Professional Documents
Culture Documents
Penentuan Lebar Celah Udara Sistem Levitasi Pada Purwarupa Maglev Conveyor Menggunakan Sistem Regresi Linier Berganda
Penentuan Lebar Celah Udara Sistem Levitasi Pada Purwarupa Maglev Conveyor Menggunakan Sistem Regresi Linier Berganda
ABSTRAK
Kata kunci: levitasi, maglev, regresi linier berganda, lebar celah udara
ABSTRACT
[ 428 ]
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018
ISSN 1978-0176
[ 429 ]
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018
ISSN 1978-0176
TEORI Fm NI Amp.turn
H= = ( ⁄m)
Levitasi Magnetik l l
Levitasi berasal dari bahasa Latin levis, (3)
ringan, adalah suatu proses dimana sebuah
benda terangkat melawan gravitasi dalam B = μH (4)
posisi stabil oleh sebuah gaya, tanpa kontak
fisik [2]. Magnetic levitation merupakan proses
pengangkatan sebuah objek tanpa Regresi Linier Berganda
menggunakan bantuan apapun selain medan Model regresi linier berganda
magnet. Teknologi ini telah banyak dipakai di merupakan regresi yang digunakan untuk
dunia industri dan transportasi. Sistem ini meramalkan suatu variabel tidak bebas apabila
dapat mengurangi gesekan dan suara bising semua nilai dua atau lebih variabel bebas
yang biasa ditimbulkan oleh komponen- diketahui[4]. Hubungan variabel-variabel
komponen yang saling kontak pada sistem tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
konvensional. Yi = B0 + B1 X1i + B2 X2i +…+
Bk Xki + εi (5)
Elektromagnetik dengan variabel Yi adalah variabel
Sebuah elektromagnetik pada bentuk respons, variabel BkXki disebut veriabel
yang paling sederhana merupakan sebuah prediktor, B0 disebut konstanta, dan Bk adalah
kabel yang digulung menjadi satu loop atau koefisien regresi atau nilai parameter dengan k
lebih. Kumparan atau gulungan tersebut = 1,2,3,4,5,….n serta εi sebagai kesalahan
dinamakan solenoid. Ketika arus mengalir pada pengganggu.
kumparan, sebuah medan magnet dihasilkan
sepanjang kumparan tersebut. Uji Metode Klasik
Untuk memperoleh hasil analisis data
Gaya Magnetomotive (m.m.f) yang memenuhi syarat pegujian, maka
Magnetomotive force (m.m.f.) atau gaya dilakukan pengujian asumsi klasik pada regresi
gerak magnetik merupakan besaran yang linier berganda. Uji asumsi klasik terdiri dari
menunjukkan banyaknya fluks magnet dalam uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
rangkaian elektromagnet. Gaya gerak magnetik heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
dapat diketahui dengan hukum Ohm, melalui
Pers. (1) [3]. 1. Uji Normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk
Fm = N.I (ampere.lilit) (1) mengetahui apakah model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi
Dengan N adalah jumlah lilitan dan I adalah normal. Seperti diketahui bahwa uji F dan uji t
besarnya arus listrik yang melalui kumparan. mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
Gaya gerak magnetik juga dapat divari dengan distribusi normal.
menurunkan persamaan energi magnetik sesuai
persamaan berikut : 2. Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas adalah terjadinya
i2 hubungan linier antara variabel bebas dalam
Fm = C( x ) (2)
satu model regresi linier berganda[5]. Cara
untuk uji multikolinearitas dengan melihat nilai
dimana variance inflation factor (VIF). Bila VIF lebih
C = konstanta dari 10 maka terjadi multikolinearitas, begitu
i = arus listrik kumparan pula sebaliknya kalau VIF di bawah 10 maka
x = jarak benda hal tersebut tidak terjadi.
[ 430 ]
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018
ISSN 1978-0176
[ 431 ]
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018
ISSN 1978-0176
Hasil pada Tabel. 2 menunjukan bahwa Gambar. 3. Hubungan arus eksitasi, beban, dan
terdapat hubungan yang linier antara kenaikan lebar celah udara
[ 432 ]
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018
ISSN 1978-0176
Unstandardized
Residual
N 15
Normal Mean ,0000000
Parametersa,b Std.
,19622772
Deviation
Most Extreme Absolute ,202
Differences Positive ,202
Negative -,110 Gambar. 4. Scatterplot residual
Test Statistic ,202
Asymp. Sig. (2-tailed) ,101c Berdasarkan plot antara residual
terstandarisasi dan prediktor terstandarisasi serta
Tabel. 3 di atas menunjukan bahwa plot residual terhadap plot variabel lebar celah
pengujian normalitas pada model OLS dengan tidak menghasilkan suatu pola tertentu dan
kolmogrov-smirnov di dapat nilai p – value = menyebar sehingga dapat disimpulkan bahwa
0,101 dengan nilai signifikasi yang digunakan tidak terjadi heteroskedastisitas.
sebesar 5 %. Maka H0 diterima. Dapat
disimpulkan bahwa data lebar celah Uji Koefisien Regresi Secara Bersama
menggunakan metode OLS berdistibusi normal. Hipotesis yang digunakan dalam uji secara
bersama yaitu :
Uji Multikolinieritas H0 = B j = 0
Tabel. 4. Uji Multikolinieritas pada regresi H1 = paling sedikit ada satu B j ≠ 0 dengan
linier berganda j= 2,3
Variabel VIF Keterangan dengan menggunakan taraf signifikasi 5%
bebas diperoleh nilai Fo(2)(12) = 3,89 dan nilai Fo =
arus 1,133 Tidak terjadi 439,207 . Sehingga diperoleh bahwa Fo =
eksitasi 439,207 > Fo(2)(12) = 3,89 artinya terdapat
beban 1,133 Tidak terjadi pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
Tabel. 4 tersebut menunjukan bahwa antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
nilai VIF dari kedua variabel bebas lebih
kecildari 10, artinya tidak terjadi Uji Koefisien Regresi Secara Individual
multikolinieritas pada model regresi yang Hipotesis yang digunakan dalam uji ini
mengandung hubungan tersebut. yaitu:
H0 = Bj = 0
Uji Autokolerasi H1 = Bj ≠ 0, dengan j = 2,3
Tabel. 5. Uji Autokolerasi dengan menggunakan taraf signifikasi α = 5%
dan diperoleh nilai t dari tabel sebesar 2,92.
Nilai Dubin- Keterangan Kemudian diperoleh nilai t hitung sesuai dengan
watson tabel berikut :
Tidak ada Tabel. 6. Nilai t-statistic variabel bebas
1,489
keputusan
Nilai Durbin-watson yang diperoleh Variabel Koefisien t0
dari perhitungan sebesar 1,489. Nilai DW bebas
dengan taraf signifikasi 5% diperoleh Dubin X1 0,8794 29,638
Lower (dL) = 0,9455 dan Dubin Upper (dU) = X2 0,0062 -10,125
1.5432. Hasil tersebut mengakibatkan tidak
ada keputusan alias ragu-ragu dalam Menurut nilai t-statistic dapat diketahui
terpenuhinya asumsi ini karena nilai DW bahwa variabel bebas yang berpengaruh secara
diantara dL dan dU. signifikan terhadap variabel tak bebas lebar
[ 433 ]
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018
ISSN 1978-0176
SARAN
Terdapat beberapa saran untuk penelitian
serupa, antara lain:
1. Perlu dilakukan pengujian langsung dengan
menggunakan alat terhadap model regresi
linier berganda yang dihasilkan pada
purwarupa maglev conveyor agar
mengetahui tingkat keakuratan dan error
dari pemodelan yang telah dibuat.
2. Menambah variasi data yang digunakan
untuk meningkatkan tingkat akurasi
pemodelan lebar celah udara.
[ 434 ]