Professional Documents
Culture Documents
Dwi Fitriani A - LP HIPERGLIKEMIA
Dwi Fitriani A - LP HIPERGLIKEMIA
Disusun Oleh :
1903023
A. Pengertian
merupakan kondisi tingginya gula darah puasa (gula darah puasa 100-
2 jam setelah pembebanan 75 g glukosa). Bila kadar gula darah mencapai >200
mg/dL maka pasien ini masuk dalam kelas DM (Rochmah, 2018). Menurut
C. Klasifikasi
Klasifikasi gangguan glikemi berdasarkan etiologinya :
1. Tipe 1
Disebabkan oleh rusaknya sel β pankreas biasanya menyebabkan defisiensi
insulin absolut. Rusaknya sel β pankreas dapat disebabkan oleh autoimun
atau idiopatik.
2. Tipe 2
Merupakan tipe DM yang sering ditemui, akibat dari kerusakan dalam
proses sekresi insulin dan atau akibat resistensi insulin dan sering terjadi
adalah kombinasi dari keduanya.
3. Tipe spesifik lain
- Kerusakan genetik tertentu yang mempengaruhi fungsi sel β pankreas
- Kerusakan gen dalam fungsi insulin
- Penyakit pada pankreas
- Endocrinopathies
- Induksi obat atau bahan kimia tertentu
- Infeksi
D. Patofisiologi/Pathway
Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat disebabkan
oleh proses autoimun, kerja pankreas yang berlebih dan herediter. Insulin yang
menurun mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk ke dalam sel. Hal itu bisa
menyebabkan lemas dan kadar glukosa dalam darah meningkat. Kompensasi
tubuh dengan meningkatkan glukagon sehingga terjadi glukoneogenesis.
Selain itu tubuh akan menurunkan penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan
hati serta peningkatan produksi glukosa oleh hati dengan pemecahan lemak
terhadap kelaparan sel. Dengan menurunnya insulin dalam darah, asupan
nutrisi akan meningkat sebagai akibat kelaparan sel. Menurunnya glukosa
4
intrasel menyebabkan sel mudah terinfeksi. Gula darah yang tinggi dapat
menyebabkan penimbunan glukosa pada dinding pembuluh darah menjadi
keras (aterosklerosis) dan bila plak ini terlepas akan menyebabkan trombus
(Arfawati,2015).
Pathway
DM tipe II DM tipe II
Defisiensi Insulin
poliphagi viskolita
darah
polidipsi
poliurea aliran
Darah melambat
Ketidakstabilan
kadar gula darah
Ischemic jaringan
Ketidakefektifan perfusi
jaringan parifer
5
E. Pengkajian keperawatan
1. Identitas
Dalam mengkaji identitas beberapa data didapatkan adalah nama
klien, umur, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, agama, suku,
alamat. Dalam identitas data/ petunjuk yang dapat kita prediksikan adalah
Umur, karena seseorang memiliki resiko tinggi untuk terkena diabetes
mellitus tipe II pada umur diatas 40 tahun.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien diabetes mellitus datang kerumah sakit dengan keluhan utama
yang berbeda-beda. Pada umumnya seseorang datang kerumah sakit
dengan gejala khas berupa polifagia, poliuria, polidipsia, lemas, dan
berat badan turun.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pengkajian riwayat penyakit dahulu akan didapatkan informasi
apakah terdapat factor-faktor resiko terjadinya hiperglikemia misalnya
riwayat obesitas, hipertensi, atau juga
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pengkajian pada RPS berupa proses terjadinya gejala khas dari
hiperglikemia, penyebab terjadinya hiperglikemia serta upaya yang
telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji adanya riwayat keluarga yang terkena hiperglikemia, hal ini
berhubungan dengan proses genetik dimana orang tua dengan diabetes
mellitus berpeluang untuk menurunkan penyakit tersebut kepada
anaknya.
3. Riview Of Sistem (ROS)
1. Sistem Pernafasan
Adakah sesak nafas menandakan pasien mengalami diabetes
ketoasidosis, kaji juga adanya batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita
Hiperglikemia mudah terjadi infeksi.
6
2. Sistem Kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis. Hal
ini berhubungan erat dengan adanya komplikasi kronis pada
makrovaskuler
3. Sistem gastriostestinal
Semua organ dalam sistem pencernaan, mencakup dari mulut hingga
ke anus - termasuk lambung dan usus. Salah satu aspek penting yang
harus dikaji dalam pengkajian Hiperglikemia
4. Sistes perkemihan
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih Kelebihan glukosa akan dibuang dalam. bentuk urin.
5. Sistem persyarafan
Sistem kompleks yang berperan dalam mengatur dan
mengoordinasikan seluruh aktivitas tubuh. Sistem ini memungkinkan
untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti berjalan, berbicara,
menelan, bernapas, serta semua aktivitas mental, termasuk berpikir,
belajar, dan mengingat. Ini juga membantu mengontrol bagaimana
tubuh bereaksi dalam keadaan darurat.
6. Sistem immune
Sistem daya tahan tubuh terhadap serangan substansi asing yang
terpapar ke tubuh kita.
7. Sistem reproduksi
Suatu sistem yang berbeda struktur dan fungsinya pada pria dan wanita.
Sistem reproduksi adalah kumpulan organ internal dan eksternal yang
bekerja bersama untuk tujuan prokreasi.
8. Sistem musculoskeletal
Adanya katabolisme lemak, Penyebaran lemak dan, penyebaran
masa otot.berubah. Pasien juga cepat lelah, lemah.
9. Sistem endokrin
Jaringan kelenjar yang memproduksi dan melepaskan hormon.
7
F. Diagnosa Keperawatan
1. (D.0077) Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisiologis
(ketaos diabetikum) dibuktikan dengan pasien mengeluh nyeri bagian
perut, tampak meringis kesakitan dan tampak gelisah.
2. (D.0009) Perfusi parifer tidak efektif berhubungan dengan Hiperglikemia
dibuktikan dengan Pasien mengatakan nyeri ekstremitas, pasien
mengeluh parastesia (kesemutan), turgor kulit menurun.
3. (D.0027) Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan
resistensi insulin ditandai dengan pasien mengeluh lemas atau lesu, mulut
terasa kering, rasa haus meningkat dan kadar glukosa darah meningkat
230 mg/dL
8
G. Rencana Keperawatan
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat.
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa ngeri.
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik.
6. Lakukan hidrasi
Edukasi
1. Informasikan tanda gejala
10
Edukasi :
1. Anjurkan menghindari
olahraga saat kadar glukosa
darah lebih dari 250 mg/dL
2. Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara mandiri
11
H. Evaluasi
I. Daftar Pustaka
Azzida Dzaher. (2016). Peran perawat pada manajemen kaki penderita diabetes.
12