You are on page 1of 41

STRUKTUR ATOM & SISTEM PERIODIK

Dosen Pengampuh : Dr. Neny Rochyani, MT


Disusun oleh:
Kelompok Atom
1. Marisha Ramadhanti Setiawan(2022512016)
2. Fahri Ageng Kiwi(2022512001p)
3. Tegar Wahyu Hidayat(2022512005)
4. Sulthoni Muhajir(2022512009)
5. Rizqy Putra Anugrah(202232209)

Program studi : Ilmu Perikanan


Fakultas Perikanan dan Kelautan
Palembang 2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT.
Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-
Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang penulis beri judul ”STRUKTUR ATOM DAN
SISTEM PERIODIK UNSUR-UNSUR”.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari


berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih
yang sebesar-besarnya kepada mereka, kedua orang tua dan segenap
keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, moril, dan
kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.

Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga semua
ini bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan
kearah yang lebih baik lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak
meninggalkan celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun
kemungkinan akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh
penulis.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis
mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………ii

Daftar Isi…………………………………………………………………….iii

Bab I PENDAHULUAN…………………………………………………….4

1.1 Latar belakang……………………………………………………………4

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………..5

1.3 Tujuan penulisan…………………………………………………………5

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………….6

2.1.Struktur Atom…..………………………………………………………..6

2.2.Partikel Dasar Penyusun Atom……………….......................................12

2.3.Model Atom Mekanika Kuantum………………………………………24

2.3.Konfigurasi Elektron……………………………………………………26

2.4.Sistem Periodik Unsur-Unsur…………………………………………..34

BAB III PENUTUP………………………………………………………..40

4.1.Kesimpulan……………………………………………………………..40

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...41

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Atom adalah partikel penyusun semua benda yang berukuran sangat


kecil. Di dalam atom juga terdapat subatom, yaitu partikel penyusun
atom yang ukurannya lebih kecil. Sulit bagi kita untuk membayangkan
seberapa kecil atom ini, satu titik yang ada di akhir kalimat ini saja
memiliki panjang sekitar 20 juta atom. Setiap atom memiliki inti, yang
terdiri dari proton dan neutron, serta electron yang bergerak cepat
disekitar inti. Electron-elektron ini terdapat pada tingkatan energi yang
berbeda-beda, yang disebut kulit, tiap kulit memiliki jumlah batas untuk
electron, apabila electron di kulit pertama sudah memenuhi batas, maka
electron akan memenuh kult kedua dan seterusnya.
Istilah atom berasal dari bahasa Yunani (tomos), yang berarti tidak
dapat dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.
Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat diabgi-bagi lagi pertama
kal diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-
18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan
menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh
lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan
awal abad ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan
komponen-komponen subatom di dalam atom,

4
membuktikan bahwa “atom” tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi.
Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan
kemudian berhasil memodelkan atom.
Istilah atom pertama kali digunakan oleh kimiawan asal Inggris
bernama John Dalton (1766-1844), ketika ia mengajukan teori atomnya
pada tahun 1807. Dalton menyatakan bahwa semua unsur kimia tersusun
atas pertikel-partikel yang sangat kecil, yang disebut atom, yang tidak
bisa pecah saat zat-zat kimianya direaksikan. Satu lag pendapatnya yaitu
semua reaksi kimia merupakan akibat saling bergabungnya atau
terpisahnya atom-atom. Teori atom Dalton menjadi dasar untuk ilmu
pengetahuan modern.
Berdasarkan penjelasan diatas, electron, neutron dan proton
merupakan bagian terkecil dari atom, namun para ilmuan modern
berpendapat bahwa proton dan neutron tersusun atas partikel-partikel
yang lebih kecil lagi yang disebut kuark.
1.2 . Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Partikel Dasar Atom ?
2. Apa yang dimaksud Dasar Kuantum dan Model Atom Bohr?
3. Bagaimana Model Atom Mekanik Kuantum ?
4. Bagaimana Struktur Elektron Atom Poliatomik ?
5. Bagaimana Sistem Periodik Unsur ?
1.1 Tujuan
1.Agar dapat memahami Struktur Atom dan Sistem Periodik.
2. Untuk mengetahui perkembangan model atom
3.Agar Mahasiswa mampu menerapkan materi ini dalam sebuah
pembelajaran.
4.Agar bisa membedakan struktur atom dan sistem periodic

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 STRUKTUR ATOM
Perkembangan Model Atom :
1. Model Atom Dalton
a. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil.

b. Atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dipecah lagi.

c. Atom suatu unsur sama memiliki sifat yang sama, sedangkan


atom unsur berbeda,berlainan masa dan sifatnya.

d. Senyawa terbentuk jika atom bergabung satu sama lain.

e. Reaksi kimia hanyalah reorganisasi dari atom-atom, sehingga


tidak ada atom yangberubah akibat reaksi kimia.

Gambar Model Atom Dalton


Teori atom Dalton ditunjang oleh 2 hukum alam yaitu :
1. Hukum Kekekalan Massa (hukum Lavoisier)  :  massa zat
sebelum dan sesudahreaksi adalah sama.
Hukum Perbandingan Tetap (hukum Proust)   :  perbandingan massa unsur-
unsur yang menyusun suatu zat adalah tetap.
Kelemahan Model Atom Dalton :
Menurut teori atom Dalton nomor 5, tidak ada atom yang berubah akibat
reaksi kimia. Kini ternyata dengan reaksi kimia nuklir, suatu atom dapat
berubah menjadi atom lain

6
2. Model Atom Thomson
a.Setelah ditemukannya elektron oleh J.J Thomson, disusunlah model atom
Thomson yang merupakan penyempurnaan dari model atom Dalton.
b. Atom terdiri dari materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar
elektron bagaikan kismis dalam roti kismis.

Gambar Model Atom Thomson

3. Model Atom Rutherford


a.Rutherford menemukan bukti bahwa dalam atom terdapat inti atom yang
bermuatan positif, berukuran lebih kecil daripada ukuran atom tetapi massa
atom hampir seluruhnya berasal dari massa intinya.
b. Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan berada pada pusat
atom serta elektron bergerak melintasi inti (seperti planet dalam tata surya).

Kelemahan Model Atom Rutherford :


 Ketidakmampuan untuk menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke inti
atom akibat gaya tarik elektrostatis inti terhadap elektron.
 Menurut teori Maxwell, jika elektron sebagai partikel bermuatan mengitari
inti yang memiliki muatan yang berlawanan maka lintasannya akan
berbentuk spiral dan akan kehilangan tenaga/energi dalam bentuk radiasi
sehingga akhirnya jatuh ke inti.

7
Gambar Model Atom Rutherford
4. Model Atom Niels Bohr
Model atomnya didasarkan pada teori kuantum untuk
menjelaskan spektrum gas hidrogen.
 Menurut Bohr, spektrum garis menunjukkan bahwa elektron
hanya menempati tingkat-tingkat energi tertentu dalam atom.
Menurutnya :
a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan di sekitarnya
beredar elektron-elektron yang bermuatan negatif.
b. Elektron beredar mengelilingi inti atom pada orbit tertentu
yang dikenal sebagai keadaan gerakan yang stasioner (tetap)
yang selanjutnya disebut dengan tingkat energi utama (kulit
elektron) yang dinyatakan dengan bilangan kuantum utama
(n).
c. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi akan
tetap sehingga tidak ada cahaya yang dipancarkan.
d. Elektron hanya dapat berpindah dari lintasan stasioner yang
lebih rendah ke lintasan stasioner yang lebih tinggi jika
menyerap energi. Sebaliknya, jika elektron berpindah dari
lintasan stasioner yang lebih tinggi ke rendah terjadi
pelepasan energi.
e. Pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), elektron
menempati tingkat energi terendah (disebut tingkat dasar
= ground state).
Kelemahan Model Atom Niels Bohr :
1. Hanya dapat menerangkan spektrum dari atom atau ion yang
mengandung satu elektron dan tidak sesuai dengan spektrum
atom atau ion yang berelektron banyak.
2. Tidak mampu menerangkan bahwa atom dapat membentuk
molekul melalui ikatan kimia.

8
Model Atom Niels Bohr

5. Model Atom Modern

Dikembangkan berdasarkan teori mekanika kuantum yang disebut


mekanika gelombang; diprakarsai oleh 3 ahli :
a. Louis Victor de Broglie
Menyatakan bahwa materi mempunyai dualisme sifat yaitu
sebagai materi dan sebagai gelombang.
b. Werner Heisenberg
Mengemukakan prinsip ketidakpastian untuk materi yang
bersifat sebagai partikel dan gelombang. Jarak atau letak
elektron-elektron yang mengelilingi inti hanya dapat
ditentukan dengan kemungkinan – kemungkinan saja.
c. Erwin Schrodinger (menyempurnakan model Atom Bohr)
Berhasil menyusun persamaan gelombang untuk elektron
dengan menggunakan prinsip mekanika gelombang. Elektron-
elektron yang mengelilingi inti terdapat di dalam
suatu orbital yaitu daerah 3 dimensi di sekitar inti dimana
elektron dengan energi tertentu dapat ditemukan dengan
kemungkinan terbesar.

2. SISTEM PERIODIK UNSUR

Perkembangan Tabel Periodik Unsur


1. Berdasarkan Sifat Logam dan Non Logam
Unsur-unsur yang ada di alam dikelompokkan ke dalam 2
kelompok yaitu logam dan non logam. Pengelompokan ini

9
merupakan metode paling sederhana , dilakukan dengan
caramengamati ciri-ciri fisiknya.
2. BerdasarkanHukumTriadeDobereiner
Tahun 1817 Dobereiner menemukan adanya beberapa kelompok
tiga unsur yang memiliki kemiripan sifat, yang ada hubungannya
dengan massa atom. Kelompok ini dinamakan triade. Berdasarkan
eksperimennya disimpulkan bahwa berat atom unsur kedua hampir
sama atau mendekati berat rata-rata dari unsur sebelum dan
sesudahnya.

Pengelompokkan unsur dari Dobereiner dapat digambarkan sebagai berikut:


1. Hukum Oktaf dari Newland
Unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya
(Ar).
Unsur ke-8 memiliki sifat kimia mirip dengan unsur pertama; unsur ke-9
memiliki sifat yang mirip dengan unsur ke-2 dst. Sifat-sifat unsur yang
ditemukan berkala atau periodik setelah 8 unsur disebut Hukum Oktaf.Unsur
H sifatnya sama dengan unsur F,unsur Li sifatnya sama dengan unsur Na dan
seterusnya
2. BerdasarkanPeriodikMendeleev
Lothar Meyer lebih mengutamakan sifat-sifat kimia unsur sedangkan
Mendeleev lebih mengutamakan kenaikan massa atom.
Menurut Mendeleev : sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa
atom
relatifnya. Artinya : jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa
atom relatifnya, maka sifat tertentu akan berulang secara periodik.
3.SistemPeriodikModern(SistemPeriodikPanjang)Dikemukakan oleh Henry
G Moseley, yang berpendapat bahwa sifat-sifat fisis dan kimia unsur
merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya .Artinya : sifat dasar
suatu unsur ditentukan oleh nomor atomnya bukan oleh massa atom
relatifnya (Ar).
Pengelompokkan ini dikenal dengan sistem periodik panjang yang
diketahui dengan nama Sistem Periodik Modern. Sistem ini terdiri dari 2
hal yaitu golongan (lajur vertikal) dan periode(lajur horisontal).

Golongan dan Periode Unsur-Unsur dalam Tabel Periodik


1.Golongan
Golongan adalah lajur tegak pada Tabel Peiodik Unsur. Unsur-unsur yang
ada dalam satu lajur tegak adalah unsur-unsur segolongan, terdapat 8
golongan utama dan 8 golongan transisi.
Golongan utama tersebut adalah:

10
 Golongan I A (alkali) terdiri dari unsur-unsur H, Li, Na, K, Rb,Cs,Fr
 Golongan II A (alkali tanah) terdiri dari unsur-unsur Be, Mg,
K,Sr,Ba,Ra
 Golongan III A ( aluminum) terdiri dari unsur-unsur B,Al,Ga,In,Tl
 Golongan IV A (karbon) terdiri dariunsur-unsur C,Si,Ge,Sn,Pb
 Golongan V A (nitrogen) terdiri dari unsur-unsur N,P,As,Sb,Bi
 Golongan VI A (oksigen) terdiri dari unsur-unsur O,S,Se,Te,Po
 Golongan VII A (halogen) terdiri dari unsur-unsur F,Cl,Br,I,At
 Golongan VIII A (gas mulia) terdiri dari unsur-unsur
He,Ne,Ar,Kr,Xe,Rn
2.Periode
Perioda adalah lajur horisontal dalam sistem periodik modern terdiri dari 7
periode
 Periode 1 (periode sangat pendek) berisi 2 unsur
 Periode 2 (periode pendek) berisi 8 unsur
 Periode 3 (periode pendek) berisi 8 unsur
 Periode 4(periode panjang) berisi 18 unsur
 Periode 5 (periode panjang) berisi 18 unsur
 Periode 6 (periode sangat panjang ) berisi 32 unsur
 Periode 7 (periode sangat panjang) berisi 28 unsur,belum lengkap
karena maksimum 32 unsur.

Sistem periodik modern (SPU) disusun berdasarkan kenaikan nomor atom


(lajur horizontal atau periode) dan kemiripan sifat (lajur vertikal atau
golongan).
Sistem periodik modern terdiri atas 7 periode dan 8 golongan. Berdasarkan
golongannya, unsur-unsur SPU dibedakan menjadi:
a.Golongan utama (Golongan A)
b. Golongan transisi (Golongan B)

2.2 Partikel Dasar Atom


Atom terbagi menjadi 2, yakni :
1. Inti Atom
Setelah penemuan proton dan electron, Ernest Rutherford
melalukan penelitian penembakan lempeng tipis emas. Jika atom
teridir dari partikel yang bermuatan positif dan negative maka sinar
alfa yang ditembakkan sehaursnya tidak ada yang
diteruskan/menembus lempeng sehingga mincullah istilah inti atom.

11
Ernest Rutherford dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden
(1911) menemukan konsep inti atom didukung oleh penemuan sinar
X oleh WC. Rontgen (1895) dan penemuan zat radioaktif (1896).
Percobaan Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut :

Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan


hipotesisnya bahwa atom tersusun dari inti atom yang bermuatan
positif dan dikelilingi electron yang bermuatan negative, sehingga
atom bersifat netral. Massa inti atom tidak seimbang dengan massa
proton yang ada dalam inti atom, sehingga dapat diprediksi bahwa
ada partikel lain dalam inti atom.
A.Proton
Penemu Proton untuk pertama kalinya adalah seorang Fisikawan asal
Jerman. Nama penemu proton ini adalah Eugen Goldstein, dan ia lahir pada
tanggal 5 September tahun 1850 di kota Gleiwitz (Gliwice, Polandia). Ia
adalah penemu dari sinar anode dan juga disebut sebagai penemu proton.

12
Ia belajar di Bresiau dan nantinya di Helmholtz, di Berlin.
Goldstein bekerja di Observatorium Berlin dari tahun 1878-1890,
tetapi kebanyakan menghabiskan kariernya di Observatorium Potsdam,
dimana ia menjadi ketua di bagan astrofisika pada tahun 1927. Ia meninggal
pada tahun 1930 dan dikubur di Pemakaman Weibensee, Berlin.
Sejarah Penemuan Proton
Pada tahun 1886, Eugen Goldstein memodifikasi tabung sinar katode
dengan melubangi lempeng katodanya dan gas yang berada dibelakang
katode menjadi berpijar.
Peristiwa tersebut menunjukkan adanya radiasi yang berasal dari anode yang
menerobos lubang pada lempeng katode. Sinar ini disebut sinar anode atau
sinar positif.

Sifat-sifat dari Sinar Anode


 Merupakan radiasi partikel sehingga dapat memutar balng-baling
 Dalam medan listrik/magnet, dibelokkan ke kutub negative, jadi
merupakan radiasi bermuatan positif.
 Partikel sinar anode bergantung pada jenis gas dalam tabung. Partikel
terkecil diperoleh dari gas hidrogen. Partikel ini kemudian disebut dengan
proton.
Massa dan Muatan dari Proton
 Massa 1 proton = 1 sma = 1,66 x 10−24 gram

13
 Muatan 1 proton = 1,6 x 10−19 C

Pada tahun 1910, Ernest Rytherford Bersama dua orang


asistennya, yaitu Hans Geiger dan Ernest Marsden,
melakukan serangkaian percobaan untuk mengetahui kedudukan
partikel-partikel didalam atom.
Percobaan mereka dikenal dengan hamburan sinar alfa terhadap lempeng
tipis emas.

Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa:


 Partikel yang ditembakkan pada lempeng logam emas yang
tipis sebagaian besar diteruskan dan ada sebagian kecil yang
dibelokkan dan bahkan ada juga beberapa diantaranya yang
dipantulkan.
 Penemuan ini menyebabkan gugurnya teori atom Thomson.
Partikel yang terpantul tersebut diperkirakan telah menabrak
sesuatu yang padat di dalam atom. Dengan demikian atom
tersebut tidak bersifat homogen seperti digambarkan oleh
Thomson.

14
 Menurut pengamatan Marsden, diperoleh fakta bahwa satu
diantara 20.000 partikel akan memebelok dengan sudut 90°
bahkan lebih.
Berdasarkan gejala-gejala tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan
antara lain :
 Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua
pertikel diteruskan. Berarti sebagian besar volume atom
merupakan ruang kosong.
 Partikel yang mengalami pembelokkan ialah partikel yang
mendekati inti atom. Hal tersebut disebabkan keduanya
bermuatan positif.
 Partikel yang dipantulkan ialah partikel yang tepat menabrak
inti atom.
 Jumlah proton dalam int = jumlah electron yang mengelilingi
inti → atom bersifat netral.
 Jari – jari atom kira- kira 10−8 cm
 Jari – jari inti kira – kira 10−13 cm
 Rutherford juga menduga bahwa didalam inti atom terdapat
partikel netral yang berfungsi untuk mengikat partikel-partikel
positif agar tidak saling menolak.
Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut,
Rutherford mengusulkan model atomnya yang menyatakan bahwa
atom terdiri atas inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif yang
dikelilingi oleh electron yang bermuatan negative.
a. Neutron
James Chadwick seorang fisikawan Inggris dianugerahi
Penghargaan Nobel dalam fisika tahun 1935 untuk ‘penemuan

15
neutron”. Dia adalah kepala dari tim Inggris yang bekerja di Proyek
Manhattan selama Perang Dunia II. Dia mendapat gelar
kebangsawanan di Inggris pada tahun 1945 untuk prestasi dalam
fisika. .
Para ilmuan menduga dalam inti atom masih terdapat partikel
dengan muatan lainnya yaitu netral dan beratnya merupakan selisih
antara massa atom dan jumlah massa proton dan electron. Dan 20
tahun kemudian, misteri itu akhrnya terpecahkan oleh seorang ilmuan
Inggris yang berhasil menemukan partikel neutron pada tahun 1932.
Percobaan tersebut dilakukan dengan cara menembakkan
sinar alfa bermuatan negative ke logam Berilium. Percobaan ini
mendeteksi adanya partkel tidak bermuatan yang disebut neutron.
Massa dari neutron itu sendri adalah 1,67 x 10−24 gram.

b. Electron
Joseph John (JJ) Thomson lahir di Inggris dan belajar di
Cambridge University, dimana ia kemudian menjadi professor.
Pada tahun 1906, ia memenangkan Hadiah Nobel dalam fisika

16
untuk penelitiannya tentang bagaimana gas listrik. Penelitian ini
juga menyebabkan penemuan electron.
Dalam penelitiannya, Thomson melewatkan arus melalui tabung sinar
katoda, sebuah tabung sinar katoda adalah tabung gelas yang hampir semua
udara telah dihilangkan. Ini berisi sepotong logam disebut elektroda pada
setiap ujung. Satu elektroda bermuatan negative dan dikenal sebagai katoda.
Elektroda lainnya bermuatan positif dan dikenal sebagai anoda. Ketika
tegangan tinggi arus listrik diterapkan pada ujung play, sinar katoda
perjalanan dari kaotda ke anoda.

Tabung sinar katoda dengan medan listrik tegak lurus dengan arah sinar
katode dan medan magnetik luar. Lambing U dan S menandakan kutub utara
dan selatan magnet. Sinar katoda yang menumbuk ujung tabung di A dengan
adanya medan listrik,di C adanya medan listrik dan di B dimana tidak ada
medan luar atau ketika pengaruh medan listrik dan medan magnetik saling
menghilangkan.
Pada tahun 1897, Thomson mengamati pelat katoda dan
pelat anoda dalam tabung hampa udara yang dialiri listrik
tegangan tinggi.

17
Thomson menemukan bahwa pelat katoda (elektroda
negative) memancarkan sinar yang bergerak menurut garis lurus
menuju pelat anoda (elektroda positif). Selain bergerak lurus, sinar
katoda juga memiliki sifat yang unik, yaitu dapat dibelokkan oleh
medan listrik menuju kutub positif.
Percobaan ini menunjukkan bahwa sinar dari pelat katoda merupakan
partikel penyusun atom bermuatan negative yang disebut electron.

Thomson juga mengukur massa partikel yang telah


didentifikasi.

18
Dia melakukan ini dengan menentukan berapa banyak sinar katoda
yang membelok ketika ia memberi variasi tegangan. Ia
menemukan bahwa massa partikel adalah 2000 kali lebih kecil dari
massa atom terkecil, yakni atom hidrogen. Singkatnya, Thomson
telah menemukan keberadaan partikel yang lebih kecil dari atom.
Ini membantah klaim Dalton bahwa atom adalah partikel terkecil
dari materi. Dari penemuan tersebut, Thomson juga
menyimpulkan bahwa electron adalah partikel dasar dalam atom.
Massa electron = 9,11 x 10−28 g.
a. Teori Roti Kismis

Menurut Thomson, atom berbentuk bukat dimana muatan


listrik positif yang tersebar merata dalam atom dinetralkan oleh
electron-elektron yang berada diantara muatan positif. Elektro-
elektron dalam atom diumpamakan seperti butiran kismis dalam
roti, maka teori Atom Thomson juga sering dikenal dengan Teori
Roti Kismis.

19
1.3Dasar Kuantum dan Model Atom Bohr
1.Dasar – dasar teori kuantum
Pengertian Dasar Teori Kuantum
Secara linguistic, kuantum [jamak: quanta], berasal dari bahasa Latin,
“quantus: yang berarti berapa banyak, atau ukuran banyak sesuatu, yang
juga menjadi asal kata kuantitas (quantity), memiliki arti lebih-kurang
sama dengan “qadarun” dalam bahasa Arab, yang berarti kadar atau
ukuran tertentu.
Secara terminology, kuantum [jamak: quanta] dalam fisika, mengandung
arti kantong, kadut, paket, atau bungkusan. Berdasarkan pada Teori
Kuantum (Quantum Theory, QT, QUT) dalam fisika, tenaga atau energi
hadir dalam satuan terpisah atau unit diskrit, sebagai paket energi yang
disebut kuantum. Sebagai missal, kuantum dari tenaga cahaya atau energi
radiasi elektromagnetik, dinamakan foton (photon), sedangkan dalam
konteks tertentu, kuantum dari energi nuklir, dinamakan meson.
Sejarah Dasar Teori Kuantum
Teori Kuantum bermula di 1900 ketika fisikawan Jerman, Max Karl Erns
Ludwig Planck (1858-1947), menjelaskan fenomena pancaran badan
hitam (black body radiation, BBE, BABOR), bahwa energi tak
dipancarkan secara rata dan sinambung, tapi terputus-putus dalam paket-
paket dengan jeda tertentu, yang disebutkan kuantum, sehingga disebut
Teori Kuantu Planck (Planck Quantum Theory, PQT, PLAQUT), dimana
kuantitas energi sebanding dengan suatu konstanta dan sebanding dengan
frekuensi radiasi atau berbanding terbalik dengan periode waktu radiasi,
yang dapat dinyatakan secara matematika dalam formula fisika.
E=h.f=h/T
Keterangan:
E : kuantitas energi radiasi, dalam unit Joule (J), 5 dimensi
20
H : konstanta Planck = 6,625.196 x 10−34 Joule/second (J/s) 6 dimensi
F : frekuensi radiasi, dalam unit Hertz (Hz) atau siklus per sekon (cps), 1
dimensi
T : perioda waktu radiasi, dalam unit second (s), 1 dimensi
Teori Kuantum Memiliki 3 Dasar
1. Sifat gelombang materi yang dikembangkan oleh De Broglie
(1924)
2. Perasamaan gelombang yang dikembangkan oleh Schrodinger
(1927)
3. Prinsip ketidakpastian yang dikembangkan oleh Heisenberg
(1927)
Model Atom Bohr I
Niels Bohr menyempurnakan teori Rutherford yang telah ada
sebelumnya.
Kelemahan teori atom Rutherford yaitu: tidak mampu untuk
menerangkan mengapa electron tidak jatuh ke inti atom sebagai akibat
gaya elektrostatik inti terhadap partikel.
Berdasarkan asas fisika klasik, electron sebagai partikel bermuatan bila
mengitari inti yang muatannya berlawanan, lintasannya akan berbentuk
spiral sehingga akhirnya jatuh ke inti.
Model Atom Bohr II
Pada tahun 1913, Niels Henrik David Bohr melalui percobaannya tentang
spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini berhasil memberikan
gambaran keadaan electron dalam menempati daerah disekitar inti atom.
Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori
klasik dari Rutherford dan teori kuantum dari Planck.

21
Model Atom Bohr III
a.Model atom bohr mengemukakan bahwa atom terdiri dari inti atom
berukuran sangat kecil dan bermuatan positif di kelilingi oleh electron,
yang mempunyai orbit (kulit atom)

Huruf K, L, M dst menyatakan lintasan atau orbit electron pada setiap


tingkat.
Tingkat 1 (n=1) disebut orbit K, n=2 disebut orbit L, dst
Tiap tingkatan energi akan diisi oleh sejumlah electron tertentu
Jumlah electron maksimal setiap tingkat energi adalah 2 n2
Misalnya: pada tingkat energi 1, jumlah electron maksimalnya adalah 2
x 12 = 2, dst
b. Electron hanya boleh berada pada lintasan-lintasan tertentu
yang diperbolehkan (lintasan yang ada), dan tidak boleh berada
diantara dua lintasan.
Pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), electron menempati
tingkat energi terendah. Keadaan seperti itu disebut tingkat dasar.
c.Electron bisa berpindah dari suatu orbit lainnya. Apabila electron
berpindah dari kulit luar ke kulit yang lebih dalam, akan dibebaskan
energi dan sebaliknya akan menyerap energi.

22
Jika suatu atom dipanaskan atau disinari, electron akan menyerap
energi dalam bentuk foton cahaya yang sesuai sehingga berpindah ke
tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan itu disebut keadaan
tereksitasi.
Kelemahan Teori Atom Bohr
a. Melanggar asas-asas ketidakpastian Heisenberg karena electron
mempunyai jari-jari dan lintasan yang telah diketahui
b. Model atom Niels Bohr hanya dapat menerangkan spektrum
dari atom atau ion yang mengandung satu electron
c. Tidak dapat menjelaskan efek zeeman (tambahan garis-garis
spektrum jika atom-atom tereksitasi diletakan dalam bidang
magnet).
1.4 Model Atom Mekanika Kuantum
i. Dualisme Partikel
Dalam fisika dan kimia, dualitas gelombang-partikel
menyatakan bahwa cahaya dan benda memperlihatkan
sifatgelombang dan partikel. Konsep utama dalam mekanika

23
kuantum, dualitas menyatakan kekurangan konsep konvensional
seperti "partikel" dan "gelombang" untuk menjelaskan perilaku objek
kuantum.Ide awal dualitas berakar pada perdebatan tentang sifat cahaya
dan benda sejak 1600-an, ketika teori cahaya yang saling bersaing yang
diusulkan oleh Christiaan Huygens dan Isaac Newton.Melalui hasil kerja
Albert Einstein, Louis de Broglie dan lainnya, sekarang ini diterima bahwa
seluruh objek memiliki sifat gelombang dan partikel (meskipun fenomena
ini hanya dapat terdeteksi dalam skala kecil, seperti atom).
ii. Prinsip Ketidakpastian
Adalah werner Heisenberg,fisikawan asal jerman (1901-
1976) yang mengajukan ide ini.selain dari teori ketidakpastian ini,
Heisenberg juga berjasa banyak bagi perkembangan teori kuantum.
Misalnya,disertai doctornya mengenai mekanika gelombang,yang
diselesaikannya dalam usia 25 tahun. Heisenberg berhasil
merumuskan persamaan lain mekanika gelombang,sebuah persamaan
baru menggunakan matriks.Pada kemudian hari teorinya ini disebut
mekanika matriks.Berkat jasanya dalam perkembangan Teori
Kuantum dan Teori Fisika lainnya,werner Heisenberg dianugrahkan
hadiah Nobel Fisika tahun 1932.
Pada 1927, Heisenberg mengumumkan Teori Ketidakpatian. Isinya
adalah sebagai berikut;Ketika melakukan pengamatan terhadap posisi atau
kecepatan suatu objek, mustahil untuk mengukurnya secara akurat.
Ketidakpastian selalu akan muncul dalam pengamatan dan pengukuran dan
hasilnya tidak pernah melebihi seperempat konstanta Planck.
Heisenberg’s Uncertainty Principle [1927]
iii. Model Atom Mekanika Kuantum
Sebelumnya kita sudah membalas tentang dualisme
gelombang-partikel yang menyatakan bahwa sebuah objek dapat
berperilaku baik sebagai gelombang maupun partikel. Dalam skala

24
atomik, electron dapat kita tinjau sebagai gejala gelombang yang
tidak memiliki posisi tertentu di dalam ruang. Posisi sebuah electron
diwakili oleh kebolehjadian atau peluang terbesar ditemukannya
electron di dalam ruang.
Demi mendapatkan penjelasan yang dilengkap dan umum dari
struktur atom, prinsip dualism gelombang partikel digunakan. Disini
gerak electron digambar sebagai gejala gelombang. Persamaan
dinamika Newton yang sedianya digunkan untuk menjelaskan gerak
electron digantikan oleh persamaan Schrodinger yang menyatakan
fungsi gelombang untuk electron. Model atom yang didasarkan pada
prinsip ini disebut model atom mekanika kuantum.
Persamaan Schrodinger untuk electron di dalam atom dapat
memberikan solusi yang dapat diterima apabila ditetapkan bilangan
bulat untuk tiga parameter yang berbeda yang menghasilkan tiga
bilangan kuantum. Ketiga bilangan kuantum ini adalah bilangan
kuantum utama,orbital,dan magnetik. Jadi, gambaran electron di
dalam atom diwakili oleh seperangkat bilangan kuantum ini.

2.5 Struktur Elektron Atom Poliatomik

 Konfigurasi Elektron.

Konfigurasi elektron adalah susunan elektron-elektron pada


sebuah atom, molekul, atau struktur fisik lainnya. Sama seperti partikel
elementer lainnya, elektron patuh pada hukum mekanika kuantum dan
menampilkan sifat-sifat bak-partikel maupun bak-gelombang. Secara
formal, keadaan kuantum elektron tertentu ditentukan oleh fungsi
gelombangnya, yaitu sebuah fungsi ruang dan waktu yang bernilai kompleks.
Menurut interpretasi mekanika kuantum Copenhagen, posisi sebuah elektron
tidak bisa ditentukan kecuali setelah adanya aksi pengukuran yang
menyebabkannya untuk bisa dideteksi. Probabilitas aksi pengukuran akan
mendeteksi sebuah elektron pada titik tertentu pada ruang adalah

25
proporsional terhadap kuadrat nilai absolut fungsi gelombang pada titik
tersebut.

Elektron-elektron dapat berpindah dari satu aras energi ke aras


energi yang lainnya dengan emisi atau absorpsi kuantum energi dalam
bentuk foton. Oleh karena asas larangan Pauli, tidak boleh ada lebih dari
dua elektron yang dapat menempati sebuah orbital atom, sehingga
elektron hanya akan meloncat dari satu orbital ke orbital yang lainnya
hanya jika terdapat kekosongan di dalamnya.Pengetahuan atas
konfigurasi elektron atom-atom sangat berguna dalam membantu
pemahaman struktur tabel periodikunsur-unsur. Konsep ini juga berguna
dalam menjelaskan ikatan kimia yang menjaga atom-atom tetap bersama.

 Kelopak dan Subkelopak


Konfigurasi elektron yang pertama kali dipikirkan adalah
berdasarkan pada model atom model Bohr. Adalah umum membicarakan
kelopak maupun subkelopak walaupun sudah terdapat kemajuan dalam
pemahaman sifat-sifat mekanika kuantum elektron. Berdasarkan asas
larangan Pauli, sebuah orbital hanya dapat menampung maksimal dua
elektron. Namun pada kasus-kasus tertentu, terdapat beberapa orbital
yang memiliki aras energi yang sama (dikatakan berdegenerasi), dan
orbital-orbital ini dihitung bersama dalam konfigurasi elektron.

Kelopak elektron merupakan sekumpulan orbital-orbital atom yang


memiliki bilangan kuantum utama n yang sama, sehingga orbital 3s,
orbital-orbital 3p, dan orbital-orbital 3d semuanya merupakan bagian dari
kelopak ketiga. Sebuah kelopak elektron dapat menampung 2n2 elektron;
kelopak pertama dapat menampung 2 elektron, kelopak kedua 8 elektron,
dan kelopak ketiga 18 elektron, demikian seterusnya.

26
Subkelopak elektron merupakan sekelompok orbital-orbital yang
mempunyai label orbital yang sama, yakni yang memiliki
nilai n dan l yang sama. Sehingga tiga orbital 2p membentuk satu
subkelopak, yang dapat menampung enam elektron. Jumlah elektron
yang dapat ditampung pada sebuah subkelopak berjumlah 2(2l+1);
sehingga subkelopak "s" dapat menampung 2 elektron, subkelopak "p" 6
elektron, subkelopak "d" 10 elektron, dan subkelopak "f" 14 elektron.

Jumlah elektron yang dapat menduduki setiap kelopak dan


subkelopak berasal dari persamaan mekanika kuantum,[n 1] terutama asas
larangan Pauli yang menyatakan bahwa tidak ada dua elektron dalam
satu atom yang bisa mempunyai nilai yang sama pada keempat bilangan
kuantumnya.

 Asas Aufbau
Asas Aufbau (berasal dari Bahasa Jerman Aufbau yang berarti
"membangun, konstruksi") adalah bagian penting dalam konsep
konfigurasi elektron awal Bohr. Terdapat maksimal dua elektron yang
dapat diisi ke dalam orbital dengan urutan peningkatan energi orbital:
orbital berenergi terendah diisi terlebih dahulu sebelum elektron
diletakkan ke orbital berenergi lebih tinggi.

Urutan pengisian orbital-orbital atom mengikuti arah panah.

Asas ini bekerja dengan baik (untuk keadaan dasar atom-atom) untuk
18 unsur pertama; ia akan menjadi semakin kurang tepat untuk 100 unsur
sisanya. Bentuk modern asas Aufbau menjelaskan urutan energi orbital
berdasarkan kaidah Madelung, pertama kali dinyatakan oleh Erwin
Madelung pada tahun 1936.[6][n 2]

1. Orbital diisi dengan urutan peningkatan n+l;

27
2. Apabila terdapat dua orbital dengan nilai n+l yang sama, maka
orbital yang pertama diisi adalah orbital dengan nilai n yang
paling rendah.
Sehingga, menurut kaidah ini, urutan pengisian orbital adalah sebagai
berikut:
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p
Asas Aufbau dapat diterapkan, dalam bentuk yang dimodifikasi,
ke proton dan neutron dalam inti atom.
Tabel periodik

Tabel konfigurasi electron


Bentuk tabel periodic berhubungan dekat dengan konfigurasi electron
atom unsur-usnur. Sebagai contoh, semua unsur golongan 2 memiliki
konfigurasi electron [E] ns 2 (dengan [E] adalah konfigurasi gas inert), dan
memiliki kemiripan dalam sifat-sifat kimia. Kelopak electron terluar atom
sering dirunjuk sebagai “kelopak valensi” dana menetukan sifat-sifat
kimia suatu unsur. Perlu diingat bahwa kemiripan dalam sifat-sifat kimia
telah diketahui satu abad sebelumnya, sebelum pemikiran konfigurasi
electron ada .[n−3 ]

28
Kelemahan asas Aufbau
Asas Aufbau begantung pada postulat dasar bahwa urutan energi
orbital adalah tetap, baik untuk suatu unsur atau di antara unsur-unsur
yang berbeda. Ia menganggap orbital-orbital atom sebagai "kotak-kotak"
energi tetap yang mana dapat diletakkan dua elektron. Namun, energi
elektron dalam orbital atom bergantung pada energi keseluruhan elektron
dalam atom (atau ion, molekul, dsb). Tidak ada "penyelesaian satu
elektron" untuk sebuah sistem dengan elektron lebih dari satu, sebaliknya
yang ada hanya sekelompok penyelesaian banyak elektron, yang tidak
dapat dihitung secara eksak[n 4] (walaupun terdapat pendekatan
matematika yang dapat dilakukan, seperti metode Hartree-Fock).
Ionisasi logam transisi
Aplikasi asas Aufbau yang terlalu dipaksakan kemudan
menghasilkan paradoks dalam kimia logam
transisi. Kalium dan kalsium muncul dalam tabel periodik sebelum
logam transisi, dan memiliki konfigurasi elektron [Ar] 4s1 dan
[Ar] 4s2 (orbital 4s diisi terlebih dahulu sebelum orbital 3d). Hal ini
sesuai dengan kaidah Madelung, karena orbital 4s memiliki nilai n+l  = 4
(n = 4, l = 0), sedangkan orbital 3d n+l  = 5 (n = 3, l = 2).
Namun kromium dan tembaga memiliki konfigurasi elektron
[Ar] 3d  4s  dan [Ar] 3d  4s  (satu elektron melewati pengisian orbital 4s
5 1 10 1

ke orbital 3d untuk menghasilkan subkelopak yang terisi setengah).


Dalam kasus ini, penjelasan yang diberikan adalah "subkelopak yang
terisi setengah ataupun terisi penuh adalah susunan elektron yang stabil".
Paradoks akan muncul ketika elektron dilepaskan dari atom logam
transisi, membentuk ion. Elektron yang pertama kali diionisasikan bukan
berasal dari orbital 3d, melainkan dari 4s. Hal yang sama juga terjadi
ketika senyawa kimia terbentuk. Kromium heksakarbonil dapat
dijelaskan sebagai atom kromium (bukan ion karena keadaan
oksidasinya 0) yang dikelilingi enam ligan karbon monoksida; ia
bersifat diamagnetik dan konfigurasi atom pusat kromium adalah 3d6,
yang berarti bahwa orbital 4s pada atom bebas telah bepindah ke orbital
3d ketika bersenyawa.
Pergantian elektron antara 4s dan 3d ini dapat ditemukan secara
universal pada deret pertama logam-logam transisi.[n 5]

29
Fenomena ini akan menjadi paradoks hanya ketika diasumsikan
bahwa energi orbital atom adalah tetap dan tidak dipengaruhi oleh
keberadaan elektron pada orbital-orbital lainnya. Jika begitu, maka
orbital 3d akan memiliki energi yang sama dengan orbital 3p, seperti
pada hidrogen. Namun hal ini jelas-jelas tidak demikian.
Pengecualian kaidah Madelung lainnya
Terdapat beberapa pengecualian kaidah Madelung lainnya untuk
unsur-unsur yang lebih berat, dan akan semakin sulit untuk menggunakan
penjelasan yang sederhana mengenai pengecualian ini. Adalah mungkin
untuk memprediksikan kebanyakan pengecualian ini menggunakan
perhitungan Hartree-Fock, yang merupakan metode pendekatan dengan
melibatkan efek elektron lainnya pada energi orbital. Untuk unsur-unsur
yang lebih berat, diperlukan juga keterlibatan efek relativitas
khusus terhadap energi orbital atom, karena elektron-elektron pada
kelopak dalam bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya.
Secara umun, efek-efek relativistik ini cenderung menurunkan energi
orbital s terhadap orbital atom lainnya.

Periode 5   Periode 6   Periode 7

Konfi Konfi
Konfig
guras guras
Unsu urasi Unsu
Z i   Unsur Z   Z i
r elektro r
elektr elektr
n
on on

[Kr] [Rn]
3 Lantan 5 [Xe] Aktini 8
Itrium 5s2 4d     7s2 6d
9 1 um 7 6s2 5d1 um 9 1

    Seriu 5 [Xe]   Toriu 9 [Rn]


m 8 6s  4f  5
2 1
m 0 7s2 6d

30
d1 2

Praseo Prota [Rn]


5 [Xe] 9
    dimiu   ktiniu 7s2 5f
9 6s2 4f3 1 2 1
m m  6d

[Rn]
Neodi 6 [Xe] Urani 9
      7s2 5f
mium 0 6s2 4f4 um 2 3 1
 6d

[Rn]
Prome 6 [Xe] Neptu 9
      7s2 5f
tium 1 6s2 4f5 nium 3 4 1
 6d

[Rn]
Samari 6 [Xe] Pluto 9
      7s2 5f
um 2 6s2 4f6 nium 4 6

[Rn]
Europi 6 [Xe] Ameri 9
      7s2 5f
um 3 6s2 4f7 sium 5 7

[Xe] [Rn]
Gadoli 6 Kuriu 9
    6s2 4f7 5   7s2 5f
nium 4 1 m 6 7 1
d  6d

[Rn]
Terbiu 6 [Xe] Berke 9
      7s2 5f
m 5 6s2 4f9 lium 7 9

31
         

[Kr] [Xe]
Zirko 4 Hafniu 7
5s  4d  
2
6s2 4f14     
nium 0 2 m 2
5d2

[Xe]
Niobi 4 [Kr] 5 Tantal 7
  6s2 4f14     
um 1 s  4d
1 4
um 3
5d3

Molib [Xe]
4 [Kr] 5 Tungst 7
denu   6s2 4f14     
2 s1 4d5 en 4
m 5d4

[Kr] [Xe]
Tekne 4 Reniu 7
5s2 4d   6s2 4f14     
sium 3 5 m 5
5d5

[Xe]
Ruten 4 [Kr] 5 Osmiu 7
  6s2 4f14     
ium 4 s1 4d7 m 6
5d6

[Xe]
Rodiu 4 [Kr] 5 Iridiu 7
  6s2 4f14     
m 5 s  4d
1 8
m 7
5d7

Paladi 4 [Kr] 4 Platinu 7 [Xe] 6s1 


     
um 6 d10 m 8 4f14 5d9

32
4 [Kr] 5 7 [Xe] 6s1 
Perak   Emas    
7 s1 4d10 9 4f14 5d10

[Kr] [Xe]
Kadm 4 8
5s2 4d   Raksa 6s2 4f14     
ium 8 10 0
5d10

[Kr] [Xe]
Indiu 4 Taliu 8
5s2 4d   6s2 4f14     
m 9 10 1 m 1
 5p 5d10 6p1

2.6 Sistem Periodik Unsur

1. Konfigurasi Electron dan Tabel Periodik


Konfigurasi elektron sangat erat hubungannya dengan system
periodik unsur. Seperti telah kalian ketahui bahwa sifat-sifat
unsure sangat tergantung pada jumlah elektron valensinya. Jika
jumlah elektron luar yang mengisi orbital dalam subkulit sama
dengan bilangan kuantum utama (n), maka atom unsur tersebut
pasti terletak pada golongan yang sama (selain yang berbentuk
ion). Sedangkan nilai n (bilangan kuantum utama) yang terbesar
menunjuk nomor periode unsur tersebut dalam sistem periodic
unsur. Misal konfigurasi elektron unsur K sebagai berikut:
19K : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1.
Nilai n terbesar adalah 4, maka K menempati periode 4.

Untuk menentukan golongan unsur dalam sistem periodic


berdasarkan konfigurasi elektron, perlu dilihat pada jenis dan
jumlah elektron terluar yang menempati kulit yang sama.

33
 Golongan utama (Golongan A), pada golongan ini electron valensi
menempati subkulit s atau subkulit s dan p.
 Golongan transisi (Golongan B), pada golongan ini electron valensi
menempati subkulit s dan d.
 Untuk lantanida dan aktinida, elektron valensi menempati subkulit s
dan f. Tapi jumlahnya tidak menentukan golongan, karena lantanida
dan aktinida tidak mempunyai golongan.
Jika pengamatan kalian pada kegiatan mandiri benar, maka
akan diketahui adanya hubungan antara konfigurasi electron atom
unsur-unsur dengan sistem periodik, baik mengenai golongan
maupun periodenya. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem
periodik dapat digunakan untuk meramalkankonfigurasi elektron
atom unsur-unsur.
Pembagian unsur-unsur menurut blok s , p, d, dan f
Tabel : Hubungan antara Elektron Valensi dan Golongan dalam Sistem
Periodik

Berdasarkan kesamaan konfigurasi elektron, terluar dapat


dikelompokan unsur-unsur tersebut dalam blok berikut.

34
 Blok s. Unsur yang mempunyai konfigurasi elektron terluar pada
orbital s terletak pada golongan IA dan IIA, kecuali unsure H dan He.
Unsur-unsur ini merupakan logam yang reaktif. Misal konfigurasi
elektron terluar adalah nsx, maka unsure tersebut terletak pada
golongan xA.
 Blok p. Unsur yang mempunyai konfigurasi elektron terluar pada
orbital p, terdapat dalam golongan IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan
VIII. Golongan unsur-unsur ini meliputi logam, metaloid, dan non
logam. Misal konfigurasi elektron terluar adalah npy, maka unsure
tersebut terletak pada golongan (2 + y)A.
 Blok d. Konfigurasi elektron terluar d terdapat dalam unsurunsur
transisi, yaitu golongan IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB, IB, dan
IIB. Misal konfigurasi elektron terluar adalah nsx (n􀀐d)z, maka
unsur tersebut terletak pada golongan (x + z)B. Jika:
a. x + z = 8, x + z = 9, dan x + z = 10, maka unsur terletak pada
golongan VIIIB;
b. x + z = 11, maka unsur terletak pada golongan IB;
c. x + z = 12, maka unsur terletak pada golongan IIB.
 Blok f . Blok f merupakan golongan unsur lantanida dan aktinida.
Golongan ini disebut juga golongan transisi dalam.

2. Sifat-Sifat Periodik Unsur


Sifat-sifat periodik unsur adalah sifat-sifat yang ada
hubunganya dengan letak unsur pada sistem periodik. Sifat-sifat
tersebut berubah dan berulang secara periodik sesuai dengan
perubahan nomor atom dan konfigurasi elektron.

35
A.Jari-jari atom
Jari-jari atom merupakan jarak elaktron terluar ke inti atom
dan menunjukan ukuran suatu atom. Jari-jari atom sukar diukur
sehingga pengukuran jari-jari atom dilakukan dengan cara
mengukur jarak inti antar dua atom yang berikatan sesamanya.
Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas
cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke atas,
kulit elektron semakin kecil. Dalam suatu periode, semakin ke
kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi
karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron
semakin banyak,

sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elekteron tetap


sama sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat.
B.Energi ionisasi
Jika dalam suatu atom terdapat satu elektron di luar subkulit
yang mantab, elektron ini cenderung mudah lepas supaya
mempunyai konfigurasi seperti gas mulia. Namun, untuk
melepaskan elektron dari suatu atom dperlukan energi. Energi
yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu atom di
namakan energi ionisasi. Dalam suatu periode semakin banyak
elektron dan proton gaya tarik menarik elektron terluar dengan
inti semakin besar (jari-jari kecil) Akibatnya, elektron sukar lepas
sehingga energi untuk melepas elektron semakin besar. Hal ini
berarti energi ionisasi besar.
Jika jumlah elektronnya sedikit, gaya tarik menarik elektron
dengan inti lebih kecil (jari-jarinya semakain besar). Akibatnya,
energi untuk melepaskan elektron terluar relatif lebih kecil berarti
energi ionisasi kecil.
Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke
bawah makin kecil, karena elektron terluar akin jauh dari inti
(gaya tarik inti makin lemah), sehingga elektron terluar makin
mudah di lepaskan.Unsur-unsur yan seperiode : energi ionisai
pada umumnya makin ke kanan makin besar, karena makin ke
kanan gaya tarik inti makin kuat. Kecuali,unsur-unsur golongan II
A memiliki energi ionisasi yang lebih besar dari pada golongan
III A dan energi ionisasi golongan V A lebih besar dari pada
golongan VI A.

36
C. Keelektronegatifan

Kelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk


menarik elektron dari atom lain. Faktor yang mempengaruhi
keelektronegatifan adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron
dan jari-jari atom.
Unsur-unsur yang segolongan : keelektronegatifan makin ke
bawah makin kecil, karena gaya taik-menarik inti makin lemah.
Unsur-unsur bagian bawah dalam sistem periodik cenderung
melepaskan elektron.Unsur-unsur yang seperiode :
keelektronegatifan makin kekanan makin besar.

keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh


golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga kelektronegatifan
terbesar terdapat pada flour (F) yakni 4,0, dan harga terkecil
terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.
Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan
oksidasi ( biloks ) unsur dalam sutu senyawa. Jika harga
kelektronegatifan besar, berati unsur yang bersangkutan
cenderung menerim elektron dan membentuk bilangan oksidasi
negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung
melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif.
Jumlah atom yang diikat bergantung pada elektron valensinya.
D. Sifat Logam

Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap,


menghantarkan panas dan listrik, dapat ditempa menjadi
lempengan tipis, serta dapat ditentangkan menjadi kawat / kabel
panjang. Sifat-sifat logam tersebut diatas yang membedakan
dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam, dalam sistem
periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan
makin berkurang.
Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan
batas unsur-unsur bukan logam di sebelah kanan pada system
periodic sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris
tebal.
Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan
bukan logam menunjukkan sifat ganda.

37
E. Kereaktifan

Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada


system periodik, makin ke bawah makin reaktif, karena makin
mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan logam pada
sistem periodik, makin ke bawah makin kurang reakatif, karena
makin sukar menangkap electron.
Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya
melepas atau menarik elektron. Jadi, unsur logam yang paling
reatif adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri ke kanan dalam
satu periode,

mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga


golongan VIIA. Golongan VIIA tidak rekatif. Kecenderungan
berbagai sifat periodik unsur-unsur periode ketiga diberikan pada
gambar di bawah ini

F. Afinitas Elektron

Afinitas elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang


diserap apabila suatu atom menerima elektron.
Jika ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses
penyerapan elektron itu disertai pelepasan energi dan afinitas
elektronnya dinyatakan dengan tanda negative. Akan tetapi jika
ion negative yang terbentuk tidak stabil, maka proses penyerapan
elektron akan membutuhkan energi dan afinitas elektronnya
dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai
afinitas elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan
lebih besar menyerap elektron daripada unsur yang afinitas
elektronnya bertanda positif. Makin negative nilai afinitas
elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap elktron.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semkain kecil
dan gaya tarik inti terhadap elektron semakin besar, maka atom
semakin mudah menarik elektron dari luar sehingga afinitas
elektron semakin besar.
Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin
besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil,
maka atom semakin sulit menarik elektron dari luar, sehingga
afinitas elektron semakin kecil.

38
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari


inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang
mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton yang
bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada
Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron).
Model atom Dalton memiliki kelebihan yaitu mulai
membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom.
Namun terdapat pula kelemahan yaitu teori atom Dalton tidak dapat
menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik.
Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung
jawab dalam interaksi gaya tarik menarik antara dua atom  atau
molekul  yang menyebabkan suatu senyawa diatomik  atau
poliatomik  menjadi stabil.

39
DAFTAR PUSTAKA

http://www.danielnugroho.com/science/prinsip-ketidakpastian-heisenberg/

http://ardyansyah10.co.id/2014/03/struktur-atom-sistem-periodik-dan.html

https://marisahintya.wordpress.com

https://ekaaidha.wordpress.com

dokumen.tips/documents/partikel-dasar-penyusun-atom.html

40
41

You might also like