You are on page 1of 3

Ekonomi dalam Islam

Latar Belakang

 Islam mengajarkan konsepsi ekonmi, HR Tirmidzi,”Rasulullah SAW bersabda, 2 kaki seorang


hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai ia ditanyai tentang umurnya untuk apa
ia habiskan, tentang ilmunya untuk apa ia amalkan, tentang hartanya dari mana ia
mendapatkannya dan untuk apa dia membelanjakannya, dan tentang tubuhnya untuk apa ia
gunakan”
 Ada 4 hal yang akan dipertanggung jawabkkan setiap orang :
o Umur
o Ilmu
o Harta  ada 2 pertanyaan : asal dan untuk apa?  tanggung jawab harta besar 
manusia harus berfikir bagaimana manajemen pengaturan harta  termasuk
pembahasan ekonomi  seorang muslim harus membahas konsepsi ekonomi dalam
Islam, baik di level individu, masyarakat, maupun negara  Ekonomi merupakan hal
penting
o Tubuh

Istilah Arab dan Definisi

Iqtisod  Berasal dari lafadz Yunani kuno yang berarti pengaturan urusan rumah (tadbiru umuril
bait) yang mencakup anggota keluarga yang mampu  makna rumah diperluas untuk komunitas
yang lebih besar, yakni negara (tadbiru umuri daulah) dari aspek keuangannya

Makna Istilah : Tadbiru syu-unil maal (manajemen urusan harta) 

 Taksir : Memperbanyak harta


 Ta’mirul ijab : Menjamin produksi harta
 Kaifiyatu tauziya : Tata cara mendistribusikannya

Perbedaan Ilmu Iqtisod dan An Nidzam Al Iqtisod

Ilmu Iqtisod : Ilmu Ekonomi  Aktivitas taksirul mal (aktivitas/ upaya mewujudkan, memperbanyak/
memproduksi harta)  bersifat universal, bisa berlaku sama bagi seluruh umat manusia

Nidzam Iqtisod : Sistem Ekonomi  Aktivitas tauziya (cara mendistribusikan harta)  Sifatnya
ideologis, tidak universal, tapi sifatnya khas, khusus tergantung sudut pandang dan ideologi
seseorang  Muslim harus terikat ideologi Islam (tidak ada dalam dalil)

Islam mendorong produksi secara umum tanpa menjelaskan tata caranya secara khusus, contoh :
QS. Al Baqarah ayat 29, yang artinya “Dialah Allah yang menciptakan semua yang ada di bumi untuk
manusia”, QS. Al Jasiyah ayat 12 dan 13, “Dialah Allah yang menundukkan untuk kalian lautan agar
kapal bisa berlayar, dan agar kalian bisa mencari karunianya. Dialah Allah yang menundukkan semua
yang ada di langit dan bumi”
Dalil ini menunjukkan bahwa Allah mengizinkan manusia untuk melakukan aktivitas produksi dengan
memanfaatkan apa yang ada di bumi, lautan, dan angkasa

QS. Abasa (24-32) yang artinya “hendaklah manusia melihat makanannya, bagaimana aku
menuangkan air, dst.” Semua hasil bumi yang Allah sebutkan, merupakan kenikmatan bagi manusia
dan hewan ternka kalian  menunjukkan bahwa manusia diperbolehkan untuk memproduksi

QS. Al Anbiya (80) “dan aku mengajarkanmu untuk membuat baju besi untuk melindungi kalian, dst”
 mennjukkan nikmat Allah terkait juhdun/ tenaga manusia yang bisa mengeksplorasi alam semesta
 menunjukkan manusia boleh memproduksi

QS. Al Hadid : 25, “dan aku turunkan besi yang didalamnya ada kekuatan besar dan manfaat” bagi
manusia”  menunjukkan Islam mengizinkan aktivitas produksi (memanfaatkan besi)

Hadits nabi terkait pohon kurma, tentang cerita pohon kurma yang diserbuk lalu Rasul mengatakan
“kalian lebih mengetahui tentang dunia kalian”  tentang pertanian diizinkan bagi manusia untuk
memanfaatkan tanaman dengan baik

Rasul pernah memerintahkan 2 sahabat nabi untuk mempelajari teknologi semacam tank untuk
peperangan (untuk melemparkan batu)  aktivitas industry (produksi)

Dari semua dalil, jelas bahwa islam member izin bahwa islam memberi izin untuk melakukan
aktivitas produksi sebanyak”nya dengan mengeksplorasi alam semesta ini. Dari semua ini juga
menunjukkan bahwa Islam tidak menjelaskan ekonomi secara detail, hanya menunjukkan secara
umum terkait produksi

Asas Sistem Ekonomi

Untuk memahaminya, perlu memahami problem ekonomi terlebih dahulu, intinya ada 3 hal :

 Kebutuhan manusia (hajat)


 Sarana-sarana pemenuhan kebutuhan manusia (wasail)  semua tersedia di alam
 Pemanfaatan terhadap sarana” pemenuhan kebutuhan manusia (intifa”)  problem utama
dan perlu diatur dalam sistem (hiyazatul maal)

Asas Sistem Ekonomi : harus menyelesaikan problem intifa’, terdiri dari 3 :

 Milkiyah (konsepsi kepemilikan)


Prinsip umum : seluruh harta di dunia ini milik Allah (An Nur : 33  dan berilah mereka dari
harta Allah yang diberikan kepada kalian)
Istikhlaf : Pemberian wewenang dari Allah kepada manusia untuk memanfaatkan harta
tersebut  Setelah ini, manusia diizinkan untuk mengakui kepemilikan harta tertentu
dengan cara” yang diizinkan oleh Allah  kepemilikan dalam kapasitas pemahaman hokum
asalnya bahwa harta tersebut berasal dari Allah, manusia hanya diamanahkan (Al Hadid : 7),
(Nuh : 12)
Dari istikhlaf, Islam mengajarkan 3 macam konsepsi kepemilikan, yaitu :
o Milkiyah Fardiyah (Kepemilikan individu), misal nasi, pedang
o Milkiyah Ama (Kepemilikan umum) misal, danau, tambang emas, dll (bisa
dimanfaatkan bersama)
o Milkiyah Daulah (Kepemilikan negara) misal, harta yang dimiliki negara, misal tanah
dari rampasan perang yang tidak dibagi, harta hasil pungutan untuk baitul maal
(Menit ke 31:20)
 Tasarruf Milkiyah (Konsepsi mengelola kepemilikan)
 Tauzi’u sarwah (konsepsi mendistribusikan kekayaan)

You might also like