You are on page 1of 9

REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah Kependidikan

Volume 11 Nomor 2 Juni 2021


ISSN: 2087-9385 (print) dan 2528-696X (online)
http://jurnal.umk.ac.id/index.php/RE

DAMPAK BULLYING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ANAK

Nabilla Suci Darma Jelita1, Iin Purnamasari2, dan Moh. Aniq Khairul Basyar3
1,2,3
Universitas PGRI Semarang, Indonesia
Email: @nabillasucidarma@gmail.com

Info Artikel Abstract


The purpose of this study was to analyze the impact of bullying on children's self-
Sejarah Artikel: confidence at SD Negeri Kedungmundu Semarang.
Diserahkan 6 November 2020 The research method used is a qualitative method approach with case studies. Data
Direvisi 18 November 2020 collection techniques used are interviews with perpetrators and victims of bullying,
Direvisi 3 Mei 2021 teachers and school principals. Observations were made to determine the impact of
Disetujui 24 Mei 2021 bullying behavior on children's confidence and to provide questionnaires to perpetrators
and victims of bullying. Sources of research data are principals, teachers, and students
involved in bullying cases, namely the perpetrators of bullying and victims of bullying.
Keywords: Techniques for the validity of the data in the research are technique triangulation and
bullying, source analysis. Data analysis techniques used are data collection, data reduction, data
school, display, conclusion/verification. The study was conducted on March 11, 2020 in the fourth
self confidence grade of SD Negeri Kedungmundu Semarang.
The results showed that the forms of bullying found in SD Negeri Kedungmundu Semarang
were verbal bullying in the form of mocking, insulting physical deficiencies, calling
parents' names. Non-verbal bullying in the form of kicking, hitting, pulling the veil, and
fighting. Relational bullying in the form of exclusion and neglect. The impact of bullying
behavior on self-confidence is that there are victims of bullying who experience a decrease
in their level of confidence, but there are also victims of bullying who experience increased
self-confidence because the bullying behavior becomes a motivation.

Abstrak
Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis dampak bullying terhadap kepercayaan diri anak di
SD Negeri Kedungmundu Semarang.
Metode penelitian yang digunakan yakni pendekatan metode kualitatif dengan studi kasus.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara kepada pelaku dan korban
bullying, guru dan kepala sekolah. Observasi dilakukan untuk mengetahui dampak perilaku
bullying terhadap kepercayaan diri anak dan pemberian angket kepada pelaku dan korban
bullying. Sumber data penelitian yaitu kepala sekolah, guru, dan peserta didik yang terlibat
dalam kasus bullying yaitu pelaku bullying dan korban bullying. Teknik keabsahan data
pada penelitian yakni triangulasi teknik dan teiangulasi sumber. Teknik analisis data yang
digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data, kesimpulan/verifikasi.
Penelitian dilaksanakan pada 11 Maret 2020 di kelas IV SD Negeri Kedungmundu
Semarang.
Hasil penelitian menunjukkan bentuk-bentuk bullying yang terdapat di SD Negeri
Kedungmundu Semarang yaitu bullying verbal berupa mengejek, menghina kekurangan
fisik, memanggil nama orang tua. Bullying non verbal berupa menendang, memukul,
menarik kerudung, dan berkelahi. Bullying relasional berupa pengucilan dan pengabaian.
Dampak yang ditimbulkan dari perilaku bullying terhadap kepercayaan diri yakni terdapat
korban bullying yang mengalami penurunan tingkat kepercayaan diri namun terdapat pula
korban bullying yang mengalami peningkatan kepercayaan diri karena perilaku bullying
tersebut menjadi motivasi.

@2021 Universitas Muria Kudus


Nabilla Suci Darma Jelita, Iin Purnamasari, dan Mohammad Aniq Khairul Basyar
ANALISIS DAMPAK BULLYING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI ..
REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah Kependidikan, Volume 11, Nomor 2, Juni 2021, hlm. 232-240

PENDAHULUAN mental, atau seksual yang mana itu semua


Anak adalah seseorang yang belum diindikasikan dengan kerugian dan ancaman
berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak
yang masih dalam kandungan. Anak (Suyanto 2013). Riset Hillis, Mercy, Amobi and
membutuhkan perlindungan yang berbeda dari Kress (2016) menyebut bahwa rata-rata 50% atau
orang dewasa. Hal ini didasarkan pada alasan diperkirakan lebih dari 1 milyar anak-anak di
fisik dan mental anak-anak yang belum dewasa dunia berusia 2-17 tahun mengalami kekerasan
dan matang. Anak perlu mendapat perlindungan fisik seksual, emosional, dan penelantaran di
hukum dari siapapun, baik dari pemerintah, kawasan afrika, asia, dan amerika utara
keluarga, masyarakat, dan sekolah. mengalami kekerasan dalam satu tahun terakhir.
Perlindungan anak dari pihak pemerintah Menurut laporan UNICEF (2015)
seperti adanya undang-undang tentang disebutkan bahwa kekerasan terhadap anak
perlindungan anak dan kekerasan pada anak. terjadi secara luas di Indonesia; 40% anak
Perlindungan anak dari pihak keluarga berusia 13-15 tahun melaporkan pernah diserang
contohnya dengan memberikan kasih sayang secara fisik setidaknya satu kali dalam setahun,
orang tua kepada anak, menghindari tindak 26% melaporkan pernah mendapat hukuman
kekerasan pada anak. Perlindungan anak dari fisik dari orang tua atau pengasuh di rumah, dan
pihak masyarakat contohnya masyarakat ikut 50% anak melaporkan di-bully di sekolah.
berpartisipasi dalam menegakkan peraturan Sedangkan berdasarkan data dari KPAI (Komisi
perlindungan anak, tidak melakukan kekerasan Perlindungan Anak Indonesia) mengenai
pada anak. Sedangkan, perlindungan anak dari rekapitulasi jumlah kasus pengaduan anak
pihak sekolah contohnya dengan memastikan berdasarkan klaster perlindungan anak tahun
tidak adanya kekerasan antara siswa maupun 2011-2018; anak berhadapan hukum (10.186),
kekerasan yang dilakukan guru kepada siswa, keluarga dan pengasuhan alternatif (5.618),
adanya penanganan yang baik ketika adanya pendidikan (3.184), pornografi dan cyber and
perilaku kekerasan di lingkungan sekolah. crime (2.845), trafficking dan eksploitasi (1.956),
Sekolah sebagai tempat bergaul dengan agama dan budaya (1.394), sosial dan anak
teman sebaya, belajar menghargai kepada teman dalam situasi darurat (1.39), hak sipil dan
sebaya, teman lebih kecil maupun para guru dan partisipasi (733), kasus perlindungan anak
utamanya adalah tempat untuk menimba ilmu lainnya (599).
dan tempat berlangsungnya pendidikan. Berbagai gambaran kasus seperti
Pendidikan merupakan sarana terpenting dalam pelecehan seksual yang terjadi di sekolah, kasus
pengembangan potensi agar pendidikan pembunuhan akibat tawuran antar pelajar di
berinteraksi dengan lingkungan secara kreatif berbagai kota besar, pembunuhan oleh anak
bagi anak, pendidikan bertujuan menghasilkan kelas satu sekolah dasar terhadap salah satu
manusia berbudi pekerti luhur dan berakhlak teman yang disebabkan karena korban mencuri
mulia. Pendidikan juga diarahkan sebagai uang Rp. 1.000,00 (Purnamasari 2017).
pemberdayaan yang cepat di berbagai bidang dan Saptandary (Novalia 2016) menyebut bahwa
berbagai alternatif (Purnamasari 2017). peristiwa school bullying ini tentunya memiliki
Anak dalam proses pendidikan sebagai dampak pada korban bullying seperti kurangnya
hakikat yang diproses (peserta didik), dengan motivasi atau harga diri, mengalami problem
program dan fasilitas pemrosesan (fasilitas kesehatan mental, mengalami mimpi buruk,
belajar). Hubungan multiple processing antara memiliki rasa ketakutan dan tidak jarang tindak
anak dan pemroses (pendidik), bentuk layanan kekerasan pada anak berujung pada kematian
proses belajar dan faktor-faktor aktivitas dalam pada korban. Dampak lain dialami korban
belajar harus melibatkan lingkungan yang bullying yaitu mengalami berbagai macam
kondusif dan mendukung perkembangan anak gangguan yang meliputi kesejahteraan psikologis
(Purnamasari 2017). Maka dari itu sangat yang rendah (low psychological well-being)
diperlukan perlindungan anak di dalam dunia misalnya saja kepercayaan diri yang kurang pada
pendidikan yang baik dari pihak sekolah. siswa yang mengalami bullying.
Pada kenyataannya banyak anak yang Berdasarkan studi pendahuluan kepada
masih belum mendapatkan perlindungan guru dan peserta didik pada tanggal 11 Maret
terutama di sekolah. Masih banyak ditemukan 2020 di SD Negeri Kedungmundu Semarang
kekerasan pada anak yang terjadi di sekolah. mendapati ada peserta didik yang menjadi
Secara teoretis, kekerasan terhadap anak dapat korban bullying. Perilaku bullying tersebut
didefinisikan sebagai peristiwa pelukaan fisik, berupa bullying verbal, non verbal dan bullying

233
Nabilla Suci Darma Jelita, Iin Purnamasari, dan Mohammad Aniq Khairul Basyar
ANALISIS DAMPAK BULLYING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI ..
REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah Kependidikan, Volume 11, Nomor 2, Juni 2021, hlm. 232-240

relasional. Kurangnya pemahaman peserta didik dan dijadikan dasar analisis atau kesimpulan.
tentang dampak perilaku bullying serta faktor Data dalam penelitian yaitu dampak bullying
dalam diri siswa menyebabkan maraknya terhadap kepercayaan diri anak di SD
perilaku bullying yang ada. Ditambah lagi Kedungmundu Semarang.
dengan kurangnya perhatian guru tentang Sumber data primer yang digunakan
bullying yang terjadi di lingkungan sekolah dalam penelitian yaitu data tentang segala
seperti masih menganggap bahwa bullying hanya sesuatu mengenai dampak bullying terhadap
guyonan dan hanya kenakalan anak pada kepercayaan diri oleh pelaku dan korban bullying
umumnya. Peran guru seharusnya dapat di kelas IV SD Negeri Kedungmundu Semarang
memberikan pemahaman pada anak tentang yang berjumlah lima orang. Data sekunder
perilaku bullying secara mendetail dan diperoleh dari dokumen dan wawancara guru
mendalam, agar meminimalisir perilaku bullying. kelas dan Kepala SD Negeri Kedungmundu
Temuan data awal ini senada dengan Riset Putri, Semarang.
Ismaya, dan Fardani (2021) yang menemukan Dikarenakan pandemi covid-19, observasi
bahwa bentuk dan faktor verbal bullying yang dilakukan di kelas dengan hanya mengundang
terjadi ada dua macam yaitu bentuk verbal lima anak yaitu dua anak pelaku bullying, tiga
bullying berdasarkan nama panggilan dan bentuk anak korban bullying secara bergantian dengan
verbal bullying berdasarkan fisik. Korban verbal menerapkan protokol kesehatan. Wawancara
bullying menjadi kurang percaya diri terhadap terstruktur digunakan sebagai teknik
dirinya hal ini dibuktikan dengan korban yang pengumpulan data. Wawancara melibatkan guru,
menjadi pendiam dan minder terhadap dirinya kepala sekolah dan siswa yang mengalami kasus
sendiri saat sedang bermain bersama. Lebih bullying dan pelaku bullying SD Negeri
lanjut Purbasari (2014) menyebut bahwa bullying Kedungmundu Semarang.
sesama peserta didik memiliki karakteristik Dokumentasi digunakan pada saat
berbeda dari kekerasan orang dewasa. Kekerasan wawancara, pengisian angket atau kuesioner.
yang dilakukan oleh orang dewasa biasanya Peneliti menggunakan jenis angket tertutup, yaitu
dilakukan oleh pelaku tunggal sedangkan peneliti hanya memberikan empat pilihan
kekerasan yang dilakukan sesama peserta didik jawaban selalu, sering, kadang-kadang, tidak
berlangsung secara kelompok atau istilah pernah. Angket pada penelitian ini dibagi
tersebut biasanya disebut School Bullying. menjadi tiga yaitu angket bullying, angket
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dan dampak bullying dan angket kepercayaan diri.
hasil penelitian terdahulu maka tujuan penelitian Angket pertama, angket bullying
ini yaitu menganalisis dampak bullying terhadap diberikan kepada siswa untuk mengetahui siswa
kepercayaan diri anak di SD Negeri yang terlibat dalam kasus bullying, entah itu
Kedungmundu Semarang. korban, pelaku, atau pun orang yang membantu
perilaku bullying. Angket kedua, angket dampak
METODE PENELITIAN bullying untuk mengetahui apa saja dampak yang
Penelitian ini menggunakan pendekatan dirasakan korban bullying, angket kepercayaan
metode kualitatif dengan desain studi kasus, diri pada korban bullying, untuk mengetahui
karena sesuai dengan sifat dan tujuan peneliti tingkat kepercayaan diri anak.
yang ingin memperoleh bukan menguji hipotesis
tetapi berusaha mendapat gambaran yang nyata HASIL DAN PEMBAHASAN
mengenai analisis dampak bullying terhadap Bentuk-bentuk Bullying
kepercayaan diri anak di SD Negeri Bentuk-bentuk bullying yang terjadi di
Kedungmundu Semarang. SD Negeri Kedungmundu Semarang diketahui
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri dari hasil wawancara berikut.
Kedungmundu Semarang karena sebagaimana Bullying itu terjadi di setiap jenjang
hasil studi pendahuluan sekolah tersebut pada kelas dari mulai kelas I sampai kelas VI
tanggal 11 Maret 2020. Penelitian melibatkan hanya saja kasusnya berbeda ada yang
peserta didik SD Negeri Kedungmundu ringan sampai yang berat, tetapi yang parah
Semarang sebagai informan penelitian, guru memang di kelas IV sekarang ini. Bentuk-
sebagai pengajar atau wali kelas dan kepala bentuk bullying-nya sendiri itu bullying
sekolah sebagai pimpinan di SD Negeri verbal dan bullying non verbal. Bullying
Kedungmundu Semarang. verbal seperti mencemooh, mengejek nama
Data penelitian yaitu keterangan yang orang tua, memanggil dengan sebutan yang
didapat ketika melakukan penelitian di lapangan tidak pantas, sampai menghina fisik

234
Nabilla Suci Darma Jelita, Iin Purnamasari, dan Mohammad Aniq Khairul Basyar
ANALISIS DAMPAK BULLYING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI ..
REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah Kependidikan, Volume 11, Nomor 2, Juni 2021, hlm. 232-240

contohnya memanggil temannya dengan dijauhi oleh teman satu kelas. LA sering
sebutan “hitam”, sedangkan untuk bullying dipanggil dengan sebutan “cungkring”.
fisik seperti memukul, menendang, Hasil penelitian tersebut senada dengan
mencubit, melempar telur atau tepung pada pendapat Sejiwa (Yuliani 2017) bahwa ada
anak yang sedang ulang tahun (Wawancara beberapa jenis dan wujud bullying, tapi secara
dengan Kepala Sekolah tanggal 10 umum praktik-praktik bullying dapat
September 2020). dikelompokkan ke tiga kategori : bullying fisik,
bullying verbal, dan bullying mental/psikologis.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bentuk bullying fisik yaitu : memukul, mencubit,
Kepala SD Negeri Kedungmundu Semarang mendorong, menarik, menampar. Bullying verbal
diketahui bahwa bentuk-bentuk bullying yang yaitu memaki, menghina, meneriaki, menuduh,
terjadi yaitu bullying verbal seperti mencemooh, menyoraki, menggosip, memfitnah. Bullying
mengejek nama orang tua, memanggil dengan psikologis yaitu mendiamkan, memelototi, dan
sebutan yang tidak pantas, sampai menghina mempermalukan.
fisik contohnya memanggil temannya dengan
sebutan “hitam”. Sedangkan untuk bullying non Dampak Bullying
verbal nya seperti memukul, menendang, Berbagai bentuk bullying yang terjadi di
mencubit. Bentuk-bentuk bullying yang terjadi di SD Negeri Kedungmundu Semarang tentunya
SD Negeri Kedungmundu dipertegas dengan memiliki dampak bagi korban. Kepala SD
hasil wawancara kepada Guru Kelas IV sebagai Negeri Kedungmundu menjelaskan bahwa
berikut Dampak dari masing-masing bentuk
Bentuk-bentuk bullying yang terjadi bullying yakni untuk bullying verbal yaitu
adalah mengejek “pampers” dilakukan oleh anak merasa minder, kurangnya rasa
MSO dan RRD terhadap I, hal itu percaya diri, anak menjadi murung, lebih
dikarenakan I masih menggunakan diapers suka menyendiri, sedangkan untuk bullying
sampai kelas 2, MSO dan RRD juga non verbal memiliki dampak yaitu anak
melakukan ejekan kepada LA dipanggil sulit berkonsentrasi ketika belajar, prestasi
dengan sebutan “cungkring”. Kalau belajar menurun, merasa takut untuk masuk
kekerasan seperti dicubit, dipukul, dan sekolah anak merasa kesakitan, bahkan ada
sering menyobeki buku si korban dilakukan yang sampai berdarah karena perilaku
oleh MSO terhadap RA dan I hal ini terjadi kekerasan fisik yang disengaja maupun
karena RA dan I dianggap lebih lemah. tidak disengaja oleh temannya (Wawancara
Adapula bullying berupa pengucilan yang dengan Kepala Sekolah tanggal 10
dilakukan teman-teman hampir satu kelas September 2020).
terhadap I dan RA, karena I dan RA jarang
bergaul dengan teman-temannya dan karena Berdasarkan hasil wawancara diatas
I masih menggunakan diapers sampai kelas diketahui bahwa dampak dari masing-masing
2, jadi kalau membentuk kelompok diskusi bentuk bullying yaitu bullying verbal
tidak mau dengan I, maka kalau mengakibatkan anak merasa minder, kurangnya
membentuk kelompok saya pilihkan rasa percaya diri, anak menjadi murung, lebih
anggota kelompoknya (Wawancara dengan suka menyendiri. Bullying non verbal
Guru Kelas IV tanggal 10 September 2020). mengakibatkan anak sulit berkonsentrasi ketika
belajar, prestasi belajar menurun, merasa takut
Berdasarkan hasil wawancara dengan untuk masuk sekolah anak merasa kesakitan,
Guru Kelas diketahui bahwa terdapat tiga bentuk bahkan sampai berdarah karena perilaku
bullying yaitu bullying verbal, bullying fisik, dan kekerasan fisik yang disengaja maupun tidak
bullying berupa pengucilan atau relasional. Lebih disengaja oleh temannya. Bullying memiliki
lanjut berdasarkan hasil angket ditemukan bahwa dampak yang sangat nyata dari segi psikologis
terdapat tiga bentuk bullying yaitu bullying maupun fisik dari korban.
verbal, bullying non verbal dan bullying Hasil wawancara dengan Guru Kelas IV
relasional. I sering diejek “pampers”, dipukul, menegaskan bahwa dampak dari bullying yang
dicubit, kerudung ditarik dan dijauhi oleh teman- terjadi sebagai berikut
teman satu kelasnya. RA mengalami bullying Dari I karena dia sering diejek, pernah
seperti dipanggil nama orang tua, dipanggil tidak dipukul atau dicubiti dan dikucilkan di
sesuai namanya, dipukul, dirobek bukunya dan kelas jadi dia sering menyendiri, murung
dia tidak terlalu aktif di kelas dan pernah

235
Nabilla Suci Darma Jelita, Iin Purnamasari, dan Mohammad Aniq Khairul Basyar
ANALISIS DAMPAK BULLYING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI ..
REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah Kependidikan, Volume 11, Nomor 2, Juni 2021, hlm. 232-240

tidak mau sekolah. Kalau RA dia sering pergaulan, prestasi akademik yang menurun
diejek orang tua, kerudungnya ditarik, karena mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi
bukunya sering dirobeki dan dijauhi teman- dalam belajar, bahkan berkeinginan untuk bunuh
teman satu kelas jadi dia sering murung, diri daripada harus menghadapi tekanan-tekanan
pernah nangis juga ketika di kelas dan berupa hinaan dan hukuman.
nilainya dia waktu itu juga menurun Mba,
dia terlihat banyak pikiran dan stress. Nah Dampak Bullying terhadap Kepercayaan Diri
kalau LA ini malah kebalikannya mereka Anak
berdua, LA kalau diejeki berani bales Mba, Dampak bullying yang telah dijelaskan
terus dia juga aktif di kelas dan waktu yakni dampak bullying secara umum, sedangkan
ulangan nilainya juga bagus-bagus bullying juga memiliki dampak pada
(Wawancara dengan Guru Kelas IV tanggal kepercayaan diri anak sebagaimana kutipan
10 September 2020). wawancara berikut.
Anak yang menjadi korban bullying
Berdasarkan hasil wawancara diatas yaitu I dan RA memeliki kepercayaan diri
diketahui bahwa dampak bullying yang terjadi yang rendah, ketika disuruh maju di depan
pada masing-masing anak berbeda, bullying yang kelas mereka sering tidak mau, dan kurang
terjadi pada I mengakibatkan I minder, tidak aktif dalam berdiskusi di kelas, pernah
terlalu aktif di kelas, pernah tidak mau sekolah, sesekali I berani maju namun jawabannya
menyendiri dan murung. Bullying yang terjadi salah dan ditertawakan oleh teman-
pada RA mengakibatkan RA merasa murung, temannya, sehingga I enggan untuk maju di
sering nangis di kelas, nilainya menurun, terlihat depan kelas lagi. Sedangkan LA memiliki
banyak pikiran dan stress. Sedangkan bullying kepercayaan diri yang lebih baik dibanding I
yang terjadi pada LA membuatnya termotivasi dan RA, LA cukup aktif dalam berdiskusi di
agar dia menjadi siswa yang lebih baik, terlihat kelas dan berani untuk maju (Wawancara
dengan dia aktif di kelas dan tidak terjadi dengan Guru Kelas IV tanggal 10 September
penurunan nilai akademik. 2020).
Hasil angket yang dibagikan kepada
korban bullying menunjukkan bullying verbal Berdasarkan hasil wawancara dengan wali
yang terjadi pada I menyebabkan I merasa tidak kelas, korban bullying yaitu I dan RA memiliki
nyaman di sekolah, prestasi menurun, bullying kepercayaan diri yang rendah hal ini dapat dilihat
non verbal yang terjadi pada I membuat ia tidak ketika I dan RA sering tidak mau maju ketika
mau berangkat sekolah, kesakitan tubuh, dan ditunjuk, kurang aktif dalam diskusi di kelas,
sulit berkonsentrasi, bullying relasional anaknya pemalu dan tidak mudah bergaul dengan
mengakibatkan ia merasa tidak ada yang teman. Sedangkan korban bullying LA
menolong, suka menyendiri. Sedangkan pada RA menjadikan bullying motivasi dan dia menjadi
bullying verbal mengakibatkan ia kurang percaya pribadi yang percaya diri dan mudah bergaul
diri, bullying non verbal mengakibatkan ia sulit dengan teman-temannya di kelas.
berkonsentrasi, kesakitan tubuh, bullying Tingkat kepercayaan diri korban bullying
relasional mengakibatkan ia tidak mau bermain juga ditunjukkan dengan hasil pembagian angket
dengan teman-teman, dan merasa tidak ada yang sebagai berikut.
menolong. Sementara itu LA mengalami bullying
verbal, menjadikan ejekan tersebut motivasi agar
menjadi lebih baik dari teman-temannya hal ini
terlihat dari prestasi di seklah yang jarang
menurun.
Hasil penelitian mengenai dampak
bullying ini senada dengan pendapat Wiyani
(2012) bahwa dampak bullying adalah
mengalami berbagai macam gangguan yang
meliputi kesejahteraan psikologis yang rendah
(low psychological well-being) di mana korban
akan merasa tidak nyaman, takut, rendah diri,
serta tidak berharga penyesuaian sosial yang Gambar 1. Skor Tingkat Kepercayaan Diri
buruk di mana koran merasa takut ke sekolah Korban Bullying
bahkan tidak mau sekolah, menarik diri dari

236
Nabilla Suci Darma Jelita, Iin Purnamasari, dan Mohammad Aniq Khairul Basyar
ANALISIS DAMPAK BULLYING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI ..
REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah Kependidikan, Volume 11, Nomor 2, Juni 2021, hlm. 232-240

Berdasarkan gambar 1 diketahui bahwa Berdasarkan hasil wawancara diatas


tingkat kepercayaan diri korban bullying dengan diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi
menggunkan pedoman skor butir positif dan butir pelaku bullying adalah mayoritas dari faktor
negatif dengan hasil LA mempunyai skor lingkungan. Lingkungan terdekat bisa dari
kepercayaan diri 64 yang dikategorikan percaya keluarga karena apa yang mereka lihat anak-anak
diri yang tinggi, I mempunyai skor 38 yang akan meniru dan masyarakat di sekitar SD
dikategorikan percaya diri yang rendah, Negeri Kedungmundu Semarang yakni
sedangkan Rahmdani mempunyai skor 40 yang masyarakat plural dari berbagai macam
dikategorikan percaya diri yang rendah. kalangan. Mayoritas merupakan pedagang jadi
Hasil penelitian mengenai dampak segala ucapan dan tingkah laku akan ditiru oleh
bullying terhadap kepercayaan diri siswa senada anak, dan memungkinkan juga dari sosial media
dengan riset Rahayu (2015); pendapat Rigby dan tayangan televisi, anak akan meniru karakter
(Astuti 2008); pendapat Sejiwa (Yuliani 2017); dari tayangan tersebut contohnya membuat gank
serta penelitian Luckyta, Sutisnawati, dan atau kelompok yang paling kuat, lalu adegan
Uswatun (2021). Rigby (Astuti 2008) menyebut perkelahian dan adegan negatif lainnya.
bahwa akibat bullying pada diri korban timbul Hasil wawancara dengan Guru Kelas
perasaan tertekan oleh karena pelaku menguasai menegaskan adanya faktor-faktor yang
korban, kondisi ini menyebabkan dirinya menyebabkan bullying sebagai berikut
kepercayaan diri (self-esteem) yang merosot. Faktor yang melatarbelakangi pelaku
Namun, apabila korban bullying di sekolah melakukan tindakan bullying adalah kalau
didampingi dengan baik, maka dampak bullying MSO karena faktor psikologis dia yang
yang dialami akan menjadi dampak yang positif memang sangat aktif, jadi hampir semua anak
bagi korban. Korban akan menjadi pribadi yang di kelas pernah diganggu oleh MSO tetapi
baik dan dapat menerima dirinya sehingga rasa memang yang paling sering dengan intesitas
percaya diri lebih meningkat. Pernyataan tersebut hampir setiap hari ya I, LA dan RA, selain
sesuai dengan pernyataan Sejiwa (Yuliani 2017) faktor psikologis, faktor yang lainnya yaitu
bahwa patut diingat bullying tidak bisa dihadapi karena MSO keluarga broken home dan dia
dengan bullying. Jika anak kita dipukul anak hanya tinggal bersama dengan neneknya jadi
lain, janganlah ajari ia memukul balik, karena kurang perhatian orang tua dan neneknya
yang terjadi nantinya hanyalah perkelahian. Kita MSO pernah dipanggil ke sekolah tetapi
bisa mengajak anak kita belajar ilmu bela diri beliau bersikap membela MSO dan mengelak
karena paling tidak anak diajari namun cara-cara jika cucunya mengganggu teman yang lain.
mengindari kekerasan. Kalau faktor yang melatarbelakangi RRD
yakni faktor keluarga, sebab RRD kurang
Faktor Penyebab Perilaku Bullying perhatian dari kedua orang tuanya
Ada banyak faktor yang menyebabkan dikarenakan kedua orang tuanya sibuk
bullying terjadi. Hasil wawancara dengan Kepala bekerja (Wawancara 10 September 2020).
Sekolah mengungkap bahwa
Faktor yang mempengaruhi pelaku Berdasarkan hasil wawancara diatas
bullying adalah mayoritas dari faktor diketahui bahwa faktor penyebab pelaku
lingkungan, lingkungan terdekat bisa dari melakukan bullying MSO itu memang dari segi
keluarga karena apa yang mereka lihat anak- psikologis, dia sering sekali marah-marah,
anak akan meniru dan masyarakat disini menjahili temannya dan sangat aktif di kelas,
adalah masyarakat plural dari berbagai bahkan guru-guru pun menjadi korban, selain itu
macam kalangan, mayoritas adalah dia juga tinggal hanya bersama neneknya, jadi
pedagang jadi segala ucapan dan tingkah seperti kurang perhatian dan ketika neneknya
laku akan ditiru oleh anak, dan dipanggil ke sekolah malah membela si MSO
memungkinkan juga dari sosial media dan dan menyangkal kalau MSO itu menjahili
tayangan televisi, anak akan meniru karakter temannya. Kalau RRD dia memang kurang
dari tayangan tersebut contohnya membuat perhatian dari orang tuanya karena orang tuanya
gank atau kelompok yang paling kuat, lalu sibuk bekerja. Sedangkan, dari segi korban I dan
adegan perkelahian dan adegan negatif RA jarang bergaul dengan temannya, dan RA
lainnya (Wawancara dengan Kepala Sekolah memang anaknya cenderung lambat, LA
tanggal 10 September 2020) memang dari segi fisiknya cenderung kurus jadi
diejek “cungkring”.
Hal tersebut sesuai dengan karakteristik

237
Nabilla Suci Darma Jelita, Iin Purnamasari, dan Mohammad Aniq Khairul Basyar
ANALISIS DAMPAK BULLYING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI ..
REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah Kependidikan, Volume 11, Nomor 2, Juni 2021, hlm. 232-240

korban bullying yakni ukuran badan yang lebih bagaimana kita saat pubertas, tentang mimpi
kecil dari teman sebaya, tidak mempunyai teman, basah, bagian-bagian tubuh yang boleh dan
siswa yang tidak berdaya atau dianggap lemah, tidak boleh disentuh orang lain. Peserta didik
siswa yang selalu menuruti pelaku bullying, perempuan maupun laki-laki juga diberi
siswa yang memiliki kekurangan fisik, siswa arahan bagaimana kita bersikap di rumah,
yang bereaksi pada perilaku bullying yang seperti tidak boleh tidur dengan saudara
dilakukan teman-temannya. Menurut Rigby lawan jenis jika sudah mengalami pubertas.
(Astuti 2008) dijelaskan bahwa bullying yang Lalu ada pula apel PPK setiap hari Selasa dan
banyak dilakukan di sekolah umumnya Kamis, pada apel tersebut kita awali dengan
mempunyai karakteristik yang terintegrasi doa bersama untuk yang beragama kristen
sebagai berikut, (1) Ada perilaku agresi yang dan katolik berdoa di kelas dengan
menyenangkan pelaku untuk menyakiti pendampingan guru agama kristen/katolik,
korbannya. (2) Tindakan itu dilakukan secara sedangkan untuk peserta didik yang
tidak seimbang sehingga menimbulkan perasaan beragama islam membaca asmaul husna, di
tertekan korban. apel PPK itu kita juga adakan pembiasaan
menghormati (Wawancara 10 September
Penyelesaian Bullying Di SD Negeri 2020).
Kedungmundu Semarang
Perlu adanya penanganan bagi masing- Berdasarkan hasil wawancara Kepala SD
masing bentuk kasus bullying sebagaimana Negeri Kedungmundu Semarang, penyelesaian
kutipan wawancara berikut. dari masing-masing bentuk bullying yaitu kasus
Penanganan kasus verbal bullying dengan verbal bullying dengan cara selalu mengingatkan
cara selalu mengingatkan guru-guru agar guru-guru agar tidak memanggil peserta didik
tidak memanggil peserta didik dengan dengan kekurangan fisiknya contoh memanggil
kekurangan fisiknya contoh memanggil siswa siswa dengan sebutan “keriting”, karena anak-
dengan sebutan “keriting”, karena anak-anak anak akan meniru perilaku guru tersebut, lalu
akan meniru perilaku guru tersebut, lalu anak-anak diceritakan cerita yang mengandung
anak-anak diceritakan cerita yang amanat untuk selalu menghormati yang tua dan
mengandung amanat untuk selalu menyayangi yang muda, lalu jika verbal bullying
menghormati yang tua dan menyayangi yang terjadi maka anak yang bersangkutan akan
muda, lalu jika verbal bullying terjadi maka dipanggil dan diberi nasihat agar tidak
anak yang bersangkutan akan dipanggil dan melakukannya lagi. Sedangkan untuk kasus
diberi nasihat agar tidak melakukannya lagi. bullying fisik maka pelaku dan korban bullying
Sedangkan untuk kasus bullying fisik maka akan dimediasi dan jika pelaku masih melakukan
pelaku dan korban bullying akan dimediasi kasus bullying maka akan didampingi guru
dan jika pelaku masih melakukan kasus agama untuk pendampingan dan jika masih
bullying maka akan didampingi guru agama melakukan kasus bullying fisik lagi maka akan
untuk pendampingan dan jika masih ada pemanggilan orang tua agar orang tua dapat
melakukan kasus bullying fisik lagi maka menasihati dan mendampingi anak di rumah.
akan ada pemanggilan orang tua agar orang Hasil wawancara dengan guru kelas
tua dapat menasihati dan mendampingi anak mengenai penanganan dampak bullying sebagai
di rumah. Selain itu, untuk mencegah bentuk berikut.
bullying yang lain contohnya kekerasan Penyelesaian bullying jika masih ringan
seksual atau pelecehan seksual di sekolah seperti menegejek dengan cara dinasihati
maka saya sebagai kepala sekolah dan dipanggil agar tidak melakukannya
memberikan penyuluhan kepada peserta didik lagi, kalau sudah kekerasan fisik dengan
di kelas V dan VI. Peserta didik putri akan cara dinasihati terlebih dahulu, jika masih
saya pisah terlebih dahulu dengan peserta diulangi maka saya panggil orang tua ke
didik putra, lalu yang putri saya beri sekolah agar diberi pendampingan dan
penyuluhan tentang bagian-bagian tubuh perhatian kepada anak. Kalau pengucilan
mana saja yang boleh disentuh dan tidak kan dilakukan hampir satu kelas jadi saya
boleh disentuh orang lain, bagaimana kita beri pengertian ke anak-anak bahwa
sebagai perempuan ketika sedang haid, dan menjauhi teman sendiri itu tidak baik,
bagaimana cara kita bergaul dengan teman semuanya kan teman (Wawancara 10
lawan jenis. Sedangkan untuk peserta didik September 2020).
laki-laki saya beri penyuluhan tentang

238
Nabilla Suci Darma Jelita, Iin Purnamasari, dan Mohammad Aniq Khairul Basyar
ANALISIS DAMPAK BULLYING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI ..
REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah Kependidikan, Volume 11, Nomor 2, Juni 2021, hlm. 232-240

Berdasarkan hasil wawancara guru, Penyelesaian bullying yaitu dengan cara


dijelaskan bahwa penyelesaian bullying verbal dinasihati, pendampingan oleh guru agama, apel
dengan cara dinasihati dan dipanggil agar tidak PPK, penyuluhan guru, wali murid dan peserta
melakukannya lagi, bullying fisik dengan cara didik, menceritakan cerita untuk saling
dinasihati terlebih dahulu, jika masih diulangi menghargai. Rekomendasi untuk penyelesaian
maka saya panggil orang tua ke sekolah agar kasus bullying yaitu untuk pencegahan
diberi pendampingan dan perhatian kepada anak. (preventif) dapat dilakukan dengan cara
Kalau pengucilan yang dilakukan hampir satu membentuk PKA (Pusat Konseling Anak)
kelas jadi guru kelas memberi pengertian ke sebagai fungsi pendampingan dan pengawasan
anak-anak bahwa menjauhi teman sendiri itu anak berkelanjutan agar mencegah kasus
tidak baik. bullying terjadi di sekolah, sedangkan untuk
penanggulangan (represif) adalah dengan
1. Pola Penyelesaian Bullying di SD Negeri melaksanakan konseling berkelanjutan pada anak
Kedungmundu Semarang terhadap yang sudah menjadi korban bullying agar korban
Kepercayaan Diri Anak tidak mengalami dampak bullying yang
berkelanjutan, konseling juga dilakukan pada
pelaku bullying agar tidak ada lagi kasus bullying
di sekolah sehingga sekolah menjadi sekolah
ramah anak.

SIMPULAN
Dapat disimpulkan beberapa hal berikut
sebagai jawaban atas pokok permasalahan dalam
penelitian ini 1) Bentuk-bentuk bullying yang
dialami subjek di sekolah yaitu a. Bullying verbal
meliputi menghina kekurangan fisik, mengejek,
memanggil nama orang tua; b. Bullying non
Gambar 2. Pola Penyelesaian Bullying verbal meliputi dipukul, ditarik kerudung, buku
di robek, dicubit; dan c. Bullying relasional
Berdasarkan gambar 2 dapat disimpulkan meliputi pengucilan dan pengabaian; 2) Dampak
bahwa bentuk-bentuk bullying yang terjadi di SD bullying terhadap kepercayaan diri anak berbeda-
Negeri Kedungmundu Semarang adalah bullying beda pada subjek I dan RA bullying
verbal seperti menghina, memanggil kekurangan mengakibatkan percaya diri yang kurang,
fisik, dan memanggil dengan sebutan orang tua. sedangkan pada subjek LA bullying
Dampak bullying verbal pada diri korban adalah mengakibatkan meningkatnya rasa percaya diri
merasa malu, merasa tidak nyaman di sekolah, karena menjadi motivasi; 3)Pola penyelesaian
dan merasa minder. Bullying non verbal yang bullying dari bentuk bullying yang terjadi yaitu
terjadi adalah mendendang, memukul, menarik bullying verbal, bullying non verbal dan bullying
kerudung, merobek buku, dan berkelahi. relasional yang mengakibatkan dampak pada
Dampak dari bullying non verbal yakni korban diselesaikan dengan cara dinasihati,
kesakitan tubuh, merasa takut di sekolah, sulit pendampingan oleh guru agama, apel PPK,
berkonsentrasi, dan tidak mau berangkat sekolah. penyuluhan guru, wali murid dan peserta didik,
Bullying relasional yang terjadi adalah menceritakan cerita untuk saling menghargai.
pengucilan dan pengabaian dampak yang Rekomendasi untuk penyelesaian kasus bullying
ditimbulkan dari bullying relasional adalah yaitu untuk pencegahan (preventif) dapat
menyendiri, merasa tidak ada yang menolong dilakukan dengan cara membentuk PKA (Pusat
dan tidak mau bermain denga teman-teman. Konseling Anak) sebagai fungsi pendampingan
Dampak dari bullying terhadap kepercayaan diri dan pengawasan anak berkelanjutan, sedangkan
korban adalah kepercayaan diri menurun hal ini untuk penanggulangan (represif) adalah dengan
terlihat dari korban yang tidak mudah bergaul, melaksanakan konseling berkelanjutan pada anak
kurang percaya pada kemampuan diri, dan tidak yang sudah menjadi korban bullying agar korban
aktif di kelas, namun terdapat pula korban yang tidak mengalami dampak bullying yang
mengalami kepercayaan diri meningkat hal ini berkelanjutan, konseling juga dilakukan pada
terlihat dari aktif di kelas, percaya pada pelaku bullying agar tidak ada lagi kasus bullying
kemampuan diri dan mudah bergaul dengan di sekolah sehingga sekolah menjadi sekolah
teman. ramah anak.

239
Nabilla Suci Darma Jelita, Iin Purnamasari, dan Mohammad Aniq Khairul Basyar
ANALISIS DAMPAK BULLYING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI ..
REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah Kependidikan, Volume 11, Nomor 2, Juni 2021, hlm. 232-240

DAFTAR PUSTAKA Pusat Data dan Informasi Kementerian


Kesehatan RI. Kekerasan terhadap Anak
Astuti, Ponny Retno. 2008. Meredam Bullying. dan Remaja. www.kemkes.go.id. Diakses
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana. 31 Juli 2020

Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Putri, S. R. A., Ismaya, Erik Aditia., and
Undang-Undang Republik Indonesia Fardani, Much. Arsyad. 2021.
Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Phenomenon Of Verbal Bullying In The
Nasional. Jakarta: Departemen Pedawang Society. NATURALISTIC :
Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan Dan
Pembelajaran, 5 (2): 792-796.
Hillis, Susan., Mercy, James., Adaugo, Amobi.,
and Kress, Howard. 2016. Global Rahayu, Ratri. 2015. Faktor-Faktor Yang
Prevalence of Past-year Violence Against Mempengaruhi Kepercayaan Diri Siswa
Children: A Systematic Review and Kelas VIII Dalam Menyelesaikan
Minimum Estimates. Pediatrics, 137 (3). Masalah Matematika Pada Model PMRI.
REFLEKSI EDUKATIKA : Jurnal Ilmiah
Luckyta, Lulu., Sutisnawati, Astri dan Uswatun, Kependidikan, 5 (2).
Din Azwar. 2020. Peran Kemampuan
Komunikasi Terhadap Sikap Percaya Diri Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis Swot Teknik
Siswa Sekolah Dasar. WASIS: Jurnal Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT
Ilmiah Pendidikan, 1 (2): 68-73. Gramedia.

Novalia, Ricca. 2016. Dampak Bullying Sufriani. Sari, Eva Purnama. 2017. “Faktor yang
Terhadap Kondisi Psikososial Anak di Mempengaruhi Bullying pada Anak
Perkampungan Sosial Pingit”. Skripsi. Usia Sekolah Dasar di Sekolah Dasar
Yogyakarta: Universitas Sunan Kalijaga. Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh”.
Idea Nursing Journal, 8 (3).
Purbasari, Imaniar. 2014. Fenomena GANG
Anak Dalam Perkembangan Proses Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif
Sosialisasi Di Lingkungan Belajar. Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Prosiding Seminar Nasional Menyiapkan
Pendidik Yang Melek Hukum Terhadap Suyanto, Bagong. 2013. Masalah Sosial Anak.
Perlindungan Anak 27 Agustus 2014, 80- Surabaya: PT Fajar Interpratama Mandiri.
84.
Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang
Purnamasari, Iin. 2017. Homeschooling. Perlindungan Anak.
Yogyakarta: Magnum Pustaka Umum.
Wiyani, Novan Ardy. 2012. Save Our Children
Purnamasari, Iin. Suyata. Dwiningrum, Siti From School Bullying. Jogjakarta: Ar-
Irene. 2017. “Homeschooling dalam Ruzz Media.
Masyarakat : Studi Etnografi
Pendidikan”. Jurnal Pembangunan Yuliani, Mita. 2017. “Dampak Perilaku Bullying
Pendidikan : Fondasi dan Pada 2 Siswa di SMP Pangudi Luhur 1
Aplikasi, 5 (1). Klaten Tahun Pelajaran 2017/2018
(Studi Kasus pada 2 Siswa SMP
Pangudi Luhur 1 Klaten Tahun Ajaran
2017/2018)”. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Darma.

240

You might also like