You are on page 1of 33

LAPORAN SISTEM MANAJEMEN MESIN

PENGGUNAAN SCAN TOOL LAUNCH X-341 PRO


PADA MOBIL HYUNDAI ACCENT 1.3 SOHC

Dosen Pengampu :
SANTOSO, S.T., M.T

Oleh :

KELAS 3A
TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2022
A. Tujuan
Pada saat melakukan praktikum penggunaan Scan Tool kali ini tujuan yang
diinginkan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami cara pengoperasian Scan Tool Launch X-341 Pro
untuk mendiagnosa, membaca, memperbaiki, dan menghapus data atau masalah yang
ada pada mobil.
2. Untuk mengetahui dan memahami data-data perbandingan pada kinerja mesin mobil
ketika ada masalah atau trouble dan ketika mobil tidak memiliki masalah atau dalam
kondisi normal.

B. Keselamatan Kerja
 Manusia :
 Melakukan do’a terlebih dahulu.
 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai standart yang telah ditentukan.
 Menggunakan seragam bengkel (Warepack).
 Jangan bercanda, kerjakan dengan sungguh-sungguh.
 Kerjakan praktikum sesuai prosedur yang telah ditentukan Dosen Pembimbing
maupun Teknisi bengkel.
 Tanyakan kepada Dosen Pembimbing maupun teknisi bengkel ketika ada suatu hal
yang tidak mengerti.
 Ikuti peraturan yang telah ditentukan.
 Gunakan sepatu safety.

 Alat :
 Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
 Kembalikan alat yang tidak digunakan pada tempatnya.
 Tata alat dengan rapi.
 Bersihkan alat dari kotoran hingga bersih setelah digunakan.
 Jangan memaksakan alat.

 Lingkungan :
 Jangan ada peralatan yang berserakan.
 Jangan ada oli atau gemuk yang berserakan.
 Jika perlu beri tulisan “Sedang ada praktikum, harap berhati-hati !”

C. Dasar Teori
 Scan Tool
1. Pengertian

Scan tool merupakan alat diagnosa profesional yang digunakan oleh seorang
mekanik/teknisi kendaraan.Namun scan tool bukan hanya bisa dipakai oleh
seorang teknisi untuk memperbaiki kerusakan kendaraan yang ada. Tetapi lebih
dari itu, bagi seorang profesional di bidang race, scanner bisa juga dimanfaatkan
untuk mendapatkan informasi-informasi yang berguna bagi peningkatan performa
mesin kendaraan.

2. Fungsi
 Memberikan informasi-informasi seputar nilai variabel dari sensor-sensor atau
aktuator yang istilahnya adalah current data yang tentunya akan membantu
seorang teknisi untuk mendiagnosa kerusakan-kerusakan yang timbul.
 Memberikan informasi berupa trouble code (kode kerusakan) yang terbaca oleh
ECU (Electronic Control Unit).
 Mengetest aktuator (actuator testing). Jadi kita bisa meng-ON/OFF-kan AC,
memajukan sudut pengapian, memperbesar/memperkecil semprotan bahan
bakar, meng-ON/OFF-kan kipas pendingi dan lain-lain.
 Sebagai alat ukur lain berupa volt meter, osiloskop dan juga ada generator
simulasi sinyal.
3. Cara Kerja
Cara kerja scantool pada prinsipnya adalah sederhana. Scanner mendapatkan
kode-kode angka berupa bilangan-bilangan binner (0/1) yang dikirim oleh ECU,
kemudian scanner menterjemahkan kode-kode tadi ke dalam bentuk angka-angka,
grafik dan sebagainya. Yang menjadi tidak se-simple yang kita bayangkan adalah
bagimana kita bisa mengartikan kode-kode tersebut menjadi suatu simbol yang
bisa kita pahami.
ECU mengirim suatu kode-kode ke scanner, scanner mengartikan kode-kode
tadi menjadi informasi yang bisa kita pahami. Dan begitu sebaliknya kita
memencet tombol-tombol di scan tool, scan tool mengirimkan kode-kode ke ECU
yang bisa dipahami olehnya kemudian ECU balik lagi mengirimkan kode-kode ke
scanner.
Kode-kode binner yang dikirim atau diterima dari/ke scanner ke/dari ECU
dilakukan secara bergantian, disebut komunikasi secara serial.Semua komunikasi
pada kendaraan untuk dikoneksikan keluar menggunakan komunikasi serial. Pada
prinsipnya ada 2 jenis komunikasi serial. Dikenal dua cara komunikasi data secara
serial, yaitu komunikasi data serial secara sinkron dan komunikasi data serial
secara asinkron. Pada komunikasi data serial sinkron, clock dikirimkan bersama-
sama dengan data serial, sedangkan komunikasi data serial asinkron, clock tidak
dikirimkan bersama data serial, tetapi dibangkitkan secara sendiri-sendiri baik
pada sisi pengirim (transmitter) maupun pada sisi penerima (receiver).
Komunikasi data serial secara sinkron merupakan bentuk komunikasi data
serial yang memerlukan sinyal clock untak sinkronisasi. Sinyal clock tersebut
akan tersulut pada setiap bit pengiriman data, sedangkan komunikasi asinkron
tidak memerlukan sinyal clock sebagai sinkronisasi. Pengiriman data pada
komunikast serial pada mikrokontroler tertentu dilakukan mulai dari bit yang
paling rendah (LSB) hingga bit yang paling tinggi (MSB).

 Sensor IAT (Intake Air Temperature Sensor)


1. Pengertian
IATS atau Intake Air Temperature Sensor merupakan salah satu komponen
pada mesin EFI yang berfungsi untuk mengukur atau mendeteksi temperatur udara
yang masuk dalam intake manifold. IAT sensor ini akan mengirimkan sinyal
output berdasarkan suhu udara masuk yang dideteksi untuk diteruskan ke ECU.
Sinyal output akan digunakan oleh ECU sebagai salah satu masukan dalam
mengatur banyaknya penginjeksian bahan bakar yang diinjeksikan oleh injektor ke
dalam ruang bakar.
Sensor ini mempunyai peranan penting akan kinerja mesin setiap waktu pada
kendaraan sistem EFI, sehingga diperlukannya perawatan dan pengetahuan lebih
pengguna dengan komponen IAT sensor. Berikut ini penjelasan mengenai IAT
sensor yang akan dibahas pada artikel ini.

2. Fungsi
Fungsi dari IATS (Intake Air Temperatur Sensor) adalah berfungsi untuk
mendeteksi dan mengukur suhu udara yang akan masuk ke dalam intake manifold
Oleh karena fungsinya dalam mesin untuk mengukur suhu udara yang akan masuk
ke intake manifold, maka sensor IATS diletakkan tepat berada pada jalur aliran
udara yang masuk dari saringan udara (IATS terletak antara saringan udara
dengan throtle body).
Sensor IATS pada mesin injeksi tipe L-EFI penempatannya menyatu dengan
Mass Air flow sensor dan sensor IATS ini berada pada saluran diantara filter
udara dengan throttle body. Sedangkan pada mesin injeksi tipe D-EFI, sensor
IATS penempatannya berada setelah filter udara.

3. Cara Kerja
Sensor IATS menggunakan komponen elektronik berupa thermistor yang
digunakan sebagai pendeteksi dan pengukur temperatur udara yang masuk ke
dalam intake manifold. Besar kecilnnya hasil tahanan pada komponen thermistor
akan berubah-ubah menyesuaikan dengan tinggi rendah dari suhu atau temperatur
udara yang melewati sensor IATS.

Pada thermistor terbagi menjadi dua jenis, yaitu :


a.) thermistor PTC (Positif Temperature Coefisien), merupakan thermistor yang
nilai tahanannya akan tinggi jika suhu disekitar panas, dan tahanan akan
rendah jika suhu disekitar dingin.
b.) thermistor NTC (Negative Temperature Coefisien ), merupakan thermistor
yang memiliki nilai terbalik terhadap suhu. Apabila suhu disekitar panas,
maka hasil tahanan pada thermistor rendah. Dan ketika suhu disekitar dingin
maka tahanan pada thermistor tinggi.
Sedangkan thermistor yang digunakan pada sensor IATS adalah jenis NTC
(Negative Temperature Coefisien). Dengan kerja apabila suhu udara masuk
panas, maka hasil tahanan pada thermistor pada sensor IATS akan rendah.
Sedangkan jika udara yang masuk dingin, maka hasil tahanan thermistor akan
tinggi.
Semakin tinggi dari temperatur udara yang masuk alam intake manifold akan
menyebabkan tahanan pada thermistornya menjadi rendah dan tegangan output
akan rendah juga. Efeknya volume penginjeksian dari bahan bakar akan semakin
sedikit. Sedangkan jika semakin rendah temperatur udara yang masuk dalam
intake manifold maka tahanan pada thermistornya akan tinggi dan tegangan
output makin besar, efeknya volume pengunjeksian bahan bakar akan
diperbanyak.
ECU akan memberikan sinyal tegangan 5 volt sebagai tegangan input ke
sensor IATS melalui resistor internal. Dikarenakan karakteristik sensor IATS
yang menggunakan thermistor tipe NTC maka nilai tegangan akan bervariasi
sesuai dengan kondisi suhu udara yang masuk ke intake manifold. Fluktuasi
tegangan yang dihasilkan oleh sensor IATS akan dideteksi oleh ECU sebagai
perubahan suhu udara yang masuk ke sensor untuk menjadi sinyal input ke ECU,
yang selanjutnya akan digunakan sebagai salah satu dasar penentuan seberapa
banyak volume penginjeksian bahan bakar yang harus diinjeksikan oleh injektor
ke dalam ruang bakar.

Adapun rangkaian kerjanya, ECU (Electronic Control Unit) memberikan


tegangan VC (tegangan konstan) ke terminal THA (suhu udara panas) dari sensor
IATS. Tegangan ini akan masuk ke termistor dan mengalir ke terminal E2
(tegangan keluaran), lalu mengirimkannya kembali ke ECU. Tegangan 5V yang
masuk melalui terminal THA akan masuk ke termistor dan keluar ke terminal E2
dengan nilai tegangan yang berubah. Perubahan ini ditentukan oleh nilai
resistansi pada termistor yang dipengaruhi oleh suhu udara masuk.
Nilai tegangan E2 inilah yang menjadi acuan ECU untuk menentukan emisi
semprotan bahan bakar yang akan disemprotkan oleh injektor. Volume
pembuangan nosel injeksi bahan bakar tergantung pada lamanya waktu dibuka.

 Sensor MAP (Manifold Absolute Pressure)


1. Pengertian

Manifold Absolute Pressure disingkat MAP, fungsinya untuk mengukur


tekanan di intake manifold, kemudian mengirimkan sinyal tegangan yang dikirim
ke ECU. Sensor MAP hanya bekerja jika ada tekanan udara luar di intake yang
berarti komponen ini hanya bekerja pada langkah hisap. Oleh karena itu, ECU
menggunakan MAP untuk menandai langkah masuk dan berfungsi sebagai
referensi untuk sinyal kalibrasi ECU.
Sensor MAP mendeteksi atau mengukur jumlah udara yang mengalir melalui
valve (throttle valve) di throttle body berdasarkan kevakuman yang dihasilkan di
intake manifold.

2. Fungsi
MAP (Manifold Absolute Pressure) digunakan pada mesin yang menggunakan
sistem injeksi D-EFI. Sedangkan MAF (Mass Air Flow Sensor) dapat ditemukan
pada mesin yang menggunakan sistem injeksi tipe L-EFI. MAP (Manifold
Absolute Pressure) berbeda dengan sensor MAF (Mass Air Flow Sensor). Namun
fungsi kedua sensor ini hampir sama, yakni mengukur jumlah udara yang
terdeteksi. Sehingga mengakibatkan campuran antara udara dan bahan bakar
mencapai kondisi ideal.
Sensor MAP terdiri dari tiga terminal dan selang vakum. Selang vakum sensor
MAP terhubung ke ruang intake manifold, dan tiga terminal kabel meliputi :
- Terminal VC : Terminal yang mendapatkan tegangan input atau sinyal dari
ECU saat kunci kontak dihidupkan, tegangannya adalah 5 volt.
- Terminal PIM : digunakan sebagai terminal output sinyal dari sensor MAP.
Nilai tegangan akan bervariasi sesuai dengan kevakuman manifold, dan
tegangan keluaran akan dikirim kembali ke ECU sebagai input data oleh ECU.
- Terminal E2 : Digunakan sebagai terminal massa atau ground dari sensor
MAP.

3. Cara Kerja

Tugas dari sensor MAP adalah mengukur tekanan udara di intake manifold
melalui selang vakum yang dihubungkan antara sensor MAP dan intake manifold.
Vakum di intake manifold terjadi saat mesin dihidupkan, dan nilai vakum berubah
saat pedal gas ditekan (tergantung pada bukaan throttle).
Terdapat komponen silicon chip di dalam sensor MAP, yang dapat mengubah
resistansi sesuai dengan tekanan udara dari intake manifold. Satu sisi chip silikon
terhubung ke tekanan udara manifold intake, dan sisi lainnya terhubung ke ruang
vakum.
Tekanan di ruang vakum akan tetap konstan, sedangkan tekanan di intake
manifold akan berubah. Perubahan tekanan pada intake manifold akan
menyebabkan perubahan bentuk pada chip silikon. Nilai resistansi pada chip
silikon juga berubah sesuai dengan tingkat perubahan tekanan. Tegangan sinyal
dari ECU akan masuk ke terminal VC, yaitu 5 volt. Tegangan ini akan mengalir
melalui chip silikon. Jika resistansi pada chip silikon lebih besar, tegangan yang
melewatinya akan lebih kecil. Tegangan yang melewati chip silikon akan dikirim
ke terminal PIM dan kemudian ke ECU.

 Injector
1. Pengertian
Injector adalah perangkat penting dalam mobil yang memiliki fungsi utama
menyemprotkan bahan bakar ke ruang pembakaran dalam mesin

2. Cara Kerja
Jika trothle dibuka atau pedal di injak, maka sensor TPS akan mendeteksi bukaan
gas kemudian mengirim signal yang berupa tegangan ke ECU, didalam ECU
kemudian di proses, setelah dioah data dari sensor maka sinyal akan di kirim ke
aktuator yang berupa injector untuk menyemprotkan bahan bakar ke dalam ruang
bakar.
D. Alat dan Bahan
 Alat :
Scan Tool Launch X-341 Pro

 Bahan :
Mobil Hyundai Accent 1.3 SOHC

E. Langkah Kerja
Pada saat akan melakukan penggunaan Scan Tool pada mobil berikut adalah langkah-
langkah yang harus dilakukan :
1. Siapkan Scan Tool dan Mobil yang akan digunakan.
2. Pastikan Scan Tool (Andorid) baterainya dalam keadaan full, atau siapkan charger
scan tool apabila baterai habis.
3. Buka kap mesin.
4. Pasang socket OBD2 pada mobil yang terletak tidak jauh dari kemudi tepatnya
dibawah kemudi atau dashboard, pastikan mobil masih mati.
5. Lalu nyalakan mesin mobil.
6. Setelah mobil menyala, hubungkan Scan Tool (Android) dengan mengaktifkan fitur
Bluetooth.
7. Setelah itu setting Scan Tool sesuai dengan mobil yang digunakan dan fitur apa yang
ingin dilihat atau di diagnosa.
8. Pada praktikum kali ini akan dilakukan analisa perbandingan antara melepas sensor
MAP dan sensor IAT dan memasang sensor MAP dan sensor IAT pada putaran
mesin 800rpm, 1000rpm, 1500rpm, dan 2000rpm.
9. Setelah itu lakukan pencatatan atau pendataan disetiap percobaan tersebut.
10. Matikan mesin mobil.
11. Lalu, apabila sudah selesai lakukan pelepasan socket OBD2 tersebut.
12. Tutup kap mesin.
13. Terakhir, buatlah laporan untuk dipresentasikan.

F. Langkah Penggunaan Scan Tool Launch X-341 Pro


Untuk melakukan kegiatan praktikum kali ini adalah cara menyetting Scan Tool
Launch X-341 Pro sesuai dengan mobil yang akan dilakukan pemeriksaan :
1. Pertama, apabila sudah berhasil terhubung melalui Bluetooth dibagian atas layar
terdapat beberapa pilihan benua pilihlah Asia dan pilih merk Hyundai.

2. Kedua, akan ada plihan 16 pin DLC dan 12 pin DLC maka pilihlah yang 16 pin DLC.
3. Ketiga, apabila terdapat beberapa menu pilihan maka pilihlah yang General.

4. Lalu, apabila terdapat beberapa menu pilihan maka pilihlah yang Select Menu
Manually.

5. Kemudian, apabila terdapat banyak pilihan menu maka pilihlah yang Accent (LC).
6. Apabila terdapat pilihan tahun maka pilihlah tahun 2006.

7. Setelah itu, apabila terdapat pilihan jenis mesin yang digunakan oleh mobil tersebut
maka pilihlah G 1.3 SOHC.

8. Kemudian, pilihlah menu ECM (Engine Control Module).


9. Lalu, pilihlah menu Unleaded EOBD

10. Lalu, pilihlah menu Read Fault Code.

11. Maka akan muncul masalah yang ada, karena tadi sebagai percobaan analisa kami
melepas sensor MAP, IAT dan Soket Injector dilepas makan akan muncul seperti
gambar dibawah ini.
12. Untuk melihat data pada mobil ketika terjadi masalah atau tidak, pilihlah menu
kembali dan pilih lagi menu Read Data Stream dan cetanglah semua pilihan.

13. Apabila sudah mengetahui data yang ada, lakukan perbaikan pada masalah yang ada
tadi dan pilihlah menu Clear Fault Memory.

14. Maka akan muncul pilihan lalu pilih yang Yes.

15. Terakhir akan muncul seperti gambar dibawah ini yang berarti bahwa tidak ada
masalah lagi pada mobil tersebut.
G. Hasil Kerja
 Saat Sensor MAP dan IAT Dilepas :
- Putaran Mesin 800rpm
Halaman 1 Halaman 2

Halaman 3 Halaman 4
Halaman 5 Halaman 6

Halaman 7
- Putaran Mesin 1000rpm
Halaman 1 Halaman 2

Halaman 3 Halaman 4
Halaman 5 Halaman 6

Halaman 7
- Putaran Mesin 1500rpm
Halaman 1 Halaman 2

Halaman 3 Halaman 4
Halaman 5 Halaman 6

Halaman 7
- Putaran Mesin 2500 rpm
Halaman 1 Halaman 2

Halaman 3 Halaman 4
Halaman 5 Halaman 6

Halaman 7
 Saat Sensor MAP, IAT dan Soket Injector dipasang :
- Putaran Mesin 800rpm
Halaman 1 Halaman 2

Halaman 3 Halaman 4
Halaman 5 Halaman 6

Halaman 7
- Putaran Mesin 1000rpm
Halaman 1 Halaman 2

Halaman 3 Halaman 4
Halaman 5 Halaman 6

Halaman 7
- Putaran Mesin 1500rpm
Halaman 1 Halaman 2

Halaman 3 Halaman 4

Halaman 5 Halaman 6
Halaman 7
- Putaran Mesin 2000rpm
Halaman 1 Halaman 2

Halaman 3 Halaman 4

Halaman 5 Halaman 6
Halaman 7
H. Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan praktikum penggunaan scan tool pada perbandingan
antara menggunakan sensor MAP, IAT dan Soket Injector dengan tidak menggunakan
(dilepas) dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
- Lampu check engine EFI yang berada di dashboard kendaraan akan menyala.
- Mesin akan terasa pincang dan terasalebih berat pada RPM tertentu.
- Mesin menjadi bermasalah saat putaran idle yaitu idle terasa kasar.
- Saat kendaraan digas untuk akselerasi akan menjadi lambat.
- Emisi gas buang yang ditimbulkan menjadi lebih banyak.
- Pemakaian bahan bakar menjadi lebih boros.

You might also like