You are on page 1of 23

BUSINESS PLAN

BUDIDAYA CABAI RAWIT

TABEBUYA (TANAMAN CABE BUDIDAYA)

OLEH :

ABEL RIZIEQ HAZRA : 2206111760

UNIVERSSITAS RIAU

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan

dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaika laporan akhir Praktikum

Agribisnis 1 dengan judul “Business Plan Budidaya Bayam Hijau”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah banyak memberikan

bimbingan, petunjuk dan motivasi sampai selesainya laporan praktikum ini. Tidak lupa

pula buat semua rekan-rekan yang telah banyak membantu penulis didalam

penyelesaian laporan praktikum ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Tidak ada yang pantas diberikan, selain balasan dari Tuhan Maha Kuasa untuk kemauan

kita semua dalam menghadapi masa depan nanti.

Akhirnya penulis sangat mengharapkan agar laporan ini bermanfaat bagi kita

semua baik masa kini maupun untuk masa akan datang.

Pekanbaru, Januari 2018

Penulis
Daftar ISI
Daftar Tabel
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui semakin lama semakin sedikit lahan yang dapat

digunakan untuk pertania, sedangkan kebutuhan pangan semakit meningkat seiring

dengan bertambahnya jumlah penduduk. Hal ini menjadi masalah dikarenakan

kebutuhan pangan bisa sulit untuk terprnuhi.

Wilayah perkotaan merupakan wilayah yang paling merasakan dampak tersebut

dikarenakan alih fungsi lahan pertanian paling banyak terjadi di perkotaan. Pemenuhan

kebutuhan pangan di perkotaan sangat bergantung ke pedesaan yang memiliki lebih

banyak lahan pertanian.

Masalah ini dapat diatasi dengan melakukan urban farming yang merupakan

kegiatan usahatani yang dilakukan dengan memanfaatkan lahan sempit yang ada di

perkotaan.
1.2 Manfaat

1.3 Tujuan
II. TEORI

2.1 Akuaponik

Akuaponik adalah kombinasi antara akuakultur dengan hidroponik yang

menghasilkan simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan (Flora, 2014).

Akuakultur merupakan budidaya ikan, sedangkan hidroponik adalah budidaya tanaman

tanpa tanah yang berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa

menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles. Akuaponik memanfaatkan secara

terus menerus air yang bersumber dari kolam tempat pemeliharaan ikan untuk tanaman

kemudian dikembalikan lagi ke kolam ikan sehingga hal ini membentuk suatu sirkulasi.

Pada tahapan ini hal-hal yang berlangsung diantaranya adalah proses dekantasi, filtrasi,

oksigenasi dan sterilisasi. Proses-proses tersebut dilakukan oleh tumbuhan yang

ditanam beserta media tanamnya.

Kotoran ikan yang seringkali menimbulkan masalah karena bau yang tidak

sedap dan membuat kolom menjadi kotor ternyata bisa memberikan manfaat. Sisa pakan

yang ditebar di kolam yang tidak termakan oleh ikan dan mengendap di kolam pun bisa

bermanfaat pula. Kedua limbah yang berasal dari hasil budidaya di kolam ikan tersebut

dapat dimanfaatkan untuk akuaponik.

Inti dasar dari sistem teknologi akuaponik ini adalah penyediaan air yang

optimum untuk masing-masing komoditas dengan memanfaatkan sistem resirkulasi.

Sistem teknologi akuaponik ini muncul sebagai jawaban atas adanya permasalahan

semakin sulitnya mendapatkan sumber air yang sesuai untuk budidaya ikan, khususnya

di lahan yang sempit. Akuaponik merupakan salah satu teknologi hemat lahan dan air
yang dapat dikombinasikan dengan berbagai tanaman sayuran. Dengan memanfaatkan

teknologi ini paling sedikit ada dua komoditas yang didapat yaitu sayuran dan lauk-pauk

(ikan).

2.2 Cabai

Tanaman cabai adalah tanaman yang berasal dari daerah tropis dan subtropik,

cabai dapat masuk ke Asia karena adanya pedagang dari Portugis dan Spanyol. Sampai

saat ini cabai memiliki 20 spesies yang berada dan berkembang di benua Amerika tetapi

hanya 4 macam spesies yang dike nal orang Indonesia yaitu cabai rawit, cabai besar,

cabai keriting, dan paprika (Cahyono,2003).

Tanaman cabai tumbuh baik di daerah tropis dengan ketinggian 0-500 meter dpl.

Akan tetapi tanaman cabai akan jauh lebih baik bila ditanam pada ketinggian 1000

meter dpl karena pada ketinggian 1000 meter dpl suhunya sesui dengan syarat hidup

cabai yaitu sekitar 180℃-20℃. Jika tanaman cabai ditanam diatas ketinggian 1000

meter dpl maka produktivitasnya akan berkurang karena suhu terlalu rendah

menyebabkan pertumbuhan cabai terganggu. Tanaman cabai dapat menghasilkan jenis

yang baru karena tanaman cabai mampu melakukan penyerbukan sendiri (Cahyono,

2003). Beberapa sifat tanaman cabai yang dapat digunakan untuk membedakan antar

varietas di antaranya adalah percabangan tanaman, perbungaan tanaman, ukuran ruas,

dan tipe buahnya (Prajnanta, 1999).

2.3 Unit Usaha

Unit usaha dan unit produksi merupakan bagian dari kewirausahaan yang perlu

diwujudkan dan dikembangkan di lembaga pendidikan sekolah, agar mampu memberikan


bekal dan kemandirian bagi peserta didik yang menjadi tanggung jawab bersama antara kepala

sekolah dan guru. Unit usaha merupakan suatu bentuk kegiatan yang mampu menghasilkan

keuntungan, misalnya menjahit, penjualan, koperasi, dan sebagainya. Sedangkan unit produksi

adalah kegiatan yang mampu mengolah dan menghasilkan suatu barang, seperti beternak

ayam petelur, pedaging, dan sebagainya.


III. METODE

3.1 Bahan Baku dan Bahan Pembantu

Perencanaan bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian

utama untuk perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu

diperhatikan adalah supplier, kuantitas, harga beli, persyaratan pembelian

ketersediaan, dan persediaan bahan di pasaran.

Nama Bahan Jumlah Harga Jumlah


Baku/Bahan Merk Unit (Rp) Harga
Pembantu (Rp)
Benih Cap Panah 3 bungkus 18.000 54.000
Merah
Pupuk Kandang - 21 karung 12.000 252.000
Polybag - 30 kg 22.000 660.000
Total Pembelian 966.000
Bahan baku yang digunakan dalam kegiatan budidaya unit usaha

saya adalah benih cabai rawit cap panah merah, pupuk kandang dan

polybag. Dengan total biaya pembelian bahan baku dan bahan pembantu

Rp. 966.000,00.

3.2 Produksi

Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan-

tahapan proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output

yang dimaksud, proses produksi kegiatan budidaya cabe kami dapat dilihat

dalam diagram alir sebagai berikut.


Proses budidaya perusahaan kami dimulai dari kegiatan pembibitan, pengolahan tanah,
penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan kegiatan pasca panen.

You might also like