Professional Documents
Culture Documents
ANGGARAN PEMERINTAH APBN klp.4
ANGGARAN PEMERINTAH APBN klp.4
Oleh kelompok 4
Felmi Juliana
Muhammad Yusuf
Dosen Pengajar:
2022
KATA PENGANTAR
Terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Juhasdi., S.E., M.M selaku dosen
mata kuliah Akuntansi Sektor Publik Syariah yang telah mempercayakan kami untuk
menyusun dan memabahas tugas makalah ini. Demikianlah tugas ini kami susun
semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas kelompok dan penulis berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami dan khususnya untuk pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif dan
membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan
makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR .......................................................................................i
DAFTARISI .....................................................................................................ii
A. Kesimpulan ..........................................................................................15
B. Saran ....................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat utama
pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk
mengelola perekonomian negara. Sebagai alat pemerintah, APBN bukan hanya
menyangkut keputusan ekonomi, namun juga menyangkut keputusan politik. Dalam
konteks ini, DPR dengan hak legislasi, penganggaran, dan pengawasan yang
dimilikinya perlu lebih berperan dalam mengawal APBN. sehingga APBN benar-
benar dapat secara efektif menjadi instrumen untuk mensejahterakan rakyat dan
mengelola perekonomian negara dengan baik.
Dalam rangka mewujudkan good governance dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara, sejak beberapa tahun yang lalu telah diintrodusir Reformasi
Manajemen Keuangan Pemerintah. Reformasi tersebut mendapatkan landasan hukum
yang kuat dengan telah disahkannya UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara, dan UU No. 15
Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tahun kalender sebagai tahun anggaran, yaitu dari tanggal 1 Januari sampai dengan
tanggal 31 Desember. Sebelumnya, tahun anggaran dimulai tanggal 1 April sampai
dengan 31 Marettahun berikutnya. Penggunaan tahun kalender sebagai tahun
anggaran ini kemudian dikukuhkan dalam UU Keuangan Negara dan UU
Perbendaharaan Negara (Pasal 4 UU No. 17/2003 dan Pasal 11 UU No. 1/2004).
Sebagaimana ditegaskan dalam Bagian Penjelasan UU No. 17/2003,anggaran
adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi. Sebagai fungsi
akuntabilitas, pengeluaran anggaran hendaknya dapat dipertanggung jawabkan
dengan menunjukkan hasil (result) berupa outcome atau setidaknya output dari
dibelanjakannya dana-dana publik tersebut. Sebagai alat manajemen, sistem
penganggaran selayaknya dapat membantu aktivitas berkelanjutan untuk
memperbaiki efektifitas dan efisiensi program pemerintah.Sedangkan sebagai
instrumen kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi untukmewujudkan pertumbuhan
dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai
tujuan bernegara.
Merujuk Pasal 3 Ayat (4) UU No. 17/2003, APBN mempunyai fungsi
otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi dan stabilisasi. Fungsi
otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan
pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. Fungsi perencanaan
mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan. Fungsi pengawasan
mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah
kegiatan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Fungsi alokasi mengandung arti bahwa Anggaran negara harus diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan
efisiensi dan efektifitas perekonomian. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa
kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Fungsi
stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
4
Fungsi Anggaran Pendapatan Belanja Negara ( APBN )
1. Fungsi alokasi, yaitu penerimaan yang berasal dari pajak dapat dialokasikan
untuk pengeluaran yang bersifat umum, seperti pembangunan jembatan, jalan, dan
taman umum.
2. Fungsi distribusi, yaitu pendapatan yang masuk bukan hanya digunakan untuk
kepentingan umum,tetapi juga dapat dipindahkan untuk subsidi dan dana pensiun.
3. Fungsi stabilisasi, yaitu Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) berfungsi
sebagai pedoman agar pendapatan dan pengeluaran keunagn negara teratur sesuai
dengan di terapkan.Jika pemndapatan dipakai sesuai dengan yang di
terapkan, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) berfungsi
sebagai stabilisator.
Struktur APBN dituangkan dalam suatu format yang disebut i-account. Dalam
beberapa hal, isi dari i-account sering disebut postur APBN. Beberapa faktor penentu
postur APBN antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pendapatan Negara
Besaran pendapatan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a) Indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar makro ekonomi.
b) Kebijakan pendapatan negara.
c) Kebijakan pembangunan ekonomi.
d) Perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum.
e) Kondisidankebijakanlainnya.
Contohnya, target penerimaan negara dari sumber daya alam migas turut
dipengaruhi oleh besaran asumsi lifting minyak bumi, lifting gas, ICP, dan
asumsi nilai tukar. Target penerimaan perpajakan ditentukan oleh target
inflasi serta kebijakn pemerintah terkait perpajakan seperti perubahan besaran
5
Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP), upaya ekstensifikasi peningkatan
jumlah wajib pajak dan lainnya.
Penerimaan Hibah
a) Penerimaan Perpajakan
· Pendapatan pajak dalam negeri
· Pendapatan pajak penghasilan (PPh).
· Pendapatan pajak pertambahan nilai (PPN) dan jasa dan pajak
penjualan atas barang mewah.
· Pendapatan pajak bumi dan bangunan (PBB).
· Pendapatan cukai
· Pendapatan pajak lainnya.
· Pendapatan pajak internasional
· Pendapatan bea masuk
· Pendapatan bea keluar
b) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
· Penerimaan sumber daya alam
· Penerimaan sumber daya alam minyak bumi dan gas bumi (SDA
migas).
· Penerimaan sumber daya alam non-minyak bumi dan gas bumi (SDA
non-migas).
c) Pendapatan bagian laba BUMN
· Pendapatan laba BUMN perbankan
· Pendapatan laba BUMN non-perbankan.
d) PNBP lainnya
· Pendapatan dari pengelolaan BMN.
· Pendapatan jasa.
· Pendapatan bunga.
· Pendapatan kejaksaan dan peradilan dan hasil tindak pidana korupsi.
6
· Pendapatan pendidikan.
· Pendapatan gratifikasi dan uang hasil sitaan korupsi.
· Pendapatn iuran dan denda.
e) Pendapatan BLU
· Pendapatan jasa layanan umum.
· Pendapatan hibah badan layanan umum.
· Pendapatan hasil kerja sama BLU.
· Pendapatan BLU lainnya.
2. Belanja Negara
Besaran belanja negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
· Asumsi dasar makro ekonomi.
· Kebutuhan penyelenggaran negara.
· Kebijakan pembangunan.
· Resiko (bencana alam, dampak krisis global).
· Kondisi dan kebijakan lainnya.
Contohnya, besaran belanja subsidi energi dipengaruhi oleh asusmsi
ICP, nilai tukar, serta target volume BBM subsidi.
a. Belanja pemerintah pusat
Belanja pemerintah pusat menurut fungsi adalah :
· Fungsi pelayanan umum.
· Fungsi pertahanan.
· Fungsi ketertiban dan keamanan.
· Fungsi ekonomi.
· Funsi lingkungan hidup.
· Fungsi perumahan dan fasilitas umum.
· Fungsi kesehatan.
· Fungsi pariwisata.
· Fungi agama.
7
· Fungsi Pendidikan
· Fungsi perlindungan sosial.
b. Belanja pemerintah pusat menurut jenis adalah :
· Belanja pegawai
· Belanja barang.
· Belanja modal.
· Pembayaran bunga utang.
· Subsidi.
· Belanja hibah.
· Bantuan sosial.
· Belanja lainnya.
c. Transfer ke daerah
Rincian anggaran transfer ke daerah adalah :
Dana Perimbangan :
· Dana Bagi Hasil.
· Dana Alokasi Umum.
· Dana Alokasi Khusus.
· Dana Otonomi Khusus.
· Dana Otonomi Khusus.
· Dana Penyesuaian.
d. Pembiayaan
Besaran pembiayaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
· Asumsi dasar makro ekonomi.
· Kebijakan pembiayaan.
· Kondisi dan kebijakan lainya.
- Pembiayaan Dalam Negeri
Pembiayan dalam negeri meliputi :
· Pembiayaan perbankan dalam negeri
· Pembiayaan non-perbankan dalam negeri :
8
Hasil pengelolaan aset
Surat berharga negara neto.
Pinjaman dalam negeri neto.
Dana investasi pemerintah.
Kewajiban penjaminan.
- Pembiayaan Luar Negeri
Pembiayaan luar negeri meliputi :
Penarikan pinjaman luar negeri, terdiri atas pinjaman program
dan pinjaman proyek.
Penerusan pinjaman.
Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri, terdiri atas jatuh
tempo dan moratorium.
Anggaran Defisit
PNH – BN = DA
DAP = AP – TP
PbDN = PkDN + Non-Pk DN
PbLN = PPLN – PC PULN
Keterangan :
9
DA = defisit Anggaran
PbDN= pembiayaan DN
PkDN= Perbankan DN
Non-PkDN = Non-Perbankan DN
PbLN= pembiayaan LN
PPLN= penerimaan pinjaman LN
PCPULN = pembayaran cicilan pokok Utang luar Negeri
BLN = bantuan luar negeri
Anggaran Berimbang
PDN – PR = TP
DAP = AP – TP
Keterangan :
PDN = Pendapatan DN
PR = Pengeluaran Rutin
TP = Tabungan Pemerintah
DAP = Defisit Anggaran Pembangunan
AP = Anggaran Pembangunan
10
Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan/ pinjaman LN hanya
berfungsi untuk membiayai anggaran belanja pembangunan (pengeluaran
pembangunan) dan bukan untuk membiayai anggaran belanja rutin.
Prinsip ini sesuai dengan azas “bantuan luar negeri hanya sebagai
pelengkap” dalam pembiayaan pembangunan. Artinya semakin kecil
sumbangan bantuan/ pinjaman luar negeri terhadap pembiayaan anggaran
pembangunan, maka makin besar fungsionalitas anggaran.
Tahapan ini dilakukan pada tahun anggaran tersebut dilaksanakn (APBN t-1) yang
meliputi dua kegiatan yaitu, perencanaan dan penganggaran.
11
- RKP dibahas dalam pembicaraan pendahuluan antara Pemerintah dengan
DPR.
Tahap penganggaran dimulai dari :
- Penyusunan kapasitas fiskal yang menjadi bahan penetapan pagu indikatif.
- Penetapan pagu indikatif, penetapan pagu anggaran K/L
- Penyusuan Rencana Kerja dan Anggaran K/L (RKA-K/L).
- Penelaahan RKA-K/L sebagai bahan penyusunan nota keuangan dan
rancangan undang-undang tentang APBN.
- Penyampaian Nota Keuangan, Rancangan APBN, dan Rancangna UU
tentang APBN kepada DPR.
Penetapan/Persetujuan APBN
Kegiatan penetapan/persetujuan ini dilakukan pada APBN t-1, sekitar
bulan Oktober-Desember. Kegiatan dalam tahap ini berupa pembahasan
Rancangan APBN dan Rancangan Undang-Undang APBN serta
penetapannya oleh DPR. Selanjutnya berdasarkan persetujuan DPR,
Rancangan UU APBN ditetapkan menjadi UU APBN. Penetapan UU APBN
ini diikuti dengan penetapan Keppres mengenai rincian APBN sebagai
lampiran UU APBN dimaksud.
Pelaksanaan APBN
Jika tahapan kegiatan ke-1 dan ke-2 dilaksanakan pada APBN t-1,
kegiatan APBN dilaksanakan mulai 1 Januari - 31 Desember pada tahun
berjalan (APBN t). Dengan kata lain, pelaksanaan APBN dilakukan oleh
pemerintah dalam hal ini kementerian /lembaga (K/L). K/L mengusulkan
konsep Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) berdasarkan Keppres
mengenai rincian APBN dan menyampaikannya ke Kementerian Keuangan
untuk disahkan. DIPA adalah alat untuk melaksanakn APBN. Berdasarkan
DIPA inilah para pengelola anggaran K/L (Pengguna Anggaran, Kuasa
Pengguna Anggaran, dan Pembantu Pengguna Anggaran) melaksanakan
berbagai macam kegiatan sesuai tugas dan fungsi instansinya.
12
Pelaporan dan Pencatatan APBN
Tahap pelaporan dan pencatatan APBN dilaksanakan bersamaan tahap
pelaksanaan APBN, 1 Januari – 31 Desember. Laporan keuangan pemerintah
dihasilkan melalui proses akuntansi, dan disajikan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan pemerintah yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran
(LRA), Neraca, dan Laporan Arus Kas, serta catatan atas laporan keuangan.
Pemeriksaan dan Pertanggungjawaban APBN
Tahap terakhir siklus APBN adalah tahap pemeriksanaandan
pertanggungjwaban yang dilaksanakan setelah tahap pelaksanaan berakhir
(APBN t+1), sekitar bulan Januari-Juli. Pemeriksaan ini dilakukan oleh Badan
PemeriksaKeuangan(BPK).
Untuk pertanggungjawaban pengelolaan dan pelaksanaan APBN secara
keseluruhan selama 1 tahun anggaran, Presiden menyampaikan rancangan
undang-undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepda DPR
berupa laporan keuangan yang telah diperiksa BPK, selambat-lambatnya 6
bulan setelah tahun anggaran berakhir.
13
Azas Penyusunan APBN
APBN disusun dengan berdasarkan azas-azas :
1. Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan dalam negeri.
2. Penghematan atau peningkatan efisiensi dan produktivitas.
3. Penajaman prioritas pembangunan.
4. Menitik beratkan pada azas-azas dan undang-undang negara.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa dalam APBN (Anggara
Pendapatan Belanja Negara), adalah hasil dari perencanaan dan penganggaran yang
berupa daftar mengenai macam-macam kegiatan terpadu,baik yang menyakut
penerimaan maupun pengeluarannya yang dinyatakan dalam satuan uang dalam
jangkah waktu tertentu,biasanya adalah satu tahun.
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
http://denysindrajaya.blogspot.co.id/2012/12/makalah-apbn.html-Juni.
https://iniituhome.blogspot.com/2016/10/tugas-makalah-anggaran-pendapatan-dan.html
16