Professional Documents
Culture Documents
Cara Menulis Sumber Online
Cara Menulis Sumber Online
gabungkan saja :)
Karena tuton ini sifatnya online, dan tampaknya banyak yang menggunakan refferensi online
sebagai sumber, jadi saya berikan dasar2nya terkait dunia pendidikan: I. Masalah yang
sering muncul:
1. Jawaban yang common sense. Jawaban common sense adalah jawaban yang tidak
mencantumkan sumber. Padahal di RBV UT itu ada modul yang free akses sebagai sumber
diskusi lho.
2. Copy paste. Jadi begini, bedakan sumber (pakar) seperti pada poin 1 dengan sumber
dari tulisan web/artikel. Misal di web XXX.blogspot.worpress.com menulis “menurut saya,
budaya adalah bla bla…” lalu saudara copas dan saudara tulis sumber. Wah, itu sudah salah
karena si penulis “saya” itu belum tentu pakar. Akan beda jika dalam web
XXX.blogspot.worpress.com menulis “menurut Koentjaraningrat, budaya adalah bla bla bla”
lalu anda cantumkan sumber web nya. Nah itu masih bisa diperbolehkan karena penulis
mengacu pada seoarang “pakar” budaya. Nb: jangan lupa cantumkan tanggal dan waktu
aksesnya.
3. Masih soal copy paste. Jika meng copas dari sumber seperti poin 2, ya jangan di copas
semua tulisannya. Ambil saja intinya lalu saudara komentar. Misal: “Menurut koentjaraningrat,
budaya adalah bla bla bla. Dalam hal ini saya setuju/kurang setuju dengan pendapat beliau.
Sebab dari yang saya amati soal budaya Y, maka pendapat koentjaraningrat justru bla bla bla…”
4. Plagiat. Yah…jadi kalau yang plagiat (alias copas tanpa sumber) nilainya tentu jatuh
(pake banget). Jadi, lebih baik gunakan poin 2 atau 3 untuk menghindarinya. Oh, dan plagiat
tulisan mahasiswa lain diberi nilai 0 (itu ketentuan UT)..
5. Cara menulis sumber (link website). Anda cukup meng copy paste link artikel tersebut
berada, lengkap dengan Tanggal dan Waktu anda mengakses.
Sumber: https://pradityamerhananto.wordpress.com/2018/10/27/kriminologi -
filosofipenghukuman/ Diakses pada 1 November 2018 Jam 00:13. Ini baru tepat. Jadi jika
semenit kemudian tulisan ini hilang, anda sudah memberi data kapan mengaksesnya.
2. Jangan gunakan juga wiki sebagai “sumber”. Tapi artikel di wiki biasanya memiliki
daftar pustaka dibawahnya, telusuri saja dan gunakan daftar itu sebagai sumber.
3. Silahkan gunakan artikel berita sebagai “sumber”, dalam arti sebagai “fakta”. Tapi
jangan gunakan sebagai “sumber pakar” (ya kecuali di berita itu yang bicara memang
pakar). Misal “Menurut mantan presiden Habibie, kondisi pesawat terbang di dunia….”.
Dalam hal ini beliau memang pakar pesawat terbang (terlepas sebagai mantan presiden
juga).
4. Website yang “kredibel” sebagai sumber (bisa sebagai fakta maupun sumber), biasanya
yang memiliki akhiran .org, .gov dan .edu.
5. .Org merupakan milik organisasi non-profit. Biasanya tidak bias sehingga bagus untuk
sumber. Misal https://www.redcross.org. Tentu ada pengecualian untuk web semacam
wiki karena orang-orang “tidak jelas” seperti saya pun bisa merubah artikel
seenaknya.
6. .Gov (atau .go untuk Indonesia dan beberapa negara lain) merupakan web milik
pemerintah atau instansi terkait. Kredibel juga.
8. Akhiran lain seperti .com (yang bersifat komersil), .net dll sifatnya abu-abu. Terutama
terkait artikel berita hingga opini (karena tulisan yang dimuat cenderung tidak ada
editornya, beda dengan media cetak). Beberapa tulisan bahkan bisa disebut
“penggiringan opini tanpa bukti”. Jadi bisa saja orang tidak jelas seperti saya menulis
opini bahwa bumi itu zigzag yang air lautnya manis lalu dijadikan sumber. Tentu saja
jika web tersebut miliki perusahaan (seperti pertamina.com) maka bisa dijadikan sumber
juga. Jadi dalam hal ini hati-hati penggunaannya ya.
9. Medos? Lebih baik di skip sebagai sumber…
10. Youtube ? Dalam hal ini, lihatlah siapa pembuat video tsb (bukan uploadernya). Apakah
institusi? Tugas sekolah? Rekaman tv? Dalam hal ini sifatnya sama, yaitu abu-abu. Tapi
minimal dapat digunakan sebagai referensi untuk menulis. Yah, kira-kira sama seperti
saudara ngobrol dengan seseorang atau mengalami sesuatu lalu anda mendapat
inspirasi.
Tutor Hanan