You are on page 1of 15

PEDOMAN INTERNAL

PROGRAM IMUNISASI

PUSKESMAS NGAJUM

PEMERINTAH KABUPATEN
MALANG DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS NGAJUM
Jl.A YANI No.18 Kec.Ngajum Kab.Malang 65164Tlp(0341)398100
.Email:puskesmasngajum@gmail.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
izin dan karunia-Nya akhirnya kegiatan penyusunan Pedoman IMUNISASI dapat
diselesaikan dengan baik.

Pedoman ini disusun agar tersedianya acuan pelayanan Imunisasi bagi


petugas Puskesmas Ngajum.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


mendukung pelaksanaan penyusunan Pedoman Imunisasi di Puskesmas ini.
Tentunya buku pedoman ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
pedoman ini.

Ngajum, 2 Januari 2018


PJ Program Imunisasi

Sehani, Amd. Keb


NIP196706251993012001
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Kesehatan sebagai salah satu unsure kesejshteraan umum perlu diwujudkan
sesuai dengan cita cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD
1945 melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban
ganda(double burden)yaitu beben masalah penyakit menular dan penyakit
degenerative .Pemberantasan penyakit menular sangat sulit karena
penyebarannya tidak mengenal batas wilayah administrasi.imunisasi merupakan
salah satu tindakan pencegahan penyebaran penyakit ke Wilayah lain yang
terbukti sangat cost effectif.dengan imunisasi penyakit cacar telah berhasil
dibasmi,dan Indonesia dinyatakan bebes penyakit cacar tahun 1974.
Menurut Undang undang no 36 tahun 2009tentang Kesehatan,Imunisasi
merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang
merupakan salah satu kegiatan prioritas kementrian kesehatan sebagai salah satu
bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Millennium Development
Goals(MDGs)Khususnya untuk menurunkan kematian pada anak.
Kegiatan Imunisasi diselenggarakan sejak tahun 1956.Mulai tahun1977
kegiatan imunisasi diperluas menjadi program pengembangan Imunisasi dalam
rangka pencegahan penyakit yang dapat dicegah dengan
Iminisasi(tuberculosis,Difteri,Pertusis,Campak,Polio,Tetanus serta Hepatitis B)
Beberapa penyakit yang ini menjadi perhatian dunia merupakan komitmen
global yang wajib diikuti semua Negara adalah Eradikasi Polio,Eliminasi Campak-
Rubella dan Eliminasi Tetanus neonatorum.
Seirin dengan kemajuan ilmu pengetahuan tehnologi,penyelenggaraan
imunisasi terus berkembang antara lain dengan pengembagan vaksin
baru(Rotavirus,Japanese Encephalitis,Pneomococcus,Dengue fever dll)Serta
penggabungan beberapa jenis vaksin kombinasi misalnya DPT-HB-HIB.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Turunnya angka kesakitan,kecacatan dan kematian akibat penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi(PD3I)
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya target Universal Child Immunizatin(UCI) yaitu cakupan
imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi diseluruh
desa/kelurahan.
b. Tervalidasinya eliminasi tetanus maternal dan neonatal (insiden dibawah
1 per 1000 kelahiran hidup/tahun.
c. Global eradikasi Polio pada tahun 2018
d. Tercapainya eradikasi Campak pada tahun 2015 dan
pengendalian penyakit rubella tahun 2020.
e. Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta
pengelolaan limbah medis(safety ijectin practice and waste disposal
management

C. Ruang Lingkup Pedoman


Berbagai kebijakan telah ditetapkan untuk meningkatkan cakupan imunisasi
dengan kwalitas yang tinggi
1. Penyelenggarakan imunisasi dilaksanakan oleh perintah,swasta dan
masyarakat,dengan mempertahankan prinsip ketepaduan antara pihak terkait.
2. Mengupayakan pemerataan jangkauan pelayanan imunisasi dengan
melibatkan berbagai sekto terkait.
3. Mengupayakan kwalitas pelayanan yang bermutu.
4. Mengupayakan kesinambungan penyelenggarakan melalui perencanaan
program dan anggaran terpadu
5. Perhatian khusus diberikan untuk wilayah rawan social,rawan
penyakit(KLB)dan daerah daerah sulit secara geografis.

D. Batasan Operasional
1. Bahwa untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
mempertahankan status kesehatan seluruh rakyat diperlukan tindakan
imunisasi sebagai tindakan preventif.

E. Landasan Hukum
1. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang
Pedoman penyelenggaraan Imunisasi dan keputusan Menteri Kesehatan
nomor 1626/Menkes/SK/XII/2005 tentang Pemantauan dan Penanggulangan
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi.
2. Buku Petunjuk Teknis Surveilen Campak.
3. PedomanTehnis Pencatatan dan Pelaporan Program Imunisasi.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 42 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Buku Pedoman Imunisasi Tetanus Neonaturum Pada Wanita Usia Subur

BAB II Standar
Ketenagaan

A. Kualifikasi Sumberdaya Manusia


Untuk terselenggaranya pelayanan imunisasi dan surveilens KIPI,maka setiap
jejaring administrasi dan unit pelayanan dari Tingkat Pusat sampai Tingkat
puskesmas,harus memiliki jumlah dan jenis ketenagaan yang sesuai dengan
standar,yaitu memenuhi persyaratan kewenangan profesi dan mendapat pelatihan
kompetensi..
Jenis dan jumlah ketenagaan minimal yang tersedia di Puskesmas
Kualifikasi Jumlah Kompetensi Umum
D III Kebidanan 1 orang a. Mengelola Vaksin dan
kordinator imunisasi
b. Melakukan pencatatan dan
Pelaporan Program
imunisasi

B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadwalan kegiatan pelayanan Imunisasi diwilayah kerja
Puskesmas dibuat oleh bidan desa dengan kesepakatan dengan pihak terkait.

C. Jadwal Kegiatan dan jenis Imunisasi


Jadwal pelaksanaan kegiatan imunisasi diposyandu dibuat oleh kepala desa
bersama bidan desa.dan jadwal pelayanan imunisasi di Puskesmas dibuat oleh bidan
kordinator bersama kordinator imunisasi dan pihak terkait.
1. Jadwal pemberian imunisasi dasar
a. Umur 0 bulan Hepatitis B0
b. Umur 1 bulan BCG,POLIO 1
c. Umur 2 bulan DPT-HB-HIB 1,Polio 2
d. Umur 3 bulan DPT-HB-HIB 2,Polio 3
e. Umur 4 bulan DPT-HB-HIB 3,Polio 4
f. Umur 9 bulan Campak
g. Umur 18 bulan DPT-HB-HIB lanjutan
h. Umur 24 bulan Campak lanjutan
i. Kelas 1 SD/MI Campak bulan Agustus
DT bulan Nopember
j. Kelas 2 SD/MI Td bulan Nopember
k. Kelas 3 SD/MI Td bulan Nopember
l. Imunisasi lanjutan Usia Subur
Catatan:Sebelum imunisasi,dilakukan skrening status imunisasi T terlebih
Dahulu,terutama pada antenatal

BAB III Standar


Fasilitas

A. Denah Ruangan
Untuk ruang pelayanan imunisasi di Puskesmas dilaksanakan di Ruang KIA dan
penyimpanan Vaksin ditempatkan diruang vaksin rapat koordinasi di lakukan di ruang
pertemuan Puskesmas Ngajum .

B. Standar Fasilitas
Standar sarana/pralatan promosi kesehatan di puskesmas minimalnya adalah sebagai
berikut :
No Jenis Sarana/Peralatan Jumlah
1. Kulkas vaksin standar 1 buah
2. Kulkas vaksin RCW 54 1 buah
3. Cool book standar 5 buah
4. Almari 1 buah
5. Meja Tulis 1 buah
6. Kursi 2 buah
7 Papan tulis 1 buah
8 Feling Kabinet 1 buah

BAB IV
Tata Lakasana Pelayanan

A. Linkup Kegiatan
1. Berdasarkan tempat pelayanan imunisasi dibagi
a. Pelayanan imunisasi di dalam gedung (komponen statis)seperti
puskesmas,puskesmas pembantu,rumah sakit,klinik,bidan praktek,dokter praktek.
b. Pelayanan imunisasi di luar gedung (komponen dinamis)seperti posyandu,di
Sekolah atau kunjungan rumah.
Sasaran program Imunisasi
1. Imunisasi Dasar
a. Bayi umur 0-1 tahun
2. Imunisasi Lanjutan
a. Anak umur 18 bulan – 24 bulan
b. WUS(wanita Usia Subur)
3. Imunisasi Anak Sekolah
a. SD/MI kelas 1
b. SD/MI kelas 2
c. SD/MI kelas 3

B. Metode
Hal-hal yang penting saat pemberian imunisasi
1. Dosis,cara pemberian dan tempat pemberian imunisasi
a. Hepatitis B dosis 0,5 ml Intramuskuler pada paha
b. BCG dosis 0,05 ml Intrakutan pada lengan kanan atas
c. Polio dosis 2 tetes pada mulut
d. DPT-HB-HIB dosis 0,5 ml Intramuskuler paha untuk bayi lengan kanan untuk
Batita
e. Campak dosis 0,5 Sub Kutan pada lengan kiri atas
f. DT dosis 0,5 ml Intramuskuler pada lengan kiri atas
g. Td dosis 0,5 ml Intramuskuler pada Lengan kiri atas
h. TT dosis 0,5 ml Intramuskuler pada lengan kiri atas
2. Interval pemberian
Jarak minimal antar dua pemberian imunisasi yang sama adalah 4(empat) minggu.
3. Tindakan antiseptic
Setiap petugas yang akan melakukan pemberian imunisasi harus mencuci tangan
Dengan sabun terlebih dahulu.
Untuk membersihkan tempat suntikan mengunakan kapas DTT dengan sekali
Usapan pada tempat yang akan disuntik.Tidak dibenarkan menggunakan alcohol
Untuk tindakan antiseptic.
4. Kontra Indikasi
Pada umumnya tidak ada kontra indikasi imunisasi untuk individu sehat kecuali
Untuk kelompok resiko.pada setiap sediaan vaksin selalu terdapat petunjuk dari
Produsen yang mencantumkan indikasi kontra serta perhatian khusus terhadap
Vaksin.

C. Langkah Kegiatan
1. Perencanaan
Perencanaan meupakan kegiatan yang sangat penting sehingga harus dilakukan
Secara benar oleh petugas yang professional.
Perencanaan imunsasi wajib meliputi:
a. Penentuan sasaran
1) Sasaran imunisasi rutin
a) Bayi pada imunisasi dasar
Jumlah bayi baru lahir dihitung/ditentukan berdasarkan angka yang
dikeluarkan Oleh badan statistic (BPS) atau sumber resmi lain.dapat juga
dihitung dengan Rumus BAYI = CBR x Jumlah Penduduk. Jumlah bayi
yang bertahan hidup (surviving infant) dihitung ditentukan berdasarkan
jumlah bayi baru lahir dikurangi dengan jumlah kematian bayi yang didapat
dari Infant Mortality Rate (IMR) dikalikan dengan jumlah bayi yang baru
lahir. Sasaran ini digunakan untuk menghitung imunisasi yang diberikan
pada Bayi umur 2 – 11 bulan.
SURVIVING INFANT (SI) = JUMLAH BAYI – (IMR X JUMLAH BAYI)
b) Anak sekolah Dasar pada imunisasi lanjutan.
Jumlah sasaran anak sekolah didapatkan dari data yang dikeluarkan
oleh Kementerian Pendidikan atau Kementerian Agama (siswa MI)atau
pendataan langsung dari sekolah.
c) Wanita Usia Subur(WUS) pada imunisasi lanjutan
Batasan wanita usia subur/WUS adalah umur 15 – 49 tahun.
Jumlah sasaran dihitung dengan rumus 21,9% dikalikan jumlah penduduk
WUS = 21,9% X JUMLAH PENDUDUK

BABV
Logistik

Sumber pembiayaan untuk imunisasi dapat berasal dari pemerintah atau


donor.pembiayaan dari pemerintah Pusat APBN,dari Propinsi APBN(dekon)dan dari daerah
APBD dan APBD Kabupaten berupa DAU(dana alokasi umum) dan DAK(dana alokasi
Khusus)
BAB VI
Keselamatan Sasaran Kegiatan / Program

Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan IMUNISASI di Puskesmas


Ngajum perlu di perhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan, misalnya :
KIPI(kejadian ikutan pasca imunisasi)
BAB VII
Keselamatan Kerja

Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan IMUNISASI di Puskesmas


Ngajum perlu di perhatikan keselamatan kerja petugas dan lintas sector terkait dengan
melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan, misalnya : ketusuk jarum saat melakukan imunisasi,
BAB VIII
Pengendalian Mutu

Kinerja pelaksanaan pelayanan IMUNISASI di Puskesmas di monitor dan di


evaluasi dengan menggunakan indicator sebagai berikut
1. Cakupan Desa UCI 100%
2. Cakupan Imunisasi Dasar lengkap 95%
3. Cakupan TT WUS 85 %
4. Imunisasi Lanjutan 90 %
5. BIAS Campak/DT/Td 98%
6. Permasalahan di bahas pada pertemuan Lokakarya mini di Puskesmas.

BAB IX
Penutup

Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi pengelola petugas IMUNISASI di


Puskesmas dan Lintas sector, terkait dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
Imunisasi di Puskesmas.Untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan pedoman pelayana
Imunisasi di Puskesmas ini, hendaknya penanggung jawab program dapat menjabarkanya
dalam setandar operasional prosedur yang berisi langkah – langkah dalam ksetiap kegiatan
sesuai kondisi Puskesmas.
Dengan pedoman ini di harapkan semua kegiatan IMUNISASI di Puskesmas dan
seluruhn jaringanya dapat dilaksanakan sesuai setandar operasional prosedur, sehingga
semua masyarakat mendapatkan pelayanan yang berkualitas.
Pedoman ini adalah pedomaan hidup yang akan terus berkembang sesuai dengan
perkembangan IPTEK, dan juga terbuka terhadap saran – saran untuk perbaikan dan
penyempurnaan.
Akhirnya semoga pedoman ini bermanfaat secara maksimal, dengan tidak
mengurangi kesempatan untuk berkonsultasi.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat SEPIM-KESMA,Direktorat jjendral PP dan PL,Departemen Kesehatan R.I. 2009.


Pedoman Teknis Pencatatan dan Pelaporan Program Imunisasi. Jakarta : Departemen
Kesehatan R.I.
Departemen Kesehatan R.I. 2013. Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Malang : Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang.
Departemen Kesehatan R.I. 2005. Pedoman Pemantauan dan Penanggulangan Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi. Malang: Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.

A. PERMASALAHAN IMUNISASI
Keberhasilan program Imunsasi di Puskesmas dibutuhkan data sasaran yang
Riil.Seringnya sasaran yang berpindah - pindah tempat akhirnyan mempengaruhi
Hasil cakupan imunsasi dan mempengaruhi keberhasilan imunisasi.maka
dari
Perlu kerja dengan lintas terkait terutama kader sebagai ujung pelayanan
paling
Bawah untuk mendukung keberhasilan program-program yang ada di Puskesmas.

You might also like