Professional Documents
Culture Documents
REKAYASA IRIGASI
OLEH
STAMBUK : 6160505170050
KELAS : I6
FAKULTAS TEKNIK
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis hantarkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas Kuasa-Nyalah sehingga Makalah Rekayasa Irigasi ini dapat terselesaikan.
A. LATAR BELAKANG
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang
pertanian yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah,
irigasi pompa dan irigasi rawa. Semua proses kehidupan dan kejadian di dalam
tanah yang merupakan tempat media pertumbuhan tanaman hanya dapat terjadi
apabila ada air, baik bertindak sebagai pelaku (subjek) atau air sebagai media
(objek).
Irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang tersedia
kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Dengan demikian
tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman
pada saat persediaan lengas tanah tidak mencukupi untuk mendukung
pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal. Pemberian
air irigasi yang efisien selain dipengaruhi oleh tatacara aplikasi, juga ditentukan
oleh kebutuhan air guna mencapai kondisi air tersedia yang dibutuhkan tanaman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sistem dan jaringan irigasi ?
2. Bagaimana yang dimaksud kebutuhan air irigasi?
3. Dimanakah letak bangunan utama pada bangunan irigasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui sistem dan jaringan irigasi.
2. Mengetahui kebutuhan air irigasi.
3. Mengetahui letak bangunan utama pada bangunan irigasi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sistem Irigasi
Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi,
kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia.
Pada prinsipnya irigasi adalah upaya manusia untuk mengambil air dari
sumber air, mengalirkannya ke dalam saluran, membagikan ke petak sawah,
memberikan air pada tanaman, dan membuang kelebihan air ke jaringan
pembuang.
Pemberian air irigasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hal-
hal sebagai berikut:
1. Tempat: setiap daerah irigasi mempunyai karakteristik kebutuhan air
yang berbeda tergantung dari jenis tanah dan iklim (evapotranspirasi
dan curah hujan efektif), serta kehilangan air di saluran.
2. Jumlah: setiap daerah irigasi memiliki luas dan usaha tani yang
berbeda.
3. Waktu : setiap fase tanaman pertumbuhan (fase pengolahan tanah,
pertumbuhan dan panen) mempunyai kebutuhan air yang berbeda.
4. Mutu : air irigasi harus memenuhi standar mutu irigasi (contoh:
salinitas yang sangat rendah).
Sistem irigasi dibangun dan dikelola oleh manusia untuk tujuan kesejahteraan
manusia, sehingga manusia merupakan unsur utama dalam pembangunan dan
pengelolaan irigasi.
a. Irigasi permukaan
Irigasi permukaan atau surface irigation adalah jenis irigasi paling kuno di
Indonesia. Jenis irigasi ini memanfaatkan gravitasi, karena menerapkan
irigasi dengan cara membiarkan air mengalir ke lahan pertanian dengan
sendirinya. Agar lebih efektif, banyak petani yang mendistribusikan air ke
lahan pertanian di antara bedengan. Biasanya, jenis irigasi pertanian ini
juga dilakukan dengan cara menggenangi lahan pertanian dengan air
hingga ketinggian tertentu. Teknik irigasi ini tidak hanya memanfaatkan
daya gravitasi, tapi juga menggunakan bangunan seperti bendungan atau
pengambilan bebas. Fungsinya cocok untuk tanah pertanian dengan tekstur
halus hingga sedang. Sementara sistem irigasi penggenangan bisa
diterapkan pada daerah pertanian bertopografi cenderung datas, sehingga
pemberian air bisa merata. Jenis irigasi yang cukup tradisional ini masih
kerap digunakan oleh para petani Indonesia.
b. Irigasi mikro
Jenis irigasi yang disebut juga dengan nama irigasi tetes ini adalah cara
pemberian air terhadap tanaman secara langsung. Pemberian airnya bisa
dilakukan pada permukaan tanah ataupun di dalam tenah lewat tetesan
secara perlahan pada tanah di sekitar tumbuhan. Jenis irigasi ini
menggunakan alat pengeluaran air yang disebut emiter. Air yang sudah
keluar dari emiter dapat menyebar ke dalam profil tanah secara horizontal
dan vertikal berkat gaya kapilaritas dan gravitasi.
d. Irigasi curah
Irigasi yang natural memang baik, itulah yang menjadi ide awal irigasi
curah. Irigasi ini dilakukan dengan cara menyemprotkan air ke udara untuk
kemudian jatuh ke permukaan tanah, layaknya air hujan. Fungsi jenis
irigasi ini adalah agar distribusi air bisa dilakukan secara merata. Jadi,
tidak akan terjadi kehilangan air dalam bentuk limpasan selama proses
irigasi. Sistem irigasi ini cocok untuk daerah pertanian dengan kecepatan
angin tidak terlalu besar, sehingga membuat efisiensi penggunaan air
irigasi yang lebih tinggi bisa dicapai secara lebih optimal.
Secara fisik sistem irigasi dinyatakan dua pengertian, yaitu jaringan irigasi dan
daerah irigasi. Secara fungsional jaringan irigasi dibedakan menjadi empat
komponen utama, yaitu bangunan, saluran pembawa, saluran pembuang dan
petak yang diairi.
2. Klasifikasi Jaringan Irigasi
1. Perencanaan Petak
Petak irigasi adalah petak sawah atau daerah yang akan dialiri dari suatu
sumber air, baik waduk maupun langsung dari satu atau beberapa sungai melalui
bangunan pengambilan bebas.
1) Petak primer
Yaitu kumpulan dari beberapa petak tersier yang mendapat air langsung
dari saluran sekunder. Biasanya petak sekunder menerima air dari bangunan
bagi yang terletak di saluran primer atau sekunder.
Batas-batas petak sekunder pada umumnya berupa tanda-tanda topografi
yang jelas, misalnya saluran pembuang. Luas petak sekunder bisa berbeda-
beda tergantung dari situasi daerah.
Saluran sekunder sering terletak di punggung medan, mengairi kedua sisi
saluran hingga saluran pembuang yang membatasinya. Saluran sekunder boleh
juga direncanakan sebagai saluran garis tinggi yang mengairi lereng-lereng
medan yang lebih rendah saja.
3) Petak tersier
Yaitu petak-petak sawah yang mendapat air dari bangunan sadap.
Perencanaan dasar yang berkenaan dengan unit tanah adalah petak tersier.
Petak ini menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan sadap
tersier yang menjadi tanggung jawab dinas pengairan, Bangunan sadap tersier
mengalirkan airnya ke saluran tersier.
Yang perlu diperhatikan dalam perencanaan petak adalah :
a. Petak mempunyai batas yang jelas pada tiap petak sehingga terpisah dari
petak sekunder yang lain dan sebagai batas petak adalah saluran drainase.
b. Bentuk petak sedapatnya bujur sangkar, uasaha ini untuk meningkatkan
efisiensi.
c. Tanah dalam suatu petak sekunder sedapat mungkin harus dapat dimiliki
oleh satu desa atau paling banyak tiga desa.
d. Desa, jalan, sungai diusahakan menjadi batas petak
e. Tiap petak harus dapat menerima atau membuang air, dan gerak pembagi
ditempatkan di tempat tertinggi.
f. Petak sekunder harus diletakkan sedekat mungkin dengan saluran
pembawa ataupun bangunan pembawa.
2. Trase Saluran
Beberapa hal yang perlu dalam perencanaan trase saluran, antara lain :
3) Jumlah galian (cut) dan timbunan (fill) diusahakan seimbang, hal ini
berkaitan dengan meminimalkan biaya konstruksi saluran.
Pada umumnya trase saluran primer paralel dengan garis tinggi (saluran
garis tinggi) sedangkan trase saluran sekunder berupa di sepanjang punggung
medan. Penentuan trase saluran primer banyak parameter-parameter yang
dipertimbangkan, antara lain kemiringan dasar, bangunan-bangunan silang, dan
ketinggian pada bangunan pengambilan. Untuk itu penentuan trase saluran
primer lebih rumit.
Dalam penentuan trase saluran primer ada dua kondisi yang mungkin terjadi
yaitu :
a. Debit yang tersedia untuk irigasi melebihi (berlimpah) dibandingkan lahan
irigasi yang ada.
b. Debit yang tersedia menjadi terbatas, akibat lahan yang akan diairi diambil
secara maksimum.
Pada kondisi pertama (a), luas daerah irigasi tergantung kepada
kemiringan dasar saluran primer dan kehilangan tinggi energi yang diperlukan di
bangunan-bangunan. Kehilangan tinggi energi di saluran primer akan
dipertahankan sampai tingkat minimum.
Pada kondisi kedua (b) dengan luas daerah irigasi yang tetap, perencanaan
saluran primer tidak begitu menentukan, kehilangan tinggi energi tidak harus
dibuat minimum. Tinggi muka air dan trase yang dipilih harus memadai untuk
mencukupi kebutuhan air maksimum. Biaya pelaksanaan saluran bisa diusahakan
lebih rendah karena saluran dan bangunan dapat dibuat dengan ukuran yang
lebih kecil.
Untuk saluran primer yang paralel dengan garis tinggi pada umumnya
terdapat dua pilihan untuk menentukan letak as salurannya, yaitu :
a. Saluran primer timbunan dengan muka air di atas muka tanah asli
(natural surface).
b. Saluran primer galian dengan tinggi muka air kurang lebih sama dengan
muka tanah.
Keuntungan pada pilihan (a) saluran primer timbunan adalah semua lahan di
sebelahnya dapat diairi dari saluran primer. Kerugiannya adalah dibutuhkan
biaya pembuatan yang mahal, karena adanya timbunan.
Keuntungan pada pilihan (b) saluran primer galian adalah biaya pembuatan
yang dapat ditekan minimal (ekonomis). Kerugiannya adalah lahan yang bisa
diairi menjadi terbatas. Namun ini merupakan hal baik karena jalur-jalur saluran
di sepanjang saluran primer bisa dijadikan tempat permukiman.
Untuk saluran garis tinggi yang dimensinya besar, jika medannya tidak
teratur, maka trase salurannya tidak bisa dengan tepat paralel dengan garis tinggi
tersebut. Kadang-kadang diperlukan suatu jalur pintas (shortcut ) berupa galian
maupun timbunan. Untuk itu perlu dipertimbangkan beberapa hal berikut :
a. Kebutuhan air tanaman (crop water requirement) adalah kebutuhan air utama
bagi tanaman sebagai konsekuensi fungsi hubungan tanaman dengan
lingkungannya.
b. Kebutuhan air pada tingkat usaha tani (farm water requirement) adalah
kebutuhan air yang diperlukan untuk suatu kelompok/golongan/petak tersier
yang meliputi kebutuhan air tanaman untuk pengolahan tanah dan kehilangan
air melalui limpasan, kebocoran, evapotranspirasi,dll.
c. Kebutuhan air irigasi (irrigation water requirement) adalah jumlah air yang
dimasukan ke jaringan irigasi melalui pintu pengambilan utama dari sumber
air dengan memperhitungkan kehilangan air di saluran.
Kesatuan pemakaian air dihitung dengan beberapa cara seperti berikut ini:
Cara 2 : banyaknya air yang dibutuhkan pada kesatuan luas untuk sekali
penyiraman atau untuk selama pertumbuhannya (m3/ha).
Cara 3 : kesatuan pengaliran air yaitu kesatuan isi dalam kesatuan waktu
pengalirannya untuk kesatuan luas (liter/detik/ha).
Cara 4 : menetukan luas tanaman yang dapat diairi oleh pengaliran air yang
banyaknya tertentu.
Untuk memperoleh hasil yang optimal, pemberian air harus sesuai dengan jumlah
dan waktu yang diperlukan tanaman:
Pembangunan Kebutuhan
tepat
irigasi air
Pemberian efisien
air
Kebutuhan air irigasi (NFR) didekati dengan metode Water Balance dengan
parameter :
a) Kebutuhan air untuk tanaman (ETc)
b) Kebutuhan air akibat perkolasi dan rembesan (P)
c) Kebutuhan air untuk pergantian lapisan air (WLR)
d) Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (PL)
e) Curah hujan efektif (Ref)
EVAPOTRANSPIRASI:
Cara pengukuran :
b) Secara langsung dengan Lysimeter
c) Rumus empiris :
Pennman Modifikasi
Hargreaves
Thornwaite
Blaney-Criddle
D. BANGUNAN IRIGASI
b) Bangunan pembawa
Bangunan pernbawa mempunyai fungsi mernbawa / mengalirkan air dari
sumbernya menuju petak irigasi. Bangunan pembawa meliputi saluran primer,
saluran sekunder, saluran tersier dan saluran kwarter. Termasuk dalam bangunan
pembawa adalah talang, gorong-gorong, siphon, dan got miring. Saluran primer
biasanya dinamakan sesuai dengan daerah irigasi yang dilayaninya.
a. Talang
Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya,
saluran pembuang ilmiah atau cekungan dan lembah-lembah. Aliran di dalam
talang adalah aliran bebas. Talang dapat terbuat dari pasangan, beton, baja
atau kayu.
b. Gorong-gorong
Bangunan yang digunakan untuk membawa aliran air (saluran irigasi atau
pembuang) melewati bawah jalan air lainnya (biasanya saluran), di bawah
jalan, atau jalan kereta api.
c. Siphon
Untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi di bawah
saluran pembuang, cekungan, anak sungai atau sungai. Siphon juga dipakai
untuk melewatkan air di bawah jalan, jalan kereta api, atau bangunan-
bangunan yang lain.
d. Got miring
Di buat apabila trase saluran melewati ruas medan dengan kemiringan yang
tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar. Got miring berupa
potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran superkritis, dan
umumnya mengikuti kemiringan medan alamiah. Sedangkan saluran
sekunder sering dinamakan sesuai dengan nama desa yang terletak pada petak
sekunder tersebut. Berikut ini penjelasan berbagai saluran yang ada dalam
suatu sistem irigasi.
1. Saluran primer membawa air dari bangunan sadap menuju saluran
sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran
primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir.
2. Saluran sekunder membawa air dari bangunan yang menyadap dari
saluran primer menuju petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran
sekunder tersebut.batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan
sadap terakhir.
3. Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap dari
saluran sekunder menuju petak-petak kuarter yang dilayani oleh saluran
sekunder tersebut. batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan
boks tersier terkahir.
4. Saluran kuarter mernbawa air dari bangunan yang menyadap dari boks
tersier menuju petak-petak sawah yang dilayani oleh saluran sekunder
tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan boks kuarter
terkahir.
c. Bangunan Terjun
Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah
lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan
semacam ini mempunyai empat bagian fungsional, masing- masing memiliki
sifat-sifat perencanaan yang khas.
1. Bagian hulu pengontrol, yaitu bagian di mana aliran menjadi superkritis
2. Bagian di mana air dialirkan ke elevasi yang lebih rendah
3. Bagian tepat di sebelah hilir, yaitu tempat di mana energi diredam
4. Bagian peralihan saluran memerlukan lindungan untuk mencegah erosi
g. Bangunan Pelengkap
Sebagaimana namanya, bangunan pelengkap berfungsi sebagai pelengkap
bangunan-bangunan irigasi yang telah disebutkan sebelumnya. Bangunan
pelengkap berfungsi sebagai untuk memperlancar para petugas dalam eksploitasi
dan pemeliharaan. Bangunan pelengkap dapat juga dimanfaatkan untuk pelayanan
umum. Jenis-jenis bangunan pelengkap antara lain jalan inspeksi, tanggul,
jembatan penyeberangan, tangga mandi manusia, sarana mandi hewan, serta
bangunan lainnya.
E. NOMENKLATUR
Nomenklatur adalah standar tata nama yang diberikan kepada saluran irigasi.
Syaranamual, 2014 mengelompokan fungsi nomenkalur menjadi dua yaitu,
sebagai berikut:
Selain fungsi, beliau juga membagi syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam
perencanaan sistem irigasi sebagai berikut;