Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 7
Kelompok 7
MANAJEMEN PERSEDIAAN
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah akuntansi manajerial.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal untuk memenuhi tugas
mata kuliah Akuntansi manajerial. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, kami dengan terbuka menerima segala saran dan
kritik dari pembaca supaya dapat dijadikan pembelajaran bersama untuk
kedepannya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dan wawasan terhadap pembaca.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Akuntansi manajemen adalah ilmu akuntansi yang berorientasi
pada pertanggung jawaban kepada pihak internal. Pihak internal disini bisa
manajer, direktur, karyawan perusahaan, dll. Tentu konsep yang akan
dibahas oleh akuntansi manajemen adalah yang berkaitan tentang biaya –
biaya. Apabila kita mempelajari akuntansi manajemen kita akan
menemukan ilmu – ilmu akuntansi yang berkaitan dengan biaya, salah
satunya adalah metode perhitungan biaya absorpsi dan biaya variabel.
Dua pendekatan umum digunakan dalam perusahaan manufaktur
untuk menentukan harga produk untuk kegunaan menilai persediaan dan
harga pokok penjualan. Satu pendekatan disebut perhitungan biaya
absorpsi (absorption costing) yang biasanya digunakan pada laporan
keuangan eksternal. Pendekatan lainnya disebut biaya variabel (variable
costing), dipilih oleh beberapa manajer untuk membuat keputusan internal
dan harus digunakan apabila laporan keuangan disusun dengan format
kontribusi. Umumnya, dua pendekatan ini menghasilkan beberapa
perbedaan untuk menghasilkan net operating income dan perbedaannya
bisa lebih besar. Variable costing menetapkan baik biaya variabel maupun
biaya tetap untuk menghasilkan produk, membaurkannya menjadi satu dan
hal ini menyulitkan bagi manajer untuk membedakan keduanya. Sebagai
perbedaan, variable costing berfokus pada perilaku biaya (cost behavior)
yang dengan jelas memisahkan biaya tetap dari biaya variabel.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana menghitung biaya absorpsi dan biaya variabel?
2. Bagaimana melakukan perhitungan dan pelaporan persediaan yang
melibatkan dua biaya tersebut?
3. Bagaimana analisa terhadap keputusan penentuan biaya dan
pengaruhnya terhadap persediaan dan profit?
C. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Manajemen dan juga menambah wawasan dalam bidang
Akuntansi Manajemen, khususnya dalam hal :
1. Mampu menghitung biaya absorpsi dan biaya variabel
2. Mampu melakukan perhitungan dan pelaporan persediaan yang
melibatkan dua biaya tersebut
3. Mampu menganalisa terhadap keputusan penentuan biaya dan
pengaruhnya terhadap persediaan dan profit
BAB II
PEMBAHASAN
Overhead tetap
Beban Administrasi
Contoh Penilaian Persediaan
Fairchild Company memiliki data berikut yang berkaitan dengan
penilaian persediaannya:
Perhitungan Perhitungan
Biaya Variabel Biaya Absorpsi
$ 50
Bahan Baku Langsung $ 50
100
Tenaga Kerja Langsung 100
50
Overhead Variabel 50
25
Overhead Tetap ($250.000/10.000) -
Fairchild Company
Penjualan $ 2.400.000
Fairchild Company
Penjualan $ 2.400.000
1 Produksi > Penjualan Laba Bersih Absorpsi > Laba Bersih Variabel
Margin
kontribusi $ 562.500 $ 375.000 $ 750.000
dikurangi: persediaan $
akhir $ - (300.000) $ -
Unit yang
² terjual 150.000 100.000 200.000
$1.000.00
Penjualan $ 1.500.000 0 $2.000.000
$ $1.050.00 $1.050.00
Harga pokok produksi 1.050.000 0 0
$ $1.050.00 $1.400.00
barang yang tersedia untuk dijual 1.050.000 0 0
Dikurangi: Persediaan
akhir $ - $(350.000) $ -
$ $1.400.00
Harga Pokok penjualan 1.050.000 $ 700.000 0
2005 2006
2005 2006
2004 2005
$ (250.000
Dikurangi: harga pokok penjualan² $ (100.000) )
$200.00
Harga pokok produksi 0 $150.000
$200.00
Barang yang tersedia untuk dijual 0 $250.000
-
$100.00
Dikurangi: persediaan akhir 0 $0
$100.00
Harga pokok penjualan 0 $250.000
Data yang dibutuhkan untuk analisis CPV dapat diambil langsung dari
laporan keuangan format kontribusi. Data tersebut tidak terdapat dalam
laporan keuangan dengan pendekatan absorption costing.
Dengan variable costing, jumlah profit dalam periode tidak dipengaruhi
oleh perubahan persediaan. Apabila hal lainnya sama (selling price, costs,
sales mix , dll), profit bergerak kearah yang sama dengan penjualan ketika
menggunakan variable costing.
Manajer sering mengasumsikan bahwa biaya produksi per unit adalah
biaya variabel itu sendiri. Hal ini merupakan masalah apabila
menggunakan absorption costing karena unit yang diproduksi merupakan
kombinasi antara biaya tetap dan variabel. Berdasarkan variable costing,
biaya produksi per unit tidak terdiri dari biaya tetap.
Hasil dari biaya tetap pada profit dapat ditekan melalui metode variable
costing dan pendekatan kontribusi. Total biaya tetap muncul secara
eksplisit pada Income Statement menyoroti bahwa jumlah biaya tetap
harus ditutup oleh perusahaan sehingga benar–benar menguntungkan.
Dengan absorption costing, biaya tetap bercampur dengan biaya variabel
dan bersatu menjadi COGS dan persediaan akhir.
Data variable costing memudahkan untuk mengestimasi profit dari suatu
produk, pelanggan,dan segmen bisnis lainnya. Dengan absorption costing,
keuntungan dikaburkan oleh alokasi biaya tetap.
Variable costing mengikat dengan metode cost control seperti standar cost
dan anggaran fleksibel.
Laba operasi neto dari variable costing lebih mendekati arus bersih neto
dibandingkan laba operasi neto dari absorption costing. Hal ini penting
bagi perusahaan dengan masalah aruskas potensial.
Absorption costing lebih atraktif bagi beberapa akuntan dan manajer karena
mereka percaya lebih baik menandingkan biaya dengan pendapatan. Pendukung
absorption costing berpendapat bahwa semua biaya manufaktur harus ditugaskan
untuk memproduksi dalammembandingkan biaya produksi per unit dengan
pendapatan ketika mereka terjual. Biaya tetap seperti penyusutan, pajak asuransi,
gaji supervisor, dan sebagainya pada dasarnya untuk menghasilkan produk sama
halnya dengan biaya variabel.
Pendukung variable costing berpendapat bahwa biaya tetap manufaktur bukanlah
biaya bagi masing–masing unit yang diihasilkan. Biaya ini dikeluarkan agar
mencapai kapasitas dalam menghasilkan produk selama periode dan dikeluarkan
walaupun tidak menghasilkan apa –apa selama periode tersebut. Walaupun unit
dihasilkan atau tidak, biaya tetap manufaktur akanmemiliki jumlah yang sama.
Absorption costing lebih umum diterima untuk mempersiapkan laporan keuangan
eksternal dan pengembalian pajak penghasilan. Mungkin dikarenakan biaya dan
masalah yang didapat untuk mempertahankan pembagian sistem biaya yaitu satu
untuk pelaporan eksternal dan satu lagi untuk pelaporan internal, kebanyakan
perusahaan menggunakan absorption costing baik untuk pelaporan eksternal dan
internal.
Impact of Lean Production
Laba operasi neto absorption costing bisa saja tak menentu, kadang–kadang
bergerak dalam arah yang berlawanan dari pergerakan penjualan. Ketika
perusahaan menggunakan metode Lean Production, masalah ini akan berkurang.
Dengan metode Lean Production, barang diproduksi sesuai pesanan dan
tujuannya untuk mengeliminasi persediaan barang jadi sepenuhnya dan
mengurangi persediaan work in process sampai hampir habis. Jika persediaan
sangat sedikit, dan perubahan persediaan sangat kecil, baik variable costing dan
absorption costing akan menunjukkan laba operasi neto yang sama. Dengan
persediaan yang sangat sedikit, laba operasi neto dari absorption costing akan
bergerak ke arah yang sama dengan penjualan. Biaya per unit produksi akan tetap
berbeda antara absorption costing dengan variable costing. Tetapi dengan Lean
Production, perbedaan tersebut akan segera hilang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Garrison, Ray H., et.al. 2015. Managerial Accounting. Second Asia Global
Edition. Mcgraw-Hill Compabies.