melalui urin
● Mula kerja cepat dengan masa kerja relatif singkat
● Batas keamanan sempit dan toksisitasnya tinggi
● Penggunaannya dikontrol secara ketat
Lanatocid C

● Cedilanid

● Glikosida digoksigenin yang dapat dari daun Digitalis lanata

● Absorpsi obat dalam saluran cerna rendah

● Deasetilasi dalam suasana basa akan menghasilkan deslantosid C

● Digunakan untuk keadaan darurat pada payah jantung kongestif akut

● Awal kerja cepat dan dapat diberikan secara intravena


Ouabain

- G-strofantin
- Glikosida yang didapat dari biji Strophantus gratus dan kayu
Acokantera schimperii
- Penggunaan hampir sama dengan deslanatosid C
PERANGSANG β-
ADRENORESEPTOR

Amrinon laktat Sulmazol


Amrinon laktat Sulmazol

Merupakan vasodilator inotropik yang kuat - Mempunyai efek inotropik positif


Digunakan untuk pengobatan payah jantung kongestif dan vasodilator
kronik berat dan payah jantung akut yang disebabkan oleh
- Sangat baik untuk pengobatan
kegagalan jantung
payah jantung kongestif karena
Pemberian secara oral, dengan masa kerja ± 6 jam
efek samping lebih ringan
Pemakaian jangka panjang berefek cukup berat seperti
gangguan saluran cerna, trombositopenia, hipotensi,
menurunkan fungsi hati

Dosis awal I.V 0,75 mg/kg bb sampai 2-3 menit kemudian


5-10 µg/kg/menit maksimal 10 mg/kg/hari
Farmakokinetik dan Farmakodinamik
1. Turunan Kardenolida (Butenolida)
Farmakodinamik :

Pada farmakodinamik, digoksin memiliki beberapa efek


kardiovaskular langsung dan tidak langsung, dengan kedua
konsekuensi yaitu efek terapi dan toksik. Selain itu, memiliki
efek yang tidak diinginkan pada sistem saraf pusat dan usus.
Pada tingkat molekuler, semua glikosida jantung terapi yang
berguna menghambat Na + / K + -ATPase, transporter
membran-terikat sering disebut pompa natrium. Meskipun
beberapa isoform dari ATPase ini terjidi dan memiliki berbagai
kepekaan terhadap glikosida jantung, mereka sangat
terkonservasi. Hal ini memungkinkan bahwa aktivitas
penghambatan berperan besar untuk efek terapetik (inotropik
positif) dan sebagian besar dari toksisitas yang ditimbulkan oleh
digoksin. (Katzung BG et al, 2012).
2. Perangsang β-Adrenoseptor

Farmakodinamik :
Pada farmakodinamik dopamin tergolong
unik sebab dopamin bekerja pada tiga
reseptor (reseptor alfa 1 dan beta 1
adrenergik, reseptor dopaminergik) yang
pengaktifannya bergantung pada dosis
dopamin yang digunakan.
3. Penghambat Enzim Fosfodiesterase

Farmakodinamik :

Pada farmakodinamik, teofilin mengikat kadar


siklik AMP, menyebabkan terjadinya bronkodilatasi.
Waktu rata-rata yang diperlukan sampai terjadi
onset kerja teofilin oral adalah 30 menit; untuk
kapsul yang pelepasannya dihambat adalah 1-2
jam. Lama kerja untuk bentuk yang pelepasannya
dihambat adalah 8-24 jam dan untuk bentuk oral
dan intravena kira-kira 6 jam.
Kesimpulan
● Obat kardiovaskuler adalah senyawa yang digunakan untuk mencegah atau mengobati penyakit kardiovaskuler (jantung).

Berdasarkan efek farmakologisnya obat kardiovaskular dibagi menjadi enam kelompok yaitu kardiotonik, obat antiaritmia,

obat antihipertensi, obat antiangina, vasodilator dan antilipemik.

● Kardiotonik adalah obat yang dapat meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan menunjukan efek penting pada

eksitabilitas(kemampuan otot untuk memberikan respon terhadap rangsangan), automatisitas(kemampuan miosit untuk

menginisiasi impuls secara spontan tanpa didahului oleh stimulasi), dan kecepatan konduksi jantung.

● Mekanisme kerja obat kardiotonik dengan cara mempengaruhi pergerakan ion Na dan K dalam melewati membrane

miokardia sehingga sel kehilangan ion K, bekerja secara langsung pada proteim kontraktil yaitu pada aktin dan myosin dari

miokardial, meningkatkan kadar ion Ca dalam sel dengan melepaskan kation tersebut dari tempat ikatannya dan

meningkatkan pemasukan ion melalui membran sel.

● Pengelompokan obat kardiovaskular: turunan kardenolida, perangsang β-adrenoseptor, penghambat enzim

fosfodiesterase
THANK YOU

You might also like