You are on page 1of 97

1

SISTEM PAKAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORDWARD


CHAINING DALAM MENGANALISIS PENYAKIT PADA KUCING (STUDI
KASUS PADA THIBBUL PET SHOP & KLINIK HEWAN)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Magister Komputer

DENI YUZA MAHENDRA


192321032

PROGRAM MAGISTER (S2)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG

SEPTEMBER 2021
1

PROGRAM MAGISTER (S2)


PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Tanda Persetujuan Diberikan Kepada

NAMA :DENI YUZA MAHENDRA


NO BP :192321032

SISTEM PAKAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORDWARD


CHAINING DALAM MENGANALISIS PENYAKIT PADA KUCING (STUDI
KASUS PADA THIBBUL PET SHOP & KLINIK HEWAN

Disetujui Untuk Diajukan Pada Ujian Akhir, Sidang Tertutup


Program Magister (S2)
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

MENYETUJU

Pembimbing I Pembimbing II

(Prof.Dr. Jufriadif Na’am, S.Kom, M.Kom) (Prof. Dr. Yuhandri, S.Kom, M.Kom)

NIDN : 1003026702 NIDN: 1015057301


2

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG TESIS

SISTEM PAKAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORDWARD


CHAINING DALAM MENGANALISIS PENYAKIT PADA KUCING (STUDI
KASUS PADA THIBBUL PET SHOP & KLINIK HEWAN

OLEH :
DENI YUZA MAHENDRA
192321032

MAGISTER KOMPUTER
PROGAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

Tesis ini telah dinyatakan LULUS oleh


Penguji Materi Pada Sidang Tesis Program Magister Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Universitas Putra Indonesia

Pada Hari/Tgl : _________/ __/___/_____

TIM PENGUJI :

Penguji I : (____________________)
NIDN

Penguji II : : (____________________)
NIDN

Mengesahkan
Dekan Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Dr. Ir. Sumijan, M.Sc


NIDN: 19660507199403100
3

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : DENI YUZA MAHENDRA
Nomor Bp : 192321032

menyatakan bahwa :

1. Sesungguhnya Tesis yang saya susun ini merupakan hasil karya tulis saya

sendiri. Adapun bahagian-bahagian tertentu dalam Tesis ini yang saya

peroleh dari hasil karya tulis orang lain, telah saya tuliskan sumbernya

dengan jelas, sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada

Paksaan dari pihak manapun.

Padang,........... 2021

DENI YUZA MAHENDRA


192321032
4

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini, yang “SISTEM PAKAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE

FORDWARD CHAINING DALAM MENGANALISIS PENYAKIT PADA

KUCING (STUDI KASUS PADA THIBBUL PET SHOP & KLINIK

HEWAN”, dengan baik dan tepat waktu. Serta salawat beriring salam kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah berjasa besar dengan membukakan

jalan dalam perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Dalam penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai

pihak, pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak H. Herman Nawas (Alm), selaku Ketua Yayasan Perguruan Tinggi

Komputer “YPTK’ Padang

2. Bapak Prof. Dr. Sarjon Defit, S.Kom., M.Sc. selaku Rektor Universitas Putra

Indonesia “YPTK’ Padang.

3. Bapak Dr. Ir. Sumijan, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang .

4. Bapak Ir. Gunadi Widi Nurcahyo, M.Sc. selaku Ketua Program Studi

Magister Ilmu Komputer Universitas Putra Indonesia “YPTK’ Padang.


5

5. Bapak Prof.Dr. Jufriadif Na’am, S.Kom, M.Kom sebagai Dosen Pembimbing

I yang telah memberikan perhatian, waktu, dan ilmu dalam penyusunan Tesis

ini sehingga dapat selesai sesuai dengan jadwal yang ditentukan

6. Bapak Prof.Dr.Yuhandri, S.Kom, M.Kom sebagai Dosen Pembimbing II

yang telah memberikan perhatian, waktu, dan ilmu dalam penyusunan Tesis

ini sehingga dapat selesai sesuai dengan jadwal yang ditentukan

7. Seluruh Dosen Pascasarjana Magister Ilmu Komputer yang telah berbagi ilmu

selama Pendidikan di Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih terdapat banyak

kekurangan dan kelemahannya, untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan

berupa kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap semoga tesis ini

dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan dengan tesis

ini

Akhir kata hanya kepada ALLAH SWT tempat berserah diri, semoga bimbingan dan

bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang setimpal

dari-Nya dan penulisan skripsi ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan

serta bermanfaat dan diterima sebagai amalan oleh ALLAH SWT.

Padang, September 2020

DENI YUZA MAHENDRA


6

ABSTRACT

he increase in knowledge is directly proportional to the development of technology


today. This is marked by the emergence of technology that is able to adopt human
thinking processes and ways which are often referred to as Artificial Intelligence
(AI) or commonly known as artificial intelligence. One part of this artificial
intelligence is the Expert System or often called the Expert System. In the Expert
System, there are several methods of reasoning used to support the process of
running the system, including the rule-based Inference method, namely Forward
Chaining.

Cats are one of the most popular pets kept and loved by humans. We as cat lovers
should be able to know how to prevent and treat various diseases in cats so as not to
disturb the health of the environment and our own health. However, many of us and
other cat keepers do not know how to care for a good cat regarding the handling of
the disease in cats. carried out for treatment

Therefore, an Expert System was built using the Fordward Chaining Method in
Analyzing Diseases in Cats, to provide information to cat lovers if their favorite cat
is in a critical condition.

Keywords: Forward Chaining, Cat disease, Expert Systems, Php MySQL, Web
7

ABSTRAK

Peningkatan ilmu pengetahuan berbanding lurus dengan perkembangan teknologi


saat sekarang ini. Hal ini ditandai dengan munculnya teknologi yang mampu
mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yang sering disebut dengan Artificial
Intelligence (AI) atau biasa dikenal dengan kecerdasan buatan. Salah satu bagian dari
kecerdasan buatan ini adalah Expert System atau sering disebut dengan Sistem
Pakar. Dalam Sistem Pakar dikenal dengan beberapa metode penalaran yang
digunakan untuk mendukung proses berjalanya sistem, diantaranya yaitu metode
Inferensi berbasis aturan yaitu Forward Chaining.
Kucing adalah salah satu hewan peliharaan yang paling populer dipelihara dan
disukai oleh manusia. Kita sebagai pecinta kucing harusnya dapat mengetahui cara
pencegahan maupun cara perawatan berbagai macam penyakit pada kucing agar
tidak menganggu kesehatan lingkungan maupun kesehatan kita sendiri. Namun
banyak diantara kita dan para pemelihara kucing lainya tidak mengetahui cara
memelihara kucing yang baik mengenai penanganan penyakit pada kucing tersebut
Namun apabila butuh pertolongan pertama untuk penyakit tersebut, masyarakat
sering mengalami masalah dikarenakan tidak mengerti sakit yang diderita oleh
kucing, penyebab dan solusi apa yang harus dilakukan untuk melakukan pengobatan,
Oleh sebab itu maka di bangunlah sebuah Sistem Pakar dengan Menggunakan
Metode Fordward Chaining dalam Menganalisis Penyakit pada Kucing, untuk
memberikan informasi kepada pecinta kucing jika kucing kesayanganya dalam
keadaan kritis..

Kata kunci: Sistem Pakar, Forward Chaining, Penyakit Kucing, Expert Systems,
Php MySQL, Web
8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................ 4

1.3 Batasan Masalah.................................................................................. 4

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................ 5

1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................. 5

1.6 Sistematika Penulisan ......................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 8

2.1 Kecerdasan Buatan .............................................................................. 8

2.1.1 Pengertian Kecerdasan Buatan .............................................. 8

2.2 Sistem Pakar ........................................................................................ 9

2.2.1 Defenisi Sistem Pakar ........................................................... 9

2.2.2 Sejarah Sistem Pakar ............................................................. 11


9

2.2.3 Konsep Dasar Sistem Pakar ................................................... 11

2.2.4 Personil Sistem Pakar ............................................................ 12

2.2.5 Struktur Sistem Pakar ............................................................ 13

2.3 Forward Chaining ............................................................................... 15

2.3.1 Pengertian Metode Forward Chining .................................... 15

2.4 Penyakit Kucing .................................................................................. 19

2.5 Perancangan Perangkat Lunak (Peramalan)........................................ 21

2.5.1 UML (Unified Modelling Laguage) ....................................... 21

2.6 Perangkat Lunak Berbasis Web .......................................................... 22

2.6.1 PHP (Hypertext Preprocessor) ............................................... 22

2.7 Perbandungan Tinjauan ....................................................................... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 28

3.1 Pendahuluan ........................................................................................ 28

3.2 Kerangka Kerja Penelitian .................................................................. 28

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN .................................................... 32

4.1 Tahapan Analisa dan Perancangan...................................................... 32

4.2 Data ..................................................................................................... 33

4.3 Analisa Metode Forward Chaining ..................................................... 41

4.3.1 Menetapkan Data Gejala dan Data Penyakit .......................... 42

4.3.1.1 Data Jenis Penyakit ..................................................... 42

4.3.1.2 Data Gejala Penyakit .................................................. 43

4.3.2 Membuat Tabel Keputusan Pakar .......................................... 44

4.3.3 Merancang Rule ..................................................................... 47

4.3.4 Melakukan Proses Pelacakan ................................................. 48

4.3.5 Membuat Pohon Keputusan ................................................... 49


10

4.3.6 Hasil........................................................................................ 50

4.4 Perancangan ........................................................................................ 52

4.4.1 Perancangan Output ............................................................... 52

4.4.2 Perancangan Input .................................................................. 54

4.4.3 Perancangan Database ............................................................ 56

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ................................ 60

5.1 Implementasi ..................................................................................... 60

5.2 Implementasi Database ...................................................................... 60

5.2.1 Implementasi Data ke Sistem ................................................. 61

5.2.1.1 Tampilan Menu Awal Sistem Pakar ........................ 61

5.2.1.2 Form Pendaftaran ..................................................... 62

5.2.1.3 Proses Input Data Pada Admin................................. 63

5.2.1.4 Proses Konsultasi ..................................................... 67

5.3 Pengujian Hasil .................................................................................. 68

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 80

6.1 Kesimpulan......................................................................................... 80

6.2 Saran ................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA

LISTING PROGRAM
11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar ........................................................................ 13

Gambar 2.2 Pola Forward Chaining .................................................................... 16

Gambar 2.3 Pola Penelusuran Depth First Search ............................................... 16

Gambar 2.3 Pola Penelusuran Breadth First Search ............................................ 17

Gambar 2.3 Pola Penelusuran Best First Search ................................................. 17

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian ............................................................... 29

Gambar 4.1 Bagan Alir Analisa dan Perancnagn ................................................. 32

Gambar 4.2 Rekam Medis ................................................................................... 40

Gambar 4.3 Flowchart Proses Metode Forward Chaining ................................. 41

Gambar 4.4 Pohon Keputusan .............................................................................. 49

Gambar 4.5 Desain Tampilan Menu Home ......................................................... 52

Gambar 4.6 Desain Tampilan Menu Konsultasi .................................................. 53

Gambar 4.7 Desain Tampilan Menu Pakar .......................................................... 53

Gambar 4.8 Desain Output Hasil Diagnosa ......................................................... 54

Gambar 4.9 Desain Input Data User .................................................................... 54

Gambar 4.10 Desain input Gejala ........................................................................ 55

Gambar 4.11 Desain input Data Penyakit ............................................................ 55

Gambar 4.12 Desain input Data Rule .................................................................. 56

Gambar 5.1 Implementasi Database .................................................................... 61

Gambar 5.2 Tampilan Menu Utama..................................................................... 62

Gambar 5.3 Tampilan Form Pendaftaran ............................................................. 63

Gambar 5.4 Tampilan Input Data Gejala Admin ................................................. 64

Gambar 5.5 Tampilan Data Gejala Admin .......................................................... 64

Gambar 5.6 Tampilan Input Data Penyakit Admin .............................................. 65


12

Gambar 5.7 Tampilan Data Penyakit Admin ....................................................... 65

Gambar 5.8 Tampilan Data Input Rule Admin .................................................... 66

Gambar 5.9 Tampilan Data Rule Admin ............................................................. 66

Gambar 5.10 Tampilan Form Konsultasi ............................................................. 67

Gambar 5.11 Tampilan Kesimpulan Penyakit ...................................................... 68


13

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Forward Chaining ............................................... 18

Tabel 4.1 Data Penyakit ........................................................................................ 33

Tabel 4.3 Data Terapi ............................................................................................ 35

Tabel 4.4 Data Histori Penyakit Kucing ............................................................... 37

Tabel 4.5 Jenis Penyakit ........................................................................................ 42

Tabel 4.6 Data Gejala Penyakit ............................................................................ 43

Tabel 4.7 Tabel Keputusan Pakar ......................................................................... 45

Tabel 4.8 Tabel Relasi........................................................................................... 48

Tabel 4.9 Hasil Pelacakan ..................................................................................... 50

Tabel 4.10 Database gejala ................................................................................... 57

Tabel 4.11 Database Penyakit ............................................................................... 57

Tabel 4.12 Database Pasien................................................................................... 58

Tabel 4.13 Database Rule ..................................................................................... 58

Tabel 4.14 Database Admin .................................................................................. 59

Tabel 4.15 Database Diagnosa .............................................................................. 59

Tabel 5.1 Pengujian Hasil ..................................................................................... 66


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan ilmu pengetahuan berbanding lurus dengan perkembangan teknologi


saat sekarang ini, dimana hal ini ditandai dengan munculnya teknologi yang mampu
mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yang sering disebut dengan Artificial
Intelligence (AI) atau biasa dikenal dengan kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan adalah
cabang ilmu komputer, yaitu disiplin terpadu yang mempelajari cara menggunakan
komputer untuk mensimulasikan dan memperluas fungsi otak manusia. Definisi yang tepat
adalah sistem komputer memiliki pengetahuan dan perilaku manusia dengan kemampuan
seperti belajar, penyimpangan, penilaian, menyelesaikan masalah, memori, pengetahuan
dan pemahaman bahasa alami manusia. Salah satu bagian dari kecerdasan buatan ini
adalah Expert System atau sering disebut dengan Sistem Pakar.
Sistem Pakar adalah program komputer yang dirancang untuk meniru logika dan
proses penalaran yang digunakan oleh seorang ahli untuk memecahkan masalah dan
menemukan solusi di bidang tempat mereka berkeja dengan menggunakan teknologi
kecerdasan buatan (Kharisma et al. 2020). Pengertian lain dari Sistem pakar ini yaitu
sistem dengan program komputer berbasis pengetahuan, dimana tujuan dari Sistem Pakar
itu sendiri bukanlah untuk menggantikan peranan seorang manusia, melainkan untuk
menyajikan pengetahuan seorang pakar atau seorang ahli kedalam suatu sistem
(Perbawawati et al. 2019).
Dalam Sistem Pakar dikenal dengan beberapa metode penalaran yang digunakan
untuk mendukung proses berjalanya sistem, diantaranya yaitu metode Inferensi berbasis
aturan yaitu Forward Chaining. Forward Chaining merupakan strategi untuk memprediksi
atau mencari solusi dari suatu masalah yang dimulai dengan sekumpulan fakta yang
diketahui, kemudian menurunkan fakta baru berdasarkan aturan yang premisnya cocok
dengan fakta yang diketahui (Sari dan Realize, 2019).
2

Metode Forward Chaining dalam penelitian terdahulu digunakan untuk


mendiagnosis penyakit kesehatan mental, dimana Sistem Pakar untuk mendiagnosis
kategori depresi ini membutuhkan pengetahuan dan kesimpulan untuk mendiagnosis
penyakit pasien. Sedangkan basis pengetahuan yang dibutuhkan oleh sistem terdiri dari
gejala penyakit, jenis penyakit dan terapi. Adapun hasil yang di dapat dalam penelitian
teresebuat yaitu dimana sistem dapat mengelompoakan kategori depresi dengan
menganalisa gejala gelaja yang di alami oleh pasien (Ariasih dan Indradewi, 2020).
Adapun penelitian lainya yang dilakukan oleh Hairani, et al. (2019), yaitu dimana
Forward Chaining ini diterapkan untuk mendiagnosis penyakit rematik. Untuk
mendapatkan kesimpulan atau hasil yang di peroleh dari penelitian tersebut maka di
dapatkanlah fakta-fakta berupa gejala-gejala yang di alami oleh pasien untuk di analisa dan
ditarik sebuah kesimpulan. Hasil yang di dapat dalam penelitian tersebut yaitu dimana
Penggunaan Metode inferensi Forward Chaining sangat cocok diterapkan pada kasus
tersebut, karena dapat menampilkan satu persatu gejala yang sesuai dirasakan oleh pasien.
Metode Forward Chaining juga diterapkan dalam mendiagnosis penyakit pada
tanaman, misalkan saja penelitian yang dilakukan oleh Pati, et al. (2020), yaitu Sistem
Pakar dengan Metode Forward Chaining untuk Diagnosis Penyakit dan Hama Tanaman
Semangka. Pada penelitian tersebut kelengkapan data yang digunakan adalah berupa data
gejala dan data kasus, sehingga di dapatkalah hasil dimana Sistem pakar yang dirancang
mengasilkan diagnosa yang akurat terhadap penyakit dan hama pada tanaman semangka,
dan hasil yang ditampilkan oleh sistem pakar memudahkan para pengguna serta sistem
pakar yang dibuat berbasis website dengan rules yang diinputkan sesuai dengan apa yang
didapatkan dari pakarnya. Penelitian lainya yang dilakukan oleh Prianto, et al. (2019),
yaitu Sistem pakar diagnosa penyakit dan hama pada tanaman lada dengan Metode
Forward Chaining. Data yang digunakan dalam penelitian tersebuat adalah data penyakit
dan hama serta data gejala. Adapaun hasil yang di dapat dapat penelitian tersebut yaitu
metode forward chaining mampu digunakan dalam membangun sistem pakar diagnosa
penyakit dan hama pada tanaman lada. Dengan hasil uji black box sistem berjalan dengan
baik dan dapat dieksekusi. Dari hasil akurasi yang dilakukan oleh satu orang pakar telah
memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Selain penerapan untuk mendiagnosa penyakit pada manusia dan tanaman, metode
Forward Chaining juga banyak diterapkan pada Sitem pakar untuk mendiagnosis penyakit
pada hewan, contohnya saja pada penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo W, (2019), yaitu
diagnosis penyakit pada ternak sapi dengan Metode Forward Chaining dimana
3

kelengkapan data yang digunakan untuk pengembangan sistem tersebut adalah data gejala,
data diagnosis, data relasi dan data petugas. Hasil yang diperoleh dari penelitian terebut
yaitu dengan melakukan pengujian beta Testing yang dilakukan dengan kuesioner yang
terdiri 6 pertanyaan menghasilkan score rata-rata 76% atau secara kegunaan dan kualitas
informasi mudah dipaham. Penelitian lainya yang dilakukan oleh Anggrawan, et al. (2020),
yaitu mendiagnosis penyakit pada Ayam Broiler menggunakan Metode Forward Chaining.
Pada penelitian tersebut Ada dua kategori data yang dibutuhkan, yaitu data penyakit dan
data gejala. Untuk data penyakit ayam broiler terdiri dari enam jenis penyakit baik yang
disebabkan oleh bakteri maupun virus. dan hasil yang didapat adalah Penerapan metode
forward chaining pada sistem pakar merupakan salah satu cara atau metode yang tepat
dalam memberikan hasil perhitungan pada suatu masalah tertentu pada sistem pakar
dimana data gejala yang di input oleh user sesuai dengan ketentuan yang ada serta
memberi hasil diagnosa sesuai dengan data yang ada pada program.
Kucing adalah salah satu hewan peliharaan yang paling populer dipelihara dan
disukai oleh manusia. Manusia sebagai pemelihara kucing harusnya dapat mengetahui cara
pencegahan maupun cara perawatan berbagai macam penyakit pada kucing peliharaanya
agar tidak menganggu kesehatan lingkungan maupun kesehatan pemiliknya sendiri.
Namun banyak diantara masyarakat tidak mengetahui cara memelihara kucing yang baik
mengenai penanganan penyakit pada kucing tersebut. Pada dasarnya masyarakat lebih
memilih untuk langsung membawa kucing peliharaanya ke klinik hewan atau dokter
hewan apabila hewan peliharaanya tersebut mengalami sakit. Namun apabila butuh
pertolongan pertama untuk penyakit tersebut, masyarakat sering mengalami masalah
dikarenakan tidak mengerti sakit yang diderita oleh kucing, penyebab dan solusi apa yang
harus dilakukan untuk melakukan pengobatan, sehingga menyebabkan sakit yang lebih
parah bahkan menyebabkan kematian pada kucing tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas serta rujukan dari penelitian terdahulu,
maka penelitian ini mengangkat tema yaitu “Sistem Pakar dengan Menggunakan
Metode Fordward Chaining dalam Menganalisis Penyakit pada Kucing (Studi Kasus
pada Thibbul Pet Shop & Klinik Hewan)”, untuk memberikan informasi kepada pecinta
kucing jika kucing kesayanganya dalam keadaan kritis.
4

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah yang akan


dipecahkan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Membangun suatu Sistem Pakar untuk menganalisa penyakit pada
kucing menggunakan metode Forward Chaining dengan teknologi berbasis web
pada Thibbul Hayawan Pet shop & Klinik hewan ?
2. Bagaimana mengaplikasikan sistem yang telah dibuat, sehingga sistem pakar ini
dapat membantu dalam memberikan informasi dan solusi dengan mudah?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka batasan-batasan masalah dalam


penelitian Sistem Pakar dengan Menggunakan Metode Fordward Chaining dalam
Menganalisis Penyakit pada Kucing adalah sebagai berikut :

1. Metode yang digunakan dalam penyelesaian masalah ini adalah metode Forward
Chaining.
2. Sistem Pakar ini ditujukan untuk masyarakat umum yang ingin mengetahui
tentang informasi dalam menganalisa dan penanganan penyakit pada kucing
kesayanganya..
3. Sistem Pakar yang dibangun ini akan menghasilkan output berupa diagnosa
penyakit pada kucing, yang sifatnya hanya untuk memberikan pertolongan
pertama yang harus diberikan pada kucing yang sakit, dan obat yang diberikan
untuk mengatasi penyakit pada kucing.
4. Studi kasus dilakukan pada Thibbul Hayawan Pet shop & Klinik hewan di Kota
Pariaman
5. Sistem Pakar ini dirancang berbasis WEB menggunakan bahasa pemograman
PHP MySQL
5

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Menciptakan sebuah Sistem Pakar yang bisa membantu dalam menganalisa
penyakit pada kucing yang akurat dan efesien
2. Menciptakan sebuah Sistem Pakar yang dapat memberikan informasi mengenai
penyakit yang diderita kucing.
3. Merancang suatu Sistem Pakar berbasis Web yang dapat mempermudah pengguna
dalam mendapatkan informasi mengenai penyakit kucing.
4. Menerapkan Metode Forward Chaining dalam Sistem Pakar untuk menghasilkan
informasi yang akurat
5. Menciptakan Sistem Pakar yang user friendly dan mudah digunakan bagi semua
kalangan masayarakat pecinta kucing

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dipaparkan sebelumnya,


diharapkan dapat memperoleh suatu manfaat yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
a. Penelitian ini merupakan sarana pengembangan pengetahuan
b. Dengan adanya penelitian ini, penulis dapat membangun sebuah Sistem
Pakar untuk menganalisa penyakit pada kucing
2. Bagi Kampus
a. Sebagai bahan acuan berikutnya untuk penelitian Sistem Pakar dengan
menggunakan Metode Forward Chaining
b. Sebagai bahan referensi untuk pengembangan penelitian kedepanya
mengenai Sistem Pakar dengan menggunakan Metode Forward Chaining
3. Bagi Masyarakat
a. Mempermudah para ahli/pakar dan pengguna (user) dalam membantu
mengambil keputusan untuk mendiagnosa penyakit yang tepat dan akurat.
6

b. Serta mengimplementasikan sistem yang user friendly, sehingga sistem


pakar ini dapat membantu memberikan informasi dan solusi dengan
mudah.

1.6 Sistematika Penulisan

Laporan tesis ini di bagi menjadi 6 bab yang saling berhubungan satu sama lain.
Adapun sistematika penulisan laporan ini sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian

BAB II LANDASAN TEORI


Bab ini berisikan mengenai teori teori pendukung yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu menngenai Sistem Pakar, Forward Chaining, Pengembangan RPL, PHP MYSql
dan sekilas mengenai penyakit pada kucing.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi kerangka kerja, mendefinisikan ruang lingkup masalah, analisa
masalah, menentukan tujuan, mempelajari literatur, mengumpulkan data dan informasi,
menganalisa dan menerapkan Expert Sistem, serta mengimplementasikan Metode Forward
Chaining hinnga menarik suatu kesimpulan.

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN


Menjelaskan tentang analisis dan perancangan sistem. Analisis meliputi analisa
masalah analisa kebutuhan sedangkan untuk perancangan meliputi perancangan proses
hingga perancangan antarmuka

BAB V IMPLEMENTASI DAN HASIL


Bab ini menjelskan mengenai informasi implemtasi dari perancangan yang telah
dibuat, kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak serta hasil input dan output.
7

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisi kesimpulan dan saran untuk pengembangan sistem pada waktu yang
akandating.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kecerdasan Buatan

2.1.1 Pengertian Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence adalah salah satu bagian dari
ilmu komputer yang membuat supaya mesin atau komputer dapat melakukan
pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan manusia. Supaya komputer dapat
bertindak seperti dan sebaik manusia, maka komputer harus diberi bekal pengetahuan
dan kemampuan untuk menalar. Sistem cerdas (Intelligence System) adalah sistem
yang dibangun dengan menggunakan teknik-teknik Artificial Intelligence (Septiani
& Kuryanti, 2019). Ada tiga tujuan kecerdasan buatan yaitu membuat komputer lebih
cerdas, mengerti tentang kecerdasan, dan membuat mesin lebih berguna. Kecerdasan
disini dimaksudkan dengan kemampuan untuk belajar atau mengerti dari
pengalaman, mampu memahami pesan yang kontradiktif ataupun ambigu, mampu
menanggapi dengan cepat dan baik atas situasi baru, dan menggunakan penalaran
yang baik dalam memecahkan masalah serta menyelesaikannya secara efektif.
Penggunaan kecerdasan buatan diberbagai disiplin ilmu, menyebabkan
rumitnya untuk mengklasifikasikan kecerdasan buatan menurut disiplin ilmu yang
digunakannya. Untuk memudahkan hal tersebut maka pengklasifikasian lingkup
kecerdasan buatan didasarkan pada output yang diberikan. Lingkup utama dalam
kecerdasan buatan adalah (Septiani & Kuryanti, 2019) :
1. Sistem pakar (expert system)
Komputer digunakan sebagai sarana untuk menyimpan pengetahuan para
pakar, sehingga komputer akan memiliki keahlian untuk menyelesaikan
permasalahan dengan meniru keahlian yang dimiliki oleh pakar.
9

2. Pengolahan bahasa alami (Natural language Processing)


Dengan pengolahan bahasa alami ini diharapkan user dapat
berkomunikasidengan komputer menggunakan bahasa sehari-hari
3. Pengenalan ucapan (Speech Recognition)
Melalui pengenalan ucapan diharapkan manusia dapat berkomunikasi dengan
komputer dengan menggunakan suara
4. Robotika dan sistem sensor (Robotic and Sensory System)
5. Computer vision
Mencoba menginterpretasikan gambar atau objek tampak melalui komputer
6. Intelligent computer – aided instruction
Komputer digunakan sebagai tutor yang dapat melatih dan mengajar
7. Game playing

Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas


pemecahan masalah, diantaaranya pembuatan keputusan (decision making),
pemanduan penegtahuan (knowledge fusing), pembuatan desain (designing),
perencanaan (Planning), perkiran (forecasting), pengaturan (regulating),
pengendalian (controlling), diagnosis (diagnosing), perumusan (prescribing),
penjelasan (explaining), pemberian nasehat (advising) dan pelatihan (tutoring)
(Septiani & Kuryanti, 2019).

2.2 Sistem Pakar

2.2.1 Defenisi Sistem Pakar

Sistem Pakar merupakan salah satu bagian dari Kecerdasan Buatan yang
mengandung pengetahuan dan pengalaman yang dimasukkan oleh satu atau banyak
pakar ke dalam suatu area pengetahuan tertentu, sehingga setiap orang dapat
menggunakannya untuk memecahkan berbagai masalah yang bersifat spesifik
(Darmayunata, 2018)
10

Sistem pakar juga dapat didefinisikan sebagai sebagai komputer yang


ditujukan untuk meniru semua aspek (emulates) kemampuan pengambilan keputusan
(decision making) seorang pakar (Butsiarah & Markani, 2019).
Menurut Kusrini Sistem Pakar yaitu sistem berbasis komputer yang
menggunakan pengetahuan fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah
yang biasanya hanya bisa dipecahkan oleh seseorang pakar dalam bidang tertentu
(Wijayana, 2019). Pada proses penyusunanya, sistem pakar ini menggabungkan
kaidah-kaidah penarikan kesimpulan atau inference rule dengan basis pengetahuan
yang di dapatkan dari satu pakar atau lebih dalam bidang tertentu, yang selanjutnya
akan digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk menyelesaikan suatu
masalah dibidang tertentu.
Pada umumnya pengetahuan dari sistem pakar diambil dari seorang pakar
dalam domain tertentu dan sistem pakar berusaha menirukan metodologi dan
kinerjanya (performance). Beberapa definisi tentang sistem pakar yaitu (Nurhadi,
2018) :
1. Menurut Durkin: Sistem pakar adalah suatu program komputer yang
dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang
dilakukan oleh seorang pakar
2. Menurut Ignizio: Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang
berkaitan, dalam suatu domain tertentu, yang mana tingkat keahliannya dapat
dibandingkan dengan keahlian seorang pakar
3. Menurut Giarratano dan Riley: Sistem Pakar adalah suatu sistem komputer
yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar.

Berdasarkan beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa sistem pakar


merupakan suatu aplikasi yang memiliki fungsi dalam pengambilan suatu keputusan
maupun pemecahan suatu permasalahan oleh pakar sesuai dengan bidang
keahliannya.
11

2.2.2 Sejarah Sistem Pakar

Menurut Salah satu sistem pakar pertama adalah Healistic DENDRAL.


Proyek DENDRAL dimulai pada tahun 1965 di Universitas Stanford. Sistem ini
dikembangkan oleh J. Lederberg, seorang pakar kimia organik dan pemenang Nobel
di bidang Ilmu Kimia. Sistem DENDRAL Heuristik solusi bantuan di bidang kimia
organik untuk menentukan formula struktur senyawa kimia yang telah diisolasi dari
sampel tertentu. Dalam menentukan formula struktur dan informasi mengenai rumus
kimia, seperti C4H9OH untuk butanol digunakan informasi yang telah diperoleh
dengan mengenakan senyawa tersebut pada uji fisika, kimia dan
spektrometri.(Primasari, 2018)
Selain DENDRAL, sistem pakar yang juga terkenal adalah MYCIN. Sistem
MYCIN mampu membantu dokter dalam diagnosis dan pengobatan beberapa
penyakit menular, khususnya meningitis dan bakteri Septicemia. Ketika pasien
menunjukkan tanda-tanda penyakit semacam itu, kultur darah dan urin dibuat untuk
menentukan spesies bakteri mana yang menyebabkan infeksi tersebut. Biasanya
dibutuhkan waktu 24 sampai 48 jam sebelum hasil laboratorium diketahui. MYCIN
memberi indikasi sementara tentang organisme yang paling mungkin bertanggung
jawab atas penyakit pasien berdasarkan data pasien yang tersedia untuk sistem.
Dengan indikasi ini, MYCIN menyarankan pemberian obat yang tepat untuk
mengendalikan infeksi. Sistem MYCIN jelas meninggalkan jejak pada sistem pakar
yang telah dikembangkan sejak saat itu. Bahkan saat ini, sistem pakar dan
turunannya ini menjadi sumber inspirasi bagi peneliti sistem pakar (Primasari, 2018)

2.2.3 Konsep Dasar Sistem Pakar

Menurut Efraim Turban, konsep dasar sistem pakar terdiri dari yaitu
(Nurhadi, 2018) :
1. Keahlian (Expertise)
2. Keahlian merupakan suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang
tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman.
3. Fakta-fakta pada lingkup permasalahan tertentu
12

4. Teori-teori pada lingkup permasalahan tertentu.


5. Prosedur-prosedur dan aturan-aturan berkenaan dengan lingkup
permasalahan tertentu
6. Strategi-strategi global untuk menyelesaikan masalah
7. Meta knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan)

Tujuan dari sebuah sistem pakar adalah untuk mentransfer kepakaran yang
dimiliki seorang pakar ke dalam komputer, dan kemudian kepada orang lain
(nonexpert). Aktifitas yang dilakukan untuk memindahkan kepakaranSedangkan para
ahli dalam mengambilan keputusan lebih cepet dan lebih baik dari seseorang yang
bukan ahli (Putri dkk, 2020).
Adapun aktifitas yang dilakukan untuk memindahkan kepakaran adalah
sebagai berikut yaitu :

1. Knowledge Acquisition (dari pakar atau sumber lainnya)


2. Knowledge Representation (ke dalam komputer)
3. Knowledge Inferencing
4. Knowledge Transfering

2.2.4 Personil Sistem Pakar

Menurut Turban (1995), terdapat tiga orang yang terlibat dalam lingkungan
sistem pakar yaitu (Nurhadi, 2018) :
1. Pakar
Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan khusus. Pendapat,
pengalaman dan metode, serta kemampuan untuk mengaplikasikan
keahliannya tersebut guna menyelesaikan masalah
2. Knowledge Engineer (Rekayasa sistem)
Knowledge engineer adalah orang yang membantu pakar dalam menyusun
area permasalahan dengan menginterpretasikan dan mengintegrasikan
jawaban-jawaban pakar atas pertanyaan yang diajukan, menggambarkan
13

anologi, mengajukan counter example dan menerangkan kesulitan-kesulitan


konseptua
3. Pemakai
Sistem pakar memiliki beberapa pemakai, yaitu: pemakai bukan pakar,
pelajar, pembangun sistem pakar yang ingin meningkatkan dan menambah
basis pengetahuan

2.2.5 Struktur Sistem Pakar

Menurut Kusumadewi (2003), Sistem Pakar terdiri dari dua bagian pokok,
yaitu lingkungan pengembangan (Development environment) dan lingkungan
konsultasi (Consultation enviroment). Lingkungan pengembangan digunakan sebagai
pembangun sistem pakar baik dari segi pembangunan komponen maupun basis
pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh seseorang yang bukan ahli
untuk berkonsultasi (Sukma & Petrus, 2020).

Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar


14

Komponen-komponen yang terdapat dari arsitektur sistem pakar pada gambar


diatas dijelaskan sebagai berikut :

1. Antarmuka Pengguna (User Interface)


Merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar
untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan
mengubahnya dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu
antarmuka juga menerima dari sistem dan menyajikanya kedalam bentuk
uang dapat dimengerti oleh pemakai.
2. Basis Pengetahuan (Knowledge base)
Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman formulasi
dan penyelesaian masalah. Basis pengeyahuan ini terdiri dari dua elemen
dasar yaitu fakta dan aturan. Fakta yaitu informasi tentang obyek dalam
permasalahan tertentu, sedangkan aturan yaitu informasi mengenai cara
bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui.
3. Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition)
Akuisisi Pengetahuan adalah akumulasi transfer dan transformasi keahlian
dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program
komputer. Dalam tahap ini Knowledge enginner berusaha menyerap
pengetahuan untuk selanjutnya di transfer ke dalam basis pengetahuan.
Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data,
laporan penelitian dan pengalaman pemakai.
4. Mesin / Motor Inferensi (Inference engine)
Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang
digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin Inferensi
merupakan program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran
tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace
untuk memformulasikan kesimpulan.
5. Workplace / Blackboard
Merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working memory),
digunakan unruk merekam kejadian yang sedang berlansung termasuk
keputusan sementara
15

6. Fasilitas Penjelasan
Yaitu komponen tambahan yang akan meningkatkan kemampuan sistem
pakar, digunakan unruk melacak, merespon dan memberikan penjelasan
tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan.
7. Perbaikan pengetahuan
Pakar memeiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan
kinerjanya serta kemampuan untuk belajar dari kinerjanya. Kemampuan
tersebuat penting dalam pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program
akan mampu menganalisis penyebab kesuksesan dan kegagalan yang
dialamnya dan juga mengevaluasi apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada
masih cocok untuk digunakan di masa yang akan datang.

2.3 Forward Chaining

2.3.1 Penngertian Metode Forward Chaining

Mesin inferensi merupakan bagian yang mengandung mekanisme fungsi


berpikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar.
Mekanisme akan menganalisa suatu masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari
jawaban, kesimpulan, atau keputusan yang terbaik. Salah satunya adalah metode
forward chaining(pelacakan kedepan) Operasi dari sistem forward Chaining dimulai
dengan memasukkan sekumpulan fakta yang diketahui ke dalam memori kerja
(working memory), kemudian menurunkan fakta baru berdasarkan aturan yang
premisnya cocok dengan fakta yang diketahui (Nurhadi, 2018).
Forward Chaining adalah metode pencarian atau teknik pelacakan ke depan
yang dimulai dengan informasi atau fakta yang berupa data kemudian bergerak maju
melalui premis-premis dan penggabungan rule untuk menghasilkan suatu kesimpulan
(booton up reasoning). Metode forward chaining ini sangat baik untuk digunakan
jika bekerja dimulai dengan rekaman informasi awal dan ingin mencapai
penyelesaian atau tujuan di akhir (Syawitri dkk, 2018).
Forward Chaining disebut juga sebagai metode untuk menghasilkan
kesimpulan dengan memulai inferensi berbasis data yang tersedia. Metode ini
16

merupakan metode inferensi dalam menghasilkan informasi dari fakta yang


diketahui atau diasumsikan (Gunawan dkk, 2020). Forward Chaining merupakan
proses yang terurut kedepan dimulai dengan kumpulan data atau fakta yang
terpercaya menuju kondisi akhir. Analisanya yakni forward chainingdimulai
dari tahapan informasi masukan dikodekan dengan (if) hingga menjadi
konklusi (then) (Kurniawan dkk, 2021). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari
fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis.

Gambar 2.2 Pola Forward Chaining

Pola pencarian diatas atau dipengaruhi juga oleh tiga macam teknik penelusuran,
antara lain yaitu (Nurhadi, 2018) :
1. Depth First Search
Depth-first search adalah teknik penelusuran data pada node-node secara
vertikal dan sudah terdefinisikan misalnya dari kiri kekanan. Depth First
Search melakukan penelusuran kaidah secara mendalam dari simpul akar
bergerak menurun ke tingkay dalam yang berurutan.

Gambar 2.3 Pola Penelusuran Depth First Search


17

2. Breadth First Search


Breadth First Search adalah teknik penelusuran data pada semua node dalam
satu level atau satu tingkatan sebelum ke level atau tingkatan dibawahnya.
Breadth First Search bergerak dari simpul akar, simpul yang ada pada setiap
tingkat diuji sebelum pindah ke tinggkat berikutnya.

Gambar 2.4 Pola Penelusuran Breadth First Search

3. Best First Search


Best First Search adalah penelusuran yang menggunakan pengetahuan akan
suatu masalah untuk melakukan panduan pencarian kearah node tempat
imana solusi berbeda. Pencarian jenis dikenak juga dengan heuristic. Dapat
dikatakan juga Best First Search berkeja berdasarkan kombinasi kedua
metode sebelumnya.

Gambar 2,5 Pola Penelusuran Best First Search


18

Dalam membuat sistem forward chaining berbasis aturan memiliki langkah-


langkah yang harus dilakukan, yaitu (Syawitri dkk, 2018) :
1. Pendefinisian Masalah,
Pada tahap ini meliputi penilihan domain masalah dan akuisisi pengetahuan
2. Pendefenisian Data Input
Tahap ini sistem forward chaining memerlukan data awal untuk memulai
inferensi.
3. Pendefenisian Struktur Pengendalian Data
Aplikasi yang kompleks memerlukan premis tambahan untuk membantu
mengendalikan pengaktifan suatu aturan
4. Penulisan Kode Awal
Tahap ini berguna untuk menentukan apakah sistem telah menangkap domain
pengetahuan secara efektif dalam struktur aturan yang baik.
5. Pengujian Sistem
Pengujian sistem dilakukan dengan beberapa aturan untuk menguji sejauh
mana sistem berjalan dengan benar
6. Perancangan Antar Muka
Antar muka adalah salah satu komponen penting dari suatu sistem.
Perancangan antar muka dibuat bersama-sama dengan pembuatan basis
pengetahuan
7. Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem meliputi penambahan antar muka dan pengetahuan
sesuai dengan prototipe sistem
8. Evaluasi Sistem
Pada tahap ini dilakukan pengujian sistem dengan masalah yang sebenarnya.
Jika sistem belum berjalan dengan baik maka akan dilakukan pengembangan
kembal.
19

2.4 Penyakit Kucing

Menurut Eldredge terdapat 9 kelompok penyakit yang menyerang kucing


(Chazar dkk, 2019). Berikut ini penjelasan beberapa jenis penyakit pada kucing
beserta faktor-faktor penyebabnya
1. Feline Viral Rhinotracheitis
Merupakan penyakit yang menyerang sistem pernafasan pada kucing.
Merupakan penyakit yang menular dan dapat menyebab dengan cepat. Pada anak
kucing tingkat kematian penyakit ini mencapai 50%. Penyakit ini menular pada
kucing yang mengalami kontak fisik dengan organ-organ kucing yang telah
dihinggapi virus secara langsung,misalnya melalui mata, hidung, mulut
2. Feline Calicivirus
Merupakan penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan
ke manusia. Penyakit ini disebabkan oleh sejenis protozoa toxoplasmosis gondii.
Pada ibu yang sedang mengandung, penyakit ini dapat menyebabkan cacat pada
janin hinggakeguguran. Gejala klinis yang dialami oleh kucing ialah demam,
kurang darah, pernapasan sesak dan feses mengandung darah. Namun beberapa
kasus tidak menampakkan gejala parah. Faktor stress dapat berperan untuk
menimbulkan penyakit ini
3. Feline Chlamydiosis
Penyakit ini ikenal juga dengan sebutan feline pneumonitis (radang paru-paru
pada kucing), biasanya menyebabkan gangguan saluran pernafasan bagian atas
yang relatif ringan tetapi kronis (lama). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri
chlamydia psitacii (chlamydophila felis), virus feline rhinotracheitis dan
virusfeline calicivirus. Tanda-tanda utama penyakit ini biasanya radang/sakit
pada mata, disertai cairan kotoran mata berlebihan. Infeksi ini juga
menyebabkan pilek, bersin dan kesulitan bernafas yang disebabkan radang
paruparu. Bila tidak diobati, infeksi bisa menjadi kronis
4. Feline Panleukopenia
Penyakit ini disebut juga infeksi eteritis kucing, adalah penyakit kucing yang
berujung pada kematian. Penyakit ini disebabkan oleh virus panleukopenia.
Penyakit ini menyebar melalui kontak langsung dengan hewan terinfeksi. Virus
ini menyerang sel darah putih dan mengurangi sirkulasi sel darah putih. Kucing
20

akan memperlihatkan gejala penyakit ini mulai dari 2 hingga 10 hari setelah
terinfeksi. Gejala awal yang terlihat ialah kehilangan nafsu makan, demam
tinggi hingga mencapai 40,5oC, muntah-muntah berwarna kekuningan, hingga
diare, feses yang dikeluarkan terkadang mengandung darah dan memiliki bau
yang tajam. Pada beberapa kucing, gejala dapat muncul secara mendadak dan
berujung pada kematian
5. Cacingan
Penyakit ini sering menyerang pada kucing yang disebabkan oleh cacing
gelang (toxocara cati), cacing kait (ancylostoma tubaeforme), cacing pita
(dipylidium caninum) dan cacing cambuk (trichuris campanula). Penyakit ini
dapat menyerang kucing melalui berbagai hal, misalnya ketika anak kucing
menyusui dari induknya atau bila kucing pergi berburu tikus. Nyamuk dan kutu
dapat pula menjadi pembawa penyakit ini. Selain lewat mulut, cacing juga dapat
masuk melalui kulit. Gejala umum yang timbul pada penyakit ini ialah nafsu
makan menurun, berat badan berkurang, wajah pucat, lesu, bulu rontok dan
kusam, terkadang disertai dengan tonjolan pada kelopak mata, diare dan anemia.
Gejala lain dari penyakit ini dapat terlihat pada perut kucing yang tampak buncit
dan fesestampak lunak kehitaman. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian
6. Enteritis
Penyakit ini disebabkan oleh virus, ditandai dengan sakit perut, muntah, dan
pingsan. Kucing menderita kekurangan cairan akut. Namun, meskipun sangat
haus, kucing tidak dapat minum. Infeksi ini mudah menular, maka pemeliharaan
kucing sakit harus hati-hati karena anak kucing sangat rentan terhadap ini.
7. Scabies
Merupakan penyakit kelainan kulit yang disebabkan oleh kutu kepala
notoedrescati. Gejala awal yang dialami adalah kucing menggaruk bagian kepala
dan leher secara berlebihan, yang diikuti dengan kerontokan rambut dan
kebotakan pada bagian tertentu. Kulit berwarna merah, kasar, menimbulkan luka
dan infeksi
8. Dermatitik
Penyakit ini menyebabkan bulu-bulu yang rontok secara tidak normal.
Apabila bulu-bulu yang rontok secara tidak normal ini jumlahnya banyak dan
disertai perubahan pada kulit seperti warna kulit menjadi kemerahan, adanya
21

benjolan (papula, pustula dan lain sebagainya), sisik, maupun kerak. Beberapa
penyebab penyakit dermatitik pada kucing antara lain karena alergi, tungau,
factor hormon, reaksi akibat obat tertentu, kemoterapi dan sengatan matahari
9. Ear Mites
Penyakit ini disebabkan oleh serangga kecil otodectes cynotis yang hidup di
dalam terusan telinga dan memakan permukaan kulit. Anak kucing dapat
terinfeksi oleh induknya bila masih dalam satu kandang. Gejala awal yang
dialami kucing ialah menggaruk, terutama pada bagian kepala. Kulit kucing
akan terlihat kering, berwarna cokelat gelap, dan iritasi pada bagian telinga.

2.5 Perancangan Perangkat lunak

2.5.1 UML (Unified Modelling Laguage)

“UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa grafis untuk


mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem perangkat lunak.
UML adalah metamodel, yaitu UML mendefinisikan jenis-jenis elemen yang dapat
digunakan pengembang di model-model UMLnya dan konstrain-konstrain dari
penggunaannya. UML menyediakan mekanisme perluasan untuk mengakomodasikan
konsep - konsep baru dengan meta model yang ditawarkannya (Sukma & Petrus,
2020).
UML menyediakan beberapa jenis diagram yang dapat dikelompokkan
berdasarkan sifatnya, diantaranya yaitu (Sukma & Petrus, 2020) :
1. Use Case Diagram
Diagram use-case (use-case diagram) merupakan salah satu diagram untuk
memodelkan aspek perilaku sistem. Masing-masing diagram use-case
menunjukkan sekumpulan use-case, aktor dan hubungannya. Diagram use-case
adalah penting untuk memvisualisasikan, menspesifikasikan, dan
mendokumentasikan kebutuhan perilaku sistem. Diagram-diagram use-case
merupakan pusat pemodelan perilaku sistem, subsistem, dan kelas.
22

2. Sequence Diagram
Diagram sequence digunakan untuk memodelkan skenario penggunaan.
Skenario penggunaan adalah barisan kejadian yang terjadi selama satu eksekusi
sistem. Cakupan skenario dapat beragam, dari mulai semua kejadian di sistem
atau hanya kejadian pada objek-objek tertentu. Skenario menjadi rekaman
historis eksekusi sistem atau gagasan eksperimen eksekusi sistem yang diusulkan
3. Activity diagram
Diagram aktivitas adalah diagram flowchart yang diperluas yang
menunjukkan aliran kendali satu aktivitas ke aktivitas lain. Kita menggunakan
diagram ini untuk memodelkan aspek dinamis sistem. Aktivitas adalah eksekusi
nonatomik yang berlangsung di state machine. Diagram aktivitas
mendeskripsikan aksi-aksi dan hasilnya. Diagram aktivitas berupa operasi-
operasi dan aktivitasaktivitas di use-case.

2.6 Perangkat Lunak Berbasis WEB

2.6.1 Hypertext Preprocessor (PHP)

PHP Hypertext Preprocessor merupakan bahasa pemrograman server side


yang paling populer dan yang paling banyak digunakan. Pada awalnya PHP memiliki
singkatan Personal Home Page Tool yang pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdford.
Namun sekarang PHP sudah dibuat dan dilengkapi oleh banyak pihak sehingga
mengalami perkembangan yang sangat pesat.Singkatannya juga telah berubah
menjadi singkatan berulang, yakni PHP Hypertext Preprocessor (Sukma & Petrus,
2020). Dengan adanya PHP, dunia situs web menjadi lebih menarik dan interaktif
karna dengan menggunakan PHP, para pengunjung bisa saling berkomunikasi satu
sama lain.
23

2.7 Perbandingan Tinjauan

Penelitian ini membutuhkan referensi agar dapat membantu dalam terciptanya


tulisan ini. Berdasarkan penelitian penelitian yang ada sebelumnya tentang sistem
pakar, maka di dapatlah perbandingan perbandingan mengenai penelitian tersebut,
seperti Table 2.1 dibawah ini.
24

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Tentang Metode Forward Chaining


No Nama Peneliti
Data Metode Hasil
(Tahun)
1 Putra dkk, 2019 Data yang di olah Tahapan proses analisa forward chaining Sistem pakar dapat memberikan
dalam peneltian ini 1. Data yang diolah yaitu data penyakit yang terdiri dari keterangan dan solusi terhadapa
yaitu data penyakit 6 macam jenis penyakit ginjal dan data gejala penyakit yang terdiagnosa oleh
ginjal yg terdiri dari sebanyak 27 gejala. sistem. Sistem Pakar dapat
6 penyakit ginjal dan 2. Membangun sebuah basis pengetahuan berupa tabel membantu pasien untuk
data gejala penyakit keputusan. mengetahui penyakit ginjal
ginjal 3. Membuat Pohon pelacakan, dibuat berdasarkan rule. yang diderita secara dini
Dari pohon pelacakan dapat dilihat relasi antar gejala. sebelum bertemu dengan Pakar.

2 Rachman, 2019 Data yang di olah Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode forward Dapat menambah pengetahuan
disini yaitu data chaining dalam penelitian ini yaitu : tentang jenis-jenis autisme dan
gejala penyakit 1. Melakukan wawancara terhadap objek pakar gejalanya, Menambah wawasan
Autis yang terdiri 2. Analisa data yang akan dilakukan adalah autisme, para orang tua untuk
dari 27 gejala dimana autisme ini proses perkembangan anak dalam mengetahui lebih awal
penyakit autis dan 4 masa usia dibawah 10 tahun gangguan autisme pada anak-
macam jenis 3. Didapatkanlah data gejala autis sebanyak 27 gejala anak mereka sejak usia dini dan
penyakit autis. dan data penyakit autis sebanyak 4 macam jenis Memberikan Solusi dalam
penyakit autis menangani gangguan autisme
4. Megolah data gejala dan data penyakit menjadi kepada masyarakat, baik para
sebuah rule berdasarkan pakar yang nantinya akan di orang tua, guru dan pengasuh
tarik sebuah kesimpulan berupa penyakit autis yang
diderita
25

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Tentang Metode Forward Chaining (Lanjutan)


No Nama Peneliti
Data Metode Hasil
(Tahun)
3 Sari & Realize, Data yang akan Langkah langkah dalam penyelesaian masalahnya yaitu Dapat membantu masyarakat
2019 digunakan adalah 1. Mengidentifikasi malasah untuk mendiagnosa penyakit
berupa data data 2. Mengumpulkan data. Data yang akan diolah yaitu osteoporosis pada lansia. Dalam
gejala dari penyakit berupa gejala gejala dari osteoporosis aplikasi sistem pakar ini,
Osteoporosis. 3. Pengolahan data dengan sistem pakar forward penerapan metode forward
chaining chaining diimplementasikan
4. Implementasi dengan bahasa pemograman berbasis pada halaman diagnosa
web penyakit yang digunakan oleh
5. Menguji hasil penelitian pengguna (user).
6. Menarik kesimpulan
4 Viviliani & Data yang Tahapan proses analisa forward chaining Dapat mempermudah orang tua
Tanone, 2019 digunakan adalah 1. Melakukan wawancara untuk mengumpulkan data dalam memberikan informasi
berupa data jenis 2. Data yang akan diolah yaitu data berupa data penyakit mengenai suatu penyakit dan
jenis penyakit pada dan data gejala. Dimana data penyakit di dapat gejala serta solusinya. Sistem
bayi dan data gejala sebanyak 9 jenis penyakit dan data gejala sebanyak 21 pakar ini juga mampu
dari penyakit data gejala penyakit. memberikan informasi
tersebut. 3. Membangun sebuah relasi dimana berupa tabel penanganan awal bagi para
keputusan. Dalam table tersebut terdapat berupa relasi orang tua yang jauh dari tempat
antara gejala dan penyakit. praktek dokter. Sistem dapat
mengeluarkan hasil perhitungan
valid yang sama dengan
perhitungan manual, sehingga
proses identifikasi penyakit
dapat dilakukan dengan akurat.
26

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Tentang Metode Forward Chaining (Lanjutan)


No Nama Peneliti
Data Metode Hasil
(Tahun)
5 Dian dkk, 2020 Menggunakan data Tahapan proses analisa forward chaining dalam penelitian Sitem pakar ini dapat menjadi
jenis jenis kerusakan ini yaitu alternatif konsultasi untuk
pada gigi dan gejala 1. Analisa data, data yang akan di olah dalam penelitian mengetahui jenis kerusakan dan
gejala dari ini yaitu data jenis jenis kerusak gigi dan data gejala penanganan secara dini. Sistem
kerusakan tersebut. gejala serta soslusi yang dipeoleh dari hasil wawancara. pakar ini memiliki tingkat
Dimana di dapatkan 10 jenis kerusakan gigi dengan 21 akurasi sebesar 91.20%
gejala yang menjadi penyebabnya. berdasarkan iterpertasi pakar
2. Pemebentukan rule dengan metode forward chaining.
3. Perhitungan dengan menggunakan metode metode
Certainty Factor

6 Susanto dkk, Data yang di Tahapan proses analisa forward chaining metode Forward Chaining ini
2020 gunakan adalah data 1. Data yang akan di olah dalam penelitian yaitu berupa lebih mudah karena melibatkan
gejala penyakit data gejala yang terdiri dari 21 gejala penyakit dan data penelusuran rule gejala yang
kambing dan data penyakit terdiri dari 8 buah data penyakit ditimbulkan oleh hewan ternak.
jenis penyakit 2. Dari data penyakit dan data gejala didapatkan tebel Mudah dipahami oleh user
kambing keputusan, merupakan relasi atau hubungan antara sehingga dapat membantu
gejala dan penyakit. Sehinga dapat di tarik sebuah masyarakat dalam mengenali
kesimpulan berupa penyakit yang diderita oleh hewan berbagai macam gejala, jenis
tersebut. penyakit dan solusi cara
menangani penyakit kambing.
27

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Tentang Metode Forward Chaining (Lanjutan)


No Nama Peneliti
Data Metode Hasil
(Tahun)
7 Gunawan dkk, Data yang akan 1. Data diolah dengan menggunakan metode Forward Penelitian ini dapat melakukan
2020 diolah yaitu berupa Chaining berdasarkan pengetahuan seorang pakar identifikasi awal dalam
10 jenis penyakit 2. Data yang diolah bersumber dari data penyakit penanganan penyakit terhadap
kandungan dan kandungan pada Klinik Melati Kota Sungai Penuh. Data penyakit kandungan secara
terdapat 67 gejala ini digunakan untuk mengidentifikasi penyakit cepat dan tepat. Tingkat akurasi
penyakit kandungan. kandungan sebesar 90% dari 20 data pasien
terdapat 10 jenis penyakit yang umum yang sering sebagai pengujian, maka
dialami oleh pasien di Klinik Melati yang beliau penelitian ini dapat
tangani, dimana dari penyakit tersebut terdapat 67 total dimanfaatkan dengan tepat guna
gejala, secara umum
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendahuluan

Pada dasarnya suatu penelitian bertujuan untuk menemukan,


mengembangkan, atau mengkaji suatu pengetahuan. Menemukan dapat
diartikan sebagai usaha untuk mendapatkan sesuatu, dalam usaha untuk
mengisi kekosongan atau kekurangan. Metode penelitian merupakan tahapan-
tahapan yang dilalui oleh peneliti mulai dari perumusan masalah sampai
kesimpulan yaitu membentuk sebuah alur yang sistematis. Metode penelitian
ini digunakan sebagai pedoman penelitian dalam pelaksanaan penelitian agar
hasil yang dicapai tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.

3.2 Kerangka Kerja Penelitian

Untuk membantu dalam penyusunan penelitian ini, maka perlu adanya


susunan kerangka kerja (frame work) yang jelas tahapan-tahapannya.
Kerangka kerja ini merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
penyelesaian masalah yang akan dibahas. Adapun kerangka kerja penelitian
yang di gunakan seperti terlihat pada Gambar 3.1
29

Identifikasi Masalah

Menentukan Tujuan

Mempelajari Studi Literatur

Mengumpulkan Data

Menganalisa Data dengan Metode Forward Chaining

1. Membuat Tabel gejala dan Tabel penyakit


2. Penyusunan data gejala dan jenis penyakit kucing ke
dalam bentuk rule
3. Membuat table relasi pakar.
4. Menyusun Pohon keputusan.

Merancang Sistem
v

Uji Coba Sistem

Implementasi
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian

Berdasarkan kerangka kerja penelitian yang telah digambarkan sebelumnya,


maka dapat diuraikan pembahasan masing-masing tahap dalam penelitian adalah
sebagai berikut :

1. Idenitifikasi Masalah
Identifikasi merupakan subuah proses yang sangat penting dalam melakukan
suatu penelitian selain dari disusunnya latar belakang serta perumusan
masalah yang telah ada. Rumusan masalah ini yaitu batasan atau point apa
saja yang menjadi bahan dan landasan untuk kemudian diuraikan atau untuk
dipecahkan.
30

2. Tujuan Penelitian
Tahan ini merupakan suatu indikasi ke arah mana penelitian itu dilakukan
atau data-data serta informasi apa yang ingin dicapai dari penelitian itu.
Tahap ini memperjelas ruang lingkup dan batasan masalah.
3. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan pencarian landasan-landasan teori yang diperoleh
dari berbagai jurnal penelitian terdahulu dan juga internet untuk melengkapi
perbendaharaan konsep dan teori, sehingga memiliki landasan dan keilmuan
yang baik dan sesuai.
4. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan guna
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian. Adapun teknik pengumpulan data tersebut dilakukan dengan cara
wawancara dan studi pustaka. Wawancara dilakukan langsung kepada pakar
yang membidangi mengenai objek penelitian, yaitu drh. Delvi Suryani. Selain
itu, penulis juga melakukan studi pustaka untuk menghimpun informasi-
informasi sehingga menghasilkan informasi yang relevan
5. Analisa Data
Pada tahap ini dilakukan analisa teradap data-data yang sudah dilakukan
sebelunya. Berdasarkan literature yang ada, data-data yang didapat dari hasil
wawancara akan disusun kepada sebuah tabel penyakit dan gejala untuk
mempermudah pencarian solusi. Kemudian dilakukan pengolahan dengan
menggunakan metode forward chaining untuk mendapatkan output.
6. Perancangan Sistem
Perancangan sistem membahas tentang model yang menggunakan UML,
basis pengetahuan dan perancangan database. Membuat perancangan input
nya adalah gejala penyakit pada kucing. Perancangan output yang dihasilkan
oleh aplikasi sistem pakar ini adalah jenis-jenis penyakit pada kucing,serta
cara pengobatan dan pencegahannya
7. Uji Coba Sistem
Sistem yang telah dibangun kemudian di uji coba. Uji coba sistem yaitu suatu
proses yang dilakukan untuk menilai apakah sistem pakar diagnosa penyakit
pada kucing yang telah dibangun sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu
31

menghasilkan output yang berupa sebab-sebeb serta saran yang dapat


membantu pemilik kucing dalam mendiagnosa penyakit pada kucing. Selain
itu, uji coba sistem dilakukan untuk melihat dan mengevaluasi keunggulan
dan kelermahan terhadap sesuatu sistem yang telah dibangun.
8. Implementasi Sistem
Setelah dilakukan uji coba terhadap sistem yang dibangun dan hasilnya
memuaskan atau sesuai dengan harapan, maka sistem sudah dapat digunakan
oleh pemilik kucing dalam hal mendiagnosa penyakit pada kucing
BAB IV

ANALISA DAN PERANCANGAN

4.1 Tahapan Analisa dan Perancangan

Pada pembuatan sebuah sistem yang berbasis komputer, analisa


memegang peranan yang sangat penting dalam membuat suatu rancangan
sistem baru. Analisa perangkat lunak merupakan langkah pemahaman
persoalan sebelum mengambil tindakan atau keputusan penyelesaian hasil
utama. Sedangkan tahapan perancangan merupakan pembuatan sistem
berdasarkan analisa sebelumnya agar dimengerti oleh pengguna.
Setelah mempelajari tentang teori-teori mengenai sistem pakar
menggunakan metode forward chaining pada bab sebelumnya, bab ini akan
lebih difokuskan pada penjelasan mengenai analisa sistem pakar yang akan
diterapkan untuk mencari solusi dari permasalahan untuk analisa penyakit pada
kucing.
Berdasarkan kerangka kerja penelitian yang terdapat pada metodologi
penelitian di bab 3, bahwa tahapan kerja terdiri dari indentifikasi masalah,
menentukan tujuan, mempelajari studi literatur, mengumpulkan data,
menganalisa data dengan metode forward chining, merancang sistem, uji coba
sistem dan tahapan terakhir yaitu implementasi sistem. Guna memudahkan
dalam analisa dan perancangan sistem maka dibuat bagan alir analisa dan
perancangan seperti pada Gambar 4.1 dibawah ini

ANALISA METODE PERANCANGAN


DATA FORWARD SISTEM
CHINING

Gambar 4.1 Bagan Alir Analisa dan Perancangan


33

42 Data

Data yang akan di olah disini berupa data gejala dan data penyakit dari
kucing yang di dapatkan dengan proses wawancara terhadap beberapa dokter
hewan yang ada di klinik Thibbul Pet Shop & Klinik Hewan di kota Pariaman.
Selain melakukan wawancara juga terdapat data rekam medis dari beberapa
pasien yang pernah melakukan konsultasi di klinik tersebut. Berikut adalah
bentuk data penyakit dan data gejala pada kucing yang telah dikumpulkan
adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Data Penyaki


No Nama Penyakit

1 Scabies
2 Chlamydia
3 Enteritis
4 Pneumonia
5 Otitis
6 Hepatitis
7 Calici Virus
8 Abses
9 Koujungtifitif
10 Fus
11 Pyometra
12 Panleukopenia
(Sumber drh.Wisnawati Pet shop & Klinik hewan)

Diamana dapat dilihat dari Tabel 4.1 di atas terdapat 12 macam


penyakit umum pada kucing, yaitu scabies, Chlamyhia, Enteriris, Pneumonia,
Otitis, Hepatitis, Calicivirus, Abses, Dermatitis, koujuktifitif, fus, Pyometra
dan Panleukopenia,
34

Tabel 4.2 Data Gejala

No Nama Gejala

1 Bulu rontok
2 Gatal – gatal
3 Kemerahan pada kulit
4 Nafsu makan Kurang
5 Bengkak mata
6 Keluar air mata (epifora)
7 Flu
8 Nafas Sesak
9 Demam
10 Muntah – muntah
11 Diare
12 Perut Kembung
13 Batuk
14 Telinga kotor dan berair
15 Berbau busuk pada telinga
16 Menggelengkan Kepala
17 Lemah
18 Lesu
19 Mukosa Menguning
20 Air Liur Berlebihan
21 Radang gusi
22 Bau mulut busuk
23 Ingus
24 Bengkak Bernanah
25 Putting merah
26 Kornea Mata Keruh
27 Luka Luar
35

Tabel 4,2 Data Gejala (Lanjutan)

No Nama Gejala

28 Kencing Berdarah
29 Susah Pipis
30 Keluar Nanah di vagina
31 Dehidrasi
32 Kurus
(Sumber drh.Wisnawati Pet shop & Klinik hewan)

Tabel 4.2 di atas dapat dilhat dimana terdapat 33 macam gejala umum pada
kucing, yaitu bulu rontok, gatal-gatal, kemerahan pada kulit, berkeropeng, kurang
nafsu makan, bengkak mata, keluar air mata, flu, nafar sesak, demam, mumtah-
muntah, diare, perut kembung, batuk, telinga kotor dan berair, berbau busuk pada
telinga, menggelengkaj kepala, lemah, lesu, mukosa menguning, air liur berlebihan,
radang gusi, bau mulut busuk, ingus, bengkak bernanah, putting susu merah, kornea
mata keruh, luka luar, kencing berdarah, susah pipis, keluar nanah di vagina,
dehudrasi dan kurus.

Tabel 4.3 Data Terapi

No Nama Penyakit Pengobatan


1 Scabies Pengobatan dari luar adalah dengan cara
mengoleskan minyak VCO atau minyak kelapa
secara rutin. Cara paling ampuh untuk mengobati
scabies pada kucing adalah dengan metode
pengobatan dari dalam, yaitu dengan suntik
scabies
2 Chlamydia Penyakit ini dapat diobati dengan antibiotik
tetrasiklin. Mata yang sakit dapat diobati dengan
salep mata yang mengandung tetrasiklin
36

Tabel 4.3 Data Terapi (Lanjutan)

No Nama Penyakit Pengobatan


3 Enteritis Memberikan vitamin atau multivitamin untuk
memperbaiki kondisi tubuh serta pemberian infus
atau cairan sebagai pengganti cairan tubuh.
4 Pneumonia Nebulizer dapat digunakan sebagai metode terbaik
untuk mendapatkan antibiotik ke paru-parukucing.
Kucing Anda mungkin perlu dirawat di rumah
sakit untuk cairan dan terapi oksigen
5 Otitis langkah pertama yang harus dilakukan adalah
membersihkan telinga. Hapus penumpukan
kotoran dengan membilas telinga dengan sangat
lembut. Gunakan kapas yang ditetesi dengan baby
oil untuk membersihkan telinga dan sisa-sisa
kotoran.
6 Hepatitis Dalam hal ini, lebih baik tidak melakukan
perawatan sendiri, tetapi mencari bantuan dari
dokter hewan
7 Calicivirus Untuk mengatasi kucing yang terkena virus calici
sebenarnya tergantung pada tingkat keparahannya.
Namun jika memang kucing tampak begitu lemah
dan parah segera bawa ke dokter hewan untuk
mendapatkan perawatan yang maksima
8 Abses Pengobatan dengan meminum antibiotik secara
rutin dan diberikan salep luka
9 Koujungtifitif Pengobatan kucing yang telah kronis hanya bisa di
obati lansung oleh dokter hewab
10 Fus Ganti makanan dan berikan perawatan maksimal
11 Pyometra Pengobatan kucing yang telah kronis hanya bisa di
obati lansung oleh dokter hewab
37

Tabel 4.3 Data Terapi (Lanjutan)

No Nama Penyakit Pengobatan


12 Panleukopenia pemberian obat antiemetik sukralfat, obat antidiare
kaolin dan pektin, antibiotik metronidazol, dan
pemberian vitamin. Pencegahan agar kucing tidak
terserang Feline panleukopenia virus adalah
dengan melakukan vaksinas
(Sumber drh.Wisnawati Pet shop & Klinik hewan)

Dari tabel diatas dapat dilihat jenis-jenis terapi yang diberikan terhadap
penyakit-penyakit pada kucing, dimana data terapi itu di dapatkan melalui
wawancara terhadap dokter hewan yang ada pada petshop dan klinik hewan tersebut.

Berikut adalah list beberapa data History penyakit kucing yang akan
dijadikan data uji coba yang diimplementasikan dengan metode Forward Chaining
yang dapat dilihat pada Tabel 4.4 beriku

Tabel 4.4 Data History Penyakit Kucing

No Tanggal Nama Pasien


Gejala Diagnosa
Konsult (Hewan)
1 16-02-2021 Sikuning  Susah pipis Fus
 Kencing Berdarah
 Nafsu makan
berkurang
 Nafas sesak
 Lesu
38

Tabel 4.4 Data History Penyakit Kucing (Lanjutan)


No Tanggal Nama Pasien
Gejala Diagnosa
Konsult (Hewan)
2 10-06-2021 Cimeng  Nafsu makan Otitis
berkurang
 Demam
 Telinga kotor dan
berair
 Berbau busuk pada
telinga
3 18-05-2021 Piter  Nafsu makan Enterirtis
berkurang
 Muntah – muntah
 Diare
 Perut Kembung
4 09-04-2021 Kikuk  Bulu rontok Scabies
 Gatal – gatal
 Kemerahan pada kulit
5 12-05-2021 Kevin  Demam Panleukopenia
 Muntah- muntah
 Diare
 Lemah
 Lesu
 Bau mulut busuk
Dehidrasi
6 8-05-2021 Pither  Nafsu makan Abses
berkurang
 Demam
 Bengkak bernanag
 lemah
39

Tabel 4.4 Data History Penyakit Kucing (Lanjutan)


No Tanggal Nama Pasien
Gejala Diagnosa
Konsult (Hewan)
7 12-01-2021 Toto  Nafsu makan Calicivirus
berkurang
 Demam
 Air Liur Berlebihan
 Radang Gusi
 Bau Mulut Busuk
 ingusan
9 14-06-2021 Cipu  Nafsu makan Chlamydia
berkurang
 Mata bengkak
 Keluar air mata
 Flu
 Nafas sesak
 Demam
10 30-01-2021 Moci  Bengkak mata Kounjungtivity
 Keluar air mata
 Kornea mata keruh
(Sumber drh.Wisnawati Pet shop & Klinik hewan)
40

Gambar 4.2 Rekam Medis Petshop & Klinik hewan


41

4.3 Analisa Metode Forward Chining

Pada tahap ini dilakukan proses pengolahan data dengan Metode Forward
Chining terhadap data gejala dan data penyakit pada kucing. Adapaun tahapan-
tahapan meenganalisa masalah dengan metode Forward Chining adalah sebagai
berikut :

Proses Metode Forward Chining

1. Menetapkan data gejala dan data penyakit


2. Membuat Tabel Keputusan pakar
3. Menentukan rule
4. Melakukan pelacakan
5. Membuat Pohon keputusan
6. Hasil

Berdasarkan Bagan proses Forward Chining diatas maka digambarkan


melalui flowchart akan mendapatkan hasil seperti dibawah ini

Gambar 4.3 Flowchart Proses Metode Forward Chaining


42

4.3.1 Menetapkan Data Gejala dan Data Penyakit

Pada tahap menentukan data input ini terdapat macam – macam data jenis
penyakit yaitu terdapat sebanyak 14 macam data penyakit data 33 data gejala
penyakit dan data solusi atau terapi dari masing-masing penyakit kucing tersebut.
Selanjutnya pada tahapan ini terdapat aturan-aturan dalam menentukan jenis penyakit
pada kucing. Adapun data data yang di dapatkan adalah sebagai berikut :

4.3.1.1 Data Jenis Penyakit

Jumlah data penyakit yang akan diolah dalam sistem pakar ini yaitu terdapat
14 macam jenis penyakit kucing secara umum. Setiap jenis penyakit akan diberikan
kode masing-masing berupa huruf dan angka yang dapat dilihat pada tabel Tabel 4.5
dibawah ini :

Tabel 4.5 Jenis –Jenis Penyakit

Kode Penyakit Nama Penyakit


P01 Scabies
P02 Chlamydia
P03 Enteritis
P04 Pneumonia
P05 Otitis
P06 Hepatitis
P07 Calicivirus
P08 Abses
P09 Koujungtifitif
P10 Fus
P11 Pyometra
P12 Panleukopenia
(Sumber drh.Wisnawati Pet shop & Klinik hewan)
43

4.3.1.2 Data Gejala Penyakit

Jumlah data gejala yang akan diolah dalam sistem pakar ini yaitu terdapat 33
macam gejala penyakit kucing secara umum. Setiap gejala penyakit akan diberikan
kode masing-masing berupa huruf dan angka yang dapat dilihat pada tabel Tabel 4.6
dibawah ini :

Tabel 4.6 Gejala Penyakit

Kode Gejala Nama Gejala


G01 Bulu rontok
G02 Gatal – gatal
G03 Kemerahan pada kulit
G04 Nafsu makan Kurang
G05 Bengkak mata
G06 Keluar air mata (epifora)
G07 Flu
G08 Nafas Sesak
G09 Demam
G10 Muntah – muntah
G11 Diare
G12 Perut Kembung
G13 Batuk
G14 Telinga kotor dan berair
G15 Berbau busuk pada telinga
G16 Menggelengkan Kepala
G17 Lemah
G18 Lesu
G19 Mukosa Menguning
G20 Air Liur Berlebihan
G21 Radang gusi
G22 Bau mulut busuk
G23 Ingus
44

G24 Bengkak Bernanah


G25 Putting merah
G26 Kornea Mata Keruh
G27 Luka Luar
G28 Kencing Berdarah
G29 Susah Pipis
G30 Keluar Nanah di vagina
G31 Dehidrasi
G32 Kurus
(Sumber drh.Wisnawati Pet shop & Klinik hewan)

4.3.2 Membuat Tabel Keputusan Pakar

Pada tahapan tabel keputusan ini yaitu membangun sebuah basis pengetahuan
berdasarkan pakar , dimana tabel ini di rancang untuk memudahkan dalam membaca
data yang telah di dapat dari seorang pakar. Pada suatu tabel keputusan terdapat
hubungan atau relasi antara penyakit dan gejala penyakit, yang dapat dilihat pada
Tabel 4.7 dibawah ini :
45

Tabel 4.7 Keputusan Pakar


Kode Gejala Nama Gejala P0 P0 P0 P0 P0 P0 P0 P0 P0 P0 P0 P0
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
G001 Bulu rontok √ √
G002 Gatal – gatal √
G003 Kemerahan pada kulit √
G004 Nafsu makan Kurang √ √ √ √ √ √ √ √
G005 Bengkak mata √ √
G006 Keluar air mata (epifora) √ √
G007 Flu √
G008 Nafas Sesak √ √ √
G009 Demam √ √ √ √ √ √ √ √
G010 Muntah – muntah √ √ √
G011 Diare √ √
G012 Perut Kembung √
G013 Batuk
G014 Telinga kotor dan berair √
G015 Berbau busuk pada telinga √
G016 Menggelengkan Kepala √
46

Tabel 4.7 Keputusan Pakar (Lanjutan)


Kode Gejala Nama Gejala P0 P0 P0 P0 P0 P0 P0 P0 P0 P0 P0 P0
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
G017 Lemah √ √
G018 Lesu √ √ √ √
G019 Mukosa Menguning √
G020 Air Liur Berlebihan √
G021 Radang gusi √
G022 Bau mulut busuk √ √
G023 Ingus √ √
G024 Bengkak Bernanah √
G025 Putung memerah
G026 Kornea Mata Keruh √
G027 Luka Luar
G028 Kencing berdarah √
G029 Susah Pipis √
G030 Keluar Nanah di vagina √
G031 Dehudrasi √ √
G032 Kurus
47

4.3.3. Menentukan rule

Rule-rule berdasarkan pengalaman pakar dalam mengidentifikasi penyakit


kucing adalah sebagai berikut :

Rule 1 : If G001 AND G002 AND G003 THEN P01


Rule 2 : If G004 AND G005 AND G006 AND G007 AND G008
AND G009 THEN P02
Rule 3 : If G004 AND G010 AND G011 AND G012 THEN P03
Rule 4 : If G001 AND G004 AND G008 AND G009 AND G023
THEN P04
Rule 5 : If G004 AND G009 AND G014 AND G015 AND G016
THEN P05
Rule 6 : If G004 AND G009 AND G010 AND G018 AND G019
THEN P06
Rule 7 : If G004 AND G009 AND G020 AND G021 AND G022
AND G023 THEN P07
Rule 8 : If G004 AND G009 AND G017 AND G024
THEN P08
Rule 9 : If G005 AND G006 AND G026 THEN P09
Rule 10 : If G004 AND G008 AND G018 AND G0028 AND G029
THEN P10
Rule 11 : If G009 AND G018 AND G030 AND G031
THEN P11
Rule 12 : If G009 AND G010 AND G011 AND G017 AND G018
AND G022 AND G031 THEN P12
48

4.3.4. Melakukan Proses Pelacakan

Proses pelacakan akan dilakukan dengan menggunakan relasi antara gejala


dan jenis penyakit dengan memberikan suatu hasil kesimpulan seperti layaknya
seorang pakar. Relasi antara penyakit dan gejala penyakit kucing dapat dilihat pada
Tabel 4.8 berikut ini::

Tabel 4.8 Tabel Relasi

No Kode Penyakit Nama Penyakit Gejala

1 P01 Scabies G01, G02, G03


2 G04, G05, G06, G07, G08,
PO2 Chlamydia
G09
3 P03 Enteritis G04, G10, G11, G12
4 P04 Pneumonia G01, G04, G08, G09, G23
5 P05 Otitis G04, G09, G14, G15, G16
6 P06 Hepatitis G04, G09, G10, G18, G19
7 G04, G09, G20, G21, G22,
P07 Calicivirus
G23
8 P08 Abses G04, G09, G17, G24
9 P09 Koujungtifitif G05, G06, G26
10 P10 Fus G04, G08, G18, G28, G29
11 P11 Pyometra G09, G18, G30, G31
12 G09, G10, G11, G17, G18,
P12 Panleukopenia
G22, G31
(Sumber drh.Wisnawati Pet shop & Klinik hewan)
49

4.3.5. Membuat Pohom Keputusan

Pohon pelacakan dibuat berdasarkan rule yang telah dibangun. Pohon


pelacakan terdiri dari gejala dan penyakit yang saling terhubung berdasarkan tabel
aturan (rule). Pohon pelacakan dalam menentukan penyakit kucing menggunakan
proses pelacakan Depth First Search. Dari pohon pelacakan dapat dilihat relasi
antara gejala yang akhrinya menghasilkan kesimpulan yaitu penyakit yang diderita
oleh penderita. Proses pelacakan menggunakan teknik Depth First Search dimana
proses pelacakan akan dilakukan pada semua node anaknya terlebih dahulu sebelum
berpindah ke node yang selevel sampai ditemukan kepastian atau kesimpulan.
Adapun bentuk pohon keputusan dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut

Gambar 4.4 Pohon Keputusan


50

4.3.6. Hasil

Setelah didapatkanya penyusunan rule, makan berikut adalah Tabel hasil dari
gejala dan penyakit dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9 Hasil Pelacakan


Rule If Then
1 G01, G02, G03 P01
2 G04, G05, G06, G07, G08, G09 P02
3 G04, G10, G11, G12 P03
4 G01, G04, G08, G09, G23 P04
5 G04, G09, G14, G15, G16 P05
6 G04, G09, G10, G18, G19 P06
7 G04, G09, G20, G21, G22, G23 P07
8 G04, G09, G17, G24 P08
9 G05, G06, G26 P09
10 G04, G08, G18, G28, G29 P10
11 G09, G18, G30, G31 P11
12 G09, G10, G11, G17, G18, G22, G31 P12

Hasil proses pelacakan dari tabel diatas dengan metode Forward Chaining
adalah jika bulu rontok (G01), Gatal -gatal (G02), Kemerahan pad kulit (G03), maka
penyakit yang sesuai adalah Scabies (P01).
Jika nafsu makan kurang (G04), Bengkak mata (G05), Keluar air mata (G06),
Flu (G07), Nafas Sesak (G08), Demam (G09), maka penyakit yang sesuai adalah
Chlamydia (P02).
Jika nafsu makan kurang (G04), Muntah –muntah (G10), Diare (G11)`, Perut
kembung (G12) maka penyakit yang cocok adalah Enteritis (PO3).
Jika Bulu rontok (G01), nafsu makan kurang (G04), sesak nafas (G09),
demam (G10), ingusan (G23), maka penyakit yang cocok adalah Pneumonia (P04).
51

Jika nafsu makan kurang (G04), demam (G09), telinga kotor dan berair
(G14), berbau busuk pada telinga (G15), maka penyakit yang sesuai adalah Otitis
(P05).
Jika nafsu makan kurang (G04), demam (G09), muntah- muntah (G10), lesu
(G18), mukosa menguning (G19), maka penyakit yang sesuai adalah Hepatitis (P06).
Jika nafsu makan kurang (G04), demam (G09), air liur nerlebihan (G20),
radang gusi (G21), bau mulut busuk (G22), ingusan (G23), maka penyakit yang
sesuai adalah Calicivirus (P07).
Jika nafsu makan kurang (G04), demam (G09), lemah (G17), bengkak
bernanah (G24), maka penyakit yang cocok adalah Abses (P08).
Jika bengkak mata (G05), keluar air mata (G06), kornea mata keruh (G26),
maka penyakit yang cocok adalah Koujungtifitif (P09).
Jika nafsu makan berkurang (G04), sesak nafas (G08), lesu (G18), kencing
berdarah (G28), susah pipis (G29), maka penyakit yang sesuai adalah Fus (P10).
Jika demam (G09), lesu (G18), keluar nanah divagina (G30), dehidrasi (G31),
maka penyakit yang sesuai adalah Pyometra (P11).
Jika demam (G09), muntah muntah (G10), diare (G11), lemah (G17), lesu
(G18), bau mulut busuk (G22), dehidrasi (G31), maka penyakit yang sesuai adalah
Panleukopenia (P12).
52

4.4. Perancangan

Pada tahap ini akan dilakukan perancangan Sistem Pakar berdasarkan rule-
rule dan data-data yang telah dikumpulkan guna menentukan penyakit kucing yang
diderita berdasarkan gejala-gejala yang ada dengan metoda Forward Chaining. Tahap
perancangan sistem ini memberikan gambaran tentang aplikasi sistem pakar yang
akan dibangun berdasarkan stuktur struktur yang telah di rancang. Pada tahapan ini
meliputi perancangan output, input dan perancangan tabel database.

4.4.1 Perancangan Output

Perancangan desain Output yang dimaksud disini yaitu gambaran tampilan


yang digunakan sebagai media untuk melihat hasil akhir dari sistem pakar yang akan
dibangun, atau sebagai bentuk dari data yang dapat dilihat melalui layar monitor
komputer. Adapun bentuk dari desain output sistem pakar yang akan dirancang
adalah sebagai berikut:

1. Desain output menu home


Metupakan tampilan beranda bagi pemakai untuk menelusuri penyakit
guna mendapatkan informasi. Adapun tampilan menu home adalah seperti
Gambar 4.5 di bawah ini

Gambar 4.5 Desain Tampilan Menu Home


53

2. Desain Output menu konsultasi


Yaitu tampilan dimana pemakai atau user menjawab peratnyaan
berdasarkan gejala yang di alami oleh kucing kesayanganya. Adapun
tampilan menu konsultasi dapat dilihat pada Gambar 4.6 dibawah ini

Gambar 4.6 Desain Tampilan Menu Konsultasi

3. Rancangan Output Menu Pakar


Yaitu merupakan tampilan form login pakar untuk mengolah data
penyakit . adapun bentuk fmenu pakar adalah sepeti Gambar 4.7 dibawah ini

Gambar 4.7 Desain Tampilan Menu Pakar


54

4. Rancangan Output Hasil Diagnosa


Pada pembuatan sistem ini akan mengahislkan output berupa hasil
diagnosa penyakit pada kucing berdasarkan gejala gejala yang telah di
inputkan sebelumnya. Adapun Output dari hasil analisa penyakit kucing
tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.8 dibawah ini

Gambar 4,8 Desain Output Hasil Diagnosa

4.4.2 Rancangan Input

1. Rancangan Input Data User

Rancangan Input data user yaiut digunakan oleh user untuk


melakukan pendaftaran untuk melakukan konsultasi terhadap penyakit yang
diderita oleh kucing peliharaanya. Rancangan Input data user dapat dilihat
pada Gambar 4.9 dibawah ini :

Gambar 4.9 Input Data User


55

2. Rancangan Input Gejala


Yaitu merupakan form input gejala oleh pakar guna untuk mengolah
data gejala, adapun tampilan input gejala adalah seperti Gambar 4.10
dibawah ini

Gambar 4.10 Input Gejala

3. Rancangan Input Data Penyakit


Yaitu merupakan form input penyakit oleh pakar untuk mengolah data
penyakit. Rancangan ini dapat dilihat pada Gambar 4.11 dibawah ini

Gambar 4.11 Input Data penyakit


56

4. Rancangan Input relasi


Input relasi merupakan form input yang digunakan oleh pakar untuk
mengolah data relasi antara gejala dan penyakit atau menentukan rule rule
terhadap data gejala dan penyakit. Rancangan input relasi ini dapat dilihat
pada Gambar 4.12 dibawah ini

Gambar 4.12 Input Relasi

4.3.3 Perancangan Database

Dalam perancangan sistem pakar penyakit kucing ini memiliki database


dengan nama dbkucing. Adapaun rancangan tabel pada sistem pakar
mendiagnosa penyakit kucing ini adalah sebagai berikut

1. Tabel Gejala
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan semua data tentang gejala-gejala
pada penyakit kucing. Adapun struktur tabel gejala penyakit dapat dilihat
pada tabel 4.10
57

Tabel 4.10 Tabel Gejala


Nama Database : dbkucing
Nama Tabel : gejala
Prymary key : Kd_gejala
No Field Type Size Keterangan
1 Kg Varchar 7 Kode gejala
2 Gejala Varchar 50 Gejala penyakit

2. Tabel Penyakit
Kegunaan tabel ini adalah untuk menyimpan semua data mengenai
semua jenis jenis penyakit kucing serta solusi dari penyakit tersebut.
Adapun tabel penyakit dapat dilihat pada Tabel 4.11 dibawah ini :

Tabel 4.11 Tabel Penyakit


Nama Database : dbkucing
Nama Tabel : penyakit
Prymary key : Kode_penyakit
No Field Type Size keterangan
1 Kp Varchar 10 Kode penyakit
2 Penyakit Text - Nama penyakit
3 Pengertian Text - pengertian
4 Pengobatan Text - Pengobatan
5 Foto Text - Foto

3. Tabel User
Tabel user ini berfungsi untuk menyimpan data user yang telah
melakukan registrasi atau mendaftar di web ini guna untuk melakukan
konsultasi. Adapun tabel user dapat dilihat pada Tabel 4.12 dibawah ini
58

Tabel 4.12 Tabel User


Nama Database : dbkucing
Nama Tabel : User
Prymary key : Id_user
No Field Type Size keterangan
1 Id_user Integer 11 Kode user
2 Nama Varchar 30 Nama user
4 Email Varchar 30 Email kucing
4 User_name Varchar 30 Username
5 Pasword Varchar 30 Pasword

4. Tabel Rule
Tabel ini digunakan untuk menyimpan semua data mengenai rule rule
mengenai data gejal adan data penyakit. Adapun rancangan tabel ini
adalah dapat dilihat pada Tabel 4,13 dibawah ini

Tabel 4.13 Tabel Rule


Nama Database : dbkucing
Nama Tabel : Rule
Prymary key : Kp
No Field type Size Keterangan
1 Rule varchar 10 Rule
2 Kp varchar 10 Kode penyakit
3 Gejala Text - Gejala

5. Tabel Admin
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan semua data admin .Adapun tabel
admin dapat dilihat pada Tabel 4.14 dibawah ini
59

Tabel 4.14 Tabel Admin


Nama Database : dbkucing
Nama Tabel : Admin
Prymary key : Id_admin
No Field Type size Keterangan
1 Id_admin integer 11 Id admin
2 Nama varchar 30 Nama admin
3 Username varchar 30 User name
4 Pasword varchar 30 Pasword

6. Tabel Diagnosa
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan semua data tentang hasil diagnose
dari jawaban gejala user. Adapun tabel hasil analisa dapat dilihat pada
Tabel 4.15 dibawah ini :

Tabel 4.15 Tabel Analisa


Nama Database : dbkucing
Nama Tabel : Diagnosa
Prymary key : Kd
No Field Type size Keterangan
1 Kd integer 11 Kode Diagnosa
2 Id_user varchar 30 Id User
3 Kp varchar 30 Kode Penyakit
4 Tanggal varchar 30 Tanggal
60

BAB V

IMPLEMENTASI DAN HASIL

5.1 Implementasi

Pada tahap implementasi ini merupakan tahapan lanjutan dari tahapan analisa
dan perancangan sistem. Tahapan ini mengimplementasikan hasil yang dianalisa dan
dirancang dari tahapan sebelumnya. Pada tahapan implementasi sistem ini
merupakan bagian dari siklus dari pengembangan sistem. Pada tahapan ini digunakan
sebuah aplikasi Sistem Pakar untuk menganalisa penyakit pada kucing berbasis Web
dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL.

Berdasarkan hasil analisa di bab 4 dimana akan dilakukan pengujian Sistem


Pakar dalam mendiagnosa penyakit pada kucing, pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah sistem yang dibuat menghasilkan tujuan yang diinginkan yang
sesuai dengan hasil diagnose layaknya seorang pakar.

5.2 Implentasi Database

Dalam merancang database pada Sistem Pakar menganalisis penyakit pada


kucing ini menggunakan MySQL, Softwarenya adalah xampp versi 3.1.0. Software
ini dipilih karena xampp lebih mudah dikoneksikan dengan bahasa pemrograman
PHP. Pada perancangan database disesuaikan dengan struktur tabel serta relasi tabel
yang telah diuraikan pada bab 4 sebelumnya, seperti dapat dilihat pada gambar 5.1
berikut
61

Gambar 5.1 Implementasi Database

5.2.1 Implementasi Data Ke Sistem

Pada tahapan ini akan dilakukan pengujian sistem untuk meminjau apakah
aplikasi sistem pakar yang dibagun ini sudah dapat dijalankan sesuai dengan yang
diharapkan. Pengujian sistem ini dimualai dari tahap awal yaitu masuk ke dalam
atau tampilan awal aplikasi ini, penginputan data, pengolahan data dan hasil akhir
dari sistem yang dibangun.
Sistem Pakar menggunakan metode Forward Chaining ini terdapat beberapa
menu dan sub-sub menu serta langkah-langkah dalam pegolahan datanya, dimana
data yang diinputkan berupa data gejala, data jenis penyakit, basis pengetahuan dan
data pengobatan penyakit.
5.2.1.1 Tampilan Menu Awal Sistem Pakar

5.2.1.2

Pada form menu utama terdiri dari 2 aktor yaitu admin sebagai pengelola
aplikasi sedangkan user sebagai pengguna aplikasi. Pada menu home terdapat sub
sub menu seperti menu login, menu daftar, menu penyakit dan menu profil. Sebelum
user dapat menggunakan sistem pakar ini, user terlebih dahulu harus melakukan
registrasi pada menu pendaftaran. Hal ini berguna bagi user untuk mendapatkan
62

username dan password. Setelah user mendapatkan username dan password, user
dapat login ke sistem. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti Gambar 5.2 dibawah
ini :

Gambar 5.2 Tampilan Menu Utama

5.2.1.3 Form Pendaftaran

Pada tampilan menu pendaftaran ini user wajib mengisi form nama,
username, email dan pasword agar user dapat login kesistem dan dapat mengunakan
sistem pakar ini. Berikut adalah tampilan menu pendaftaran user pada Gambar 5.3
63

Gambar 5.3 Form Pendaftaran

Dapat dilihat pada gambar 5.3 diatas, user yang bernama Y sedang melakukan
pendaftaran dengan menginputkan data sesuai dengan yang ditentukan oleh admin,
nama, email, username dan password. Setelah semua data data diinputkan, user Y
lanjut pada proses daftar, maka sistem akan menampilkan pesan data telah berhasil
disimpan. Jika ingin masuk ke sistem, user Y login sebagai user dengan
menginputkan username dan password yang telah diisi saat proses registrasi

5.2.1.4 Proses Input Data Pada Menu Admin

Data-data yang di inputkan oleh admin ke sistem pakar ini adalah berupada
data gejala, data penyakit dan data rule.

1. Data Gejala

Pada form input data gejala pada sistem pakar ini, admin harus mengisi kode
gejala dan nama gejala. Admin dapat menambah, mengedit dan menghapus data-
data gejala yang telah diinputkan. Pada Sistem Pakar penyakit kucing ini admin
menginputkan 32 macam data gejala penyakit pada kucing ke sistem. Berikut ini
adalah tampilan form input / tambah data gejala berserta tampilan data gejala yang
telah diinputkan pada Gambar 5.4 dan 5.5
64

Gambar 5.5 Input Data Gejala Admin

Gambar 5.5 Data Gejala Admin

2. Data Penyakit

Pada form input data penyakit, admin menginputkan seabnyak 14 jenis


penyakit kucing ke sistem, dan dapat melakukan 3 aktivitas yaitu tambah, edit
dan hapus data penyakit. Berikut tampilan form input data penyakit dan halaman
data penyakit terlihat pada Gambar 5.6 dan 5.7 :
65

Gambar 5.6 Input Data Penyakit Admin

Gambar 5.7 Data Penyakit Admin


66

3. Data Rule
Pada form Data rule ini admin menginputkan relasi antara gejala penyakit
dan jenis penyakit atau menginptkan rule-rule berdasarkan pakar dalam
mengidentifikasi penyakit kucing. Admin dapat mengelola seperti tambah data
rule dan hapus data, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.8 berikut

Gambar 5.8 Input Rule Admin

Gambar 5.9 Data Rule


67

5.2.1.5 Proses Konsultasi

Setelah user melakukan login ke sistem, user dapat melakukan konsultasi


dengan menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh sistem yang
berhubungan dengan gejala-gejala setiap penyakit pada kucing dan selanjutnya user
akan menjawab pertanyaan sesuai dengan fakta-fakta gejala yang di alami oleh
kucing peliharaanya. User hanya menjawab ya atau tidak untuk setiap pertanyaan
yang diajukan sistem sampai ditemukan hasil berupa kesimpulan, sepeti terlihat
pada Gambar 5.10 berikut.

Gambar 5.10 Tampilan Menu Konsultasi

Setelah beberapa pertanyaan yang diajukan oleh sistem sudah dijawab oleh
user, maka didapatkan hasil berupa kesimpulan nama penyakit yang diderita oleh
kucing, seperti terihat pada gambar 5.11 berikut.
68

Gambar 5.11 Kesimpulan Penyakit

5.3 Pengujian Hasil

Pengujian hasil yaitu, pengujian terhadap beberapa data rekam medis


pasien. dilakukan untuk melihat seberapa besar tingkat akurasi hasil Sistem Pakar
berbasis web ini dengan hasil yang diberikan pakar. Dalam pengujian ini yang
menjadi hasil pengujian adalah jenis penyakit yang diderita oleh kucing. Berikut ini
adalah data pengujian sistem dengan data Rekam medis pada Thibbul Hayawan
Petshop sebanyak 41 data kucing sakit, dapat dilihat pada Tabel 5.1:
69

Tabel 5.1 Pengujian Sistem dengan Data Pasien

No Nama Gejala Penyakit Hasil Diagnosa Pakar Hasil Diagnosa Sistem Level Kekuatan

1 Vanessa 1. Bengkak mata Koujungtifitif Koujungtifitif 1


2. Keluar air mata (epifora)
3. Kornea Mata Keruh
2 Aulia 1. Nafsu makan berkurang Enteriris Enteriris 1
2. Muntah – muntah
3. Diare
4. Perut Kembung
3 Yuli 1. Demam Panleukopenia Panleukopenian 1
2. Muntah muntah
3. Diare
4. Lemah
5. Lesu
6. bau mulut busuk
7. Dehidrasi
4 Gia 1. Bulu rontok Pneumonia Pneumonia 1
2. Nafsu makan kurang
3. Sesak nafas
4. Demam
5. Ingusan
70

Tabel 5.1 Pengujian Sistem dengan Data Pasien (Lanjutan)

No Nama Gejala Penyakit Hasil Diagnosa Pakar Hasil Diagnosa Sistem Level Kekuatan

5 Genta Ananda 1. Nafsu makan berkurang Enteritis Enteritis 1


2. Muntah – muntah
3. Diare
4. Perut Kembung
6 Ira susanti 1. Bulu rontok Scabies Scabies 1
2. Gatal –gatal
3. Kemerahan pad kulit
7 Kaysa 1. Nafsu makan berkurang Otitis Otitis 1
2. Demam
3. telinga kotor dan berair
4. berbau busuk pada
telinga
8 Dicky 1. Nafsu makan berkurang Fus Fus 1
2. Sesak nafas
3. Lesu
4. Kencing berdarah
5. Susah Pipis
71

Tabel 5.1 Pengujian Sistem dengan Data Pasien (Lanjutan)

No Nama Gejala Penyakit Hasil Diagnosa Pakar Hasil Diagnosa Sistem Level Kekuatan

9 Dara 1. Nafsu makan berkurang Chlamydia Chlamydia 1


2. Bengkak mata
3. Keluar air mata
4. Flu
5. Nafas Sesak
6. Demam
10 Dinda 1. Demam Pyometra Pyometra 1
2. Lesu
3. Keluar nanah divagina
4. Dehidrasi
11 Desi 1. Muntah muntah Panleukopenia - 0
2. Diare
3. Lemah
4. Lesu
5. bau mulut busuk
6. Dehidras
72

Tabel 5.1 Pengujian Sistem dengan Data Pasien (Lanjutan)

No Nama Gejala Penyakit Hasil Diagnosa Pakar Hasil Diagnosa Sistem Level Kekuatan
12 Dewi 1. Bengkak mata Koujungtifitif Koujungtifitif 1
2. Keluar air mata
3. kornea mata keruh
13 Depi 1. Nafsu makan berkurang Fus - 0
2. Sesak nafas
3. Lesu
4. Kencing berdarah
14 Saumiya hayati 1. Nafsu makan berkurang Abses Abses 1
2. Demam
3. Lemah
4. Bengkak bernanah
15 Sepriadi 1. Nafsu makan berkurang Calicivirus Calicivirus 1
2. Demam
3. Air liur nerlebihan
4. Radang gusi
5. Bau Mulut Busuk
6. Ingusan
73

Tabel 5.1 Pengujian Sistem dengan Data Pasien (Lanjutan)

No Nama Gejala Penyakit Hasil Diagnosa Pakar Hasil Diagnosa Sistem Level Kekuatan

16 Suci 1. Nafsu makan berkurang Hepatitis Hepatitis 1


2. Demam
3. Muntah – muntah
4. Lesu
5. Mukosa menguning
17 Syafaat 1. Nafsu makan berkurang Otitis Otitis 1
2. Demam
3. telinga kotor dan berair
4. berbau busuk pada telinga
18 Sadli 1. Nafsu makan berkurang Chlamydia Chlamydia 1
2. Bengkak Mata
3. Keluar air mata
4. Flu
5. Nafas Sesak
6. Demam
19 Shelo 1. Nafsu makan berkurang Enteritis Enteritis 1
2. Muntah – muntah
3. Diare
4. Perut Kembung
74

Tabel 5.1 Pengujian Sistem dengan Data Pasien (Lanjutan)

No Nama Gejala Penyakit Hasil Diagnosa Pakar Hasil Diagnosa Sistem Level Kekuatan
20 Kimy 1. Nafsu makan berkurang Chlamydia Chlamydia 1
2. Bengkak Mata
3. Keluar air mata
4. Flu
5. Nafas Sesak
6. Demam
21 Krucil 1. Bulu rontok Pneumonia Pneumonia 1
2. Nafsu makan kurang
3. Sesak nafas
4. Demam
5. Ingusan
22 kukuk 1. Demam Panleukopenia Panleukopenia 1
2. Muntah – Muntah
3. Diare
4. Lemah
5. Lesu
6. Bau mulut busuk
7. Dehidrasi
23 Samsul 1. Bulu rontok Scabies Scabies 1
2. Gatal –gatal
3. Kemerahan pad kulit
75

Tabel 5.1 Pengujian Sistem dengan Data Pasien (Lanjutan)

No Nama Gejala Penyakit Hasil Diagnosa Pakar Hasil Diagnosa Sistem Level Kekuatan
24 Bobo 1. Demam Pyometra Pyometra 1
2. Lesu
3. Keluar nanh di vagina
4. Dehidrasi
25 Momo 1. Nafsu makan berkurang Calicivirus - 0
2. Demam
3. Air liur Berlebihan
4. Ingusan
26 Moza 1. Nafsu makan berkurang Otitis - 0
2. Demam
3. telinga kotor dan berair
27 Mulina 1. Muntah – muntah Enteritis - 0
2. Diare
3. Perut Kembung
28 Chiro 1. Nafsu makan berkurang Chlamydia Chlamydia 1
2. Bengkak Mata
3. Keluar air mata
4. Flu
5. Nafas Sesak
6. Demam
76

Tabel 5.1 Pengujian Sistem dengan Data Pasien (Lanjutan)

No Nama Gejala Penyakit Hasil Diagnosa Pakar Hasil Diagnosa Sistem Level Kekuatan

29 Lolo 1. Nafsu makan berkurang Fus Fus 1


2. Sesak nafas
3. Lesu
4. Kencing berdarah
5. Susah Pipis
30 Atun 1. Nafsu makan berkurang Abses Abses 1
2. Demam
3. Lemah
4. Bengkak bernanah
31 Embul 1. Nafsu makan berkurang Hepatitis Hepatitis 1
2. Demam
3. Muntah – muntah
4. Lesu
5. Mukosa menguning
32 Moly 1. Bengkak mata Koujungtifitif Koujungtifitif 1
2. Keluar air mata
3. kornea mata keruh
33 Mumut 1. Nafsu makan berkurang Chlamydia - 0
2. Bengkak Mata
3. Flu
4. Demam
77

Tabel 5.1 Pengujian Sistem dengan Data Pasien (Lanjutan)

No Nama Gejala Penyakit Hasil Diagnosa Pakar Hasil Diagnosa Sistem Level Kekuatan

34 Locky 1. Nafsu makan berkurang Calicivirus Calicivirus 1


2. Demam
3. Air Liur Berlebihan
4. Radang Gusi
5. Bau Mulut Busuk
6. Ingusan
35 Loly 1. Demam Panleukopenia Panleukopenia 1
2. Muntah – Muntah
3. Diare
4. Lemah
5. Lesu
6. Bau mulut busuk
7. Dehidrasi
36 Cimeng 1. Bulu rontok Scabies Scabies 1
2. Gatal –gatal
3. Kemerahan pad kulit
37 Siputih 1. Nafsu makan berkurang Enteritis Enteritis 1
2. Muntah – muntah
3. Diare
4. Perut Kembung
78

Tabel 5.1 Pengujian Sistem dengan Data Pasien (Lanjutan)

No Nama Gejala Penyakit Hasil Diagnosa Pakar Hasil Diagnosa Sistem Level Kekuatan
38 Sikuning 1. Nafsu makan berkurang Otitis Otitis 1
2. Demam
3. telinga kotor dan berair
4. berbau busuk pada
telinga
39 Hendra 1. Bulu rontok Scabies Scabies 1
2. Gatal –gatal
3. Kemerahan pad kulit
40 Muhammad Ridwan 1. Gatal – gatal Scabies - 0
2. Kemerahan pada kulit
41 Nofriandi 1. Demam Pyometra Pyometra 1
2. Lesu
3. Keluar nanh di vagina
4. Dehidrasi
79

Pada Tabel 5.1 menunjukan hasil penelitian dari 41 data uji coba kucing yang
sakit dimana terdapat 34 kucing memperoleh hasil yang valid dan 7 kucing tidak
valid, dimana pada sistem tidak ditemukan hasil dari ke 7 kucing tersebut.

Adapun cara yang digunakan dalam menentukan tingkat akurasi adalah


dengan rumus probabilitas. Sistem penilian keakuratan sistem terdiri dari 2 level
yaitu level 0, dan level 1. Level 0 diberikan jika hasil diagnosis sistem tidak sama
dengan hasil diagnosa pakar. Level 1 diberikan jika diagnosa sistem dan pakar
memberikan hasil yang sama. Maka pada kasus penelitian ini dapat dihitung tingkat
akurasinya adalah sebagai berikut berikut:

∑ 𝑴𝒂𝒕𝒄𝒉
Nilai akurasi = X 100% ,
∑ 𝑻𝒑

∑ = Jumlah Klasifikasi yang benar


∑ Tp = Jumlah Data testing


Nilai akurasi = ∑
X 100% ,

= X 100% ,

= 82,92 %

Jadi dapat disimpulkan bahwa akurasi sistem pakar yang dibangun ini
berdasarkan 41 data yang diuji coba adalah sebanyak 83 % yang menunjukkan
bahwa sistem pakar ini berfungsi cukup baik sesuai dengan diagnosa pakar. Oleh
karena itu sistem ini dapat menjadi acuan bagi pemelihara kucing untuk dapat
mengetahui penyakit dan solusi apa yang harus dilakukan jika kucing kesayanganya
dalam keadaan sakit tanpa harus berkonsultasi lansung ke dokter hewan.
80

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitan mengenai Sistem Pakar dengan


Menggunakan Metode Fordward Chaining dalam Menganalisis Penyakit pada
Kucing yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, serta telah dilakukan
pengujian sampel terhadap data kucing yang sakit, maka didapatkanlah
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Aplikasi Sistem Pakar mendiagnosa penyakit kucing menggunakan
metode forward chining berbasis web telah berhasil dibangun , dan
dapat digunakan dalam menganalisa penyakit pada kucing
berdasarakan gejala yang telah diberikan.
2. Sistem Pakar dengan menggunakan metode forward chining dalam
menganalisa penyakit pada kucing mampu memberikan solusi seperti
pengobatan penyakit yang menyerang kucing.
3. Berdasarkan hasil uji coba terhadap data kucing yang sakit yang telah
dilakukan, sistem pakar kucing ini sudah cukup baik dalam membantu
pengguna untuk mendeteksi penyakit kucing dimana sebanyak 41 data
uji coba menghasilkan akurasi sebesar 82,9%, ini menunjukan tinkat
akurasi yang cukup baik.

6.2 Saran

Sistem Pakar dengan Menggunakan Metode Fordward Chaining dalam


Menganalisis Penyakit pada Kucing, masih memiliki beberapa kekurangan. Saran
yang dapat diberikan untuk pengembangan penelitian selanjutnya antara lain:
81

1. Untuk pengembangan penelitian lebih lanjut, sistem pakar ini dapat


dikembangkan dengan menggunakan metode yang berbeda atau dengan
mengkombinasikan metode Forward Chaining dengan metode lain.
2. Pengujian akurasi hasil sistem dengan hasil pakar menggunakan pakar yang
lebih bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA

Butsiarah, & Markani. (n.d.). Sistem Pakar Diagnosa Tingkat Kecanduan Belanja.
1–10. https://doi.org/DOI:10.35585/inspir.v9i1.2479

Chazar, C., Hanum, H. N., & Kurniawan, A. (2019). Jurnal Teknik Informatika, Vol.
11, No. 1, Januari 2019 Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Pada
Kucing Menggunakan Metode Naive Bayes. 11(1), 18–24.

Darmayunata, Y. D. (2018). Web-based Expert System using Backward Chaining


method. 1, 231–239. https://doi.org/10.31539/intecoms.v1i2.302

Dian, R., Sumijan, & Yunus, yuhandri. (2020). Sistem Pakar dalam Identifikasi
Kerusakan Gigi pada Anak dengan Menggunakan Metode Forward Chaining
dan Certainty Factor. 2, 1–4. https://doi.org/10.37034/jsisfotek.v2i3.36

Gunawan, A., Defit, S., & Sumijan. (2020). Sistem Pakar dalam Mengidentifikasi
Penyakit Kandungan Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis
Android. Sistem Pakar Dalam Mengidentifikasi Penyakit Kandungan
Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Android, 2(e-ISSN: 2686-
3154), 15–22. https://doi.org/10.37034/jsisfotek.v2i1.30

Kurniawan, A., Na’am, J., & Sumijan. (2021). Sistem Pakar Identifikasi Modalitas
Belajar Siswa Menggunakan. 1(10). https://doi.org/10.29207/resti.v3i3.1166

Nurhadi, A. (2018). Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kucing Berbasis Web


Menggunakan Metode Forward Chaining. 10(2), 70–78.

Primasari, C. H. (2018). Aplikasi Web Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Gizi.
May. https://doi.org/10.21460/jutei.2018.21.59

Putra, H. W., Yuhandri, & Nurcahyo, G. W. (2019). Jurnal sains dan informatika.
5(1), 7–12. https://doi.org/10.22216/jsi.v5i1.4081

Putri, R. E., Molly Morita, K., & Yusman, Y. (2020). Penerapan metode forward
chainig pada sistem pakar untuk mengetahui kepribadian seseorang.
INTECOMS: Journal of Information Technology and Computer Science, 3(1),
7. https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/INTECOM/article/view/1332

Rachman, R. (2019). Penerapan Sistem Pakar Untuk Diagnosa Autis Dengan


Metode Forward Chaining. 6(2), 218–225. https://doi.org/10.31294/ji.v6i2.5522

Sari, M. P., & Realize. (2019). Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Osteoporosis
pada Lansia Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Web. Jurnal
Ilmiah Informatika, 7(01), 24–30. https://doi.org/10.33884/jif.v7i01.906
Septiani, M., & Kuryanti, S. J. (2019). Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit
Saluran Pernapasan pada Anak. 2(April 2018), 23–27. https://doi.org/Prefix :
10.33395

Sukma, I., & Petrus, M. (2020). Sistem Pakar Menggunakan Metode Forward
Cahaing berbasis Web. 5(1). https://doi.org/10.51876/simtek.v5i1.73

Susanto, D., Fadlil, A., Yudhana, A., Studi, P., Teknik, M., Dahlan, U. A., Studi, P.,
Elektro, T., & Dahlan, U. A. (2020). Efektivitas Metode Forward Chaining
pada Sistem Pakar P-ISSN : 2089-676X. 9(2), 65–70.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30591/smartcomp.v9i2.1923

Syawitri, A., Defit, S., & Nurcahyo, G. W. (2018). Diagnosis Penyakit Gigi dan
Mulut Dengan Metode Forward Chaining. 16(1), 24–29
.
Viviliani, & Tanone, R. (2019). Perancangan Sistem Pakar Diagnosis Penyakit pada
Bayi dengan Metode Forward Chaining Berbasis Android. 5(April), 1–13.

Wijayana, Y. (2019). Sistem Pakar Kerusakan Hardware Komputer dengan Metode


Backward Chaining . 12(2), 99–107. https://doi.org/10.26714/me.12.2.2019.99-
107

You might also like