You are on page 1of 12

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2021.2)

Nama Mahasiswa : DEMAS AHMAD HASANUDDIN

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043412842

Tanggal Lahir : 19 APRIL 1993

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4201 HUKUM TATA NEGARA

Kode/Nama Program Studi : 311 / Ilmu Hukum S1

Kode/Nama UPBJJ : 50 / SAMARINDA

Hari/Tanggal UAS THE : SENIN, 27/12/2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : DEMAS AHMAD HASANUDDIN


NIM : 043412842
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4201 HUKUM TATA NEGARA
Fakultas : HUKUM, ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Program Studi : 311 / Ilmu Hukum S1
UPBJJ-UT : 50 / SAMARINDA

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang
ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Bontang, 27 Desember 2021

Yang Membuat Pernyataan

Demas Ahmad Hasanuddin


Jawaban UAS_HKUM4201_HUKUM TATA NEGARA
1
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842

1.a.

a. Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan; Sistem pemerintahan presidensial, baik


kepala negara atau kepala pemerintahannya dipegang oleh seorang presiden, jadi tidak
ada pemisahan. Presiden berwenang dalam mengatur semua jalannya pemerintahan
dan juga berfungsi secara simbolis. Sistem pemerintahan parlementer, mempunyai
presiden atau sultan atau raja sebagai kepala negaranya. Berperan secara seremonial
dalam melantik, mengesahkan, atau mengukuhkan UU (Undang-Undang) dan
kabinetnya, dalam menjalankan pemerintahan, presiden dibantu oleh perdana menteri
yang perannya sebagai kepala pemerintahan.

b. Pemilihan Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan; Sistem pemerintahan


presidensial, kepala negara yang sekaligus menjabat sebagai kepala pemerintahan ini
dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu, sedangkan Sistem pemerintahan
parlementer, perdana menteri dipilih oleh parlemen melalui penunjukkan secara
langsung buat menjalankan fungsi eksekutif.

c. Lembaga Supremasi Tertinggi; Sistem pemerintahan presidensial tidak ada istilah


lembaga supremasi tertinggi atau lembaga tertinggi negara, yang ada adalah supremasi
konstitusi dimana kedaulatan rakyatlah yang dijunjung tinggi. Meskipun demikian, antar
lembaga negara masih dapat saling mengawasi guna menghindari penyebab terjadinya
tindakan penyalahgunaan wewenang dan menghindari dampak korupsi bagi negara.

Pada sistem pemerintahan parlementer, masih terdapat lembaga supremasi tertinggi


yaitu parlemen dimana parlemen memiliki kekuasaan besar dalam negara baik sebagai
badan perwakilan maupun badan legislatif.

d. Kekuasaan eksekutif dan legislatif; pemerintahan presidensial mengijinkan kekuasaan


eksekutif dan legislatif berjalan sejajar artinya kekuasaan keduanya sama-sama kuat
sehingga tidak dapat saling menjatuhkan.

Sedangkan Sistem pemerintahan parlementer tidak mengijinkan kesetaraan kedudukan


antara eksekutif dan legislatif seperti dalam sistem pemerintahan presidensial. Dalam
sistem tersebut, kabinet dalam hal ini perdana menteri beserta menteri dapat dijatuhkan
oleh parlemen melalui mosi tidak percaya. Namun, jika perselisihan antara kabinet dan
parlemen menunjukkan kabinetlah yang berada pada pihak yang benar, maka kepala
negara berhak membubarkan parlemen.

e. Pembagian Kekuasaan eksekutif dan legislatif; Terdapat pembagian kekuasaan yang


jelas antara eksekutif dan legislatif dalam sistem pemerintahan presidensial baik secara
kelembagaan maupun secara kepersonalan anggota. Hal ini dikarenakan ditetapkannya
aturan perundang-undangan tentang larangan merangkap jabatan eksekutif dan
legislatif.

Pembagian kekuasaan antara eksekutif dan legislatif dalam sistem pemerintahan


parlementer tidak begitu jelas karena eksekutif dipilih dari anggota legislatif atau bisa
dikatakan kabinet dipilih dari anggota parlemen.

f. Tanggung jawab Kepala Negara dan Kepala Pemerin tahan; sistem pemerintahan
presidensial, kepala negara dan kepala pemerintahan yakni presiden dipilih secara
langsung oleh rakyat sehingga ia bertanggung jawab terhadap kedaulatan rakyat. Selain
itu, seluruh tindakannya harus dipertanggungjawabkan terhadap konstitusi negara.
Sistem seperti ini dapat membuat pertangungjawaban presiden kurang jelas. Untuk
mengontrol tindakan pemerintah diperlukan pengawasan dari berbagai pihak untuk selalu
kritis dan tanggap.

Pemilihan kepala pemerintahan pada sistem pemerintahan parlementer oleh parlemen,


membuat sistem pertanggungjawaban kabinet yakni perdana menteri dan para menteri
Jawaban UAS_HKUM4201_HUKUM TATA NEGARA
2
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842

dilakukan secara langsung kepada parlemen. Kabinet berada di bawah pengawasan


parlemen secara langsung maka pertanggungjawabannya menjadi jelas karena dapat
dilakukan pengawasan secara intens.

g. Masa Jabatan kepala negara dan kepala pemerintahan; Masa jabatan kepala negara
dan kepala pemerintahan pada negara dengan sistem pemerintahan presidensial jelas
karena sudah diatur di dalam UU misalnya setiap 5 (lima) tahun atau 6 (enam) tahun
sekali. Untuk di Indonesia sendiri dilaksanakan setiap lima tahun sekali yang mana
presiden terpilih hanya dapat menduduki jabatannya maksimal 2 (dua) kali periode
pemilihan berturut-turut.

Presiden pada sistem pemerintahan parlementer dipilih secara langsung oleh parlemen
atau suatu badan pemilihan umum. Adapun masa jabatan perdana menteri pada sistem
pemerintahan parlementer tidaklah menentu karena semua tergantung dari parlemen .
Dengan demikian, bisa saja dalam 1 (satu) tahun dilakukan penggantian perdana menteri
secara berulang-ulang.

h. Pembentukan Kabinet; Pada sistem pemerintahan presidensial, kabinet dipilih dan


lantik sendiri oleh presiden. Sedangkan Pada sistem pemerintah an parlementer, kabinet
dibentuk oleh parlemen.

i. Peran Partai Politik; Pada sistem pemerintahan presidensial, partai politik perannya jadi
fasilitator yang mengusung calon presiden dan wakil presiden. Di sistem pemerintahan
parlementer, partai politik bisa memasukkan ideologi politik jadi mempengaruhi
kepemimpinan presiden dan wakil presiden terpilih.

j. Legitimasi; Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam sistem pemerintahan
presidensial sehingga legitimasinya didapatkan dari rakyat. Hal ini dapat memperkuat
posisi presiden yang mana telah mendapatkan suara dari sebagian besar warga
negaranya.

Pada sistem pemerintahan parlementer, legitimasi didapatkan dari parlemen sehingga


posisi perdana menteri dalam memerintah negara dinilai kurang kuat karena tidak
mendapat dukungan dari rakyat secara langsung.

k. Penyesuaian pelaksanaan program kerja; Pada sistem pemerintahan presidensial,


masa jabatan presiden sebagai kepala pemerintahan sudah diatu di dalam UU sehingga
dalam membuat program kerjanya pemerintah telah memikirkan dengan baik alokasi
waktu pelaksanaan program kerja yang disusunnya. Dengan kata lain dalam sistem
pemerintahan presidensial proses penyesuaian program kerja dari periode lama ke
periode yang baru lebih mudah.

Pada sistem pemerintahan parlementer, masa jabatan pemerintah sangat bergantung


pada parlemen sehingga tidak dapat dipastikan kapan kabinet akan turun dari
jabatannya. Dengan demikian melesetnya alokasi waktu pelaksanaan program kerja
akan sering terjadi dan proses penyesuaian program kerja dari kabinet yang lama kepada
kabinet yang baru lebih sulit.

l. Kestabilan posisi eksekutif; Pada sistem pemerintahan presidensial, masa jabatan yang
jelas dalam UU dan kekuasaan eksekutif yang sejajar dengan legislatif membuat posisi
eksekutif dalam sistem pemerintahan ini lebih stabil.

Pada sistem pemerintahan parlementer kekuasaan eksekutif cenderung tidak stabil


karena sangat tergantung oleh parlemen.

m. Pemilihan Umum; Pada sistem pemerintahan presidensial pemilu diadakan untuk


memilih presiden beserta wakil presiden dan anggota legislatif baik untuk
Jawaban UAS_HKUM4201_HUKUM TATA NEGARA
3
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842

kabupaten/kota, propinsi, maupun pusat. Mengikuti pemilu dengan baik merupakan


contoh sikap nasionalisme dan patriotisme.

Pada sistem pemerintahan parlementer pemilu diakan semata-mata hanya untuk memilih
anggota parlemen dan bukannya memilih presiden beserta wakil presiden karena
keduanya dipilih dari anggota parlemen.

1.b.

Terjadi pergeseran kekuasaan Presiden dalam membentk undang-undang yang diatur


dalam pasal 5, berubah menjadi Presiden berhak mengajukan rancangan undang-
undang, dan Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-
undang diatur dalam pasal 20.

Beberapa penjabaran lain sebagai berikut; Presiden memegang posisi sentral dan
dominan sebagai mandataris MPR, meskipun kedudukannya tidak “neben” akan tetapi
“untergeordnet”. Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan tertinggi, Presiden
selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga memegang kekuasaan
legislative (legislative power) dan kekuasaan yudikatif (judicative power). Presiden
mempunyai hak prerogatif yang sangat besar, Tidak ada aturan mengenai batasan
periode seseorang dapat menjabat sebagai presiden serta mekanisme pemberhentian
presiden dalam masa jabatannya.

UUD 1945 pasca amandemen tidak menganut lagi model pembagian kekuasaan secara
vertikal (distribution of power) tetapi pemisahan secara horizontal (separation of power).
Hal tersebut dimaksudkan untuk mengembalikan dan menegaskan prinsip check and
balance dalam hubungan antar lembaga negara dan menghindarkan campur tangan
lembaga negara yang satu terhadap lembaga negara lainnya.

1.c.

Sebab utamanya adalah kesadaran dan kepedulian aktivis dan bapak bangsa terhadap
terciptanya Persatuan Indonesia. Mereka sangat menyadari bahwa kondisi wilayah
Indonesia sangat berpotensi disentegrasi. Negara Indonesia adaah suatu eenheidsstaat,
maka Indonesia tak akan mempunyai daerah di dalam lingkungannya yang bersifat staat.

Sistem negara federal adalah sistem pemerintahan dengan kekuasaan terdesentralisasi


ke daerah-daerah. Dengan demikian, pusat memiliki pengaruh yang lebih kecil atas
aktivitas ekonomi, sosial dan juga tentunya terkait kebijakan -kebijakan seperti investasi,
pengelolaan sumberdaya dan lain sebagainya.

Diharapkan dengan sistem ini kemakmuran akan lebih merata, tidak hanya menumpuk
di pusat saja. Dengan sistem ini persaingan antara pemerintah daerah atau negara
bagian kalau menurut sistem federal akan semakin kondusif. Oleh karena itu kompetisi
antara pemda dibutuhkan untuk mencapai pemerintahan yang dapat dipercaya.

Karena negara federal adalah sistem pemerintahan negara yang sangat mengakui
kekuasaan regional atau daerah, maka jika diterapkan di Indonesia, keuntungannya
adalah pemerataan ekonomi dan kemakmuran lebih cepat terlaksana daripada sistem
pemerintahan terpusat pada negara kesatuan.

Namun, yang menjadi kekhawatiran banyak pihak adalah apabila Indonesia menerapkan
sistem federal maka perpecahan akan terjadi dan memberikan ancaman yang tidak kecil
bagi seluruh kesatuan negara Indonesia. Sedangkan Indon esia sendiri sejak awal telah
Jawaban UAS_HKUM4201_HUKUM TATA NEGARA
4
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842

dirumuskan dan ditetapkan menjadi sebuah negara kesatuan, yaitu NKRI. Apabila
diterapkan di Indonesia, kemungkinan disintegrasi yang negatif akan meningkat. Musuh
dari luar akan lebih mudah menyusupi dan mengadu domba karena setiap daerah
dipisahkan oleh pulau-pulau dan lautan.

Ketika awal era Reformasi Amien Rais, mengusulkan Indonesia untuk menjadi negara
federasi. Karena setelah runtuhnya era orde baru, daerah -daerah yang selama ini takut
untuk mengeluarkan aspirasi untuk melepaskan diri dari Indonesia selama era orde baru.
Karena dengan runtuhnya rezim orde, tentu saja Indonesia bertransformasi menjadi
demokrasi seutuhnya.

Tetapi ide Amien Rais tentang wacana negara federasi tersebut terkubur, Karena
mayoritas aktivis saat itu lebih menginginkan Indonesia tetap pada negara kesatuan.
Sehingga yang menjadi jalan tengah ketika itu, Indonesia tetap menjadi negara kesatuan.
Akan tetapi dengan otonomi daerah yang selu as-luasnya. Sehingga lahirlah UU.No.22
tahun 1999, tentang pemerintahan daerah. Yang menjadi cikal bakal lahirnya otonomi
daerah yang seluas-luasnya hingga saat ini.

2.a.

Orient terpilih sebagai bupati Sabu Raijua pada Pilkada 2020. Namun, pelantikan Orient
yang diusung PDIP dan Demokrat itu ditunda lantaran dirinya masih menyandang status
kewarganegaraan AS. Di sisi lain, Orient mengaku telah mengajukan permohonan
pelepasan status warga negara Amarika Serikat sejak 5 Agustus 2020.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly mengungkapkan Orient Kore
memiliki dua paspor AS dan Indonesia. Paspor AS milik Orient berlaku sampai 2027,
sementara paspor Indonesia Orient berakhir pada 2024.

Sehingga sangat urgen untuk segera dilepas kewarganegaraan amerika serikatnya,


karena jika tidak akan terjadi ketidakstabilan dalam kepemimpinan daerah.

Dapat dianalisis bahwa timbul suatu polemik tidak jadi dilantiknya Bupati terpilih
Kabupaten Sabu Raijua, disebabkan status kewarganegaraan nya. Pasal 164 ayat (4)
dalam UU Pilkada itu berbunyi: Dalam hal calon Bupati dan calon Walikota terpilih
meninggal dunia, berhalangan tetap, atau mengundurkan diri, calon Wakil Bupati dan
calon wakil Walikota terpilih tetap dilantik menjadi Wakil Bupati dan Wakil Walikota
meskipun tidak secara berpasangan.

Bawaslu yang telah menelusuri dan ditemukan sebuah fakta bahwa Orient Riwu Kore
masih berstatus warga Amerika Serikat (AS). Ini dipastikan setelah pihaknya menerima
konfirmasi dari Kedutaan Besar Amerika Serikat. Melalui Komisi Pemilihan Umum, dapat
menerbitkan keputusan bahwa yang bersangkutan berhalangan tetap, dan tidak
memenuhi syarat menjadi calon kepala daerah, apalagi menjadi kepala daerah yang
dilantik.

2.b.

Status kewarganegaraan ganda yang dimiliki Orient Patriot Riwu Kore bertentangan
dengan Pasal 6 ayat (1) UU Kewarganegaraan, karena Indonesia tidak menganut sistem
kewarganegaraan ganda. Kewarganegaraan ganda terbatas hanya untuk anak sampai
berusia 18 tahun atau sudah menikah. Akibat hukum status kewarganegaraan ganda
yang dimiliki Orient adalah yang bersangkutan akan kehilangan kewarganegaraan
Jawaban UAS_HKUM4201_HUKUM TATA NEGARA
5
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842

2.c.

Hak asasi manusia marupun hak dan kewajiban warga negara sebagai salah satu elemen
penting dari demokrasi disamping supremasi hukum, telah diatur dalam UUD 1945.
Pengaturan tersebut bersifat pokok-pokok saja sehingga memerlukan penjabaran baik
melalui ketetapan MPR maupun peraturan perundang-undangan sebagai produk
bersama DPR dan Presiden.

Hak warga negara adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh warga negara guna
melakukan sesuatu sesuai peraturan perundangundangan. Dengan kata lain hak warga
negara merupakan suatu keistimewaan yan menghendaki agar warga negara
diperlakukan sesuai keistimewaan tersebut. Sedangkan Kewajiban warga negara adalah
suatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh warga negara dalam kehidupan
bermasyarkat berbangsa dan bernegara. Kewajiban warga negara dapat pula diartikan
sebagai suatu sikap atau tindakan yang harus diperbuat oleh seseorang warga negara
sesuai keistimewaan yang ada pada warga lainnya.

Hak Dan Kewaajiban Warga Negara :


1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara dan
negara pada umumnya berupa peranan (role).
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara Indonesia
tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.

Hak Warga Negara Indonesia :


– Hak atas pekerjaan dan penghidupan yan g layak : “Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).

– Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup
serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).
– Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang
sah (pasal 28B ayat 1).
– Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
dan Berkembang”

– Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan
berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)
– Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
– Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta

perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).


– Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas
dasar hukum yang berlaku suru t adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).
Jawaban UAS_HKUM4201_HUKUM TATA NEGARA
6
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842

Kewajiban Warga Negara Indonesia :


– Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi :
segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

– Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”.
– Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :
Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain
– Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal
28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai -nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”
– Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1)
UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.”

Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu :
1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan
undang-undang.
2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat
(2), taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.

3.a.

Leon Duguit dalam bukunya Traite de Droit Constitutional membedakan pemerintahan


dalam bentuk monarki dan republik. Perbedaan antara bentuk pemerintahan “monarki”
dan “republik” menurut Leon Duguit, adalah ada pada kepala negaranya. Jika ditunjuk
berdasarkan hak turun – temurun, maka kita berhadapan dengan Monarki. Kalau kepala
negaranya ditunjuk tidak berdasarkan turun – temurun tetapi dipilih, maka kita
berhadapan dengan Republik.

Dalam hal ada perdana menteri, maka termasuk Monarki parlementer yang merupakan
bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja dengan
menempatkan parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Dalam monarki
parlementer, kekuasaan, eksekutif dipegang oleh kabinet (perdanan menteri) dan
Jawaban UAS_HKUM4201_HUKUM TATA NEGARA
7
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842

bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja hanya sebagain kepala negara
(symbol kekeuasaan) yang kedudukannya ridak dapat diganggu gugat. Bentuk monarki
parlementer sampai sekarang masih tetap dilaksanakan di negara Inggris, Belanda, dan
Malaysia.

Hubungan legislatif-eksekutif secara umum terdiri dari tiga tipe hubungan yaitu : pertama,
lembaga menjadi pembuat kebijakan; kedua, lembaga mempengaruhi kebijakan dengan
cara lembaga reaktif terhadap inisiatif pemerintah; dan ketiga, lembaga didominasi oleh
eksekutif atau hanya sebagai stempel bagi pemerintah .

3.b.

Dalam sistem presidensial, presiden memiliki hak paling tinggi sebagai kepala negara
dan pemerintahan. Namun, ada dua lembaga lain (legislatif dan yudikatif) yang perannya
mengawasi serta merumuskan UU negara yang nantinya dijalankan oleh presiden.

Kedudukan parlementer dalam sistem presidensial adalah pemisahan kekuasaan yaitu


Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif yang berdasarkan prinsip “checks and balances”,
ketentuan ini tertuang dalam konstitusi, namun tetap diperlukan langkah
penyempurnaan, terutama pengaturan atas pembatasan kekuasaan dan wew enang
yang jelas antara ketiga lembaga Negara tersebut. Presiden dapat memaksimalkan
considerably powernya.

Lembaga dewan (legislatif) pada hakekatnya mempersiapkan hubungan antara


pemerintah dan rakyat. Ia juga merupakan saluran komunikasi yang dapat mendukung
pemerintah maupun rakyat. Yaitu, dalam hal mendorong dan memaksa pemerintah untuk
merespons secara teliti permintaan atau aspirasi rakyat.

Legislatif yang membuat undang-undang; Eksekutif sebagai pelaksana dan menjalankan


undang-undang. Dalam sistem presidensial, terjadi pemilahan yang tegas antara
lembaga legislatif dan eksekutif dengan pemisahan yang formal, namun juga
berlangsung proses interdependensi dalam hal sharing kekuasaan untuk meyakinkan
berlangsungnya mekanisme checks and ballance.

Di Indonesia, DPR sebagai lembaga legislatif berkewenangan membuat UU dan


mengontrol pemerintahan .Dari fungsinya maka antara pihak legislatif dan eksekutif harus
melakukan kerjasama, terlebih di Indonesia memegang prinsip pembagian kekuasaan.

3.c.

Indonesia memiliki tiga lembaga legislatif yang mempunyai tugas dan fungsi yang
berbeda di pemerintahan. Tiga lembaga legislatif itu yakni Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

DPR atau Dewan Perwakilan Rakyat adalah salah satu lembaga legislatif yang memiliki
keduduan sebagai lembaga negara. Adapun anggota DPR yaitu mereka yang berasal
dari anggota partai politik yang mencalonkan diri sebagai peserta pemilu yang sudah
terpilih saat pemilu. DPR berkedudukan di pusat, dan yang di tingkat provinsi disebut
dengan DPRD Provinsi dan untuk yang berada di tingkat kota/kabupaten disebut dengan
DPRD kabupaten/kota. Anggota DPR dipilih secara langsung oleh rakyat dengan masa
jabatan 5 tahun.

DPD atau Dewan Perwakilan Daerah adalah salah satu lembaga legislatif perwakilan
daerah yang berkedudukan sebagai lembaga negara, anggota DPD berasal dari
perwakilan setiap provinsi yang ada di negara yang sudah terpilih di pemilu. Adapun
Jawaban UAS_HKUM4201_HUKUM TATA NEGARA
8
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842

jumlah anggotanya tidak sama untuk setiap provinsi, namun sudah ditetapkan paling
banyak 4 orang. Sementara masa jabat DPD adalah sama seperti DPR yaitu 5 tahun.

MPR atau Majelis Permusyawarakatan Rakyat Adalah lembaga legislatif yang terdiri dari
anggota DPR dan DPD yang sudah terpilih dalam pemilu. Adapun masa jabatan
anggotanya adalah selama 5 tahun. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) merupakan
lembaga pelaksana kedaulatan rakyat oleh karena anggota Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR) adalah para wakil rakyat yang berasal dari pemilihan umum. MPR bukan
pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 Ayat (2)
UUD 1945 ,perubahan ketiga bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut undang-undang dasar.

Ketiga lembaga negara ini memiliki hubungan yang erat karena anggota MPR merupakan
anggota DPR dan DPD. Karena itulah pelaksanaan tugas MPR juga menjadi tugas
anggota DPR dan DPD saat berkedudukan sebagai anggota MPR.

4.a.

Di samping perubahan mengenai penyelenggaraan kekuasaan kehakiman, UUD 1945


yang telah diamandemen juga mengintroduksi suatu lembaga baru yang berkaitan
dengan penyelenggara kekuasaaan kehakiman, yaitu Komisi Yudisial. Komisi Yudisial
bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan
mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat, serta perilaku hakim.

Namun, melalui Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 005/PUU-IV/2006, beberapa


kewenangan dalam pengawasan hakim juga hakim Mahkamah Konstitusi tidak berlaku
lagi. Dimana dalam putusan tersebut dinyatakan bahwa, hakim konstitusi tidak lagi
diawasi oleh Komisi Yudisial.

Putusan MK Nomor 005/PUU-IV/2006 dan Putusan MK Nomor 1-2/PUUXII/2014 telah


membatalkan kewenangan Komisi Yudisial dalam mengawasi Hakim Konstitusi. Dalam
putusan tersebut, Mahkamah Konstitusi telah terjebak membangun argumentasi untuk
tidak masuk dalam ranah pengawasan hakim yang dilakukan oleh Komisi Yudisial.
Mahkamah Konstitusi telah membedakan definisi hakim berdasarkan ruang lingkupnya,
padahal Konstitusi tidak pernah memisahkan pengertian hakim berdasarkan ruang
lingkupnya. Selain itu, Mahkamah Konstitusi menggunakan pertimbangan hukum bahwa
independensi Hakim Konstitusi akan terganggu apabila diawasi oleh Komisi Yudisial.
Padahal pembentukan Komisi Yudisial dengan kewenangan pengawasa adalah
bertujuan untuk memperkuat independensi kekuasaan kehakiman.

Hal tersebut berimplikasi pada terjadinya judicial corruption pada tubuh Mahkamah
Konstitusi itu sendiri. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya pengawasan baik secara
preventif maupun represif dari Lembaga eksternal terhadap Hakim Mahkamah Konstitusi.

Sehingga, perlu dilakukan perbaikan pengawasan terhadap Hakim Konstitusi, hal ini
dapat dilakukan dengan melibatkan atau memberikan kewenangan pengawasan tersebut
kepada Lembaga eksternal seperti Komisi Yudisial. Kewenangannya sebagai pengawas
Hakim Konstitusi harus dipulihkan.

4.b.

Komisi Yudisial merupakan Lembaga negara independen yang baru dibentuk pasca
reformasi melalui amandemen ketiga UUD Negara Republik Indonesia 1945.
Jawaban UAS_HKUM4201_HUKUM TATA NEGARA
9
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842

Pembentukan Komisi Yudisial ini dasarnya ditujukan untuk membangun check and
balances di dalam struktur kekuasaan termasuk di dalamnya pada sub system
kekuasaan kehakiman.
Dalam pembangunan hukum yang modern diharapkan mampu mengembangkan
penegakan hukum terpadu yang modern yang berbasis pada teknologi informasi. Selain
itu dibutuhkan professionalism dalam menjalankan sistem dan subsistem hukum, yakni
dengan bekerja secara transparan, akuntabel efektif dan efisien. Peranan Komisi Yudisial
dalam menjaga kekuasaan kehakiman meliputi pengusulan dan pengangkatan Hakim
Agung, dan menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta menjaga perilaku
hakim. Peranan pengusulan dan pengangkatan Hakim Agung meliputi pendaftaran,
penseleksian, penetapan dan pengajuan calon Hakim Agung ke Dewan Perwakilan
Rakyat.

Sedangkan peranan menegakkan keh ormatan dan keluhuran martabat serta menjaga
perilaku hakim adalah pengawasan terhadap perilaku hakim dimana akan menghasilkan
dua hal yang berbeda yaitu hal yang negatip berupa pengusulan penjatuhan sanksi,
sebaliknya yang positip adalah pengusulan pemberian penghargaan terhadap hakim atas
prestasi dan jasanya menegakkan kerhormatan dan keluhuran martabat serta menjaga
perilaku hakim. Mengingat begitu singkatnya waktu, besarnya beban, dan luasnya
cakupan yang diberikan untuk melakukan perannya tersebut diatas diharapkan anggota
Komisi Yudisal terdiri dari anggota yang potensial, berkualitas, energik dan
berpengalaman. Sehingga anggota Komisi Yudisial dapat menjalankan perannya
menjaga kekuasaan kehakiman seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang Dasar
1945 dan UU nomor 22 tahun 2004 tentang Komisi Yudisial.

4.c.

Putusan MK Nomor 005/PUU-IV/2006 dan Putusan MK Nomor 1-2/PUUXII/2014 telah


membatalkan kewenangan Komisi Yudisial dalam mengawasi Hakim Konstitusi. Dalam
putusan tersebut, Mahkamah Konstitusi telah terjebak membangun argumentasi untuk
tidak masuk dalam ranah pengawasan hakim yang dilakukan oleh Komisi Yudisial.
Mahkamah Konstitusi telah membedakan definisi hakim berdasarkan ruang lingkupnya,
padahal Konstitusi tidak pernah memisahkan pengertian hakim berdasarkan ruang
lingkupnya. Selain itu, Mahkamah Konstitusi menggunakan pertimbangan hukum bahwa
independensi Hakim Konstitusi akan terganggu apabila diawasi oleh Komisi Yudisial.
Padahal pembentukan Komisi Yudisial dengan kewenangan pengawasa adalah
bertujuan untuk memperkuat independensi kekuasaan kehakiman.

Hal tersebut berimplikasi pada terjadinya judicial corruption pada tubuh Mahkamah
Konstitusi itu sendiri. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya pengawasan baik secara
preventif maupun represif dari Lembaga eksternal terhadap Hakim Mahkamah Konstitusi.

Sehingga, perlu dilakukan perbaikan pengawasan terhadap Hakim Konstitusi, hal ini
dapat dilakukan dengan melibatkan atau memberikan kewenangan pengawasan tersebut
kepada Lembaga eksternal seperti Komisi Yudisial. Kewenangannya sebagai pengawas
Hakim Konstitusi harus dipulihkan.

Perlu juga melakukan amandemen UUD Negara Republik Indonesia 1945 dan
melakukan revisi terhadap UU Komisi Yudisial, UU Kekuasaan Kehakiman, dan UU
Mahkamah Konstirusi serta melakukan harmonisasi terhadap peraturan perundang-
undangan terkait.

Referensi :

1. Buku Materi Pokok Filsafat Hukum dan Etika Profesi Univesitas Terbuka
Jawaban UAS_HKUM4201_HUKUM TATA NEGARA
10
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842

2. Materi Inisiasi
3. https://core.ac.uk/reader/11704351
4. https://www.republika.co.id/berita/nvm8qj368/alasan-indonesia-menjadi-negara-
kesatuan
5. https://www.scribd.com/document/464711365/Annisa-Tusyafrida-1715009058-
Perbandingan-Sistem-Pemerintahan
6. https://dafemum.ru/uplcv?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=
Feed%3A+1eyvgo%2FaqOO+%28uplcv%29&utm_term=perbedaan+sistem+parlemente
r+dan+presidensial+pdf
7. https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=17223&menu=2
8. https://www.beritasatu.com/nasional/746231/orient-riwu-telah-lepas-kewarganegaraan-
as
9. https://nurulhaj19.wordpress.com/hak-dan-kewajiban-warga-negara-indonesia/
10. http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/25317
11. http://jhp.ui.ac.id/index.php/home/article/viewFile/1313/1235
12. https://www.merdeka.com/sumut/fungsi-dpr-mpr-dan-dpd-beserta-tugas-dan-
wewenangnya-kln.html
13. https://pshk.uii.ac.id/2010/03/kedudukan-komisi-yudisial-sebagai-lembaga-pengawas-
peradilan/
14. https://mkri.id/public/content/persidangan/putusan/putusan_sidang_Putusan005PUUIV0
6MA%20KY.pdf
15. https://bantuanhukum-sbm.com/artikel-sistem-pemerintahan-yang-ada-di-dunia
16. https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt580fd463233f4/perbedaan-
kewenangan-ma-dengan-ky-dalam-pengawasan-hakim

You might also like