Professional Documents
Culture Documents
LP BBLR
LP BBLR
Di susun oleh:
ANISA NURUL FAUZIAH
SN211006
b. Faktor janin
Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi
sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.
c. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio
plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah
dini.
d. Faktor lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran tinggi,
terkena radiasi, serta terpapar zat beracun
3. Manifestasi Klinik
• PB < 45 cm
• LD < 30 cm
• LK < 33 cm
• Genetalia immature
• Tangis lemah
a) Semua orang yang akan mengadakan kontak dengan bayi harusmelakukan cuci tangan terlebih
dahulu.
b) Peralatan yang digunakan dalam asuhan bayi harus dibersihkan secara teratur. Ruang perawatan
bayi juga harus dijaga kebersihannya.
c) Petugas dan orang tua yang berpenyakit infeksi tidak boleh memasuki ruang perawatan bayi
sampai mereka dinyatakan sembuh atau disyaratkan untuk memakai alat pelindung seperti
masker ataupun sarung tangan untuk mencegah penularan.
6). Hidrasi
Bayi resiko tinggi sering mendapat cairan parenteral untuk asupan tambahan kalori, elektrolit,
dan air. Hidrasi yang adekuat sangat penting pada bayi preterm karena kandungan air
ekstraselulernya lebih tinggi (70% pada bayi cukup bulan dan sampai 90% pada bayi preterm). Hal
ini dikarenakan permukaan tubuhnya lebih luas dan kapasitas osmotik diuresis terbatas pada ginjal
bayi preterm yang belum berkembang sempurna sehingga bayi tersebut sangat peka terhadap
kehilangan cairan
7). Nutrisi
Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR tetapi terdapat kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi mereka karena berbagai mekanisme ingesti dan digesti makanan
belum sepenuhnya berkembang. Jumlah, jadwal, dan metode pemberian nutrisi ditentukan oleh
ukuran dan kondisi bayi. Nutrisi dapat diberikan melalui parenteral
Bayi preterm menuntut waktu yang lebih lama dan kesabaran dalam pemberian makan
dibandingkan bayi cukup bulan. Mekanisme oral-faring dapat terganggu oleh usaha memberi makan
yang terlalu cepat. Penting untuk tidak membuat bayi kelelahan atau melebihi kapasitas mereka
dalam menerima makanan. Toleransi yang berhubungan dengan kemampuan bayi menyusu harus
didasarkan pada evaluasi status respirasi, denyut jantung, saturasi oksigen, dan variasi dari kondisi
normal dapat menunjukkan stress dan keletihan.
Bayi akan mengalami kesulitan dalam koordinasi mengisap, menelan, dan bernapas
sehingga berakibat apnea, bradikardi, dan penurunan saturasi oksigen. Pada bayi dengan reflek
menghisap dan menelan yang kurang, nutrisi dapat diberikan melalui sonde ke lambung. Kapasitas
lambung bayi prematur sangat terbatas dan mempengaruhi pernafasan. Kapasitas lambung
berdasarkan umur dapat diukur sebagai berikut (Jones, 2015).
B. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Identitas pasien
Identitas pasien berupa: nama, tanggal lahir, usia, pendidikan, alamat, nama ayah dan ibu, pekerjaan
ayah dan ibu, agama, alamat, suku bangsa.
B. Keluhan utama
Untuk mengetahui alasan utama mengapa klien mencari pertolongan pada tenaga professional.
1. Riwayat penyakit sekarang
Untuk mengetahui lebih detail hal yang berhubungan dengan keluhan utama.
a. Munculnya keluhan
b. Karakteristik
Karakter (kualitas, kuantitas, konsistensi), loksai dan radiasi, timing (terus menerus/intermiten, durasi
yang berhubungan.
a. Prenatal
Keluhan saat hamil, tempat ANC, kebutuhan nutrisi saat hamil, usia kehamilan (preterm, aterm, post term),
kesehatan saat hamil dan obat yang diminum.
b. Natal
Tindakan persalinan (normal atau Caesar), tempat bersalin, obat-obatan yang digunakan.
c. Post natal
Kondisi kesehatan, apgar score, Berat badan lahir, Panjang badan lahir, anomaly kongenital.
f. Obat-obat yang digunakan (pernah/sedang digunakan) Nama obat dan dosis, schedule, durasi, alasan
penggunaan obat.
g. Allergi
Reaksi yang tidak biasa terhadap makanan, binatang, obat, tanaman, produk rumah tangga.
h. Imunisasi ( imunisasi yang pernah didapat, usia dan reaksi waktu imunisasi)
5. Riwayat keluarga
Penyakit yang pernah atau sedang diderita oleh keluarga (baik berhubungan / tidak berhubungan dengan penyakit
yang diderita klien), gambar genogram dengan ketentuan yang berlaku (symbol dan 3 generasi).
2. Pola Gordon
Status kesehatan sejak lahir, pemeriksaan kesehatan secara rutin, imunisasi, penyakit yang menyebabkan
anak absen dari sekolah, praktek pencegahan kecelakaan (pakaian, menukar popok,dll), kebiasaan merokok
orang tua, keamanan tempat bermain anak dari kendaraan, praktek keamanan orang tua (produk rumah tangga,
menyimpan obat-obatan,ddl).
b. Nutrisi metabolik
Pemberian ASI / PASI, jumlah minum, kekuatan menghisap, makanan yang disukai / tidak disukai,
makanan dan minuman selama 24 jam, adakah makanan tambahan/vitamin, kebiasaan makan, BB lahir dan
c. Pola eliminasi
Pola defekasi (kesulitan, kebiasaan, ada darah/tidak), mengganti pakaian dalam / diapers (bayi), pola eliminasi
urin (frekuensi ganti popok basah/hari, kekuatan keluarnya urin, bau, warna)
Rutinitas mandi (kapan, bagaimana, dimana, sabun yang digunakan), kebersihan sehari-hari,
aktivitas sehari-hari (jenis permainan, lama, teman bermain, penampilan anak saat bermain, dll),
tingkat aktivitas anak/bayi secara umum, tolerans, persepsi terhadap kekuatan, kemampuan kemandirian
Pola istirahat/tidur anak (jumlahnya), perubahan pola istirahat, mimpi buruk, nokturia, posisi tidur anak,
f. Pola kognitif-persepsi
Responsive secara umum anak, respons anak untuk bicara, suara, objek sentuhan, apakah anak mengikuti
objek dengan matanya, respon untuk meraih mainan, vocal suara, pola bicara kata-kata, kalimat,
menggunakan stimulasi/tidak, kemampuan untuk mengatakan nama, waktu, alamat, nomor telepon,
kemampuan anak untuk mengidentifikasi kebutuhan; lapar, haus, nyeri, tidak nyaman.
g. Persepsi diri – pola konsep diri
Status mood bayi / anak (irritabilitas), pemahaman anak terhadap identitas diri, kompetensi, banyak/tidaknya
teman.
Struktur keluarga, masalah/stressor keluarga, interaksi antara anggota keluarga dan anak, respon anak/bayi
i. Sexualitas
Perasaan sebagai laki-laki / perempuan (gender), pertanyaan sekitar sexuality bagaimana respon orang tua.
Apa yang menyebabkan stress pada anak, tingkat stress, toleransi stress, pola penanganan masalah,
keyakinan agama.
Perkembangan moral anak, pemilihan perilaku, komitmen, keyakinan akan kesehatan, keyakinan agama.
C. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
c. Ukuran anthropometric
d. Mata
e. Hidung
Kebersihan, kelainan
f. Mulut
Kebersihan, bau, mukosa mulut, stomatitis
g. Telinga
h. Dada
i. Abdomen
j. Punggung
Ada/tidak kelainan
k. Genetalia
l. Ekstremitas
m. Kulit
kejadian-kejadian penting: pertama kali mengangkat kepala, berguling, duduk sendiri, berdiri,
e. Kecepatan tumbuh
3) Pelaksanaan DDST
Berdasarkan hasil pengkajian melalui DDST (Denver Development Screening Test) untuk
umur 0 – 6 tahun perkembangan anak di atur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor
b. Motorik halus
Kemampuan anak untuk menggunakan bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot halus sehingga tidak perlu
tenaga, namun perlu koordinasi yang lebih kompleks.
Kemampuan mengungkapkan perasaan, keinginan, dan pendapat melalui pengucapan kata-kata, kemampuan
mengerti dan memahami perkataan orang lain serta berfikir.
d. Motorik kasar
Kemampuan anak untuk menggunakan dan melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan
tenaga. Jika usia> 6 tahun tanyakan tumbuh kembang secara umur sebagai berikut:
b. Pertumbuhan gigi, usia gigi tumbuh, jumlah gigi, masalah dengan pertumbuhan gigi
5. Pemantauan elektrolit.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas dindin dada (D.0005)
2) Berikan oksigen
Terapeutik
1) Lakukan oral hygine sebelum makan,jika
perlu
Kolaborasi :
1) Kolaborasi ahli gizi , jika perlu
h) Hipotermia
3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hipotermia (I.14507)
selama 3 x 24 jam diharapkan Observasi :
termogulasi neonatus 1) Monitor suhu tubuh
membaik(L.14135)
Dengan kriteria hasil : 2) Identifikasi penyebab hipotermia
1) Menggil menurun
3) Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
2) Suhu tubuh membaik
Terapeutik :
3) Ventilasi menurun 1) Sediakan lingkungan yang hangat
( incubator)
Kolaborasi :
1) Kolaborasi pemeriksaan darah vena
bilirubin direk dan indirek
4. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawata merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan dimana perawa menilai hasil yang di harapkan
terhadap perubahan diri ibu dan menilai sejauh mana masalah ibu tersebut dapat diatasi. Disamping it, perawat juga
memberikan umpan balik atau pengkajian ulang, seadainnya tujuan utama belum tercapai, maka dalm hal ini proses
keperawatan dapat dimodifikasi.
DAFTAR PUSTAKA