You are on page 1of 26

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga mata kuliah
ENERGI ALTERNATIF DAN TERBARUKAN, dengan materi
ENERGI KONVENSIONAL BATU BARA kini dapat kami
selesaikan guna sebagai salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
sebagai tugas..

Sebelumnya, kami ucaokan terima kasih yang sebesar


besarnya kepada dosen mata kuliah ENERGI ALTERNATIF DAN
TERBARUKAN yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk mengumpulkan tugas makalah ini.

Kami sadar, bahwa makalah ini masih jauh dari kata


sempurna. Untuk itu, kami terus mengharapkan bimbingan dari
dosen mata kuliah ENERGI ALTERNATIF DAN TERBARUKAN.
Agar dilain waktu tugas tugas yang diberikan oleh dosen dapat kami
kerjakan lebih baik lagi. Harpan kami, semoga makalah ini dapat
berguna bagi para pendengar maupun pembacannya.

MAKASSAR 11 OKTOBER 2022

i|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
BATU BARA.......................................................................................................4
2.1 Sejarah Pembentukan Batu Bara...........................................................4
2.2 Pengertian Batu Bara.............................................................................7
2.3 Proses Terbentuknya Batu Bara..................................................................9
2.4 Jenis Jenis Batu Bara...........................................................................11
2.5 Pengolahan Batu Bara..........................................................................14
2.6 Pemanfaatan Batu Bara........................................................................18
BAB III..................................................................................................................21
KESIMPULAN..................................................................................................21
BAB IV..................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................23

ii | P a g e
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial didunia.
Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi
penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan
emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap negara untuk
segera menggunakan energi energi alternatif.

Kebutuhan energi di dunia saat ini masih menggunakan bahan bakar fosil,
yaitu: minyak, gas alam dan batu bara. Faktor pendorong konsumsi bahan bakar
fosil yang semakin tinggi ini dipicu karena masih banyaknya penggunaan mesin
industri dan transportasi penunjang yang umumnya masih menggunakan minyak
bumi sebagai bahan bakar penggeraknya.

Menurut para ahli minyak bumi, gas alam, dan batu bara yang dikatakan
sebagai bahan bakar fosil diperkirakan akan habis 30 tahun lagi, bahan bakar gas
habis dalam kurun waktu 70-80 tahun, bahan bakar padat 120 tahun lagi, sehingga
diperlukan penghematan untuk bahan bakar fosil, tetapi jika kebutuhan akan
bahan bakar juga banyak bagaimana cara mengatasinya. Permasalahan inilah yang
harus segera diselesaikan. Sumber daya energi di Negara Indonesia pada dasarnya
memiliki dua fungsi, yaitu sebagai pendorong pembangunan dan sebagai sumber
devisa. 2 Pertumbuhan ekonomi jelas sangat membutuhkan ketersediaan berbagai
sumber daya alam di samping sumber daya manusia. Sumber daya energi
merupakan salah satu sumber terpenting pendorong pertumbuhan ekonomi.
Sumber daya energi dibutuhkan setiap elemen masyarakat dalam menjalani
aktivitas sehari-hari. Keterbatasan sumber daya energi akan menjadi kendala yang
dapat menghambat laju pertumbuhan ekonomi di kemudian hari.

Kebutuhan energi semakin meningkat diiringi adanya kemajuan teknologi.


Sumber energi yang banyak dipakai sampai saat ini adalah sumber yang dapat
habis atau tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi, batubara dan gas bumi,

1|Page
mengingat terbatasnya persediaan sumber energi tersebut, maka dicari sumber
energi alternatif lain seperti energi matahari, energi gelombang, energi angin,
energi pasang surut, dan energi terbaharukan lainnya.

Menipisnya cadangan energi fosil di Indonesia dan kenyataan yang harus kita
terima bahwa pemakaian energi berbahan dasar dari fosil telah menjadi salah satu
penyebab terjadinya kelangkaan energi, maka sudah saatnya untuk menggalakkan
pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan yang dimiliki. Indonesia
memiliki potensi dan cadangan energi terbarukan yang besar, seperti panas
matahari, panas bumi, dan air, termasuk lautan. Pada pengembangan energi
terbarukan di Negara Indonesia untuk menggantikan energi konvensional ditandai
dengan banyak pengembangan energi alternatif untuk menggantikan energi
konvensional, seperti: pembangunan PLTU, PLTS, dan PLTA yang menggantikan
pembangkit listrik berasal dari bahan bakar minyak dan batu bara. Indonesia 3
mengoptimalkan pengembangan sumber energi alternatif supaya mengurangi
ketergantungan terhadap sumber energi yang tak dapat diperbaharui (fosil).

Pemanfaatan energi pada tahun 2012 masih relatif kecil dibandingkan dengan
sumber-sumber energi berbasis fosil. Pemanfaatan energi terbarukanhanya 4,4%,
batu bara 30,7%, minyak bumi 43,9%, dan gas bumi sebesar 21%. Melalui
Peraturan Presiden Nomor 05 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional
(KEN) telah menetapkan target pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT)
sebesar 17% dari total Bauran Energi Nasional (BEN) pada tahun 2025. Target ini
akan diperbaharui melalui penetapan Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang
telah disiapkan oleh Dewan Energi Nasional (DEN) dengan jumlah target
pemanfaatan EBT ditetapkan sebesar 25% dari jumlah BEN di tahun 2025.
Pemerintah mencanangkan 0,2 sampai 0,3 persen dalam keseluruhan energi
nasional pada tahun 2025 berasal dari tenaga surya atau setara dengan 1.000
Megawatt peak (MWp). Data tersebut menunjukkan adanya penambahan 65
Megawatt peak (MWp) pertahun .

2|Page
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah


makalah ini adalah bagaimana kebutuhan energi konvensuonal terutama pada
energi batu bara.
1. Sejarah pembentukan batu bara
2. Pengertian batu bara
3. Prosers Terbentuknya Batu Bara
4. Jenis jenis batu bara
5. Pengolahan Batu Bara
6. Manfaat batu bara

3|Page
BAB II

BATU BARA

2.1 Sejarah Pembentukan Batu Bara

Di Indonesia, bahan bakar fosil seperti batubara dan minyak bumi masih
merupakan sumber energi utama. Kenaikan harga bahan bakar minyak bumi
menyebabkan industri-industri di Indonesia beralih ke batubara sebagai
sumber energi untuk produksinya.
Batubara ditemukan setelah Marco Polo salah seorang petualang dunia di
abad 13 berkebangsaan Italia, pada tahun 1271 telah menjelajah di negeri
China. Selanjutnya melakukan petualangnya selama 25 tahun kemudian
kembali ke negerinya dengan membawa banyak cerita dan pengalaman. Salah
satu kisah menarik adalah ditemukannya benda aneh yang disebut black stone
yang dimanfaatkan orang China sebagai bahan bakar. Black stone sudah
ratusan tahun yang silam digunakan sebagai bahan bakar. Bahan bakar secara
berangsur-angsur berkurang, digeser oleh bahan bakar minyak yang dianggap
lebih praktis dan efisien.
Negara-negara produsen minyak khususnya negara Timur tengah sekitar
tahun 1973/1974 mengalami gejolak politik membuat ketidakstabilan di
negara tersebut. Akibatnya terjadi krisis minyak yang melanda hampir seluruh
negara di dunia, termasuk Indonesia. Persediaan minyak di dunia tidak dapat
memenuhi kebutuhan dunia, terutama oleh negara-negara industri,
menyebabkan harga minyak meningkat tidak terkendali, dan biaya produksi di
industri terpaksa meningkat tinggi.
Akibatnya, pada saat itu negara-negara industri di Eropa dan Asia mulai
lagi melirik sumber bahan bakar batubara dan bahkan mencari sumber-sumber
energi alternatif lain seperti gas alam, panas bumi (geothermal), tenaga angin,
tenaga nuklir, tenaga gelombang laut, tenaga matahari dan lain-lain. Secara

4|Page
khusus di Indonesia, penggunaan energi alternatif batubara kembali gencar
setelah krisis moneter (krismon) melanda sekitar tahun 1996. Pilihan kembali
penggunaan batubara sebagai sumber energi alternatif cukup beralasan
mengingat disamping semakin terasa krisis sumber energi minyak bumi dan
gas, cadangan batubara Indonesia masih cukup besar mencapai hampir 30
milyar ton yang tersebar di berbagai daerah, khususnya di Sumatera,
Kalimantan dan Sulawesi serta sedikit tersedia cadangan di Jawa (Aladin,
2011).
Ada banyak kantung cadangan batubara yang kecil terdapat di pulau
Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua, namun demikian tiga daerah
dengan cadangan batubara terbesar di Indonesia adalah:
1. Sumatra Selatan
2. Kalimantan Selatan
3. Kalimantan Timur

Sumber :
https://www.indonesiainvestments.com/id/bisnis/komoditas/batu-bara/item236
Gambar 1 Persebaran Cadangan batubara di Indonesia
Industri batubara Indonesia terbagi dengan hanya sedikit produsen besar
dan banyak pelaku skala kecil yang memiliki tambang batubara dan konsesi
tambang batubara (terutama di Sumatra dan Kalimantan). 4 Ekspor batubara
Indonesia berkisar antara 70 sampai 80 persen dari total produksi batubara,
sisanya dijual di pasar domestik.

5|Page
Selama tahun 2000-an, "boom komoditas" menjadikan industri pertambangan
batubara sangat menguntungkan karena harga batubara cukup tinggi. Oleh karena
itu, banyak perusahaan Indonesia dan keluarga kaya memutuskan untuk
mengakuisisi konsesi pertambangan batubara di pulau Sumatera atau Kalimantan
pada akhir tahun 2000an. Waktu itu batubara dikenal sebagai "emas baru".

Apa yang mendorong peningkatan produksi dan ekspor batubara di


Indonesia pada waktu itu?

 Batubara adalah kekuatan dominan di dalam pembangkitan listrik. Paling


sedikit 27 persen dari total output energi dunia dan lebih dari 39 persen
dari seluruh listrik dihasilkan oleh pembangkit listrik bertenaga batubara
karena kelimpahan jumlah batubara, proses ekstrasinya yang relatif mudah
dan murah, dan persyaratan-persyaratan infrastruktur yang lebih murah
dibandingkan dengan sumberdaya energi lainnya.

 Indonesia memiliki cadangan batubara kualitas menengah dan rendah yang


melimpah. Jenis batubara ini dijual dengan harga kompetitif di pasar
internasional (ikut disebabkan karena upah tenaga kerja Indonesia yang
rendah).

 Indonesia memiliki posisi geografis strategis untuk pasar raksasa negara-


negara berkembang yaitu RTT dan India. Permintaan untuk batubara
kualitas rendah dari kedua negara ini telah naik tajam karena banyak
pembangkit listrik bertenaga batubara baru yang telah dibangun untuk
mensuplai kebutuhan listrik penduduknya yang besar.

Negara tujuan utama untuk ekspor batubara Indonesia adalah China, India, Jepang
dan Korea Selatan. Selama "tahun-tahun kejayaannya" batubara menyumbang
sekitar 85 persen terhadap total penerimaan negara dari sektor pertambangan.

6|Page
2.2 Pengertian Batu Bara

Batubara adalah batuan sedimen yang secara kimia dan fisika adalah
heterogen yang mengandung unsur-unsur karbon, hiderogen, dan oksigen sebagai
unsur utama dan belerang serta nitrogen sebagai tambahan. Zat lain, yaitu
senyawa anorganik pembentuk ash tersebar sebagai partikel zat mineral terpisah-
terpisah di seluruh senyawa batubara. Beberapa jenis batubara meleleh dan
menjadi plastis apabila dipanaskan, tetapi meninggalkan suatu residu yang disebut
kokas. Batubara dapat dibakar untuk membangkitkan uap atau dikarbonisasikan
untuk membuat bahan bakar cair atau dihidrogenasikan untuk membuat metan.
Gas sintesis atau bahan bakar berupa gas dapat diproduksi sebagai produk utama
dengan jalan gasifikasi sempurna dari batubara dengan oksigen dan uap atau udara
dan uap (Elliott,1981).

Gambar 2 : Batu Bara

Menurut Irwandy 2014, batubara dikenal juga sebagai “emas” hitam.


Masyarakat mengenalnya sebagai batu hitam yang bisa terbakar. Hal itu tidak
salah karena tampilan dilapangan menunjukkan perbedaan kontras antara batubara

7|Page
dan batuan sekitarnya (Gambar 1.2). Batubara didefinisikan oleh beberapa ahli
dan memiliki banyak pengertian di berbagai buku atau referensi. Di komunitas
industri, definisi ini lebih spesifik lagi, yaitu batuan yang pada tingkat kualitas
tertentu memiliki nilai ekonomi.

Menurut Achmad Prijono, dkk. (1992), batubara adalah bahan bakar


hidrokarbon tertambat yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan dalam lingkungan
bebas oksigen serta terkena pengaruh temperatur dari tekanan yang berlangsung
sangat lama. Sedangkan simon dan hopkins berpendapat bahwa batubara adalah
batuan yang mudah terbakar yang berasal dari ukumulasi perubahan tertumbuhan
secara fisika dan kimia. The internatonal Book of Coal Petrography (1963)
menyatakan bahwa batubara adalah batuan sedimen yang mudah terbakar,
terbentuk dari sisa-sisa tanaman dalam variasi tingkat pengawetan, diikat proses
kompaksi, dan terkubur dalam cekungan-cekungan pada kedalaman.

Definisi lengkap yang mencakup beberapa aspek mengenai batubara yaitu :

1. Batubara termasuk batuan sedimen


2. Batubara adalah suatu senyawa yang heterogen
3. Batubara terdiri atas unsur-unsur utama : Karbon, hidrogen, dan oksigen,
serta unsur-unsur tambahan : Belerang (sulfur) dan nitrogen
4. Batubara mengandung zat mineral, suatu senyawa anorganik
5. Beberapa jenis batubara tertentu dapat diubah menjadi kokas metalurgi
6. Beberapa jenis batubara cocok untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar
pembangkit uap di PLTU
7. Beberapa jenis batubara tertentu dapat diubah bentuknya menjadi zat cair
dan gas. (Ferm,1984)

Ada dua teori yang menerangkan terjadinya batubara, yaitu teori In-situ dan
teori Drift. Menurut teori In-situ, batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon
yang berasal dari hutan tempat batubara tersebut terbentuk. Batubara yang
terbentuk sesuai dengan teori In-situ biasanya terjadi di hutan basah dan berawa,
sehingga pohon-pohon di hutan tersebut pada saat mati dan roboh langsung

8|Page
tenggelam kedalam rawa tersebut dan sisa tumbuhan tersebut tidak mengalami
pembusukan secara sempurna dan akhirnya menjadi fosil tumbuhan yang
membentuk sedimen organik. Batubara menurut teori Drift, terbentuk dari
tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan yang bukan di tempat batubara
tersebut terbentuk. Batubara yang terbentuk sesuai dengan teori Drift biasanya
terjadi di delta-delta dengan ciriciri lapisan batubara tipis, tidak menerus
(Spillting), banyak lapisan (multiple seam) dan banyak pengotor (Kandungan abu
cenderung tinggi). (Buku Panduan PT Bukit Asam Persero Tbk).

Kedua teori diatas menunjukkan bahwa kondisi lingkungan geologi yang


dipersyaratkan, antara lain proses terjadi pada lingkungan berawa yang berdekatan
dengan laut atau pada wilayah yang mengalami proses subsidence (penurunan),
sehingga akumulasi gambut tertimbun oleh sedimen pada saat terjadi permukaan
laut naik atau permukaan tanah turun.

2.3 Proses Terbentuknya Batu Bara

Adapun urutan proses pembentukan batubara secara ringkas dapat diuraikan


sebagai berikut:

1. Tahap Pertama : Pembentukan gambut

Iklim bumi selama zaman batubara adalah tropis dan berjenis-jenis


tumbuhan tumbuh subur di daerah rawa membentuk suatu hutan tropis. Setelah
banyak tumbuhan yang mati dan menumpuk di atas tanah, tumpukan itu semakin
lama semakin tebal menyebabkan bagian dasar dari rawa turun secara perlahan-
lahan dan material tertumbuhan tersebut diuraikan oleh bakteri dan jamur. Tahap
ini merupakan tahap awal dari rangkaian pembentukan batubara (coalification)
yang ditandai oleh reaksi biokimia yang luas. Selama proses penguraian tersebut,
protein, kanji dan selulosa mengalami penguraian lebih cepat bila dibandingkan
dengan penguraian material berkayu (Lignin) dan bagian tumbuhan yang berlilin
(kulit ari daun, dinding spora, dan tepung sari). Karena itulah, dalam batubara
yang muda masih terdapat ranting, daun, spora, bijih, dan resin, sebagai sisa
tumbuhan. Bagian-bagian tumbuhan ini terurai di bawah kondisi aerob menjadi

9|Page
karbondioksida, air dan amoniak, serta dipengaruhi oleh iklim. Proses ini disebut
proses pembentukn humus (humafication) dan sebagai hasilnya adalah gambut
(peat)

2. Tahap Kedua : Pembentukan Lignit

Proses terbentuknya gambut berlangsung tanpa menutupi endapan gambut


tersebut. Dibawah kondisi asam, dengan dibebaskannya H2O, CH4, dan sedikit
CO2, terbentuklah material dengan rumus C65H4O30 atau Ulmin yang
repository.unisba.ac.id 32 pada keadaan kering akan mengandung karbon 61,7%,
hiderogen 0,3%, dan oksigen 38%. Dengan berubahnya topografi di daerah di
sekelilingnya, gambut menjadi terkubur di bawah lapisan lanau (silt) dan pasir
yang diendapkan oleh sungai dan rawa. Semakin dalam terkubur, semakin
bertambah timbunan sedimen yang menghimpitnya sehingga tekanan pada lapisan
gambut bertambah serta suhu naik dengan jelas. Tahap ini merupakan tahap kedua
dari proses pembentukan batubara atau yang disebut tahap metamorfik. Penutupan
rawa gambut memberikan kesempatan pada bakteri untuk aktif dan penguraian
dalam kondisi basa menyebabkan dibebaskannya CO2, deoksigenasi dari ulmin,
sehingga kandungan hiderogen dan karbon bertambah. Tahap kedua dari proses
pembentukan batubara ini adalah tahap pembentukan lignit, yaitu batubara rank
rendah yang mempunyai rumus perkiraan C79H5,5014. Dalam keadaan kering,
lignit mengandung karbon 80,4%, hidrogen 0,5% dan oksigen 19,1%.

3. Tahap Ketiga : Pembentukan batubara sub-bituminous

Tahap selanjutnya dari proses pembentukan batubara ialah pengubahan


batubara bituminous rank rendah menjadi batubara bituminous rank pertengahan
dan rank tinggi. Selama tahap ketiga, kandungan hidrogen akan tetap konstan dan
oksigen turun. Tahap ini merupakan tahap pembentukan batubara subbituminous
(sub-bituminous coal).

4. Tahap Keempat : Pembentukan batubara bituminous

Dalam tahap keempat atau tahap pembentukan batubara bituminous


(bituminous coal), kandungan hidrogen turun dengan menurunnya jumlah

10 | P a g e
repository.unisba.ac.id 33 oksigen secara perahan-lahan, tidak secepat tahap-tahap
sebelumnya. Produk sampingan dari tahap ketiga dan keempat ini adalah CH4,
CO2, dan mungkin H2O.

5. Tahap Kelima : Pembentukan Antrasit

Tahap kelima adalah antrasitisasi. Dalam tahap ini, oksigen hampir


konstan, sedangkan hidrogen turun lebih cepat dibandingkan tahap-tahap
sebelumnya. Proses pembentukan batubara terlihat merupakan serangkaian reaksi
kimia. Kecepatan reaksi kimia ini dapat diatur oleh suhu dan atau tekanan. Suatu
diagram yang menunjukkan proses dekomposisi (penguraian), pengendapan dan
tekanan yang menyebabkan adanya kenaikan rank batubara sampai terbentuknya
batubara rank paling tinggi, yakni antrasit

2.4 Jenis Jenis Batu Bara

Berdasarkan kualitasnya, batubara memiliki kelas (grade) yang secara


umum diklasifikasikan menjadi empat kelas utama menurut standar ASTM (Kirk-
Othmer, 1979) atau lima kelas jika dimasukkan peat atau gambut sebagai jenis
batubara yang paling muda (Larsen, 1978). Dalam hal ini kelas batubara disertai
dengan kriteria berdasarkan analisis proximate dan nilai kalornya, juga kriteria
berdasarkan analisis ultimate dan kandungan sulfur total serta densitasnya.
Masing- masing jenis batubara tersebut secara berurutan memiliki perbandingan C
: O dan C : H yang lebih tinggi. Antrasit merupakan batubara yang paling bernilai
tinggi, dan lignit, yang paling bernilai rendah.

1. Gambut / Peat

Golongan ini sebenarnya termasuk jenis batubara, tapi merupakan bahan


bakar. Hal ini disebabkan karena masih merupakan fase awal dari proses

11 | P a g e
pembentukan batubara. Endapan ini masih memperlihatkan sifat awal dari bahan
dasarnya (tumbuh-tumbuhan).

Gambar 3 : Batu Bara Gambut

2. Lignit

Lignit sering disebut juga brown-coal, golongan ini sudah memperlihatkan


proses selanjutnya berupa struktur kekar dan gejala pelapisan. Apabila
dikeringkan, maka gas dan airnya akan keluar. Endapan ini bisa dimanfaatkan
secara terbatas untuk kepentingan yang bersifat sederhana, karena panas yang
dikeluarkan sangat rendah sehingga seringkali digunakan sebagai bahan bakar
untuk pembangkit listrik.

Gambar 4 : Batu Bara Lignit

3. Subbituminous/ Bitumen

Menengah Golongan ini memperlihatkan ciri-ciri tertentu yaitu warna


yang kehitam-hitaman dan sudah mengandung lilin. Endapan ini dapat digunakan
untuk pemanfaatan pembakaran yang cukup dengan temperatur yang tidak terlalu
tinggi. Subbituminous umum digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga uap.
Subbituminous juga merupakan sumber bahan baku yang penting dalam
pembuatan hidrokarbon aromatis dalam industri kimia sintetis.

12 | P a g e
Gambar 5 : Batu Bara Bitumen

4. Bituminous

Bituminous merupakan mineral padat, berwarna hitam dan kadang coklat


tua, rapuh (brittle) dengan membentuk bongkah-bongkah prismatik berlapis dan
tidak mengeluarkan gas dan air bila dikeringkan sering digunakan untuk
kepentingan transportasi dan industri serta untuk pembangkit listrik tenaga uap.

Gambar 6 : Batu Bara Bituminous

7. Antrasit

Golongan ini berwarna hitam, keras, kilap tinggi, dan pecahannya


memperlihatkan pecahan chocoidal. Pada proses pembakaran memperlihatkan
warna biru dengan derajat pemanasan yang tinggi. Digunakan 17 untuk berbagai
macam industri besar yang memerlukan temperatur tinggi.

13 | P a g e
Gambar 7 : Batu Bara Antrasit

Semakin tinggi kualitas batubara, maka kadar karbon akan meningkat,


sedangkan hidrogen dan oksigen akan berkurang. Batubara bermutu rendah,
seperti lignite dan sub-bituminous, memiliki tingkat kelembaban (moisture) yang
tinggi dan kadar karbon yang rendah, sehingga energinya juga rendah. Semakin
tinggi mutu batubara, umumnya akan semakin keras dan kompak, serta warnanya
akan semakin hitam mengkilat. Selain itu, kelembabannya pun akan berkurang
sedangkan kadar karbonnya akan meningkat, sehingga kandungan.

2.5 Pengolahan Batu Bara

Batubara yang langsung diambil dari bawah tanah,disebut


batubara tertambang run of mine (ROM), seringkali memiliki kandungan
campuran yang tidak diinginkan seperti batu dan lumpur dan berbentuk
pecahan dengan berbagai ukuran. Namun demikian pengguna batu bara
membutuhkan batubara dengan mutu yang konsisten. Pengolahan batu bara
juga disebut pencucian batubara (“coal benification” atau “coal washing”)
mengarah pada penanganan batubara tertambang (ROM Coal) untuk
menjamin mutu yang konsisten dan kesesuaian dengan kebutuhan pengguna
akhir tertentu.

14 | P a g e
Pengolahan tersebut tergantung pada kandungan batubara dan
tujuan penggunaannya. Batubara tersebut mungkin hanya memerlukan
pemecahan sederhana atau mungkin memerlukan proses pengolahan yang
kompleks untuk mengurangi kandungan campuran. Untuk menghilangkan
kandungan campuran, batubara terambang mentah dipecahkan dan kemudian
dipisahkan ke dalam pecahan dalam berbagai ukuran. Pecahan- pecahan yang
lebih besar biasanya diolah dengan menggunakan metode ‘pemisahan media
padatan’. Dalam proses demikian, batubara dipisahkan dari kandungan
campuran lainnya dengan diapungkan dalam suatu tangki berisi cairan dengan
gravitasi tertentu, biasanya suatu bahan berbentuk mangnetit tanah halus.
Setelah batubara menjadi ringan, batubara tersebut akan mengapung dan
dapat dipisahkan, sementara batuan dan kandungan campuran lainnya yang lebih
berat akan tenggelam dan dibuang sebagai limbah.Pecahan yang lebih kecil
diolah dengan melakukan sejumlah cara, biasanya berdasarkan perbedaan
kepadatannya seperti dalam mesin sentrifugal. Mesin sentrifugal adalah mesin
yang memutar suatu wadah dengan sangat cepat, sehingga memisahkan benda
padat dan benda cair yang berada didalam wadah tersebut. Metode alternatif
menggunakan kandungan permukaan yang berbeda dari batubara dan limbah.
Dalam ‘pengapungan berbuih’, partikel-partikel batubara dipisahkan dalam
buih yang dihasilkan oleh udara yang ditiupkan ke dalam rendaman air yang
mengandung reagen kimia. Buih-buih tersebut akan menarik batubara tapi
tidak menarik limbah dan kemudian buih-buih tersebut dibuang untuk
mendapatkan batubara halus. Perkembangan teknolologi belakangan ini telah
membantu meningkatkan perolehan materi batubara yang sangat baik.
 Pengangkutan Batubara
Cara pengangkutan batubara ke tempat batubara tersebut akan digunakan
tergantung pada jaraknya. Untuk jarak dekat, batubara umumnya diangkut
dengan menggunakan ban berjalan atau truk. Untuk jarak yang lebih jauh di
dalam pasar dalam negeri, batubara diangkut dengan menggunakan kereta api
atau 19 tongkang atau dengan alternatif lain dimana batubara dicampur dengan air
untuk membentuk bubur batu dan diangkut melalui jaringan pipa. Kapal laut

15 | P a g e
umumnya digunakan untuk pengakutan internasional dalam ukuran
berkisar dari Handymax (40-60,000 DWT), Panamax (about 60-80,000
DWT) sampai kapal berukuran Capesize (sekitar 80,000+ DWT). Sekitar 700
juta ton (Jt) batubara diperdagangkan secara internasional pada tahun 2003 dan
sekitar 90% dari jumlah tersebut diangkut melalui laut. Pengangkutan
batubara dapat sangat mahal –dalam beberapa kasus, pengangkutan batubara
mencapai lebih dari 70% dari biaya pengiriman batubara. Tindakan-tindakan
pengamanan diambil di setiap tahapan pengangkutan dan penyimpan
batubara untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan hidup.
2.1 Penghilangan air (coal upgrading/dewatering)
Berbagai metode dan teknologi telah banyak digunakan untuk
mengeringkan batubara baik itu buatan asli indonesia maupun buatan asing
dan dari semua teknologi yang ada memiliki satu tujuan yaitu menciptakan
teknologi batubara bersih, meningkatkan nilai kalori serta mengurangi kadar
air ada yang menggunakan cara pemanasan, dicampurkan dengan berbagai
larutan, dibakar tanpa O2,dll. Berikut ini akan dijelaskan berbagai
teknologi pengeringan batubara serta 20 penelitian-penelitian mengenai
pengeringan dan upgrading batubara yang sudah ada saat ini.
A.UBC (upgraded brown coal)
Kandungan air dalam batubara (air bebas maupun air bawaan)
merupakan faktor penentu tinggi rendahnya nilai kalori batubara. Kandungan
air yang tinggi menyebabkan tingkat pembakaran menjadi rendah akibatnya
kandungan gas Co2 yang ditimbulkan menjadi tinggi yang tentunya
berdampak buruk terhadap lingkungan. Berbagai cara dilakukan untuk
meningkatkan kalori dengan mengurangi kandungan air dalam batubara, salah
satunya adalah Upgraded Brown Coal(UBC). UBC merupakan salah satu cara
penghilangan kadar air dalam batubara melalui proses penguapan (evaporasi).
Dibandingkan dengan teknologi peningkatan (upgrading) lainnya
seperti,hotwater drying(HWD) atausteam drying(SD) yang dilakukan pada
temperatur diatas 275°C dan tekanan yang cukup tinggi 5.500 kpa. Proses UBC

16 | P a g e
relatif lebih sederhana dan dapat dilakukan pada temperatur dan tekanan
relatif rendah (temperatur antara 150° -160° C, tekanan 2 -3 atm).
Proses UBC adalah sebagai berikut :Air yang terkandung dalam
batubara terdiri atas air bebas (free 21moisture) dan air bawaan (inherent
moisture). Air bebas adalah air yang terikat secara mekanik dengan batubara
pada permukaan dalam rekahan atau kapiler yang mempunyai tekanan uap
normal. Sedangkan air bawaan adalah air yang terikat secara fisik pada
struktur pori-pori bagian dalam batubara dan mempunyai tekanan uap
yang lebih rendah daripada tekanan normal. Kandungan air dalam batubara,
baik air bebas maupun air bawaan, merupakan faktor yang merugikan karena
memberikan pengaruh yang negatip terhadap proses pembakarannya.
Penurunannya kadar air dalam batubara dapat dilakukan dengan cara
mekanik atau perlakuan panas. Pengeringan cara mekanik efektif untuk
untuk mengurangi kadar air bebas dalam batubara basah, sedangkan
penurunan kadar air bawaan harus dilakukan dengan cara pemanasan.
Salah satu proses dengan cara ini adalah UBC (Upgraded brown coal) yang
diperkenalkan oleh Kobe Steel Ltd., Jepang. Bagan air proses UBC
(Kobelco, Ltd., 2000) dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Bagan Air Proses UBC


Proses UBC dilakukan pada temperatur sekitar 150 ̊C sehingga
pengeluaran tar dari batubara belum sempurna. Untuk itu perlu ditambahkan
zat aditif sebagai penutup permukaan batubara, seperti kanji, tetes tebu
(mollase), slope pekat (fuse oil), dan minyak residu. Untuk proses UBC,
sebagai aditif digunakan minyak residu yang merupakan senyawa organik yang
beberapa sifat kimianya mempunyai kesamaan dengan batubara. Dengan

17 | P a g e
kesamaan sifat kimia tersebut, minyak residu yang masuk ke dalam pori-pori
batubara akan kering, kemudianbersatu dengan batubara.
B.BCB (binderless coal briquetting)
C.Teknologi lainnya (Hot water drying, steam drying)
2.6 Pemanfaatan Batu Bara

2.6.1 Pembangkit Tenaga Listrik

18 | P a g e
Batubara saat ini telah digunakan secara besar-besaran untuk pembangkit
tenaga listrik, Saat ini batu bara memberikan pasokan sebesar 39% bagi listrik
dunia. Di banyak negara, peran batu bara jauh lebih tinggi. Ketersediaan pasokan
batu baradengan biaya rendah baik di negara maju maupun di negara berkembang
sangat vital untuk mendapatkan tingkat pemasangan listrik yang tinggi.
Contohnya di Cina, 700 juta orang telah memiliki sistem listrik selama lebih dri
15 tahun yang lalu. Kini 99% dari negara tersebut telah memiliki sambungan
listrik, dimana sekitar 77% dari listrik tersebut dihasilkan oleh pusat pembangkit
listrik tenaga uap.(WCI, 2005). Indonesia sendiri Tercatat dari seluruh konsumsi
batubara dalam negeri pada tahun 2005 sebesar 35,341 juta ton, 25,132 juta ton
atau sekitar 71,11% di antaranya digunakan oleh PLTU. Hingga saat ini, PLTU
berbahan bakar batubara, baik milik Perusahaan Listrik Negara maupun yang
dikelola swasta, ada 9 PLTU, dengan total kapasitas saat ini sebesar 7.550 MW
dan mengkonsumsi batubara sekitar 25,1 juta ton per tahun.(Nugraha, 2009).
Batubara digunakan sebagai bahan bakar dalam pembangkit tenaga listrik uap,
dimana energi panas yang dikeluarkan oleh batubara mampu memanaskan air
yang terdapat di dalam boiler yang menghasilkan steam atau uap panas, Jika air
didihkan sampai menjadi steam, volumenya akan meningkat sampai 1600 kali,
menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak. Energi
yang terdapat pada uap panas ini digunakan untuk memutar turbin dan generator
akan berputar dengan sendirinya sehingga menghasilkan arus listrik. Secara garis
besar pembangkit tenaga listrik uap terdiri atas komponen: boiler, reactor
pembakaran, kondensor, dan turbin uap. Keempat komponen tersebut saling
terhubung dan membentuk suatu siklus, seperti gambar dibawah ini:

Gambar 8: Siklus Pembangkit Listrik Tenaga Uap

2.6.2 Menghasilkan Produk Gas

Batu bara adalah adalah satu energi yang bisa menghasilkan suatu produk.
Produk tersebut adalah produk gas. Gas alam dapat keluar dari batu bara yang
masih terdapat di dalam tanah.

19 | P a g e
Batu bara yang masih ada di dalam tanah bisa langsung menghasilkan gas
alam. Kemudian, gas alam tersebut akan diolah pada tempat pertambangan.
Setelah itu bisa menjadi berbagai produk.

Contohnya, seperti bahan bakar untuk industri. Bisa juga dimanfaatkan


untuk pembangkit listrik tenaga gas. Selain itu gas alam tersebut bisa diproduksi
menjadi solar dan hidrogen.

Gambar 9: bagan alir proses ubc

2.6.3 Membantu Kebutuhan Rumah Tangga

Meskipun tidak banyak, tetapi manfaat batu bara lainnya adalah untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga. Batu bara yang berbentuk briket dapat
dimanfaatkan dalam sektor ini. Pemanfaatannya adalah sebagai bahan bakar
alternatif.

Batu bara dapat dimanfaatkan untuk pengganti minyak tanah. Sehingga


akan membantu dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Contohnya seperti
memasak. Selain itu, batu bara juga dapat membantu menghangatkan ruangan.

2.6.4 Mendukung produk industri aluminium


Manfaat batu bara yang lain adalah untuk mendukung produk industri
aluminium. Bahan ini bisa didapatkan sebagai hasil sampingan. Hasil tersebut
didapat dari proses oksidasi besi ketika aktivitas industri baja.

Gas dan panas kokas yang berasal dari batu bara bisa memisahkan
beberapa produk baja. Hal itu akan membuat hasil produk aluminium yang
dipakai untuk berbagai jenis industri. Contohnya seperti industry peralatan dapur,
industri pertanian, industry konstruksi, serta industri-industri lainnya.

20 | P a g e
2.6.5 Membantu industri produk baja
Manfaat batu bara juga dapat ditemui pada industri produk baja. Baja
adalah salah satu bahan yang memiliki peran sangat penting dalam kehidupan
manusia. Baja bisa menghasilkan berbagai barang. Barang-barang tersebut bisa
digunakan untuk membantu kehidupan manusia.

Banyak bahan sehari-hari yang terbuat dari baja. Contohnya pada


peralatan kesehatan, peralatan transportasi, peralatan pertanian dan lain-lain.
Selain itu, pada juga digunakan dalam mesin yang ada pada produk rumah tangga.

BAB III

KESIMPULAN

 Batubara ditemukan setelah Marco Polo salah seorang petualang dunia di


abad 13 berkebangsaan Italia, pada tahun 1271 telah menjelajah di negeri
China. Selanjutnya melakukan petualangnya selama 25 tahun kemudian
kembali ke negerinya dengan membawa banyak cerita dan pengalaman.
Salah satu kisah menarik adalah ditemukannya benda aneh yang disebut
black stone yang dimanfaatkan orang China sebagai bahan bakar. Black
stone sudah ratusan tahun yang silam digunakan sebagai bahan bakar.
Bahan bakar secara berangsur-angsur berkurang, digeser oleh bahan bakar
minyak yang dianggap lebih praktis dan efisien.
5. Pembentukan Batu Bara
a. Tahap Pertama : Pembentukan gambut
b. Tahap Kedua : Pembentukan Lignit

21 | P a g e
c. Tahap Ketiga : Pembentukan batubara sub-bituminous
d. Tahap Keempat : Pembentukan batubara bituminous
e. Tahap Kelima : Pembentukan Antrasit
 Jenis Jenis Batu Bara
1. Gambut / Peat

2. Lignit

3. Subbituminous/ Bitumen

4. Bituminous

5. Antrasit

 Pemanfaatan Batu Bara


Batubara saat ini telah digunakan secara besar-besaran untuk pembangkit
tenaga listrik, Saat ini batu bara memberikan pasokan sebesar 39% bagi
listrik dunia. Di banyak negara, peran batu bara jauh lebih tinggi.
Ketersediaan pasokan batu baradengan biaya rendah baik di negara maju
maupun di negara berkembang sangat vital untuk mendapatkan tingkat
pemasangan listrik yang tinggi. Contohnya di Cina, 700 juta orang telah
memiliki sistem listrik selama lebih dri 15 tahun yang lalu. Kini 99% dari
negara tersebut telah memiliki sambungan listrik, dimana sekitar 77% dari
listrik tersebut dihasilkan oleh pusat pembangkit listrik tenaga uap.(WCI,
2005).

22 | P a g e
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/
123456789/498/07bab3_putri_10070111069_skr_2015.pdf?
sequence=7&isAllowed=y
2. http://eprints.ums.ac.id/36071/5/BAB%20I%20bugi.pdf
3. https://eprints.upnyk.ac.id/21706/1/BUKU%20BATUBARA
%20BAB%201%20DAN%202.pdf
4. https://repository.unsri.ac.id/23320/1/
Pages_from_PROSIDING_AVOER_2011-32.pdf
5. https://eprints.upnyk.ac.id/21706/1/BUKU%20BATUBARA
%20BAB%201%20DAN%202.pdf
6. https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20220113112027-33-
307002/12-manfaat-batu-bara-di-kehidupan-sehari-hari-apa-saja

23 | P a g e
7. https://www.gramedia.com/literasi/manfaat-batu-bara/
8. https://adiraja-integrasi.com/produk-erp-indo/tujuan-dan-
perencanaan-pengolahan-batubara/
9. https://docplayer.info/55959441-Makalah-teknologi-batubara-
teknologi-pengolahan-dan-pemanfaatan-batubara.html
10.

24 | P a g e

You might also like