Professional Documents
Culture Documents
Deni Yuza Mahendra - Tesis Full
Deni Yuza Mahendra - Tesis Full
TESIS
SEPTEMBER 2021
1
MENYETUJU
Pembimbing I Pembimbing II
(Prof.Dr. Jufriadif Na’am, S.Kom, M.Kom) (Prof. Dr. Yuhandri, S.Kom, M.Kom)
OLEH :
DENI YUZA MAHENDRA
192321032
MAGISTER KOMPUTER
PROGAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
TIM PENGUJI :
Penguji I : (____________________)
NIDN
Penguji II : : (____________________)
NIDN
Mengesahkan
Dekan Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
LEMBAR PERNYATAAN
menyatakan bahwa :
1. Sesungguhnya Tesis yang saya susun ini merupakan hasil karya tulis saya
peroleh dari hasil karya tulis orang lain, telah saya tuliskan sumbernya
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada
Padang,........... 2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
HEWAN”, dengan baik dan tepat waktu. Serta salawat beriring salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah berjasa besar dengan membukakan
Dalam penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai
pihak, pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :
2. Bapak Prof. Dr. Sarjon Defit, S.Kom., M.Sc. selaku Rektor Universitas Putra
3. Bapak Dr. Ir. Sumijan, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer
4. Bapak Ir. Gunadi Widi Nurcahyo, M.Sc. selaku Ketua Program Studi
I yang telah memberikan perhatian, waktu, dan ilmu dalam penyusunan Tesis
yang telah memberikan perhatian, waktu, dan ilmu dalam penyusunan Tesis
7. Seluruh Dosen Pascasarjana Magister Ilmu Komputer yang telah berbagi ilmu
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih terdapat banyak
berupa kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap semoga tesis ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan dengan tesis
ini
Akhir kata hanya kepada ALLAH SWT tempat berserah diri, semoga bimbingan dan
bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang setimpal
dari-Nya dan penulisan skripsi ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan
ABSTRACT
Cats are one of the most popular pets kept and loved by humans. We as cat lovers
should be able to know how to prevent and treat various diseases in cats so as not to
disturb the health of the environment and our own health. However, many of us and
other cat keepers do not know how to care for a good cat regarding the handling of
the disease in cats. carried out for treatment
Therefore, an Expert System was built using the Fordward Chaining Method in
Analyzing Diseases in Cats, to provide information to cat lovers if their favorite cat
is in a critical condition.
Keywords: Forward Chaining, Cat disease, Expert Systems, Php MySQL, Web
7
ABSTRAK
Kata kunci: Sistem Pakar, Forward Chaining, Penyakit Kucing, Expert Systems,
Php MySQL, Web
8
DAFTAR ISI
4.3.6 Hasil........................................................................................ 50
6.1 Kesimpulan......................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA
LISTING PROGRAM
11
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
kelengkapan data yang digunakan untuk pengembangan sistem tersebut adalah data gejala,
data diagnosis, data relasi dan data petugas. Hasil yang diperoleh dari penelitian terebut
yaitu dengan melakukan pengujian beta Testing yang dilakukan dengan kuesioner yang
terdiri 6 pertanyaan menghasilkan score rata-rata 76% atau secara kegunaan dan kualitas
informasi mudah dipaham. Penelitian lainya yang dilakukan oleh Anggrawan, et al. (2020),
yaitu mendiagnosis penyakit pada Ayam Broiler menggunakan Metode Forward Chaining.
Pada penelitian tersebut Ada dua kategori data yang dibutuhkan, yaitu data penyakit dan
data gejala. Untuk data penyakit ayam broiler terdiri dari enam jenis penyakit baik yang
disebabkan oleh bakteri maupun virus. dan hasil yang didapat adalah Penerapan metode
forward chaining pada sistem pakar merupakan salah satu cara atau metode yang tepat
dalam memberikan hasil perhitungan pada suatu masalah tertentu pada sistem pakar
dimana data gejala yang di input oleh user sesuai dengan ketentuan yang ada serta
memberi hasil diagnosa sesuai dengan data yang ada pada program.
Kucing adalah salah satu hewan peliharaan yang paling populer dipelihara dan
disukai oleh manusia. Manusia sebagai pemelihara kucing harusnya dapat mengetahui cara
pencegahan maupun cara perawatan berbagai macam penyakit pada kucing peliharaanya
agar tidak menganggu kesehatan lingkungan maupun kesehatan pemiliknya sendiri.
Namun banyak diantara masyarakat tidak mengetahui cara memelihara kucing yang baik
mengenai penanganan penyakit pada kucing tersebut. Pada dasarnya masyarakat lebih
memilih untuk langsung membawa kucing peliharaanya ke klinik hewan atau dokter
hewan apabila hewan peliharaanya tersebut mengalami sakit. Namun apabila butuh
pertolongan pertama untuk penyakit tersebut, masyarakat sering mengalami masalah
dikarenakan tidak mengerti sakit yang diderita oleh kucing, penyebab dan solusi apa yang
harus dilakukan untuk melakukan pengobatan, sehingga menyebabkan sakit yang lebih
parah bahkan menyebabkan kematian pada kucing tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas serta rujukan dari penelitian terdahulu,
maka penelitian ini mengangkat tema yaitu “Sistem Pakar dengan Menggunakan
Metode Fordward Chaining dalam Menganalisis Penyakit pada Kucing (Studi Kasus
pada Thibbul Pet Shop & Klinik Hewan)”, untuk memberikan informasi kepada pecinta
kucing jika kucing kesayanganya dalam keadaan kritis.
4
1. Metode yang digunakan dalam penyelesaian masalah ini adalah metode Forward
Chaining.
2. Sistem Pakar ini ditujukan untuk masyarakat umum yang ingin mengetahui
tentang informasi dalam menganalisa dan penanganan penyakit pada kucing
kesayanganya..
3. Sistem Pakar yang dibangun ini akan menghasilkan output berupa diagnosa
penyakit pada kucing, yang sifatnya hanya untuk memberikan pertolongan
pertama yang harus diberikan pada kucing yang sakit, dan obat yang diberikan
untuk mengatasi penyakit pada kucing.
4. Studi kasus dilakukan pada Thibbul Hayawan Pet shop & Klinik hewan di Kota
Pariaman
5. Sistem Pakar ini dirancang berbasis WEB menggunakan bahasa pemograman
PHP MySQL
5
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Menciptakan sebuah Sistem Pakar yang bisa membantu dalam menganalisa
penyakit pada kucing yang akurat dan efesien
2. Menciptakan sebuah Sistem Pakar yang dapat memberikan informasi mengenai
penyakit yang diderita kucing.
3. Merancang suatu Sistem Pakar berbasis Web yang dapat mempermudah pengguna
dalam mendapatkan informasi mengenai penyakit kucing.
4. Menerapkan Metode Forward Chaining dalam Sistem Pakar untuk menghasilkan
informasi yang akurat
5. Menciptakan Sistem Pakar yang user friendly dan mudah digunakan bagi semua
kalangan masayarakat pecinta kucing
Laporan tesis ini di bagi menjadi 6 bab yang saling berhubungan satu sama lain.
Adapun sistematika penulisan laporan ini sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian
LANDASAN TEORI
Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence adalah salah satu bagian dari
ilmu komputer yang membuat supaya mesin atau komputer dapat melakukan
pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan manusia. Supaya komputer dapat
bertindak seperti dan sebaik manusia, maka komputer harus diberi bekal pengetahuan
dan kemampuan untuk menalar. Sistem cerdas (Intelligence System) adalah sistem
yang dibangun dengan menggunakan teknik-teknik Artificial Intelligence (Septiani
& Kuryanti, 2019). Ada tiga tujuan kecerdasan buatan yaitu membuat komputer lebih
cerdas, mengerti tentang kecerdasan, dan membuat mesin lebih berguna. Kecerdasan
disini dimaksudkan dengan kemampuan untuk belajar atau mengerti dari
pengalaman, mampu memahami pesan yang kontradiktif ataupun ambigu, mampu
menanggapi dengan cepat dan baik atas situasi baru, dan menggunakan penalaran
yang baik dalam memecahkan masalah serta menyelesaikannya secara efektif.
Penggunaan kecerdasan buatan diberbagai disiplin ilmu, menyebabkan
rumitnya untuk mengklasifikasikan kecerdasan buatan menurut disiplin ilmu yang
digunakannya. Untuk memudahkan hal tersebut maka pengklasifikasian lingkup
kecerdasan buatan didasarkan pada output yang diberikan. Lingkup utama dalam
kecerdasan buatan adalah (Septiani & Kuryanti, 2019) :
1. Sistem pakar (expert system)
Komputer digunakan sebagai sarana untuk menyimpan pengetahuan para
pakar, sehingga komputer akan memiliki keahlian untuk menyelesaikan
permasalahan dengan meniru keahlian yang dimiliki oleh pakar.
9
Sistem Pakar merupakan salah satu bagian dari Kecerdasan Buatan yang
mengandung pengetahuan dan pengalaman yang dimasukkan oleh satu atau banyak
pakar ke dalam suatu area pengetahuan tertentu, sehingga setiap orang dapat
menggunakannya untuk memecahkan berbagai masalah yang bersifat spesifik
(Darmayunata, 2018)
10
Menurut Efraim Turban, konsep dasar sistem pakar terdiri dari yaitu
(Nurhadi, 2018) :
1. Keahlian (Expertise)
2. Keahlian merupakan suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang
tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman.
3. Fakta-fakta pada lingkup permasalahan tertentu
12
Tujuan dari sebuah sistem pakar adalah untuk mentransfer kepakaran yang
dimiliki seorang pakar ke dalam komputer, dan kemudian kepada orang lain
(nonexpert). Aktifitas yang dilakukan untuk memindahkan kepakaranSedangkan para
ahli dalam mengambilan keputusan lebih cepet dan lebih baik dari seseorang yang
bukan ahli (Putri dkk, 2020).
Adapun aktifitas yang dilakukan untuk memindahkan kepakaran adalah
sebagai berikut yaitu :
Menurut Turban (1995), terdapat tiga orang yang terlibat dalam lingkungan
sistem pakar yaitu (Nurhadi, 2018) :
1. Pakar
Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan khusus. Pendapat,
pengalaman dan metode, serta kemampuan untuk mengaplikasikan
keahliannya tersebut guna menyelesaikan masalah
2. Knowledge Engineer (Rekayasa sistem)
Knowledge engineer adalah orang yang membantu pakar dalam menyusun
area permasalahan dengan menginterpretasikan dan mengintegrasikan
jawaban-jawaban pakar atas pertanyaan yang diajukan, menggambarkan
13
Menurut Kusumadewi (2003), Sistem Pakar terdiri dari dua bagian pokok,
yaitu lingkungan pengembangan (Development environment) dan lingkungan
konsultasi (Consultation enviroment). Lingkungan pengembangan digunakan sebagai
pembangun sistem pakar baik dari segi pembangunan komponen maupun basis
pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh seseorang yang bukan ahli
untuk berkonsultasi (Sukma & Petrus, 2020).
6. Fasilitas Penjelasan
Yaitu komponen tambahan yang akan meningkatkan kemampuan sistem
pakar, digunakan unruk melacak, merespon dan memberikan penjelasan
tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan.
7. Perbaikan pengetahuan
Pakar memeiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan
kinerjanya serta kemampuan untuk belajar dari kinerjanya. Kemampuan
tersebuat penting dalam pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program
akan mampu menganalisis penyebab kesuksesan dan kegagalan yang
dialamnya dan juga mengevaluasi apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada
masih cocok untuk digunakan di masa yang akan datang.
Pola pencarian diatas atau dipengaruhi juga oleh tiga macam teknik penelusuran,
antara lain yaitu (Nurhadi, 2018) :
1. Depth First Search
Depth-first search adalah teknik penelusuran data pada node-node secara
vertikal dan sudah terdefinisikan misalnya dari kiri kekanan. Depth First
Search melakukan penelusuran kaidah secara mendalam dari simpul akar
bergerak menurun ke tingkay dalam yang berurutan.
akan memperlihatkan gejala penyakit ini mulai dari 2 hingga 10 hari setelah
terinfeksi. Gejala awal yang terlihat ialah kehilangan nafsu makan, demam
tinggi hingga mencapai 40,5oC, muntah-muntah berwarna kekuningan, hingga
diare, feses yang dikeluarkan terkadang mengandung darah dan memiliki bau
yang tajam. Pada beberapa kucing, gejala dapat muncul secara mendadak dan
berujung pada kematian
5. Cacingan
Penyakit ini sering menyerang pada kucing yang disebabkan oleh cacing
gelang (toxocara cati), cacing kait (ancylostoma tubaeforme), cacing pita
(dipylidium caninum) dan cacing cambuk (trichuris campanula). Penyakit ini
dapat menyerang kucing melalui berbagai hal, misalnya ketika anak kucing
menyusui dari induknya atau bila kucing pergi berburu tikus. Nyamuk dan kutu
dapat pula menjadi pembawa penyakit ini. Selain lewat mulut, cacing juga dapat
masuk melalui kulit. Gejala umum yang timbul pada penyakit ini ialah nafsu
makan menurun, berat badan berkurang, wajah pucat, lesu, bulu rontok dan
kusam, terkadang disertai dengan tonjolan pada kelopak mata, diare dan anemia.
Gejala lain dari penyakit ini dapat terlihat pada perut kucing yang tampak buncit
dan fesestampak lunak kehitaman. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian
6. Enteritis
Penyakit ini disebabkan oleh virus, ditandai dengan sakit perut, muntah, dan
pingsan. Kucing menderita kekurangan cairan akut. Namun, meskipun sangat
haus, kucing tidak dapat minum. Infeksi ini mudah menular, maka pemeliharaan
kucing sakit harus hati-hati karena anak kucing sangat rentan terhadap ini.
7. Scabies
Merupakan penyakit kelainan kulit yang disebabkan oleh kutu kepala
notoedrescati. Gejala awal yang dialami adalah kucing menggaruk bagian kepala
dan leher secara berlebihan, yang diikuti dengan kerontokan rambut dan
kebotakan pada bagian tertentu. Kulit berwarna merah, kasar, menimbulkan luka
dan infeksi
8. Dermatitik
Penyakit ini menyebabkan bulu-bulu yang rontok secara tidak normal.
Apabila bulu-bulu yang rontok secara tidak normal ini jumlahnya banyak dan
disertai perubahan pada kulit seperti warna kulit menjadi kemerahan, adanya
21
benjolan (papula, pustula dan lain sebagainya), sisik, maupun kerak. Beberapa
penyebab penyakit dermatitik pada kucing antara lain karena alergi, tungau,
factor hormon, reaksi akibat obat tertentu, kemoterapi dan sengatan matahari
9. Ear Mites
Penyakit ini disebabkan oleh serangga kecil otodectes cynotis yang hidup di
dalam terusan telinga dan memakan permukaan kulit. Anak kucing dapat
terinfeksi oleh induknya bila masih dalam satu kandang. Gejala awal yang
dialami kucing ialah menggaruk, terutama pada bagian kepala. Kulit kucing
akan terlihat kering, berwarna cokelat gelap, dan iritasi pada bagian telinga.
2. Sequence Diagram
Diagram sequence digunakan untuk memodelkan skenario penggunaan.
Skenario penggunaan adalah barisan kejadian yang terjadi selama satu eksekusi
sistem. Cakupan skenario dapat beragam, dari mulai semua kejadian di sistem
atau hanya kejadian pada objek-objek tertentu. Skenario menjadi rekaman
historis eksekusi sistem atau gagasan eksperimen eksekusi sistem yang diusulkan
3. Activity diagram
Diagram aktivitas adalah diagram flowchart yang diperluas yang
menunjukkan aliran kendali satu aktivitas ke aktivitas lain. Kita menggunakan
diagram ini untuk memodelkan aspek dinamis sistem. Aktivitas adalah eksekusi
nonatomik yang berlangsung di state machine. Diagram aktivitas
mendeskripsikan aksi-aksi dan hasilnya. Diagram aktivitas berupa operasi-
operasi dan aktivitasaktivitas di use-case.
2 Rachman, 2019 Data yang di olah Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode forward Dapat menambah pengetahuan
disini yaitu data chaining dalam penelitian ini yaitu : tentang jenis-jenis autisme dan
gejala penyakit 1. Melakukan wawancara terhadap objek pakar gejalanya, Menambah wawasan
Autis yang terdiri 2. Analisa data yang akan dilakukan adalah autisme, para orang tua untuk
dari 27 gejala dimana autisme ini proses perkembangan anak dalam mengetahui lebih awal
penyakit autis dan 4 masa usia dibawah 10 tahun gangguan autisme pada anak-
macam jenis 3. Didapatkanlah data gejala autis sebanyak 27 gejala anak mereka sejak usia dini dan
penyakit autis. dan data penyakit autis sebanyak 4 macam jenis Memberikan Solusi dalam
penyakit autis menangani gangguan autisme
4. Megolah data gejala dan data penyakit menjadi kepada masyarakat, baik para
sebuah rule berdasarkan pakar yang nantinya akan di orang tua, guru dan pengasuh
tarik sebuah kesimpulan berupa penyakit autis yang
diderita
25
6 Susanto dkk, Data yang di Tahapan proses analisa forward chaining metode Forward Chaining ini
2020 gunakan adalah data 1. Data yang akan di olah dalam penelitian yaitu berupa lebih mudah karena melibatkan
gejala penyakit data gejala yang terdiri dari 21 gejala penyakit dan data penelusuran rule gejala yang
kambing dan data penyakit terdiri dari 8 buah data penyakit ditimbulkan oleh hewan ternak.
jenis penyakit 2. Dari data penyakit dan data gejala didapatkan tebel Mudah dipahami oleh user
kambing keputusan, merupakan relasi atau hubungan antara sehingga dapat membantu
gejala dan penyakit. Sehinga dapat di tarik sebuah masyarakat dalam mengenali
kesimpulan berupa penyakit yang diderita oleh hewan berbagai macam gejala, jenis
tersebut. penyakit dan solusi cara
menangani penyakit kambing.
27
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendahuluan
Identifikasi Masalah
Menentukan Tujuan
Mengumpulkan Data
Merancang Sistem
v
Implementasi
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
1. Idenitifikasi Masalah
Identifikasi merupakan subuah proses yang sangat penting dalam melakukan
suatu penelitian selain dari disusunnya latar belakang serta perumusan
masalah yang telah ada. Rumusan masalah ini yaitu batasan atau point apa
saja yang menjadi bahan dan landasan untuk kemudian diuraikan atau untuk
dipecahkan.
30
2. Tujuan Penelitian
Tahan ini merupakan suatu indikasi ke arah mana penelitian itu dilakukan
atau data-data serta informasi apa yang ingin dicapai dari penelitian itu.
Tahap ini memperjelas ruang lingkup dan batasan masalah.
3. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan pencarian landasan-landasan teori yang diperoleh
dari berbagai jurnal penelitian terdahulu dan juga internet untuk melengkapi
perbendaharaan konsep dan teori, sehingga memiliki landasan dan keilmuan
yang baik dan sesuai.
4. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan guna
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian. Adapun teknik pengumpulan data tersebut dilakukan dengan cara
wawancara dan studi pustaka. Wawancara dilakukan langsung kepada pakar
yang membidangi mengenai objek penelitian, yaitu drh. Delvi Suryani. Selain
itu, penulis juga melakukan studi pustaka untuk menghimpun informasi-
informasi sehingga menghasilkan informasi yang relevan
5. Analisa Data
Pada tahap ini dilakukan analisa teradap data-data yang sudah dilakukan
sebelunya. Berdasarkan literature yang ada, data-data yang didapat dari hasil
wawancara akan disusun kepada sebuah tabel penyakit dan gejala untuk
mempermudah pencarian solusi. Kemudian dilakukan pengolahan dengan
menggunakan metode forward chaining untuk mendapatkan output.
6. Perancangan Sistem
Perancangan sistem membahas tentang model yang menggunakan UML,
basis pengetahuan dan perancangan database. Membuat perancangan input
nya adalah gejala penyakit pada kucing. Perancangan output yang dihasilkan
oleh aplikasi sistem pakar ini adalah jenis-jenis penyakit pada kucing,serta
cara pengobatan dan pencegahannya
7. Uji Coba Sistem
Sistem yang telah dibangun kemudian di uji coba. Uji coba sistem yaitu suatu
proses yang dilakukan untuk menilai apakah sistem pakar diagnosa penyakit
pada kucing yang telah dibangun sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu
31
42 Data
Data yang akan di olah disini berupa data gejala dan data penyakit dari
kucing yang di dapatkan dengan proses wawancara terhadap beberapa dokter
hewan yang ada di klinik Thibbul Pet Shop & Klinik Hewan di kota Pariaman.
Selain melakukan wawancara juga terdapat data rekam medis dari beberapa
pasien yang pernah melakukan konsultasi di klinik tersebut. Berikut adalah
bentuk data penyakit dan data gejala pada kucing yang telah dikumpulkan
adalah sebagai berikut :
1 Scabies
2 Chlamydia
3 Enteritis
4 Pneumonia
5 Otitis
6 Hepatitis
7 Calici Virus
8 Abses
9 Koujungtifitif
10 Fus
11 Pyometra
12 Panleukopenia
(Sumber drh.Wisnawati Pet shop & Klinik hewan)
No Nama Gejala
1 Bulu rontok
2 Gatal – gatal
3 Kemerahan pada kulit
4 Nafsu makan Kurang
5 Bengkak mata
6 Keluar air mata (epifora)
7 Flu
8 Nafas Sesak
9 Demam
10 Muntah – muntah
11 Diare
12 Perut Kembung
13 Batuk
14 Telinga kotor dan berair
15 Berbau busuk pada telinga
16 Menggelengkan Kepala
17 Lemah
18 Lesu
19 Mukosa Menguning
20 Air Liur Berlebihan
21 Radang gusi
22 Bau mulut busuk
23 Ingus
24 Bengkak Bernanah
25 Putting merah
26 Kornea Mata Keruh
27 Luka Luar
35
No Nama Gejala
28 Kencing Berdarah
29 Susah Pipis
30 Keluar Nanah di vagina
31 Dehidrasi
32 Kurus
(Sumber drh.Wisnawati Pet shop & Klinik hewan)
Tabel 4.2 di atas dapat dilhat dimana terdapat 33 macam gejala umum pada
kucing, yaitu bulu rontok, gatal-gatal, kemerahan pada kulit, berkeropeng, kurang
nafsu makan, bengkak mata, keluar air mata, flu, nafar sesak, demam, mumtah-
muntah, diare, perut kembung, batuk, telinga kotor dan berair, berbau busuk pada
telinga, menggelengkaj kepala, lemah, lesu, mukosa menguning, air liur berlebihan,
radang gusi, bau mulut busuk, ingus, bengkak bernanah, putting susu merah, kornea
mata keruh, luka luar, kencing berdarah, susah pipis, keluar nanah di vagina,
dehudrasi dan kurus.
Dari tabel diatas dapat dilihat jenis-jenis terapi yang diberikan terhadap
penyakit-penyakit pada kucing, dimana data terapi itu di dapatkan melalui
wawancara terhadap dokter hewan yang ada pada petshop dan klinik hewan tersebut.
Berikut adalah list beberapa data History penyakit kucing yang akan
dijadikan data uji coba yang diimplementasikan dengan metode Forward Chaining
yang dapat dilihat pada Tabel 4.4 beriku
Pada tahap ini dilakukan proses pengolahan data dengan Metode Forward
Chining terhadap data gejala dan data penyakit pada kucing. Adapaun tahapan-
tahapan meenganalisa masalah dengan metode Forward Chining adalah sebagai
berikut :
Pada tahap menentukan data input ini terdapat macam – macam data jenis
penyakit yaitu terdapat sebanyak 14 macam data penyakit data 33 data gejala
penyakit dan data solusi atau terapi dari masing-masing penyakit kucing tersebut.
Selanjutnya pada tahapan ini terdapat aturan-aturan dalam menentukan jenis penyakit
pada kucing. Adapun data data yang di dapatkan adalah sebagai berikut :
Jumlah data penyakit yang akan diolah dalam sistem pakar ini yaitu terdapat
14 macam jenis penyakit kucing secara umum. Setiap jenis penyakit akan diberikan
kode masing-masing berupa huruf dan angka yang dapat dilihat pada tabel Tabel 4.5
dibawah ini :
Jumlah data gejala yang akan diolah dalam sistem pakar ini yaitu terdapat 33
macam gejala penyakit kucing secara umum. Setiap gejala penyakit akan diberikan
kode masing-masing berupa huruf dan angka yang dapat dilihat pada tabel Tabel 4.6
dibawah ini :
Pada tahapan tabel keputusan ini yaitu membangun sebuah basis pengetahuan
berdasarkan pakar , dimana tabel ini di rancang untuk memudahkan dalam membaca
data yang telah di dapat dari seorang pakar. Pada suatu tabel keputusan terdapat
hubungan atau relasi antara penyakit dan gejala penyakit, yang dapat dilihat pada
Tabel 4.7 dibawah ini :
45
4.3.6. Hasil
Setelah didapatkanya penyusunan rule, makan berikut adalah Tabel hasil dari
gejala dan penyakit dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini:
Hasil proses pelacakan dari tabel diatas dengan metode Forward Chaining
adalah jika bulu rontok (G01), Gatal -gatal (G02), Kemerahan pad kulit (G03), maka
penyakit yang sesuai adalah Scabies (P01).
Jika nafsu makan kurang (G04), Bengkak mata (G05), Keluar air mata (G06),
Flu (G07), Nafas Sesak (G08), Demam (G09), maka penyakit yang sesuai adalah
Chlamydia (P02).
Jika nafsu makan kurang (G04), Muntah –muntah (G10), Diare (G11)`, Perut
kembung (G12) maka penyakit yang cocok adalah Enteritis (PO3).
Jika Bulu rontok (G01), nafsu makan kurang (G04), sesak nafas (G09),
demam (G10), ingusan (G23), maka penyakit yang cocok adalah Pneumonia (P04).
51
Jika nafsu makan kurang (G04), demam (G09), telinga kotor dan berair
(G14), berbau busuk pada telinga (G15), maka penyakit yang sesuai adalah Otitis
(P05).
Jika nafsu makan kurang (G04), demam (G09), muntah- muntah (G10), lesu
(G18), mukosa menguning (G19), maka penyakit yang sesuai adalah Hepatitis (P06).
Jika nafsu makan kurang (G04), demam (G09), air liur nerlebihan (G20),
radang gusi (G21), bau mulut busuk (G22), ingusan (G23), maka penyakit yang
sesuai adalah Calicivirus (P07).
Jika nafsu makan kurang (G04), demam (G09), lemah (G17), bengkak
bernanah (G24), maka penyakit yang cocok adalah Abses (P08).
Jika bengkak mata (G05), keluar air mata (G06), kornea mata keruh (G26),
maka penyakit yang cocok adalah Koujungtifitif (P09).
Jika nafsu makan berkurang (G04), sesak nafas (G08), lesu (G18), kencing
berdarah (G28), susah pipis (G29), maka penyakit yang sesuai adalah Fus (P10).
Jika demam (G09), lesu (G18), keluar nanah divagina (G30), dehidrasi (G31),
maka penyakit yang sesuai adalah Pyometra (P11).
Jika demam (G09), muntah muntah (G10), diare (G11), lemah (G17), lesu
(G18), bau mulut busuk (G22), dehidrasi (G31), maka penyakit yang sesuai adalah
Panleukopenia (P12).
52
4.4. Perancangan
Pada tahap ini akan dilakukan perancangan Sistem Pakar berdasarkan rule-
rule dan data-data yang telah dikumpulkan guna menentukan penyakit kucing yang
diderita berdasarkan gejala-gejala yang ada dengan metoda Forward Chaining. Tahap
perancangan sistem ini memberikan gambaran tentang aplikasi sistem pakar yang
akan dibangun berdasarkan stuktur struktur yang telah di rancang. Pada tahapan ini
meliputi perancangan output, input dan perancangan tabel database.
1. Tabel Gejala
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan semua data tentang gejala-gejala
pada penyakit kucing. Adapun struktur tabel gejala penyakit dapat dilihat
pada tabel 4.10
57
2. Tabel Penyakit
Kegunaan tabel ini adalah untuk menyimpan semua data mengenai
semua jenis jenis penyakit kucing serta solusi dari penyakit tersebut.
Adapun tabel penyakit dapat dilihat pada Tabel 4.11 dibawah ini :
3. Tabel User
Tabel user ini berfungsi untuk menyimpan data user yang telah
melakukan registrasi atau mendaftar di web ini guna untuk melakukan
konsultasi. Adapun tabel user dapat dilihat pada Tabel 4.12 dibawah ini
58
4. Tabel Rule
Tabel ini digunakan untuk menyimpan semua data mengenai rule rule
mengenai data gejal adan data penyakit. Adapun rancangan tabel ini
adalah dapat dilihat pada Tabel 4,13 dibawah ini
5. Tabel Admin
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan semua data admin .Adapun tabel
admin dapat dilihat pada Tabel 4.14 dibawah ini
59
6. Tabel Diagnosa
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan semua data tentang hasil diagnose
dari jawaban gejala user. Adapun tabel hasil analisa dapat dilihat pada
Tabel 4.15 dibawah ini :
BAB V
5.1 Implementasi
Pada tahap implementasi ini merupakan tahapan lanjutan dari tahapan analisa
dan perancangan sistem. Tahapan ini mengimplementasikan hasil yang dianalisa dan
dirancang dari tahapan sebelumnya. Pada tahapan implementasi sistem ini
merupakan bagian dari siklus dari pengembangan sistem. Pada tahapan ini digunakan
sebuah aplikasi Sistem Pakar untuk menganalisa penyakit pada kucing berbasis Web
dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL.
Pada tahapan ini akan dilakukan pengujian sistem untuk meminjau apakah
aplikasi sistem pakar yang dibagun ini sudah dapat dijalankan sesuai dengan yang
diharapkan. Pengujian sistem ini dimualai dari tahap awal yaitu masuk ke dalam
atau tampilan awal aplikasi ini, penginputan data, pengolahan data dan hasil akhir
dari sistem yang dibangun.
Sistem Pakar menggunakan metode Forward Chaining ini terdapat beberapa
menu dan sub-sub menu serta langkah-langkah dalam pegolahan datanya, dimana
data yang diinputkan berupa data gejala, data jenis penyakit, basis pengetahuan dan
data pengobatan penyakit.
5.2.1.1 Tampilan Menu Awal Sistem Pakar
5.2.1.2
Pada form menu utama terdiri dari 2 aktor yaitu admin sebagai pengelola
aplikasi sedangkan user sebagai pengguna aplikasi. Pada menu home terdapat sub
sub menu seperti menu login, menu daftar, menu penyakit dan menu profil. Sebelum
user dapat menggunakan sistem pakar ini, user terlebih dahulu harus melakukan
registrasi pada menu pendaftaran. Hal ini berguna bagi user untuk mendapatkan
62
username dan password. Setelah user mendapatkan username dan password, user
dapat login ke sistem. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti Gambar 5.2 dibawah
ini :
Pada tampilan menu pendaftaran ini user wajib mengisi form nama,
username, email dan pasword agar user dapat login kesistem dan dapat mengunakan
sistem pakar ini. Berikut adalah tampilan menu pendaftaran user pada Gambar 5.3
63
Dapat dilihat pada gambar 5.3 diatas, user yang bernama Y sedang melakukan
pendaftaran dengan menginputkan data sesuai dengan yang ditentukan oleh admin,
nama, email, username dan password. Setelah semua data data diinputkan, user Y
lanjut pada proses daftar, maka sistem akan menampilkan pesan data telah berhasil
disimpan. Jika ingin masuk ke sistem, user Y login sebagai user dengan
menginputkan username dan password yang telah diisi saat proses registrasi
Data-data yang di inputkan oleh admin ke sistem pakar ini adalah berupada
data gejala, data penyakit dan data rule.
1. Data Gejala
Pada form input data gejala pada sistem pakar ini, admin harus mengisi kode
gejala dan nama gejala. Admin dapat menambah, mengedit dan menghapus data-
data gejala yang telah diinputkan. Pada Sistem Pakar penyakit kucing ini admin
menginputkan 32 macam data gejala penyakit pada kucing ke sistem. Berikut ini
adalah tampilan form input / tambah data gejala berserta tampilan data gejala yang
telah diinputkan pada Gambar 5.4 dan 5.5
64
2. Data Penyakit
3. Data Rule
Pada form Data rule ini admin menginputkan relasi antara gejala penyakit
dan jenis penyakit atau menginptkan rule-rule berdasarkan pakar dalam
mengidentifikasi penyakit kucing. Admin dapat mengelola seperti tambah data
rule dan hapus data, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.8 berikut
Setelah beberapa pertanyaan yang diajukan oleh sistem sudah dijawab oleh
user, maka didapatkan hasil berupa kesimpulan nama penyakit yang diderita oleh
kucing, seperti terihat pada gambar 5.11 berikut.
68
No Nama Gejala Penyakit Hasil Diagnosa Pakar Hasil Diagnosa Sistem Level Kekuatan
No Nama Gejala Penyakit Hasil Diagnosa Pakar Hasil Diagnosa Sistem Level Kekuatan
No Nama Gejala Penyakit Hasil Diagnosa Pakar Hasil Diagnosa Sistem Level Kekuatan
No Nama Gejala Penyakit Hasil Diagnosa Pakar Hasil Diagnosa Sistem Level Kekuatan
12 Dewi 1. Bengkak mata Koujungtifitif Koujungtifitif 1
2. Keluar air mata
3. kornea mata keruh
13 Depi 1. Nafsu makan berkurang Fus - 0
2. Sesak nafas
3. Lesu
4. Kencing berdarah
14 Saumiya hayati 1. Nafsu makan berkurang Abses Abses 1
2. Demam
3. Lemah
4. Bengkak bernanah
15 Sepriadi 1. Nafsu makan berkurang Calicivirus Calicivirus 1
2. Demam
3. Air liur nerlebihan
4. Radang gusi
5. Bau Mulut Busuk
6. Ingusan
73
No Nama Gejala Penyakit Hasil Diagnosa Pakar Hasil Diagnosa Sistem Level Kekuatan
No Nama Gejala Penyakit Hasil Diagnosa Pakar Hasil Diagnosa Sistem Level Kekuatan
20 Kimy 1. Nafsu makan berkurang Chlamydia Chlamydia 1
2. Bengkak Mata
3. Keluar air mata
4. Flu
5. Nafas Sesak
6. Demam
21 Krucil 1. Bulu rontok Pneumonia Pneumonia 1
2. Nafsu makan kurang
3. Sesak nafas
4. Demam
5. Ingusan
22 kukuk 1. Demam Panleukopenia Panleukopenia 1
2. Muntah – Muntah
3. Diare
4. Lemah
5. Lesu
6. Bau mulut busuk
7. Dehidrasi
23 Samsul 1. Bulu rontok Scabies Scabies 1
2. Gatal –gatal
3. Kemerahan pad kulit
75
No Nama Gejala Penyakit Hasil Diagnosa Pakar Hasil Diagnosa Sistem Level Kekuatan
24 Bobo 1. Demam Pyometra Pyometra 1
2. Lesu
3. Keluar nanh di vagina
4. Dehidrasi
25 Momo 1. Nafsu makan berkurang Calicivirus - 0
2. Demam
3. Air liur Berlebihan
4. Ingusan
26 Moza 1. Nafsu makan berkurang Otitis - 0
2. Demam
3. telinga kotor dan berair
27 Mulina 1. Muntah – muntah Enteritis - 0
2. Diare
3. Perut Kembung
28 Chiro 1. Nafsu makan berkurang Chlamydia Chlamydia 1
2. Bengkak Mata
3. Keluar air mata
4. Flu
5. Nafas Sesak
6. Demam
76
No Nama Gejala Penyakit Hasil Diagnosa Pakar Hasil Diagnosa Sistem Level Kekuatan
No Nama Gejala Penyakit Hasil Diagnosa Pakar Hasil Diagnosa Sistem Level Kekuatan
No Nama Gejala Penyakit Hasil Diagnosa Pakar Hasil Diagnosa Sistem Level Kekuatan
38 Sikuning 1. Nafsu makan berkurang Otitis Otitis 1
2. Demam
3. telinga kotor dan berair
4. berbau busuk pada
telinga
39 Hendra 1. Bulu rontok Scabies Scabies 1
2. Gatal –gatal
3. Kemerahan pad kulit
40 Muhammad Ridwan 1. Gatal – gatal Scabies - 0
2. Kemerahan pada kulit
41 Nofriandi 1. Demam Pyometra Pyometra 1
2. Lesu
3. Keluar nanh di vagina
4. Dehidrasi
79
Pada Tabel 5.1 menunjukan hasil penelitian dari 41 data uji coba kucing yang
sakit dimana terdapat 34 kucing memperoleh hasil yang valid dan 7 kucing tidak
valid, dimana pada sistem tidak ditemukan hasil dari ke 7 kucing tersebut.
∑ 𝑴𝒂𝒕𝒄𝒉
Nilai akurasi = X 100% ,
∑ 𝑻𝒑
∑
Nilai akurasi = ∑
X 100% ,
= X 100% ,
= 82,92 %
Jadi dapat disimpulkan bahwa akurasi sistem pakar yang dibangun ini
berdasarkan 41 data yang diuji coba adalah sebanyak 83 % yang menunjukkan
bahwa sistem pakar ini berfungsi cukup baik sesuai dengan diagnosa pakar. Oleh
karena itu sistem ini dapat menjadi acuan bagi pemelihara kucing untuk dapat
mengetahui penyakit dan solusi apa yang harus dilakukan jika kucing kesayanganya
dalam keadaan sakit tanpa harus berkonsultasi lansung ke dokter hewan.
80
BAB VI
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Butsiarah, & Markani. (n.d.). Sistem Pakar Diagnosa Tingkat Kecanduan Belanja.
1–10. https://doi.org/DOI:10.35585/inspir.v9i1.2479
Chazar, C., Hanum, H. N., & Kurniawan, A. (2019). Jurnal Teknik Informatika, Vol.
11, No. 1, Januari 2019 Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Pada
Kucing Menggunakan Metode Naive Bayes. 11(1), 18–24.
Dian, R., Sumijan, & Yunus, yuhandri. (2020). Sistem Pakar dalam Identifikasi
Kerusakan Gigi pada Anak dengan Menggunakan Metode Forward Chaining
dan Certainty Factor. 2, 1–4. https://doi.org/10.37034/jsisfotek.v2i3.36
Gunawan, A., Defit, S., & Sumijan. (2020). Sistem Pakar dalam Mengidentifikasi
Penyakit Kandungan Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis
Android. Sistem Pakar Dalam Mengidentifikasi Penyakit Kandungan
Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Android, 2(e-ISSN: 2686-
3154), 15–22. https://doi.org/10.37034/jsisfotek.v2i1.30
Kurniawan, A., Na’am, J., & Sumijan. (2021). Sistem Pakar Identifikasi Modalitas
Belajar Siswa Menggunakan. 1(10). https://doi.org/10.29207/resti.v3i3.1166
Primasari, C. H. (2018). Aplikasi Web Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Gizi.
May. https://doi.org/10.21460/jutei.2018.21.59
Putra, H. W., Yuhandri, & Nurcahyo, G. W. (2019). Jurnal sains dan informatika.
5(1), 7–12. https://doi.org/10.22216/jsi.v5i1.4081
Putri, R. E., Molly Morita, K., & Yusman, Y. (2020). Penerapan metode forward
chainig pada sistem pakar untuk mengetahui kepribadian seseorang.
INTECOMS: Journal of Information Technology and Computer Science, 3(1),
7. https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/INTECOM/article/view/1332
Sari, M. P., & Realize. (2019). Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Osteoporosis
pada Lansia Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Web. Jurnal
Ilmiah Informatika, 7(01), 24–30. https://doi.org/10.33884/jif.v7i01.906
Septiani, M., & Kuryanti, S. J. (2019). Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit
Saluran Pernapasan pada Anak. 2(April 2018), 23–27. https://doi.org/Prefix :
10.33395
Sukma, I., & Petrus, M. (2020). Sistem Pakar Menggunakan Metode Forward
Cahaing berbasis Web. 5(1). https://doi.org/10.51876/simtek.v5i1.73
Susanto, D., Fadlil, A., Yudhana, A., Studi, P., Teknik, M., Dahlan, U. A., Studi, P.,
Elektro, T., & Dahlan, U. A. (2020). Efektivitas Metode Forward Chaining
pada Sistem Pakar P-ISSN : 2089-676X. 9(2), 65–70.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30591/smartcomp.v9i2.1923
Syawitri, A., Defit, S., & Nurcahyo, G. W. (2018). Diagnosis Penyakit Gigi dan
Mulut Dengan Metode Forward Chaining. 16(1), 24–29
.
Viviliani, & Tanone, R. (2019). Perancangan Sistem Pakar Diagnosis Penyakit pada
Bayi dengan Metode Forward Chaining Berbasis Android. 5(April), 1–13.