You are on page 1of 6

TUGAS 1

TUGAS AKHIR PROGRAM / HKUM4500

NAMA : ACHMAD FAUZI IBRAHIM


NIM : 042157577
SEJUMLAH OKNUM ANGGOTA TNI SERANG POLSEK CIRACAS, PERTOKOAN
HINGGA WARGA SIPIL

Publik digemparkan Markas Polisi Sektor (Polsek) Ciracas, Jakarta Timur diserang oleh sejumlah
Oknum TNI pada Sabtu (29/8/2020) dini hari. Penyerangan ini terjadi untuk kedua kalinya (Desember
2018). Anarkistis penyerangan diduga dilakukan sekitar 100 orang berujung pada pembakaran dua
unit mobil di area parkir Mapolsek Ciracas. Amuk oknum TNI berdasarkan pengaduan setidaknya
merusak 83 unit kendaaraan bermotor dan menganiaya hingga terluka 16 orang warga sipil yang
umumnya para pengendara sepeda motor yang melalui jalur tersebut. Tidak berhenti di situ,
sekelompok oknum TNI tersebut juga merusak pertokoan, menyerang warga sipil, pengerusakan
kendaraan bermotor, fasilitas umum dan pembakaran kendaraan bermotor di Mapolsek Ciracas,
Jakarta Timur, Sabtu (29/8/2020) dini hari sebelum menyerang Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur.
Penyerangan di Mapolsek Ciracas itu menyebabkan dua orang anggota polisi dan 79 warga sipil
terluka. Puncak kericuhan adalah pembakaran mobil di halaman Mapolsek Ciracas yang jadi sasaran
oknum-oknum TNI.

Sebagaimana yang diberitakan, penyerangan Mapolsek Ciracas itu disebabkan adanya peristiwa kecelakaan
lalu lintas tunggal (Kamis (27/8/2020) malam) yang melibatkan seorang anggota TNI bernama MI, namun
kecelakaan itu dikhabarkan sebagai korban penganiayaan yang disebarkan oleh MI sendiri melalui HP nya
kepada teman-temannya. Berita hoax yang disebarkan MI menimbulkan lebih kurang 100 orang rekannya
terprovokasi hingga menyebabkan kerugian perusakan gerobak di jalan, Alfamart, fasilitas umum hingga
pembakaran di Mapolsek. Namun berikutnya enam dari sekitar 100 orang yang terlibat dalam perusakan
Mapolsek Ciracas dan fasilitas umum di Jaktim telah menjalani pemeriksaan intensif Polisi Militer Kodam
Jayakarta.

Sebanyak 90 oknum TNI dari 38 satuan diperiksa, 65 oknum telah ditetapkan sebagai tersangka
(16/09/2020_Kompas.com). Para pelaku terancam hukuman kurungan penjara dan ganti rugi sesuai peran
masing-masing dari para oknum prajurt TNI itu. TNI telah menalangi memberi ganti rugi pada sebagian
besar warga sipil yang menjadi korban.

Sebenarnya sejak awal terjadinya kecelakaan tunggal, situasinya sudah diamankan melalui Dandim dengan
memberikan pengarahan tentang hoax penganiayaan itu. Namun dikatakan bahwa para oknum TNI itu tidak
mengindahkannya dan bersikeras melakukan kegiatan-kegiatan anarkis tersebut. Dikhabarkan bahwa hal
ini menunjukkan betapa masih rapuhnya pembinaan prajurit TNI di tingkat bawah terhadap provokasi
pergesekan sosial.-

Disclaimer: Text di atas merupakan ekstraksi berita dari berbagai sumber situs berita media massa di
internet yang dianggap cukup memadai kualitas kesahihsannya, yang dipergunakan hanya untuk
keperluan proses belajar dalam penugasan pada mata kuliah Tugas Akhir Program (TAP) mahasiswa
Ilmu Hukum Universitas Terbuka.
Pertanyaan Tugas-1 Anda diminta menjelaskan secara ringkas dan padat (maks_1000 kata):

1) Unsur-unsur perbuatan melawan hukum apa saja yang telah dipenuhi dan dapat dikenakan
sanksi kepada oknum prajurit TNI tersebut. Jelasakan!

2) Ada tidaknya perbuatan melawan hukum dari Oknum Prajurit TNI (langsung atau tidak
langsung) yang telah memenuhi unsur melawan hukum militer? Jelaskan!

3) Apakah tindakan melawan hukum sejumlah oknum TNI telah memenuhi persyaratan
untuk disebut sebagai kejahatan dalam pertanggungjawaban pidananya dan akibat perbuatan
tersebut juga mencakup pertanggungjawaban perdatanya?

4) Bagaimanakah yurisdiksi peradilannya terhadap Sejumlah Oknum TNI tersebut, jelaskan


pertimbangan hukumnya berdasarkan peradilan hukum pidana umum dan peradilan koneksitas,
jelaskan dengan pertimbangan hukumnya?

JAWABAN

1. Unsur – unsur perbuatan melawan hukum yang telah di penuhi

-Adanya perbuataan melawan hukum, melanggar undang undang, Melanggar hak subjektif orang
lain, artinya jika perbuatan yang dilakukan telah melanggar hak-hak orang lain yang dijamin oleh
hukum (termasuk tapi tidak terbatas pada hak yang bersifat pribadi, kebebasan, hak kebendaan,
kehormatan, nama baik ataupun hak perorangan lainnya.

- Unsur adanya kesalahan

Kesalahan kesengajaan dengan kesadaran yang normal oknum TNI tersbut melakukan penrusakan
dan penganiayayan dan perbuatannya itu akan merugikan orang lain.

- Unsur adanya hubungan sebab akibat antara kerugian dan perbuatan (Hubungan Kausalitas)

Maksudnya, ada hubungan sebab akibat antara perbuatan yang dilakukan dengan akibat yang
muncul.

Misalnya, kerugian yang terjadi disebabkan perbuatan oknum TNI atau dengan kata lain, kerugian
tidak akan terjadi jika oknum TNI tidak melakukan perbuatan melawan hukum tersebut.

- Unsur adanya kerugian

Akibat perbuatan oknum TNI menimbulkan kerugian. Kerugian di sini dibagi jadi 2 (dua) yaitu
Materil dan Imateril.

Materil yaitu berupa rusaknya fasilitas umum, perotkoan kendaraan bermotor, mapolsek ciarcas

Imateril misalnya ketakutan, kekecewaan, penyesalan, sakit, dan kehilangan semagat hidup yang
pada prakteknya akan dinilai dalam bentuk uang.
Semua unsur di atas dapat di kenakan sanki kepada para oknum TNI yaitu dengan di jerat Pasal
170 Ayat (1) juncto Ayat (2) Ke-1 KUHP, Pasal 351 Ayat (1) KUHP juncto Pasal 55 Ayat (1) Ke-
1 KUHP tentang pengeroyokan dengan terang-terangan

2. Yang di lakukan oleh oknum TNI memenuhi unsur melawan hukum militer sebab Hukum Pidana
Militer berlaku juga Hukum Pidana Umum (HPU). Jadi bagi militer berlaku HPU maupun HPM,
hal mana terlihat dalam Pasal 1 KUHPMiliter yang menyatakan : “untuk menerapkan Kitab
Undang-Undang ini berlaku ketentuan-ketentuan Hukum Pidana Umum, termasuk Buku I Bab IX
KUHPidana, kecuali ada penyimpangan yang ditetapkan dengan Undang-undang”. Ini berarti
KUHPMiliter sebagai tambahan terhadap KUHPidana, KUHPMiliter berlaku bagi anggota tentara
dan orang-orang lain yang tunduk pada kekuasaan kehakiman dalam peradilan militer. Mengenai
pengertian militer dapat dilihat dalam Pasal 46, Pasal 47, dan Pasal 49 KUHPMiliter (S. 1934-164
jo Undang-undang No 39 Tahun 1947)

Dasar berlakunya HPM adalah Pasal 103 KUHPidana, yang menyatakan : “Ketentuan dari delapan
bab yang yang pertama dari buku ini berlaku juga terhadap perbuatan yang dapat dihukum menurut
peraturan Undang-undang lain, kecuali kalau ada Undang-undang (wet) tindakan umum
pemerintahan (Algemene maatregelen van bestuur) atau orang ordonansi menentukan peraturan
lain”

3. Tindakan melawan hukum yang di lakukan oknum TNI memnuhi Unsurunsur subjektif yaitu:

1. Kesalahan

2. Kesengajaan

3. Kealpaan

4. Perbuatan

5. Sifat melawanhukum.

Dan akibat perbuatanya mencakupi pertangungjawaban perdatanya Prinsip dasar


pertanggungjawaban atas dasar kesalahan mengandung arti bahwa seorang harus
bertanggungjawab karena ia melakukan kesalahan dan merugikan orang lain, sebaliknya
prinsip tanggung jawab risiko adalah bahwa konsumen penggugat tidak diwajibkan lagi
melainkan produsen tergugat langsung bertanggungjawab sebagai risiko dari usahanya.
Risiko dalam hal ini selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadi sesuatu yang
merugikan yang tidak diduga atau tidak diinginkan. Dengan demikian risiko mempunyai
karakteristik yaitu merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa dan
ketidakpastian bila terjadi akan menimbulkan kerugian. Wujud dari risiko itu bermacam-
macam yaitu berupa kerugian atas harta atau kekayaan, penghasilan, misalnya diakibatkan
oleh kebakaran, pencurian, pengangguran dan sebagainya; berupa penderitaan seseorang
misalnya sakit atau cacat karena kecelakaan. Untuk dapat dipertanggungjawabkan orang
yang melakukan perbuatan melawan hukum, menurut pasal 1365 KUHPerdata yaitu :
a. Perbuatan itu harus melawan hukum (onrechtmatig) ;

b. Perbuatan itu harus menimbulkan kerugian ;

c. Perbuatan itu harus dilakukan dengan kesalahan (kelalaian) ;

d. Antara perbuatan dan kerugian yang timbul harus ada hubungan kausal.

4. Pada dasarnya pelaksanaan sidang pengadilan perkara koneksitas dilakukan oleh hakim
majelis, karena menyangkut dua kepentingan lingkungan peradilan, yaitu peradilan umum
dan peradilan militer. Sehingga untuk majelis hakimnya pun terdiri dari hakim ketua dari
lingkungan peradilan yang berwenang dan hakim anggota berimbang antara kedua
lingkungan peradilan umum dan lingkungan peradilan militer.

Jadi, apabila diterapkan bahwa perkara koneksitas diadili oleh pengadilan dalam
lingkungan peradilan umum, maka susunan majelis hakim adalah ketua majelis hakim dari
lingkungan peradilan umum dan hakim anggota masing-masing dari lingkungan peradilan
umum dan dari lingkungan peradilan militer secara berimbang. Apabila perkara tersebut
diadili dalam lingkungan peradilan militer, maka ketua majelis hakim dari lingkungan
peradilan militer dan hakim anggota dari lingkungan peradilan militer dan peradilan umum
secara berimbang.

Kompleksitas dan dinamika permasalahan proses yang rumit dalam rangka penyelesaian
baik dalam tahap penyidikan maupun persidangan perkara tindak pidana koneksitas
menyulitkan penyidik maupun peradilan umum atau peradilan militer untuk menerapkan
acara pemeriksaan koneksitas yang telah diatur di dalam KUHAP dan KUHAP Militer
yang seharusnya berlaku mutlak (limitatif dan imperatif). Alasan pembenar dan
pragmatisme penyidik dan peradilan umum atau peradilan militer yang berlindung dibalik
asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan menjadi solusi tepat dalam penegakan
hukum. Dapat juga dijelaskan bahwa beberapa ketentuan KUHAP maupun KUHAP
Militer sebagaimana penjabaran asas tersebut, khususnya kepada tersangka atau terdakwa
“berhak” untuk :

a. segera mendapat pemeriksaan dari penyidik

b. segera diajukan kepada penuntut umum oleh penyidik,

c. segera diajukan ke pengadilan oleh penuntut umum,

d. berhak segera diadili oleh pengadilan

Mencermati kompleksitas permasalahan proses yang rumit tersebut dan dihadapkan pada
asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan, menjadikan pilihan penyelesaian tindak
pidana koneksitas diselesaikan melalaui mekanisme splitsing (pemisahan) pelaku tindak
pidana yang dilakukan bersama-sama oleh mereka yang termasuk lingkungan peradilan
umum dan lingkungan peradilan militer kepada masing-masing lingkungan peradilan yaitu
Peradilan Militer dan Peradilan Umum.

You might also like