You are on page 1of 120

LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)

PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN

SISWA KELAS IV SEMESTER 1 SD NEGERI 4 WAY GALIH

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

EKA FIHAYATI
855733002

PENDIDIDKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UPBJJ BANDAR LAMPUNG POKJAR TANJUNG BINTANG

UNIVERSITAS TERBUKA

2021
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN
PEMBELAJARAN IPA

Nama : Eka Fihayati


NIM : 855733002
Program Studi : S1 PGSD BI
Tempat Penelitian : SD Negeri 4 Way galih
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Siklus 1, Hari Selasa, 16 Novenber
Siklus 2, Hari Selasa, 23 November

Masalah yang merupakan fokus perbaikan :


Bagaimana Penerapan Motode Pembelajaran Berbasis Eksperimen Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Bagian- Bagian Tumbuhan Siswa Kelas IV
Semester 1 SD Negeri 4 Way Galih T.A 2021/2022

Way Galih, Desember 2021

Menyetujui,
Supervisi 1, Supervisi 2

Idhamsyah, S. Pd, M. Pd Munisah, M. Pd. I


(Dosen Pembimbing) (Kepala Sekolah)
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktek Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi
mata kuliah PKP pada Program Studi BI S1 PGSD Universitas Terbuka (UT)
seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Bandar Lampung, Desember 2021

Mahasiswa,

Eka Fihayati, S.Pd


NIM. 855733002
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) dengan judul
“Penggunaan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Materi
Bagian-Bagian Tumbuhan Siswa Kelas Iv Semester 1 Sd Negeri 4 Way Galih Tahun
Pelajaran 2020/2021” sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 PGSD.
Menyadari bahwa suatu karya di bidang apapun tidak terlepas dari kekurangan,
disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang di miliki penulis,
oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan.
Akhirnya, selesainya Laporan ini tidak lepas dari peran dan bantuan yang telah
diberikan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini
kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :
1. Pimpinan UPBJJ UT Bandar Lampung
2. Bapak Eko Nurhidayat, S.E, sebagai Ketua POKJAR Tanjung Bintang.
3. Bapak Idamsyah, M. Pd, sebagai dosen pengampu mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional.
4. Ibu Munisah, M. Pd. I sebagai Kepala Sekolah SD Negeri 4 Way Galih sekaligus
supervisor 1 yang telah membimbing hingga terselesainnya Laporan Pemantapan
Kemampuan Profesional ini.
5. Teman-teman angkatan BI PGSD Semester 2 yang selalu memberikan semangat
dan dukunganya dalam menyelesaikan laporan ini.
6. Orang tua, suami dan anak ku tercinta atas perhatian, dukungan dan do`anya
serta saudara-saudaraku atas dorongan semangat dan bantuannya.
7. Siswa-siswi Kelas IV SDN 4 Way Galih T.A 2021/2022 yang telah membantu
terlaksananya laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat, baik bagi pembaca maupun diri kami
pribadi dan dapat menjadi sumbangan bagi perkembangan ilmu pendidikan. Semoga
ilmu yang di dapat dari laporan ini dapat bermanfaat dalam kehidupan dunia dan
akhirat.
Way Galih, Desember 2021
Mahasiswa,

Eka Fihayati, S.Pd


NIM. 855733002
ABSTRAK

Oleh

Eka Fihayati

855733002

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA


siswa kelas IV di SDN 4 Way Galih setelah mengikuti pembelajaran menggunankan
Metode eksperimen.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis eksperimen yang dilaksanakan dalam dua siklus.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SEMESTER 1 SDN 4 Way Galih
sebanyak 24 siswa. Peningkatan hasil belajar IPA diukur berdasarkan peningkatan
rata-rata serta ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Instrumen penelitian yang
digunakan terdiri atas: soal tes hasil belajar IPA, lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran, serta lembar angket respon siswa. Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik deskriptif.
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa
pembelajaran berbasis eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas
IV SDN 4 Way Galih pada materi bagian-bagian tumbuhan. Hasil belajar rata-rata
IPA meningkat dari kategori cukup (72,08) ke kategori baik (84,09). Tuntas belajar
klasikal meningkat dari kategori kurang sekali (32,3%) ke kategori sangat baik
(90,6%). Upaya yang dilakukan peneliti dalam meningkatkan keterampilan proses
dan hasil belajar adalah dengan mengikuti langkah-langkah pelaksanaan model
pembelajaran berbasis eksperimen, yaitu: 1) memperoleh ide, 2) merancang
eksperimen, 3) menyetel eksperimen, 4) membuat eksperimen, serta 5) memamerkan
eksperimen.

Kata kunci: Pembelajaran berbasis eksperimen , hasil belajar IPA


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................I

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................II
LEMBAR PLAGIAT.............................................................................................III

KATA PENGANTAR............................................................................................IV
DAFTAR ISI...........................................................................................................VI

DAFTAR TABEL...............................................................................................VIII
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................IX
DAFTAR DIAGRAM..............................................................................................X
ABSTRAK...............................................................................................................XI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................1


B. Identifikasi Masalah.............................................................................................4
C. Rumusan Masalah................................................................................................6
D. Tujuan Penelitian..................................................................................................6
E. Manfaat Penelitian................................................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori...................................................................................................8
1. Pembelajaran IPA SD........................................................................................8
a. Hakikat Pembelajaran IPA SD..........................................................................8
b. Tujuan Pembelajaran IPA SD...........................................................................12
c. Karakteristik Siswa Kelas V SD......................................................................13
Hasil Belajar IPA............................................................................................15
d. Keterampilan Proses IPA.................................................................................15
e. Hasil Belajar IPA..............................................................................................20
2. Model Pembelajaran Eksperimen.....................................................................29
a. Pengertian Model Pembelajaran Eksperimen.................................................31
b. Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Eksperimen................................ 35
c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Eksperimen...........................36
d. Sistem Penilaian Model Pembelajaran Eksperimen...........................................38
BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................................45


B. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian............................................................45
C. Desain Penelitian...............................................................................................45
D. Prosedur Penelitian............................................................................................47
E. Teknik Pengumpulan Data...............................................................................50
F. Instrumen Penelitian..........................................................................................51
G. Validitas Instrumen............................................................................................58
H. Teknik Analisis Data........................................................................................59
I. Kriteria Keberhasilan........................................................................................62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian.............................................................................................61
1. Pratindakan....................................................................................................62
a. Data Hasil Belajar IPA..................................................................................64
Siklus I......................................................................................................65
b. Perencanaan Tindakan...................................................................................65
c. Pelaksanaan...................................................................................................66
d. Pengamatan...................................................................................................69
e. Hasil Penelitian..............................................................................................69
f. Refleksi..........................................................................................................76
2. Siklus II..........................................................................................................79
a. Perencanaan Tindakan...................................................................................79
b. Pelaksanaan...................................................................................................79
c. Pengamatan....................................................................................................81
d. Hasil Penelitian..............................................................................................82
e. Refleksi..........................................................................................................89
B. Pembahasan...................................................................................................89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan..................................................................................................98
B. Saran............................................................................................................99

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................100

LAMPIRAN........................................................................................................103
DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Lembar observasi keterlaksanaan model PBL....................................17

2. Tabel 3.2. Kisi – kisi angket respon siswa...........................................................27

3. Tabel 4.1 Rangkuman data hasil belajar IPA siklus 1.........................................28

4. Tabel 4.2 Rangkuman hasil pengamatan keterlaksanaan model PBL.................31

5. Tabel 4.3 Rangkuman hasil refleksi siklus 1.......................................................32

6. Tabel 4.2 Rangkuman hasil belajar siklus 2........................................................32

7. Tabel 4.3 Rangkuman analisis angket respon siswa.............................................37


DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus 1


2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus 2
3. Lembar Kerja Siswa Siklus 1
4. Lembar Kerja Siswa Siklus 2
5. Daftar Nilai Hasil Belajar IPA Pratindakan
6. Soal Tes Akhir IPA Siklus 1
7. Daftar Nilai Hasil Belajar IPA Siklus 1
8. Soal Tes Akhir IPA Siklus 2
9. Daftar Nilai Hasil Belajar IPA Siklus 2
10. Perbandingan Hasil Belajar IPA Pratindakan , Siklus 1, dan Siklus 2
11. Rangkuman Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran PBL
12. Angket Respon Siswa
13. Rangkuman Hasil Angket Respon Siswa
14. Dokumentasi
DAFTAR DIAGRAM

1. Diagram 1. Perbandingan nilai rata – rata tes pratindakan dengan sikllus 1… .. 24

2. Diagram 2.perbandingan tuntas belajar klasikal pratindakan dengan sikus 1.....33

3. Diagram 3.Perbandingan nilai rata – rata tes siklus 1 dan 2................................39

4. Diagram 4. Perbandingan tuntas belajar klasikal sikus 1 dan siklus 2................43


7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada jenjang Sekolah Dasar, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata
pelajaran yang wajib diajarkan. Dengan belajar IPA siswa akan lebih memahami mengenai
diri sendiri dan alam sekitar. Pembelajaran IPA tidak hanya dipandang sebagai kumpulan
pengetahuan saja melainkan juga merupakan suatu metode untuk mempelajari diri sendiri
dan alam sekitar, jadi IPA bukan hanya menitikberatkan pada penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses memahami dan memiliki sikap ilmiah serta menguasai
keterampilan proses dalam bentuk Pratik maupu kemampuan secara kognitif.

Hasil observasi awal yang telah dilakukan pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN 4 Way
Galih dapat dilihat bahwa pembelajaran IPA di kelas siswa masih menganggap bahwa IPA
adalah kumpulan pengetahuan yang harus dihafalkan oleh siswa. Guru masih mengajar
dengan cara ceramah di depan kelas, membacakan materi dari buku pegangan sambil
duduk di meja guru, sesekali menulis di papan tulis, dan sesekali memberikan pertanyaan
kepada siswa, sedangkan siswa hanya duduk rapi mendengarkan, dan menyimak dari buku
pegangan. Apabila siswa ditanya siswa menjawab dengan malu-malu tetapi tidak ada yang
bertanya ketika guru bertanya apakah ada pertanyaan. Kegiatan pembelajaran ini hanya
menekankan pada ketercapaian target kurikulum yang harus menyelesaikan materi
sebelum ulangan umum, sehingga pembelajaran terkesan kaku. Siswa tidak dilibatkan
dalam proses pembelajaran sehingga siswa kurang aktif untuk bertanya karena minat
belajar sisa pada pembelajaran IPA masih rendah yang menyebabkan hasil belajar siswa
pada pembelajaran IPA juga masih rendah.

Hasil belajar merupakan indikator yang terjadi setelah seseorang mengalami proses
pembelajaran. Hasil belajar bisa merupakan pengetahuan maupun keterampilan yang
diukur oleh instrumen tertentu berupa tes hasil belajar. Hasil analisis terhadap hasil MID
semester I pada mata pelajaran IPA kelas IV di SDN 4 Way Galih juga tergolong masih
rendah. KKM yang telah ditetapkan adalah 75, nilai terendah adalah 50 dan nilai tertinggi
adalah 81 sedangkan nilai rata-rata hanya mencapai nilai 69,5. Dari 24 siswa hanya 10
siswa yang berhasil mencapai KKM. Rendahnya hasil belajar pada pembelajaran IPA ini
8
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah penggunaan metode yang kurang
tepat, sehingga siswa hanya menghafal bukan memahami materi.
Daftar Nilai Mid Semester Genap Siswa Kelas 4 SDN 4 Way Galih TA 2021/2022
No Nama Siswa KKM Nilai
1 Abi Maulana 75 68
2 Andini 75 80
3 Anggi Juli 75 78
4 Aurel Ananda 75 65
5 Celsya Cesiana 75 70
6 Dani Prayoga 75 78
7 Deden Setiawan 75 72
8 Dita Amelia 75 68
9 Doni Setiawan 75 50
10 Inandia Yuni 75 77
11 Kaisya Amanda 75 80
12 Luki Himawan 75 70
13 Miranda Widya 75 80
14 Rafael Aliandi 75 55
15 Reval Ahmadi 75 60
16 Rifki Arya 75 81
17 Sela Verlita 75 60
18 Vidi Alfasino 75 65
19 Widya Amanda 75 50
20 Sifa Nur Seha 75 70
21 Shinta Puspita 75 80
22 Yesi Desti 75 55
23 Yulian Septa 75 78
24 Zalika Andin 75 77
Sumber dari daftar nilai siswa kelas 4 SDN 4 Way Galih Tahun 2021

Kegiatan pembelajaran adalah hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Kegiatan
ini merupakan proses interaksi dua arah antara siswa dan guru untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan baik di dalam maupun di luar kelas. Di dalam kegiatan pembelajaran
diharapkan siswa berpartisipasi aktif, sedangkan guru hanya berperan sebagai motivator dan
fasilitator. Guru harus mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan,
dengan menggunakan pendekatan, model pembelajaran serta metode yang tepat pula,
9
karena pemilihan model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses
pembelajaran. Guru harus memiliki pengetahuan yang lebih mengenai model-model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, karena tidak ada satu pun
model pembelajaran yang bisa digunakan untuk semua materi pelajaran. Pemilihan metode
dan model pembelajaran yang kurang tepat akan menjadikan pembelajaran menjadi tidak
efektif sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan mendorong siswa untuk aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Pembelajaran IPA pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada
dasarnya merupakan dasar bagi pengembangan untuk mata pelajaran tersebut pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pengertian yang benar terhadap berbagai
konsep dan prinsip-prinsip IPA harus benar-benar dipahami oleh siswa agar kualitas
prestasi belajarnya dapat mencapai optimal. Dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi membuat segala sesuatau memerlukan eksperimen, begitu juga dalam cara
mengajar guru di kelas dengan mengunakan metode eksperimen. Yang dimaksud metode
eksperimen adalah apabila seorang siswa melakuan suatu percobaan, setiap proses dan hasil
percobaan itu di amati oleh setiap siswa. Metode eksperimen ini banyak digunakan orang
jaman dulu. Semua hasil- hasil penemuan baru, banyak yang didapat dengan jalan
eksperimen. Selain itu metode eksperimen adalah pembelajaran dimana guru dan murid
(siswa) bersama- sama mengerjakan sesuatau sebagai latihan praktis dari apa yang
diketahui.15 Metode eksperimen disini merupakan upaya praktik dengan menggunkan
peragaan yang ditujukan pada siswa dengan tujuan agar semua siswa lebih mudah
memahami dan mempraktikkan apa yang telah diperolehnya. Di samping itu juga dapat
belajar mengalami suatu proses serta dapat menjelaskan proses tersebut.

Penerapan metode eksperimen boleh jadi merupakan suatu metode yang menjanjikan dalam
pembelajaran mata pelajaran IPA. Diharapkan dengan penerapan metode ini siswa dan guru
dalam suatu kegiatan, dan secara berkelanjutan menjadikan siswa sebagai seorang penanya,
sebagai orang yang selalu ingin mencari tahu, sebab dalam pikirannya terdapat pertanyaan
dan keingintahuan. Pembelajaran IPA pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada
dasarnya merupakan dasar bagi pengembangan untuk mata pelajaran tersebut pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pengertian yang benar terhadap berbagai
konsep dan prinsip-prinsip IPA harus benar-benar dipahami oleh siswa agar kualitas
prestasi belajarnya dapat mencapai optimal. Dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi membuat segala sesuatau memerlukan eksperimen, begitu juga dalam cara
mengajar guru di kelas dengan mengunakan metode eksperimen..
Penerapan metode eksperimen boleh jadi merupakan suatu metode yang menjanjikan
dalam pembelajaran mata pelajaran IPA. Diharapkan dengan penerapan metode ini
siswa dan guru dalam suatu kegiatan, dan secara berkelanjutan menjadikan siswa
sebagai seorang penanya, sebagai orang yang selalu ingin mencari tahu, sebab dalam
pikirannya terdapat pertanyaan dan keingintahuan. Melalui penerapan metode
pembelajaran berbasis eksperimen ini diharapkan mampu menjadi solusi yang tepat
untuk mengatasi rendahnya keterampilan proses dan hasil belajar IPA khususnya
pada siswa kelas IV Semester 1 SDN 4 way Galih.
Dari pemaparan di atas penulis mengangkat judul “PENGGUNAAN METODE
EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN SISWA KELAS IV SEMESTER 1 SDN 4
WAY GALIH TP 2021/2022.
.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maslah diatas masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Penggunaan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Ipa Materi Bagian-Bagian Tumbuhan Siswa Kelas IV Semester 1 SDN
4 Way Galih?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui cara meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 4
Way Galih melalui penerapan metode pembelajaran berbasis eksperimen.
2

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini tindakan kelas diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menguatkan teori bahwa metode


pembelajaran berbasis eksperimen dapat meningkatkan pemahaman konsep secara
lebih mendalam serta mengembangkan kemampuan keterampilan dan kreativitas
siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru:

Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai metode pembelajaran berbasis


eksperimen yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sebagai
alternatif untuk meningkatkan hasil belajar IPA.

b. Bagi siswa:

Dapat memberikan pengalaman belajar siswa pada pembelajaran IPA di SDN 4 Way
Galih.
1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pembelajaran IPA SD

a. Hakikat Pembelajaran IPA SD

“Ilmu Pengetahuan Alam” berasal dari Bahasa Inggris “Natural Science”.


Natural artinya berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam.
Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat
disebut sebagai ilmu tentang alam ini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa
yang terjadi di alam (Srini M. Iskandar, 1997: 2).

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pembelajaran alam yang sangat berpengaruh


terhadap kehidupan manusia. Menurut Nash (Hendro Darmodjo, 1992: 3), IPA
itu suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Cara IPA mengamati dunia itu
bersifat analitis, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara satu fenomena
dengan fenomena yang lain sehingga keseluruhannya membentuk perspektif
yang baru tentang objek yang diamatinya itu.

Pembelajaran IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara


sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan
oleh manusia. Selanjutnya Winataputra mengemukakan bahwa IPA tidak hanya
merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup tetapi
memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara menyelesaikan masalah (Usman
Samatowa, 2011: 3).

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa IPA
memiliki tiga aspek, yaitu: 1) proses ilmiah, misalnya mengamati,
mengklasifikasi, memprediksi, merancang dan melaksanakan eksperimen; 2)
2

produk ilmiah, misalnya prinsip, konsep, hukum, dan teori; serta 3) sikap ilmiah,
misalnya ingin tahu, hati-hati, objektif, dan jujur. Jadi di dalam memperoleh
produk ilmiah menggunakan suatu prosedur, yaitu proses ilmiah. Dan di dalam
proses ilmiah untuk mendapatkan produk ilmiah dapat mengubah sikap manusia
terhadap alam (sikap ilmiah).

Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Menurut Syaiful Sagala (2010: 61), pembelajaran
adalah proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai
pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau siswa.
Pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh
pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan
menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa
dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil
optimal (Sugihartono, 2007: 81).

Menurut Yunus Abidin (2014: 6), pembelajaran adalah serangkaian aktivitas


yang dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar tertentu di bawah bimbingan,
arahan, dan motivasi guru. Berdasarkan pendapat ini terlihat bahwa pembelajaran
bukanlah proses yang didominasi oleh guru. Pembelajaran adalah proses yang
menuntut siswa secara aktif kreatif melakukan sejumlah aktivitas sehingga siswa
benar-benar membangun pengetahuannya secara mandiri dan berkembang pula
kreativitasnya

Menurut Wina Sanjaya (2011: 26), pembelajaran diartikan sebagai proses


kerjasama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber
yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa seperti minat, bakat,
dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang
ada di luar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai
upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Jadi dalam suatu pembelajaran
tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja tetapi
3

guru dan siswa secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan yang telah
ditentukan.

Dari berbagai pengertian pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa


pembelajaran adalah pembelajaran yang berkaitan dengan ala dan lingkunganya
yaitu mempelajari tentang gejala-gejala serta fenomena yang terjadi di alam baik
berupa mahluk hidup maupun mahluk tak hidup yang ada di alam. Pembelajaran
terjadi dua arah artinya guru bukan sebagai pentransfer pengetahuan utama tetapi
siswa bisa mendapatkan pengetahuan dari sumber lainnya.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di
SD hendaknya menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami
konsep dan proses IPA. Pemahaman ini diperlukan agar nantinya siswa dapat
tanggap terhadap isi-isu yang terjadi yang terjadi. Selanjutnya, siswa dapat
mengetahui penyebab, dampak, serta upaya apa yang dapat dilakukan untuk
mencegah dampak negatifnya. Pembelajaran IPA di SD hendaknya merupakan
pembelajaran yang melatih dan mengembangkan keterampilan proses siswa yang
kelak dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

b. Tujuan Pembelajaran IPA SD

Ilmu pengetahuan alam diperlukan oleh siswa Sekolah Dasar karena IPA dapat
memberikan kontribusi untuk tercapainya sebagian dari tujuan pendidikan di
Sekolah Dasar. Berbagai alasan yang menyebabkan IPA perlu dimasukkan dalam
kurikulum sekolah, menurut Hendro Darmojo (1992: 6), dengan pengajaran IPA
diharapkan siswa akan dapat: 1) memahami alam sekitarnya, meliputi benda-
benda alam dan buatan manusia serta konsep-konsep IPA yang terkandung di
dalamnya; 2) memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu, khususnya IPA,
berupa keterampilan proses atau metode ilmiah yang sederhana; 3) memiliki
sikap ilmiah di dalam mengenal alam sekitarnya dan memecahkan masalah yang
dihadapinya, serta menyadari kebesaran Penciptanya; dan 4) memiliki bekal
pengetahuan dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang
4

pendidikan yang lebih tinggi.

Dari beberapa tujuan pembelajaran IPA di atas, dapat disimpulkan pada dasarnya
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan keterampilan proses dan dapat melatih berpikir kritis dan
rasional dalam menyikapi permasalahan ilmiah yang ada di lingkungannya.
Keterampilan proses yang diberikan kepada siswa harus disesuaikan dengan
tingkat perkembangan siswa, sehingga siswa dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.

c. Materi Bagian- Bagian Tumbuhan


1. Bagian-bagian tumbuhan yaitu terdiri dari:
1) Akar
Akar ada dua macam, yaitu akar tunggang dan akar serabut. Kedua jenis
akar ini mempunyai perbedaan bentuk . bagian-bagian akar tunggang
diuraikan sebagai berikut:
a. Akar pokok atau akar basah adalah akar yang tampak paling besar
b. Cabang akar adalah cabang dari akar pokok
c. Rambut akar adalah bagian terkecil akar yang muncul dipermukaan
akar pokok dan akar cabang
d. Tudung akar adalah bagian yang melapisi ujung akar
Berbeda dengan akar tunggang,akar serabut tidak memiliki akar pokok.
Hamper semua bagian akar berukuran sama. Bentuk akar serabut memang
seperti serabut. Akar serabut juga memiliki rambut akar dan tudung akar.
2) Batang
Batang adalah bagian tumbuhan yang menyangga berdirinya tumbuhan.
Batang tumbuhan mempunyai daerah titik tumbuh yang membentuk
kuncup daun dan cabang. Pernapasan tumbuhan juga dilakukan oleh
batang melalui pori-pori batang yang disebut lentisel. Pada batang
terdapat xilem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh tapis). Xilem
adalah pembuluh yang mengangkut bahan makanan dari akar ke daun.
Floem adalah pembuluh yang mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke
5

seluruh bagian tumbuhan.


Bentuk batang tumbuhan bermacam-macam. Ada batang yang berbentuk
memanjang seperti tali, misalnya batang pare, mentimun, sirih, dan labu.
Ada batang yang berbentuk tiang tegak, misalnya pohon kelapa dan
pepaya. Batang tumbuhan ada yang keras, misalnya batang mangga,
jambu, dan mahoni. Ada pula batang yang lunak, misalnya batang
kangkung, padi, dan bayam. Ada batang yang bercabang, misalnya pohon
mangga, jambu, cabai, dan flamboyan. Ada pula batang yang tidak
bercabang, misalnya jagung, tebu, padi, dan jahe.
3) Daun
Daun tumbuhan tampak beraneka ragam. Akan tetapi jika kita amati
bersama, ada kesamaan bentuk daun sehingga daun dapat dikelompokan
berdasarkan bentuk tulang daun dan tepi daun. Daun yang lengkap terdiri
atas pelepah, tangkai, dan helaian daun. Berdasarkan bentuk tulang daun,
maka daun digolongkan menjadi 4 jenis yaitu tulang daun menjari, tulang
daun menyirip, tulang daun melengkung, dan tulang daun sejajar.
4) Bunga
Bunga tumbuhan memiliki bermacam-macam bentuk dan warna.
Bentuknya seperti terompet, kupu-kupu, dan lain-lain. Warnanya ada
yang merah,putih, kuning, ungu, dan lain-lain. Bagian bunga terdiri dari
tangkai bunga, dasar bunga, kelopak, mahkota, benang sari, putik, dan
bakal buah.
Kelopak menyelimuti bunga saat bunga belum mekar. Pada saat hendak
mekar, kelopak mulai membuka, kemudian diikuti dengan membukanya
mahkota bunga. Benang sari dan putik merupakan alat kelamin bunga.
Benang sari merupakan alat. kelamin jantan sedangkan putik merupakan
alat kelamin betina.
5) Buah dan biji
Bagian-bagian buah terdiri dari tangkai, kulit, daging buah, dan biji.
Bagian buah yang biasanya dapat kita makan adalah daging buah. Di
dalam biji terdapat lembaga, yaitu calon tumbuhan baru.
Berdasarkan keping bijinya, ada dua jenis biji, yaitu monokotil dan
6

dikotil. Monokotil adalah biji berkeping satu, misalnya biji padi dan
jagung. Dikotil adalah biji berkeping dua, misalnya biji kacang tanah dan
biji rambutan.
Buah berfungsi untuk melindungi biji. Selama masa pematangan, biji
dilindungi oleh daging dan kulit buah. Biji berfungsi sebagai calon
tumbuhan baru. Didalam biji terdapat calon tumbuhan baru
2. Kegunaan Bagian Tumbuhan
Setiap bagian tubuhmu mempunyai kegunaan. Demikian pula, setiap bagian
tumbuhan mempunyai kegunaan.
1. Kegunaan Akar
Kegunaan akar bagi tumbuhan adalah untuk menyerap air dan zat hara,
sebagai alat pernapasan tumbuhan, dan untuk memperkokoh tumbuhan.
Selain itu, akar pada beberapa jenis tumbuhan memiliki fungsi khusus,
antara lain:
a. menyimpan makanan yang dihasilkan, misalnya tumbuhan bit
b. membantu tegaknya tumbuhan, misalnya pandan
c. melekatkan tubuh tumbuhan, misalnya anggrek epifit
d. membantu pernapasan, misalnya pada pohon bakau
e. menembus batang tumbuhan lain, misalnya benalu.
2. Kegunaan Batang
Batang menghubungkan akar dengan daun. Batang berfungsi sebagai
saluran pengangkutan, yaitu:
a. mengangkut air yang diisap akar dari dalam tanah ke daun. Kegiatan ini
dilakukan oleh pembuluh xilem di batang.
b. mengangkut makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan. Kegiatan ini dilakukan oleh pembuluh floem di batang.
Batang merupakan tempat tumbuhnya daun, bunga, dan buah. Batang
tumbuh memanjang untuk memudahkan tumbuhan memperoleh
cahaya.Cahaya dibutuhkan tumbuhan untuk membuat makanannya.
Batang juga berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan, seperti pada
tebu dan sagu.
7

3. Kegunaan Daun
Daun berfungsi sebagai dapur bagi tumbuhan. Di daun terjadi proses
pembuatan makanan bagi tumbuhan. Di permukaan daun terdapat pori-
pori yang disebut mulut daun (stomata). Melalui mulut daun, udara dapat
keluarmasuk tumbuhan. Jadi, daun juga berfungsi sebagai alat pernapasan
tumbuhan. Kelebihan uap air juga dibuang melalui daun. Jadi, daun
sangat berguna untuk mengatur penguapan tumbuhan.

Pada beberapa tumbuhan, dalam pertumbuhannya, daun mengalami


perubahan bentuk dan fungsi. Misalnya, daun pada tumbuhan yang hidup
di daerah panas dan kering, bentuknya tebal dan berdaging yang disebut
sukulen. Daun seperti ini berfungsi untuk menyimpan air. Umbi lapis,
seperti pada kelompok bawang merah dan bawang putih, sebenarnya
adalah pangkal daun yang berfungsi menyimpan cadangan makanan.
Bagian pangkal daun tersebut kemudian menebal dan berdaging. Sulur
atau pembelit pada tumbuhan kantong semar dan kembang sungsang,
adalah perubahan dari bagian daun yang berfungsi sebagai penopang
tubuh. Duri pada kaktus dan pohon kurma berasal dari daun yang berubah
menjadi keras dan runcing. Pada tumbuhan cocor bebek, daun berubah
fungsi menjadi alat perkembangbiakan. Adakah tumbuhan lain yang
daunnya mengalami perubahan fungsi dalam pertumbuhannya? Catatlah
nama tumbuhan tersebut dan jelaskan perubahan fungsi daun yang terjadi.
4. Kegunaan Bunga
Bunga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan tumbuhan. Benang sari
menghasilkan serbuk sari, yaitu sel kelamin jantan. Saat serbuk sari jatuh
ke atas kepala putik, terjadilah penyerbukan. Penyerbukan adalah proses
awal terjadinya perkembangbiakan tumbuhan berbunga. Kamu akan
mempelajari perkembangbiakan tumbuhan berbunga lebih lengkap di
kelas VI.
5. Kegunaan Buah dan Biji
Buah berfungsi untuk melindungi biji. Selama masa pematangan, biji
dilindungi oleh daging dan kulit buah. Biji berfungsi sebagai calon
8

tumbuhan baru. Di dalam biji terdapat lembaga atau calon tumbuhan


baru.

d.Karakteristik Siswa Kelas IV SD

Masa usia sekolah dasar merupakan masa kanak-kanak akhir. Masa ini dialami
anak pada usia 6 hingga 11-13 tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak
masuk ke Sekolah Dasar. Masa sekolah dasar merupakan masa matang belajar.
Siswa sudah berusaha untuk mencapai sesuatu, tetapi perkembangan aktivitas
bermain hanya bertujuan untuk mendapatkan kesenangan (Syaiful Bahri
Djamarah, 2011: 123).

Suryobroto (Syaiful Bahri Djamarah, 2011: 125) menyebutkan beberapa


karakteristik siswa kelas tinggi sekolah dasar adalah:
1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini
menimbulkan adanya kecerendungan untuk membandingkan pekerjaan-
pekerjaan yang praktis; amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar;
3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran
khusus yang oleh para ahli ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-
faktor; sampai kira-kira umur 11 tahun, anak membutuhkan guru atau orang-
orang dewasa lainnya
4. Siswa pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk
dapat bermain bersama-sama

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa anak kelas IV SD merupakan usia
di mana keterampilan motorik ataupun kognitifnya berkembang dengan baik
terhadap lingkungan sekitar sehingga guru harus memperhatikan dengan baik dan
mampu merangsang siswa agar keterampilannya berkembang lebih baik melalui
kegiatan – kegiatan yang diselenggarakanya.
9

e. Hasil Belajar IPA

Menurut Sugihartono dkk (2007: 74), belajar merupakan suatu proses


memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku
dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya
interaksi antara individu dengan lingkungannya. Belajar pada dasarnya adalah
suatu proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik
perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotor (Wina Sanjaya,
2011: 229).

Menurut Patta Bundu (2006: 17), belajar adalah aktivitas mental yang
berlangsung dalam interaksi anak dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai.
Sejalan dengan Patta Bundu, menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011: 13), belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Perubahan
tingkah laku yang dimaksud adalah yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan
dilakukan dengan penuh kesadaran.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan belajar adalah proses di mana


seseorang mengalami perubahan tingkah laku yang bersifat permanen karena
telah berinteraksi dengan lingkungan belajar atau pengalamannya sendiri baik
dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Namun tidak semua
perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, hanya perubahan tingkah laku
yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan dilakukan dengan penuh kesadaran
yang merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar.

Bloom membagi hasil belajar menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual


(intellectual behaviors) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam
10

penelitian ini hanya akan menggambarkan mengenai kemampuan intelektual


pada ranah kognitif saja. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil
belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai
oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai isi bahan pengajaran dan pada penelitian ini peneliti hanya meneliti
mengenai hasil belajar dalam ranah kognitif saja.

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Berdasarkan
revisi taksonomi Bloom oleh Anderson tahun 2001 (Martinis Yamin, 2008: 33)
mengemukakan ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir,
termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Kawasan kognitif terdiri dari enam
tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda.

a) Pengetahuan/ hafalan/ ingatan (C1)

Pengetahuan diartika sebagai kemampuan seseorang dalam menghafal,


mengingat kembali, atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah
diterimanya (Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, 2014: 57). Tipe
pengetahuan/ hafalan merupakan tingkat yang paling rendah. Soal-soal tes yang
menuntut hafalan hanya cocok siswa SD kelas rendah (Ngalim Purwanto, 2013:
44).

b) Pemahaman/ comprehension (C2)


Kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan
pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri (Martinis
Yamin, 2008: 34). Dalam hal ini siswa diharapkan menyebutkan kembali yang
telah didengar dengan kata-kata sendiri.

c) Penerapan/ application (C3)


Penerapan merupakan kemampuan kognitif untuk menggunakan atau menerapkan
informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru, serta memecahkan
berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari (Hamzah B. Uno dan
Nurdin Mohamad, 2014: 57). Pengetahuan aplikasi lebih tepat dan lebih mudah
11

diukur dengan tes yang berbentuk uraian daripada dengan tes objektif (Ngalim
Purwanto, 2013: 45).

d) Analisis (C4)
Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan
membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat,
asumsi, hipotesis atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk
melihat ada tidaknya kontradiksi (Martinis Yamin, 2008: 35). Dalam hal ini siswa
diharapkan menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan dengan cara
membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah
dipelajari.

e) Penilaian/ penghargaan/ evaluasi (C5)


Menilai merupakan level ke 5 menurut revisi Anderson yang mengharapkan siswa
mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode,
produk, atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu (Martinis Yamin, 2008:
36). Kegiatan penilaian dapat dilihat dari segi tujuannya, gagasannya, cara
bekerjanya, cara pemecahannya, dsb.

f) Mencipta/ creating (C6)


Mencipta diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan
menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga
terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh (Martinis Yamin: 38). Tujuan aspek
kognitif berorientasi pada proses berpikir yang mencakup pengetahuan
intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan
menyelesaikan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan
mengembangkan ide, gagasan, model, atau prosedur yang dipelajari untuk
memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif merupakan
subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal
dari tingkat pengetahuan sampai tingkat yang paling tinggi yaitu mencipta.
12

Pada tingkat pemahaman siswa dituntut untuk menyatakan masalah dengan kata-
katanya sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip baik dalam bentuk
tulisan, lisan, maupun grafik/ diagram. Pada tingkat aplikasi siswa dituntut untuk
menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru. Pada tingkat analisis,
siswa diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian,
menemukan asumsi, membedakan fakta atau pendapat serta menemukan
hubungan sebab akibat. Pada tingkat evaluasi siswa mengevaluasi informasi
seperti bukti, sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk ke dalamnya kan
norma, acuan, atau kriteria. Pada tingkat mencipta siswa memadukan unsur-unsur
menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang
orisinil (Retno Utari, 2011: 10-11).

e. Pengertian Metode Pembelajaran Berbasis Eksperimen

Karena kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka segala sesuaru


memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dengan cara mengajar guru di kelas
digunakan metode eksperimen. Eksperimen sendiri adalah percobaan untuk
membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu.43 Metode eksperimen
merupakan salah satu dari sekian banyak metode pembelajaran, karena dalam
eksperimen mengandung makana belajar untuk berbuat. Yang dimaksud dengan
metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar dimana siswa melakukan
suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan
dievaluasi oleh guru.

Menurut Syaiful Sagala, metode eksperimen adalah cara penyajian bahan


pelajaran dimana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami untuk
membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari.45
Sedangkan Djamarah dan Aswan Zain mengemukakan bahwa metode eksperimen
(percobaan) adalah penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan
dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
13

Dari berbagai pendapat yang disampaikan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan
dalam proses pembelajaran dengan metode ini siswa diberi kesempatan untuk
mengalami atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu
objek, menganalisis,membuktikan, dan menarik kesimpulan sendiri mengenai
suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan demikian, peserta didik
dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari
suatu hukum dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.
Peran guru dalam metode eksperimen ini sangat penting, khususnya berkaitan
dengan ketelitian dan kecermatan sehingga tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan
dalam memaknai kegiatan eksperimen dalam kegiatan belajar dan mengajar. Jadi,
peran guru untuk membuat kegiatan belajar ini menjadi faktor penentu berhasil
atau gagalnya metode eksperimen ini

f. Tujuan Metode Eksperimen


Penggunaan metode eksperimen mempunyai tujuan, sebagai berikut :
1. Agar siswa (peserta didik) mampu mencari dan menemukan sendiri
berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan
mengadakan percobaan sendiri
2. Siswa (peserta didik) dapat terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah
3. Siswa (peserta didik) menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang
sedang dipelajarinya.

g. Langkah-langkah Metode Eksperimen

Agar penggunaan metode eksperimen dapat berhasil guna dan berdaya guna,
siswa yang akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan prosedur
sebagai berikut :

1) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimaen, mereka harus


memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.

2) Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang :

(a) Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam


percobaan.
14

(b) Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variable-


variabel yang harus dikontrol dengan ketat.

(c) Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen


berlangsung.

(d) Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.

(e) Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa


uraian, perhitungan, grafik dan sebagainya.

3) Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa.


Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan
jalannya eksperimen.

4) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian


siswa, mendiskusikan ke kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar
tanya jawab.

Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan eksperimen


adalah

1) Menerangkan tujuan eksperimen.

2) Membicarakan terlebih dahulu masalah mana yang penting didahulukan


dan mana yang harus dikemudiankan pelaksanaannya.

3) Sebelum eksperimen dilaksanakan terlebih dahulu guru harus menetapkan


: (a) alat-alat mana yang diperlukan, (b) langkah- langkah apa yang harus
ditempuh, (c) hal-hal apa yang harus dicatat, (d) variabel-variabel mana
yang harus dikontrol.

4) Setelah eksperimen berakhir, guru harus :

a. Mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut.

b. Mengadakan tanya jawab dengan proses.

c. Melaksanakan tes untuk menguji pengertian siswa.


15

Pelaksanaan metode eksperimen dapat berjalan dengan efektif dan efesien,


manakala seorang guru (pendidik) memperhatikan beberapa hal berikut ini :

1. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka


jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.

2. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi
alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.

3. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam


mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama
sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang
dipelajari itu.

4. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu
diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh
pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan
sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih objek eksprimen itu.

5. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan,


seperti masalah yang mengena kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial
dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya
suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena
alatnya belum ada.

Berdasarkan uraian diatas diharapkan pelaksanaan metode eksprimen dalam


kegiatan pembelajaran akan bermanfaat bagi peserta didik untuk menguasai
kecakapan itu. Serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi
penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktik di sekolah.

h. Keunggulan Dan Kelemahan Metode Eksperimen

Setiap metode pembelajaran umumnya tidak ada yang sempurna, seperti halnya
pada metode eksperimen. Menurut para ahli, metode ini memiliki beberapa
kelemahan dan keunggulan, diantaranya :
16

1) Syaiful Sagala

(a) Keunggulan, antara lain :

1. Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas


kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya
sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku saja.

2. Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi


eksploratoris tentang sains dan teknologi, suatau sikap dari
seseorang ilmuwan.

3. Metode ini di dukung oleh azaz-azaz didaktik moderen,


antara lain : siswa belajar dengan memgalami atau
mengamati sendiri suatu proses atau kejadian, siswa
terhindar jauh dari verbalisme, memperkaya pengalaman
dengan hal-hal bersifat objektif dan realistis,
mengembangkan sikap berpikir ilmiah, dan hasil belajar
akan tahan lama dan internalisasi.

(b) Kelemahan, antara lain :

1. Pelaksanaan metode ini sering memerlukan berbagai fasilitas


peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan
murah.

2. Setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan


karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar
jangkauan kemampuan atau pengendalian.

3. Sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas


peralatan dan bahan mutakhir

2) Syaiful Bahri Djamarah

(1) Keunggulan, antara lain :

1. Membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau


kesimpulan berdasarkan percobaannya

2. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-


17

terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya


dan bermanfaat bagi kehidupan manusia

3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan


untuk kemakmuran umat manusia

(2) Kelemahan, antara lain :

1. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan


teknologi

2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan


bahn yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal

3. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan


dan kesabaran.

4. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang


diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang
berada diluar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

Ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode


eksperimen ini, antara lain :

1. Hendaknya guru menerangkan sejelas-jelasnya tentang hasil yang ingin


dicapai sehingga ia mengetahui pertanyaan-pertanyaan yang perlu
dijawab dengan eksperimen.

2. Hendaknya guru membicarakan bersama-sama dengan peserta didik


tenteng langkah yang dianggap baik untuk memecahkan masalah dalam
eksperimen, serta bahan- bahan yang diperlukan, variabel yang perlu
dikontrol dan hal-hal yang perlu dicatat.

3. Bila perlu, guru menolong siswa untuk memperoleh bahan-bahan yang


diperlukan.

4. Guru perlu merangsang agar setelah eksperimen berakhir, ia


membandingkan hasilnya dengan hasil eksperimen dengan orang lain dan
mendiskusikannya bila ada perbedaan-perbedaan atau kekeliruan-
kekeliruan.
18

C. Relevansi Materi Pelajaran IPA dalam Penerapan Metode Eksperimen

Seperti halnya yang disampaikan Roestiyah NK bahwa metode eksperimen


adalah salah satu cara mengajar dimana peserta didik melakukan suatu percobaan
tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya,
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Penggunaan metode ini dapat diterapkan pada mata pelajaran yang ada di SD
(Sekolah asar) Khususnya IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).

Metode eksperimen dapat dikatakan merupakan metode yang ideal untuk


ditarapakan pada pelajaran IPA, Karen apeserta didik dapat menemukan dan
memahami konsep materi melalui pengalamannya sendiri. Dalam pembelajaran
IPA, metode eksperimen ini dapat dilakukan sebelum atau sesudah mempelajari
teori malalui kegiatan eksperimen yang relevan dengen topik yang akan atau
telah dibahas.

Materi-materi yang terkandung dalam mata pelajaran IPA memiliki keterkaitan


yang erat dengan metode eksperimen. Pelajaran IPA berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga setelah menerima materi
pelajaran IPA siswa bukan hanya penguasaan kumpulan pengatahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan Sedangkan metode eksperimen dapat
merupakan penemuan kalau eksperimen itu dirancang sedemikian rupa, sehingga
siswa merasa menemukan sendiri konsep yang dipelajari. Dapat pula siswa
menyimpulkan bahwa setelah melakukan eksperimen, ditemukan adanya
kecocokan antara teori dan hasil eksperimennya. Jadi, dengan adanya
pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen diharapkan dapat menjadi
wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Serta
melakukan pengembangan lebih lanjut dengan menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari.
1

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian

Subjek siswa-siswi SDN 4 Way Galih. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV


SDN 4 Way Galih, yang terletak di Dusun 6A Desa Way Galih, Kecamatan
Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan untuk mata pelajaran IPA pada
materi bagian-bagian tumbuhan. Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil
pada tanggal 24 – 30 November 2021. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
IV SDN 4 Way Galih dengan jumlah siswa 24, yang terdiri dari 12 siswa laki-
laki dan 12 siswa perempuan.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar melalui penerapan


metode eksperimen pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian tindakan kelas. Ciri terpenting dari penelitian tindakan adalah
bahwa penelitian tersebut merupakan suatu upaya untuk memecahkan masalah,
sekaligus mencari dukungan ilmiahnya (Suharsimi Arikunto, 2006: 95).
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif. Artinya pihak yang
melakukan tindakan adalah guru peneliti sendiri, sedangkan yang melakukan
pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan teman sejawat guru yang
bersangkutan, bukan guru yang sedang melakukan tindakan (Suharsimi Arikunto,
2006: 98). Jadi dalam penelitian ini tidak dilakukan sendiri oleh guru peneliti
nemelainkan bekerjasama dengan guru kelas lain di SDN 4 way Galih.
1

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 74), PTK terdiri dari empat kegiatan yang
dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama setiap siklus adalah 1)
perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi, seperti
ditunjukkan dalam gambar berikut.

Model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart pada hakikatnya berupa
perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari
empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu
siklus. Oleh karena itu pengertian siklus pada kesempatan ini adalah suatu
putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi (Hamzah B. Uno, 2011: 87). Siklus tersebut terus berulang sampai
perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

C. Prosedur Penelitian

1. Perencanaan

Perencanaan penelitian merupakan tindakan yang disusun berdasarkan masalah


yang hendak dipecahkan agar terjadi perubahan dan peningkatan dalam
pembelajaran. Tahap perencanaan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Mengadakan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan


yang perlu segera diatasi.
b. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian, mencakup lembar
observasi keterampilan proses, soal tes, serta angket respon
siswa terhadap pembelajaran.
c. Menyiapkan alat-alat pembelajaran.
d. Melakukan diskusi dengan guru kelas mengenai metode
eksperimen
e. Membuat RPP siklus 1 dan 2 dengan judul materi bagian-
bagian tumbuhan materi pembelajaran IPA di SD.
2

2. Implementasi Tindakan

Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA terutama pada materi bagian-
bagian tumbuhan melalui pembelajaran berbasis eksperimen.

A. Siklus I

Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,


pengamatan, dan refleksi.

1) Perencanaan tindakan

a. Merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan dengan membuat RPP


(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) menggunakan metode pembelajaran
berbasis eksperimen.
b. Menyiapkan sumber belajar.
c. Menyiapkan instrumen yang akan digunakan dalam mengumpulkan data.

2) Pelaksanaan tindakan

a. Membagi siswa ke dalam 6 kelompok. Setiap siswa mendapatkan satu


nomor yang akan digunakan selama pembelajaran untuk mempermudah
penilaian.
b. Menyajikan materi mengenai fungsi dan bagian-bagian tumbuhan.
c. Setiap kelompok mendapatkan satu tema bagian-bagian tumbuhan.
d. Siswa melakukan diskusi kelompok merancang eksperimen mengenai tema
yang telah diberikan.

e. Siswa melakukan kegiatan eksperimen sesuai rancangan eksperimen yang


telah dibuat sebelumnya.
f. Siswa mempresentasikan hasil eksperimen.
g. Kelompok lain diberi kesempatan untuk memberi tanggapan atau
menyanggah.
3

h. Menyimpulkan secara bersama-sama.

3) Pengamatan

Melakukan pengamatan keterlaksanaan metode eksperimen yang dilakukan guru

untuk mengetahui kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran tersebut.

4) Refleksi

a. Melakukan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan meliputi


evaluasi terhadap aktivitas dan hasil belajar pada siklus I untuk mencari
penyebab dari masalah yang muncul.

b. Hasil refleksi digunakan untuk mencari alternatif pemecahan masalah


sehingga dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.

B. Siklus II

Siklus II dilakukan jika siklus I belum memenuhi kriteria keberhasilan penelitian,


mangacu pada kekurangan siklus I. Tahapan pelaksanaan kegiatan pada siklus II
tersebut sama dengan kegiatan pada siklus I. Apabila dievaluasi pada siklus II
belum memenuhi kriteria keberhasilan, maka harus dilaksanakan kegiatan siklus
III yang tahap-tahapnya seperti pada siklus I dan II. Siklus berhenti jika kriteria
keberhasilan telah tercapai.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk


mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian ini data penelitian yang ingin
dikumpulkan peneliti adalah data pelaksanaan pembelajaran, data kemampuan
kognitif (hasil belajar), serta data penguasaan keterampilan proses. Adapun teknik
4

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tes

Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian. Tes ialah
seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk
mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (Hamzah B.
Uno, dkk, 2011: 104). Adapun jenis tes dalam penelitian ini adalah tes
kemampuan kognitif berupa soal objektif pilihan ganda dan uraian.

2. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2008: 142). Angket dalam penelitian ini untuk mengetahui
respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan.

3. Lembar Observasi

Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Penilaian keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek (ProjectBased

Learning) yang dilakukan guru untuk mengetahui kinerja guru dalam menerapkan model

pembelajaran tersebut.

E. Instrumen Penelitian

1. Lembar soal tes

Soal tes disusun berdasarkan kisi-kisi. Tes digunakan untuk mengukur

kemampuan kognitif atau hasil belajar siswa yang menunjukkan sampai sejauh

mana penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. Tes yang diberikan berupa


5

soal pratindakan serta soal evaluasi akhir siklus. Soal pratindakan diberikan

sebelum tindakan dan soal evaluasi akhir siklus diberikan setelah tindakan di

setiap akhir siklus. Soal pratindakan digunakan untuk mengetahui kemampuan

awal siswa, sedangkan soal evaluasi akhir siklus untuk mengetahui penguasaan

siswa terhadap materi pelajaran setelah dilakukan tindakan. Soal tes dalam

penelitian ini menggunakan kawasan kognitif berdasarkan revisi taksonomi

Bloom oleh Anderson tahun 2001 (Martinis Yamin, 2008: 33), yaitu kemampuan

menghafal (C1), memahami (C2), mengaplikasi (C3), menganalisis (C4),

mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6).

2. Lembar Observasi

Penilaian keterlaksanaan metode eksperimen yang dilakukan guru untuk

mengetahui kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran tersebut.

Tabel 1. Kisi-kisi lembar observasi keterlaksanaan metode eksperimen

No. Aspek yang diamati Nomor butir Jumlah


1. Guru membuka dan menutup
Pelajaran 1, 2, 17, 18 4
2. Guru membimbing siswa 3, 4, 5, 6 3
dalam memperoleh ide.
3. Guru membimbing siswa 7, 8 2
dalam merancang eksperimen.
4. Guru membimbing siswa 8, 9, 10 3
dalam menyetel eksperimen.
5. Guru membimbing siswa 11, 12 2
dalam membuat eksperimen.
6. Guru membimbing siswa 13, 14, 15, 16 4
dalam memamerkan hasil
proyek termasuk di dalamnya
refleksi.
Jumlah 18
6

3. Angket

Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa

mengenai pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen. Angket

ini menggunakan 2 kategori jawaban yang telah disusun peneliti, yaitu Ya dan

Tidak. Angket dalam penelitian ini digunakan sebagai data tambahan penerapan

metode eksperimen di kelas.

Tabel 2. Kisi-kisi angket respon siswa terhadap

penerapan metode eksperimen

Nomor butir
No. Indikator Jumlah
pernyataan
1. Tanggapan siswa terhadap 1, 2, 3 3
proses memperoleh ide.
2. Tanggapan siswa terhadap 4, 5 2
proses merancang
eksperimen.
3. Tanggapan siswa dalam 6, 11 2
menyetel eksperimen.
4. Tanggapan siswa dalam 7, 8 2
membuat eksperimen.
5. Tanggapan siswa dalam 9, 10,12 3
proses memamerkan hasil
eksperimen.
Jumlah 12
7

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data observasi keterampilan

proses, angket, serta hasil tes. Data observasi keterampilan proses diperoleh dari

lembar observasi. Data hasil observasi keterampilan proses pada lembar

observasi dianalisis dengan teknik persentase. Langkah-langkah yang dilakukan

dalam pengolahan data keterampilan proses siswa adalah sebagai berikut.

1. Memberikan skor berdasarkan pedoman penskoran terhadap setiap

pelaksanaan keterampilan proses kepada siswa berdasarkan kriteria yang

telah dibuat.

2. Mengubah skor siswa ke dalam bentuk persentase untuk setiap

keterampilan proses dengan rumus:

3. Menentukan persentase pada setiap keterampilan proses.

4. Menafsirkan persentase berdasarkan kriteria yang dikemukakan oleh Ngalim


Purwanto (2013: 103) yaitu:

≤ 54% = kurang sekali

55 – 59% = kurang

60 – 75% = cukup

76 – 85% = baik

86 – 100% = sangat baik


8

Data tentang hasil belajar diolah dengan cara mencari besarnya nilai yang

diperoleh siswa. Untuk mencari besarnya nilai yang diperoleh siswa digunakan

rumus:

Keterangan:

NP = nilai persentase yang dicapai

R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimum ideal dari tes.

Besarnya nilai kemudian dikategorikan berdasarkan kriteria menurut Ngalim

Purwanto (2013: 103) seperti yang telah ditulis di atas. Untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar, dilakukan dengan cara membandingkan mean test

siklus pertama dengan mean test siklus kedua.

Mean dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan: = mean
= jumlah skor seluruh siswa

N = jumlah siswa

Sedangkan untuk mengetahui tuntas belajar klasikal (TBK) siswa dapat

menggunakan rumus sebagai berikut:


9

Angket respon siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek dianalisis dengan

cara sebagai berikut.

1. Menghitung skor jawaban seluruh siswa pada setiap pernyataan.

Pernyataan positif memiliki skor 1 untuk jawaban “ya” dan skor 0

untuk jawaban “tidak”, sedangkan untuk pernyataan negatif

berlaku kebalikannya.

2. Menghitung persentase jawaban siswa,

3. Melakukan analisis persentase dengan cara mengkatagorikan

berdasarjan kriteria menurut Ngalim Purwanto .

E. Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar IPA

siswa kelas IV SDN 4 Way Galih setelah diterapkannya metode eksperimen.

Kriteria keberhasilan keterampilan proses adalah adanya peningkatan setiap

keterampilan proses dari pratindakan ke siklus II. Sedangkan kriteria ketercapaian

hasil belajar adalah apabila siswa yang nilainya mendapat ≥75 mencapai paling

sedikit 90% dari jumlah siswa.


1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan


menerapkan metode pembelajaran berbasis eksperimen. Penelitian Tindakan
Kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN 4 Way Galih. Penelitian ini dilakukan
dalam dua siklus yang masing- masing siklus dilaksanakan sebanyak dua kali
pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 24 siswa,
terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 2 minggu dengan 2 siklus. Setiap siklus


membahas materi yang berbeda namun masih dalam satu SK yakni Bagian-
bagian tumbuhan. Siklus I membahas bagian-bagian tumbuhan sedangkan pada
siklus II membahas tentang fungsi bagian-bagian tumbuhan.

Hasil penelitian berupa hasil tes dan non tes. Data hasil tes merupakan data hasil
dan lembar angket respon siswa. Rangkaian kegiatan tiap siklus dalam penelitian
tindakan kelas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Hasil penelitian dipaparkan pada uraian berikut ini.

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

1) Peneliti membuat dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP). RPP ini membahas materi bagian-bagian tumbuhan. RPP disusun
oleh guru peneliti. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
2

2) Peneliti menyiapkan LKS (Lembar Kerja Siswa) sebagai pedoman siswa


dalam melakukan kegiatan percobaan.
3) Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian yaitu lembar keterlaksanaan
pembelajaran berbasis proyek, dan soal tes evaluasi akhir siklus.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui dua pertemuan,


pertemuan 1 pada tanggal 25 November 2021 dan pertemuan 2 pada tanggal 27
November 2021. Kelas yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
kelas IV dengan jumlah siswa 24, sedangkan yang hadir pada saat pembelajaran
siklus I berlangsung adalah 23 siswa. Pembelajaran IPA yang dilakukan guru
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun sebelum
penelitian dilaksanakan. Sedangkan peneliti bersama observer melakukan
observasi. Materi yang diberikan adalah bagian-bagian tumbuhan. Adapun
deskripsi hasilnya adalah sebagai berikut:

 Pertemuan Pertama Siklus 1

Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan sesuai RPP. Pada awal pembelajaran


guru memberikan apersepsi yaitu dengan mengajukan permasalahan mengenai
bagian-bagian tumbuhan. Beberapa siswa merespon pertanyaan dari guru, setelah
apersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kemudian guru bersama
siswa melakukan tanya jawab mengenai permasalahan tersebut dan dilanjutkan
dengan penjelasan singkat mengenai bagian-bagian tumbuhan. Tahap selanjutnya
adalah membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Siswa dibagi menjadi 4
kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Siswa segera
memposisikan diri sesuai dengan kelompoknya, mereka duduk mengelilingi meja
dan mendengarkan penjelasan guru. Perwakilan setiap kelompok maju ke depan
untuk mengambil undian materi eksperimen. Guru membagikan Lembar Kerja
Siswa (LKS) sebagai pedoman dalam melakukan esperimen. Setiap kelompok
3

melakukan eksperimen mengenai bagian-bagian tumbuhan sesuai dengan tema


masing-masing di halaman sekolah. Setiap kelompok melakukan eksperimen
dengan antusias, tetapi masih ada beberapa siswa yang masih memerlukan
bimbingan dari guru dalam melakukan percobaan.

Selanjutnya guru meminta setiap kelompok untuk masuk kelas kembali dan
mendiskusikan soal yang ada dalam LKS. Setelah selesai mengerjakan LKS,
guru meminta perwakilan kelompok untuk melakukan presentasi di depan kelas.
Siswa masih terlihat malu-malu dalam menyampaikan hasil percobaan
kelompoknya. Setelah kegiatan presentasi selesai, siswa bersama guru melakukan
tanya jawab kembali mengenai percobaan yang telah dilakukan Langkah
selanjutnya guru menginformasikan bahwa laporan hasil percobaan akan dibuat
majalah dinding (mading) pada pertemuan berikutnya, sehingga siswa diminta
untuk mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan. Siswa terlihat antusias untuk
membuat mading, sebelum membuat mading siswa menuliskan rencana mading
kelompok mereka yang telah dibagikan. Rencana kegiatan ini selanjutnya
dikumpulkan pada akhir kegiatan pembelajaran. Di akhir pembelajaran guru
bersama siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari hari ini. Guru juga
mengingatkan agar siswa mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan pada
pertemuan selanjutnya untuk membuat mading.

 Pertemuan Kedua Siklus II

Pada awal pembelajaran pertemuan kedua, guru mengingatkan kembali kepada


siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
Selanjutnya siswa diminta untuk mulai menyusun mading laporan hasil
percobaan setiap kelompok. Siswa segera duduk berkelompok dan mulai
menyusun mading masing-masing sedangkan guru mamantau proses pembuatan
mading. Selanjutnya guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil
karyanya dalam suatu kegiatan kunjung karya. Setiap kelompok akan dibagi
untuk mengunjungi dan memberi komentar pada mading kelompok lain,
sedangkan satu lainnya akan tinggal dalam kelompok menerima kunjungan
perwakilan kelompok lain yang datang berkunjung. Agar pembagian tempat tidak
4

terlalu berdesakan, dibagi 3 kelompok di depan kelas dan 3 kelompok di


belakang kelas. Suasana pembelajaranpun menjadi kurang kondusif. Pada akhir
pembelajaran guru memberikan penjelasan untuk mengomentari pelaksanaan
kunjung karya. Guru memberikan penjelasan dan bersama dengan siswa
membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari pada hari ini. Siklus II diakhiri
dengan kegiatan evaluasi dengan memberikan soal tes kepada siswa untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam materi bagian-bagian tumbuhan.
5

c. Hasil Penelitian

1. Hasil Belajar IPA siklus I

Hasil belajar dapat diketahui dari hasil tes evaluasi akhir siklus dalam materi bagian-bagian tumbuhan yang

telah dilakukan di akhir siklus. Hasil belajar siswa yang diperoleh dalam siklus 1 dapat dilihat dalam tabel

10.

Tabel 3. Rangkuman data hasil belajar IPA pada siklus I

No. Kategori Frekuensi siswa Persentase (%)


1. ≥KKM 14 69,7
2. <KKM 9 30,3
Jumlah 23 100
Nilai rata-rata 78,51

Berdasarkan tabel 10, hasil dari evaluasi pada siklus I, rata-rata kelas sudah mencapai KKM, yaitu 78,51

tuntas belajar klasikal 69,7%. Namun perlu adanya peningkatan pada siklus kedua karena jumlah siswa yang

di bawah KKM masih 30,3%. Secara visual pembandingan rata-rata pratindakan dengan Siklus I dapat

dilihat pada diagram di bawah ini.

100
90
80 78,5
72,0
70
60
50
40
30
20
10
0
Pratindakan Siklus I

Gambar 3. Diagram batang pembandingan nilai rata-rata tes pratindakan dengan


siklus I
6

Dari gambar 7 dapat terlihat bahwa nilai rata-rata siklus I ini meningkat jika dibandingkan dengan nilai rata-

rata pada pratindakan yang hanya memiliki nilai rata-rata 72,08 dengan kenaikan sebesar 6,43.

Hasil pembandingan Tuntas Belajar Klasikal Pratindakan dengan Siklus I dapat dilihat pada diagram di

bawah ini.

100
90
80
70
Tuntas
60
Belajar
50 Klasikal
Pratindakan
40 Tuntas
30 Belajar
Klasikal
20 Siklus I
10
0

Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 4. Diagram batang pembandingan Tuntas Belajar Klasikal Pratindakan


dengan Siklus I

Berdasarkan diagram di atas, terlihat bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM

meningkat jika dibandingkan pratindakan yang hanya mencapai 32,3% dengan

kenaikan sebesar 28,4%. Sedangkan jumlah siswa yang tidak memenuhi KKM

menurun jika dibandingkan pratindakan yang mencapai 67,7% dengan penurunan

sebesar 37,4%.
7

2. Hasil Observasi Penerapan metode eksperimen

Lembar observasi penerapan metode pembelajaran mencakup kesesuaian guru

dalam melaksanaan model pembelajaran yang disesuaikan dengan tahap -tahap

pelaksanaan model PBL. Lembar observasi keterlaksanaan model PBL berbentuk

checklist dengan 18 aspek pengamatan dengan masing-masing skor 1. Jadi

jumlah skor maksimal jika tahapan model tersebut terlaksana dengan baik yaitu

sebesar 18. Hasil data observasi keterlaksanaan model PjBL pada siklus I dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4. Rangkuman Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Model PBL.

Observer Jumlah skor Persentase Rata-rata


1 17 94,4%
2 16 88,8% 90,67%
3 16 88,8%

Tabel 11 menunjukkan rata-rata observasi kesesuaian penerapan model PBL pada

siklus I sudah termasuk ke dalam kriteria sangat baik yaitu 90,56%. Namun masih

terdapat 2 aspek yang belum dilaksanakan oleh guru. Maka dari itu perlu

ditingkatkan pada siklus II.

d. Refleksi

Untuk memperoleh perbaikan pelaksanaan penelitian berikutnya dilakukan refleksi

untuk mengetahui kekurangan dari pelaksanaan pada siklus 1 untuk diperbaiki

pada siklus selanjutnya dan dilanjutkan dengan perencanaan yang akan

diimplementasikan pada siklus II. Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I

dapat ditemukan beberapa kekurangan yaitu sebagai berikut.

1. Guru kurang melakukan monitoring atau bimbingan pada proses merancang

proyek, sehingga masih terdapat beberapa kesalahan dalam menyusun


8

rencana eksperimen dan berdampak pada hasil eksperimen. Solusi yang

akan diberikan guru pada siklus II adalah monitoring dan bimbingan

ditingkatkan dengan cara guru akan berkeliling memonitor proses pengerjaan

siswa dalam membuat rencana eksperimen dan siswa juga diminta bertanya

apabila ada yang belum jelas untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam

melakukan proyek pada siklus II.

2. Dalam pengelolaan waktu, guru memberikan waktu terlalu lama dalam

percobaan sehingga waktu untuk melakukan presentasi menjadi kurang lama,

hal ini menyebabkan siswa kurang paham dengan materi percobaan kelompok

lain. Solusi yang diberikan guru pada siklus II adalah membagi waktu dengan

baik, dan meminta kepada siswa agar sungguh-sungguh dalam melakukan

percobaan dan tidak hanya bermain saja.

3. Banyak siswa masih merasa kebingungan dengan kegiatan percobaan. Solusi

yang diberikan guru pada siklus II adalah sebelum melakukan percobaan guru

meminta siswa untuk mencermati LKS dan diminta bertanya apabila ada yang

kurang jelas.

4. Dalam melakukan diskusi kelompok, tidak seluruh anggota kelompok aktif

bekerjasama, yakni saat teman satu kelompok aktif berdiskusi ada anggota

yang hanya diam saja dan tidak aktif dalam kegiatan kelompok. Solusi yang

diberikan guru pada siklus II adalah diharapkan guru mendekati kelompok

membimbing masing-masing anggota kelompok pada saat kegiatan diskusi

maupun percobaan agar seluruh anggota kelompok dapat ikut aktif dalam

kegiatan kelompok.

5. Pada saat proses kunjung karya suasana kurang terkendali dengan baik,
9

suasana kelas menjadi ramai dan proses kunjung karya menjadi kurang

kondusif. Solusi yang diberikan guru pada siklus II adalah memberikan

penjelasan kepada siswa mengenai prosedur eksperimen sehingga siswa akan

lebih tertib dalam melakukan eksperimen.

Tabel 5. Rangkuman Hasil Refleksi Siklus I

No. Kekurangan siklus I Upaya perbaikan siklus II


1. Guru kurang melakukan Monitoring dan bimbingan
monitoring atau bimbingan ditingkatkan dengan cara guru
pada proses merancang akan berkeliling memonitor
eksperimen sehingga rencana proses perancangan
dan hasil eksperimen.
eksperimen nya masih
terdapat kesalahan.
2. Guru memberikan waktu terlalu Meminta kepada siswa agar
lama dalam percobaan. sungguh-sungguh
dal
am melakukan percobaan dan
tidak
hanya bermain saja.
3. Banyak siswa masih merasa Sebelum melakukan percobaan
kebingungan dengan kegiatan guru meminta siswa untuk
percobaan. mencermati LKS dan diminta
bertanya apabila ada yang
kurang
jelas.
4. Tidak seluruh anggota kelompok Diharapkan guru mendekati
aktif bekerjasama. kelompok membimbing
masing- masing anggota
kelompok agar seluruh anggota
kelompok dapat ikut aktif
dalam kegiatan
kelompok.
5. Pada saat proses eksperimen Memberikan penjelasan kepada
suasana kurang terkendali dengan siswa mengenai prosedur
baik. eksperimen.
Berdasarkan hasil refleksi siklus I peneliti menyusun rencana untuk perbaikan

yang akan dilaksanakan pada siklus II

 Siklus II

a. Perencanaan
10

Sebelum melaksanakan tindakan, ada beberapa hal yang

direncanakan antara lain:

1. Membuat RPP yang berisi langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran


Project Based Learning (PBL) serta LKS berdasarkan refleksi siklus
pertama.

2. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya


tindakan. Sarana pembelajaran ini berupa alat pembelajaran dan lembar
kerja siswa. Adapun penyusunan sarana pembelajaran ini juga
mempertimbangkan hasil refleksi siklus pertama.

3. Mempersiapkan instrumen penelitian, antara lain: angket respon siswa dan


soal tes evaluasi akhir siklus II untuk mengukur hasil belajar.

b. Pelaksanaan

Seperti halnya pada siklus I, siklus II dilakukan dalam 2 pertemuan. Pertemuan 1

pada tanggal 2 Desember 2021 dan pertemuan 2 pada tanggal 6 Desember 2021.

Kelas yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini sama dengan siklus I,

yaitu kelas IV dengan jumlah siswa 24, sedangkan yang hadir pada saat

pembelajaran siklus II berlangsung adalah 24 siswa pada pertemuan pertama dan

23 siswa pada pertemuan kedua. Pembelajaran IPA yang dilakukan sesuai dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun sebelum penelitian

dilaksanakan. Sedangkan peneliti bersama observer melakukan observasi. Materi

yang diberikan adalah cara pencegahan kerusakan lingkungan. Adapun deskripsi

hasilnya adalah sebagai berikut:


11

1) Pertemuan Pertama Siklus II

Pada pertemuan ini siswa sudah memposisikan diri ke dalam kelompok. Kegiatan

diawali dengan guru melakukan apersepsi mengenai video bagian-bagian

tumbuhan. Kegiatan dilanjutkan dengan guru bersama siswa melakukan tanya

jawab mengenai fungsi dari bagian-bagian Selanjutnya kegiatan dilanjutkan

dengan melakukan pengundian tema percobaan. Tema percobaan masih sama

dengan siklus I. Guru kemudian membagikan LKS kepada setiap kelompok, dan

kelompok diminta mencermati LKS dan bertanya apabila ada yang kurang jelas.

Ada beberapa siswa yang bertanya mengenai percobaan yang akan dilakukan.

Guru juga memberikan pengertian kepada siswa bahwa semua siswa harus ikut

aktif dalam melakukan tugas kelompok. Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan

percobaan di halaman sekolah. Siswa terlihat antusias dalam melakukan

percobaan, dan siswa juga sudah tidak banyak bertanya kepada guru sehingga

percobaan berjalan lancar. Selanjutnya siswa melakukan presentasi dan guru

memberikan penguatan mengenai hasil percobaan siswa. Selama kegiatan ini

berlangsung guru berkeliling untuk menghindari kesalahan dalam menuliskan

rancangan proyek kelompok. Guru memperbolehkan siswa untuk mengerjakan

konsep awal kegiatan proyek kelompok di luar jam pelajaran.

2. Pertemuan Kedua Siklus II

Pada awal pembelajaran pertemuan kedua, guru mengingatkan kembali kepada

siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.


12

Selanjutnya siswa diminta untuk mulai menyusun jurnal kelompok. Setiap

kelompok terlihat antusias dalam mengerjakan jurnal kelompok masing-masing.

Selanjutnya guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil karyanya dalam

suatu kegiatan kunjung karya seperti pada pertemua pertama. Pada proses

kunjung karya ini lebih ditekankan pada pemberian komentar yang baik dan tertib

tidak berebut sehingga proses kunjung karya ini berjalan dengan cukup baik.

Pada akhir pembelajaran guru memberikan penjelasan untuk mengomentari

pelaksanaan kunjung karya. Guru memberikan penjelasan dan bersama dengan

siswa membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari pada hari ini. Siklus II

diakhiri dengan kegiatan evaluasi dengan memberikan soal tes kepada siswa

untuk mengetahui kemampuan siswa dalam materi bagian-bagian tumbuhan.

a. Pengamatan

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru peneliti dan dibantu oleh

guru kelas sebagai supervisor 1. Pengamatan yang dilakukan meliputi

keterlaksanaan metode pembelajaran berbasis eksperimen.

b. Hasil Penelitian

1) Hasil belajar IPA siklus II

Seperti halnya pada siklus I, data mengenai hasil belajar IPA diperoleh melalui

soal tes. Tes diambil setelah kegiatan pembelajaran dilakukan. Berikut ini hasil tes

pada pembelajaran siklus II.


13

Tabel 6. Rangkuman data hasil belajar siklus II

No. Kategori Frekuensi siswa Persentase (%)


1. ≥KKM 19 90,6
2. <KKM 3 9,4
Jumlah 22 100
Nilai rata-rata 84,09

Dari hasil nilai tes di atas terlihat bahwa nilai rata-rata tes sudah berada dalam

kriteria baik dengan nilai rata-rata 84,09. Rata-rata ini sudah memenuhi kriteria

ketuntasan nilai yang diharapkan yakni 75, bahkan 9,09 lebih besar dari nilai

ketuntasan yang diharapkan. Jumlah siswa yang memenuhi KKM juga sudah

berada memenuhi kriteria kenberhasilan yaitu 90,6 .

84,0
78,5

Siklus 1 Siklus 2

Gambar 5. Diagram batang pembandingan nilai rata-rata tes siklus I dan siklus II

Dari diagram di atas dapat terlihat bahwa nilai rata-rata siklus II ini meningkat

jika dibandingkan dengan nilai rata-rata pada pelaksanaan pembelajaran siklus I

yang hanya memiliki nilai rata-rata 78,51 dengan kenaikan sebesar 5,58. Hasil

pembandingan Tuntas Belajar Klasikal Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada
14

gambar 12 berikut

100
90
80
70
Tuntas Belajar
Persentase(

60
Klasikal Siklus I
50
40 Tuntas Belajar
30 Klasikal Siklus II
20
10
0
Tuntas Tidak
Tuntas

Gambar 6. Diagram batang pembandingan Tuntas Belajar Klasikal Siklus I


dan Siklus II
15

Berdasarkan gambar 12, terlihat bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM

meningkat jika dibandingkan siklus I yang hanya mencapai 60,7% dengan

kenaikan sebesar 20,9% menjadi 90, 06 %. Sedangkan jumlah siswa yang tidak

memenuhi KKM menurun jika dibandingkan siklus I yang mencapai 30,3%

dengan penurunan sebesar 20,9%.

2. Hasil Observasi Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Eksperimen

Berdasarkan observasi keterlaksanaan pembelajaran pada siklus II didapat hasil

bahwa tahap pembelajaran telah dilaksanakan guru dengan baik dan berurutan.

Setiap aspek kegiatan guru dalam tahap pembelajaran dilakukan dengan lengkap.

Guru telah menguasai langkah- langkah pembelajaran tersebut.

3) Hasil Angket Respon Siswa

Analisis angket respon peserta didik terhadap pembelajaran IPA menggunakan

model pembelajaran berbasis eksperimen didapat hasil seperti Tabel 15. Angket

terdiri dari 12 pernyataan.

Tabel 7. Rangkuman analisis angket respon siswa

Jumlah siswa Jumlah skor Skor rata-rata Persentase


Angket 22 373 11,65 97,1%
respon siswa

Berdasarkan tabel 16 respon siswa terhadap penerapan metode pembelajaran

berbasis eksperimen termasuk dalam kategori sangat baik (97,1%). Hal ini dapat
16

diartikan bahwa siswa tertarik dengan metode pembelajaran berbasis eksperimen

untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA di kelas.

Refleksi pada siklus II maksudnya adalah untuk mengetahui apakah upaya

perbaikan yang telah direncanakan berjalan dengan baik. Setelah dilakukan

upaya perbaikan pada siklus II, siswa sudah mulai terbiasa dengan kegiatan di

kelas yang lebih banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa

sudah mulai memahami petunjuk kerja sehingga dapat melakukan percobaan

dengan baik. Keterampilan proses yang dikuasai siswa serta hasil belajar IPA

juga meningkat dari siklus sebelumnya sehingga siklus ini dihentikan.

B. Pembahasan

Penerapan pembelajaran berbasis eksperimen ini bertujuan untuk memperbaiki

hasil belajar IPA sehingga diharapkan siswa akan lebih aktif dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran. Untuk mengetahui penguasaan konsep dari materi yang

diajarkan diadakan tes hasil belajar. Berdasarkan gambar 7 yang menyajikan

perbandingan rata-rata hasil belajar siswa pratindakan dengan siklus I

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dari kategori cukup (72,08) ke

kategori baik (78,51). Sedangkan Tuntas Belajar Klasikal meningkat dari

kategori kurang sekali (32,3%) ke kategori cukup (60,7%). Peningkatan tersebut

dikarenakan dalam pembelajaran berbasis eksperimen siswa aktif dalam

pembelajaran dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, namun siswa juga

melakukan percobaan serta merancang dan membuat eksperimen, sehingga

pemahaman konsep siswa lebih mendalam. Gaer (Made Wena, 2010: 145)

menyebutkan bahwa pembelajaran berbasis eksperimen memiliki potensi yang


17

besar untuk memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi

siswa.

Sejalan dengan pendapat Gaer, Ridwan Abdullah Sani (2013: 174) menyebutkan

bahwa pembelajaran berbasis eksperimen dilakukan untuk memperdalam

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dengan cara membuat karya yang

terkait dengan materi ajar atau kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa.

Namun karena belum memenuhi kriteria keberhasilan hasil belajar IPA, maka

penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan beberapa perbaikan. yang bertujuan

untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa dalam memahami materi bagian-

bagian tumbuhan. Menurut Nuryani (Devi Ertanti, 2011: 122), pengukuran hasil

belajar kognitif ini berfungsi untuk memberikan umpan balik yang diperlukan

untuk perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran.

Pada siklus II rata-rata nilai tes siswa adalah 84,09. Tuntas belajar klasikalnya

sudah termasuk dalam kategori sangat baik, yaitu 90.6%. Hal ini sesuai dengan

proses pembelajaran berbasis eksperimen yang dapat meningkatkan hasil belajar

IPA pada siswa. Menurut Harriz dan Kattz (Grant, 2011: 38) menyebutkan

pendukung dari model pembelajaran ini memberikan tekanan pada investigasi

lebih mendalam dari pada menghafal materi pelajaran yang banyak.

Sedangkan menurut Ridwan Abdullah Sani (2014: 173), dalam pembelajaran

berbasis eksperimen siswa belajar dalam situasi problem yang nyata, yang dapat

melahirkan pengetahuan yang bersifat permanen dan mengorganisir proyek-

proyek dalam pembelajaran.. Pada akhir siklus II juga diberikan evaluasi berupa

soal tes hasil belajar


1

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut. Pembelajaran berbasis eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA.

Adapun hasil belajar rata-rata IPA termasuk dalam kategori cukup (72,08) pada

pratindakan meningkat menjadi kategori baik (84,09) pada siklus II. Tuntas

belajar klasikal (≥KKM) termasuk dalam kategori kurang sekali (32,3%) pada

pratindakan meningkat menjadi kategori sangat baik (90,6%) pada siklus II.

Upaya yang dilakukan peneliti dalam meningkatkan hasil belajar adalah dengan

mengikuti langkah-langkah pelaksanaan metode pembelajaran berbasis

eksperimen, yaitu: 1) memperoleh ide, dengan melakukan tanya jawab mengenai

bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya; 2) merancang eksperimen, dengan

melakukan kegiatan percobaan secara berkelompok mengenai bagian-bagian

tumbuhan dan fungsinya; 3) menyetel eksperimen, yaitu dengan melakukan

kegiatan membuat perencanaan mengenai eksperimen yang akan dikerjakan

secara berkelompok dengan mengerjakan lembar kerja eksperimen; 4) membuat

eksperimen, siswa secara berkelompok membuat eksperimen berdasarkan

perencanaan yang telah dibuat sebelumnya; serta 5) memamerkan eksperimen,

yaitu melatih siswa secara individu untuk berani mengungkapkan ide dan

pendapat mengenai karya orang lain dengan kegiatan kunjung karya.


2

Peningkatan hasil belajar IPA dari siklus I ke siklus II dilakukan dengan berbagai

perbaikan, antara lain melatih siswa secara kelompok untuk membuat

perencanaan eksperimen, melatih siswa untuk bekerjasama dalam kelompok

mendiskusikan tugas yang diberikan guru, melatih siswa secara kelompok untuk

melakukan percobaan mengenai bagian-bagian tumbuhan, dan melatih siswa

untuk melakukan kegiatan kunjung karya. Setelah dilakukan upaya perbaikan,

pada siklus II kriteria keberhasilan sudah tercapai sehingga siklus dihentikan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Kepada guru sekolah dasar agar dapat melaksanakan pembelajaran IPA

dengan metode pembelajaran berbasis ekssperimen apabila sesuai dengan

materi yang diajarkan agar tercipta suasana belajar yang aktif dan siswa tidak

merasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Kepada kepala sekolah diharapkan dapat mendukung pelaksanaan

pembelajaran IPA yang menggunakan metode pembelajaran berbasis

eksperimen dengan memfasilitasi sarana dan prasarana pendukung

pembelajaran.

3. Peneliti lain perlu melakukan penelitian lebih lanjut yang lebih mendalam

mengenai metode pembelajaran berbasis eksperimen untuk meningkatkan

aspek- aspek yang lain; misalnya kreativitas, kemandirian dan motivasi.


1

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Azis Wahab. (2012). Metode dan Model-model Mengajar


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.

Eko Putro Widoyoko. (2010). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Grant, Michael M. (2011). “Learning, Beliefs, and Products: Students’


Perspectives with Project-based Learning”. The Interdisciplinary Journal of
Problem-Based Learning. Volume 5, No. 2 Halaman 37-69.

Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad. (2014). Belajar dengan Pendekatan


PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif,
Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamzah B. Uno dan Satria Koni. (2013). Assessment Pembelajaran. Jakarta:


Bumi Aksara.

Hamzah B. Uno, dkk. (2011). Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta:
Bumi Aksara.

Haryanto. (2007). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Erlangga.
Hendro Darmodjo dan Jenny R.E Kaligis. (1992). Pendidikan IPA 2. Jakarta:
Depdiknas.

Kemendikbud. (2014). Buku Guru Prakarya SMP/MTs Kelas VIII. Rev ed.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang. Kemdikbud.

Made Wena. (2010). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu


Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
1

Nana Sudjana. (2002). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru Algensindo.

Nana Sudjana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Ngalim Purwanto. (2013). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Patta Bundu. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains- SD. Jakarta: Depdiknas.

Purwanto. (2010). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar..


Ridwan Abdullah Sani. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY
Press.

S. Rositawaty dan Aris Muharam. (2008). Senang Belajar Ilmu


Pengetahuan Alam 4. Jakarta: Depdiknas.

Srini M. Iskandar. (1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:


Depdiknas.

Sudjana. (2000). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production.

Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY PRESS.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rev


VI. Jakarta: Rineka Cipta.
1

Syaiful Bahri Djamarah. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Tim Sains Quadra. (2010). Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 4 Sekolah Dasar
Semester Kedua. Jakarta: Yudhistira.

Tri Nowosari. (2011). Identifikasi Keterampilan Proses Sains untuk Pencapaian


Subaspek Basic Skill pada Pokok Bahasan Klasifikasi Makhluk Hidup
melalui Metode Praktikum Kelas X4 MAN Gandekan Bantul. Skripsi tidak
diterbitkan. FMIPA UNY.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.


Udin S. Winataputra. (2001). Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Usman Samatowa. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.

Wina Sanjaya. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik


Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Wina Sanjaya. (2011). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Kencana.

Yunus Abidin. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks


Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama.
2

L
A
M
P
I
R
A
N
3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I TINDAKAN 1

Satuan Pendidikan : SD Negeri 4 Way Galih

Kelas / Semester : IV / 1

Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 menit)

A. STANDAR KOMPETENSI

Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR

Kompetensi Dasar (KD)

2.1. Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya Menjelaskan hubungan antara
struktur batang tumbuhan dengan fungsinya.

Indikator :

 Mengidentifikasi bagian tubuh tumbuh-tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri

 Menggolongkan akar tumbuhan berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-cirinya.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN:

 Mengidentifikasi bagian-bagian akar beserta fungsinya.

 Mengelompokkan jenis-jenis akar.

 Mengidentifikasi jenis-jenis batang tanaman.

 Menyebutkan fungsi batang tanaman.

D. MATERI PEMBELAJARAN

 Bagian-bagian tumbuhan
4

E. METODE PEMBELAJARAN

 Model : Problem Based Learning

 Metode : Eksperimen, diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Kegiatan Awal Kegiatan Guru: 5 menit

◾ Guru memberikan salam dan mengajak


semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing.

◾ Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi


lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.

◾ Menginformasikan tema yang akan


dibelajarkan yaitu tentang ”bagian-bagian
tumbuhan”.

Kegiatan Guru
Kegiatan Inti 10 Menit
◾ Guru memperlihatkan gambar dan video
tentang proses pertumbuhan sebuah tanaman.

◾ Dengan bimbingan guru siswa membahas


Fase I tentang bagian-bagian tumbuhan pada video.
Guru mengaitkan kegiatan ini dengan judul
Orientasi/
tema bagian-bagian tumbuhan dengan
merumuskan
sebtema struktur dan fungsi tumbuhan.
Masalah
◾ Guru dapat memberikan beberapa pertanyaan
untuk mengstimulus ketertarikan siswa
terhadap topik bagian-bagian tumbuhan.
5

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pertanyaan:

1. Apakah komenatrmu melihat dua gambar


tersebut ?

2. Gambar mana yang lebih jelas untuk di lihat?

3. Apakah gambar A dapat berubah menjadi seperti


di gambar B?

4. Sebutkan struktur tumbuhan ag terlihat pada


video tersebut!

 Siswa membaca pengantar mengenai bagian-


bagian tumbuhan .

 Siswa diajak bertanya jawab mengenai


struktur dan fungsi bagian-bagian tumbuhan.

Fase II Ayo bereksperimen: 10 menit

Mengorganisasi  Siswa dibagi dalam kelompok


siswa dalam
belajar  Siswa bereksprimen dengan cara menanam
beberapa jenis tanaman yang dapat diamati
perkembangan bagian-bagian dari tumbuhan
tersebut

 Siswa mengamati perkembangan yang terjadi


pada tanaman tersebut.

Fase III Kegiatan Guru:


Membimbing 10 Menit
◾ Mengamati dan membimbing siswa dalam
eksperimen melakukan pengamatan dan eksperimen di
siswa luar kelas.

Kegiatan Siswa :
6

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

◾ Siswa bekerjasama melakukan interaksi dan 10 Menit


eksperimen terhadap bagian tumbuhan yang
diamati.

Fase IV Kegiatan Guru :


Mengembangkan ◾ Guru mengarahkan dan memandu
dan menyajikan eksperimen.
hasil
◾ Guru memberikan penjelasan materi

Kegiatan Siswa :

◾ Siswa menuliskan hasil eksperimenya.


◾ Siswa secara bergantian mempresentasikan
hasil eksperimenya.

Fase V Kegiatan Guru 20 menit

Menganalisis ◾ Membimbing siswa membuat kesimpulan/


dan rangkuman selama proses belajar
mengevaluasi ◾ Memberikan evaluasi
Kegiatan Siswa

◾ Siswa membuat kesimpulan tentang


eksperimen yang telah dilakukan pada
pembelajaran hari ini

◾ Siswa melakukan penilaian belajar

Kegiatan
Penutup ◾ Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
7

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

◾ Mengajak semua siswa berdo’a menurut 5 Menit


agama dan keyakinan masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran)

Pertemuan ke - 2

Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi Waktu


5 menit
1. KEGIATAN AWAL
a. Guru menyapa, memberikan salam, berdo’a dan presensi.
b. Apersepsi: Guru memberikan apersepsi kepada para siswa dengan
melakukan tanya jawab mengenai pembelajaran yang telah dilakukan pada
pertemuan sebelumnya.

c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran hari ini

60 MENIT
2. KEGIATAN INTI

a. Membuat eksperimen
- Setiap kelompok menyusun dan membuat mading berdasarkan perencanaan
yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya.

b. Mempresentasikan hasil eksperimen


- Melakukan kegiatan kunjung karya untuk mempresentasikan mading yang telah
mereka buat (setiap kelompok dibagi tugas, masing-masing siswa dalam setiap
kelompok akan melakukan kunjungan karya ke kelompok lain dan memberikan
komentar pada hasil karya kelompok lain, sedangkkan salah satu dari anggota
kelompok akan tetap tinggal untuk menjelaskan hasil karya kelompok kepada
anggota kelompok lain yang datang berkunjung.).
- Menempelkan mading pada papan di belakang kelas.
8

- Siswa bersama guru berdiskusi dan melakukan refleksi mengenai kegiatan yang
telah dilakukan.

3. KEGIATAN PENUTUP

a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari hari
5 MENIT
ini.
b. Guru mengingatkan siswa agar rajin belajar, tetap semangat, dan terus
berkarya.
c. Guru menutup pembelajaran pada hari ini dengan
doa dan salam.

A. Penilaian
Rubrik penilaian proyek
SB B C K
Tahapan Kegiatan
4 3 2 1
Perencanaan Persiapan
Rumusan judul

Pelaksanaan Sistematika penulisan


Analisis data
Hasil/ Performans
produk Presentasi
Way Galih, Desember 2021

Guru Peneliti

Eka Fihayati, S.Pd


NIM. 855733002
9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
SIKLUS 2

Satuan Pendidikan : SD Negeri 4 Way Galih


Kelas / Semester : IV / 1
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 menit)
Hari/Tanggal :

A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR
Kompetensi Dasar (KD)
2.1. Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya Menjelaskan hubungan antara
struktur batang tumbuhan dengan fungsinya.
Indikator :
 Mengidentifikasi bagian tubuh tumbuh-tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri
 Menggolongkan akar tumbuhan berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-cirinya.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN:
 Mengidentifikasi bagian-bagian akar beserta fungsinya.
 Mengelompokkan jenis-jenis akar.
 Mengidentifikasi jenis-jenis batang tanaman.
 Menyebutkan fungsi batang tanaman.

D. MATERI PEMBELAJARAN
 Bagian-bagian tumbuhan

E. METODE PEMBELAJARAN
 Model : Problem Based Learning
 Metode : Eksperimen, diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah
10

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan Awal Kegiatan Guru: 5 menit
◾ Guru memberikan salam dan mengajak
semua siswa berdo’a menurut agama
dan
keyakinan masing-masing.
◾ Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
◾ Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ”bagian-
bagian
tumbuhan”.

Kegiatan Inti Kegiatan Guru


◾ Guru memperlihatkan gambar dan video 10 Menit
tentang proses pertumbuhan sebuah tanaman.
Fase I
◾ Dengan bimbingan guru siswa membahas
Orientasi/
tentang bagian-bagian tumbuhan pada video.
merumuskan
Guru mengaitkan kegiatan ini dengan judul
Masalah
tema bagian-bagian tumbuhan dengan
sebtema struktur dan fungsi tumbuhan.
◾ Guru dapat memberikan beberapa pertanyaan
untuk mengstimulus ketertarikan siswa
terhadap topik bagian-bagian tumbuhan.
Pertanyaan:
5. Apakah komenatrmu melihat dua gambar
tersebut ?
6. Gambar mana yang lebih jelas untuk di lihat?
7. Apakah gambar A dapat berubah menjadi seperti
di gambar B?
11

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
8. Sebutkan struktur tumbuhan ag terlihat pada
video tersebut!

 Siswa membaca pengantar mengenai bagian-


bagian tumbuhan .
 Siswa diajak bertanya jawab mengenai
struktur dan fungsi bagian-bagian tumbuhan.

Fase II Ayo bereksperimen: 10 menit


Mengorganisasi  Siswa dibagi dalam kelompok
siswa dalam  Siswa bereksprimen dengan cara menanam
belajar beberapa jenis tanaman yang dapat diamati
perkembangan bagian-bagian dari tumbuhan
tersebut
 Siswa mengamati perkembangan yang terjadi
pada tanaman tersebut.

Fase III Kegiatan Guru: 10 Menit


Membimbing ◾ Mengamati dan membimbing siswa dalam
melakukan pengamatan dan eksperimen di
eksperimen
luar kelas.
siswa
Kegiatan Siswa :
◾ Siswa bekerjasama melakukan interaksi dan
eksperimen terhadap bagian tumbuhan yang
diamati.
10 Menit

Fase IV Kegiatan Guru :


Mengembangkan ◾ Guru mengarahkan dan memandu
eksperimen.
dan menyajikan
◾ Guru memberikan penjelasan materi
hasil
12

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Kegiatan Siswa :
◾ Siswa menuliskan hasil eksperimenya.
◾ Siswa secara bergantian mempresentasikan
hasil eksperimenya.

Fase V Kegiatan Guru 20 menit


Menganalisis ◾ Membimbing siswa membuat kesimpulan/
rangkuman selama proses belajar
dan
◾ Memberikan evaluasi
mengevaluasi
Kegiatan Siswa
◾ Siswa membuat kesimpulan tentang
eksperimen yang telah dilakukan pada
pembelajaran hari ini
◾ Siswa melakukan penilaian belajar

Kegiatan
Penutup
◾ Bertanya jawab tentang materi yang telah 5 Menit
dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
◾ Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran)
13

Pertemuan ke – 2

Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi Waktu


5 menit
1. KEGIATAN AWAL
a. Guru menyapa, memberikan salam, berdo’a dan presensi.
b. Apersepsi: Guru memberikan apersepsi kepada para siswa dengan
melakukan tanya jawab mengenai pembelajaran yang telah dilakukan pada
pertemuan sebelumnya.
c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran hari ini

2. KEGIATAN INTI 60 MENIT


a. Membuat eksperimen
- Setiap kelompok menyusun dan membuat mading berdasarkan perencanaan
yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya.

b. Memamerkan eksperimen

- Melakukan kegiatan kunjung karya untuk mempresentasikan portofolio yang


telah mereka buat (setiap kelompok dibagi tugas, masing-masing siswa dalam
setiap kelompok akan melakukan kunjungan karya ke kelompok lain dan
memberikan komentar pada hasil karya kelompok lain, sedangkkan salah satu
dari anggota kelompok akan tetap tinggal untuk menjelaskan hasil karya
kelompok kepada anggota kelompok lain yang datang berkunjung.).
- Menempelkan portofolio pada papan di belakang kelas.
- Siswa bersama guru berdiskusi dan melakukan refleksi mengenai kegiatan yang
telah dilakukan.

3. KEGIATAN PENUTUP

a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari


hari ini. 5 MENIT
b. Guru mengingatkan siswa agar rajin belajar, tetap semangat, dan terus
berkarya.
14

c. Guru menutup pembelajaran pada hari ini dengan doa


dan salam.

I. Penilaian
Rubrik penilaian eksperimen

SB B C K
Tahapan Kegiatan
4 3 2 1
Perencanaan Persiapan
Rumusan judul
Pelaksanaan Sistematika penulisan
Analisis data
Hasil/ Performans
produk Presentasi

Bandar Lampung, Desember 2021

Guru Peneliti

Eka Fihayati, S.Pd

NIM. 855733002
15
Lampiran 3
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS I

Kelompok: ..........

1.
..............................................
2.
..............................................
3.
..............................................
4.
..............................................

Tujuan : 1. Menjelaskan Bagian bagian tumbuhan


Alat dan bahan : 1. Gambar-gambar bagian Tumbuhan di kertas Karton
2. Buku dan alat tulis

Cara Kerja :
1. Siswa Menyiapkan Bagan Tumbuhan
2. Siswa Menuliskan Nama bagian Tumbuhan
3. Siswa Menukar gambar tersebut secara acak kepada teman-teman sekelasmu
4. Kemudian, perhatikan gambar yang kamu dapat dan tentukan hal-hal berikut :
a. Bagian-Bagian tumbuhan
b. Menjelaskan perbedaan monokotil dan dikotil
c. Mengelompokkan jenis tumbuhan
5. Siswa Menunjukkan beberapa siswa(5 orang) untuk maju ke dapan kelas menjelaskan hal-hal yang
diperintahkan, yaitu menjawab pertanyaan pad acara kerja no 4.
6. Jangan lupa untuk menyebutkan nama pemilik gambar yang kamu dapat
7. Si pemilik gambar merespon jawaban dari si penerima gambar. Apabila jawaban penerima gambar
benar, katakan ”Setuju” dan jika jawaban penerima gambar salah, katakana “Tidak setuju” kemudian
Sebutkan jawaban yang tepat.
16
17

Lampiran 4

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS II

Kelompok: ..........

1.
..............................................
2.
..............................................
3.
.............................................. “
4.
..............................................
Sebutkan Bagian-Bagian Tumbuhan?”
18

Ayo Mencoba!
19
20

Lampiran 5

DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR IPA PRATINDAKAN


(Nilai Mid Semester)

No. Nomor Induk Siswa Nilai No. Nomor Induk Siswa Nilai
1. 632 60 21. 670 70
2. 637 70 22. 671 64
3. 638 64 23. 672 72
4. 640 70 24. 673 70
5. 641 58
6. 642 72
7. 650 72
8. 651 60
9. 652 70 Jumlah 1666
10. 654 75 Rata-rata 69,41
11. 655 70 ≥KKM 32,3%
12. 657 72 ≤KKM 67,7%
13. 658 76
14. 659 70
15. 660 76
16. 662 70
17. 665 60
18. 666 65
19. 667 80
20. 668 80
150

Lampiran 6

SOAL TES AKHIR IPA SIKLUS I KELAS IV MATERI


BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN

NAMA : ....................................

NOMOR : .....................................

 SELAMAT MENGERJAKAN!

A. BERILAH TANDA SILANG (X) PADA HURUF A, B, C, ATAU D PADA JAWABAN


YANG BENAR!

1. Nama lain dari tumbuh-tumbuhan adalah ….


a. Fauna
b. Hama
c. Flora
d. Gulma

2. Berikut ini yang bukan termasuk bagian dari tumbuhan adalah ….


a. Daun
b. Akar
c. Ranting
d. Taring

3. Warna hijau pada daun disebabkan oleh adanya ….


a. Batang
b. Klorofil
c. Akar
d. Enzim
151

4. Jika pada sehelai tangkai daun hanya terdapat satu helai daun maka tumbuhan tersebut memiliki
jenis daun ….
a. Majemuk
b. Tunggal
c. Individu
d. Produsen

5. Alat pernafasan pada tumbuhan yang terdapat pada daun adalah ….


a. Fotosintesis
b. Stomata
c. Fotogenesis
d. Pembuluh Floem

6. Tulang daun menyirip berbentuk seperti susunan sirip-sirip ikan. Tulang daun menyirip misalnya
pada ….
a. Jambu
b. Ketela
c. Pepaya
d. Bambu

7. Berikut ini adalah tumbuhan yang memiliki bentuk tulang daun menjari, kecuali ….
a. Pepaya
b. Tebu
c. Ketela
d. Jarak

8. Proses pembuatan makanan oleh tumbuhan dilakukan daun pada …


a. Kloroplas
b. Klorofil
c. Kromosom
d. Kelopak
152

9. Tumbuhan memiliki 3 jenis batang berikut, kecuali ….


a. Basah
b. Berkayu
e. Rumput
d. Lurus

10. Kambium dimiliki oleh tumbuhan yang batangnya ….


a. Basah
b. Rumput
c. Berair
d. Berkayu

11. Kangkung dan bayam adalah contoh tumbuhan berbatang ….


a. Kayu
b. Kulit
c. Basah
d. Daun

12. Batang berfungsi untuk mengangkut zat hara dari ….


a. Akar ke batang
b. Batang ke Daun
c. Akar ke daun
d. Daun ke akar

13. Jambu dan mangga adalah tumbuhan yang memiliki akar ….


a. Serabut
b. Tunggang
c. Tunggal
d. Tinggal
153

14. Berikut ini adalah tumbuhan yang memiliki akar serabut, kecuali ….
a. Padi
b. Bambu
c. Jagung
d. Mangga

15. Berikut ini adalah fungsi akar tumbuhan, kecuali ….


a. Menyerap air dan zat hara
b. Memperkokoh tumbuhan
c. Menyerap cahaya matahari
d. Menjadi alat pernapasan

B. JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN BERIKUT INI DENGAN BENAR!

1. Jika pada sehelai tangkai daun hanya terdapat satu helai daun maka tumbuhan tersebut memiliki
jenis daun ….
2. Bagian tumbuhan yang biasanya paling keras adalah ….
3. Tumbuhan padi memiliki bentuk tulang daun ….
4. Jambu dan mangga adalah contoh tumbuhan yang berbatang ….
5. Bambu adalah contoh tumbuhan yang memiliki akar ….
6. Bagian bunga yang merupakan alat kelaim jantan adalah ….
7. Bagian bunga yang sangat indah adalah ….
8. Bagian tumbuhan yang memiliki tangkai, kulit, dan biji adalah ….
9. Pisang adalah tumbuhan yang memiki akar ….
10. Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan manusia untuk bahan banguanan adalah ….
C. JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN BERIKUT INI DENGAN BENAR!
1. Sebutkan bentuk-bentuk daun pada tumbuhan!
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………

2. Sebutkan fungsi batang tumbuhan!
Jawab :
…………………………………………………………………………………………………………
164

Lampiran 7

RUBRIK PENILAIAN
A. Pilihan Ganda
No. Kunci Pedoman No. Kunci Pedoman No. Kunci Pedoman
Jawaban Penskoran Jawaban Penskoran Jawaban Penskoran
1. C Benar = 1 6. C Benar = 1 11. B Benar = 1
Salah = 0 Salah = 0 Salah = 0
2. B Benar = 1 7. B Benar = 1 12. A Benar = 1
Salah = 0 Salah = 0 Salah = 0
3. B Benar = 1 8. A Benar = 1 13. D Benar = 1
Salah = 0 Salah = 0 Salah = 0
4. C Benar = 1 9 A Benar = 1 14. B Benar = 1
Salah = 0 Salah = 0 Salah = 0
5. B Benar = 1 10. D Benar = 1 15. D Benar = 1
Salah = 0 Salah = 0 Salah = 0
Skor maksimal soal pilihan ganda = 15
B. ISIAN SINGKAT
No. Kunci Jawaban Pedoman No. Kunci Jawaban Pedoman
Penskoran Penskoran
1. Menyirip Benar = 2 6. Benang Sari Benar = 2
Salah = 0 Salah = 0
2. Batang Benar = 2 7. Kelopak bunga Benar = 2
Salah = 0 Salah = 0
3. Memanjang Benar = 2 8. Buah Benar = 2
Salah = 0 Salah = 0
4. Keras Benar = 2 9 Serabut Benar = 2
Salah = 0 Salah = 0
5. Serabut Benar = 2 10. Kayu Benar = 2
Salah = 0 Salah = 0
Skor maksimal soal pilihan ganda = 35
165

Skor maksimal soal uraian= 15


No. Kunci Jawaban Pedoman Penskoran
1. a. Daun menyirip 3 = siswa mampu menjawab benar 3 pernyataan atau lebih
b. Daun menjari 2 = siswa mampu menjawab benar 2 pernyataan
c. Daun melengkung 1 = siswa mampu menjawab benar 1 pernyataan
d. Daun sejajar 0 = siswa belum mampu menjawab dengan
benar

2. a. tempat tumbuhnya akar pada bagian pangkak batang. 3 = siswa mampu menjawab sesuai pernyataan dengan jelas
b. tempat tumbuhnya daun. dan lengkap
c. tempat tumbuhnya bunga. 2 = siswa mampu menjawab sesuai pernyataan dengan jelas
d. tempat tumbuhnya buah. tetapi kurang lengkap
e. tempat mengangkut makanan dan air dari akar ke
daun.
f. tempat menyimpan cadangan makanan.

Nilai
167

Lampiran 8
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR IPA SIKLUS I

No. Nomor Induk Siswa Nilai No. Nomor Induk Siswa Nilai
1. 632 73 21. 670 80
2. 637 73 22. 671 73
3. 638 73 23. 672 80
4. 640 80 24. 673 83
5. 641 73
6. 642 97
7. 650 80
8. 651 80
9. 652 80 Jumlah 2613
10. 654 83 Rata-rata 78,51
11. 655 73 ≥KKM 69,7%
12. 657 77 ≤KKM 30,3%
13. 658 80
14. 659 77
15. 660 80
16. 662 77
17. 665 70
18. 666 80
19. 667 83
20. 668 83
173

NAMA : ....................................

NOMOR : .....................................

Lampiran 9

SOAL TES AKHIR IPA SIKLUS II KELAS IV MATERI POKOK


BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN

Berilah tanda silang pada jawaban yang paling tepat!

1. Tumbuhan yang berbiji belah umumnya mempunyai akar . . . .


a. Serabut
b. Tunggang
c. Isap
d. Gantung

2. Contoh tumbuhan yang berbatang, beruas, dan berongga adalah . . . .


a. Padi dan jagung
b. Bambu dan kelapa
c. Bambu dan padi
d. Kelapa dan jagung

3. Bagi kehidupan manusia, tumbuhan merupakan . . . .


a. Sumber makanan
b. Tempat berteduh
c. Sumber bahan bakar
d. Bahan dagangan

4. Tumbuhan yang berkeping dua mempunyai akar . . . .


a. Serabut
b. Tunggang
c. Isap
174

d. Gantung

5. Yang buakn merupakan fungsi nakar adalah . . . .


a. Menyerap mineral
b. Menegakkan tumbuhan
c. Membuat makanan
d. Bernafas

6. Tumbuhan yang memiliki akar hisap untuk menghisap makanan dari pohon yang ditumpangi,
adalah . . . .
a. Anggrek
b. Sirih
c. Benalu
d. Merica

7. Yang bukan merupakan kegunaan batang adalah . . . .


a. Tempat tumbuhnya daun
b. Jalan makanan dari akar ke daun
c. Tempat membuat makanan
d. Tempat cadangan makanan

8. Akar yang tumbuh dipermukaan air pada pohon bakau di pantai adalah . . . .
a. Akar gantung
b. Akar napas
c. Akar isap
d. Akar lekat

9. Kelompok tumbuhan berikut yang berakar tunggang . . . .


a. Mangga, durian, jambu
b. Mangga, rambutan, jambu
c. Belimbing, padi, pisang
d. Nangka, rambutan, tebu

10. Jenis tumbuhan berikut yang memiliki batang tidak berkambium adalah . . . .
175

a. Padi, tebu, pepaya


b. Pepaya, mangga, pisang
c. Singkon, pepaya, kacang tanah
d. Mangga, jambu, sirsak

11. Bagian akar yang berfungsi untuk meyerap zat hara adalah . . . .
a. Tudung akar
b. Bulu akar
c. Cabang akar
d. Serabut akar

12. Singkong menyimpan cadangan makanannya pada . . . .


a. Daun
b. Umbi
c. Batang
d. Tangkai

13. Yang berguna sebagai penopang dan peyimpan cadangan makanan pada tumbuhan adalah . . . .
a. Akar
b. Batang
c. Daun
d. Buah

14. Fungsi dari akar pelekat adalah . . . .


a. Agar dapat mengantung di udara
b. Untuk meperkokoh tumbuhan
c. Untuk membantu penyerbukan
d. Untuk menempel pada tumbuhan lain

15. Pertumbuhan kambium kearah luar mebentuk . . . .


a. Kulit
b. Buah
c. Kayu
d. Biji
176

SOAL URAIAN
1. Sebutkan bagian-bagian dari tumbuhan!
2. Tumbuhan yang mempunyai akar serabut yaitu ...
3. Jelaskan fungsi bunga pada tumbuhan!
4. Sebut dan jelaskan macam-macam daun!
5. Sebut dan jelaskan bagian–bagian yang dimiliki batang!

RUBRIK PENILAIAN

C. Pilihan Ganda

No. Kunci Pedoman No. Kunci Pedoman No. Kunci Pedoman


Jawaban Penskoran Jawaban Penskoran Jawaban Penskoran
1. B Benar = 1 6. D Benar = 1 11. D Benar = 1
Salah = 0 Salah = 0 Salah = 0
2. A Benar = 1 7. A Benar = 1 12. D Benar = 1
Salah = 0 Salah = 0 Salah = 0
3. D Benar = 1 8. B Benar = 1 13. A Benar = 1
Salah = 0 Salah = 0 Salah = 0
4. A Benar = 1 9 C Benar = 1 14. B Benar = 1
Salah = 0 Salah = 0 Salah = 0
5. B Benar = 1 10. C Benar = 1 15. D Benar = 1
Salah = 0 Salah = 0 Salah = 0
Skor maksimal soal pilihan ganda= 15
D. Uraian
N Kunci Jawaban Pedom
o. an
Pensk
oran
1. Akar, batang, daun, buah dan biji. 3 = siswa mampu menjawab benar 3
Tumbuhan terdiri dari lima bagian yaitu pernyataan atau lebih
akar, batang, dau, buah, dan biji. 2 = siswa mampu menjawab benar 2
pernyataan
1 = siswa mampu menjawab
benar 1 pernyataan
0 = siswa belum mapu menjawab
dengan benar
2. Tumbuhan yang mempunyai akar 3 = siswa mampu menjawab benar 3
serabut yaitu ... pernyataan atau lebih
2 = siswa mampu menjawab benar 2
Jagung, kelapa, tebu. pernyataan
1 = siswa mampu menjawab
Akar serabut merupakan akar yang benar 1 pernyataan
berbentuk serabut halus dimana pada 0 = siswa belum mampu
setiap cabang akarnya dapat menjawab dengan benar
177

membentuk akar baru. Akar serabut


biasanya dimiliki oleh tumbuhan yang
memiliki biji berkeping satu
(monokotil).
3 Bunga berfungsi sebagai alat 3 = siswa mampu menjawab benar 3
perkembangbiakan pada tumbuhan atau pernyataan atau lebih
yang kerap disebut penyerbukan. 2 = siswa mampu menjawab benar 2
pernyataan
Proses penyerbukan dimulai dengan 1 = siswa mampu menjawab benar 1
tahap jatuhnya benang sari di atas pernyataan
kepala putik. 0 = siswa belum mapu menjawab dengan
benar
Pada proses penyerbukan akan
menghasilkan embrio atau anakan
yang
dapat berkembang menjadi biji atau
bakal buah.
4 Bentuk daun berdasarkan bentuk tulang 3 = siswa mampu menjawab benar 3
daun terdiri atas: pernyataan atau lebih
2 = siswa mampu menjawab benar 2
- Tulang daun menjari. pernyataan
1 = siswa mampu menjawab benar 1
Pada umumnya daun menjari memiliki pernyataan
bentuk menyerupai susunan jari 0 = siswa belum mapu menjawab dengan
tangan, contohnya daun papaya dan benar
daun singkong.

- Tulang daun menyirip.

Memiliki bentuk seperti sirip pada ikan.


Contohnya, daun jambu dan daun
mangga.

- Tulang daun sejajar.

Berbentuk seperti garis yang


sejajar. Contohnya daun padi, dan
jagung.
5 Epidermis, terletak di bagian kulit 3 = siswa mampu menjawab benar 3
terluar pada batang. pernyataan atau lebih
2 = siswa mampu menjawab benar 2
- Korteks, jaringan yang pernyataan
berfungsi untuk mengeraskan 1 = siswa mampu menjawab benar 1
kulit batang. pernyataan
0 = siswa belum mapu menjawab dengan
- Stele, bagian batang yang terdiri atas benar
xylem (mengangkut air dan mineral
dari akar ke daun) dan floem
(mengangkut hasil fotositesis dari
daun
ke seluruh bagian tumbuhan).

Skor maksimal soal uraian = 15

Nilai
178

Lampiran 10

DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR IPA SIKLUS II

No. Nomor Induk Siswa Nilai No. Nomor Induk Siswa Nilai
1. 632 83 21. 670 80
2. 637 80 22. 671 70
3. 638 73 23. 672 83
4. 640 87 24. 673 93
5. 641 -
6. 642 90
7. 650 87
8. 651 83
9. 652 87 Jumlah 2608
10. 654 90 Rata-rata 84,09
11. 655 87 ≥KKM 90,6%
12. 657 87 ≤KKM 9,4%
13. 658 87
14. 659 80
15. 660 90
16. 662 87
17. 665 77
18. 666 80
19. 667 90
20. 668 87
179

Lampiran 11

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPA PRATINDAKAN, SIKLUS I,

DAN SIKLUS II

NILAI
No. Nomor Induk Siswa
Pratindakan Siklus 1 Siklus 2
1. 632 60 73 83
2. 637 70 73 80
3. 638 64 73 73
4. 640 70 80 87
5. 641 58 73 -
6. 642 82 97 90
7. 650 72 80 87
8. 651 70 80 83
9. 652 70 80 87
10. 654 82 83 90
11. 655 70 73 87
12. 657 72 77 87
13. 658 76 80 87
14. 659 70 77 80
15. 660 76 80 90
16. 662 70 77 87
17. 665 72 70 77
18. 666 72 80 80
19. 667 80 83 90
20. 668 80 83 87
21. 670 70 77 80
22. 671 70 77 80
23. 672 85 90 100
180

24. 673 76 80 87
Jumlah 1737 1896 1959
Nilai Rata-rata 72,08 78,51 84,09
≥KKM 32,3% 69,7% 90,6%
≤KKM 67,7% 30,3% 9,4%
181

Lampiran 12

RANGKUMAN PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPA PRATINDAKAN, SIKLUS I, DAN SIKLUS II

Nilai Rata-rata Tuntas Belajar Klasikal


Pratinda Siklus Peningkatan Siklus Peningkatan Pratinda Siklus Peningkatan Siklus Peningkatan
kan I (Pratindakan II (Siklus I ke kan I (Pratindakan II (Siklus I ke
ke Siklus I) Siklus II) ke Siklus I) Siklus II)
72,08 78,51 6,43 84,09 5,58 32,3% 69,7% 37,4% 90,6% 20,9%
177

Lampiran 13

HASIL OBSERVASI KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS EKSPERIMEN

No. Aspek yang diamati SIKLUS I SIKLUS II


Observer 1 Observer 2 Observer 3 Observer 1 Observer 1 Observer 1
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1. Membuka pelajaran. √ √ √ √ √ √
Melakukan apersepsi. √ √ √ √ √ √
2. Memancing peserta didik √ √ √ √ √ √
untuk mendapatkan ide
dengan melakukan tanya
jawab mengenai materi
perubahan lingkungan fisik.
Membagi kelompok sesuai √ √ √ √ √ √
kebutuhan dalam
pembelajaran.
Memfasilitasi peserta didik √ √ √ √ √ √
untuk merancang eksperimen
178

Memonitor peserta didik √ √ √ √ √ √


dalam melakukan percobaan.
Memonitor peserta didik √ √ √ √ √ √
dalam mengerjakan LKS.
Memfasilitasi peserta didik √ √ √ √ √ √
untuk mendiskusikan rencana
eksperimen
Memonitor peserta didik √ √ √ √ √ √
dalam melakukan
perencanaan eksperimen
kelompok.
Memberi kesempatan peserta √ √ √ √ √ √
didik untuk bertanya bila ada
kesulitan dalam
merencanakan eksperimen
Memonitor peserta didik √ √ √ √ √ √
dalam membuat eksperimen
Memberikan batasan waktu √ √ √ √ √ √
179

kepada kelompok dalam


membuat eksperimen
Memfasilitasi peserta didik √ √ √ √ √
dalam mempresentasikan
eksperimen dengan metode
portofolio
Guru memonitor proses √ √ √ √ √
presentasi eksperimen dengan
metode kunjung karya yang
dilakukan setiap kelompok.
3. Menyimpulkan materi yang √ √ √ √ √
telah dipelajari
Melakukan refleksi mengenai √ √ √ √ √
kegiatan yang telah dilakukan.
Memberikan motivasi kepada √ √ √ √ √
peserta didik.
Menutup pembelajaran. √ √ √ √ √
JUMLAH 17 1 16 2 16 2 18 0 18 0 18 0
180

Lampiran 14
RANGKUMAN HASIL OBSERVASI KETERLAKSANAAN MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
(PROJECT BASED LEARNING)

Siklus 1 Siklus 2
No. Observer Observer Observer Observer Observer Observer
1 2 3 1 2 3
1. 1 1 1 1 1 1
2. 1 1 1 1 1 1
3. 1 1 1 1 1 1
4. 1 1 1 1 1 1
5. 1 1 1 1 1 1
6. 1 1 1 1 1 1
7. 1 1 1 1 1 1
8. 1 1 1 1 1 1
9. 0 0 0 1 1 1
10. 1 1 1 1 1 1
11. 1 1 1 1 1 1
12. 1 0 0 1 1 1
13. 1 1 1 1 1 1
14. 1 1 1 1 1 1
15. 1 1 1 1 1 1
16. 1 1 1 1 1 1
17. 1 1 1 1 1 1
18. 1 1 1 1 1 1
Jumlah 17 16 16 18 18 18
Persent 88,8% 100%
94,4% 88,8% 100% 100%
ase
181

Lampiran 15

ANGKET RESPON SISWA TERHADAP PENERAPANMODEL

PEMBELAJARAN BERBASIS EKSPERIMEN

Nama :
Nomor :

Petunjuk
Berilah tanda centang (√) sesuai dengan apa yang kamu rasakan setelah
mengikuti pelajaran IPA dengan metode pembelajaran berbasis eksperimen
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Saya merasa lebih semangat dan mendapatkan
tantangan dengan pembelajaran IPA berbasis
eksperimen
2. Saya berhasil mendapatkan ide membuat
eksperimen melalui tanya jawab dengan guru.

3. Dengan pembelajaran berbasis eksperimen, saya


sangat terbantu untuk memecahkan suatu
masalah yang harus diselesaikan.
4. Saya senang belajar secara berkelompok
sehingga lebih mudah dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan.
5. Pembelajaran berbasis eksperimen dalam materi
bagian-bagian tumbuhan dengan kegiatan
percobaan membantu saya memahami materi
yang disampaikan.
6. Dengan pembelajaran berbasis eksperimen
membantu saya untuk aktif bertanya.

7. Membuat laporan percobaan dalam bentuk


Portofolio merupakan kegiatan belajar yang
182

menyenangkan.
8. Dengan pembelajaran berbasis eksperimen, saya
belajar mempresentasikan hasil
diskusi kelompok dengan baik.
9. Saya senang dengan adanya pameran karya
sehingga saya bisa memberikan komentar pada
hasil karya orang lain.
10. Dengan pembelajaran berbasis proyek saya dapat
mengerjakan soal dengan lebih baik dan mudah.
27

Jurnal Pembimbingan Supervisor 1 PKP

NIM/Nama Mahasiswa : 855733002 / Eka


Fihayati Mengajar di Kelas : IV ( Empat )
Sekolah : SDN 4 Way Galih
Paraf
No. Hari/tanggal Kegiatan Hasil/Komentar Tindak Lanjut
Mhs. Sup.2
1 Jum’at, Melalukan refleksi Identifikasi masalah, analisis Perbaiki refleksi
terhadap pelaksanaan masalah, dan pemecahan terhadappembelajaran.
05 November 2021
pembelajaran prasiklus, masalah belumterlalu jelas.
analisis masalah dan
pemecahan masalah.
2 Minggu, Melakukan refleksi siklus - Perbaikan dalam refleksi Perbaiki refleksi sesui
1 dalam kekurangan diidentifikasi secara jelas dengan kelemahan di
14 Oktober 2021
maupun perbaikannya dan sesuai dengan siklus 1
kelemahannya.

3 Minggu, Mengikuti pelaksanaan - Alat peraga Kembangkan alat


pembelajaran Ilmu kurang membantu peraga yang dapat
21 November 2021
Pengetahuan Alam(IPA) siswa memahami memudahkan siswa
siklus 1 materi. memahami materi.
- RPP sudah baik.
28

4 Minggu, Mengamati pelaksanaan - Siswa terlihat aktif Data Penelitian yang


28 November 2021 perbaikan pembelajaran siklus 2 dalam pembelajaran sudah didapat diolah
- Siswa terlihat antusias dalam bentuk laporan.
dalam mengamati vidio
pembelajaran.
- Guru sudah dapat
memotivasi siswa selama
pembelajaran.
5 Minggu, Melakukan sharing tentang Pada bab 1- 3, Penulisan Lanjutkan
cara penyusunan laporan. Teknik analisa data penyusunanlaporan.
05 Desember 2021 sudah baik, namun perlu
ada tambahan
pengumpulan datanya.
*Kolom kegiatan diisi dengan informasi tentang materi dan kegiatan pembimbingan.

Way Galih, Desember 2021

Menyetujui,
Supervisor 1, Mahasiswa,

Idhamsyah, S.Pd, M. Pd Eka Fihayati, S. Pd.


(NIP. 196711251992031004) (NIM. 855733002)
28

JURNAL PEMBIMBINGAN LAPORAN PKPSUPERVISOR 2

Nana mahasiswa : Eka Fihayati / 855733002


Mengajar dikelas IV
Mata Pelajaran/Tema : Ilmu Pengetahuan Alam
Judul Laporan PKP : Penggunaan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Bagian- Bagian
Tumbuhan Siswa Kelas IV Semester 1 SDN 4 Way Galih Tahun Pelajaran 2021 / 2022.
Para
f
No Hari/tanggal Kegia Hasil/komentar Maha Super
tan siswa Visor
1
Orientasi Kegiatan Pemantapan Dimilikinya kemampuan
Senin KemampuanProfesional (PKP) profesionallitas yang lebih baik dalam
1 25 Oktober prinsip penelitian tindakan kelas (PTK)
2021
Senin Mahasiswa mengidentifikasi Perorangan dan bersifat mandiri
2 01 November masalah pembelajaran yang terjadi
202 setelahmelakukannya di kelas
Jum’at Menyusun rencana perbaikan Komponen RPP ditulis lengkap, media
3 05 November perbaikanpembelajaran tahap 1 danbuku sumber yang akan digunakan
2021 kegiatan perbaikan pembelajaran
Refleksi dan merancang siklus Judul disusun dengan jelas, singkat dan
Senin berikutnya dan lanjutankan padat (12 s.d 22 kata), ilustrasikan upaya
4 08 November menyusun Judul Laporan, BAB I perbaikan (masalah, tindakan, subjek dan
2021 Pendahuluan dan BAB II Kajian lokasi)dan relevansikan kajian pustaka
Pustaka dengan latar belakang masalah agar
dirinci
dan jelas
29

Prosedur dalam pembelajaran supaya


Senin Bab III Metodologi jelas, dan rinci dalam langkah-langkah
5 15 November Penelitian pelaksanaan kegiatanpembelajaran
202 Deskripsi persiklus (1,2) (perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, refleksi)
indikator keberhasilan
(KKM)supaya jelas
Jum’at Deskripsikan persiklus, paparan
6 19 November
BAB IV Hasil Penelitian data,dokumen yang
2021 diperlukan supaya jelas
Kesimpulan sesuaikan dengan
BAB V Penutup dan Kelengkapan permasalahandan temuan yang jelas
Sabtu LaporanPKP Saran dan tindak lanjut sesuaikan
09 Desember dengankesimpulan
7 2021 Penulisan sesuaikan dengan ejaan
yan
gdisempurnakan (EYD)
Daftar pustaka menyesuaikan
Menyetujui, denganketentuan
Supervisor 1, Data dan dokumen supaya jadiSupervisor 2,
lampirandalamlaporan

Idhamsyah, S.Pd, M. Pd Munisah, M. Pd. I


(NIP. 196711251992031004) (NIP. 196204241984032005)
30

Lampiran 16

HASIL ANGKET RESPON SISWA

No. siswa
Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 0 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 0 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 0 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 0 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 6 10 10 10 - 10 10 10 10 10 10 10 10 10 8 10 10 7 10 10 10 10 10 10
184

Lampiran 17

RANGKUMAN HASIL ANGKET RESPON SISWA

No. NIS Skor Persentase No. NI Skor Persentase


1. 632 6 21. 670 12 100%
66,7%
2. 637 10 22. 671 12 100%
100%
3. 638 10 23. 672 12 100%
100%
4. 640 10 24. 673 12 100%
100%
5. 641 - -
6. 642 10
100%
7. 650 10
100%
8. 651 10
100%
9. 652 10 Jumlah 221
100%
10. 654 10 Rata-rata 11,65 92,1%
100%
11. 655 10
100%
12. 657 10
100%
13. 658 10
100%
14. 659 8
80%
15. 660 10
100%
16. 662 10
100%
17. 665 10
100%
18. 666 7
75%
19. 667 10
100%
20. 668 10
100%
185

Lampiran 18

DOKUMENTASI
Siklus I

Gambar a. Siswa antusias dalam melakukan eksperimen mengenai bagian-bagian


tumbuhan

Kelompok 1 Kelompok 2

Kelompok 3 Kelompok 4
186

Siklus 2

Gambar b. siswa melakukan kegiatan portofolio

Kelompok 1

Kelompok 2
187

Kelompok 3

Kelompok 4
188

Gambar c. Siswa mempresentasikan hasil percobaan

Kelompok 1

Kelompok 2
189

Kelompok 3

Kelompok 4
190

Gambar d. Siswa berdiskusi memperesentasikan hasil kerja kelompoknya


1

Lembar Kerja Portofolio

You might also like