Professional Documents
Culture Documents
Elisya Angraini - 2106110005 - Laporan Akhir Praktek Agribisnis 1
Elisya Angraini - 2106110005 - Laporan Akhir Praktek Agribisnis 1
OLEH:
ELISYA ANGRAINI
2106110005
AGRIBISNIS A
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul "Laporan Akhir
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Deby Kurnia, SP., M.Si. yang telah
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini terdapat banyak kekurangan karena
pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, saran dan kritik dari
semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan laporan ini di masa mendatang.
Elisya Angraini
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................................ i
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. Penyemaian……………………………………………………………… 19
Gambar 7. Pemanenan…………………………………………………………………24
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
iii
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
BAB II.................................................................................................................................. 4
BAB IV .............................................................................................................................. 17
BAB V ................................................................................................................................ 25
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 27
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sawi merupakan jenis sayuran yang sangat disukai masyarakat, karena mempunyai
potensi penting sebagai sumber dalam pemenuhan gizi untuk tubuh, peningkatan
yang enak, sawi juga mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Hal tersebut
didukung oleh laporan dari Balai Penelitian Pengkajian Pertanian (2009) bahwa sawi
mengandung pro vitamin A dan asam askorbat yang tinggi. Sawi mencakup beberapa
Suatu tanaman dapat tumbuh berkembang dan memberikan hasil yang baik, dapat
dipengaruhi oleh faktor genetika (Internal) dan faktor lingkungan tempat tumbuhnya
(eksternal). Faktor internal yaitu segala pengaruh/faktor yang berasal dari tanaman itu
sendiri yaitu meliputi gen dan hormon, sedangkan faktor eksternal yaitu sesuatu yang
mempengaruhi/faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari
lingkungan atau ekosistem (air, cahaya, kelembapan, nutrisi, suhu). Untuk mendapatkan
respon pertumbuhan serta jumlah dan mutu hasil tanaman yang baik maka kedua faktor
tersebut harus berada dalam kondisi optimum. Sawi dapat tumbuh baik ditempat yang
dataran rendah hingga dataran tinggi. Pertumbuhan yang baik akan mempengaruhi hasil
dan produksi.
Tanaman sayuran seperti sawi di Indonesia dapat dibudidayakan pada tempat yang
berdataran tinggi maupun di dataran rendah, baik itu musim dingin atau musim
kemarau, akan tetapi paling baik tanaman sawi dibudidayakan pada dataran tinggi
1
dengan ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter dpl. Namun biasanya
dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter
dpl dan tanah yang baik untuk budidaya tanaman sawi adalah tanah yang memiliki
tekstur tanah yang gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan
airnya baik (Hariyadi, Ali, & Nurlina, 2017). Derajat kemasaman (pH) tanah yang
optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 -7. Tanaman sawi ini selain dapat
ditanam pada areal persawahan yang luas juga dapat dibudidayakan pada areal yang
yang sempit. Berdasarkan penjelasan di atas, maka laporan dengan judul “Laporan
Akhir Praktek Agribisnis I Budidaya Tanaman Sawi Hijau (Brassica Juncea L.)” perlu
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam
1. Bagaimana pengolahan tanah yang baik dan benar dalam teknik budidaya tanaman
sawi?
2. Bagaimana penanaman yang baik dan benar dalam teknik budidaya tanaman sawi?
3. Bagaimana pemupukan yang baik dan benar dalam teknik budidaya tanaman sawi?
4. Bagaimana cara penanaman yang baik dan benar dalam teknik budidaya tanaman
sawi?
1.3.Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan laporan akhir ini
adalah:
2
1. Mengetahui pengolahan tanah yang baik dan benar dalam teknik budidaya tanaman
sawi
2. Mengetahui penanaman yang baik dan benar dalam teknik budidaya tanaman sawi
3. Mengetahui pemupukan yang baik dan benar dalam teknik budidaya tanaman sawi
4. Mengetahui cara penanaman yang baik dan benar dalam teknik budidaya tanaman
sawi
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sawi merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura dari jenis sayur sayuran
yang dimanfaatkan daun-daun yang masih muda. Daerah asal tanaman sawi diduga dari
Tiongkok dan Asia Timur, di daerah Tiongkok, tanaman ini telah dibudidayakan sejak
2.500 tahun yang lalu, kemudian menyebar luas ke Filipina dan Taiwan. Masuknya
sawi ke wilayah Indonesia diduga pada abad XIX. Bersamaan dengan lintas
Daerah pusat penyebaran sawi antara lain Cipanas, Lembang, Pengalengan, Malang
dan Tosari. Terutama daerah yang mempunyai ketinggian diatas 1.000 meter dari
Daun sawi berbentuk bulat dan lonjong, lebar dan sempit, ada yang berkerut-kerut
(keriting), tidak berbulu, berwarna hijau muda, hijau keputihputihan sampai hijau tua.
Daun memiliki tangkai panjang dan pendek, sempit atau lebar berwarna putih sampai
hijau, bersifat kuat dan halus. Pelepah daun tersusun saling membungkus dengan
pelepah-pelepah daun yang lebih muda tetapi tetap membuka. Daun memiliki tulang-
tulang daun yang menyirip dan bercabangcabang. Sawi memiliki sistem perakaran akar
tunggang (radix primaria) dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang
(silendris). Akar-akar ini berfungsi menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah, serta
Pada tanaman sawi ini hama yang sering menyerang adalah ulat dan belalang
sedangkan penyakit yang sering menyerang adalah penyakit layu, jamur dan
4
plasmolisis yang disebabkan karena cara pemupukan yang salah atau kebanyakan
dalam pemberian pupuk (Ali, 2015). Manfaat sawi hijau sangat baik untuk
kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan
memperlancar pencernaan.
Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi hijau adalah protein, lemak,
karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Sayur sawi hijau
biasanya berupa tumisan dengan berbagai sajuran lain Berbagai jenis olahan makanan
yang dijual, biasanya lebih memilih sawi hijau ketimbang berbagai jenis sayuran lain.
Menurut ( Haryanto.2007) Satu cangkir sawi hijau yang terdapat pada tabel 1:
Kalori 63%
Gram protein 5%
Gram lemak 1%
5
Zat besi 12%
Kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman sawi hijau (Brassica juncae
L) dapat memberikan hasil panen yang tinggi. Sehingga dengan demikian untuk
menunjang usaha tani sawi hijau yang berhasil, lokasi usaha tani harus memiliki
kondisi lingkungan yang sesuai seperti yang di kehendaki tanaman. Sebab, kecocokan
berproduksi. Hingga dewasa ini masih banyak di jumpai petani mengalami kegagalan
Tanaman sawi hijau (Brassica juncae L) dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa
panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun
dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik
di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter
sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan
pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman
sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun.
Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur.
Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. Lebih
cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga
tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di
Pengolahan tanah secara umum proses pengolahan tanah untuk budidaya sawi hijau
Pemberian pupuk dasar pada tanah yang tujuannya untuk menambah kesuburan pada
tanaman. Maka diberi pupuk organik, seperti pupuk kandang atau kompos jerami
Penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha.
Pupuk kandang diberikan saa tpenggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan
tanah yang akan kita gunakan. Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam)
keasaman tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu
kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan
penggemburan tanah yaitu 2 – 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur
yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (Haryanto, 1995).
Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah
yang padat dapat menjadi longgar, sehingga pertukaran udara di dalam tanah menjadi
baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar
tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan
longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat
Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat- syarat di bawah ini:
7
c. Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh
d. Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti
bedengan.
e. ( Rismunandar, 1983 ).
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih
sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat,
kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat
kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik,
seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan
tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus
utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang
kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu,
misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari.
8
Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih
yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani
tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara
membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik
(Cahyono, 2003).
Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang
berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum
ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat
2.4. Penanaman
dilakukan dengan cara melakukan penyemaian bibit, benih harus di rendam dengan
propamokarb konsentrasi 0,1% selama ± 2 jam. Media semai terbuat dari campuran
pupuk kandang dan tanah yang telah dihaluskan dengan perbandingan 1:1. Kemudian
benih yang sudah disebar ditutup dengan daun pisang atau karung goni selama 2 - 3
hari. Bibit caisim berumur 7 - 8 hari setelah semai maka siap dipindahkan ke lahan
Pengolahan media tanam dilakukan satu minggu sebelum tanam. Persiapan media
tanam tanaman caisim dapat dilakukan dengan cara memasukan tanah / media kedalam
polybag. pH yang dianjurkan adalah rendah 6,5. Setelah itu tanah/media yang sudah
9
dimasukan kedalam polybag harus dibuat lubang tanam sedalam 30 cm. Tanaman
caisim ditanam dengan menggunakan jarak tanam 20 x 20 cm. Disela – sela pengolahan
lahan diberikan pupuk kandang dengan dosis 10 ton/hektar, pupuk Urea 187 kg/hektar,
KCl 112 kg/hektar, SP36 300 kg/hektar (Anas D.Susila, 2006). Kemudian setelah
media tanam siap untuk ditanam maka bibit caisim yang sudah berumur 7 - 8 hari dapat
dipindahkan.
2.5. Pemupukan
Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu
dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya
diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya
Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam
larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air,
lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan
dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah
dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk
tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995).
Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih
membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita.
Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan
untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita
memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk
10
daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro,
pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin
beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk
apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya
ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk
Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang
pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K).
Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh
tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya
jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu
menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan
Pertumbuhan tanaman sawi hijau/ manis umumnya mulai pecah kecambah pada 3-4
HST dengan umur panen sekitar 25-42 HST dengan pemberian pupuk dan penyiraman
pemeliharaan yang berupa penyulaman tanaman yang mati, penyiraman secara rutin.
penyakit. Pengendalian dapat dilakukan secara manual jika jumlah hama masih dalam
ambang batas. Namun jika sudah melebihi jumlah ambang batas maka pengendalian
dapat dilakukan dengan menyemprotkan pestisida ke hama utama yaitu ulat daun
(Plutella xylostella). Pengendalian dengan pestisida harus dilakukan dengan tepat baik
11
pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval maupun waktu
Produksi tanaman bisa dilihat pada proses panen. Panen ada 2 cara yaitu mencabut
seluruh tanaman beserta akarnya dengan memotong bagian pangkal batang yang berada
di atas tanah. Pada Umur 30-40 hari dari umur semai, tanaman sawi sudah dapat
dipanen. Untuk tanaman yang pertumbuhannya baik, disetiap media tanam dapat
menghasilkan sawi hijau, beratnya 175 gm. Menurut Nazaruddin (2003), tanaman sawi
dapat dipanen pada umur 30- 40 hari setelah tanam. Sunarjono (2007), menambahkan
bahwa sawi di pungut dengan cara tanaman dicabut bagian batang bawah di atas tanah.
Sebagian orang memungut hasilnya dengan memetik daunnya satu persatu-satu. Untuk
menghasilkan hasil yang bagus dibutuhkan pupuk yang baik, yaitu pupuk organik cair
12
BAB III
3.1. Materi
Budidaya tanaman sawi relatif mudah untuk dilaksanakan, sehingga dapat dilakukan oleh
petani ataupun pemula yang ingin menekuni agribisnis tanaman ini. Selain itu, sawi hijau
memiliki umur relatif pendek (genjah), mulai dari awal penanaman hingga siap panen. Materi
yang di gunakan dalam memenuhi data dalam kegiatan budidaya ini adalah berdasarkan
sumber literatur dan wawancara bersama petani untuk menunjang keberhasilan penulis dalam
mempraktekkan teknik budidaya tanaman ini. Adapun bahan-bahan serta alat yang dipakai
dalam budidaya ini adalah cangkul, pot, polybag, alat penyiram, dan sebagainya.
3.2. Metode
Dalam melakukan praktikum budidaya tanaman sawi hijau/manis, terdapat beberapa metode
yang dilakukan dan penulis akan menjabarkan metode tersebut dalam uraian berikut ini:
Pemberian pupuk dasar pada tanah yang tujuannya untuk menambah kesuburan pada
tanaman. Maka diberi pupuk organik, seperti pupuk kandang atau kompos jerami sebanyak
2:1 dari banyaknya tanah. Dengan pemberian sekam padi sebelum dimasukkan tanah kedalam
pot dengan tujuan agar produksi tanaman nanti akan bagus dan mendapatkan hasil yang
diinginkan. Pengolahan ini dilakukan dengan menggunakan media tanam pot dan bedengan.
13
3.2.2. Persiapan Benih
Persiapan benih umumnya benih sawi yang baik memiliki bentuk bulat, kecil, warna kulit
coklat kehitaman, agak keras, dan permukaannya licin mengkilap. Benih sawi yang akan
digunakan untuk bercocok tanam harus memiliki kualitas yang baik. Jika benih tersebut
didapat dari membeli, maka saat membeli harus diperhatikan lamanya penyimpanan, kadar
Jika benih yang digunakan didapat dari hasil penanaman, hal-hal yang harus diperhatikan
adalah yang terkait dengan kualitas benih tersebut, misalnya tanaman yang bijinya akan
diambil untuk dijadikan benih harus berumur sekurang-kurangnya 70 hari. Benih yang
3.2.3. Penanaman
Metode penanaman pada budidaya sawi hijau/manis yang penulis lakukan adalah metode
penyemaian. Penulis melakukan penanaman di bedengan yang telah dibuat dengan jarak
yang sangat rapat. Tanaman sawi berusia 3-4 minggu dapat langsung ditanam dengan cara
pemindahan. Penulis melakukan pencabutan benih sawi secara hati-hati agar benih tidak
rusak. Selanjutnya, penulis membuat lubang pada bedengan dengan menggunakan jari.
3.2.4. Pemupukan
Sebelum menanam sudah diberi pupuk (urea kandang, kompos,), tanah maka itu pada saat
pertumbuhan tanaman tidak memberi pupuk lagi karena mengandung unsur nitrogen (N)
organik. Terlebih dahulu penulis mencampurkan pupuk kandang seperti kotoran kambing
dalam tanah setelah itu penulis menaruh tanah kedalam media tanam yaitu pot dan polybag.
14
Setelah tanaman tumbuh baik penulis melakukan pemupukan susulan pada bedengan dengan
3.2.5 Pemeliharaan
terhadap hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah
penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa
berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila
musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita
tanam. Bila tidak terlalu panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi
hari.
penanaman. Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang
hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik.
Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur
hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas
Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang
tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995).
penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman
yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru.
15
Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu
rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak
3.2.6 Pemanenan
Umur panen sawi kurang lebih 40 hari, cara panen sawi ada dua macam yaitu pertama
mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan kedua dengan memotong bagian pangkal
batang yang berada diatas tanah dengan pisau tajam. Paska panen pada sawi yang perlu
diperhatikan adalah pencucian dan pembuangan kotoran seperti tanah yang menempel pada
sawi dengan air mengalir, sortasi yaitu dengan memilih tanaman sawi yang baik secara fisik
dengan memisahkan tanaman sawi yang rusak, pengemasan pada tanaman sawi pengemasan
yang dilakukan yaitu dengan mengikat batang sawi dengan menggunakan tali, dan
pengolahan tanaman sawi yang telah dikemas siap untuk dipasarkan dan dapat di masak untuk
dikonsumsi (Anonim, 2008). Adapun metode pemanenan yang penulis lakukan adalah
memilih sawi yang bagus dan tidak rusak kemudian langsung mencabutnya dan
16
BAB IV
Berdasarkan literatur, dalam budidaya sawi yang dilakukan pertama adalah pengolahan
lahan. Pengolahan lahan ini dengan cara menggemburkan tanah dan memperbaiki struktur
tanah untuk sirkulasi udara dan air dalam tanah. Dalam persiapan lahan ini, diberikan pupuk
dasar untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Sebelum lahan digemburkan, maka
gulma dan semak yang ada di sekitar lahan harus dibersihkan terlebih dahulu dan jika pH
tanah terlalu asam, dilakukan pengapuran agar pH mendekati netral dan sesuai dengan
kebutuhan tanaman. Pengolahan tanah yang saya lakukan adalah dengan menggunakan alat
seadanya yaitu cangkul yang mana dicampurkan terlebih dahulu dengan pupuk kandang
kotoran kambing setelah itu dimasukkan kedalam media tanam pot, polybag dan bedengan.
17
Gambar 2. Pengolahan Tanah
4.2. Penanaman
Penanaman yang dilakukan dengan cara transplanting mencabut bibit dari tempat persemaian
dan dilakukan penanaman secara langsung di polybag, pot dan bedengan. Jarak tanam yang
digunakan yaitu 20 x 20 cm jarak tanam yang demikian termasuk kategori rapat. Menurut
Rukmana (1994) jarak tanam yang ideal untuk tanaman sawi hijau yaitu 50x60 cm.
Menurut Sintompul dan Guritno (1995), hasil setiap individu tanaman yang diperoleh lebih
sedikit jika kepadatan populasi lebih tinggi dan tanaman tidak dapat tumbuh jika kepadatan
terlalu tinggi. Oleh karena itu diperoleh hasil yang tinggi perlu diadakan kepadatan tanaman
18
Pada kepadatan tanah yang optimal, masih terjadi kompotisi antara tanaman yang dapat
menyebabkan pertumbuhan dan hasil tanaman per individu berkurang, namun karena jumlah
tanaman 10 polybag sehingga produksi masih dapat meningkat (Sugito, 1994). Sedangkan
menurut suryato (1990), pengaturan baik tata letak maupun pengaturan populasi dapat
mengetahui variasi naungan yang terbentuk seperti tinggi tanaman; indeks luas daun, dapat
Gambar 4. Penyemaian
19
Gambar 5. Pencabutan Benih Sawi Hijau
20
4.3. Pemupukan
Pemupukan yang digunakan yaitu pupuk organik sebelum tanam sawi hijau tanah campuran
dengan pupuk kandang selain itu pemberian pupuk yang bersentuhan langsung dengan akar
tanaman dapat menyebabkan kematian pada tanaman maka itu kedua kali tidak dikasih pupuk
karena umur tanaman sawi hijau 30-40 hari. Sebelum menanam sudah diberi pupuk kandang,
kompos, jerami padi. Selain itu, penulis juga melakukan pemupukan susulan dengan
Pengamatan tanaman dilakukan minimal 2-3 kali sehari dengan memperhatikan batang, daun,
warna daun, bunga, dan lainnya morfologi nya. Adapun hasil pengamatan budidaya yang saya
1 2 3 4 5
(cm)
Jumlah 4 4 4 4 4
21
Daun
Daun (cm)
2. Tinggi 13 13.5 14 14 15
(cm)
Jumlah 4 4 4 4 4
Daun
(cm)
(cm)
Jumlah 4 4 4 4 4
Daun
(cm)
22
4. Tinggi 23 23.5 24 25 27
(cm)
Jumlah 4 4 4 4 4
Daun
Daun (cm)
Pada penanaman ini sawi yang dibudidayakan termasuk normal setelah 4 minggu penanaman
dengan umur panen 40 HST tinggi rata-rata 27 cm dengan kategori normal pada tinggi sawi
Dalam budidaya sawi saya menggunakan benih kumala yang dibeli di kios pupuk. Dan hasil
produksi yang saya dapatkan adalah berjumlah 2-3 ikat dengan menggunakan pot, polybag
dan bedengan sebagai media tanam. Dikarenakan banyak yang rusak karena hama seperti
23
Tabel 3. Produksi Tanaman Sawi
Panjang Jumlah Total Bobot satu Bobot per ikat Bobot total (g)
(cm)
30 18 10 150 2700
Gambar 7. Pemanenan
24
BAB V
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari laporan ini adalah sebagai berikut:
• Tanaman sawi hijau (Brassica juncae L) merupakan salah satu komoditas yang
mempunyai nilai komersial tinggi. Budidaya tanaman sawi relatif mudah untuk
dilaksanakan karena sawi dapat tumbuh pada dataran rendah dan tinggi.
• Sawi hijau dapat tumbuh dengan baik apabila yang menjadi syarat tumbuhnya terpenuhi.
Pertumbuhan tanaman sawi hijau, pengaruhi oleh faktor agar produksi yang diharapkan,
• Teknik budidaya tanaman sawi hijau meliputi pemilihan benih, pengolahan tanah,
• Berdasarkan literatur yang telah dibaca, hasil budidaya yang dilakukan penulis tergolong
normal.
5.2. Saran
• Lakukan penanaman dengan jarak yang tidak rapat yaitu 20 x 30 cm agar tanaman
25
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2015). Pengaruh Dosis Pemupukan NPK Terhadap Produksi Dan Kandungan
Anom, Edison. 2008. Efek Pemberian Tricho-Kompos Jeram Padi Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi sawi Hijau (Brassica juncea L). SAGU Vol. 7 No. 2: Hal. 7-12.
Mahrus Ali, waka Kogoya, Yeni Ika Pratiwi. Teknik Budidaya Tanaman Sawi Hijau (Brassica
Juncea L). Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi. Universitas Merdeka Surabaya.
Ahmad Fuad. Budidaya Tanaman Sawi (Brassica Juncea L). Fakultas Pertanian. Universitas
26
LAMPIRAN
27