Professional Documents
Culture Documents
11 Kurniawan Dwi Sa'Bani 2ctoe Katup
11 Kurniawan Dwi Sa'Bani 2ctoe Katup
Kompetensi
a. Mengidentifikasi komponen komponen untuk penyetelan katup silinder head
b. Mengidentifikasi cara kerja katup silinder head
c. Penyetelan celah katup silinder head
Tujuan
Setelah mengikuti praktek, diharap :
a. Mahasiswa dapat memahami cara menyetel katup silinder head
b. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja katup silinder head
c. Mahasiswa dapat melakakukan pengyetelan katup silinder head
Bahan
- Engine stand
5. Landasan teori.
Banyaknya udara yang dapat masuk ke ruang bakar sangat mempengaruhi performa mesin
diesel. Jumlah volume udara yang masuk ke dalam silinder pada saat langkah hisap secara
teoritis sama dengan volume langkah torak dari titik mati atas sampai titik mati bawah.
Kenyataannya, terdapat beberapa penyimpangan yang menyebabkan volume udara yang
masuk ke dalam silinder lebih kecil dari volume langkah torak. Penyimpangan itu antara lain
disebabkan oleh beberapa faktor seperti tekanan udara, temperatur udara, sisa – sisa gas
bekas, panjang saluran dan bentuk saluran. Besarnya volume udara yang sebenarnya masuk
ke dalam silinder dapat dinyatakan dalam suatu angka perbandingan antara volume udara
yang masuk dengan volume langkah torak dari titik mati atas sampai titik mati bawah. Angka
ini selanjutnya disebut dengan “Efisiensi Volumetrik”. Bila harga dari efisiensi volumetrik
semakin besar maka semakin banyak udara yang masuk kedalam silinder. Kepala silinder
motor diesel dilengkapi dengan mekanisme katup. Katup yang dipasang pada kepala silinder
terdiri dari katup masuk dan katup buang. Katup masuk adalah katup yang digunakan untuk
membuka dan menutup saluran masuk sehingga udara dapat masuk ke dalam silinder, jadi
dengan kata lain yang menentukan banyaknya udara yang masuk ke ruang bakar adalah
besarnya celah katup masuk. Jika celah katup masuk disetel rapat maka katup akan membuka
lebih awal dan menutupnya lebih lama yang artinya seluruh langkah isap mendapat laluan
katup penuh sehingga pengisapan membutuhkan kerja lebih sedikit dan ruang bakar dapat
diisi dengan udara yang lebih banyak (efisiensi volumetriknya tinggi), sedangkan katup
buang adalah katup yang digunakan untuk membuka dan menutup saluran pembuangan
sehingga gas buang dapat keluar dari dalam ruang bakar. Motor diesel biasanya disebut
dengan motor penyalaan kompresi (Compression Ignition Engine), karena cara penyalaan
bahan bakarnya menggunakan udara kompresi. Adapun cara kerja motor empat langkah yaitu
terdiri dari empat langkah piston dan dua putaran poros engkol menghasilkan satu kali
langkah kerja. Bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder berbentuk butir-butir cairan halus
atau kabut, oleh karena di dalam silinder pada saat itu tekanan dan temperaturnya sudah
tinggi, maka butiran cairan halus tersebut akan menguap dan selanjutnya akan bercampur
dengan udara tersebut, sehingga akan terjadi pembakaran. Campuran bahan bakar dan udara
tersebut dibakar di dalam ruang bakar, yaitu ruangan yang dibatasi oleh dinding silinder,
kepala piston dan kepala silinder (Arismunandar, 1997 : 3). Gas pembakaran yang dihasilkan
akan mendorong piston ke bawah dan selanjutnya dengan perantaraan connecting rod,
gerakan tersebut diubah dan diteruskan ke poros engkol menjadi gerak putar. Mekanisme
penggerak katup digunakan untuk mengendalikan pemasukan udara pengisian dan
pengeluaran gas buang dari dalam mesin empat langkah (Maleev, 1986 : 89). Ada dua macam
mekanisme penggerak katup yang dipakai pada motor saat ini yaitu sistem katup pada kepala
atau Over Head Valve (OHV) dan sistem poros nok pada kepala silinder atau Over Head
Cam (OHC), untuk yang kedua ini masih dibagi menjadi dua jenis yaitu jenis satu poros nok
atau Single Over Head Cam (SOHC) dan jenis dua poros nok yang disebut Double Over
Head Cam (DOHC). Celah bebas katup adalah celah antara tuas penekan dan batang katup.
Penyetelan celah katup berfungsi untuk mendapatkan ketepatan waktu saat membuka dan
menutupnya katup sehingga diperoleh tenaga yang optimal. Apabila celah katup terlalu besar
maka menimbulkan bunyi yang berisik dan tekanan kompresi menjadi menurun, karena
jumlah udara yang masuk ke dalam ruang bakar sedikit. Sebaliknya jika celah katup terlalu
rapat akibatnya terjadi kebocoran, karena pembukaan katupnya terlalu lama, tetapi dengan
durasi bukaan katup yang lama dan luasan bidang kontak yang terbuka lebih besar udara yang
masuk ke ruang bakar juga lebih banyak . Besarnya celah katup disarankan sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan oleh industri pembuatnya. Biasanya penyetel katup terdapat pada
ujung pelatuk yang berhubungan dengan ujung batang katup, dimana pada ujung pelatuk
dilengkapi dengan baut penyetel.
Cara kerja mekanisme katup dimulai dari putaran poros engkol, kemudian diteruskan ke
camshaft melalui timing chain yang yang dihubungkan oleh sprocket, putaran dari camshaft
diteruskan oleh nok yang akan mendorong rocker arm, rocker arm yang terdorong oleh nok
akan menekan batang katup sehingga menyebabkan katup akan membuka. Katup hanya
terdapat pada motor empat langkah, sedangkan motor dua langkah umumnya tidak memakai
katup. Katup pada motor empat langkah terpasang pada kepala silinder. Tugas katup untuk
membuka dan menutup ruang bakar. Setiap silinder dilengkapi dengan dua jenis katup (isap
dan buang) Pembukaan dan penutupan kedua katup ini diatur dengan sebuah poros yang
disebut poros cam (camshaft).Sehingga silinder motor empat langkah memerlukan dua cam,
yaitu cam katup masuk dan cam katup buang. Poros cam diputar oleh poros engkol melalui
transmisi roda gigi atau rantai. Poros cam berputar dengan kecepatan setengah putaran poros
engkol. Jadi, diameter roda gigi pada poros cam adalah dua kali diameter roda gigi pada
poros engkol. Sebab itu lintasan pena engkol setengah kali lintasan poros cam. Katup dibuat
dari bahan yang keras dan mudah menghantarkan panas.Katup menerima panas dan tekanan
yang tinggi dan selalu bergerak naik dan turun, sehingga memerlukan kekuatan yang tinggi.
Selain itu hendaknya katup tahan terhadap panas dan gesekan. Fungsi katup sebenarnya
untuk memutuskan dan menghubungkan ruang silinder di atas piston dengan udara luar pada
saat yang dibutuhkan.Karena proses pembakaran gas dalam silinder mesin harus berlangsung
dalam ruang bakar yang tertutup rapat. Jika sampai terjadi kebocoran gas meski sedikit, maka
proses pembakaran akan terganggu. Oleh karenanya katup-katup harus tertutup rapat pada
saat pembakaran gas berlangsung.
3. Stel silinder No. 1 atau 4 pada posisi TMA/TOP kompresi dengan cara memutar
pully poros engkol.
Putar menggunakan kunci shock, jika tidak bisa gunakan kunci ring yang sesuai dengan
ukuran baut pully poros engkol. Di bagian pully biasanya terdapat tanda khusus (coakan)
yang bisa kalian gunakan untuk mengetopkan piston.
Ketika coakan tersebut pas di 0 derajat, maka ada dua kemungkinan yaitu berada di TOP 1
(Silinder 1 berada di akhir langkah kompresi) atau di TOP 4 (silinder 4 berada di akhir
langkah kompresi).
Untuk membedakan berada di TOP 1 atau 4 ada beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti :
Melihat pergerakan katup, sesaat sebelum coakan sampai di 0 derajat lihat pergerakan
katup in dan ex pada silinder 1 dan 4. Lihat katup mana yang kedua-duanya bergerak
(membuka), nah katup yang kedua-duanya bergerak (membuka) maka tidak dapat disetel
karena sedang berada di akhir langkah buang awal langkah hisap (overlapping). Maka dari
itu, jika kedua katup yang bergerak ada di silinder no 4 maka itu artinya mesin tersebut
sedang berada di TOP 1.
Memeriksa push rod, ketika katup dalam kondisi bebas (tidak tertekan/menutup) maka
push rod juga tidak tertekan sehingga akan bisa diputar (bergerak). Jika push rod silinder 1
yang bisa bergerak, maka itu adalah TOP 1. Gambar di bawah ini adalah posisi TOP 1, dan
yang bisa disetel adalah :
Penyetelan katup pada posisi top 1
Momen pengencangan :
Baut penunjang penumbuk katup : 1,8 – 2,4 kg-m
Baut kepala silinder : 5,4 – 6,6 kg-m
Silinder In Ex
1 ✓ ✓
2 ✓ x
3 x ✓
4 x x
Silinder In Ex
1 x x
2 x ✓
3 ✓ x
4 ✓ ✓
Cara menyetel :
Spesifikasi :
Celah katup saat panas :
Hisap : 0,20 mm
Buang : 0,30 mm