You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laporan Kinerja yang disingkat LKJ adalah wujud pertanggungjawaban


pejabat publik kepada masyarakat tentang kinerja lembaga pemerintah
selama satu tahun anggaran. LKJ merupakan produk akhir Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP) sebagai gambaran
kinerja yang dicapai oleh suatu instansi pemerintah atas pelaksanaan program
dan kegiatan yang dibiayai APBN/APBD berdasarkan siklus anggaran yang
berjalan 1 (satu) tahun. Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah
menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan
yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif. Upaya ini juga
selaras dengan tujuan perbaikan pelayanan publik sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Untuk itu, pelaksanaan
otonomi daerah perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai
elemen masyarakat, termasuk dalam pengembangan akuntabilitas melalui
penyusunan dan pelaporan kinerja pemerintah daerah.
Penyusunan Laporan Kinerja (LKJ) merupakan amanat Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LKJ dilakukan
dengan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2016 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2017 tentang tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian

Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng


1
dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata cara Evaluasi RRPJPD dan RPJMD,
serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD dan RKPD, di mana pelaporan
capaian kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel merupakan
bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Pertanian. Dasar hukum
penyusunan LKJ yang lain yaitu Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015
Tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyelenggara Pelayanan Publik, serta
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Pedoman Evaluasi atas
Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Proses penyusunan LKJ dilakukan pada setiap akhir tahun anggaran bagi
setiap instansi untuk mengukur pencapaian target kinerja yang sudah
ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja. Pengukuran pencapaian target
kinerja ini dilakukan dengan membandingkan antara target dan realisasi
kinerja setiap instansi pemerintah, yang dalam hal ini adalah Dinas Pertanian.
LKJ menjadi dokumen laporan kinerja tahunan yang berisi
pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran
strategis instansi. Disinilah esensi dari prinsip akuntabilitas sebagai pijakan
bagi instansi pemerintah ditegakkan dan diwujudkan.

Gambar 1.1. Posisi LKJ dalam Sistem AKIP

Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng


2
1.2. Maksud dan Tujuan

LKJ Dinas Pertanian merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban


pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah selama kurun waktu 1 (satu)
tahun dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan LKJ juga
menjadi alat kendali untuk mendorong peningkatan kinerja setiap unit
organisasi.
Selain itu, LKJ menjadi salah satu alat untuk mendapatkan masukan
stakeholders demi perbaikan kinerja Dinas Pertanian. Identifikasi
keberhasilan, permasalahan dan solusi yang tertuang dalam LKJ, menjadi
sumber untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan
yang akan datang. Dengan pendekatan ini, LKJ sebagai proses evaluasi
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perbaikan yang berkelanjutan di
pemerintah untuk meningkatkan kinerja pemerintahan melalui perbaikan
pelayanan publik.

1.3. Gambaran Umum Organisasi

Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng merupakan organisasi


pemerintahan daerah yang dibentuk untuk membantu tugas Bupati dalam
membangun pertanian di Kabupaten Bantaeng. Dinas Pertanian dipimpin
oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Sesuai Peraturan Daerah
Kabupaten Bantaeng Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bantaeng, maka tugas Dinas Pertanian
Kabupaten Bantaeng adalah membantu Bupati melaksanakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan di
bidang pertanian. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Dinas Pertanian
Kabupaten Bantaeng menjalankan fungsi :
a. Perumusan kebijakan di bidang prasarana dan sarana, tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, peternakan dan kesehatan hewan serta
penyuluhan pertanian;

Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng


3
b. Penyusunan program penyuluhan pertanian;
c. Pengembangan prasarana pertanian;
d. Pengawasan mutu, peredaran dan pengendalian penyediaan benih
tanaman, benih/bibit ternak dan hijauan pakan ternak;
e. Pengawasan penggunaan sarana pertanian;
f. Pembinaan produksi di bidang pertanian;
g. Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit tanaman dan
penyakit hewan;
h. Pengendalian dan penanggulangan bencana alam;
i. Pembinaan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian

1.4. Isu Strategis

Isu - isu strategis saat ini yang berkembang pada pembangunan


pertanian di Kabupaten Bantaeng dan perlu menjadi perhatian agar segera
dilakukan penanganan antara lain :
a. Target surplus dan swasembada pada berbagai sektor komoditas
pertanian menuju kedaulatan pangan.
b. Pemanasan global yang berdampak pada terjadinya perubahan iklim
masih rentan terhadap pemenuhan ketersediaan pangan.
c. Tingginya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian serta
terjadinya degradasi sumberdaya alam
d. Isu impor bahan pangan yang berpengaruh siginifikan pada harga di
tingkat petani dan di tingkat pasar.
e. Ketersediaan air pada lahan pertanian sangat dibutuhkan oleh petani.
f. Peningkatan daya saing produksi pertanian yang berorientasi pasar
regional dan internasional, mengingat pasar bebas ASEAN atau ASEAN
Economic Community (AEC) sudah berada di depan mata.
g. Minat generasi muda, terkhusus sarjana muda di bidang pertanian
terhadap dunia pertanian masih rendah, sehingga sulit mendapatkan
generasi penerus petani di kalangan pemuda sementara para petani di
tanah air yang ada banyak yang sudah semakin tua usianya.

Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng


4
h. Pergesaran gaya hidup masyarakat untuk mengkonsumsi pangan dari
hasil pertanian organik yang aman dikonsumsi, bebas pestisida, dan
ramah lingkungan.
i. Kenaikan produksi hasil pertanian/perkebunan yang tidak seimbang
dengan pertambahan jumlah penduduk.
j. Kelangkaan pupuk bersubsidi pada saat memasuki musim tanam dan
distribusinya belum merata ke petani.
k. Kerugian usaha pertanian karena kegagalan panen maupun kematian
ternak yang disebabkan karena faktor alam seperti serangan hama dan
penyakit tidak mampu dikendalikan, bencana alam, dan perubahan iklim.

1.5. Struktur Organisasi Dinas Pertanian

Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng berdasarkan


pembentukannya terdiri dari :
a. KEPALA DINAS
b. SEKRETARIAT : SEKRETARIS DINAS
- Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi
- Sub Bagian Keuangan dan Aset
- Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. KEPALA BIDANG
1) Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian
- Seksi Lahan dan Irigasi
- Seksi Pupuk, Pestisida, dan Alsintan
- Seksi Pembiayaan dan Investasi
2) Bidang Tanaman Pangan
- Seksi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Pangan
- Seksi Produksi Tanaman Pangan
- Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng


5
3) Bidang Hortikultura
- Seksi Perbenihan dan Perlindungan Hortikultura
- Seksi Produksi Hortikultura
- Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
4) Bidang Perkebunan
- Seksi Perbenihan dan Perlindungan Perkebunan
- Seksi Produksi Perkebunan
- Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
5) Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan
- Seksi Pembibitan dan Produksi
- Seksi Kesehatan Hewan
- Seksi Masyarakat Veteriner, Pengolahan, dan Pemasaran Hasil
Peternakan
6) Bidang Penyuluhan
- Seksi Kelembagaan Penyuluhan Pertanian
- Seksi Ketenagaan Penyuluhan Pertanian
- Seksi Metode dan Informasi Penyuluhan Pertanian
d. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)
- UPT Balai Benih Hortikultura dan Tanaman Perkebunan
- UPT Taman Teknologi/ Technopark Benih Tanaman Pangan
- UPT Balai Pembibitan Ternak Unggul
e. Kelompok Jabatan Fungsional

Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng


6
Gambar 1.2. Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng

1.6. Komposisi Sumber Daya Manusia Dinas Pertanian

Sumberdaya manusia Dinas Pertanian menjadi tulang punggung


keberhasilan pencapaian pembangunan pertanian di Kabupaten Bantaeng.
Dukungan pegawai akan menjadi penggerak roda pelaksanaan kegiatan Dinas
Pertanian. Rasa nasionalisme, koordinasi, kolaborasi, dan sinergitas sangat
penting dalam menjaga keharmonisan organisasi. Selain itu, keimanan,
akuntabilitas, komitmen, kejujuran, integritas dan disiplin dapat menjadi
penangkal tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Sumber daya pegawai Dinas Pertanian berjumlah 143 orang. Yang
terbagi atas Jabatan Struktural (esselon) sebanyak 28 orang, Jabatan
Fungsional Umum (staf) sebanyak 51 orang, dan Jabatan Fungsional Penyuluh
sebanyak 64 orang.

Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng


7
Komposisi sumber daya pegawai menurut Gender dapat dilihat Gambar
berikut.

Jumlah Pegawai berdasarkan Gender


(Orang)

76
74
72
75
70
68
68
66
64
Laki-Laki Perempuan

Gambar 1.3. Jumlah Pegawai Dinas Pertanian Menurut Gender

Adapun persentase pegawai Dinas Pertanian menurut jenjang


pendidikan dapat dilihat Gambar berikut.

Jumlah Pegawai berdasarkan


Kualifikasi Pendidikan (Orang)

2%
1% 18% S3
23%
S2
0% S1
D3
56%
SMA Sederajat
SMP sederajat

Gambar 1.4. Persentase Pegawai Dinas Pertanian Menurut Jenjang Pendidikan

Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng


8
Sumberdaya manusia Dinas Pertanian menurut jenjang esselon
adalah sebagai berikut :
- Pejabat Eselon II sebanyak : 1 orang
- Pejabat Eselon III sebanyak : 6 orang
- Pejabat Eselon IV sebanyak : 21 orang

25

20

15 13

10

2
5 8
4
0
1
0
Eselon II Eselon III Eselon IV

Laki-Laki Perempuan

Gambar 1.6. Jumlah Pegawai Dinas Pertanian Menurut Jenjang Eselon dan
Terpilah Jenis Kelamin tahun 2019.

1.7. Inovasi Dalam Reformasi Sistem Akip Dan Pengelolaan Kinerja

Inovasi menjadi kunci dalam reformasi birokrasi dan perbaikan kinerja


pelayanan publik. Karenanya, berbagai inovasi juga telah dikembangkan oleh
Dinas Pertanian. Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah
pengembangan sistem informasi SKPD berbasis website yang dapat menjadi
Bank Data Dinas Pertanian. Adapun nama website dan sistem elektronik
internet yang ada di Dinas Pertanian adalah sebagai berikut :
a. distanbantaeng.com
b. Email : pertanianbantaeng@gmail.com
Beberapa hasil kegiatan telah dilaporkan melalui aplikasi online
diantaranya :
a. e-proposal untuk mengajukan proposal kegiatan bersifat nasional
b. e-billing untuk pelaporan pajak

Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng


9
c. e-form horti untuk pelaporan data statistik hortikultura
d. e-monev hortikultura untuk pelaporan realisasi kegiatan Tugas
Pembantuan Direktur Jenderal Hortikultura.
e. e-monev Dana Alokasi Khusus untuk pelaporan realisasi Dana Alokasi
Khusus.
f. Cybertan untuk pelaporan kegiatan teknis penyuluhan
g. MPO (Model Pelaporan Online) untuk pelaporan realisasi kegiatan sarana
dan prasarana APBN yang dikelola SKPD
h. PPID untuk pelaporan informasi public
i. SAPA Bantaeng sebagai layanan pengaduan publik
j. SIMPH (Sistem Informasi Manajemen Pertanaman Hortikultura) untuk
pelaporan realisasi pertanaman horti
k. SAIBA (Sistem Akuntasi Institusi Berbasis Akrual) untuk pelaporan
keuangan APBN yang dikelola SKPD.
l. SIMAK BMN (Sistem Infomasi Manajemen Akuntasi Barang Milik Negara)
untuk pelaporan barang milik negara yang dimanfaatkan SKPD
m. SIMLUHTAN (Sistem Infomasi Penyuluhan Pertanian) untuk pelaporan
data penyuluh Pertanian Kabupaten Bantaeng
n. SIADINDA (Sistem Informasi Akuntasi Dinas Daerah) untuk pelaporan
keuangan
o. SIMBAKDA (Sistem Informasi Manajemen Barang, Aset, dan Kekayaan
Daerah) untuk pelaporan barang milik daerah (SKPD)
p. SIPD (Sistem Infomasi Pembangunan Daerah) untuk pelaporan informasi
data dasar pembangunan daerah.
q. om SPAN untuk monitoring realisasi keuangan APBN
Sistem Akip dan pengelolaan kinerja yang berjalan saat ini, masih dalam
bentuk manual system, belum dalam bentuk electronical system. Dalam hal
kedisiplinan pegawai dalam bentuk absensi sudah dilaksanakan dengan
menggunakan sistem check clock finger print yang terkoneksi langsung dengan
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui
jaringan wi-fi.

Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng


10
Sistem penilaian terhadap kinerja aparatur dinilai dari reaslisasi
pelaksanaan target kinerja sasaran SKPD baik berupa realisasi keuangan
ataupun realisasi fisik program/kegiatan serta berdasarkan hasil Penilaian
Prestasi Kerja Pegawai atau SKP. Sistem evaluasi terhadap akuntabilitas
kinerja Dinas Pertanian juga masih sampai pada tahap evaluasi terhadap
keluaran (output), belum sampai pada tahap hasil (outcome) dan dampak
pelaksanakaan program dan kegiatan.

Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng


11

You might also like