You are on page 1of 14

MANUSCRIPT

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP


PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

DI PAUD PANDEHEN PALANGKA RAYA

(PENELITIAN KORELASIONAL)

OLEH:

Oleh:
ERSIYANA
NIM : 2018.C.10a.0934

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN 2022
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP
PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI
DI PAUD PANDEHEN PALANGKA RAYA

Dibuat Sebagai Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Skripsi dan


Memperoleh Gelar Pada STIKes Eka Harap Palangka Raya

OLEH:

Oleh:
ERSIYANA
NIM : 2018.C.10a.0934

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN 2022
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN
KOGNITIF ANAK USIA DINI DI PAUD PANDEHEN
PALANGKA RAYA

Ersiyana1, Karmitasari Yanra Katimenta2, Kristin Rosela3


1
Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya
2
Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya
3
Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya
Email: ersiyanadbahat19@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Pola asuh orang tua mempunyai peran penting dalam perkembangan
kognitif anak berhubungan dengan kemampuan otak, sehingga berkaitan erat dengan
tingkat kecerdasan atau intelegensi seseorang anak. Fenomena yang terjadi di PAUD
Pandehen adalah pola asuh orang tua dengan berbea-beda seperti sebagian orang tua di
rumah menemani anaknya belajar dan bermain, sebagian orang tua lagi hanyak
membiarkan anaknya bermain sendiri agar anak mandiri.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan
kognitif anak usia dini di PAUD Pandehen Palangka Raya.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian Korelasional dengan pendekatan
Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel Total Sampling dengan jumlah 35
responden. Pengumpulan data menggunakan Kuesionner. Uji statistik Spearman Rank.
Hasil: Dari 35 responden terdapat pola asuh orang tua dengan pola asuh Demokratis 25
responden (71,4%), pola asuh Permesif 8 Responden (23%), dan pola asuh Otoriter 2
responden (6%). Sedangkan untuk perkembangan kognitif meliputi Berkembang sesuia
usia 28 responden (80%), Belum berkembangan sesuai usia 7 responden (20%). Hasil
analisa uji statistik Spearman’s rho didapatkan H1 diterima menyatakan ada hubungan
yang signifiksan tentang Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan
Kognitif Anak Usia Dini Di PAUD Pandehen Palangka Raya, p value = .000 <α (0,05)
yaitu p value < 0,05 maka hubungan tersebut secara statistik ada hubungan yang
bermakna dan bukti bahwa kekuatan korelasi p hitung .000 sangat lemah namun arah
korelasi positif dengan hasil .663** pada level 0.01 yang menyatakan bahwa korelasi
searah.
Kesimpulan: Ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Kognitif
Anak Usia Dini Di PAUD Pandehen Palangka Raya yang erat signifikan.

Kata Kunci: Pola asuh orang tua, Perkembangan kognitif anak usia dini
Referensi: 30 (2012-2021)
PARENTING PATTERNS ON THE COGNITIVE DEVELOPMENT OF
CHIRLDREN AGED HERE AT PAUD PANDEHEN
PALANGKA RAYA

Ersiyana1, Karmitasari Yanra Katimenta2, Kristin Rosela3


1
Undergraduate Nursing Study Program STIKes Eka Hope Palangka Raya
2
Undergraduate Nursing Study Program STIKes Eka Hope Palangka Raya
3
Undergraduate Nursing Study Program STIKes Eka Hope Palangka Raya
Email: ersiyanadbahat19@gmail.com

ABSTRACT
Background: Parenting patterns have an important role in the cognitive development of
children related to the ability of the brain, so it is closely related to the level of
intelligence or intelligence of a child. The phenomenon that occurs in PAUD Pandehen is
the parenting pattern of parents with different variations, such as some parents at home
accompanying their children to study and play, some parents only let their children play
alone so that their children are independent.
Objective: To find out the relationship between parenting styles and early childhood
cognitive development in PAUD Pandehen Palangka Raya.
Methods: This study used a correlational research design with a cross sectional
approach. The sampling technique is Total Sampling with a total of 35 respondents.
Collecting data using a questionnaire. Spearman Rank statistic test.
Results: From 35 respondents, there were 25 respondents (71,4%) Democratic
parenting, 8 respondents (23%), and 2 (6%) Permissive parenting. Developed according
to the age of 28 respondents (80%), Not yet developed according to the age of 7
respondents (20%). The results of the Spearman's rho statistical test analysis showed that
H1 was accepted stating that there was a significant relationship about the relationship
between Parenting Parenting Patterns and Early Childhood Cognitive Development at
PAUD Pandehen Palangka Raya, p value = .0.00<α (0.05), namely p value < 0.05 then
the relationship is statistically significant and evidence that the strength of the
correlation p count .000 is very weak but the diriction of the correlation is positive with
the result .663** at the level 0.01 which states that the correlation is unidirectional.
Conclusion: There is a significant relationship between Parenting Parenting Patterns on
Early Childhood Cognitive Development at PAUD Pandehen Palangka Raya.

Keywords: Parenting pattern, Early childhood cognitive development


Reference: 30 (2012-2021)

PENDAHULUAN (Mainnah et al., 2021). Tujuan utama pola


Pola asuh orang tua adalah bentuk asuh orang tua adalah untuk
interaksi antara orang tua dan anak yang mempertahankan kehidupan fisik dan
mengajarkan prinsip, mengajarkan prinsip meningkatkan kesehatan anak,
atau nilai yang menunjukkan perhatian dan memfasilitasi anak untuk mengembangkan
kasih sayang, menunjukkan sikap dan kemampuan sejalan dengan tahapan
perilaku yang baik, serta menjadi panutan perkembangannya, dan mendorong
bagi anak (Ashari, Utami, et al., 2017). peningkatan kemampuan berperilaku
Pada pola asuh orang tua dibagi menjadi sesuai dengan nilai agama dan budaya
tiga jenis pola asuh yaitu otoriter, permisif yang diyakininya. Sedangkan
dan demokratis (Irwan, 2017). Pola asuh perkembangan kognitif anak berhubungan
yang baik untuk anak usia dini dalam dengan kemampuan otak, sehingga
penelilitian adalah pola asuh demokratis berkaitan erat dengan tingkat kecerdasan
atau intelegensi seseorang anak. Fungsi karakter yang berbeda-beda seperti
perkembangan kognitif memungkinkan sebagian anak terlihat sangat aktif dan
seseorang untuk berfikir, mengingat, sebagian anak terlihat pendiam. Orang tua
menganalisis, belajar, dan secara umum yang meninggalkan anaknya untuk pergi
melakukan aktifitas mental yang lebih belajar ternyata sangat aktif di ruangan,
tinggi (Yuniarti, 2017). Fenomena yang sedangkan anak-anak yang di awasi orang
terjadi di tempat penelitian para orang tua tua tanpak pendiam dan kurang
memilih caranya sendiri dalam mendidik berinteraksi sosial. Diketahui dari hasil
anaknya diantaranya sebagian orang tua di survei dan wawancara pada 13 orang tua
rumah menemani anaknya belajar dan bahwa sebagian anak pada saat makan ada
bermain dan sebagian orang tua hanya 30% anak berusia 6 tahun belum mandiri
membiarkan anaknya melakukan apa yang misalnya saat membuka makanan atau air
disukainya tanpa mendampinginya dengan minumnya masih harus dibantu orang tua
alasan agar anaknya mandiri dalam hal atau guru, pada saat menggambar masih
bermain dan belajar, ketika anak tersebut ada 46% siswa berusia 5 tahun yang belum
berada di sekolah anak yang di temani lengkap saat menjelaskan bagian tubuh
orang tuanya bisa berbaur dengan teman manusia. Diketahui 23% anak berusia 5
sekelasnya dan ketika ada orang yang baru tahun belum bisa mengikat tali sepatu dan
di kenal mereka akan membuka hatinya menyusun balok. Seharusnya pada usia 5-6
untuk berbicara bahkan mengungkapkan tahun berada pada tahap pra operasional
perasaanya, namun untuk beberapa anak mampu menerapkan pengetahuan dalam
yang tidak di dampingi orang tuanya memecahkan masalah sederhana dalam
cenderung merasa takut menemui orang pengetahuan sehari-hari.
baru dan hanya diam saja ketika diajak Pola asuh orang tua mempunyai
berbicara dan cerita. peran penting dalam perkembangan
Pola asuh orang tua terhadap kognitif anak berhubungan dengan
perkembangan kognitif pada anak usia dini kemampuan otak, sehingga berkaitan erat
yang diterapkan orang tua yaitu pola asuh dengan tingkat kecerdasan atau intelegensi
demokratis dengan presentase 51,4 %, pola seseorang anak. Fungsi kognitif
asuh otoriter dengan persentase 27,9 %, memungkinkan seseorang untuk berfikir,
dan pola asuh permisif dengan presentase mengingat, menganalisis, belajar, dan
20,7 %. Survei Pola asuh orang tua secara umum melakukan aktifitas mental
terhadap perkembangan kognitif anak usia yang lebih tinggi (Shantika, 2017). Masa
dini di TK Al-Muhajirin Desa Cibodas depan suatu bangsa ditentukan oleh
disimpulkan bahwa pola asuh orang tua keberhasilan anak dalam mencapai
otoriter dengan presentase 42,3 %, pola pertumbuhan dan perkembangan yang
asuh orangtua permisif 57,7 %, dan pola optimal. Ketika anak mampu mencapai
asuh orang tua demokratis 54,3 %. Anak perkembangan yang optimal, anak akan
usia 3-5 tahun belum dapat mengerti dan mempunyai pribadi dengan kualitas yang
menyadari akan pentingnya tinggi untuk mencapai masa depan yang
mengoptimalkan pertumbuhan dan lebih baik. Namun pada kenyataannya
perkembangan kecerdasannya karena tidak semua anak mampu melewati
keterbatasan tingkat berpikir dan pola perkembangan dengan optimal karena
pemahamannya. Berdasarkan hasil survey mengalami gangguan pada proses
pada Tanggal 1 April Tahun 2022 yang perkembangannya. Akibatnya anak tidak
terjadi di lapangan yaitu sebagian anak mampu melaksanakan tugas
masih diberlakukan orang tua dengan cara perkembangan sesuai usianya dan sulit
berbeda-beda ada sebagian orang tua yang diterima oleh kelompok sosialnya. Jika
menunggu anaknya sampai pulang sekolah pola asuh yang diterapkan oleh orang tua
dan sebagian orang tua langsung pergi itu positif maka dampak yang muncul pada
meninggalkan anaknya tanpa anak pun akan positif, akan tetapi
mengawasinya. Pada saat memasuki ruang sebaliknya jika pola asuh yang diterapkan
belajar ternyata sebagian anak memiliki negatif maka dampak pada perkembangan
emosional anak pun akan negatif. Pada perkembangan kognitif anak usia dini di
dasarnya setiap orang tua pasti PAUD Pandehen Palangka Raya.
menginginkan anaknya menjadi yang
terbaik dari anak-anak lain. Hubungan pola
asuh orangtua menunjukan bahwa sangat
memperngaruhi tingkat perkembangan HASIL PENELITIAN
perkembangan kognitif anak untuk 1. Data Umum
menjadi lebih baik. Namun jika pola asuh a) Identifikasi Karakteristik Responden
orangtua buruk maka akan sangat Berdasarkan Usia Orang Tua
Usia Orang Frekuensi Persentase
berpengaruh pada perkembangan kognitif
anak pun akan terganggu. Jika pola asuh Tua

yang diberlakukan oleh orang tua adalah 25 Thn 12 34 %


pola asuh yang baik, maka dampak 26-30 Thn 17 49 %
perkembangan kognitif pada anak akan 30-35 Thn 6 17 %
baik (Zulkifli et al., 2021)
Total 35 100 %

METODE PENELITIAN Berdasarkan tabel diatas dari 35


Desain penelitian yang digunakan responden yang berusia 25 tahun
dalam penelitian ini adalah penelitian berjumlah 12 Responden (34%), 26-30
kuantitatif dengan pendekatan cross tahun berjumlah 17 Responden (49%), 30-
sectional. Desain penelitian adalah suatu 35 tahun berjumlah 6 Responden (17%).
strategi penelitian dalam mengidentifikasi
permasalahan sebelum perencanaan akhir b) Identifikasi Karakteristik Responden
pengumpulan data dan untuk Berdasarkan Usia Anak
mengidentifikasi struktur dimana Usia Anak Frekuensi Persentase
penelitian dilaksanakan (Nursalam, 2017). 6 Thn 18 51 %
Penelitian ini juga merupakan penelitian
7 Thn 17 49 %
yang menggunakan pendekatan Cross
Sectional Study yaitu peneliti melakukan Total 35 100 %
pengukuran atau penelitian dalam satu
Berdasarkan tabel diatas dari 35
waktu. Peneliti menggunakan desain Cross
responden yang berusia 6 tahun berjumlah
Sectional karena peneliti bermaksud
18 responden (51%) dan 7 tahun berjumlah
mengidentifikasi ada atau tidaknya
17 responden (49%).
hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen dalam satu kali c) Identifikasi Karakteristik Responden
pengukuran menggunakan alat ukur Berdasarkan Jenis Kelamin Orang Tua
kuesioner dan lembar observasi. Jenis Jenis Frekuensi Persentase
penelitian ini adalah korelasi atau asosiasi, Kelamin
yaitu mengkaji hubungan antar variabel Orang Tua
dan bertujuan untuk mencari, menjelaskan
Laki-laki 17 49 %
suatu hubungan, memperkirakan dan
menguji berdasarkan teori yang ada Perempuan 18 51 %
(Nursalam, 2020). Peneliti ingin mencari Total 35 100 %
tahu hubungan antara dua variabel berbeda
yang sedang menjadi fenomena di Berdasarkan tabel diatas dari 35
masyarakat sehingga menggunakan responden yang berjenis kelamin Laki-laki
metode korelasional. Metode korelasional berjumlah 17 responden (49%) dan
dilakukan dengan tujuan untuk Perempuan berjumlah 18 responden
menyatakan suatu hubungan antar variabel (51%).
dimana terjadi hubungan sebab akibat atau
ketergantungan satu sama lain. Penelitian d) Identifikasi Karakteristik Responden
ini juga bertujuan untuk mengetahui Berdasarkan Jenis Kelamin Anak
Jenis Frekuensi Persentase
hubungan pola asuh orang tua terhadap
kelamin Anak Demokratis 25 71,4 %
Laki-laki 18 51% Permesif 8 22,9 %
Perempuan 17 49%
Otoriter 2 5,7 %
Total 35 100 %
Total 35 100 %

Berdasarkan tabel diatas dari 35 Berdasarkan tabel diatas dapat


responden yang berjenis kelamin Laki-laki disimpulkan bahwa dari 35 responden,
berjumlah 18 responden (51%) dan pola asuh orang tua terbanyak yaitu pola
Perempuan berjumlah 17 responden asuh Demokratis berjumlah 25 responden
(49%). (71%), pola asuh Permesif berjumlah 8
Responden (23%), pola asuh Otoriter 2
e) Identifikasi Karakteristik Responden berjumlah responden (6%).
Berdasarkan Pendidikan Orang Tua
Pendidikan Frekuensi Persentase b) Tabel 1.2 Hasil Responden
Orang Tua Berdasarkan Perkembangan Kognitif
SMA 20 57% Anak Usia Dini di PAUD Pandehen
Perguruan 15 43% Palangka Raya Tahun 2022.
Perkembangan Frekue Persentase
Tinggi
Kognitif nsi
Total 35 100 %
Berkembang sesuai 28 80 %
Berdasarkan tabel diatas dari 35 usia
responden dengan Pendidikan SMA Belum berkembang 7 20 %
berjumlah 20 responden (57%) dan sesuai usia
Perguruan Tinggi berjumlah 15 responden
Total 35 100 %
(43%).
Berdasarkan tabel diatas dapat
f) Identifikasi Karakteristik Responden disimpulkan bahwa dari 35 responden,
Berdasarkan Pekerjaan Berkembang sesuia usia berjumlah 28
Pekerjaan Frekuensi Persentase responden (80%), Belum berkembangan
Orang Tua sesuai usia berjumlah 7 responden (20%).
Wiraswasta 8 23%
c) Tabel 1.3 Analisis hasil tabulasi silang
Pegawai 13 37% Hubungan Pola Asuh Orang Tua
Negeri Sipil Terhadap Perkembangan Kognitif Anak
Ibu Rumah 14 40% Usia Dini Di PAUD Pandehen
Tangga Palangka Raya Tahun 2022
Total 35 100 % Perkembangan Kogntif
Pola Berkemba Belum Tot
Berdasarkan tabel diatas dari 35 Asuh ng Sesuai Berkem al
responden dengan pekerjaan Wiraswasta Orang Usia bang
Tua Sesuai
berjumlah 8 responden (23%), Ibu Rumah Usia
Tangga berjumlah 13 responden (37%),
Pegawai Negeri Sipil berjumlah 14 Frekuensi % Frekuen %
si
responden (40%).
Demo 24 68. 1 2.9 71.
2. Data Khusus krasi 6% % 4%
a) Tabel 1.1 Hasil Responden
Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua di
Perme 4 11. 4 11. 22.
PAUD Pandehen Palangka Raya Tahun sif 4% 4% 9%
2022.
Pola Asuh Frekuens Persentase
i
Otorite 0 0.0 2 5.7 5.7
r % % % Pola
Asuh Perkembangan
Orang Kognitif
Tua
Jumlah 28 80 7 20. 100 Spear Pola Correlati 1.000 .663**
% 0% % man's Asuh on
rho Orang Coefficie
Berdasarkan tabel 4.3 hasil distribusi Tua nt
tabulasi silang antara hubungan pola asuh Sig. (2- . .000
tailed)
orang terhadap perkembangan kognitif N 35 35
anak usia dini di PAUD Pandehen Perkemb Correlati .663** 1.000
Palangka Raya diatas menunjukkan bahwa angan on
Kognitif Coefficie
dari 35 responden orang tua menggunakan nt
pola asuh demokratis dengan hasil 25 Sig. (2- .000 .
responden (71,4%), berdasarkan hasil tailed)
N 35 35
perkembangan kognitif anak 25 responden **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berkembangan sesuia usia dan 1
responden Belum berkembangan sesuai Hasil penelitian dari 35 responden
usia di karenakan anak tersebut masih orang tua dan responden anak dengan
canggung terhadap lingkungan dan suasaa menggunakan Uji statistik Spearman’s rho
sekolah baru. Hasil dari 4 responden didapatkan H1 diterima yang menyatakan
menggunakan pola asuh permesif dengan ada hubungan yang signifikan Hubungan
hasil 8 responden (22,9%), berdasarkan Pola Asuh Orang Tua Terhadap
hasil perkembangan kognitif anak 4 anak Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Di
Berkembang sesuia usia dan 4 anak Belum PAUD Pandehen Palangka Raya, p value =
berkembangan sesuai usia dikarenakan .000<α (0,05) yaitu p value < 0,05 maka
anak masih canggung untuk bergaul hubungan tersebut secara statistik ada
dengan teman lain karena takut tidak hubungan yang bermakna dan korelasi
diterima oleh teman-teman kelasnya. koefesien positif dengan hasil .663** yang
Hasil dari 2 responden menggunakan pola menyatakab bahwa korelasi searah.
asuh otoriter 2 responden (5,7%),
berdasarkan hasil responden PEMBAHASAN
perkembangan kognitig anak 2 anak 1. Identifikasi Pola Asuh Orang Tua Pada
Belum berkembangan sesuia usia karena Anak Usia Dini Di PAUD Pandehen
canggung, takut terhadap teman dan tidak Palangka Raya
bisa mengungkapkan isi hatinya terhadap Berdasarkan hasil penelitian diatas pada
teman lainnya karena masalah internal tanggal 17 Juni sampai dengan 20 Juni
dalam diri seorang anak tersebut. 2022 secara keseluruhan terhadap 35
responden dapat disimpulkan bahwa pola
d) Tabel 1.4 Hasil uji statistik Hubungan asuh orang tua pada anak usia dini di
Pola Asuh Orang Tua Terhadap PAUD Pandehen Palangka Raya dapat
Perkembangan Kognitif Anak Usia dilihat dari 35 responden dengan pola asuh
Dini Di PAUD Pandehen Palangka Demokratis 25 responden (71,4%), pola
Raya Tahun 2022 asuh Permesif 8 Responden (23%), dan
pola asuh Otoriter 2 responden (6%).
Berdasarkan kriteria usia orang tua 25
tahun 12 Responden (34%), 26-30 tahun
17 Responden (49%), 30-35 tahun 6
Responden (17%). Berdasarkan kriteria
jenis kelamin responden yang berjenis
kelamin Laki-laki 17 (49%) dan
Perempuan 18 (51%). Berdasarkan kriteria
Pendidikan SMA (57%) dan Perguruan
Tinggi (43%). Berdasarkan kriteria
Pekerjaan Wiraswasta 8 (23%), Ibu Rumah Demokratis sebanyak 25 responden
Tangga 13 (37%), Pegawai Negeri Sipil 14 (71,4%), yang mengartikan bahwa pola
(40%). Berdasarkan teori Hurlock yang asuh yang baik diterapkan dengan
didapatkan bahwa pola asuh demokratis semestinya. Menurut peneliti hal ini sesuai
ditandai pola pengasuhan ini menekankan dengan teori pola asuh orang tua dalam
pada individualitas anak, mendorong anak membentuk perkembangan anak usia dini.
agar belajar mandiri, namun orang tua Berdasarkan ketiga jenis pola asuh
tetap memegang kendali atas anak, pola tersebut, masing-masing memiliki
asuh ini merupakan pola asuh yang paling karakteristik tersendiri dalam
relevan dan dapat menimbulkan keserasian penerapannya. Meskipun pola asuh
terhadap tuntutan orang tua dan kehendak demokratis merupakan pola asuh yang
anak untuk melakukan tidakan karena paling sempurna untuk diterapkan, hal ini
dalam pola asuh otoritatif menghendaki tidak menutup kemungkinan untuk kedua
adanya diskusi sehingga anak menjadi jenis pola asuh yang lain untuk diterapkan
terbuka, anak memiliki insiatif untuk oleh para orang tua. Dengan demikian,
bertindak dan terjadinnya koordinasi antara jenis-jenis pola asuh ini memiliki
orang tua dan anak, hal ini jelas dapat kelebihan dan kekurangan yang mana
membangun relasi yang baik antara orang dalam penerapannya dapat dipengaruhi
tua dan anak (Sonia & Apsari, 2020). Pola oleh faktor-faktor lain yang dimiliki oleh
asuh permisif adalah pola asuh orang tua orang tua atau pengasuh. Dari hasil
yang memberikan kebebasan penuh kepada penelitian terlihat bahwa dari 25 responden
anaknya untuk membuat keputusan sendiri yang menggunakan pola asuh demokratis
sesuai dengan keinginan dan kemauannya, 24 responden diantaranya Berkembang
ini mengarah pada sikap acuh tak acuh sesuai usia dan 1 responden belum
orang tua terhadap anak (Makagingge et berkembangan sesuia usia dikarenakan
al., 2018). Pola asuh otoriter adalah pola anak tersebut masih canggung terhadap
asuh yang ditandai dengan cara mengasuh lingkungan sekolah yang baru dan merasa
anak-anak dengan aturan yang ketat, sering bahwa dirinya belum diterima di tempat
kali memaksa anak untuk berperilaku sekolah baru tersebut, maka dari itu anak
seperti dirinya (orang tua, kebebasan untuk susah diajak berbicara bahkan bermain-
bertindak atas nama diri sendiri dibatasi, main oleh teman sekolahnya. Hasil dari 8
anak jarang diajak berkomunikasi dan responden yang menggunakan pola asuh
diajak ngobrol, bercerita, bertukar pikiran permesif dengan perkembangan kogitif
dengan orang tua (Ayun, 2017). Pola asuh belum berkembang sesuia usia 4 responden
yang diterapkan pada anak tentunya dikarenakan anak masih belum bisa
memiliki dampak bagi perkembangan anak menerima kenyataan bahwa dirinya berada
tersebut, maka dari itu orangtua perlu dilingkungan yang baru dan asing baginya
memahami berbagai jenis pola asuh serta karena suasana lingkungan sekolah yang
dampak yang akan terjadi jika pola asuh berbeda dari biasanya. Hasil dari 2
tersebut diterapkan. Menurut Mainnah reponden yang menggunakan pola asuh
menyatakan bahwa pola asuh yang paling otoriter dengan perkembangan kognitif
banyak diterapkan pada anak usia dini belum berkembangan sesuia usia 2
adalah pola asuh demokratis. Pola asuh ini responden menyatakan bahwa dirinya
dianggap baik karena pola asuh ini canggung dan takut terhadap teman yang
menempatkan anak dan orangtua sejajar. tidak menerima bergaul terhadap dirinya
Tidak ada hak yang dilanggar baik hak dan hanya bisa terdiam duduk dikelas
orangtua maupun hak anak, kewajiban karena takut orang tuanya tidak setuju
anak dan orangtua sama- sama dituntut untuk dirinya berteman dengan teman yang
dalam pola asuh ini (Mainnah et al., 2021). tidak disukai orang tuanya. Maka dar itu
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan perlakuan orang tua pada anak
bahwa kesamaan antara fakta dan teori mempengaruhi sikap anak dan
pola asuh yang paling banyak di lakukan perilakunya. Proses penerapan pola asuh
orang tua adalah pola asuh dengan kategori pada anak tidak terlepas dari berbagai
unsur seperti disiplin di rumah, penetapan yang terjadi pada anak baik perubahan
hukuman, serta adanya toleransi terhadap fisik, kognif, emosi maupun psikososial,
keinginan anak dan dalam hal pengambilan pada masa balita terjadi pertumbuhan dan
keputusan. Dalam mengasuh anak orang perkembangan yang sangat cepat, pada
tua cenderung menggunakan pola asuh masa ini anak memerlukan perhalan, kasih
tertentu. Kemampuan personal sosial ini sayang dan arahan dari orang tuanya, salah
dipengaruhi pola asuh yang diterapkan satu aspek terpen ng pada proses tumbuh
orang tua pada anak, apabila pola asuh kembang balita adalah perkembangan
yang diterapkan baik maka kemampuan motorik (Sri Asri, 2018). Perkembangan
personal sosial anak bersifat positif kognitif menggambarkan bagaimana
(Hurlock, 2012). Pola asuh demokratis ini pikiran anak berkembang dan berfungsi,
merupakan pola asuh yang sering sehingga dapat berfikir, perkembangan
diterapkan oleh orang tua, akan tetapi kognitif adalah proses dimana individu
dalam hal ini pola asuh demokratis dapat meningkatkan kemampuan dalam
mempunyai beberapa kelebihan dan menggunakan pengetahuannya dan
kekurangan. Kekurangan dari pola asuh ini perkembangan kognitif anak berhubungan
dimana pada pola asuh ini orang tua masih dengan kemampuan otak, sehingga
menggunakan kontrol atau pengawasan berkaitan erat dengan tingkat kecerdasan
yang tinggi pada anak namun dapat pula atau intelegensi seseorang anak, fungsi
memberikan kebebasan pada anak karena kognitif memungkinkan seseorang untuk
merasa anak tidak perlu dikekang terus berfikir, mengingat, menganalisis, belajar,
menerus. Anak dilatih untuk bertanggung dan secara umum melakukan aktifitas
jawab terhadap anak dimana orang tua mental yang lebih tinggi serta
yang berdisiplin mampu menunjukkan perkembangan kognitif adalah proses
tanggung jawabnya dalam bentuk berani dimana individu dapat meningkatkan
menanggung resiko atas konsekuensi dari kemampuan dalam menggunakan
keputusan yang telah di ambil. pengetahuannya. Kognisi adalah fungsi
2. Identifikasi Perkembangan Kognitif mental yang meliputi persepsi, pikiran,
Pada Anak Usia Dini Di PAUD simbol, penalaran, dan pemecahan masalah
Pandehen Palangka Raya (Kasumayanti & Elina, 2018). Berdasarkan
Berdasarkan hasil penelitian diatas pada hasil penelitian menunjukan bahwa adanya
tanggal 17 Juni sampai dengan 20 Juni kesamaan antara fakta dan teori tentang
2022 secara keseluruhan terhadap 35 perkembangan kognitif anak usia dini
responden dapat disimpulkan bahwa dengan hasil terbanyak adalah anak telah
perkembangan kognitif dengan hasil mencapai tahap berkembang sesuai usia
Berkembang sesuia usia 28 responden dengan hasil 28 responden (80%). Serta 7
(80%), Belum berkembangan sesuai usia 7 responden belum berkembang sesuia usia
responden (20%). Berdasarkan kriteria usia dikarenaka anak tersebut belum mengerti
6 tahun 18 responden (51%) dan 7 tahun dan memahami tentang tahap pemikiran
17 responden (49%). Berdasarkan kriteria dan logika serta menarik kesimpulan
jenis kelamin laki-laki 18 (49%) dan dikarenaka pengaruh pola asuh orang tua
perempuan 17 (51%). Berdasarkan teori yang belum dikatakan baik karena
Jean Piaget bahwa tingkah laku seseorang terkadang orang tua tidak menanyakan apa
senantiasa didasarkan pada kognisi yakni yang diinginkan seorang anak dan selalu
suatu tindakan untuk mengenal dan memarahi anak dengan sikap yang dipilih
memikirkan kondisi dimana perilaku itu anak dan terlalu mengekan anak sebagai
terjadi dan sebagai ada orang tua contoh ketika seorang anak berada di
mempunyai peran yang sangat penting sekolah anak tersebuh tidak boleh bermain
agar anak memiliki teman dalam rangka dengan teman lain dikarenakan orang tua
membatu perkembangan kognitifnya takut anaknya mengikuti sikap anak yang
(Mifroh, 2020). Perkembangan lain yang cenderung bebas dan suka
berhubungan dengan segala aspek yang melakukan hal sendiri tanpa pengawasan
berhubungan dengan segala perubahan orang tuanya sehingga anak menjadi
pendiam dan kaku dilingkungan signifiksan Hubungan Pola Asuh Orang
sekolahnya. Namun perlakuan orang tua Tua Terhadap Perkembangan Kognitif
pada anak mempengaruhi sikap anak dan Anak Usia Dini Di PAUD Pandehen
perilakunya. Proses penerapan pola asuh Palangka Raya, p value = .000<α (0,05)
pada anak tidak terlepas dari berbagai yaitu p value < 0,05 maka hubungan
unsur seperti disiplin di rumah, penetapan tersebut secara statistik ada hubungan yang
hukuman, serta adanya toleransi terhadap bermakna. Hal tersebut dapat dikatakan
keinginan anak dan dalam hal pengambilan bahwa hubungan pola asuh orang tua
keputusan. Dalam mengasuh anak orang terhadap perkembangan kognitif anak usia
tua cenderung menggunakan pola asuh dini di PAUD Pandehen Palangka Raya
tertentu. Kemampuan personal sosial ini memiliki hubungan yang positif dan baik
dipengaruhi pola asuh yang diterapkan yang berarti semakin baik pola asuh orang
orang tua pada anak, apabila pola asuh tua maka semakin baik bagi perkembangan
yang diterapkan baik maka kemampuan kognitif anak usia dini. Sedangkan
personal sosial anak bersifat positif. berdasarkan nilai korelasi koefesien .663**
Menurut peneliti hal ini sesuai dengan teori dapat diketahi bahwa hubungan kedua
perkembangan kognitif anak usia dini variabel terersebut masuk dalam kategori
karena pada usia lima tahun pertama pada searah dan kuat. Berdasarkan teori Pigget
anak merupakan masa masa emas bahwa tingkah laku seseorang senantiasa
pertumbuhan dan perkembangan anak. didasarkan pada kognisi yakni suatu
Pada masa ini terjadi perkembangan tindakan untuk mengenal dan memikirkan
kemampuan dasar anak usia dini yang kondisi dimana perilaku itu terjadi dan
meliputi bidang pengembangan sebagai ada orang tua mempunyai peran
fisik/motorik, kognitif, sosial dan yang sangat penting agar anak memiliki
emosional serta Perkembangan kognitif teman dalam rangka membatu
menggambarkan bagaimana pikiran anak perkembangan kognitifnya (Mifroh, 2020).
berkembang dan berfungsi, sehingga dapat Anak tidak dilahirkan dengan keterampilan
berfikir baik serta perkembangan anak sosial. Anak membutuhkan orang tua yang
memiliki pola yang teratur, berurutan dan berperan aktif untuk mebantunya
dapat diprediksi sebelumnya. Setiap mempersiapkan diri berinteraksi dengan
tahapan tersebut memerlukan pemahaman orang lain/teman sebayanya dengan cara
dan pemantauan rutin dari orang tua masa membina hubungan yang baik dengan
anak prasekolah merupakan periode anak, yaitu hubungan yang didasari kasi
penting dalam perkembangan kognitif sayang, penerimaan, hangat, dan peduli.
anak. Orang tua juga dapat menjadi model yang
3. Analisa Hubungan Pola Asuh Orang baik bagi anak karena akan melihat dan
Tua Terhadap Perkembangan Kognitif mencontoh bagaimana orang tuanya
Anak Usia Dini Di PAUD Pandehen berinteraksi dengan dirinya dan orang lain.
Palangka Raya Hal ini memungkinkan karena pola asuh
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan merupakan pola interaksi antara orang tua
bahwa Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan anak, yaitu bagaimana cara sikap atau
Terhadap Perkembangan Kognitif Anak perilaku orang tua saat berinteraksi dengan
Usia Dini Di PAUD Pandehen Palangka anak, termasuk cara penerapan aturan,
Raya diatas menunjukkan bahwa dari 35 mengajarkan nilai atau norma,
responden responden dengan pola asuh memberikan perhatian dan kasih sayang
Demokratis 25 responden (71,4%), pola serta menunjukan sikap dan perilaku baik
asuh Permesif 8 Responden (23%), dan sehingga dijadikan penuntun bagi anaknya.
pola asuh Otoriter 2 responden (6%). Menurut Shantika (2017) mengatakan
Berkembang sesuia usia 28 responden bahwa pola asuh orang tua diartikan
(80%), Belum berkembangan sesuai usia 7 sebagai sebuah orang tua dalam menjaga,
responden (20%). Hasil analisa uji statistik merawat dan mengasuh anaknya. Anak
Spearman’s rho didapatkan H1 diterima berhak mendapatkan kasih sayang dan
yang menyatakan ada hubungan yang perhatian dari orang tuanya. Setiap orang
tua memiliki cara yang berbeda-beda teori yang didapatkan peneliti sesuai
dalam mengasuh dan mendidik anaknya. dengan hasil penelitian diatas bahwa pola
Jika anaknya diajarkan dengan penuh kasih asuh orang tua yang baik akan memberikan
sayang, maka kelak anak juga memiliki dampak yang positif bagi perkembangan
sikap kasih sayang yang sama dimiliki kognitif anak usia dini serta mendorong
orang tuanya. Dan sebaliknya, jika orang anak untuk lebih mandiri dan lebih percaya
tua menggunakan cara kasar dan bahkan diri karena orang tua menerapkan batas
melakukan kekerasan fisik, maka serta kontrol yang baik untuk anak dalam
perkembangan kognitif anak akan melakukan suatu tindakan. Namun jika
terganggu dan anak terbawah hingga ia orang tua memberikan pola asuh yang
dewasa. Perkembangan kognitif anak negatif maka anak akan menjadi tertutup
berhubungan dengan kemampuan otak. dan tidak terbuka karena adanya pola asuh
Berkaitan erat dengan tinggkat kecerdasan yang terlalu keras. Pola asuh orang tua
atau intelegensi seseorang anak. Fungsi dalam perkembangan anak sangat
kognitif seseorang untuk berfikir, membantu anak dalam mencapai dan
mengingat, menganalisis, belajar dan melewati pertumbuhan dan perkembangan
aktivitas mental. Hasil penelitian ini sesuai tingkatan usianya dengan normal.
sejalan dengan penelitian Septiawati Perlakuan orang tua pada anak akan
(2016) yang menunjukan adanya hubungan mempengaruhi sikap anak dan
pola asuh Demokrasi dengan perilakunya. Dalam mengasuh anak orang
perkembangan kognitif anak di TK tua cenderung menggunakan pola asuh
Aisyiyah Bustanul Athfal Limpung tertentu. Kemampuan personal kognitif
Kabupaten Batang. Menurut Baumrind anak ini akan dipengaruhi pola asuh yang
dalam Septiawati (2016) pola asuh diterapkan orang tua pada anak, apabila
demokrasi adalah tipe pengasuhan yang pola asuh yang diterapkan baik maka
paling baik karena menggabungkan 2 tipe kemampuan personal sosial anak akan
pengasuhan yang ekstrim yaitu tidak bersifat positif. Berdasarkan pendidikan
mengekan dan tidak terlalu bebas juga. diketahui bahwa orang tua dengan pola
Orang tua yang memiliki tipe pengasuhan asuh demokratis yang mempunyai anak
ini menjadikan anak-anaknya individu dengan perkembangan meragukan dan
yang baik. Kendali di dalam rumah tangga menyimpang adalah orang tua dengan
tetap di pegang oleh orang tua namun pendidikan SMP bahkan SD. Hal ini
orang tua sangat terbuka untuk menunjukkan bahwa dengan masih
bernegosiasi dengan anak. Anak tetap bisa rendahnya pendidikan orang tua dapat
melakukan sesuatu sesuai dengan mempengaruhi bagaimana cara
kehendaknya namun tetap berada dibawah menstimulasi perkembangan anak,
pengawasan orang tuanya (Ashari, Ngesti sehingga hal tersebut menyebabkan anak
W. Utami, et al., 2017). Penelitian ini mengalami masalah dalam
sejalan dengan penelitian terkait yang perkembangannya. Hal ini dikarenakan
digunakan peneliti yaitu tentang Hubungan orang tua tidak mengetahui tentang
Pola Asuh Orang Tua Dengan bagaimana cara menstimulasi
Perkembangan Anak Prasekolah (Yuniarti, perkembangan anak dengan baik dan
2017), dengan hasil penelitian menunjukan benar. Pola asuh orang tua yang baik
43 (89,6%) ibu menerapkan pola asuh dengan mengekspresikan kasih sayang
demokratis dan 21 (43,8%) anak memiliki (memeluk, mencium, dan memberikan
perkembangan yang sesuai dengan pujian), melatih emosi dan melakukan
umurnya. Berdasarkan hasil pengolahan pengontrolan pada anak berakibat anak
data, terdapat hubungan antara pola asuh merasa diperhatikan dan lebih percaya diri,
orang tua dengan perkembangan anak sehingga hal ini membentuk pribadi yang
prasekolah di TK R.A Almardiyah baik, hal ini sangat berpengaruh terhadap
Rajamandala Bulan Juli 2016 (p-value perkembangan anak sejak dini yang baik
0,013). Berdasarkan hasil penelitian diatas meliputi perkembangan personal sosial,
adanya kesamaan berdasarkan fakta dan motorik halus dan motorik kasar. Anak
yang merasa diperhatikan dan yang di Irwan, N. Q. (2017). Hubungan Antara
sayangi oleh orang tuanya tidak ada rasa Pola Asuh Orang Tua Terhadap
takut untuk bergaul dengan orang lain, Perkembangan Kognitif Anak Usia 4
anak lebih berekspresif, kreatif, tidak takut Sampai 5 Tahun Di Paud Kasih
untuk mencoba hal-hal yang baru sehingga Bunda Pontianak. Jurnal ProNest,
perkembangan anak terutama anak-anak di 3(1), 1–12.
bawah umur 5 tahun maksimal. Kasumayanti, E., & Elina, Y. (2018).
Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-
KESIMPULAN 6 Tahun di Tinjau dari Tingkat
Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Usia Pendidikan Ibu Di Paud Kasih Ibu
Dini Di PAUD Pandehen Palangka Raya Kecamatan Rumbai. PAUD Lectura:
dapat dilihat dari 35 responden dengan Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
pola asuh terbanyak Demokratis 25 1(2), 186–197.
responden (71,4%), pola asuh Permesif 8 https://doi.org/10.31849/paudlectura.
Responden (23%), dan pola asuh Otoriter 2 v1i2.1179
responden (6%). Hal tersebut menunjukan Mainnah, M.-, Fajriah, H., & Roemin, L.
bahwa orang tua telah memberikan pola (2021). Pola Asuh Orangtua Pada
asuh yang baik bagi anak usia dini serta Anak Usia Dini Di Tk Tiga
membangun hubungan kasih sayang antara Serangkai Desa Meureubo Kabupaten
orang tua dan anak. Perkembangan Aceh Barat. Gender Equality:
Kognitif Pada Anak Usia Dini Di PAUD International Journal of Child and
Pandehen Palangka Raya dapat dilihat Gender Studies, 7(1), 80.
bahwa perkembangan kognitif dengan https://doi.org/10.22373/equality.v7i1
hasil Berkembang sesuia usia 28 .8536
responden (80%), Belum berkembangan Makagingge, M., Karmila, M., & Chandra,
sesuai usia 7 responden (20%). Hubungan A. (2018). SOSIAL ANAK ( Studi
Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kasus Pada Anak Usia 3-4 Tahun di
Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Di KBI Al Madina Sampangan Tahun
PAUD Pandehen Palangka Raya, p value = Ajaran 2017-2018 ).
.0,00<α (0,05) yaitu p value < 0,05 maka
hubungan tersebut secara statistik ada Mifroh, N. (2020). Teori Perkembangan
hubungan yang bermakna. Kognitif Jean Piaget. Jurnal
Pendidikan Tematik (JPT), 1(3), 253-
REFERENSI 263
Ashari, C. D., Ngesti W. Utami, & Nursalam. (2017a). Metode
Susmini. (2017). Hubungan Pola penelitian ,Journal of Chemical
Asuh Orang Tua dengan Information and Modeling. Journal
Perkembangan Kognitif Anak Usia 3- of Chemical Information and
4 Tahun di PAUD Kecamatan Modeling, 53(9), 1689–1699.
Magelang Selatan. Nursing News Vol Nursalam. (2020). Metodelogi Penelitian
2, No 2, 2017, 2, 728–738. Ilmu Keperawatan: Pendekatan
Ashari, C. D., Utami, N. W., & Susmini. Praktis Edisi 5. Selemba Medika.
(2017). Hubungan Pola Asuh Orang Shantika, 2017. Golden Age Parenting.
Tua dengan Perkembangan Kognitif Bantul: Psikologi Corner.
Anak Usia 4-5 Tahun di Paud Sonia, G., & Apsari, N. C. (2020). Pola
Kecamatan Magelang. Jurnal Ilmiah Asuh Yang Berbeda-Beda Dan
Keperawatan, 2 (3), 565–579. Dampaknya Terhadap Perkembangan
Ayun, Q. (2017). Pola Asuh Orang Tua Kepribadian Anak. Prosiding
dan Metode Pengasuhan dalam Penelitian Dan Pengabdian Kepada
Membentuk Kepribadian Anak. 5(1), Masyarakat, 7(1), 128.
102. https://doi.org/10.24198/jppm.v7i1.2
https://doi.org/10.21043/thufula.v5i1. 7453
2421 Yuniarti, S. (2017). Hubungan Pola Asuh
Orang Tua Dengan Perkembangan Tenaga Pendidik Sesuai Kualifikasi.
Anak Prasekolah Di R . A Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan
Almardiyah Rajamandala Bulan Juli Anak Usia Dini, 5(1), 14.
2016. 103–111. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.
Zulkarnain, A. I., Supriadi, G., & Saudah, 491
S. (2020). Problematika Lembaga
PAUD dalam Memenuhi Kebutuhan

You might also like