Professional Documents
Culture Documents
Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara yang memiliki tingkat keanekaragaman
hayati yang tinggi. Dua negara lainnya yaitu, Brazil dan Zaire. Namun dibandingkan dengan
dengan Brazil dan Zaire,Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya adalah di
samping memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia memiliki areal tipe
oriental, australia, dan peralihan. Selain itu, Indonesia juga memiliki hewan langka dan
endemik.
Ketika Alfred Russel Wallace mengunjungi Indonesia pada tahun 1856, ia menemukan
perbedaan besar fauna di beberapa daerah di Indonesia ( waktu itu Hindia-Belanda). Ketika ia
mengunjungi Bali dan Lombok, ia menemukan perbedaan hewan di kedua daerah tersebut. Di
Bali terdapat banyak hewan yang mirip dengan hewan-hewan kelompok oriental, sedangkan
di Lombok hewan-hewannya mirip dengan Australia. Oleh sebab itu, kemudian ia membuat
garis pemisah yang memanjang mulai dari Selat Lombok ke Utara melewati Selat Makassar
dan Philipina Selatan . Garis ini disebut garis Wallace.
Indonesia terbagi menjadi dua zoogeografi yang dibatasi oleh garis Wallace. Garis Wallace
menbelah Selat Makassar menuju ke Selatan hingga ke Selat Lombok. Jadi, garis Wallace
memisahkan wilayah Oriental dengan wilayah Australia.
Setelah Wallace seorang ahli zoologi Jerman bernama Max Carl Wihelm Weber juga
mengedakan penelitian mengenai persebaran hewan-hewan di Indonesia. Weber melihat
bahwa hewanhewan yang ada di Sulawesi tidak dapat sepenuhnya dikelompokkan menjadi
hewan kelompok Australia. Hewan yang ada di Sulawesi ada yang memiliki sifat yang sama
halnya seperti hewan yang ada pada daerah Oriental. Oleh sebab itu Weber menyebutkan
bahwa fauna yang ada di Sulawesi adalah fauna peralihan. Weber kemudian membuat garis
pembatas yang berada di sebelah Timur Sulawesi memanjang ke Utara ke kepulauan Aru.
Garis ini disebut garis weber. Pulau Sulawesi merupakan pulau pembatas antara wilayah
Oriental dan Australiaatau merupakan wilayah peralihan yang paling mencolok.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka kami penulis dapat membuat beberapa poin yang
akan dijelaskan dalam makalah ini. Hal itu berupa rumusan masalah berikut:
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini bagi penulis adalah untuk melati penulis dalam mengenal
persebaran flora dan fauna di Indonesia. Dan bagi pembaca adalah untuk, menambah
wawasan pembaca mengenai persebarn flora dan fauna di seluruh bagian wilayah Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Flora dan fauna di Indonesia dikelompokan menjadi tiga daerah, yaitu daerah asia (asiatis),
daerah peralihan dan daerah yang mendapatkan pengaaruh dari Australia (australis) antara
Asiatis dengan peralihan dibatasi garis Wallace, sedangkan antara peralihan dengan australis
dipisahkan dengan garis Webber.
a. Persebaran Flora di Indonesia
Indonesia memiliki beraneka ragam jenis tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat
besar, terutama curah hujan dan suhu udara. Jenis-jenis flora di Indonesia antara lain
Hutan ini merupakan hutam rimba yang lebat. Hutan heterogen adalah naama lain dari hutan
Hujan tropis. Jenis hutan ini banyak ditemukan di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua.
Cirinya adalah:
2) Hutan musim
Jenis ini sering disebut hutan homogeny karena tumbuhannya terdiri atas satu jenis tanaman.
Jenih hutan ini banyak terdapat di jawa tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. ciri
hutan ini adalah:
3) Stepa
Stepa merupakan lahan yang ditumbuhi dengan rumput-rumput tanpa pepohonan. Jenis
padang rumput banyak terdapat di daerah yang curah hujan sedikit dan mengalami kemarau
cukup panjnag. Di Indonesia Stepa banyak terdapat di Sumbawa, flores dan timor.
4) Sabana
Sebana memiliki ciri padang rumput yang luas diselingi pohon-pohon atau semak-semak di
sekitarnya. Di daerah ini memiliki kamrau panjang dan bersuhu panas. Di Indonesia sabana
terdapat di Nusa Tenggara, Madura dan di Dataran Tinggi Gayo (Aceh).
Tumbuh di daerah pantai yang berlumpur. Pohon-pohon ini memiliki akar yang mampu
menaham hantaman ombak laut. Hutan ini banyak tumbuh di dataran rendah dan pantai yang
banyak lumpurnya.
6) Padang lumut
Terjadi karena pengaruh cuaca dingin. Daerah yang dingin biasanya terdapat di puncak-
puncak gunung. Di Indonesia, padang lumut dapat dijumpai di Puncak Jayawijaya
Berdasarkan faktor geologi, jenis flora di Indonesia dapat dibedakan sebagai berikut:
(2) Flora di Pantai Timur terdiri atas mangrove dan rawa gambut
(3) Flora di Pantai Barat terdiri atas meranti, kemuning, rawa gambut, hutan rawa dan rotan.
b) Flora di Kalimantan, terdapat kesamaan dengan flora di Sumatera yaitu hutan hujan
tropic, hutan gambut, dan hutan mangrove
2) Flora di Paparan Sahul, flora di daerah ini terdiri atas hutan tropic, hutan sagu, hutan
nipah dan hutan mangrove.
3) Flora di daerah Peralihan terletak di Sulawesi dan daerah sekitarnya.Terdiri dari hutan
hujan tropic, tumbuhan mangrove, dan nipah.
Fauna bagian timur meliputi daerah Papua, Kepulauan Aru dan beberapa pulau di
sekitarnya. Ciri dari fauna australis adalah jenis mamalia berukuran kecil, banyak terdapat
burung berbulu indah, hewan berkantong. Binatang di daerah Australis mendapatkan
pengaruh dari Australia.Cotohnya sebagai berikut:
a) Kanguru Pohon
b) Musang berkantong
c) Burung kasuari
d) Burung cendrawasih
e) Burung kakatua berjambul merah
Jenis fauna di daerah peralihan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan fauna di
daerah asiatis maupun australis. Jenis fauna peralihan terdapat di Sulawesi, Maluku dan Nusa
Tenggara. Contoh fauna peralihan
b) Anoa
c) Babi rusa
Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di
wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana
banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang
dingin dan lembab. Kita tentu tidak pernah melihat pohon Meranti atau Anggrek tropik pada
daerah dingin di daerah tundra. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora
dan fauna berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik). Tahukah Anda, apa
saja yang termasuk abiotik dan biotik? Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim
(suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk faktor non
fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
a. Iklim
Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat
besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia. Faktor suhu udara
berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari
sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. Kelembaban udara
berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk
proses penyerbukan. Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan
jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.. Tanaman di daerah tropis, banyak
jenisnya, subur dan selalu hijau sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang
tinggi dan cukup sinar matahari. Berbeda dengan tanaman di daerah yang beriklim sedang,
ragam tumbuhannya tidak sebanyak di daerah tropis yang kaya sinar matahari, di sana
banyak ditemui pohon berkayu keras dan berdaun jarum. Daerah Gurun yang beriklim
panas dan kurang curah hujan, hanya sedikit tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri,
seperti misalnya pohon Kaktus dapat tumbuh subur, karena mempunyai persediaan air
dalam batangnya. Kehidupan faunanya juga sangat bergantung pada pengaruh iklim yang
mampu memberikan kemungkinan bagi kelangsungan hidupnya. Binatang di daerah
dingin beda dengan binatang di daerah tropis, dan sulit menyesuaikan diri bila hidup di
daerah tropis yang beriklim panas.
b. Tanah
Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan flora di
dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Keadaan struktur
tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar
tanaman dapat bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap
tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di
dalam tanah. Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%),
bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas menunjukkan betapa
pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan
perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah.
Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang
subur. Perhatikan hutan di daerah yang subur di pegunungan dengan hutan di daerah yang
tanahnya banyak mengandung kapur atau tanah liat. Apakah ada perbedaan
keanekaragaman tanamannya?
c. Air
Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat
melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah.
Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di
daerah yang bersangkutan. Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada
banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya
keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di daerah yang banyak
curah hujannya. Misalnya di daerah gurun, hanya sedikit tumbuhan yang dapat hidup,
contohnya adalah pohon Kaktus dan tanaman semak berdaun keras. Di daerah tropis
banyak hutan lebat, pohonnya tinggi-tingi dan daunnya selalu hijau.
Faktor Keindahan
Setiap jenis tumbuhan dan binatang adalah berbeda satu sama lainnya dan hal ini
memberikan keindahan bagi alam dengan cara yang berbeda - beda. Sebagian besar
manusia merasakan bahwa keindahan alam ini dapat memperkaya kehidupan mereka. Hal
ini juga dapat menambah kenikmatan alam bagi orang yang melakukan camping, hiking,
dan rekreasi alam lainnya. Seorang pendaki gunung akan merasa lebih senang bila
melintasi kawasan gunung yang berhutan dan dihuni oleh binatang - binatang liar seperti
Gunung Gede , Gunung Argopuro dan Gunung Slamet dibandingkan gunung yang gundul
tak berhutan seperti Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.
Manfaat Ekonomi
Jenis flora dan fauna dapat diperbarui dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Beberapa
jenis kayu memiliki manfaat bagi kepentingan masyarakat Indonesia maupun untuk
kepentingan ekspor. Jenis kayu-kayu tersebut antara lain adalah kayu ramin, gaharu,
meranti, dan jati, jika di ekspor akan menghasilkan devisa bagi negara. Beberapa
tumbuhan juga dapat dijadikan sebagai sumber makanan yang mengandung karbohidrat,
protein, vitamin serta ada tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-oabatan dan
kosmetika. Sumber daya yang berasal dari hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber
makanan dan untuk kegiatan industri. Dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan yang
dapat dijadikan sumber daya alam yang bernilai ekonomi. Laut, sungai, dan tambak
merupakan sumber-sumber perikanan yang berpotensi ekonomi. Beberapa jenis
diantaranya dikenal sebagai sumber bahan makanan yang mengandung protein.
Manfaat ilmiah
Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan
ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis flora dan fauna yang belum
dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat
dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai
bidang pengetahuan. Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan
yang berasal dari tumbuhan. Masih banyak yang bisa dipelajari tentang bagaimana
memanfaatkan flora dan fauna secara lebih baik, bagaimana menjaga dasar genetik hewan
dan tumbuhan yang terpakai, dan bagaimana untuk merehabilitasi ekosistem yang
terdegradasi. Daerah alami menyediakan laboratorium yang baik sekali untuk studi
seperti ini, sebagai perbandingan terhadap daerah lain dengan penggunaan sistem yang
berbeda, dan untuk penelitian yang berharga mengenai ekologi dan evolusi.
Di negara kita Indonesia, flora dan fauna merupakan sumber daya yang penting bagi
pembangunan nasional. Sejumlah besar sektor perekonomian nasional tergantung secara
langsung ataupun tak langsung dengan keanekaragaman flora-fauna, ekosistem alami dan
fungsi-fungsi lingkungan yang dihasilkannya. Keanekaragaman hewan dan tumbuhan juga
merupakan anugerah terbesar bagi masyarakat Indonesia karena Indonesia merupakan
salah satu Negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Manfaat yang
dapat diperoleh dari besarnya keanekaragaman hayati bagi masyarakat kita antara lain
adalah (1) Merupakan sumber kehidupan, penghidupan dan kelangsungan hidup bagi umat
manusia, karena potensial sebagai sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan serta
kebutuhan hidup yang lain (2) Merupakan sumber ilmu pengetahuan dan tehnologi (3)
Mengembangkan sosial budaya umat manusia. Pemanfaatan flora dan fauna dimasyarakat
ini harus dilakukan secara berkelanjutan yaitu manfaat yang tidak hanya untuk generasi
sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan dating. Oleh karena itu, mari kita lestarikan
keanekaragaman hayati yang ada di sekitar kita agar dapat dimanfaatkan oleh generasi
yang akan datang.
Setiap spesies memiliki peran dalam membantu menjaga keseimbangan sistem kehidupan
di bumi. Sistem - sistem ini harus berfungsi terus menerus jika kehidupan ingin tetap
berlangsung. Sehingga hilangnya beberapa spesies dapat mengancam semua kehidupan,
termasuk kehidupan manusia. Lebih dari 40 jenis pohon di hutan penyebaran bijinya
sangat tergantung pada orangutan. Ular membantu mengendalikan populasi tikus. Burung
madu, kupu - kupu dan kumbang membantu penyerbukan bunga.
Kehidupan manusia yang bergantung pada keanekaragaman hayati. Hewan dan tumbuhan
yang kita manfaatkan saat ini (misalnya ayam, kambing, padi, jagung) pada zaman dahulu
juga merupakan hewan dan tumbuhan liar, yang kemudian dibudidayakan. Hewan dan
tumbuhan liar itu dibudidayakan karena memiliki sifat-sifat unggul yang diharapkan
manusia.Sebagai contoh, ayam dibudidayakan karena menghasilkan telur dan daging. Padi
dibudidayakan karena menghasilkan beras. Beberapa contoh tumbuhan dan hewan yang
memiliki peranan penting untuk memenuhi kebutuhan pangan, perumahan, dan kesehatan.
Ada berbagai cara melestarikan flora dan fauna. Berikut adalah penjelasannya :
Ada beberapa jenis flora dan fauna yang sudah rentan punah karenanya perlu dibangun
tempat khusus untuk melindungi mereka dari para manusia yang serakah yang terkadang
menjadi dampak akibat kerusakan hutan yang membuat flora dan fauna mulai
punah. Pembangunan suaka alam untuk melindungi tumbuhan dan suaka margasatwa
untuk melindungi tumbuhan. Seperti balai suaka margasatwa ujung kulon yang merupakan
tempat khusus untuk melindungi kawanan badak bercula satu yang sudah sangat sedikit
jumlahnya.
Semakin modernnya zaman dimana sudah ada berbagai program pembangunan proyek
gedung pencakar langit dan bangunan permanen lainnya yang seringkali pembangunan
tersebut tidak memperhatikan aspek lingkungan dan ruang publik untuk kehidupan. Bukan
hanya flora dan fauna saja yang terancam namun bencana alam juga mengancam jika
keseimbangan alam berubah. Jadi pemerintah saat ini sangat perlu membuat sebuah
undang-undang untuk mengatur pembangunan yang berkelanjutan yang memperhatikan
aspek lingkungan dan ramah lingkungan. Misalnya saja untuk pembangunan gedung
paling tidak harus ada lahan hijau di daerah tersebut. Pemerintah juga harus memberikan
hukuman bagi mereka yang melanggar peraturan dengan tindakan yang tegas tanpa
pandang bulu.
Perlu dilakukan penetapan status pada flora dan fauna terutama yang terancam punah
supaya tidak terjadi pemburuan terhadap mereka. Seperti status dilindungi yang diberikan
kepada satwa komodo, biawak, landak semut di papua, kanguru pohon, anoa, menjangan,
banteng, badak, dahan kuwuk, bajing terbang, trenggiling, kasuari, merak, cendrawasih,
harimau sumatera, elang jawa, bajing tanah, macan kumbang, siamang, ikan pesut, ikan
hiu, ikan pari, kura-kura atau bulus, gajah, tapir, kelinci liar, kambing hutan, ayam hutan,
sing puar, owa, sarudung, bekantan, orang utan, beruang madu, burung beo, landak.
Pemerintah juga harus membuat undang-undang tegas dengan melakukan tindakan jika
ada yang berusaha menyelundupkan atau memburu flora dan fauna yang sudah diberi
status dilindungi.
Hal ini sangat perlu dilakukan seperti dengan menindak tegas para pencuri kayu atau
illegal logging, memperbaiki kondisi hutan, melakukan reboisasi dan melakukan tebang
pilih supaya hutan tetap terjaga kehidupannya dan makhluk yang ada di dalamnya agar
terhindar juga dari erosi tanah yang menjadi penyebab flora dan fauna mulai punah juga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa persebaran
sumber-sumber alam yang menyangkut air, dunia tumbuh-tumbuhan serta kesuburan
tanah dan sinar matahari dan lain-lain tidaklah merata di permukaan bumi ini. sehingga,
persebaran flora dan fauna pun juga tidak menyebar secara merata di permukaan bumi
ini.
B. Saran
Dengan adanya karya tulis ini maka penulis mengharapkan agar masyarakat dapat
menjaga kelestarian flora dan fauna di sekitar kita.
Daftar pustaka:
http://tugasmakalahproposal.blogspot.co.id
https://donipengalaman9.wordpress.com