You are on page 1of 15

LAPORAN PRA PRAKTIKUM

ILMU BIOMEDIK DASAR


(Sistem Pernapasan/Respiration)

NAMA : ERDI RILWANTO

BP : 2211311005

KELAS : A1

KELOMPOK : A

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

2002
SISTEM PERNAPASAN

A. Pengertian Sistem Pernapasan

Pernapasan atau respirasi adalah kegiatan pertukaran udara (karbodioksida dan oksigen) dari
dalam tubuh ke luar tubuh/paru- paru. Oksigen yang berada di luar tubuh dihirup (inspirasi) melalui
organ-organ pernapasan. Pada keadaan tertentu, bila tubuh kelebihan karbondioksida, maka tubuh
berusaha untuk mengeluarkan karbondioksida yang ada didalam tubuh tersebut dengan jalan
menghembuskan napas (ekspirasi) sehingga terjadi suatu keseimbangan antara oksigen dan
karbondioksida didalam tubuh. Syaifuddin (2016).

Bagian-bagian sistem pernafasan yaitu Cavum nasi, faring, laring, trakea, karina, bronchus
principalis, bronchus lobaris, bronchus segmentalis, bronchiolus terminalis, bronchiolus
respiratoryus, saccus alveolus, ductus alveolus dan alveoli. Terdapat Lobus, dextra ada 3 lobus yaitu
lobus superior, lobus media dan lobus inferior. Sinistra ada 2 lobus yaitu lobus superior dan lobus
inferior. Pulmo dextra terdapat fissura horizontal yang membagi lobus superior dan lobus media,
sedangkan fissura oblique membagi lobus media dengan lobus inferior. Pulmo sinistra terdapat
fissura oblique yang membagi lobus superior dan lobus inferior. Pembungkus paru (pleura) terbagi
menjadi 2 yaitu parietalis (luar) dan Visceralis (dalam), diantara 2 lapisan tersebut terdapat rongga
pleura (cavum pleura).

B. Proses Sistem Pernapasan

Pada awalnya kita menghirup udara melalui rongga hidung yang kemudian melewati tekak dan
pangkal tenggorok kemudian terus ke tenggorokan.Tenggorok bentuknya seperti pipa yang kuat,
terletak di depan kerongkongan,melalui leher sampai mencapai rongga dada sebelah atas. Dinding
tenggorok diperkuat oleh beberapa cincin rawan yang pada bagian belakangnya terbuka. Dalam
rongga dada, tenggorok bercabang dua yaitu tenggorok kanan dan kiri yang masing-masing cabang
memasuki paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Kedua cabang tenggorok tersebut mempunyai
seperti pada pohon. Pada ranting-rantingnya yang terakhir terdapat gelembung-gelembung paru-
paru yang amat kecil dan amat tipis dindingnya. Gelembung-gelembung itu hanya dapat dilihat
dengan mikroskop. Dalam dindingnya mengalir darah melalui pembuluh-pembuluh kapiler,
sehingga mudah pertukaran gas dari darah ke udara yang terdapat dalam gelembung paru-paru
dan sebaliknya. Darah tersebut mengambil zat pembakar (oksigen) dan mengeluarkan
karbondioksida.
Permukaan paru-paru yang juga dilapisi oleh selaput paru-paru visceral dan dinding rongga
selaput paru-paru terdapat celah yang sempit yang berisikan sedikit cairan. Sekat dada khususnya
jantung tidak terletak tepat ditengah-tengah rongga dada, tetapi agak ke kiri, sehingga paru-paru
kiri lebih kecil dari paru-paru kanan. Isi rongga dada dapat diperbesar berkat pengaruh otot-otot
pengangkatan iga-iga, kontraksi sekat rongga badan yang melengkung ke atas. Paru-paru mengikuti
perluasan rongga dada maka terhisaplah udara melalui saluran pernapasan yang telah diuraikan di
atas. Bila tenaga-tenaga yang melapangkan dada berhenti bekerja,maka kekenyalan dinding dada
dan paru-paru menyebabkan penyempitan rongga dada kembali. Pada waktu tersebut iga-iga
menurun kembali, sekat rongga badan melengkung lagi ke atas, sehingga kelebihan udara didesak
keluar dari paru-paru.Proses tersebut terjadi bila kita menghembuskan nafas (mengeluarkan nafas).
Pernafasan berlangsung melalui 2 tahap, yaitu :
  pernafasan eksternal (luar) : adalah difusi gas luar masuk ke dalam aliran darah (pertukaran
O2 dari darah)
 pernafasan internal (dalam) : adalah difusi gas atau pertukaran gas dari darah ke sel tubuh
Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot diafragma dan otot antar tulang rusuk
(intercostalis).
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
 Respirasi Luar merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
 Respirasi Dalam merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh. Dalam
mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara
pernapasan, yaitu :
Respirasi / Pernapasan Dada
 Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
 Tulang rusuk terangkat ke atas
 Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara
masuk ke dalam badan.
Respirasi / Pernapasan Perut
 Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
 Diafragma datar
 Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil
sehingga udara pasuk ke paru-paru. Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen
perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun
menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput
alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar
kecil tekanan udara. Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg
dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter
air raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak
200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang
dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah.
Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :
 Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2
 Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
 Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
 Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2 Alat-alat pernapasan
berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan mengeluarkan udara yang
mengandung karbon dioksida dan uap air. Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh
energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energy.
C. Anatomi Sistem Pernapasan

Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar (inspirasi) → menyebabkan kontraksi
diafragma dan interkostalis eksternal → udara masuk ke dalam paru - paru melalui hidung. Hidung
atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang (kavum nasi),
yang berfungsi memanaskan udara dimana dinding rongga hidung banyak pembuluh darah
sehingga memberikan panas pada udara yang mengalir melewatinya.

Dinding rongga hidung juga basah, yang penting dalam melembabkan udara yang masuk serta
menyaring udara, dimana lendir yang terdapat sepanjang saluran napas berfungsi untuk menyaring
udara inspirasi, sehingga partikel yang webeterbangan di udara membentuk dinding berlendir dan
melekat di sana. Rongga hidung dipisahkan oleh sekat (septum nasi). Di dalamnya juga terdapat
bulu - bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu, dan kotoran yang masuk ke dalam lubang
hidung. Dari konkha nasalis, yang berfungsi menambah luas permukaan rongga hidung dan
menyebabkan udara yang mengalir mengalami turbulensi→ udara pernapasan diteruskan ke nares
anterior → nares posterior → nasofaring → faring.

1. HIDUNG

Hidung berfungsi sebagai : Saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru - paru.Penyaring
kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru -
paru.Bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor olfaktori terletak dalam
mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia.

 RANGKA HIDUNG
a. Tulang hidung
1) Tulang nasal (membentuk jembatan dan bagian superior ke dua sisi hidung)
2) Vomer (bagian posterior septum nasal)
3) Lantai rongga nasal terbentuk dari tulang maksila dan palatinum
4) Konka nasalis superior, media, dan inferior
5) Meatus superior, media, dan inferior (merupakan jalan udara rongga nasal yang terletak
dibawah konka).

b. Tulang rawan

Tulang rawan terdiri darisepasang cartilago nasi lateralis , sepasang cartilago alaris major,
beberapa pasang cartilagines alares minor, tepi anterior cartilago septi nasi.

 BAGIAN HIDUNG

Hidung Luar

Hidung Luar menonjol pada garis tengah diantara pipi dengan bibir atas. Strukturnya dapat
dibedakan menjadi 3 bagian :

a) Kubah tulang, terletak paling atas dan tidak dapat digerakkan


b) Kubah kartilago, terletak di bawah kubah tulang dan sedikit dapat digerakkan
c) Lobulus hidung, terletak paling bawah dan mudah digerakkan
d) Dinding inferior hidung
e) Dinding superior hidung.

Hidung Dalam

Hidung dalam membentang dari os Internum di sebelah anterior hingga koana di posterior,
yang memisahkan rongga hidung dari nasofaring.

a) Pemisah : Septum nasi


Membagi hidung menjadi sisi kiri dan sisi kanan rongga nasal.
Terbentuk dari tulang dan tulang rawan
b) Nares anterior
Yaitu orifislum eksterna rongga hidung.
Dikelilingi oleh cartilago alaris major dan cartilago alaris minor
Lubang masuk kavum nasi bagian depan (nares anterior)
Lubang masuk kavum nasi bagian belakang (nares posterior)
c) Vestibulum nasi : Kelenjar sebasea , vibrissae
d) Nares posterior (koana).

c. Concha

Concha yaitu struktur seperti kulit kerang yang menonjol pada sisi medial dinding lateral rongga
nasal. Concha terbagi menjadi 4 bagian, yaitu : Concha nasalis superior, Concha nasalis medial,
Concha nasalis inferior, Concha supreme.
d. Meatus

Meatus yaitu rongga sempit diantara konka – konka dan dinding lateral hidung. Meatus terbagI
menjadi 3 bagian :

Meatus superior, terletak diantara konka superior dan konka media

Meatus medius, terletak diantara konka media dan dinding ateral rongga hidung

Meatus inferior, terletak diantara konka inferior dan dasar hidung.

2. FARING

Faring / tekak merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut
ke laring. Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring
(laringofaring). Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan
digestif.

3. LARING

Laring/ pangkal tenggorok Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago
yang( menghubungkan faring dan trakea.

Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :

 Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
 Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
 Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun
 Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah
kartilago tiroid)
 Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
 Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara
melekat pada lumen laring).

Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga berfungsi
melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.

4. TRAKEA

Trakea merupakan saluran udara yang terdiri atas cincin - cincin (yang terbuka disebelah
belakang, berbentuk tapal kuda) jaringan tulang rawan hyaline dan masing - masing dihubungkan
oleh jaringan ikat elastin. Trakea terletak sebagian dalam leher dan sebagian dalam thoraks,
panjang trachea 15 cm dan diameter 12 mm pada orang dewasa.
Arbor Bronchialis adalah percabangan trachea dan broncus sampai menjadi cabang akhirnya.
Bifurcatio tracheae adalah tempat percabangan menjadi bronchus principalis dextra et sinistra,
terdapat di perbatasan mediastinum superius dan posterior setinggi Th V atau VI. Bronchus dextra
lebih tegak, lebih pendek dan lebih lebar dari bronchus sinistra sehingga corpus alienum yang
memasuki bronkus akan berada di sebelah kanan.

5. BRONKUS

Bronkus utama kiri dan kanan tidak simetris. Bronkus utama kanan lebih pendek dan lebih lebar
dibanding kiri, kelanjutan trakea yang lebih vertikal. Bronkus kiri lebih panjang dan sempit,
kelanjutan trakea yang sudutnya tajam. Berjalan ke kiri di bawah arcus aorta dan depan
oesopahgus. Bronkus Kiri dan kanan bercabang lagi jadi bronkus lobaris bronkus segmentalis
bronkiolus terminalis. Bronklolus terminalls, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung
alveoll. Diperkuat otot polos sehingga ukuran dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah
sampal tingkat bronkiolus terminalis disebut saluran penghantar udara.

Setelah bronkiolus terminal terdapat asinus, tempat pertukaran gas . Asinus terdiri dari : Bronkiolus
respiratori , duktus alveolaris , sakus alveolaris terminalis .Asinus / lobulus primer. Terdapat 23
percabangan mulai dari trakea sampal sakus alveolaris terminalis. Antara alveolus dipisahkan oleh
dinding tipis atau septum. Lubang kecil pada septum disebut pori - pori khon.
6. BRONKIOLUS

Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus segmental. Bronkiolus mengadung kelenjar


submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi
bagian dalam jalan napas.

Bronkiolus Terminalis

Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai


kelenjar lendir dan silia)

Bronkiolus respiratori

Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori. Bronkiolus respiratori dianggap


sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas. Bronkiolus
respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar, kemudian menjadi
alveoli.

7. ALVEOLUS

Alveolus terletak di dalam rongga dada, menghadap rongga mediastinum, di depan jantung.
Alveolus terbagi 2 yaitu: Paru kanan: 3 lobus, 10 segment ( superior 5 segment, medial 3 segment,
inferior 2 segment) dan Paru Kiri: 2 lobus, 10 segment ( Superior 5 segment, Inferior 5 segment).
Alveolus di bungkus 2 Pleura (Pleura viseralis ( langsung membungkus paru2) dan Pleura Parietalis
( melapisi rongga dada sebelah dalam) ).

8. PARU – PARU (PULMO)

Paru – paru merupakan organ elastis yang berbentuk kerucut, dan terletak dalam rongga dada
atau thorax. Mediastinum sentral yang berisi jantung dan pembuluh darah memisahkan paru.
9. PLEURA

Pleura merupakan lapisan pembungkus paru (pulmo) yang mengandung kolagen dan jaringan
elastik. Antara pleura yang membungkus pulmo dextra et sinistra dipisahkan oleh adanya
mediastinum. Pleura dari Interna ke eksterna terbagi atas 2 bagian : Pleura Visceralls / Pulmonis :
Pleura yang langsung melekat pada permukaan pulmo, dan Pleura Parletalls : Bagian pleura yang
berbatasan dengan dinding thorax.

Kedua lapisan pleura Inl saling berhubungan pada hilus pulmonis sebagal ligamen pulmonale
(pleura penghubung). Di antara kedua lapisan pleura Ini terdapat sebuah rongga yang disebut
dengan cavum pleura, di mana di dalam cavum pleura ini terdapat sedikit cairan pleura yang
berfungsi agar tidak terjadi gesekan antar pleura ketika proses pernapasan. Pleura parietal
berdasarkan letaknya terbagi atas :

1. Cupula Pleura ( Pleura Cervicalls ), Merupakan pleura parietalis yang terletak di atas costae I.
Cupula pleura terletak setinggi 1-1,5 inchi di atas 1/3 medial os . Clavicula.

2. Pleura Parietalis pars Costalis, Pleura yang menghadap ke permukaan dalam costae, cartilage
costae, pinggir corpus vertebrae, dan permukaan belakang os. Sternum

3. Pleura Parietalis pars Diaphragmatica, Pleura yang menghadap ke diafragma permukaan thoracal
yang dipisakan oleh fascia endothoracica

4. Pleura Parietalis pars Mediastinalis ( Medialis ), Pleura yang menghadap ke mediastinum /


terletak di bagian medial dan membentuk bagian lateral dari mediastinum.

Vaskularisasi Pleura

Pleura parietal divaskularisasi oleh Aa. Intercostalis, a. mammaria interna, a. musculophrenica.


Dan vena – venanya bermuara pada sistem vena dinding thorax. Sedangkan pleura visceralisnya
mendapatkan vaskularisasi dari Aa. Bronchiales.
Innervasi Pleura

1. Pleura parietalis pars costalis diinnervasi oleh Nn. Intercostales

2. Pleura parietalis pars mediastinalis diinnervasi oleh n. phenicus

3. Pleura parietalsi pars diaphragmatica bagian perifer diinnervasi oleh Nn. Intercostales

4. Pleura parietalis pars mediastinalis diinnervasi oleh n. phrenicu

5. Pleura visceralis diinnervasi oleh serabut afferent otonom dari plexus pulmonalis.

Recessus Pleura

Recessus merupakan sebuah ruangan kosong yang akan terisi oleh paru saat Pars inspirasi dalam
dan akan menjadi tempat yang berisi cairan pada pasien dengan kasus efusi pleura. Terdapat 3
recessus , yaitu :

Recessus costodiaphragmatica dextra et sinistra. Recessus yang terletak diantara pleura parietalis
pars costalis dan pleura parietalis pars diaphragmatica

Recessus costomediastinalis anterior dextra et sinistra. Recessus yang terletak di antara pleura
parietalis pars costalis dan pleura parietalis pars mediastinalis di bagian ventral

Recessus costomediastinalis posterior dextra et sinistra. Recessus yang terletak di antara pleura
parietalis pars costalis dan pleura parietalis pars mediastinalis di bagian dorsal.

Fisiologi Pleura

Fungsi mekanis pleura adalah meneruskan tekanan negatif thoraks ke dalam paru - paru,
sehingga paru - paru yang elastis dapat mengembang. Tekanan pleura pada waktu istirahat dan
posisi tiduran adalah -2 sampai -5 cm H2O; sedikit bertambah negatif di apex sewaktu posisi berdiri.
Sewaktu inspirasi tekanan negatif meningkat menjadi -25 sampai -35 cmH2O. Selain fungsi mekanis,
seperti telah disinggung diatas, ringga pleura yang steril karena mesohellal bekerja melakukan
fagositosis benda asing; dam cairan yang diproduksinya bertindak sebagai lubrikans (pelumas).
Cairan pleura

Cairan rongga pleura sangat sedikit, sekitar 0.3 ml / kg, bersifat hipoonkotik dengan konsentrasi
protein 1g / dl. Gerakan pernapasan dan gravitasi ke - mungkinan besar Ikut mengatur jumlah
produksi dan reabsobsi cairan rongga pleura. Reabsobsi terjadi terutama pada pembuluh limfe
pleura parietalis, dengan kecepatan 0.1 sampal

0.15ml / kg / jam. Bila terjadi gangguan produksi dan reabsorbsi akan mengakibatkan terjadinya
pleural effusion.

D. SIRKULASI PARU

Berperan dalam menyediakan darah teroksigenasi dari sirkulasi sistemik. Fungsinya untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme paru. Arteria bronkialis berasal dari aorta torakalis, berjalan
sepanjang dinding posterior bronkus. Vena bronkialis yang besar bermuara pada vena cava
superior, dan mengembalikan darah pada atrium kanan. Vena bronkialis yang lebih kecil
mengalirkan darah ke vena pulmonalis. Sirkulasi bronkial tidak berperan dalam pertukaran gas.
Arteria pulmonalis, yang berasal dari ventrikel kanan mengalirkan darah ke paru. Jaringan kapiler
paru yang halus mengitari dan menutupi alveolus, diperlukan untuk proses pertukaran gas antara
alveolus dan darah . Darah teroksigenasi kemudian dikembalikan melalui vena pulmonalis ke
ventrikel kiri selanjutnya ke sirkulasi sistemik.

E. Penyakit Pada Sistem Pernapasan

1.) Influenza

Disebabkan oleh virus dan mudah menular. Penularan bisa melalui kontak langsung ke
cairan seperti batuk atau bersin. Saat flu, hidung dipenuhi lendir sehingga mengganggu
pernapasan.

2.) Emfisema

Penyakit yang disebabkan karena alveolus kehilangan elastisitasnya. Kantong udara pada
paru-paru juga akan mengalami kehancuran secara perlahan sehingga membuat napas
menjadi pendek. Emfisema disebabkan karena kebiasaan merokok, polusi udara dan polusi
asap rokok.

3.) Kanker paru-paru

Penyakit yang berbahaya karena disebabkan sel kanker yang tumbuh di paru-paru. Bila
dibiarkan, sel kanker dapat menyerang bagian tubuh lain. Kanker paru-paru juga disebabkan
karena kebiasaan buruk seperti merokok, menghirup asap kendaraan, minum-minuman
beralkohol, dan kebiasaan tidak sehat lainnya. 

4.) Tuberkulosis (TBC)

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis menyerang paru-


paru dan menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus sehingga menyebabkan proses
difusi oksigen terganggu. Penderita TBC juga sering mengalami batuk darah.
5.) Asma

Pasti sudah familiar dengan istilah asma kan? Asma adalah penyakit yang terjadi karena
penyempitan saluran pernapasan yang disebabkan alergi terhadap debu, bulu, serangga
kecil, ataupun rambut. Penyakit ini dapat muncul kembali jika suhu lingkungan terlalu dingin
atau ketika penderita mengalami masalah psikologis.

6.) Laringitis

Penderita mengalami peradangan yang terjadi di laring atau pangkal tenggorokan karena
infeksi bakteri, virus atau jamur. Selain laringitis, ada juga.

7.) Bronkhitis

Gangguan pada cabang trakea (bronkus) akibat infeksi yang menyebabkan penderita
menghasilkan lendir yang menyumbat bronkus sehingga dapat membuat sesak napas.

8.) Asfiksi

Gangguan pengangkutan oksigen ke jaringan tubuh yang disebabkan karena hemoglobin


darah mengikat komponen selain oksigen seperti karbon monoksida. Karena daya ikat HB
lebih tinggi terhadap CO, maka CO akan lebih berpotensi untuk masuk ke dalam tubuh.

9.) Pneumonia

Sering disebut gejala Coronavirus yang disebabkan oleh infeksi bakteri diplococcus


pneumoniae, sehingga alveolus penderita akan terisi cairan.
DAFTAR PUSTAKA

Kirnantoro dan Maryana. (2020). Anatomi Fisiologi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Devi, Anakardian Kris Buana. (2017). Anatomi Fisiologi & Biokimia Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press

(Daftar Pustaka: PPIPTEK. 2020. Macam-macam Penyakit Pernapasan.


https://ppiptek.brin.go.id/post/read/macam-macam-penyakit-pernapasan (diakses pada 4 September
2022).

You might also like