You are on page 1of 15

STRATEGI KREATIF IKLAN DAN ANALISIS MEDIA PERIKLANAN

Disusun guna memenuhi tugas makalah komunikasi pemasaran

Dosen Pengampu :

Dr. Indira Fatra Deni, MA

Disusun Oleh :

Rahman Siregar (0603203028)

Wan Tiara (0603202061)

Wilda Okta Dwina Deti (0603202124)

Ilmu Komunikasi – 3 Semester V (lima)

PRODI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Strategi Kreatif Iklan dan
Analisis Media Periklanan” dengan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Komunikasi Pemasaran
semester 5 jurusan Ilmu Komunikasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang apa dan bagaimana “Strategi Kreatif Iklan dan Analisis Media Periklanan”
bagi para pembaca dan penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah , Bapak
Dr. Indira Fatra Deni, MA yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami menyadari
bahwasanya makalah kami ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami menantikan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 14 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Strategi Kreatif Iklan.........................................................................................................3
2.2 Analisis Media Periklanan.................................................................................................6

BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................11
3.2 Saran..................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Strategi memegang peranan vital dalam penentuan keberhasilan iklan. Strategi merupakan
dasar membangun merek, strategi menjaga agar periklanan dan elemen pemasaran berada
dalam jalur yang tepat serta membangun kepribadian merek dengan jelas dan konsisten.
Strategi mewakili jiwa sebuah merek dan menjadi elemen penting untuk keberhasilan (Roman,
Maas & Nisenholtz, 2005). Strategi iklan harus mampu menjawab pertanyaan dasar dari
rancangan sebuah sebuah kampanye periklanan yang dirumuskan dalam 5W + 1H (Suhandang,
2005) yaitu :

a) What : Apa tujuan iklan?


Tujuan iklan Teh Botol Sosro ini, diharapkan bisa dinikmati oleh semua masyarakat
umum.
b) Who : Siapa khalayak yang akan dijangkau?
Khalayak yang akan dijangkau tentunya tidak membeda bedakan status dari masing –
masing orang. Jadi semua diharapkan bisa mengkonsumsi.
c) When : Kapan iklan dipasang?
Iklan Teh Botol Sosro ini sudah terbit akhir tahun 2009.
d) Where : Dimana iklan ini dipasang?
Iklan ini dipasang di TV, ikan yang menampilkan baik secara audio dan visual.
e) Why : Mengapa harus demikian?
Iklan ini dipasang di TV, diharapkan agar masyarakat bias mengambil pesan yang
disampaikan oleh Teh Botol Sosro.
f) How : Bagaimana bentuk iklannya?
Bentuk iklan Teh Botol Sosro kali ini, merupakan iklan TV dengan durasi 30”, 15” dan
5”. Durasi yang sedemikian rupa dibuat untuk reminder.

Kreatifitas iklan adalah how to say-nya sebuah pesan periklanan atau cara yang dilakukan
untuk mengkomunikasikan pesan iklan (what to say) kepada audiens. Prinsip pertama
kreatifitas dalam sebuah iklan adalah bahwa kreatifitas tidak menciptakan sesuatu dari yang
tidak ada. Kreatifitas membuka, memilih, kemudian mengatur kembali, menggabungkan,
menghasilkan fakta, keahlian dan ide yang sudah ada sebelumnya. Dalam arti lain bahwa
kreatifitas adalah penggabungan ide – ide yang telah ada untuk menciptakan sesuatu yang baru.
(Roman, Maas & Nisenholtz, 2005).

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana Strategi Kreatif Iklan?


2) Bagaimana Analisis Media Periklanan?

1.3 Tujuan Masalah

Untuk mengetahui apa dan bagaimana strategi kreatif iklan serta bagimana analisis media
periklanan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Strategi Kreatif Iklan

Merancang sebuah iklan yang efektif diperlukan strategi kreatif untuk membedakan sebuah
iklan dari iklan-iklan yang sedang-sedang saja, sehingga iklan menjadi tidak biasa dan berbeda.
Strategi didefinisikan sebagai rencana cermat tentang suatu kegiatan guna meraih suatu target
atau sasaran (Wibowo 2003:109). Creative Education Foundation mendefinisikan kreatif
sebagai “suatu kemampuan yang dimiliki seseorang atau sekolompok orang yang
memungkinkan mereka menemukan pendekatan-pendekatan atau terobosan baru dalam
menghadapi situasi atau masalah tertentu yang biasanya tercermin dalam pemecahan masalah
dengan cara yang baru atau unik yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya” (Madjadikara
2004:55).

Strategi kreatif secara sederhana bisa diartikan sebagai konsep tentang apa yang hendak
dikomunikasikan dalam iklan. Istilah strategi kreatif mempunyai beberapa arti (Kasali,
1992:81):

1. Bagi pengiklan

Strategi kreatif merupakan orientasi pemasaran yang diberikan pada orang-orang


kreatif sebagai pedoman dalam membuat suatu iklan.

2. Bagi orang-orang kreatif

Strategi kreatif dianggap sebagai hasil terjemahan dari berbagai informasi mengenai
produk, pasar, dan konsumen sasaran, kedalam suatu posisi tertentu di dalam komunikasi yang
kemudian dapat dipakai untuk merumuskan tujuan iklan.

Dengan demikian, stategi kreatif tidak terlepas dari strategi pemasaran. Dalam
penelitian ini, strategi kreatif adalah kemampuan biro iklan untuk mengembangkan ide atau
daya cipta yang bersifat continue dari biro iklan. Menurut Gilson dan Berkman (dalam Kasali,
1997:81), proses perumusan suatu srategi kreatif terdiri atas tiga tahapan:

1) Mengumpulkan dan mempersiapkan informasi pemasaran yang tepat agar orang-orang


kreatif dapat dengan segera menemukan strategi kreatifnya. Informasi yang dimaksud
adalah rencana pemasaran dan komunikasi, target sasaran, data-data tentang produk,
kompetitor dan juga rencana strategi media termasuk didalamnya waktu penayangan
atau pemuatan iklan.
2) Orang kreatif harus “membenamkan” diri ke dalam informasi- informasi tersebut untuk
menetapkan suatu posisi atau platform dalam penjualan serta menentukan tujuan iklan
yang dihasilkan. Pada tahap ini informasi-informasi yang telah diperoleh dalam tahap
pertama sangat penting untuk menjadi panduan atau kerangka kerja tim kreatif ketika
mengeksplorasi ide atau sering disebut juga dengan braindstorming.
3) Mempresentasikan di hadapan klien (pengiklan) untuk memperoleh persetujuan
sebelum perancangan iklan yang telah dibuat untuk diproduksi melalui media yang
telah ditetapkan.

Setelah merumuskan strategi kreatif, selanjutnya menentukan alternatif strategi kreatif


yang akan digunakan dalam pembuatan iklan. Menurut Charles F. Frazer (dalam Shimp,
2000:437) strategi kreatif yang dapat dijadikan alternatif adalah sebagai berikut:

a. Strategi Generik
Pada strategi generik (umum) pengiklan tidak melakukan upaya untuk membedakan
mereknya dari pesaing atau tidak menyatakan keunggulannya. Kalimat yang
dinyatakan dalam iklan dengan strategi ini menyajikan keuntungan langsung tanpa
penegasan prioritas. Strategi generik cocok untuk perusahaan yang mendominasi
kategori produk.

b. Strategi Hak Pembelian Awal (Preemptive)


Strategi ini digunakan ketika pengiklan membuat suatu pernyataan tipe generik namun
melakukannya dengan menyatakan keunggulan produknya. Strategi preemptive swing
digunakan oleh mereka yang memiliki perbedaan fungsional dengan kompetitornya.
Hal ini dapat menghalangi para pesaing untuk menyatakan hal yang sama.

c. Strategi Proposisi Penjualan Unik (Unique Selling Proposition- USP)


Dalam strategi USP, dinyatakan keunggulan produk berdasarkan atribut produk yang
unik, yang memberikan manfaat nyata bagi konsumen. Ciri utamanya yaitu
memperkenalkan perbedaan penting yang membuat suatu merek unik, lalu
mengembangkan suatu klaim sehingga competitor tidak bisa memilih atau tidak
memiliki pilihan lain. Stategi ini cocok untuk perusahaan dengan merek yang memiliki
keunggulan bersaing yang tahan lama.
d. Strategi Citra Merek
Strategi citra merek lebih cenderung pada diferensiasi psikologis. Hal ini berbeda
dengan strategi USP yang mendasarkan klaim pada perbedaan fisik dan fungsional.
Strategi ini mencoba untuk mengasosiakan produk dengan symbol tertentu sehingga
memberikan identitas khusus atau personalitas bagi suatu merek. Penggunaan strategi
citra merek untuk merek-merek yang berkompetisi dengan kategori produk yang secara
relative terdapat sedikit diferensiasi fisik dan seluruh merek homogen.

e. Strategi Positioning
Strategi positioning berfokus pada bagaimana menancapkan makna yang jelas suatu
merek dan bagaimana merek itu dibandingkan dengan penawaran kompetitif. Dengan
demikian strategi ini berusaha mencari kelemahan kompetitor sehingga posisi
mereknya sendiri yang berada dalam benak konsumen dan dalam tingkat teratas pula.

f. Strategi Resonansi (Gema)


Iklan dengan strategi resonansi mencoba menciptakan kesan atau pengalaman yang
tersimpan dalam benak konsumen. Hal ini cocok untuk produk yang kelihatan secara
sosial dan memerlukan pemahaman yang bisa dipertimbangkan untuk mendesain pola
pesan.

g. Strategi Emosional
Strategi emosional cocok untuk produk yang secara alami diasosiasikan dengan emosi
seperti makanan, perhiasan, kosmetik, mode pakaian, telepon dan lain-lain. Elemen-
elemen emosional yang digunakan dalam strategi ini misalnya humor, fearness
(ketakutan), dan lain-lain.

Konsep kreatif berkaitan dengan keistimewaan atau keunikan produk yang tidak
terdapat dalam produk lain dengan kategori yang sama. Konsep kreatif harus relevan dengan
produknya, harus ada kaitannya dengan sifat (nature) atau keistimewaan produk tersebut.
Relevan yang dimaksud adalah bagaimana iklan ini bisa menarik minat masyarakat, sehingga
masyarakat mengambil nilai positif dari iklan tersebut.

Iklan dapat dikatakan kreatif apabila mencakup kriteria ROI: Relevance, Originality,
dan Impact. (William, Burnett, Moriarty, 2000 : 288).
 Relevance berkaitan dengan keterhubungan antara ide, pesan, dan khalayak yang akan
dibidik. Pada intinya iklan menyampaikan pesan yang tepat, kepada orang yang tepat,
dan disaat yang tepat pula. Demikian kreatifitas yang digali sejalan dengan tujuan
pemasaran produk, unsur kreatif berada dalam batasan yang wajar dan tidak
menyimpang dari apa yang diiklankan.
 Originality (keaslian) akan mempermudah untuk menarik khalayak. Originality berarti
baru, segar, dan belum pernah ada sebelumnya. Sesuatu yang berbeda dan tanpa
diduga inilah yang menjadi daya tarik tersendiri di tengah kerumunan (Clutter) iklan
saat ini.
 Impact (dampak) adalah tujuan akhir sebuah iklan. Iklan yang kreatif selayaknya juga
berdampak pada khalayak baik pikiran maupun tindakan

2.2 Analisis Media Periklanan

Analisis Media Periklanan adalah mendiskusikan pengaruh iklan dari berbagai sarana
media periklanan yang membandingkan antara kelebihan dan kekurangan dari media satu
dengan media lainnya. Seperti periklanan luar ruang, media surat kabar, televisi, radio, media
cetak, dan lain sebagainya. Kebanyakan kendaraan media informasi mengenai siapa audiens
mereka. Informasi itu biasanya merupakan keterangan mengenai demografi audiens, seperti
jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan dan sebagainnya.informasi tersebut dapat
digunakan dalam perencaan media sebagai acuan untuk menentukan produk apa saja yang
cocok untuk diiklankan di media bersangkutan.pada umumnya, kendaraan media yang bersifat
umum memilki data yang lebih terbatas mengenai siapa audiens mereka dan biasanya
merupakan informasi mengenai ciri-ciri demografis saja. Kendaraan media yang bersifat
khusus seperti surat kabar khusus atau majalah yang khusus mengenai olahraga, keuangan,
hobby,dan sebagainnya memilki kemungkinan paling besar memiliki data mengenai gaya
hidup dan pola konsumsi audiens selain data demografis.

Walaupun sebagian media melakukan riset sendiri untuk mengetahui profil audiens
mereka, namun seringkali media membeli hasil dari perusahaan independen yang khusus
bergerak dibidang riset. Di AS, perusahaan terkemuka misalnya Mediamark Research Inc
(MRI) atau Gallaup & Robinson di Indonesia misalnya AGB Nielsen, Survey Riset Indonesia
( SRI ) atau lembaga Survey Indonesia. Informasi dari perusahaan riset ini sangat membantu
perencana media memahami profil audiens suatu kendaraan media tertentu sehingga dapat
diketahui apakah profil audiens tersebut sudah sesuai atau tidak dengan target konsumen yang
dituju. Perencana media dapat membeli data yang sudah tersedia pada perusahaan riset atau
meminta perusahaan riset untuk melakukan penelitian khusus sesuai dengan kebutuhan
perencana media jika data itu belum ada.misalnya perencana media membutuhkan data
mengenai berapa banyak pembaca majalah yang berasal dari kalangan mahasiswa.

Media apa yang “terbaik” seluruhnya tergantung pada tujuan pengiklan, kebutuhan
kreatif, tantangan persaingan, dan ketersediaan anggaran. Media terbaik atau kombinasi media,
ditentukan bukan dengan menghitung manfaat dan keterbatasan tetapi dengan melakukan
pemeriksaan yang diteliti dari kebutuhan-kebutuhan, dan merek yang diiklankan, serta sumber
daya-dayanya. Secara umum media yang tersedia dapat dikelompokkan menjadi media cetak,
media elektronik, media luar ruang, dan media lini bawah. Menurut Tjiptono (2004) jenis
media periklanan yaitu:

- Periklanan di Luar Rumah/Ruangan (Out of Home)

Periklanan luar ruangan merupakan bentuk periklanan tertua yang sudah dilakukan
sejak ribuan tahun lalu. Walaupun periklanan di papan reklame merupakan bagian terbesar dari
periklanan luar rumah, meliputi beraneka cara periklanan lainnya : periklanan di halte bis,
balon-balon raksasa (misalnya balon udara Goodyear, lihat fokus IMC), berbagai bentuk
periklanan transit (termasuk iklan-iklan yang dilukis pada bis-bis atau truk), display di mal
perbelanjaan, T-Shirt yang penuh dengan logo-logo merek, dan sebagainya.

Periklanan luar ruangan dianggap sebagai media periklanan pelengkap, bukan yang
utama. Biaya periklanan luar ruangan pada tahun 1997 mencapai kira-kira $1, 46 miliar, yang
merupakan 2 persen dari seluruh pengeluaran untuk kelima media utama. Menurut sejarahnya
kategori produk paling banyak mengeluarkan dana untuk iklan luar ruangan meliputi iklan
tembakau dan alkohol. Walaupun demikian, kedua kategori ini semakin ditekan karena
pemakaian luar ruangan yang berlebihan di pusat-pusat kota, sehingga menyebabkan
berkurangnya iklan luar ruangan. Larangan atas iklan rokok pada papan iklan dan iklan
minuman keras telah disampaikan oleh Mahkama Agung Amerika Serikat.

Meskipun ada berbagai sarana periklanan luar ruangan, papan reklame merupakan
media luar ruangan yang paling utama. Iklan di papan reklame dirancang untuk
memperkenalkan nama merek sebagai tujuan utamanya. Bentuk-bentuk yang umum dari
periklanan papan reklame adalah panel poster (poster yang berlayar sutera atau lithographed
ditempel pada suatu alas untuk kemudian dipasang ke papan reklame. Perusahaan biasanya
menjual papan reklame secara bulanan), dan bulletin (bulletin yang dilukis dipapan reklame
adalah tulisan tangan langsung oleh para seniman yang dipekerjakan oleh pemilik papan
reklame. Buletin ini umumnya dilukis ulang setiap beberapa byulan agar tampak baru. Para
pengiklan biasanya membeli buletin yang besar dalam periode satu sampai tiga tahunn, dengan
tujuan untuk dapat muncul permanen dan konsisten di lalu lintasnya ramai).

- Periklanan di Media Cetak

Media cetak yaitu media yang statis dan mengutamakan pesanpesan dengan jumlah
kata, gambar, atau foto, baik dalma tata warna maupun hitam putih. Bentuk-bentuk iklan dalam
media cetak biasanya berupa iklan baris, iklan display, suplemen, pariwara, dan iklan layanan
masyarakat. Jenis-jenis media cetak yaitu surat kabar, majalah, tabloid, brosur, selebaran dan
lain-lain.

- Periklanan di Media Elektronik

Media elektronik yaitu media dengan teknologi dan hanya bisa digunakan bila ada jasa
transmisi siaran. Bentuk iklan dalam media elektornik biasanya berupa sponsorship, iklan
partisipasi (disisipkan di tengah-tengah film atau acara), pengumuman acara/film, iklan
layanan masyarakat, jingle, sandiwara, dan lain-lain. Jenis iklan pada media elektronik yaitu
televisi, radio, internet, dan sebagainya.

- Periklanan di Media Lini Bawah

Media lini bawah yaitu media-media yang digunakan untuk mengiklankan produk. Umumnya
ada empat macam media yang digunakan dalam media lini bawah, yaitu: pameran , direct mail,
point of purchase, merchandising schemes, dan kalender.

Menurut Kotler (2002) mengatakan terdapat kelebihan dan kekurangan media periklanan.
Adapun kelebihan media periklanan sebagai berikut:

1) Televisi memiliki kelebihan yaitu untuk liputan pemasaran massal yang baik, biaya
rendah per paparan, menggabungkan pandangan, suara, dan gerakan, menarik terhadap
indera.
2) Surat kabar memiliki kelebihan yaitu fleksibilitas, ketepatan waktu; liputan pasar lokal
yang baik, penerimaan luas, tingkat kepercayaan tinggi.
3) Surat langsung memiliki kelebihan yaitu selektivitas pemirsa tinggi, fleksibilitas, tidak
ada kompetisi iklan dalam media yang sama; memungkinkan personalisasi.
4) Majalah memiliki kelebihan yaitu sleketivitas geografis dan demografis tinggi,
kredibilitas dan prestise, reproduksi kualitas tinggi, umur panjang dan banyak pembaca
selain pembelinya.
5) Radio memiliki kelebihan yaitu penerimaan lokal baik, selektivitas geografis dan
demografis tinggi, biaya rendah.
6) Luar ruang memiliki kelebihan yaitu fleksibilitas, pengulangan paparan tinggi, biaya
rendah, kompetisi pesan rendah, selektivitas posisi baik.
7) Internet memiliki kelebihan yaitu selektivitas tinggi, biaya rendah, segera, kemampuan
interaktif.

Kekurangan dari media periklanan sebagai berikut:

1) Televisi memiliki keterbatasan antara lain biaya absolut tinggi, kerumunan tinggi,
paparan hanya sekilas, selektivitas pemirsa kurang.
2) Surat kabar memiliki keterbatasan antara lain umur pendek, kualitas reproduksi buruk,
sedikit membaca selain pembelinya.
3) Surat kabar langsung memiliki keterbatasan antara lain biaya per-paparan relatif tinggi,
citra “surat sampah”.
4) Majalah memiliki keterbatasan antara lain jangka waktu pembelian iklan lama, biaya
tinggi, tidak ada jaminan posisi.
5) Radio memiliki keterbatasan antara lain audio saja, paparan hanya sekilas, perhatian
rendah, (media “separuh terdengar), pemirsa terfragmentasi.
6) Luar ruangan memiliki keterbatasan antara lain selektifitas pemirsa kecil, keterbatasan
kreatif.
7) Internet memiliki keterbatasan antaralain pemirsa tercakup secara demografis, dampak
relatif rendah, pemirsa mengendalikan paparan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan media yang akan digunakan untuk periklanan
menurut swastha (2002: 253) adalah:

1. Tujuan periklanan.
Dari beberapa tujuan periklanan yang ada, misalnya perusahaan mengutamakan
kecepatan sampainya berita kepada masyarakat atau pasar, unuk mencapai tujuan
tersebut akan lebih tepat apabila perusahaan menggunakan radio atau surat kabar
sebagai media periklanannya.
2. Sirkulasi Media.
Sirkulasi media yang akan dipakai harus sesuai atau seluas pola distribusi
produknya, baik distribusi secara geografis maupun distribusi pada segmen pasar
yang dituju. Apabila distribusi produknya hanya meliputi daerah lokal saja, maka
iklan yang diperlukan cukup dipasang pada media yang memiliki sirkulasi di daerah
lokal tersebut.

3. Keperluan Berita.
Ada beberapa produk yang dalam periklanannya perlu disertai dengan gambar,
tidak hanya tulisan saja yang ada. Berita yang harus disampaikan dirangkai dengan
gambar, misalnya iklan untuk mobil, rumah dan sebagainya. Manajemen dapat
memilih media-media iklan seperti surat kabar, majalah, televisi, slide di bioskop,
dan sebagainya.

4. Waktu dan Lokasi dimana Keputusan membeli dibuat.


Keputusan yang diambil seseorang untuk membeli tidak selalu terjdadi dirumah,
tetapdapat dilakukan pada saat dijalan, dikantor, atau tempat lain. Misalnya utnuk
iklan mobil, pihak manajemen dapat memilih surat kabar, sebagai media
periklanannya karena mudah sekali dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

5. Biaya Administrasi.
Pertimbangan biaya ini dihubungkan dengan jumlah dana yang tersedia dan
sirkulasi media yang akan digunakan. Makin luas sirkulasi media tersebut semakin
tinggi pula biaya pemasangan iklannya.

6. Kerjasama dan Bantuan Promosi yang ditawarkan oleh Media.


Faktor lain yang digunakan dalam media periklanan yaitu dengan
mempertimbangkan faktor kebaikan dan keburukan media yang akan digunakan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Strategi kreatif secara sederhana bisa diartikan sebagai konsep tentang apa yang
hendak dikomunikasikan dalam iklan. Istilah strategi kreatif mempunyai beberapa
arti (Kasali, 1992:81): bagi pengiklan (strategi kreatif merupakan orientasi
pemasaran yang diberikan pada orang-orang kreatif sebagai pedoman dalam
membuat suatu iklan) dan bagi orang-orang kreatif (strategi kreatif dianggap
sebagai hasil terjemahan dari berbagai informasi mengenai produk, pasar, dan
konsumen sasaran, kedalam suatu posisi tertentu di dalam komunikasi yang
kemudian dapat dipakai untuk merumuskan tujuan iklan).
 Strategi kreatif yang dapat dijadikan alternatif adalah strategi generik, strategi hak
pembelian awal, strategi proposisi penjualan unik, strategi citra merk, strategi
positioning, strategi resonansi, dan strategi emosional.
 Analisis Media Periklanan adalah mendiskusikan pengaruh iklan dari berbagai
sarana media periklanan yang membandingkan antara kelebihan dan kekurangan
dari media satu dengan media lainnya. Seperti periklanan luar ruang, media surat
kabar, televisi, radio, media cetak, dan lain sebagainya.
3.2 Saran

Penulis berharap makalah yang dibuat ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kita bersama mengenai “Strategi Kreatif Iklan dan
Analisis Media Periklanan”. Selanjutnya penulis berharap pembaca sekalian memberikan
kritik dan saran yang membangun demi pembuatan makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi


Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Armstrong, Gary. 2008. Prinsip – Prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Firmansyah, Anang. 2020. Komunikasi Pemasaran. Pasuruan : Penerbit Qiara


Media

Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar. Terjemah Sumarno Zein. Jakarta:


Erlangga.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi 13.
Jakarta: Erlangga.

Lamb, Charles W dan Hair, Josep F dan McDaniel, Carl. 2001. Pemasaran.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Lee, Monle dan Johnson, Carla. 2004. Prinsip – Prinsip Periklanan Dalam
Perspektif Global. Jakarta: Prenada Media

Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi : Komunikasi Pemasaran Terpadu.


Jakarta : Penerbit Erlangga

You might also like