You are on page 1of 2

profesionalisme-perawat-dalam-mempersiapkan-era-society-5-

Saat ini revolusi digitalisasi industri 4.0 telah memungkinan manusia untuk berkembang,
menciptakan teknologi-teknologi mutakhir. Era revolusi industri ini tentu erat kaitannya dengan
dengan era society  yang juga ikut berkembang beriringan. 

Society 5.0 sendiri ada sebagai bentuk manifestasi dari konsep teknologi masyarakat yang
berpusat pada manusia dan berkolaborasi dengan teknologi (Ivan, 2020). 

Secara garis besarnya, jika revolusi industri 4.0 ini membuat manusia lebih modern karena
memiliki akses terhadap teknologi, pada society 5.0 merupakan era dimana teknologi menjadi
bagian dari manusia dan digunakan dalam menyelesaikan permasalahan sosial.

Society 5.0 dicetuskan oleh pemerintahan Jepang pada Januari 2016 untuk menyelesaikan
permasalahan sosial dengan menggunakan teknologi. Inisiasi istilah "Society 5.0" ini
dikemukakan sebagai bentuk upaya penciptaan masyarakat yang berkelanjutan dan berkontribusi
pada keselamatan dan kenyaman individu berdasarkan pada sistem cyberphysical yang spesifik
(Rojas, Peñafiel, Buitrago, & Romero, 2021). Dalam bidang kesehatan sendiri dapat diambil
contoh permasalahan kesehatan pada lansia di Jepang. 

Pada saat ini, seperti yang dikutip dari Keindanren (2018) pertumbuhan masyarakat lansia
Jepang mengalami peningkatan, sementara angka kelahiran menurun. Hal ini mengakibatkan
Jepang harus menghadapi peningkatan biaya jaminan sosial dan tuntutan keamanan medis pada
lansia di tengah-tengah penyusutan tingkat angkatan kerja.

 Di sinilah society 5.0 dapat masuk dan diaplikasikan untuk membantu permasalahan-
permasalahan sosial ini. Big Data yang dikumpulkan melalui IoT (Internet of Things) akan
dikonversikan ke dalam sebuat tipe baru pengetahuan yang dimanifestasikan melalui AI
(Artificial Intelligence). 

Dari sini kemudian akan menjangkau berbagai lapisan masyarakat (Keindanren , 2018), sehingga
manusia akan menjalani segala kebutuhan hidup dengan lebih mudah karena bantuan yang
didapatkan dari teknologi ini. Dengan masuknya era Society 5.0, teknologi yang ada dapat
menghubungkan dan membagikan informasi kesehatan antara pengguna−yang dalam hal ini
lansia dengan tenaga medis, untuk mempermudah perawatan dan penyembuhan.

Dari penjelasan di atas kemudian munculah sebuah pertanyaan mendasar "Apakah kita mampu
untuk menyelaraskan secara signifikan hubungan antara konsep masyarakat dengan teknologi?".
Penyelesaian masalah sosial dengan mengintegrasikan ruang dunia nyata dengan maya agaknya
masih merupakan sebuah hal yang perlu ditinjau lagi kesiapannya terutama dalam bidang
kesehatan di Indonesia. 

Pada kenyataannya, masyarakat Indonesia belum "berkawan akrab" dengan teknologi. Ivan
(2020) dalam tulisannya menyatakan bahwa teknologi yang berkembang di Indonesia masih
sebatas digunakan secara konsumtif dan dalam implementasinya hanya beberapa kalangan saja
yang dapat terjamah oleh teknologi. 

Jika hal ini dipaksakan−misalnya dalam bidang kesehatan Indonesia, perawatan kesehatan yang
seharusnya mengedepankan tidak hanya kesembuhan pasien namun juga hubungan interpersonal
antara tenaga kerja kesehatan dengan pasien, justru bisa saja tidak dapat terjalin. Perawatan
pasien bisa-bisa hanya sebatas pengobatan tanpa pemberian asuhan yang berbasis
caring didalamnya dan kebutuhan perawatan holistik pada pasien tak dapat tercapai. 

https://www.kompasiana.com/amp/
nabilaazzahrakaniadjunaedi4894/61bf1b4f06310e32851db7d2/profesionalisme-perawat-dalam-
mempersiapkan-era-society-5-0#aoh=16639471305749&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s

You might also like