You are on page 1of 18

JURNAL FISIKA TERAPAN

JUDUL :
GERAK
MELINGKAR DAN GRAVITASI

DISUSUN OLEH :
OWEN JEANDRO MONDIGIR
(22013022)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Gerak melingkar (atau gerak sirkuler; bahasa
Inggris: circular motion) adalah gerak suatu benda yang
membentuk lintasan berupa lingkaran mengelilingi suatu titik
tetap. Agar suatu benda dapat bergerak melingkar ia
membutuhkan adanya gaya yang selalu membelokkan-nya
menuju pusat lintasan lingkaran. Gaya ini dinamakan gaya
sentripetal. Suatu gerak melingkar beraturan dapat dikatakan
sebagai suatu gerak dipercepat beraturan, mengingat perlu
adanya suatu percepatan yang besarnya tetap dengan arah
yang berubah, yang selalu mengubah arah gerak benda agar
menempuh lintasan berbentuk lingkaran.
Gravitasi menarik segala benda yang berada di atmosfir
bumi untuk jatuh kembali ke tanah dengan akselerasi (g) rata-
rata 9.8 m/s². Dengan gravitasi itu semua benda di permukaan
bumi bisa diam di tempatnya masing-masing dan dengan itu
pula lah kita bisa berdiri stabil di tempat kita berada.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 GERAK MELINGKAR BERATURAN

"Gerak Melingkar Beraturan" (GMB) adalah gerak melingkar


dengan besar kecepatan sudut ω tetap. Besar Kecepatan sudut
diperolah dengan membagi kecepatan tangensial υ υ T dengan
jari-jari lintasan R.
υT
ω ω=
R

Arah kecepatan linier υ2 dalam GMB selalu menyinggung


lintasan, yang berarti arahnya sama dengan arah kecepatan
tangensial υT. Tetapnya nilai kecepatan υTα  akibat
konsekuensi dar tetapnya nilai ω . Selain itu terdapat pula
percepatan radial α R yang besarnya tetap dengan arah yang
berubah. Percepatan ini disebut sebagai percepatan
sentripetal, di mana arahnya selalu menunjuk ke pusat
lingkaran.
Bila T adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
satu putaran penuh dalam lintasan lingkaran θ θ=2 πR , maka
dapat pula dituliskan

Kinematika gerak melingkar beraturan adalah θ ( t )=θ0 + ω t


dengan  θ ( t ) adalah sudut yang dilalui pada suatu saat t ,θ
0 adalah sudut mula-mula dan ωω  adalah kecepatan sudut
(yang tetap nilainya).

2.1.1 KECEPATAN LINEAR PADA GERAK


MELINGKAR

Jika dalam selang waktu ∆ t panjang lintasan yang ditempuh


adalah ∆ s, maka kecepatan linear sesaat benda yang bergerak
melingkar beraturan, yaitu :
panjang lintasan Δs
Kecepatan linear = selang waktu tempu h = Δt
Untuk melintasi satu lingkaran penuh, panjang lintasan yang
ditempuh adalah ∆ s = 2 πR dalam waktu ∆ t = T. Oleh karena
itu, kecepatan linear dapat pula dituliskan dengan persamaan
2π R
ν = T

1
ν = 2 πRf karena f = T

f = frekuensi (Hz)
T = periode (sekon)
R = jari-jari lintasan (m)
ν = kecepatan linear (m. s−1 )

2.1.2 KECEPATAN ANGULER

Terlihat pada gerak melingkar beraturan, besar sudut yang


ditempuh (q) oleh partikel A untuk selang waktu (Dt) yang
sama senantiasa tetap. Besar sudut dapat dinyatakan dalam
radian.
Karena selama satu periode (T) besar sudut yang ditempuh
oleh R adalah 2p rad atau 360°, maka kecepatan sudut
(anguler) yang diberi lambang w dapat dituliskan menjadi:

dapat dihitung dari gerakan satu lingkaran penuh:

dengan:
w = kecepatan anguler (radian/sekon atau disingkat rad/s)
T = periode (sekon)

Kelajuan anguler selain bersatuan rad/s, dapat pula bersatuan


putaran/menit yang disebut dengan cpm artinya cycles per
minutes. Satuan lainnya adalah cps singkatan dari cycles per
second. Satuan lainnya yang sering digunakan di dalam
menentukan kelajuan putaran dari sebuah mesin adalah rpm,
singkatan dari rotation per minutes (rotasi per menit).

2.1.3 HUBUNGAN KECEPATAN LINEAR DAN


KECEPATAN ANGULER

Dan

Gabungan kedua persamaan tersebut akan menjadi,

dengan:
v = kecepatan linier, bersatuan m/s,
w = kecepatan anguler, bersatuan rad/s,
R – = jari-jari, bersatuan meter.

Jika dihubungkan satuan-satuan besaran tersebut akan


diperoleh:
(rad/s) . (m) = (meter/s) karena radian tidak berdimensi.

2.1.4 PERSAMAAN GERAK MELINGKAR BERATURAN

Pada GMB kecepatan sudut selalu tetap dan percepatan


sentripetalnya sama dengan nol. Jika ω (omega)  merupakan
lambang dari kecepatan sudut, θ adalah perpindahan
sudutnya, dan t adalah rentang waktunya. Maka persamaan
dari ketiga komponen tersebut didapat rumus persamaan
gerak melingkar beraturan
θ = t. Ω persamaan ini mirip dengan GLB s = v.t

2.2 PERCEPATAN SENTRIPETAL

Percepatan sentripetal adalah percepatan yang dialami benda


yang bergerak melingkar beraturan dan arah percepatan
selalu menuju pusat lingkaran.
Untuk menghitung percepatan sentripetal obyek menjalani
gerak melingkar beraturan, maka perlu memiliki kecepatan di
mana objek tersebut melakukan perjalanan dan jari-jari
lingkaran tentang yang gerak berlangsung. Persamaan
sederhana adalah:

ac = v2 / r

di mana v adalah kecepatan linear objek dan r adalah jari-jari


lingkaran.
Percepatan sentripetal juga dapat dinyatakan dalam kecepatan
rotasi sebagai berikut:

ac = ω2r

Dengan omega (ω) menjadi kecepatan rotasi yang diberikan


oleh v / r.

2.3 GAYA SENTRIPETAL

Gaya sentripetal adalah gaya yang membuat suatu benda untuk


bergerak melingkar. Gaya yang selalu mengarah ke pusat
lingkaran.

Persamaan untuk gaya sentripetal adalah sebagai berikut:

Fs = mv2 / r,
di mana:
Fs = sentripetal kekuatan,
m = massa,
v = kecepatan,
r = jari-jari lintasan gerak.

Melihat kembali ke atom di Newton Hukum Kedua (Percepatan),


kita dapat melihat bahwa percepatan sentripetal adalah:

as = v2 / r.

Kita juga tahu bahwa persamaan untuk gaya adalah: F = m. a.


Dari sini, kita bisa mengetahui bahwa persamaan untuk gaya
sentripetal adalah:

Fs = mv2 / r,

di mana:
Fs = Gaya sentripetal
m = massa,
v = kecepatan,
dan r = jari-jari lintasan gerak.

Gaya sentripetal juga dapat dinyatakan dalam hal kecepatan


sudut. Kecepatan sudut adalah ukuran dari seberapa cepat
suatu benda melintasi jalur melingkar. Sebagai objek
perjalanan jalan, ia menyapu busur yang dapat diukur dalam
derajat atau radian. Persamaan untuk gaya sentripetal
menggunakan kecepatan sudut adalah:

Fs = mrω2

dimana:
Fs = Gaya sentripetal ,
m = massa,
ω = kecepatan sudut
dan r = jari-jari lintasan gerak.

2.4 GERAK MELINGKAR BERUBAH BERATURAN


Gerak melingkar dengan kecepatan yang berubah. Jika
perubahan percepatan searah dengan kecepatan, maka
kecepatannya akan meningkat. Jika perubahan percepatannya
berlawanan arah dengan kecepatan, maka kecepatannya
menurun.

Pada GMBB benda mengalami percepatan sentripetal dan


percepatan tangensial
Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa percepatan
sentripetal dan percepatan tangensial saling tegak lurus. Oleh
karena itu, percepatan totalnya adalah sebagai berikut.

Sedangkan arah percepatan total terhadap arah radial, yaitu θ


dapat dihitung dengan perbandingan tangen.

- Percepatan Anguler
Sebuah benda bergerak melingkar dengan laju anguler
berubah beraturan memiliki perubahan kecepatan angulernya
adalah :

Δω = ω2 – ω1
Dan perubahan waktu kecepatan anguler adalah Δt, maka di
dapatkan :

∆ω
α= ∆t

∆ω = perubahan kecepatan sudut (rad/s)


∆t = selang waktu (s)
α = percepatan sudut/anguler (rads-2)

Sama halnya dengan Gerak Lurus Berubah Beraturan


(GLBB), pada GMBB berlaku juga : 

- Mencari kecepatan sudut akhir (ω t) : ω 0 =ω t± α.t 

- Mencari posisi sudut / besar sudut (θ) yang ditempuh:

θ= ω 0 t ± α.t2

x = R. θ

Dapat diperoleh juga :

ωt
2
=ω 02 ± 2 α.θ
dimana : 
ω t = kecepatan sudut/anguler keadaan akhir(rad/s)
ω 0 = kecepatan sudut/anguler keadaan awal (rad/s)
θ = besar sudut yang ditempuh (radian, putaran)
1 rpm = 1 putaran permenit 
1 putaran = 360° = 2p rad.
x = perpindahan linier (m)
t = waktu yang diperlukan (s)
R = jari-jari lintasan (m) 
 Percepatan Tangensial (at)

Pada gerak melingkar berubah beraturan selain percepatan


sentripetal (as) juga mempunyai percepatan tangensial
(at).

Semua benda bergerak melingkar selalu


memiliki percepatan sentripetal, tetapi belum tentu
memiliki percepatan tangensial.

Percepatan tangensial hanya dimiliki bila benda bergerak


melingkar dan mengalami perubahan kelajuan linier.

Benda yang bergerak melingkar dengan kelajuan linier


tetap hanya memiliki percepatan sentripetal, tetapi tidak
mempunyai percepatan tangensial  (at = 0).
at = α · r
at : percepatan tangensial (m/s2)
α : percepatan sudut (rad/s2)
r : jari-jari lingkaran dalam cm atau m

3.1 GAYA GRAVITASI


Permasalahan di atas telah dikaji oleh Sir Isaac
Newton pada abad 16 masehi. Newton mengemukakan,
bahwa ternyata ada suatu ”gaya pada suatu jarak” yang
memungkinkan dua benda atau lebih untuk berinteraksi.
Istilah tersebut oleh Michael Faraday, pada abad 18 diubah
menjadi istilah ”medan”. Adapun pengertian medan adalah
tempat di sekitar  suatu besaran fisis yang masih dipengaruhi
oleh besaran tersebut dalam suatu entitas tertentu. Sebagai
contoh, gaya gravitasi akan bekerja pada massa suatu benda
yang masih berada dalam medan gravitasi suatu benda atau
planet. Jika medan gravitasi sudah dapat diabaikan, maka
sebuah massa yang berada di sekitar besaran benda tersebut
tidak dapat dipengaruhi. Dengan demikian, dapatlah kamu
pahami, mengapa daun yang massanya lebih kecil dibanding
bulan yang massanya jauh lebih besar dapat ditarik bumi.
Dalam penelitiannya, Newton menyimpulkan, bahwa
gaya gravitasi atau gaya tarik-menarik dapat berlaku secara
universal dan sebanding oleh massa masing-masing benda
dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda,
dan dirumuskan:

F=G

                        F          =          gaya tarik-menarik antara


kedua benda (N)

                        m1        =          massa benda 1 (kg)


                        m2        =          massa benda 2 (kg)

                        r           =          jarak antara kedua pusat benda


(m)

                        G         =          tetapan gravitasi universal

Sebelum mencetuskan Hukum Gravitasi Universal,


Newton telah melakukan perhitungan untuk menentukan
besar gaya gravitasi yang diberikan bumi pada bulan
sebagaimana besar gaya gravitasi bumi yang bekerja pada
benda-benda di permukaan bumi. Sebagaimana yang kita
ketahui, besar percepatan gravitasi di bumi adalah 9,8 m/s 2.
Jika gaya gravitasi bumi mempercepat benda di bumi dengan
percepatan 9,8 m/s2, berapakah percepatan di bulan ? karena
bulan bergerak melingkar beraturan (gerakan melingkar
bulan hampir beraturan), maka percepatan sentripetal bulan
dihitung menggunakan rumus percepatan sentripetal Gerak
melingkar beraturan.
Diketahui orbit bulan yang hampir bulat mempunyai
jari-jari sekitar 384.000 km dan periode (waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan satu putaran) adalah 27,3 hari.
Dengan demikian, percepatan bulan terhadap bumi adalah
Jadi percepatan gravitasi bulan terhadap bumi 3600 kali
lebih kecil dibandingkan dengan percepatan gravitasi bumi
terhadap benda-benda di permukaan bumi. Bulan berjarak
384.000 km dari bumi. Jarak bulan dengan bumi ini sama
dengan 60 kali jari-jari bumi (jari-jari bumi = 6380 km). Jika
jarak bulan dari bumi (60 kali jari-jari bumi) dikuadratkan,
maka hasilnya sama dengan 3600 (60 x 60 = 60 2 = 3600).
Angka 3600 yang diperoleh dengan mengkuadratkan 60
hasilnya sama dengan Percepatan bulan terhadap bumi,
sebagaimana hasil yang diperoleh melalui perhitungan.
Berdasarkan perhitungan ini, newton menyimpulkan
bahwa besar gaya gravitasi yang diberikan oleh bumi pada
setiap benda semakin berkurang terhadap kuadrat jaraknya
(r) dari pusat bumi. Secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut :

Selain faktor jarak, Newton juga menyadari bahwa gaya


gravitasi juga bergantung pada massa benda. Pada Hukum III
Newton kita belajar bahwa jika ada gaya aksi maka ada gaya
reaksi. Ketika bumi memberikan gaya aksi berupa gaya
gravitasi kepada benda lain, maka benda tersebut
memberikan gaya reaksi yang sama besar tetapi berlawanan
arah terhadap bumi.
 

 Karena besarnya gaya aksi dan reaksi sama, maka


besar gaya gravitasi juga harus sebanding dengan massa dua
benda yang berinteraksi. Berdasarkan penalaran ini,Newton
menyatakan hubungan antara massa dan gaya gravitasi.
Secara matematis ditulis sbb : MB adalah massa bumi, Mb
adalah massa benda lain dan r adalah jarak antara pusat bumi
dan pusat benda lain.
Setelah membuat penalaran mengenai hubungan antara
besar gaya gravitasi dengan massa dan jarak,Newton
membuat penalaran baru berkaitan dengan gerakan planet
yang selalu berada pada orbitnya ketika mengitari
matahari.Newton menyatakan bahwa jika planet-planet selalu
berada pada orbitnya, maka pasti ada gaya gravitasi yang
bekerja antara matahari dan planet serta gaya gravitasi antara
planet, sehingga benda langit tersebut tetap berada pada
orbitnya masing-masing. Luar biasa pemikiran Newton ini.
Tidak puas dengan penalarannya di atas, ia menyatakan
bahwa jika gaya gravitasi bekerja antara bumi dan benda-
benda di permukaan bumi, serta antara matahari dan planet-
planet maka mengapa gaya gravitasi tidak bekerja pada
semua benda ?
Akhirnya, setelah bertele-tele dan terseok-seok, kita
tiba pada inti pembahasan panjang lebar ini.Newton pun
mencetuskan Hukum Gravitasi Universal dan
mengumumkannya pada tahun 1687, hukum yang sangat
terkenal dan berlaku baik di indonesia, amerika atau afrika
bahkan di seluruh penjuru alam semesta. Hukum gravitasi
Universal itu berbunyi demikian :
Semua benda di alam semesta menarik semua benda
lain dengan gaya sebanding dengan hasil kali massa benda-
benda tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak antara benda-benda tersebut.
Secara matematis, besar gaya gravitasi antara partikel dapat
ditulis sbb :

Fg adalah besar gaya gravitasi pada salah satu partikel,


m1 dan m2 adalah massa kedua partikel, r adalah jarak antara
kedua partikel.
G adalah konstanta universal yang diperoleh dari hasil
pengukuran secara eksperimen. 100 tahun setelah Newton
mencetuskan hukum Gravitasi Universal, pada tahun 1978,
Henry Cavendish berhasil mengukur gaya yang sangat kecil
antara dua benda, mirip seperti dua bola. Melalui pengukuran
tersebut, Henry membuktikan dengan sangat tepat persamaan
Hukum Gravitasi Universal di atas. Perbaikan penting dibuat
oleh Poyting dan Boys pada abad kesembilan belas. Nilai G
yang diakui sekarang = 6,67 x 10-11 Nm2/kg2
BAB III
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

1. Suatu benda yang bergerak melingkar memiliki dua


gerakan, yaitu gerak
2. Penyebab benda bergerak melingkar adalah adanya gaya
sentripetal (Fsp) yang arahnya selalu menuju pusat
lingkaran.
3. Hubungan antara kecepatan sudut dengan kecepatan linier
adalah v = ω. r .
Gaya gravitasi atau gaya tarik-menarik dapat berlaku
secara universal dan sebanding oleh massa masing-masing
benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua
benda Sebelum mencetuskan Hukum Gravitasi
Universal,Newton telah melakukan perhitungan untuk
menentukan besar gaya gravitasi yang diberikan bumi pada
bulan sebagaimana besar gaya gravitasi bumi yang bekerja
pada benda-benda di permukaan bumi.

You might also like