You are on page 1of 47

SKRIPSI

EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU PADA


PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG CIPUTRA SCHOOL OF
BUSINESS MAKASSAR

DISUSUN OLEH :
BONA EIRENE MANGAPE
61 60505 17 0302

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS
MAKASSAR
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL TUGAS AKHIR

Judul Tugas Akhir ini diajukan sebagai bagian dari kurikulum jenjang
pendidikan Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Sipil pada Fakultas Teknik
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.

Judul Tugas Akhir : “EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU


PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG CIPUTRA
SCHOOL OF BUSINESS MAKASSAR”

Nama : BONA EIRENE MANGAPE


Stambuk : 61 60505 17 0302

Makassar, 16 Maret 2021


Telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing :
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Josefine E. Latupeirissa, M.T. Ir. Lintje T. Tangdialla’, M.T.


NIDN. 09 180 8 6103 NIDN. 09 0201 6101

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Sipil

Ir. Robert Mangontan, M.T.


NIDK. 88 7139 0019

ii
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

Tugas Akhir ini diajukan untuk dipertahankan di depan Tim Penguji Ujian
Tugas Akhir sebagai bagian dari kurikulum jenjang pendidikan Strata Satu (S1)
Program Studi Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Kristen Indonesia
Paulus Makassar.

Judul Tugas Akhir : “EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU


PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG
CIPUTRA SCHOOL OF BUSINESS MAKASSAR”

Nama : BONA EIRENE MANGAPE


Stambuk : 61 60505 17 0302

Makassar, April 2021


Telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing :
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Josefine E. Latupeirissa, M.T. Ir. Lintje T. Tangdialla’, M.T.


NIDN. 09 180 8 6103 NIDN. 09 0201 6101

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Sipil

Ir. Robert Mangontan, M.T.


NIDK. 88 7139 0019

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena kasih

setia dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU PADA PROYEK

PEMBANGUNAN GEDUNG CIPUTRA SCHOOL OF BUSINESS MAKASSAR

sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Fakultas Teknik

Sipil Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan serta rintangan yang

penulis hadapi namun pada akhirnya dapat melaluinya berkat adanya bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Musa B. Palungan, MT. Selaku Dekan Fakultas Teknik,

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

2. Bapak Ir. Robert Mangontan, MT. selaku ketua Prodi Teknik Sipil Universitas

Kristen Indonesia Paulus Makassar.

3. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Teknik Sipil yang telah memberikan

pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan

4. Bapak Herman Welem Tanje, ST, MT Selaku dosen penasehat akademik

5. Ibu Dr. Ir. Josefine E. Latupeirissa, MT selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ir.

Lintje T. Tangdialla’, MT selaku dosen pembimbing II yang telah berkenan

meluangkan waktunya serta memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap

permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.

iv
6. Kedua orang tua, Bapak Bangun Mangape dan Ibu Openi Karangan Bamba

beserta saudara saya Beryl Einstein Mangape, Bryan Mangape, dan Brio

Mangape yang selalu memberikan doa dan dukungan yang tiada hentinya

selama pembuatan skripsi.

7. Seluruh teman-teman Tower Crane 2017 yang telah banyak membantu dan

memberikan dorongan semangat serta kebersamaan yang tidak terlupakan.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan

terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang

membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca.

Makassar, Mei 2020


Penulis,

Bona Eirene Mangape

v
BONA EIRENE MANGAPE

“EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU PADA PROYEK


PEMBANGUNAN GEDUNG CIPUTRA SCHOOL OF BUSINESS
MAKASSAR”

Dibimbing oleh Josefine E. Latupeirissa dan Lintje T. Tangdialla

ABSTRAK
Dalam dunia konstruksi masih banyak ditemukan proyek-proyek pembangunan
gedung yang pelaksanaannya tidak sesuai waktu yang ditentukan dikarenakan
adanya faktor-faktor lain yang menyebabkan penyelesaian proyek tidak sesuai
waktu yang dijadwalkan. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi penerapan
manajemen waktu pada proyek konstruksi bangunan gedung Ciputra School of
Business yang mengalami keterlambatan pada beberapa sub bagian pekerjaan,
sehingga dapat mengantisipasi dan menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan
resiko keterlambatan waktu pelaksanaan proyek sehingga pelaksanaan proyek
dapat selesai tepat waktu. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi langsung
dan wawancara terhadap pelaksana proyek. Metode Analisa deskriptif digunakan
untuk mengetahui masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilaksanakan.
Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa pihak kontraktor, sudah baik dalam
menerapkan aspek-aspek manajemen waktu. Sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan tuntas. Dapat dilihat dari kemajuan progress prestasi pekerjaan yang
melampaui progress prestasi yang ditetapkan dalam time schedule, yaitu pada bulan
ketiga persentase deviasi sebesar 1.085% dan pada bulan keenam sebesar 1,324%
adapun alternatif penyelesaian yang penyelesaian yang disarankan yaitu kontraktor
perlu melakukan percepatan dengan melakukan pekerjaan secara paralel dengan
metode percepatan fast tracking agar target mingguan dan bulanan terpenuhi.

Kata Kunci : Manajemen Waktu, Faktor-faktor keterlambatan, Proyek Pembangunan Gedung


Ciputra School Of Business Makassar

vi
BONA EIRENE MANGAPE

“EVALUATION OF TIME MANAGEMENT IMPLEMENTATION IN


THE CIPUTRA SCHOOL OF BUSINESS MAKASSAR BUILDING
CONSTRUCTION PROJECT”

ABSTRACT

In the world of construction, there are still many building construction projects
whose implementation is not according to the specified time due to other factors
that cause the completion of the project not according to the scheduled time.
Therefore it is necessary to evaluate the implementation of time management in the
Ciputra School of Business building construction project which is experiencing
delays in several sub-sections of work, so as to anticipate and avoid things that can
cause the risk of delays in project implementation time so that project
implementation can be completed on time. . This research was conducted by means
of direct observation and interviews with project implementers. Descriptive
analysis method is used to find out the problems that exist at the time the research
was carried out. From the results of the analysis, it can be seen that the contractor
is good at implementing time management aspects. So that the work can be
completed completely. It can be seen from the progress of work performance
progress that exceeds the achievement progress set in the time schedule, namely in
the third month the percentage deviation is 1.085% and in the sixth month it is
1.324% as for alternative solutions which are suggested solutions, namely the
contractor needs to accelerate by doing work in parallel. with the fast tracking
acceleration method so that weekly and monthly targets are met.

Keywords: Time Management, Factors of Delay, Ciputra School Of Business Makassar


Building Construction Project

vii
DAFTAR ISI

SKRIPSI .................................................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL TUGAS AKHIR ..................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ................................................... iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT .......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
D. Batasan Masalah ....................................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5

A. Proyek Konstruksi ..................................................................................... 5


B. Industri Konstruksi.................................................................................... 5
C. Manajemen Waktu .................................................................................... 7
D. Manajemen Sumber Daya ......................................................................... 9
E. Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek................................................. 12
F. Struktur Organisasi Proyek ..................................................................... 14
G. Pengelolaan Waktu dan Jadwal .............................................................. 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 19

A. Bagan Alir Penelitian .............................................................................. 19

xi
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 20
C. Gambaran Umum Lokasi Proyek............................................................ 20
D. Pengumpulan Data .................................................................................. 21
E. Tahapan dan Prosedur Penelitian ............................................................ 21
F. Analisa Data ............................................................................................ 23
1. Metode Analisa Deskriptif ................................................................. 23
2. Metode Wawancara ............................................................................ 23

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................... 24

A. Analisis Data ........................................................................................... 24


1. Data Hasil Wawancara dan Observasi Lapangan .............................. 24
2. Analisa Pengendalian Progres Waktu Proyek Dengan Kurva S ........ 26
B. Hasil dan Pembahasan ............................................................................ 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 33

A. Kesimpulan ............................................................................................. 33
B. Saran ....................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 31

L A M P I R A N .................................................................................................. 32

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 – Organisasi Proyek Murni 16

Gambar 2. 2 – Organisasi Personel Proyek 16

Gambar 3. 1 – Bagan Alir Penelitian 19

Gambar 3. 2 – Lokasi Proyek Penelitian 20

Gambar 4. 1- Kurva S 3 Bulan Berjalan 26

Gambar 4. 2 – Kurva S 6 Bulan Berjalan 27

Gambar 4. 3 – Kurva S 9 Bulan Berjalan 28

Gambar 4. 4 – Kurva S 12 Bulan berjalan 29

xiii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia termasuk negara yang berkembang dalam dunia industri, begitu

juga dengan pembangunan diseluruh wilayah Indonesia yang semakin hari semakin

pesat. Maka pembangunan proyek konstruksi di Indonesia menjadi suatu tantangan

bagi penyedia jasa konstruksi. Akibatnya kesulitan untuk mengelola dan

menjalankan suatu proyek pembangunan gedung menjadi semakin tinggi. Apalagi

suatu proyek pembangunan gedung memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda

tergantung dengan besarnya ukuran dan biaya dari proyek tersebut. Dalam hal ini

kemampuan dalam mengelola proyek harus dituntut professional, agar kualitas

yang baik, biaya yang ekonomis dan penjadwalan yang tepat waktu sesuai dengan

perjanjian dalam kontrak.

Untuk mencapai suatu pembangunan proyek yang baik dan maksimal dari

sumber daya yang ada, maka sangat diperlukan suatu manajemen waktu yang

sedemikin rupa agar memiliki efisiensi dan efektivitas yang sempurna dalam

pengelolaan proyek. Semua itu untuk mencapai suatu hasil pembangunan yang

memenuhi kriteria waktu, serta biaya dan mutu pada suatu pengelolaan proyek.

Walaupun dalam dunia konstruksi masih banyak ditemukan proyek-proyek

pembangunan gedung yang pelaksanaannya tidak sesuai waktu yang ditentukan

dikarenakan adanya faktor-faktor lain yang menyebabkan penyelesaian proyek

tidak sesuai waktu yang dijadwalkan, maka diperlukan suatu analisa tentang
2

pelaksanaan manajemen waktu proyek pembangunan gedung pada perusahaan

kontraktor, sehingga dapat mengetahui kelemahan yang dilakukan selama ini, yang

nantinya dapat membantu memberikan masukan bagi kontaktor, untuk dapat

menjadi lebih baik lagi dalam mengendalikan manajemen waktu suatu proyek

pembangunan.

Proyek pembangunan Ciputra School of Business merupakan salah satu

proyek yang sedang dibangun dalam Kawasan Center Point of Indonesia yang

terletak di jalan Metro Tanjung Bunga Makassar. Pada proyek ini mengalami

keterlambatan waktu pelaksanaan. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa

penerapan waktu ulang untuk memberikan masukkan kepada pihak kontraktor

sehingga dapat mengantisipasi faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan

waktu pelaksanaan.

Mengacu pada hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul

EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU PADA PROYEK

PEMBANGUNAN GEDUNG UNIVERSITAS CIPUTRA SCHOOL OF

BUSINESS.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penenelitian

ini adalah bagaimana penerapan manajemen waktu pada proyek konstruksi

pembangunan Gedung Ciputra School of Business yang mengalami keterlambatan

pada beberapa sub bagian pekerjaan?


3

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah melakukan evaluasi penerapan manajemen waktu

pada proyek konstruksi bangunan gedung Ciputra School of Business yang

mengalami keterlambatan pada beberapa sub bagian pekerjaan.

D. Batasan Masalah

Dari penelitian evaluasi manajemen waktu yang direncanakan, dibatasi

lingkup penelitian hanya pada bagian pekerjaan struktur sampai pekerjaan arsitek.

E. Manfaat Penelitian

Sebagai bahan pertimbangan dan masukaan atau gambaran bagi para

kontraktor untuk mengantissipasi dan menghindari hal-hal yang dapat

menyebabkan resiko keterlambatan waktu pelaksanaan proyek sehingga

pelaksanaan proyek dapat selesai tepat waktu.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermunah penulisan tugas akhir ini, sistematika penulisan yang

digunakan dengan membagi kerangka penulisan dalam bab dan sub bab dengan

maksud agar lebih jelas dan mudah dimengerti, dimana masing-masing berisi :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan penulisan, manfaat

penilisan dan sistematika penulisan.


4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Untuk bab ini berisi semua dasar teori yang mendasari masalah

yang diteliti.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Meliputi bagan alir perencanaan dan penjelasan bagan alir secara

keseluruhan dari tugas akhir ini

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil dari penelitian yang dianalisis

dan pembahasannya

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang diambil dari hasil

analisis dan pembahasan yang dilakukan kemudian memberikan

saran.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Proyek Konstruksi

Proyek merupakan gabungan dari sumber-sumber daya seperti manusia,

material, peralatan, dan modal/biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi

sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan (Husen, 2011). Proyek adalah

sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir

serta hasil tertentu. Proyek biasanya bersifat lintas fungsi organisasi sehingga

membutuhkan bermacam keahlian (skills) dari berbagai profesi dan organisasi (PT.

PP, 2003).

Dari pengertian di atas terlihat bahwa ciri pokok proyek adalah sebagai

berikut :

1. Memiliki tujuan dan sasaran berupa suatu produk akhir.

2. Proyek memiliki sifat sementara, yaitu telah jelas titik awal mulai dan

selesai.

3. Biaya, waktu, dan mutu dalam pencapaian tujuan dan sasaran tersebut telah

ditentukan.

4. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung

menyebabkan proyek memiliki sifat nonrepetitive, atau tidak berulang.

B. Industri Konstruksi

Pada masa sekarang ini, industri konstruksi merupakan suatu gedung

perkantoran, pusat perbelanjaan, apantemen/rumah susun, industri ekonomi


6

nasional yang berhubungan dengan persiapan dan sekolah. Konstruksi gedung

biasanya direncanakan oleh Iahan dan pembangunan, percepatan, dan perbaikan

bangunan, arsitek dan insinyur sipil, sementara material yang dibutuhkan struktur,

dan properti lain. Atas dasar itu, industri konstruksi lebih ditekankan pada aspek-

aspek arsitektural. merupakan salah satu industri yang paling berkembang di

seluruh dunia. Pertumbuhan industri konstruksi sejalan dengan pertumbuhan di

suatu negara (Widiasanti & Lenggogeni, 2013). Sektor-sektor berbeda dari industri

konstruksi menunjukkan pola pertumbuhan yang berbeda di seluruh dunia, seperti:

1. Indusri konstruksi menyumbangkan nilai yang sangat besar pada

pendapatan per kapita dunia, yaitu sekitar 1/10 dari GDP dunia;

2. Industri konstruksi merupakan industri yang sangat potensial dalam

penyerapan tenaga kerja yang lebih besar, yaitu sekitar 7% dari seluruh

tenaga kerja dunia.

3. Industri konstruksi menyerap 2/5 dari total penyerapan energi di seluruh

dunia yang membuat industri ini menjadi sektor terbesar dalam penyerapan

energi.

1. Kontruksi Gedung

Konstruksi Gedung adalah bangunan yang digunakan sebagai fasilitas

umum, misalnya bangunan international, Pendidikan, industry ringan (seperti

Gudang), bangunan komersial, social, dan tempat rekreasi. Jenis bangunan

pada konstruksi ini, misalnya gedung perkantoran, pusat perbelanjaan,

apartemen/rumah susun, dan sekolah. Konstruksi gedung biasanya


7

direncanakan oleh arsitek dan insinyur sipil, sementara material yang

dibutuhkan lebih ditekankan pada aspek-aspek arsitektural.

2. Konstruksi Teknik

Konstruksi pada kategori ini melibatkan struktur yang direncanakan dan

didesain secara khusus oleh ahli dan dibuat untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat yang berbuhubungan dengan infrastruktur. Jenis konstruksi ini

dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu konstruksi jalan dan konstruksi berat.

3. Konstruksi Industri

Konstruksi ini biasanya melibatkan proyek-proyek Teknik tingkat tinggi

dalam manufaktur dan proses produksi. Dalam beberapa kasus, kontraktor dan

arsitek menjadi berada pada satu perusahaan untuk mendesain dan

melaksanakan pembangunan pabrik bagi pemilik/klien.

C. Manajemen Waktu

Standar kinerja waktu ditentukan dengan merujuk seluruh tahapan kegiatan

proyek beserta durasi dan penggunaan sumber daya (Husen, 2011). Dari semua

informasi dan data yang telah diperoleh, dilakukan proses penjadwalan sehingga

akan ada output berupa format-format laporan lengkap mengenai indikator progress

waktu, sebagai berikut:

1. Barchat, diagram batang yang secara sederhana dapat menunjukkan

informasi rencana jadwal proyek beserta durasinya, lalu dibandingkan

dengan progres aktual sehingga diketahui apakah proyek terlambat atau

tidak.
8

2. Network Planning, sebagai;'aringan kerja berbagai kegiatan dapat

menunjukkan kegiatan-kegiatan kritis yang membutuhkan pengawasan

ketat agar pelaksanaannya tidak keterlambatan. Format Network Planning

juga digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang longgar waktu

penyelesaiannya berdasarkan total lloat-nya, sehingga kesemua itu dapat

digunakan untuk memperbaiki jadwal dan agar alokasi sumber dayanya

menjadi lebih efektif dan efisien.

3. Kurva S, yang berguna dalam pengendalian kinerja waktu. Hal ini

ditunjukkan dari bobot penyelesaian kumulatif masing-masing kegiatan

dibandingkan dengan keadaan aktual, sehingga apakah proyek terlambar

arau tidak dapat dikontrol dengan memberikan baselinePada Periode

tertentu.

4. Kurva Earned Value yang dapat menyatakan Progres waktu berdasarkan

baseline yang telah ditentukan untuk periode tertentu sesuai dengan

kemajuan aktual proyek. Bila ada indikasi waktu terlambat dari yang

direncanakan, maka hal itu dapat dikoreksi dengan menjadwal ulang proyek

dan meramalkan seberapa lama durasi yang diperlukan untuk penyelesaian

proyek karena penyimPangan tersebut, serta dengan menambah jumlah

tenaga kerja waktu bergantian.

Hasil pemantauan laporan pada format-format di atas perlu dievaluasi dan

dikoreksi, caranya dengan memperbarui data dan informasi agar kinerja waktu

tercapai sesuai rencana.


9

Masalah-masalah yang timbul yang dapat menghambat kinerja waktu adalah

sebagai berikut:

1. Alokasi penempatan sumber daya tidak efektif dan efisien karena

penyebarannya fluktuatif dan ketersediaan sumber dayanya tidak

mencukupi. Untuk mengatasinya, dilakukan pemerataaan jumlah sumber

daya dan penjadwalan ulang serta merelokasi sumber daya agar lebih efektif

dan efisien.

2. Terjadi keterlambatan proyek yang disebabkan oleh jumlah tenaga kerja

yang terbatas, peralatan tidak mencukupi, kondisi cuaca buruk, metode

kerja yang salah. Untuk mengatasinya, dilakukan durationcost trade off

yaitu menambah tenaga kerja dan peralatan, dengan konsekuensi biaya

meningkat namun sebagai gantinya akan mempercepat durasi proyek.

3. Kondisi alam yang di luar perkiraan dapat memengaruhi dan menunda

jadwal rencana, sehingga antisipasi keadaan tersebut perlu dilakukan.

D. Manajemen Sumber Daya

Pengelolaan proyek yang cukup besar, masalah sumber daya merupakan objek

sekaligus subyek. Karena itu pengambilan keputusan mengenai kuantitas dan

kualitasnya harus diperhatikan dengan cermat. Macam-macam sumber daya itu

adalah tenaga keria/manusia, peralatan, material serta modal (Husen, 2011).

Perencanaan sumber daya yang matang dan cermat sesuai kebutuhan logis

proyek akan membanru pencapaian sasaran dan tujuan proyek secara maksimal,

dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi. Keburuhan sumber daya pada

tiap-tiap proyek tidak selalu sama, bergantung pada skala, lokasi serta tingkat
10

keunikan masing-masing proyek. Namun demikian, perencanaan sumber daya

dapat dihitung dengan pendekatan matematis yang memberikan hasil optimal

dibandingkan hanya dengan perkiraan pengalaman, yang tingkat efektivitas dan

efisiensinya rendah (Husen, 2011).

Perencanaan yang akurat akan memberikan informasi-informasi penting dalam

pengelolaan proyek sehingga kualitas sumber daya, jumlah serta biaya yang harus

dikeluarkan dapat diidentifikasi dan diukur besarannya dengan konsekuensi-

konsekuensi logis yang berlaku dalam proyek. Perencanaan sumber daya dengan

metode yang benar dan evaluasi yang kontinu akan memberikan tingkat efektivitas

dan efisiensi tinggi, sehingga hasil yang dicapai memuaskan pemilik proyek serta

stakeholder proyek (Husen, 2011).

Dalam menentukan alokasi sumber daya unruk proyek, beberapa aspek yang

perlu diperhatikan dan dipertimbangkan adalah sebagai berikut:

1. Jumlah sumber daya yang tersedia sesuai kebutuhan proyek.

2. Kondisi keuangan membayar sumber daya yang akan digunakan.

3. Produktivitas sumber daya.

4. Kemampuan dan kapasitas sumber daya yang akan digunakan.

5. Efektifitas dan efisiensi sumber daya yang akan digunakan.

Manajemen sumber daya diklasifikasikan menjadi 4 bagian menurut

kegunaannya masing-masing yaitu :

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang ada pada suatu proyek dapat dikategorikan

sebagai tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Pembagian kategori
11

Ini dimaksudkan agar efisiensi perusahaan dalam mengelola sumber daya

dapat maksimal dengan beban ekonomis yang memadai. Tenaga

kerja/karyawan yang berstatus tetap biasanya dikelola perusahaan dengan

pembayaran gaji tetap setiap bulannya dan diberi beberapa fasilitas lain

dalam rangka memelihara produktivitas kerja karyawan serta rasa

kebersamaan dan rasa memiliki perusahaan.

2. Manajemen Sumber Daya Peralatan

Dalam penentuan alokasi sumber daya peralatan yang akan digunakan

dalam suatu proyek, kondisi kerja serta kondisi peralatan perlu diidentifikasi

dahulu. Tujuannya agar tingkat kebutuhan pemakaian dapat direncanakan

secara efektif dan efisien, Beberapa yang perlu diidentifikasi adalah :

a. Medan Kerja

b. Cuaca

c. Mobilisasi Peralatan ke Lokasi proyek

d. Komunikasi yang memadai antar-operator peralatan

e. Fungsi peralatan

f. Kondisi peralatan harus laik pakai

3. Manajemen Sumber Daya Material

Hampir sama halnya dengan pengelolaan peralatan, material harus dikelola

dengan sebaik-baiknya agar kebutuhannya mencukupi pada waktu dan

tempat yang diinginkan.Untuk proyek manufaktur, kerepatan waktu

ataupun kesesuaian jumlah yang diinginkan sangat memengaruhi jadwal

lainnya. Oleh karena iru, dikenal pula istilah /ust in Time di mana
12

Pemesanan, Pengiriman serta ketersediaan material saat di lokasi sesuai

dengan jadwal yang direncanakan. Pada proyek konstruksi, istilah ini

mungkin lebih tePat digunakan pada pekerjaan beton di mana pengiriman

material dari batching plant ke proyek sering menemui kendala waktu. Mutu

material jug" menurun dikarenakan kemaceran lalu lintas di sepanjang jalan

menuju proyek. Kebutuhan marerial biasanya disediakan oleh pemasok

yang hubungan kontraknya berlangsung dengan kontraktor pelaksana dan

telah diserujui oleh pemilik proyek melalui wakilnya. untuk pekerjaan-

pekerjaan khusus yang membutuhkan kemampuan teknis dan spesifikasi

material yang khusus, biasanya kontraktor pelaksana menyerahkan

pekerjaan kepada subkontraktor yang spesialis dalam menangani pekerjaan

khusus tersebut.

4. Manajemen Sumber Daya Modal/Keuangan

Keuangan proyek perlu dikelola dengan hati-hati agar pada akhir proyek,

proyeksi keuntungan yang telah direncanakan dapat dicapai sesuai dengan

yang diharapkan. Aliran kas masuk dan kas keluar harus terlapor dengan

benar dan teliti sehingga setiap laporan berkalanya dapat memberikan

informasi yang akurat dan dapat diaudit dengan tingkat kewajaran yang

baik, serta bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berikutnya.

E. Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek

Penyebab-penyebab keterlambatan dalam suatu proyek dapat dibagi menjadi

3 bagian, yaitu:
13

1. Excusable Non Compensable Delays, penyebab keterlambatan yang paling

sering mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek pada keterlambatan tipe ini

adalah:

a. Act of God, seperti gangguan pada alarm antara lain gempa bumi, banjir,

kebakaran, badai, ataupun letusan gunung.

b. Force majeure, termasuk didalamnya adalah penyebab Act of God,

kemudian perang, huru hara, demonstrasi, dan mogok kerja.

c. Cuaca menjadi tidak bersahabat dan melebihi kondisi normal maka hal ini

menjadi sebuah faktor penyebab keterlambatan yang dapat dimaafkan

(execusing delay).

2. Excusable Compensable Delays, keterlambatan ini disebabkan oleh owner

client, kontraktor berhak atas perpanjangan waktu dan claim atas keterlambatan

tersebut. Penyebab keterlambatan yang termasuk dalam excusable compensable

delay adalah :

a. Terlambatnya penyerahan secara total lokasi proyek.

b. Terlambatnya pembayaran kepada pihak kontraktor.

c. Kesalahan pada gambar dan spesifikasi.

d. Terlambatnya pendetailan pekerjaan.

e. Terlambatnya persetujuan atas gambar-gambar fabrikasi.

3. Non-excusable delays, keterlambatan ini merupakan sepenuhnya tanggung

jawab dari kontraktor, karena kontraktor memperpanjang waktu pelaksanaan

proyek sehingga melewati tanggal penyelesaian yang telah disepakati, yang

sebenarnya penyebab keterlambatan diramalkan dan dihindari oleh kontraktor.


14

Dengan demikian pihak owner client dapat meminta monetary damages untuk

keterlambatan tersebut. Penyebabnya adalah:

a. Kesalahan dalam mengkoordinasikan pekerjaan, bahan serta peralatan.

b. Kesalahan dalam pengelolaan keuangan proyek.

c. Keterlambatan dalam memperkerjakan personil yang kurang cakap.

d. Keterlambatan dalam penyerahan shop drawing/gambar kerja.

F. Struktur Organisasi Proyek

Organisasi proyek biasanya adalah bagian dari organisasi yang lebih besar

seperti pemerintah, institusi, badan atau lembaga atau dapat juga dengan skala lebih

kecil sepefti perusahaan, lembaga pendidikan, Lembaga kesehatan, lembaga

penelitian, kumpulan dari kelompok kepentingan, dan lainnya. Pengelolaan proyek

membutuhkan suatu organisasi yang kuat dengan program, visi dan misi dan tujuan

yang jelas, sehingga kegiatan dilakukan dengan batasan dan standar yang telah

disepakati dan dilaksanakan dengan maksimal oleh personel penanggung jawab

masing-masing kegiatan (Husen, 2011).

Organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian tuiuan dengan

mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan

modal secara efektif dan efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai

kebutuhan proyek (Husen, 2011).

Agar tujuan organisasi dapat dicapai, dilakukan proses sebagai berikut :

1. Indentifikasi dan pembagian kegiatan

2. Pengelompokan penanggung jawab kegiatan

3. Penentuan wewenang dan tanggung jawab.


15

4. Menyusun mekanisme pengendalian.

Beberapa macam susunan organisasi proyek dapat di jelaskan seperti di

bawah ini :

1. Organisasi Proyek Fungsional : Struktur organisasi jenis ini dikelompokkan

menurut fungsinya, memiliki struktur dengan konsep otoritas dan hierarki

vertikal. Tanggung jawab organisasi proyek biasanya dirangkap dengan

tugas sehari-hari pada organisasi fungsional perusahaan, karena itulah

unruk proyek yang besar dapat mengganggu kegiatan keseluruhan, bila

organisasi fungsional digunakan

2. organisasi Proyek Murni: struktur organisasi proyek jenis ini merupakan

bagian tersendiri dari organisasi fungsional perusahaan, dimana manajer

mempunyai otoritas penuh terhadap proyek. Dengan status ini, tim proyek

memiliki komitmen dan wewenang mandiri, namun tetap dalam koordinasi

perusahaan.

3. organisasi Proyek Matriks: struktur organisasi proyek ini biasanya

gabungan dari organisasi proyek murni dan, fungsional, memanfaatkan ahli

dari berbagai disiprin ilmu yang terlibat dalam organisasi fungsional sebagai

bagian dari proyek, tetapi tidak mengganggu proses pelaksanaan proyek

serta organisasi fungsional perusahaan.

Dari Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa organisasi proyek dengan perusahaan

dipisahkan oleh ororiras yang iiberikan kepada organisasi proyek, tetapi organisasi

proyek tetap berkoordinasi dengan organisasi perusahaan.


16

Gambar 2. 1 – Organisasi Proyek Murni


Kendali di dalam proyek membutuhkan organisasi sendiri dalam rangka

mengelola tujuan, sasaran, dengan data, informasi serta sumber daya yang ada dan

terbatas. Hal ini ditunjukkan dengan struktur organisasi personel proyek dengan

skala cukup besar seperti di bawah ini.

Gambar 2. 2 – Organisasi Personel Proyek


17

Organisasi personel proyek di atas menunjukkan hierarki tanggung jawab

dan wewenang tugas dari masing-masing personel yang diarahkan dan dikendalikan

oleh 3 pucuk pimpinan, yaitu Manajer Proyek, Deputi Manajer Proyek, dan Site

Manager dengan tugas yang telah ditentukan.

Otoritas proyek sepenuhnya berada pada Manajer Proyek, menjadi jembatan antara

Organisasi proyek dengan perusahaan serta pemilik proyek arau organisasi yang

mewakilinya untuk melakukan koordinasi dan komunikasi dengan maksud agar

tujuan dan sasaran proyek tercapai dengan efektif dan efisien. Sedangkan otoritas

di lapangan biasanya ditugaskan kepada site manager dan site engineer, ditugaskan

untuk hal-hal yang berhubungan dengan masalah teknis.

G. Pengelolaan Waktu dan Jadwal

Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan, yang

dapat memberikan informasi tenttang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam

hal kinerja sumber daya berupa biaya (Husen, 2011). Tenaga kerja, peralatan, dan

material serta rencana durasi proyek dan progress waktu untuk penyelesaian

proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan

antarkegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini dimaksudkan untuk

membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan adalah pengalokasian waktu

yang tersedia untuk melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka

menyelesaikan suatu proyek sehingga tercapai hasil optimal dan

mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada.

Secara umum penjadwalan mempunyai beberapa manfaat-manfaat sebagai

berikut :
18

1. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan/kegiatan mengenai batas-

batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas.

2. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan

realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu.

3. Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.

4. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan

proyek dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan.

5. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.

6. Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek.

Kompleksitas penjadwalan proyek sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor

berikut:

1. Sasaran dan tujuan proyek

2. Keterkaitan dengan proyek lain agar terintegrasi dengan master schedule

3. Dana yang diperlukan dan dana yang tersedia

4. Waktu yang diperlukan, waktu yang tersedia, serta perkiraan waktu yang

hilang dan hari-hari libur

5. Susunan dan jumlah kegiatan proyek serta kerkaiatan diantaranya

6. Kerja lembur dan pembagian shift kerja untuk mempercepat proyek

7. Sumber daya yang diperlukan dan sumber daya yang tersedia

8. Keahlian tenaga kerja dan kecepatan mengerjakan tugas.


19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Bagan Alir Penelitian

Tahapan-tahapan dalam menyusun tugas akhir ini dapat dilihat dalam bagan

alir berikut ini :

Gambar 3. 1 – Bagan Alir Penelitian


20

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Gedung Ciputra School

of Business dalam kawasan Center Point of Indonesia yang lokasinya berada di

kota Makassar, adapun waktu penelitian di laksanakan mulai dari tanggal 1 April

2021 sampai tanggal 24 April 2021.

Peta lokasi pembangunan gedung Universitas Ciputra School of Business

yang dilakukan penelitian dapat dilihat pada (Gambar 3.2).

Gambar 3. 2 – Lokasi Proyek Penelitian

C. Gambaran Umum Lokasi Proyek

1. Nama Proyek : Ciputra School Of Business

2. Lokasi Proyek : Jl. Sunset Boulevard, Kota Makassar

3. Nilai Kontrak : Rp. 54.500.000.000,-

4. Waktu Pelaksanaan : 365 Hari

5. Pemberi Tugas : Yayasan Ciputa Pendidikan


21

6. Lingkup Pekerjaan : Struktur, Arsitektur & Plumbing

7. Tingkatan Lantai Basement : Semi Basement (1 Lantai)

8. Tingkatan Lantai Tower : Lantai 1 – Lantai 8 / Dak Atap & LMR (8

Lantai + Atap)

9. Total Luas Bangunan : ± 11.317 m²

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dikumpulkan sesuai jenisnya yaitu data primer dan data

skunder, adapun untuk data primer pengumpulan data yang vdilakukan berdasakan

hasil wawancara dan obeservasi lapangan. Sedangkan untuk pengumpulan data

sekunder berupa data-data proyek seperti kurva S dan data penunjang lainnya yang

dibutuhkan.

E. Tahapan dan Prosedur Penelitian

Penelitian harus dilakukan secara sistematis dan dengan urutan yang jelas dan

teratur, sehingga dapat diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena

itu, pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini perlu dilakukan studi literatur untuk memperdalam ilmu

pemahaman dan teori mengenai topik penelitian. Kemudian menentukan

rumusan masalah sampai dengan pengolahan data.

2. Tahap Pengumpulan Data

Jenis data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder.

Data primer merupakan data yang berasal dari hasil wawancara dengan

kontraktor (penyedia jasa konstruksi) dan hasil observasi di lapangan. Daftar


22

pertanyaan untuk wawancara mengenai Schedule, Monitoring, Analysis,

Corection Aaction dan Update Schedule.

Teks wawancara bisa dilihat pada lampiran

Data sekunder adalah data yang diperlukan yaitu berasal dari instasi yang

terkait seperti konsultan, kontraktor, dan lain-lain Dalam tahap data yang

diperlukan yaitu data proyek untuk pembuatan laporan yakni Time Schedule

berupa Kurva-S. Data cumulative progress (kurva-S), meliputi:

1. Jenis kegiatan pekerjaan

2. Durasi waktu pekerjaan

3. Presentase kegiatan

3. Tahap Analisa Penerapan Manajemen Waktu Proyek

Dalam tahap ini setelah diperoleh seluruh data yang dibutuhkan untuk

melakukan penelitian, data yang diperoleh harus dikaji kemudian melakukan

analisa time schedule dengan menyatukan sub item pekerjaan kedalam item

pekerjaan sesuai dengan klasifikasi pekerjaan pada time schedule yang ada.

Hasilnya berupa uraian jumlah waktu pekerjaan struktur, gambar diagram

balok, penerapan manajemen waktu, faktor-faktor yang menjadi kendala dan

solusinya dalam menerapkan manajemen waktu.

Tahapan analisa penerapan manajemen waktu sebagai berikut:

a. Menkaji kurva-S dengan melihat perbandingan antara realisasi kemajuan

fisik pekerjaan dengan time schedule rencana. Besaran deviasi yang

terlihat pada time schedule dapat menjadi acuan, apakah suatu pekerjaan

mengalami kemajuan fisik atau justru mengalami kemunduran.


23

b. Adapun jika terjadi keterlambatan maka diuraikan faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya keterlambatan.

F. Analisa Data

1. Metode Analisa Deskriptif

Jenis Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis

deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran

terhadap proyek Ciputra School Of Business yang diteliti melalui data yang

telah dikumpulkan sebagaimana adanya. Penelitian analisa deskriptif dapat

didefenisikan dengan mengambil masalah-masalah yang ada pada saat

penelitian sedang dilaksanakan, hasil penelitian kemudian dianalisis untuk

menarik kesimpulan.

2. Metode Wawancara

Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi, metode

wawancara dilakukan melalui komunikasi secara lisan (tanya jawab) terhadap

narasumber.

Kegiatan wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk menggali,

memperoleh data atau informasi untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

menyebabkan keterlambatan pekerjaan pada proyek prmbangunan Ciputra

School Of Business.
24

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Data Hasil Wawancara dan Observasi Lapangan

Wawancara dilakukan pada tanggal 17 April 2021 dengan Chief Engineer

PT. X pada proyek pembangunan gedung Ciputra School Of Bussines.

Sedangkan observasi lapangan dilakukan Ketika proyek masih dalam tahap

pembangunan, hasil dari wawancara dan observasi lapangan diperoleh sebagai

berikut :

a. Penjadwalan Proyek (Schedule)

Dalam menentukan penjadwalan proyek, PT. X memperhatikan beberapa

faktor, antara lain :

1) Sumber Daya (alat, tenaga kerja, biaya)

2) Kontrak

Dalam penerapan manajemen waktu, pada dasarnya baik dan tidak terlalu

menyimpang. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah kemampuan pada

para pekerjanya dan ketersediaan material, apakah pekerjaanya bekerja

memiliki keterampilan yang baik sehingga bekerja sesuai dengan kapasitas

harian yang direncanakan, juga ketersediaan material apakah material yang

dipesan stoknya masih ada atau material yang dipesan datang sesuai dengan

jadwal. Perlu juga diperhatikan adalah urutan pekerjaan pada Site, sebab ada

beberapa jenis pekerjaan yang dapat dilaksanakan secara paralel atau


25

bersamaan, dan pastinya pekerjaan tidak menumpuk dan dapat mengehemat

waktu pelaksanaan proyek.

b. Monitoring

Monitoring yang dilakukan oleh PT. X dilakukan setiap hari setalah proyek

mulai berjalan. Aspek yang diamati dalam monitoring meliputi mutu setiap

item pekerjaan, dan target waktu yang ditetapkan sesuai dengan jadwal yang

direncanakan, kemudian hasil monitoring yang diperoleh setiap harinya

dicatat menjadi sebuah laporan mingguan dan bulanan berupa kemajuan fisik

proyek sebagai bahan untuk dilakukan evaluasi.

c. Analisis terhadap pelaksanaan manajemen waktu

Selama proses pembagunan PT. X melakukan monitoring rutin, apabila ada

target harian yang tidak tercapai harus dievaluasi, dan membuat percepatan

agar target mingguan terpenuhi.

d. Corrective Action

Hambatan yang ditemui selama proses pembangunan yang mengakibatkan

terlambatnya pekerjaan adalah akibat cuaca buruk, keterlambatan material

yang didatangkan dari pulau jawa sehingga pihak PT. X melakukan

Corective Action dengan merencanakan ulang penjadwalan pekerjaan untuk

malakukan percepatan waktu pekerjaan. Hanya saja ada beberapa item yang

harus menunggu kepastian spesifikasi dari pihak Owner. Beberapa item

pekerjaan tersebut berupa bahan plafond, keramik, cubicle toilet, sanitairy,

pintu kayu, aluminium fasad, bata ringan. Dari seluruh item tersebut, yang
26

paling berpengaruh terhadap keterlambatan proyek ialah pintu aluminium,

aluminium fasad, pintu kayu sehingga pekerjaan untuk sementara ditunda

e. Update Schedule

Dikarenakan ketersediaan bahan baku item tertentu menyebabkan waktu

pelaksanaan menjadi lebih lama maka diperlukan update schedule.

2. Analisa Pengendalian Progres Waktu Proyek Dengan Kurva S

a. Analisa Pengendalian Progres Waktu 3 Bulan Tahap Pertama


Kurva S - Tiga Bulan Pertama
April Mei Juni
No. Uraian Pekerjaan Bobot (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Preliminary 14,984 0,0749 0,1498 0,1498 0,1498 0,1498 0,1498 0,2997 0,2997 0,2997 0,2997 0,2997
12
0,1469 0,2572 0,6432 0,7759 0,5008 0,4137 0,5359 0,2424 0,4461 0,2616 0,5121 1,1826 1,2338
2 Pekerjaan Struktur Bawah
10
Pekerjaan Tanah 0,498 0,0498 0,1494 0,1992 0,0996
0,0349 0,1137 0,1132 0,0593 0,0047 0,008 0,0006 0,0188 0,0188 0,086 0,0179 0,0053
8
Pekerjaan Struktur Bawah 4,318 0,4318 0,6476 0,8635 1,0794 1,2953
0,0000 0,0073 0,1049 0,2786 0,545 0,5232 0,3598 0,4688 0,019 1,1983 0,4127 6

Kumulatif Rencana (%)


3 Pekerjaan Struktur Atas 4
Kumulatif Realisasi (%)
Lantai Basement 1 1,798 0,3596 0,3596 0,3596 0,7191
0,0142 0,0064 0,2192 0,3078 0,6763 2
Lantai 1 3,442 1,0326 1,0326 0,6884
0
Rencana (%) 0,125 0,299 0,781 0,897 1,373 1,589 1,955 0,000 0,000 1,019 1,332 1,332 0,988
Realisasi (%) 0,147 0,292 0,757 0,896 0,665 0,697 1,089 0,766 0,839 0,756 0,836 2,707 2,328
Kumulatif Rencana (%) 0 0,125 0,424 1,205 2,102 3,475 5,063 7,018 7,018 7,018 8,037 9,369 10,701 11,690
Kumulatif Realisasi (%) 0 0,147 0,439 1,196 2,092 2,757 3,454 4,543 5,309 6,148 6,904 7,740 10,447 12,775

Keterangan :
= Libur Lebaran

Gambar 4. 1- Kurva S 3 Bulan Berjalan


Keterangan :

Hasil data aktual lapangan didapat bobot prestasi tiap minggunya,

seperti terlihat pada gambar 4.1 di atas, dimana baseline diambil pertiga

bulan dari minggu ke-1 hingga minggu ke-13 adalah: 0,147%; 0,292%;

0,757%; 0,896%; 0,665%; 1,089%; 0,766%; 0,839%; 0,756%; 0,836%;

2,707%; 2,328% yang kesemuanya dikumulatifkan selama 3 bulan ini


27

menjadi 12,775% sedangkan kumulatif rencana selama tiga bulan 11,690%.

Sehingga diperoleh besaran deviasi yang terjadi ialah sebesar 1.085%.

b. Analisa Pengendalian Progres Waktu 3 Bulan Tahap kedua

Gambar 4. 2 – Kurva S 6 Bulan Berjalan


Keterangan :

Hasil data aktual lapangan didapat bobot prestasi tiap minggunya,

seperti terlihat pada gambar 4.2 di atas, dimana baseline diambil pertiga

bulan dari minggu ke-14 hingga minggu ke-27 adalah: 3,031%; 1,406%;

1,908%; 1,986%; 1,699%; 1,295%; 2,443%; 2,409%; 2,301%; 0,265%;


28

3,338%; 2,561%; 3,432%; 1,324% yang kesemuanya dikumulatifkan

selama 6 bulan ini menjadi 42,174% sedangkan kumulatif rencana selama

6 bulan 40,850%. Sehingga diperoleh besaran deviasi yang terjadi ialah

sebesar 1.324%.

c. Analisa Pengendalian Progres Waktu 3 Bulan Tahap ketiga

Gambar 4. 3 – Kurva S 9 Bulan Berjalan


Keterangan :
29

Hasil data aktual lapangan didapat bobot prestasi tiap minggunya,

seperti terlihat pada gambar 4.3 di atas, dimana baseline diambil pertiga

bulan dari minggu ke-28 hingga minggu ke-40 adalah: 6,438%; 1,045%;

0,836%; 0,753%; 0,473%; 0,998%; 1,107%; 2,646%; 2,283%; 4,899%;

6,689%; 7,377%; 1,778% yang kesemuanya dikumulatifkan selama 9 bulan

ini menjadi 79,495% sedangkan kumulatif rencana selama 9 bulan 88,466%.

Sehingga diperoleh besaran deviasi yang terjadi ialah sebesar -8,971%.

d. Analisa Pengendalian Progres Waktu 3 bulan Tahap Keempat

Gambar 4. 4 – Kurva S 12 Bulan berjalan


Keterangan :
30

Hasil data aktual lapangan didapat bobot prestasi tiap minggunya,

seperti terlihat pada gambar 4.3 di atas, dimana baseline diambil pertiga

bulan dari minggu ke-41 hingga minggu ke-51 adalah: 1,610%; 0,432%;

0,589%; 0,380%; 2,991%; 3,537%; 2,217%; 0,883%; 1,033%; 0,333%;

0,771%; yang kesemuanya dikumulatifkan selama 12 bulan ini menjadi

94,269% sedangkan kumulatif rencana selama 12 bulan 99,904%. Sehingga

diperoleh besaran deviasi yang terjadi ialah sebesar -5,639%.

B. Hasil dan Pembahasan

Setelah dilakukannya analisa dari data-data yang telah diperoleh maka didapat

suatu hasil yaitu sebagai berikut :

1. Pembahasan Hasil Wawancara dan Observasi Lapangan

Dari hasil analisa di atas PT. X menggunakan Kurva- S sebagai time

schedule dalam menjalankan pelaksanaan pembangunan gedung tersebut.

Dimana Langkah-langkah dan keputusan yang telah dilakukan oleh PT. X

untuk mengatasi keterlambatan waktu dengan selalu melakukan monitoring

dan melakukan identifikasi terlebih dahulu kemudian melakukan percepatan

waktu pada setiap masing-masing pekerjaan telah dilakukan dengan tepat.

Serta selalu memperhatikan tolak ukur yaitu sumber daya (alat, manusia, dan

material), dan kontrak dalam melakukan perencanaan penjadwalan waktu

pekerjaa konstruksi.

Hambatan yang dihadapi dalam menerapkan manajemen waktu proyek

antara lain Kekurangan bahan konstruksi, perubahan material dan

spesifikasinya, kelangkaan karena bahan khusus, kekurangan tenaga kerja,


31

pengaruh cuaca, pengaruh keuangan nasional, keterlambatan owner dalam

mengambil keputusan, kerusakan peralatan. Solusi yang dijalankan oleh pihak

kontraktor terhadap hambatan yang ditemui adalah melakukan perubahan

jadwal, menambah tenaga kerja, melakukan koordinasi terhadap semua pihak

untuk mencegah terjadinya missed communication.

2. Pembahasan Analisa Pengendalian Progres Waktu Proyek Dengan Kurva-S

Kondisi Kurva S pada 3 bulan pertama menunjukkan bahwa progress

proyek mengalami keterlambatan dari minggu ke-2 sampai pada minggu ke-

11. Setelah memasuki minggu ke-12 sampai minggu ke-13 progres proyek

mengalami percepatan yang signifikan. Sehingga kinerja proyek diatas tidak

terlalu mepengaruhi evaluasi terhadap termin kontraktor sehingga pembayaran

tidak tertunda. hal ini menunjukkan bahwa penerapan manajemen waktu yang

dijalankan telah dilakukan percepatan dan telah dilakukan update schedule

untuk mencapai target waktu yang sudah ditetapkan begitupun untuk progress

waktu sampai 6 bulan kedepan walaupun ditemukan keterlambatan pada

minggu ke-17 sampai minggu ke-25 tetapi PT. X berhasil mencapai target

progress prestasi yang ditetapkan, dengan ini manajemen waktu yang

dijalankan oleh PT. X telah cukup baik dalam waktu 6 bulan berjalan.

Tetapi setelah memasuki tahap berikutnya selama 9 bulan berjalan sampai

12 bulan selesainya pekerjaan telah didapati progress prestasi yang tidak

mencapai target artinya telah terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan

konstruksi dimana keterlambatan terjadi pada pekerjaan arsitektur, setelah

dilakukan pengamatan/observasi dilapangan dan pengamatan dari analisa


32

penjadwalan dengan Kurva-S keterlambatan terjadi hampir pada semua

pekerjaan arsitektur ini disebabkan beberapa faktor antara lain :

a. Perubahan Material dan Spesifikasi dari Pihak Owner

b. Ketersediaan barang yang membutuhkan waktu yang lebih lama

c. Proses pengiriman barang yang memakan waktu karena berada di jawa

Faktor-faktor ini lah yang menyebabkan keterlambatan pada pelaksanaan

pekerjaan arsitektur sehingga pekerjaan harus ditunda, dalam hal ini faktor

keterlambatan disebabkan bukan kesalahan dari pihak PT. X, melainkan dari

menunggu keputusan dari perubahan item dan spesifikasi dari pekerjaan

arsitektur, sehingga kerugian yang terjadi sepenuhnya telah ditanggung oleh

pihak owner.
33

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil evaluasi pada penerapan manajemen waktu proyek

pembangunan Gedung Ciputra School of Bussines maka dapat disimpulkan bahwa

Pihak Kontraktor, sudah baik dalam menerapkan aspek-aspek manajemen waktu.

Sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan tuntas. Dapat dilihat dari kemajuan

progress prestasi pekerjaan yang melampaui progress prestasi yang ditetapkan

dalam time schedule, yaitu pada bulan ketiga persentase deviasi sebesar 1.085%

dan pada bulan keenam sebesar 1,324%. Alternatif yang dilakukan oleh pihak

kontraktor melakukan percepatan dengan memberlakukan sistem kerja parallel atau

fast tracking, dan memberlakukan lembur,

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka saran yang dapat disampaikan

yaitu sebagai berikut :

1. Kontraktor perlu melakukan monitoring rutin, apabila ada target harian yang

tidak tercapai harus dievaluasi, dan dibuat percepatan agar target mingguan

terpenuhi.

2. Perusahaan jasa konstruksi hendaknya memperhatikan masalah perencanaan

pengadaan bahan (material) sehingga keterlambatan pengiriman bahan yang

terjadi pada proyek dapat diatasi.


31

DAFTAR PUSTAKA

American National Standard (ANSI). (2017). A Guide To The PMBOK Sixth


Edition. Pennsylvania: Project Manajement Institue, Inc.
Anwar, F. (2019). Analisis Pengendalian Proyek Menggunakan Metoda Kurva-s
dan Earned Value Pekerjaan Pengaspalan Di Jalan Teupin Reusep-Pulo
Peunteut Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara. Jakarta.
Haruna, S. (2015). Analisis Penerapan Manajemen Waktu Pada Proyek
Pembangunan Gedung Pendidikan Terpadu Politeknik Negeri Manado.
Manado: Politeknik Negeri Manado.
Hassan, H. (2016). Faktor-faktor Penyebab Keterlambatan Pada Proyek
Konstruksi dan Alternatif Penyelesaiannya. Manado.
Husen, A. (2011). Manajemen Proyek. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Kerzner, H. (2017). Project Management (Twelfth Edition). Canada: Wiley.
Pastiarsa, M. (2015). Menyusun Estimasi Biaya Proyek. Yogyakarta:
TEKNOSAIN.
PT. PP. (2003). Buku Referensi Untuk Kontraktor Bangunan Gedung dan Sipil.
Jakarta: Gramedia.
Rachman, D. N., & Iswendra. (2018). Analisa Penerapan Manajemen Waktu Pada
Rencana Proyek Pembangunan Gedung Cobalt Dan Linac RSMH
Palembang Dengan Menggunakan Metode CPM. Jurnal Teknik Sipil
UNPAL Vol 8, No. 2, Nov 18, 81-91.
Widiasanti, I., & Lenggogeni. (2013). Manajemen Konstruksi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Wiranata, A. A. (2018). Analisa Penerapan Manajemen Waktu Pada PT.
PEMBANGUNAN PERUMAHAN (PERSERO) Tbk. Bali: Universitas
Udayana.
32

LAMPIRAN
33

1. Proyek Pembangunan Gedung Ciputra School Of Business

2. Pengumpulan data dengan para pelaksana proyek


34

Lampiran 1
TEKS WAWANCARA
EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU PADA PROYEK
PEMBANGUNAN GEDUNG UNIVERSITAS CIPUTRA SCHOOL OF
BUSINESS MAKASSAR
Oleh : Bona Eirene Mangape
Narasumber : PT. X

Daftar Pertanyaan:
A. Schedule (Penjadwalan Proyek):
1. Faktor apa saja yang menjadi tolak ukur dalam menentukan atau
menyusun penjadwalan proyek?
2. Bagaimana penerapan manajemen waktu yang yang dijalankan oleh PT.
X, Tbk?
B. Monitoring:
3. Kapan biasanya dilakukan monitoring?
4. Aspek apa saja yang diamati dalam monitoring?
5. Apa tahapan yang dilakukan setelah mendapatkan hasil monitoring?
C. Analisis:
6. Selama proses pembangunan apa saja yang dilakukan agar pekerjaan
dapat berjalan sesuai dengan schedule rencana? Apakah dilakukan
perbandingan hasil pekerjaan atau hal lainnya?
D. Corrective Action:
7. Apa saja hambatan yang ditemui selama proses pembangunan yang
mengakiratkan terjadinya keterlambatan pekerjaan?
8. Item pekerjaan apa saja yang harus menunggu spesifikasi dari pihak
owner?
9. Dari beberapa item tersebut, yang manakah yang paling berpengaruh
terhaap keterlambatan proyek?
10. Selama menunggu spesifikasi tersebut, apakah proses pekerjaan
dihentikan/ditunda?
E. Update Schedule:
11. Dari hasil corrective action tersebut, apakah dilakukan update schedule
(dengan menyesuaikan schedule awal) atau tidak? Jika “Iya”, apa saja
faktor yang yang dijadikan sebagai pertimbangan untuk melakukan
update schedule?

You might also like