You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ekonomi akhir-akhir ini menghidupkan kembali debat tentang efektivitas kebijakan pemerintah
yang membawa kepada pertumbuhan "seimbang". Terdapat perbedaan interpretasi tentang bagaimana
kebijakan makroekonomi pemerintah dapat menstabilkan output berdasarkan adanya fenomena ekonomi.
Mengacu pada teori siklus bisnis, kebijakan fiskal dan moneter akan memperluas inefisiensi. Berbeda dengan
teori Keynes, pengeluaran pemerintah adalah komponen permintaan agregat yang mempengaruhi output tapi
kebijakan moneter menyebabkan meluasnya ketidak efektifan, sementara itu teori moneteris menyatakan bahwa
kebijakan moneter dapat mempengaruhi output namun sebaliknya kebijakan fiskal tidak efektif. Kebijakan yang
memilik peran penting dalam pemerintahan untuk menstimulasi keadaan ekonomi adalah kebijakan moneter dan
fiskal.

Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan ekonomi secara makro, di samping
kebijakan fiskal juga terdapat kebijakan moneter yang merupakan partner kebijakan fiskal dalam mengendalikan
stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam kondisi perekonomian yang lesu, pengeluaran
pemerintah dapat memberi stimulasi kepada perekonomian untuk bertumbuh melalui kebijakan fiskal yang
ekspansif melalui peningkatan pengeluaran pemerintah atau menurunkan pajak untuk meningkatkan permintaan
agregat di dalam perekonomian menyebabkan pendapatan naik yang akan mengurangi pengangguran yang ada
untuk mencapai tingkat pendapatan kesempatan kerja penuh (full-employment level of income).

Kebijakan moneter berfokus kepada meningkatkan atau mengurangi suplai uang demi menstimulasi keadaan
ekonoomi, sedangkan kebijakan fiskal menggunakan anggaran pemerintah dan pajak untuk menstimulasi
ekonomi. Menggunakan teori ekonomi modern, dewasa ini pemerintah, dengan dibantu oleh ekonom, telah
memiliki cara untuk menggunakan kebijakan ekonomi moneter dan fiskal demi mengurangi lama dan tingkat
Keparahan resesi.
Perkembangan ini sangat penting karena memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk memberikan efek
berupa peningkatan kesejahteraan masyarakatnya di tengah resesi.

Kebijakan ekonomi yang benar dapat meningkatkan kesejahteraan negara, begitu juga sebaliknya.
Kebijakan moneter adalah satu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal dan
keseimbangan eksternal demi tercapainya tujuan ekonomi makro.

Stabilisasi ekonomi dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran
internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan
moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi).

Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada
sektor riil. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi
kelangsungan pembangunan ekonomi suatu negara, hal ini menjadi salah satu tolak ukur dari keberhasilan
ekonomi negara tersebut.

Salah satu kebijakan fiskal yaitu berkaitan dengan pajak. Pajak merupakan penerimaan negara yang digunakan
untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan. Pajak sebagai penerimaan pemerintah
merupakan salah satu alat yang cukup penting bagi pemerintah untuk menjalankan fungsinya, terutama sebagai
stabilisator perekonomian melalui kebijakan anggaran guna menjamin tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup.
Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang dominan baik untuk belanja rutin maupun
pembangunan

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa yang itu kebijakan fiskal, jenis dan tujuannya?
2. Apa itu kebijakan moneter, jenis dan tujuannya?
3. Dampak dari kebijakan moneter dan fiskal?

1.3 TUJUAN

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui tentang kebijakan fiskal serta jenis dan tujuannya
2. Untuk mengetahui tentang kebijakan moneter serta jenis dan tujuannya
3. Untuk mengetahui dampak dari kebijakan fiskal dan moneter
4. Keynes juga meyakini bahwa pemerintah mampu memanipulasi pengeluaran konsumen dan investor
agar tidak terjadi kontraksi yang berlebih schingga aktivitas ekonomi dapat berjalan stabil. Dampak
pemikiran ekonomi Keynes juga terbukti saat terjadi depresi besar di dunia pada awal tahun 1900-an.
Dimana sebelumnya banyak negara yang memegang prinsip ekonomi Laissez-Faire. Prinsip tersebut
meyakini bahwa pemerintah tidak boleh mengintervensi kapitalisme dalam ekonomi pasar bebas.
Dengan ideologi ekonomi Keynes, pada saat itu presiden Amerika ke 32 saat itu, Franklin D. Roosevelt
berhasil menumbuhkan ekonomi sebesar 10,8% pada tahun 1934.

• Jenis Kebijakan Fiskal

Berdasarkan sudut pandang ekonomi makro, kebijakan fiskal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kebijakan
fiskal ekspansif dan kebijakan fiskal kontraktif:

1. Kebijakan Fiskal Ekspansif

Kebijakan fiskal ekspansif merupakan peningkatan belanja pemerintah dan/atau penurunan pajak yang
dirancang untuk meningkatkan permintaan agregat dalam perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah
untuk meningkatkan produk domestik
bruto dan menurunkan angka pengangguran. Rebijakan fiskal ekspansif adalah suatu kebijakan ekonomi
dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah
penerimaan dan pengeluaran pemerintah, pada saat munculnya kontraksional gap.

2. Kebijakan Fiskal Kontraktif

Kebijakan fiskal kontraktif merupakan pengurangan belanja pemerintah dan atau peningkatan pajak yang
dirancang untuk menurunkan permintaan agregat dalam perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah
untuk mengontrol inflasi. Kebijakan fiskal kontraktif adalah kebijakan pemerintah untuk membuat
pemasukannya lebih besardaripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika
perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan
permintaan.

'Tujuan Kebijakan Fiskal

Melalui definisi kebijakan fiskal, sebenarnya sudah bisa diketahui apa tujuan dibuatnya kebijakan fiskal. Namun,
secara komprehensif, kebijakan fiskal bisa dijabarkan sebagai berikut:

1. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Dengan mengatur pemasukan dan pendapatan, negara bisa mengontrol peristiwa fluktuasi ekonomi yang
berakibat adanya pertumbuhan ekonomi. Misalnya melalui tata kelola anggaran yang tepat sasaran,
meningkatkan daya beli masyarakat dengan insentif pajak, atau menaikkan pajak pada sektor-sektor tertentu.

2. Meningkatkan Kualitas SDM dan Menekan Angka Pengangguran

Kualitas SDM dan angka pengangguran tent memengaruhi pendapatan nasional secara langsung dan bukan hal
yang mustahil pertumbuhan ekonomi akan melambat. Hal itu karena dengan adanya pengangguran, maka daya
beli masyarakat akan menurun yang berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi. Selain itu kualitas SDM
juga memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kualitas DM yang baik menjadi investasi negara terutama dalam
rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui inovasi dan ketenagakerjaan.

3. Memastikan Stabilitas Harga

Turunnya harga barang mampu memberikan dampak bagi sektor swasta. Namun, harga yang meningkat juga
bisa menciptakan inflasi. Di sisi lain, inflasi juga bisa memberikan keuntungan seperti menciptakan lapangan
kerja. Namun, inflasi juga bisa berdampak buruk bagi masyarakat ekonomi rendah karena turunnya daya beli.

4. Meningkatkan Laju Investasi

Ketika perekonomian negara baik, maka akan menjadi peluang bagi negara untuk mendatangkan investor.
Adanya investor akan berpengaruh terhadap pemasukan negara dan juga mengurangi pengangguran.

Instrumen Kebijakan Fiskal

Sebenarnya instrumen kebijakan sulit didefinisi karena sifatnya sangat relatif. Namun secara umum ada empat
instrumen kebijakan fiskal yaitu:
1. Perpajakan

Instrumen pajak pada kebijakan fiskal bisa dikatakan paling kuat keberadaannya di tangan otoritas publik. Hal
tersebut karena pajak mampu memengaruhi ekonomi suatu negara secara makro. Misalya saja perubahan
perilaku konsumsi masyarakat, daya beli, hingga investasi. Alasan kedua sangat jelas bahwa pajak merupakan
pemasukan utama dari sebuah negara. Hal-hal yang diperhatikan dalam instrumen pajak adalah ketika
pendapatan pemerintah sedikit, maka besar kemungkinan negara akan menaikkan tarif pajak. Di sisi lain, ketika
pemerintah menaikkan pajak pada kondisi tertentu, kemungkinan permintaan barang dan jasa atau kemampuan
daya beli masyarakat akan berkurang.

2. Pengeluaran

Pengeluaran pemerintah sangat erat kaitannya dengan upaya pembangunan negara.


Mulai dari pembangunan infrastruktur atau pembangunan SDM. Pengeluaran negara ini nantinya akan
berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi. Misalnya saja pembangunan lalu lintas transportasi
darat, fasilitas kesehatan, atau pendidikan.

3. Utang Publik

Upaya pemerintah untuk meminjam kepada bank dunia atau pinjaman publik dengan cara mengeluarkan surat
utang dan obligasi. Hal itu muneul dari anggapan bahwa pemasukan pemerintah tidak cukup untuk memenuhi
pengeluaran.

4. Anggaran

Segala rencana pengeluaran dan penerimaan negara untuk menjalankan program pertumbuhan ekonomi
terutama program-program jangka panjang.

11.2 Pengertian Kebijakan Moneter,Jenis dan Tujuannya

• Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah untuk memperbaiki keadaan perekonmian melalui pengaturan
jumlah uang beredar. Jumlah uang beredar, dalam analisis ekonomi makro, memiliki pengaruh penting terhadap
tingkat output perekonomian, juga terhadap stabilitas harga-harga. Vang yang beredar terlalu tinggi

tanpa diserta1 Kegiatan produksi yang seimbang, akan ditandai dengan meningkatnya harga-harga pada seluruh
barang dalam perekonomian
Kebijakan moneter adalah manipulasi suplai uang dan tingkat suku bunga untuk menstabilkan atau menstimulasi
ekonomi. Dalam ekonomi modern, kebijakan moneter adalah mekanisme yang ampuh untuk menangani resesi
dan mengurangi pengangguran melebihi kebijakan fiskal.

Kebijakan moneter dijalankan dengan mengganti suplai uang terlebih dahulu, untuk memanipulasi tingkat suku
bunga. Karena tingkat suku bunga mempengaruhi hampir seluruh permintaan barang dan jasa serta investasi,
efeknya akan besar dan pervasif dalam menstimulasi ataupun menurunkan aktivitas perekonomian.
Permintaan akan suplai uang bergantung dengan tingkat suku bunga. Konsep utama kebijakan moneter adalah
bahwa tingkat suku bunga yang lebih rendah akan menyebabkan konsumsi dan investasi yang lebih tinggi,
sehingga meningkatkan tingkat permintaan agregat.

Tingkat suku bunga yang lebih rendah akan menstimulasi tingkat konsumsi dengan cara membuat pinjaman dari
bank untuk membayar tempat tinggal dan kendaraan semakin menarik. Selain itu, tingkat suku bunga yang
rendah membuat tingkat investasi bisnis lebih tinggi karena investasi potensial yang akan menghasilkan profit di
masa mendatang akan semakin bertambah.

Contohnya, jika tingkat suku bunga mencapai 10 persen, maka investor hanya akan meminjam uang untuk
berinvestasi di proyek dengan tingkat RO1 melebihi 10 persen. Tetapi, jika tingkat suku bunga hanya 5 persen,
investor dapat berinvestasi ke semua proye yang tingkat ROI-nya melebihi 5 persen, schingga lebih banyak
proyek yang akan berjalan.

Secara umum, jika bank pusat akan meningkatkan output dalam kebijakan ekonomi moneter, ada 3 langkah
yang akan dilakukan, yaitu: 1. Bank membeli saham dari pemerintah untuk meningkatkan suplai uang; 2.
Peningkatan suplai uang akan menyebabkan tingkat suku bunga menurun; 3. Konsumen dan bisnis akan
merespon dengan mengambil pinjaman lebih banyak dan menggunakan uangnya untuk membeli lebih banyak
barang dan jasa.

• Intrumen Kebijakan Moneter


% Kebijakan Operasi Pasar Terbuka
Ini merupakan salah satu kebijakan yang diambil oleh bank sentral untuk mengurangi
atau menambah jumlah uang yang sedang beredar di masyarakat dengan cara melakukan
pembelian atau penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau dengan melakukan
pembelian atau penjualan surat berharga yang dijual di pasar modal.

Pengaturan jumlah uang beredar melalui 2 mekanisme:

1. Kebijakan Moneter Ekspansif (Monetary Expansive Policy): suatu kebijakan dalam


rangka menambah jumlah uang yang beredar
2. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary Contractive Policy): suatu kebijakan dalam
rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Disebut juga dengan kebijakan uang
ketat (tight money policy)

> Kebijakan Diskonto

Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan
cara mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral memperhitungkan jumlah uang
beredar telah melebihi kebutuhan (gejala inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan
untuk menaikkan suku bunga. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang
keinginan orang untuk menabung.

> Kebijakan Cadangan Kas

Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan
kas (cush ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah dalam bentuk giro, tabungan,
deposito, sertifikat deposito, dan jenis tabungan lainnya. Ada persentase tertentu dari uang
yang disetorkan nasabah dan tidak boleh dipinjamkan.

> Penyesuaian tingkat suku bunga

Bank sentral dapat mempengaruhi suku bunga dengan mengubah tingkat diskonto.
Tingkat diskonto (tarif dasar) adalah suku bunga yang dikenakan oleh bank sentral
kepada bank untuk pinjaman jangka pendek. Sebagai contoh, jika bank sentral

meningkatkan tingkat diskonto, biaya pinjaman untuk bank meningkat. Selanjutnya, bank akan meningkatkan
suku bunga yang mereka tetapkan kepada pelanggan mereka. Dengan demikian, biaya pinjaman dalam
perekonomian akan meningkat, dan jumlah uang beredar akan berkurang.

• Tujuan Kebijakan Moneter

Tujuannya adalah untuk mensejahterahkan rakyat dengan cara menaikan perekonomian Indonesia,
meminimalisirkan pengangguran seta mengatur mata uang dalam satu negara. 'Tetapi tidak selalu terpaku
dengan satu tujuan karena tujuan kebijakan moneter tidak statis, namun bersifat dinamis karena selalu
disesuaikan dengan kebutuhan perekonomian suatu negara.

1. Inflasi

Kebijakan moneter dapat menargetkan tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang rendah dianggap schat bagi
perekonomian sebuah negara. Namun, jika inflasi sudah sangat tinggi, kebijakan moneter diharapkan dapat
mengatasi masalah ini.

2. Nilai tukar mata uang

Dengan menggunakan otoritas fiskal, bank sentral dapat mengatur nilai tukar antara mata uang domestik dan
asing. Sebagai contoh, bank Indonesia dapat meningkatkan jumlah uang beredar dengan mengeluarkan lebih
banyak uang cetak. Dalam kasus seperti itu, mata uang negara tersebut menjadi lebih murah dibandingkan
dengan mata uang negara lain.

3. Memperbaiki neraca perdagangan kerja masyarakat

Meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk ke dalam negeri atau sebaliknya.
Dengan cara ini maka persaingan produk dalam negeri akan bersaing dan pastinya akan mempunyai kualitas
schingga dapat di ekspor ke luar negeri.
II.3 Dampak Kebijakan Fiskal dan Moneter Pada Perekonomian

Kebijakan fiskal dan moneter punya dampak pada perekonomian suatu negara, yakni:

1. Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Perekonomian

Kebijakan menaikkan dan menurunkan pajak yang dilakukan pemerintah sangat


berpengaruh terhadap perekonomian negara. Saat terjadi inflasi, pemerintah akan menaikkan tarif pajak.
Dengan naiknya tarif tersebut otomatis jumlah investasi akan menurun. Sementara saat ekonomi memburuk, tarif
pajak akan diturunkan schingga pertumbuhan inflasi bisa tumbuh cepat. Akibatnya pertumbuhan ekonomi
semakin membaik, dan negara memperoleh penerimaan yang besar.

2. Dampak Kebijakan Moneter Terhadap Perekonomian

Salah satu bentuk instrumen kebijakan moneter adalah berkaitan dengan suku bunga. Apabila bank sentral
menaikkan suku bunga, maka banyak para penanam modal serta pelaku pasar yang tertarik untuk meningkatkan
produksi mereka dengan menanam investasi. Penanaman investasi ini akan berdampak pada tingginya produksi
yang dilakukan. Hal ini akan mempengaruhi banyaknya kebutuhan akan tenaga kerja, schingga terdapat banyak
lowongan kerja. Tingkat pengangguran bisa menurun seiring dengan banyaknya lowongan yang terbuka. Kondisi
ini tentu berdampak baik pada pertumbuhan ekonomi negara serta masyarakat, sehingga tujuan pembuatan
kebijakan terlaksana dengan baik.

Kebijakan moneter menggeser kurva L.M dan mengubah keseimbangan jk.pendek.

Model IS - LM : kenijakan moneter mempengaruhi Y dengan mengubah tingkat r BAB 9 :


JK pendek, harga kaku, ekspansi jumlah uang beredar meningkat Y.tapi tidak di bahs kalu mendorong
pengeluaran yang lebih besar- disebut mekanisme trasmisi monener
Model IS ML: kenaikan jumlah uanga beredar-menurun suku bungan-mendorong investasi - meperbesar
permintan barang / jasa

BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP

TIL.1 KESIMPULAN

Berdasarkan buku Pengantar Ilmu Ekonomi Makro & Mikro karya Nopirin, kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan
ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah
penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Menurut Ibrahim, kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang
berkaitan dengan pengaturan kinerja ekonomi melalui mekanisme penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah dalam mengatur setiap pendapatan dan pengeluaran negara
yang digunakan untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi. Kebijakan
fiskal adalah kebijakan yang mengatur belanja dan pajak negara yang berdampak pada kondisi ekonomi secara
makro.

Otoritas Jasa Keuangan juga mendefinisikan kebijakan fiskal sebagai kebijakan yang membahas pajak,
penerimaan lain, utang-piutang, dan pengeluaran pemerintah dengan tujuan tertentu seperti menunjang
kestabilan ekonomi, keseimbangan moneter, peningkatan pembangunan ekonomi, dan perluasan tenaga kerja.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebijakan fiskal memiliki dua instrumen utama yaitu
belanja dan pendapatan negara dalam hal ini adalah pajak.

Melalui definisi kebijakan fiskal, sebenarnya sudah bisa diketahui apa tujuan dibuatnya kebijakan fiskal. Dengan
mengatur pemasukan dan pendapatan, negara bisa mengontrol peristiwa fluktuasi ekonomi yang berakibat
adanya pertumbuhan ekonomi. Misalnya melalui tata kelola anggaran yang tepat sasaran, meningkatkan daya
beli masyarakat dengan insentif pajak, atau menaikkan pajak pada sektor-sektor tertentu. Kualitas DM dan
angka pengangguran tentu memengaruhi pendapatan nasional secara langsung dan bukan hal yang mustahil
pertumbuhan ekonomi akan melambat.
Hal itu karena dengan adanya pengangguran, maka daya beli masyarakat akan menurun yang berdampak
langsung pada pertumbuhan ekonomi. Kualitas SDM yang baik menjadi investasi negara terutama dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui inovasi dan ketenagakerjaan. Namun, harga yang meningkat juga
bisa menciptakan inflasi. Sebenarnya instrumen kebijakan sulit didefinisi karena sifatnya sangat relatif.

Namun secara umum ada empat instrumen kebijakan fiskal yaitu. Instrumen pajak pada kebijakan fiskal bisa
dikatakan paling kuat keberadaannya di tangan otoritas publik. Hal-hal yang diperhatikan dalam instrumen pajak
adalah ketika pendapatan pemerintah sedikit, maka besar kemungkinan negara akan menaikkan tarif pajak

Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah untuk memperbaiki keadaan perekonmian melalui pengaturan
jumlah uang beredar. Kebijakan moneter adalah manipulasi suplai uang dan tingkat suku bunga untuk
menstabilkan atau menstimulasi ekonomi. Dalam ekonomi modern, kebijakan moneter adalah mekanisme yang
ampuh untuk menangani resesi dan mengurangi pengangguran melebihi kebijakan fiskal. Kebijakan moneter
dijalankan dengan mengganti suplai uang terlebih dahulu, untuk memanipulasi tingkat suku bunga.

Konsep utama kebijakan moneter adalah bahwa tingkat suku bunga yang lebih rendah akan menyebabkan
konsumsi dan investasi yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan tingkat permintaan agregat. Tingkat suku
bunga yang lebih rendah akan menstimulasi tingkat konsumsi dengan cara membuat pinjaman dari bank untuk
membayar tempat tinggal dan kendaraan semakin menarik. Selain itu, tingkat suku bunga yang rendah membuat
tingkat investasi bisnis lebih tinggi karena investasi potensial yang akan menghasilkan profit di masa mendatang
akan semakin bertambah. Tetapi, jika tingkat suku bunga hanya 5 persen, investor dapat berinvestasi ke semua
proye yang tingkat ROI-nya melebihi 5 persen, schingga lebih banyak proyek yang akan berjalan.

Kebijakan Moneter Ini merupakan salah satu kebijakan yang diambil oleh bank sentral untuk mengurangi atau
menambah jumlah uang yang sedang beredar di masyarakat dengan cara melakukan pembelian atau penjualan
Sertifikat Bank Indonesia atau dengan melakukan pembelian atau penjualan surat berharga yang dijual di pasar
modal.

Disebut juga dengan kebijakan uang ketat b. Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah
uang beredar dengan cara mengubah diskonto bank umum. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang
keinginan orang untuk menabung. Ada persentase tertentu dari uang yang disetorkan nasabah dan tidak boleh
dipinjamkan.

Bank sentral dapat mempengaruhi suku bunga dengan mengubah tingkat diskonto. Tingkat diskonto adalah suku
bunga yang dikenakan oleh bank sentral kepada bank untuk pinjaman jangka pendek. Selanjutnya, bank akan
meningkatkan suku bunga yang mereka tetapkan kepada pelanggan mereka. Dengan demikian, biaya pinjaman
dalam perekonomian akan meningkat, dan jumlah uang beredar akan berkurang. Tetapi tidak selalu terpaku
dengan satu tujuan karena tujuan kebijakan moneter tidak statis, namun bersifat dinamis karena selalu
disesuaikan dengan kebutuhan perekonomian suatu negara. Kebijakan moneter dapat menargetkan tingkat
inflasi. Tingkat inflasi yang rendah dianggap schat bagi perekonomian sebuah negara. Namun, jika inflasi sudah
sangat tinggi, kebijakan moneter diharapkan dapat mengatasi masalah ini. Meningkatkan ekspor dan
mengurangi impor dari luar negeri yang masuk ke dalam negeri atau sebaliknya.

III.2 SARAN

Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami definisi tentang kebijakan fiskal dan
moneter serta dapat mengetahui jenis dan tujuan terjadinya diantara kebijakan tersebut. Dan dampak yan g
terjadi pada kebijakan tersebut. Penulis menyadari makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan yang jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang mengenai pembahasan
makalah di atas agar penulis terus berusaha memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber yang bisa
dipertanggung jawabkan nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

Antonioni, P., & Flynn, S. M. (2017). Kebijakan Ekonomi Moneter dan Fiskal. Sckolah
Tinggi Ilmu Ekonomi - Solusi Bisnis Indonesia.
Dua, A. (2021, May 4). htps://www.rusdionoconsulting.com/. Diambil kembali dari
Kebijakan Fiskal: Pengertian, Tujuan, dan Contohnya.
Kompas. (2021, Juni 15). https://money.kompas.com/. Diambil kembali dari Apa Perbedaan
Kebijakan Fiskal dan Moneter?
Money-, T. (2021, May 6). https://blog.amartha.com. Diambil kembali dari Beda Kebijakan
Fiskal dan Moneter.
OBCP NISP, R. (2021, Agustus 12). htps://www.ochenisp.com. Diambil kembali dari
Kebijakan Fiskal: Pengertian, Tujuan, Instrumen, & Contohnya.
Sukirno, S. (t.thn.). Pengantar Ekonomi. Sadono Sukirno.

You might also like