Professional Documents
Culture Documents
Petunjuk Praktikum SisHew 1 - 2022 - A4 - Revised by Aswi
Petunjuk Praktikum SisHew 1 - 2022 - A4 - Revised by Aswi
SISTEMATIKA HEWAN I
(BIW2204)
Disusun oleh :
Tujuan Praktikum
1. Praktikan mengetahui berbagai teknik pengambilan sampel dan pengawetan
spesimen hewan.
2. Praktikan dapat melakukan pengawetan terhadap hewan invertebrata dan
vertebrata.
3. Praktikan dapat melakukan pendataan koleksi spesimen (Cataloguing)
Materi Praktikum
Bahan yang digunakan dalam acara praktikum ini adalah berbagai macam hewan
invertebrata dan vertebrata, eter atau chloroform, formalin berbagai konsentrasi,
alkohol berbagai konsentrasi. Alat yang digunakan adalah bak preparat, dissection kit,
syringe, killing bottle, botol spesimen, kertas label.
Dasar Pengetahuan
Spesimen dari bermacam-macam hewan sering diubutuhkan untuk keperluan
penelitian maupun alat peraga dalam dunia pendidikan. Ahli pengetahuan alam, tidak
dapat mengambil manfaat pada suatu spesimen yang tidak diawetkan. Dalam kegiatan
koleksi hewan perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain jangan sampai
mengganggu keberadaan satwa langka atau merusak sisa-sisa peninggalan dalam gua
yang sudah ditinggalkan manusia purba.
Hewan yang dikoleksi adalah hewan-hewan yang dibutuhkan untuk pengawetan
dengan tujuan pengujian di kemudian hari. Semua spesimen koleksi harus diberi label,
yang berisi keterangan tentang nama species, lokasi penemuan, tanggal koleksi dan data
lain yang diperlukan. Label harus ditulis ketika spesimen diawetkan agar tidak terjadi
kesalahan informasi mengenai spesies awetan.
1. Pengawetan tulang
Selain pengawetan basah, dapat pula dilakukan koleksi tulang spesimen.
Pembuatan preparat tulang dilakukan dengan terlebih dahulu membedah dan
menguliti spesimen hingga hampir bersih dari otot atau kulit. Selanjutnya dilakukan
perebusan dengan air selama 30 menit hingga 2 jam, lalu didinginkan secara alami,
lalu spesimen dikeringkan.
2. Pengawetan kering
Pengawetan spesimen dapat dilakukan dengan pengawetan kering. Insekta dibuat
dengan pengawetan kering dengan membuat insektarium. Beberapa moluska yang
memiliki cangkang dapat dibuat pengawetan kering. Mamal dan burung dapat
Prosedur Kerja
1. Praktikan melakukan proses identifikasi dan deskripsi spesies.
2. Praktikan melakukan proses preparasi koleksi hewan di lapangan atau
labotarorium (pembiusan, pembunuhan, fiksasi, pengawetan).
3. Praktikan melakukan proses koleksi taksidermi dan rangka
4. Praktikan mencatat data-data pada log book dan keterangan spesies pada
label/kertas kalkir.
Pelabelan
Laboratorium Taksonomi Hewan
Universitas Jenderal Soedirman
Nama Ilmiah :
Nama Lokal :
Nama Familia :
Lokasi Koleksi :
Tanggal Koleksi :
Habitat :
Jumlah spesimen :
Kolektor :
Tujuan Praktikum
1. Praktikan mengetahui pengertian dan beberapa contoh dari karakter taksonomi
hewan invertebrata.
2. Praktikan mengetahui karakter morfologi dari beberapa jenis hewan
invertebrata.
Materi Praktikum
Bahan yang digunakan dalam acara praktikum ini adalah beberapa spesimen hewan
invertebrata dan alkohol 70%. Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, kaca
pembesar, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, kamera, sarung tangan karet (gloves),
masker, dan alat tulis.
Dasar Pengetahuan
Definisi taksonomi adalah ilmu untuk menggolong-golongkan makhluk hidup
(Mayr etal., 1953). Lebih lanjut, Simpson (1961) mendefinisikan taksonomi sebagai
suatu kajian teoritik tentang penggolongan, termasuk di dalamnya dasar-dasar, prinsip,
cara kerja dan aturan-aturan yang berlaku. Sementara Evans (1984) menyatakan bahwa
taksonomi juga mencakup penemuan pola-pola yang ada di dalam suatu
keanekaragaman. Sistematika didefinisikan sebagai kajian keilmuan dari jenis-jenis
dan keragaman makhluk hidup dan sebagian atau semua hubunganyang terjadi di
antara mereka (Simpson, 1961). Pada perkembangannya, kata taksonomi dan
sistematika sering digunakan sebagai padanan, dengan pengertian yang sama. Sebagai
salah satu cabang ilmu hayati (biologi), taksonomi dan sistematika dianggap
mempunyai peran penting, terutama sebagai alat (tool) pengenal spesies makhluk
hidup. Oleh karena itu, taksonomi dan sistematika tidak dapat berdiri sendiri, namun
membutuhkan peran ilmu lain, misalnya morfologi, anatomi, genetika, ekologi dan
fisiologi. Taksonomi dan sistematika juga dikaitkan dengan “perjalanan hidup” atau
sejarah suatu jenis makhluk hidup.
Sebanyak 95% dari jenis hewan yang telah diidentifikasi merupakan hewan
invertebrata. Hewan invertebrata dapat ditemukan di hampir seluruh habitat di bumi,
mulai dari “hydrothermal vent”di laut dalam hingga habitat ektrim dingin di Antartica.
Hal ini menyebabkan hewan invertebrata dapat ditemukan dalam berbagai bentuk,
struktur dan ukuran. Persamaan dari seluruh hewan invertebrata adalah tidak memiliki
tulang belakang.
Lutz (1985) menyatakan bahwa di dunia ini terdapat 40 phyla hewan
invertebrata yang dikelompokkan berdasarkan: (1) banyaknya sel penyusun tubuh, (2)
konstruksi tubuh, (3) jumlah lapisan tubuh, (4) kesimetrian tubuh, (5) pembentukan
anus dan mulut pada awal perkembangan embrional, (6) kondisi rongga tubuh, serta
(7) ada tidaknya lofofora dan segmentasi tubuh. Berdasarkan pengelompokkan
tersebut, dapat dipelajari bentuk simetri tubuh dan keberadaan segmentasi tubuh,
melalui pengamatan ciri morfologi.
Simetri tubuh dapat dibedakan menjadi simetri radial dan simetri bilateral.
Simetri tubuh terdiri atas dua bangun, yaitu simetri radial dan simetri bilateral.
Simetri radial adalah sutu tipe simetri pada tubuh yang secara radial mengelilingi
suatu sumbu pusat tunggal. Tubuh hewan, tidak jelas sisi kanan dan kirinya, karena
masing-masing busur sisi tubuh, identik terhadap busur lainnya. Apabila suatu irisan
diarahkan ke setiap dua radius yang berlawanan, maka irisan tersebut akan membagi
tubuh hewan invertebrata simetri radial menjadi dua tengahan yang serupa. Contoh :
hewan-hewan dari phyla Cnidaria dan Ctenophora.
Tujuan Praktikum
1. Praktikan mengetahui pengertian dan beberapa contoh dari karakter taksonomi
hewan vertebrata.
2. Praktikan mengetahui karakter morfologi dari beberapa jenis hewan vertebrata.
Materi Praktikum
Bahan yang digunakan dalam acara praktikum ini adalah beberapa spesimen hewan
vertebrata dan alkohol 70%. Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, kaca
pembesar, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, kamera, sarung tangan karet (gloves),
masker, dan alat tulis.
Dasar Pengetahuan
Vertebrata memiliki ciri khas yaitu (a) adanya kolumna vertebrae yang disusun
dari tulang rawan atau tulang sejati, (b) memiliki aktivitas yang umumnya tinggi, dan
(c) memperlihatkan tingkatan sefalisasi yang sangat maju (a high level of cephalization)
yaitu terakumulasinya saraf dan organ perasa (sense organ) di kepala.
Anggota spesies dari Vertebrata memiliki beberapa karakter taksonomi, yaitu :
1. Memiliki rangka internal yang tersusun atas tulang rawan atau tulang sejati yang
menguatkan notokorda. Tulang rawan atau tulang sejati itu merupakan vertebrae,
yang mengelilingi notokorda. Pada vertebrata tingkat tinggi, otokorda hanya
tampak pada awal perkembangan, kemudian vertebrae menggantikannya secara
sempurna.
2. Memiliki wadah otak yang tersusun atas tulang rawan atau tulang sejati, yaitu
kranium (cranium = tengkorak), yang membungkus dan melindungi otak, serabut-
serabut saraf halus bagian dorsal yang membesar di ujung anteriornya.
3. Memiliki sepasang mata yang berkembang sebagai tonjolan keluar ke arah lateral
dari otak.
4. Memiliki sepasang organ pendengaran yang menjadi organ utama keseimbangan,
yang pada vertebrata tingkat rendah disebut kohlea (cochlea) dan mengandung
sel-sel yang sensitif terhadap vibrasi suara.
5. Memiliki sistem sirkulasi tertutup.
Ikan adalah hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup diair. Temperatur
tubuhnya berubah-ubah tergantung dengan temperatur lingkungannya (poikiloterm).
Ikan apabila ditinjau dari morfologinya dapat dibagi menjadi tujuh bagian yaitu bentuk
tubuh, bentuk mulut, linnea lateralis, sirip, sungut, sisik, dan ciri-ciri lainnya. Sedangkan
Tujuan Praktikum
1. Praktikan dapat mengenali berbagai variasi (umur, seksual, musiman,
polimorfisme, dsb) pada suatu populasi hewan.
2. Praktikan dapat menentukan spesies hewan berdasarkan berbagai variasi yang
terdapat pada suatu populasi hewan.
3. Praktikan dapat menggunakan software aplikasi komputer dalam penelitian
tentang variasi intra atau inter populasi.
Materi Praktikum
Bahan yang digunakan dalam acara praktikum ini adalah spesimen pada setiap tahapan
hidup katak, kadal dan jangkrik jantan dan betina, koloni lebah, sequens nukleotida
beberapa spesies hewan, chloroform.Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset,
gloves, kaca pembesar, mikroskop, kamera, alat tulis, software Arlequin 3.5 dan
komputer.
Dasar Pengetahuan
Metode tradisional yang digunakan dalam taksonomi klasik adalah
pengelompokan individu yang diperoleh dari suatu lokasi hanya berdasarkan
persamaan dan perbedaan morfologi yang dimiliki oleh masing-masing individu
tersebut. Sebagai akibatnya Linnaeus telah mendiskripsikan itik jantan berwarna cerah
sebagai Anas boschas dan mendiskripsikan itik betina berwarna sawo matang sebagai
Anas platyrinchos, demikian juga dengan elang dewasa berbintik-bintik sebagai
Accipiter palumbarius dan elang muda berstrip sebagai Accipiter gentilis. Padahal
setelah status biologi mereka diketahui ternyata mereka merupakan species yang sama,
tetapi phena yang berbeda.
Sesungguhnya populasi dari kebanyakan hewan terdiri atas beberpa phena yang
berbeda, sebagai hasil beberapa proses seperti variasi umur, variasi seksual, variasi
musiman, polimorfisme dan sebagainya. Kegagalan mengenali variasi ini akan
berakibat pada kesalahan dalam penentuan suatu species dan kategori tertentu. Oleh
karena itu, pemahaman mengenai variasi yang terjadi pada populasi hewan sangat
penting dalam taksonomi.
Secara garis besar, ada dua penyebab terjadinya variasi, yaitu faktor non genetik
dan genetik. Variasi non genetik dapat terjadi karena adanya variasi umur, variasi
musiman pada suatu individu, variasi musiman pada beberapa keturunan, variasi sosial,
variasi habitat, variasi karena induksi kondisi iklim temporer, variasi yang ditentukan
oleh inang, variasi tergantung kepadatan, variasi alometrik, variasi neurogenik, variasi
traumatik dan variasi induksi parasit serta perubahan pasca kematian. Variasi genetik,
terjadi karena adanya seksual dimorfisme seperti perbedaan sek primer dan sek
sekunder, gynandromorfi dan intersek, strain seksual dan uniparental serta variasi
diskontinyu dan variasi kontinyu.
Prosedur Kerja
1. Praktikan menggambar atau mengambil gambar tahapan hidup katak, dan
mendefinisikan jenis variasi yang terjadi.
2. Praktikan menggambar atau mengambil gambar kadal dan/atau jangkrik jantan
dan betina, organ reproduksinya, serta mendefinisikan janis variasi yang terjadi.
3. Praktikan mengamati awetan koloni lebah dan mendefinisikan jenis variasi yang
terjadi.
4. Praktikan mengamati polimorfisme dari ikan mas koki dan mendeskripsikan jenis
variasi.
5. Praktikan membuat laporan sementara dari hasil praktikum.
Tujuan Praktikum
1. Praktikan dapat mengenali karakter morfologi hewan invertebrata dan
vertebrata yang penting digunakan sebagai dasar identifikasi.
2. Praktikan dapat melakukan analisis karakter morfologi hewan invertebrata dan
vertebrata secara meristik dan morfometrik.
3. Praktikan dapat menerapkan teknik morfometri sederhana dantruss
morphometrics pada hewan invertebrata dan vertebrata.
Materi Praktikum
Bahan yang digunakan dalam acara praktikum ini adalah beberapa spesimen hewan
invertebrata (udang) dan vertebrata. Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset,
jangka sorong, stereofoam, kertas milimeter, jarum pentul, dan kamera.
Dasar Pengetahuan
Morfometri merupakan peneraan-pengukuran morfologi yang meliputi ukuran
panjang dan berat, serta skala kondisi fisik berdasarkan standar morfologi tubuh, sesuai
fase hidup hewan (Indarmawan, 2010). Di samping itu, morfometri dimaksudkan
untuk mengukur bagian tubuh yang penting pada hewan, agar diketahui kisaran
ukurannya, di setiap fase pertumbuhan pada masing-masing jenis spesies hewan,
sehingga informasi untuk determinasi taksa menjadi lebih lengkap dan akurat. Nilai
penting yang terkandung dalam morfometri yaitu untuk mengenal lebih mendalam
tentang jenis-spesies, melakukan estimasi umur dan jenis kelamin serta mengetahui
berat dan ukuran tubuh.
Metode analisis morfologis tradisional yaitu perbandingan antara univariate
karakter meristik dan morfometrik seperti panjang tubuh, lebar tubuh dan tinggi tubuh,
yang mampu mengidentifikasi perbedaan antar species, seringkali gagal
mengidentifikasi perbedaan antar galur atau populasi. Karakter morfometrik baku
yang terkonsentrasi pada ukuran-ukuran panjang dari bagian kepala, badan dan ekor
menghasilkan pola gambaran bentuk tubuh yang cenderung bias (Winans, 1984).
Teknik truss morphometrics merupakan salah satu upaya menggambarkan bentuk
ikantubuh hewan dengan cara mengukur bagian-bagian dari tubuhnya atas dasar titik-
titik patokan. Pengukuran karakter morfometrik dengan pola truss network
memberikan gambaran yang lebih menyeluruh. Metode ini menghasilkan karakterisasi
geometrik bentuk tubuh ikan secara lebih sistematis dan menunjukkan peningkatan
Keterangan :
A1 (1-3) : Jarak antarabagianterlebardaricepalothorax ventral sampaidenganbawahtangkaimata.
A2 (2-1) : Jarak vertikal antarapangkal rostrum sampaidenganbagianbawahtangkaimata.
A3 (2-4) : Jarak antarapangkal rostrum sampaidenganpertengahancepalothorax dorsal.
A4 (3-4) : Jarak vertical bagianterlebardaricepalothorax ventral sampaidengancepalothorax dorsal.
A5 (3-2) : Jarak antarabagianterlebarcepalothorax ventral sampaidenganpangkal rostrum.
A6 (4-1) : Jarak antarapertengahancepalothorax dorsal sampaidenganbawahtangkaimata.
B1 (3-5) : Jarak antarabagianterlebarcepalothorax ventral sampaidenganbatasbelakangcepalothorax
ventral.
B3 (4-6) : Jarak antarapertengahancepalothorax dorsal sampaidenganbatasbelakangcepalothorax
dorsal.
B4 (5-6) : Jarak vertikal antarabatasbelakangcepalothorax ventral sampaidenganbagian dorsal.
B5 (5-4) : Jarak antarabatasbelakangcepalothorax ventral sampaidenganpertengahancepalothorax
dorsal.
B6 (6-3) : Jarak antarabatasbelakangcepalothorax dorsal sampaidenganbagianterlebarcepalothorax
ventral.
C1 (5-7) : Jarak antarabatasdepansegmen 1 abdomen ventral sampaidenganbatasbelakangsegmen 3
abdomen ventral.
C3 (6-8) : Jarak antarabatasdepansegmen 1 abdomen dorsal sampaidenganbatasbelakangsegmen 3
abdomen dorsal.
C4 (7-8) : Jarakantarabatasbelakangsegmen 3 abdomen ventral sampaidenganbagian dorsal.
C5 (7-6) : Jarak antarabatasbelakangsegmen 3 abdomen ventral sampaidenganbatasdepansegmen 1
abdomen dorsal.
Patokan titik truss pada tubuh ikan sebanyak 10 buah yang meliputi : (1) titik
paling posterior dari rahang atas (maksila), (2) titik paling posterior dari mata, (3) titik
pangkal dari sirip abdomen, (4) titik pangkal dari sirip dorsal, (5) titik pangkal sirip
anal, (6) titik antara sirip keras dan sirip lunak pada sirip dorsal, (7) titik ujung sirip
anal, (8) titik ujung sirip dorsal, (9) titik dorsal pangkal sirip caudal, (10) titik ventral
pangkal sirip caudal.
Prosedur Kerja
1. Praktikan melakukan pengukuran karakter meristik dan morfometrik beberapa
hewan invertebrata (udang) dan vertebrata (ikan dan ular) dengan menggunakan
metode morfometri sederhana dan metode Truss morphometrics.
2. Praktikan meletakkan spesimen hewan diatas stereofoam yang dilapisi oleh kertas
milimeter, lalu pada titik-titik patokan ditandai dengan jarum pentul.
3. Praktikan mengukur jarak antara titik-titik patokan dengan jangka sorong (atau
benang).
4. Praktikan membuat laporan sementara dari hasil praktikum.
Tujuan Praktikum
1. Praktikan mempelajari konsep dan melakukan identifikasi dan determinasi
hewan invertebrata dan vertebrata.
2. Praktikan dapat membuat dan menggunakan kunci identifikasi hewan
invertebrata dan vertebrata.
3. Praktikan dapat membuat fenogram hewan invertebrata dan vertebrata.
Materi Praktikum
Bahan yang digunakan dalam acara praktikum ini adalah beberapa spesimen hewan
invertebrata dan vertebrata, alkohol 70%. Alat yang digunakan adalah bak preparat,
pinset, kaca pembesar, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, kamera, sarung tangan
karet (gloves), masker, dan alat tulis.
Dasar Pengetahuan
Kegiatan taksonomi dan sistematika berkaitan dengan proses identifikasi,
deskripsi, determinasi, pemberian nama, validasi nama, revisi nama, dan klasifikasi
hewan atau taksa. Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenali ciri-ciri
taksonomik individu yang beranekaragam dan mengelompokkannya ke dalam suatu takson.
Prosedur identifikasi berdasarkan pemikiran yang bersifat deduktif. Identifikasi dapat dibantu
dengan penggunaan kunci identifikasi. Kunci identifikasi memberikan rangkaian langkah
identifikasi, umumnya dengan dua alternatif pilihan (dikotomi), yang akan menuntun kepada
langkah selanjutnya. Pada setiap langkah, akan terdapat pertanyaan tentang satu atau
beberapa karakter hewan yang akan diidentifikasi. Penggunaan kunci identifikasi akan
merujuk kepada kemungkinan nama hewan yang diidentifikasi.
Setelah mengetahui kemungkinan nama hewan yang diidentifikasi, langkah
selanjutnya adalah determinasi. Determinasi adalah proses membandingkan hewan yang
diidentifikasi dengan beberapa hewan yang telah diketahui atau diidentifikasi sebelumnya.
Selanjutnya, dilakukan verifikasi nama hewan yang diidentifikasi pada intitusi yang
berwenang, misalnya museum. Apabila tidak terdapat kesamaan dengan sampel sebelumnya,
hewan yang sedang diidentifikasi tersebut dapat diberikan nama baru atau spesies baru.
Kemungkinan lain adalah terdapat revisi terhadap nama hewan sebelumnya berdasarkan
karakter terbaru yang diamati, atai revisi terhadap kategori spesiesnya. Identifikasi secara
Latin English
Regio Domain
Regnum Kingdom
Phylum Phylum
Classis Class
Ordo Order
Familia Family
Genus Genus
Species Species
Hubungan atau klasifikasi antar taksa ditunjukkan dalam bentuk fenogram,
cladogram dan dendrogram. Fenogram adalah suatu diagram yang menggambarkan
hubungan taksonomi antar organisme berdasarkan banyak kesamaan karakteristik tanpa
melihat sejarah evolusi. Kladogram merupakan suatu diagram bercabang yang
menggambarkan difergensi suatu spesies dari nenek moyang yang sama tanpa
mempertimbangkan derajat deviasi.
Prosedur Kerja
1. Tiap kelompok praktikan membandingkan tabel perbedaan karakter invertebrata
dan vertebrata yang telah dilakukan pada acara sebelumnya (Acara 1 dan 2).
2. Praktikan mengelompokkan hewan invertebrata dan vertebrata berdasarkan
persamaan dan perbedaan karakter.
3. Praktikan membuat kunci identifikasi hewan invertebrata dan vertebrata.
4. Praktikan membuat fenogram hewan invertebrata dan vertebrata.
5. Praktikan membuat laporan sementara dari hasil praktikum.
Tujuan Praktikum
1. Praktikan dapat memahami konsep spesiasi.
2. Praktikan dapat memahami konsep spesiasi pada ikan.
3. Praktikan dapat menggunakan software aplikasi komputer yang mendukung
penelitian tentang konsep terjadinya spesiasi.
Materi Praktikum
Bahan yang digunakan dalam acara praktikum ini adalah beberapa spesimen ikan
baceman dari beberapa tempat. Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, jangka
sorong, stereofoam, kertas milimeter, jarum pentul, dan kamera.
Dasar Pengetahuan
Menurut Ernst Meyer, spesies adalah kelompok populasi ilmiah yang secara
aktual maupun potensial bisa saling kawin dan kelompok ini secara reproduktif
terisolasi dari kelompok lain. Sedangkan, pengertian spesiasi menurut Widodo (2003)
adalah terbentuknya spesies baru. Hal ini akan dititikberatkan pada spesiasi divergen,
yaitu satu nenek moyang berkembang menjadi lebih dari satu spesies keturunan,
selama mereka berevolusi terjadi penyimpangan yang sangat besar. Dua pengaruh
utama spesiasi, yaitu:
1. Isolasi Geografis, karena selama populasi dari spesies yang sama masih
berhubungan secara langsung atau tidak, gen flow tidak dapat terjadi.
2. Isolasi Reproduksi, sifat-sifat yang dipunya oleh 2 spesies dapat mencegah
interbreeding jika kedua spesies itu berkumpul lagi setelah batas pemisahannya
sudah tidak ada.
Model-model Spesiasi (Starr dan Taggart, 1984):
1. Spesiasi Alopatrik, yaitu pembentukan jenis baru yang terjadi melalui pemisahan
populasi-populasi yang diturunkan dari nenek moyang bersama dalam geografis
yang berbeda. Contoh dari spesies yang mengalami spesiasi allopatrik adalah
burung-burung finches di kepulauan Galapagos. 2 jenis “ground finches”
(Geopisa) yang terdapat pada beberapa pulau-pulau yang lebih kecil (terisolasi
secara geografis) mempunyai kemiripan dalam ukuran dan bentuk paruhnya dan
tupai Abert dan Kaibab yang berasal dari Grand Canyon (Wallace, 1992: 266).
2. Spesiasi Parapatrik. Pada spesiasi ini isolasi reproduksi berkembang dalam
beberapa gen flow diantara populasi-populasi. Mayr menyebutkan seleksi
parapatrik menuntut adaptasi tertentu pada populasi pendiri dibanding populasi
induk.
Salah satu model spesiasi simpatrik adalah spesiasi poliploid. Poliploidi terjadi
karena penggandaan perangkat komosom secara keseluruhan. Dalam hal ini individu-
individu yang tergolong diploid dapat muncul turunan yang triploid maupun tetraploid.
Fenomena poliploidi lebih sering dijumpai pada spesies tumbuhan daripada hewan,
tetapi pada kelompok amphibi dan pisces poliploidi masih lazim terjadi (Corebima,
2000).
Prosedur Kerja
1. Praktikan diberi beberapa data karakter dari beberapa spesies.
2. Data karakter antar spesies dibandingkan. Perbedaan dan persamaan karakter
dihitung.
3. Dibuat pohon filogenetik dari jumlah perbedaan morfologi preparat yang sudah
dihitung sebelumnya.
4. Hubungan kekerabatan antar preparat dianalisis lebih lanjut menggunakan
software.
5. Hasil yang diperoleh dimasukkan ke dalam laporan praktikum.