You are on page 1of 25

BAB II

KAJIAN LITERATUR

A. Jaringan Komputer

1. Pengertian Jaringan Komputer

Syafrizal (2015: 2) menyimpulkan “Jaringan komputer adalah himpunan”


interkoneksi” antara 2 komputer autonomous atau lebih yang terhubung dengan
media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless)”.

MADCOMS (2016: 11-12) menjelaskan “Sistem jaringan komputer


merupakan sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan
lainnya yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama”.

2. Klasifikasi Jaringan Komputer

Jarak merupakan faktor penting dalam membangun sebuah jaringan


komputer. Berdasarkan jarak dan area kerjanya jaringan komputer dibedakan
dalam tiga kelompok, Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network
(MAN), Wide Area Network (WAN).

Local Area Network (LAN), Tipe jaringan ini hanya dapat menghubungkan
sejumlah computer yang ada dalam suatu lokasi dengan jarak dekat dan terbatas
(kurang lebih beberapa kilometer) seperti sekolah kampus atau gedung dengan
jarak yang terbatas. LAN dapat menggunakan media penghubung seperti kabel
atau wireless (tanpa kabel).

Gambar 2. Local Area Network. (Sumber: MADCOMS, 2016: 13)

9
10

Metropolitan Area Network (MAN), mampu mencakup hingga wilayah yang


lebih luas (kurang lebih 50 kilometer) daripada tipe LAN. Selain itu kemampuan
transfer datanya bisa mencapai tingkat yang sangat tinggi MAN merupakan
gabungan rangkaian beberapa jaringan bertipe LAN, contohnya jaringan computer
antar kota dan provinsi.

Gambar 3. Jaringan MAN Metropolitan Area Network. (Sumber: MADCOMS,


2016: 13)

Wide Area Network (WAN) mencakup wilayah yang lebih luas daripada tipe
jaringan MAN. Cakupan wilayah WAN mampu mencapai antar daerah dari Negara
yang berbeda. Tipe jaringan WAN bisa disebut dengan jaringan internet karena
dapat mencakup keseluruhan jaringan computer di dunia.

Gambar 4. WAN Wide Area Network. (Sumber: MADCOMS, 2016: 13)


11

B. Topologi Jaringan

1. Pe-ngertian Topologi Jaringan

Syafrizal (2005: 39) menarik kesimpulan sebagai berikut:

Topologi jaringan atau arsitektur jaringan adalah gambaran perencanaan


hubungan antar komputer dalam Local Area Network yang umumnya
menggunakan kabel (sebagai media transmisi), dengan konektor, ethernet
card, dan perangkat pendukung lainnya.

MADCOMS (2016: 16-20) menarik kesimpulan sebagai berikut:

Topologi jaringan merupakan gambaran pola hubungan antara komponen-


komponen jaringan, yang meliputi komputer server, komputer
client/workstation, HUB/switch, pengkabelan, dan komponen jaringan yang
lain. Terdapat beberapa topologi jaringan yang dapat di sesuaikan dengan
kondisi di lapangan. Topologi jaringan dapat juga diartikan sekema fisik
jaringan yang saling terhubung satu sama lain.

2. Topologi Bus

Topologi bus merupakan jalur umum yang berbentuk garis lurus. Ciri
utama dari topologi bus ini adalah bahwa setiap sambungan saling bergantung,
artinya apabila salah satu sambungan mengalami gangguan atau terputus, maka
seluruh sambungan akan terputus dan susah untuk terhubung kembali. Adapun
keunggulan dan kekurangan topologi bus sebagai berikut.

keunggulan, a. Tidak banyak memakan biaya, b. Semua komputer dapat


saling terhubung.

Kelemahan, a. Dapat terjadi tabrakan data jika dua user menggunakan


satu jalur dan di waktu yang sama, b. Transfer data kurang maksimal.

Gambar 5. Topo-logi jaringan BUS. (Sumber: MADCOMS, 2016: 16)


12

3. Topologi Star

Topologi star ini mempunyai bentuk fisik layaknya bintang dimana setiap
node dihubungkan ke pusat. Jadi, setiap transfer data melalui melalui pusat.
Media trans misinya bersifat tertutup dan setiap client memiliki kabel tersendiri
untuk saling berhubungan dengan komputer server, sehingga apabila salah satu
client mengalami kegagalan, maka client yang lain tetap bisa
berkomunikasi/terhubung dengan komputer server. Adapun keunggulan dan
kekurangan topologi star sebagai berikut.

Berikut ini keunggulan Topologi star, a. Akses ke station lain (client atau
server) cepat, b. Dapat menerima workstation baru selama port di central node
(HUB/Switch) tersedia, c. HUB dapat ditambah dengan mudah yang bertujuan
untuk menambah station yang akan terkoneksi.

Kelemahan, a. Bila kegiatan transfer data terlalu padat maka akan terjadi
tabrakan data yang memungkinkan semua koneksi tertunda.

---

Gambar 6. Topologi jaringan STAR. (Sumber: MADCOMS, 2016: 18)

4. Topologi Ring

Topologi ring merupakan topologi yang menyerupai sebuah cincin dimana


semua PC yang terhubung ke jaringan akan saling dikaitkan sehingga membentuk
satu koneksi yang tidak terputus. Adapun keunggulan dan kekurangan topologi
ring sebagai berikut.

Berikut ini keunggulan topologi ring, a. Kegagalan koneksi akibat gangguan


media dapat diatasi lewat jalur lain yang masih terhubung, b. Penggunaan
sambungan point to point membuat transmission error dapat diperkecil
13

Berikut ini kelemahan topologi ring, a. Data yang dikirim bila melalui banyak
komputer, transfer data menjadi lambat.

Gambar 7. Topologi jaringan RING. (Sumber: MADCOMS, 2016: 18)

5. Topologi Tree

Topologi Tree (-pohon) merupakan topologi yang menyerupai sebuah


pohon topologi ini gabungan antara topologi bus dan ring. Adapun keunggulan
dan kekurangan topologi tree sebagai berikut.

Berikut ini keunggulan topologi tree, a. Mendukung untuk diterapkan pada


jaringan komputer dengan sekala besar, b. Pengembangan jaringan atau
penembahan client yang berada di bawah HUB pusat dapat dilakukan dengan
mudah, identifikasi kerusakan pada jaringan serta isolasi jaringan dapat dilakukan
dengan mudah, c. Jika salah satu client mengalami kerusakan atau gangguan,
tidak akan mempengaruhi client lain, dan manajemen data yang baik, sebab
komunikasi secara point to point.

Berikut ini kelemahan topologi tree, a. Jika kabel utama rusak (backbone)
rusak maka seluruh jaringan akan terganggu, b. HUB memegang peran penting
terhadap jaringan, jika HUB rusak maka seluruh jaringan akan terganggu, c. Jika
komputer di tingkat atas mengalami kerusakan maka komputer yang berada di
bawahnya akan mengalami gangguan, d. Biaya yang diperlukan dalam
membangun jaringan ini lebih mahal, sebab menggunakan lebih banyak kabel dan
HUB, e. Konfigurasi dan pemasangan kabel dalam jaringan Tree ini lebih rumit
dibanding topologi lain, f. Perawatan dalam menjaga stabilitas jaringan cukup sulit
dilakukan, sebab terdapat banyak perancangan pada node, g. Kinerja jaringan
serta aliran data lebih lambat, sebab komunikasi antar komputer tidak bisa
berjalan langsung, namun harus melalui HUB terlebih dahulu, h. Lalulintas sangat
14

padat, sebab melalui sebuah kabel utama (backbone), sehingga memungkinkan


terjadinya collision (tabrakan file data) sangat besar.

Gambar 8. Topologi jaringan Tree. (Sumber: MADCOMS, 2016: 19)

C. Router

1. Pengertian Router

Haryanto (2012: 28) menarik kesimpulan sebagai berikut:

“Router merupakan salah suatu perangkat yang berfungsi untuk


menghubungkan dua buah jaringan yang memiliki perbedaan lapisan OSI
I, II, dan III misal LAN dengan Netware akan dihubungkan dengan jaringan-
jaringan yang menggunakan UNIX”.

Rafiudin (2003: 1) menarik kesimpulan sebagai berikut:

Router merupakan device network layer yang menggunakan satu atau


lebih sistem metrik untuk menentukan path-path optimal guna mem-
forward traffic suatu network. Router akan menghantarkan paket-paket dari
suatu network ke network lainnya berbasis network layer information.

D. MikroTik Router

1. Pengertian MikroTik

MADCOMS (2016: 1) menarik kesimpulan sebagai berikut:

MikroTik Router merupakan salah satu produk dari MikroTik yang berupa
perangkat lunak. Router berfungsi sebagai system operasi yang di install
pada PC (Personal Computer). Sistem operasi ini akan mengubah
15

computer tersebut menjadi sebuah router dengan segala fitur yang sudah
ada di dalamnya.

Wanda (2020: 59) menarik kesimpulan sebagai berikut:

MikroTik adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan
untuk menjadikan komputer menjadi router network yang handal,
mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk IP network dan jaringan
wireless, cocok digunakan oleh ISP, provider hotspot dan warnet.

2. Sejarah MikroTik

Mikrotik berawal dari perusahaan sekala kecil yang berkantor pusat di


Latvia, bersebelahan dengan Rusia. Pembentukan nya diprakarsai oleh John
Trully dan Arnis Riekstins, John Trully adalah orang Amerika yang menetap di -
Latvia. Di Latvia ia berjumpa dengan Arnis Riekstins yang merupakan seorang
sarjana Fisika dan Mekanik pada tahun 1995.

Di tahun 1996 Jhon Trully dan Armis mulai merintis konsep Routing The
Word (visi MikroTik adalah me-routing seluruh dunia). Diawali dengan
menggunakan sistem operasi Linux dan MS DOS yang dikombinasikan dengan
teknologi Wireless LAN (WLAN).

Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (WISP), tetapi


membuat program router yang handal dan dapat dijalankan di seluruh dunia.
Latvita hanya merupakan tempat percobaan Jhon Trully dan Arnis, karena saat
itu mereka sudah membantu Negara-negara lain termasuk Srilanka yang
melayani empat ratusan pelanggannya. Dikembangkan secara bersama-sama
dengan bantuan 5 sampai 15 orang staf. Menurut Arnis, selain staf di lingkungan
MikroTik, ada pula tambahan tenaga-tenga lepas dan SDM dari pihak ketiga yang
secara intensif mengembangkan MikroTik secara maraton.

Untuk Negara berkembang, solusi MikroTik sangat membantu pihak ISP


dan perusahaan-perusahaan kecil yang ingin terhubung dengan jaringan internet,
walaupun kini sudah banyak bermunculan perangkat-perangkat router mini
sejenis NAT, namun MikroTik tepap mencaji solusi terbaik pada banyak kalangan
pengguna komputer, perancang jaringan, dan perusahaan-perusahaan yang
bergetak di dibidang IT.
16

3. Versi MikroTik Router

Produk MikroTik bukanlah Produk yang dapat dimiliki dengan gratis


terutama produk system operasi RouterOs. Jika anda ingin menggunakan Mikrotik
Router secara maksimal, diperlukan sebuah lisensi khusus dari pihak MikroTik
yang tentu saja dijual dengan harga tertentu. Untuk itu MikroTik membagi
kategori-kategori pengguna Router berdasarkan banyaknya fasilitas yang
disediakan dalam beberapa tingkatan yang disebut “level”. Level lisensi MikroTik
dimulai dari level 0 yang paling rendah hingga level tertinggi yaitu level 6. Level 0
dapat dimiliki secara gratis namun masa berlakunya akan berakhir pada rentang
waktu tertentu. Berikut ini adalah daftar level lisensi dari MikroTik :

1. Level 0. Tidak diperlukan lisensi untuk menggunakannya dan penggunaan


fitur karena Mikrotik hanya dapat digunakan selama 24 jam saja atau
bersifat trial.
2. Level 1. Dapat digunakan untuk routing standar saja dengan 1 pengaturan
serta tidak mempunyai limitasi waktu untuk penggunaannya.
3. Level 2. MikroTik sudah menghilangkan lisensi level 2 ini karena masih
menggunakan format lisensi lama (pre2.8). lisensi level 2 masih dapat
digunakan namun untuk meningkatkan ke level berikutnya anda harus
menambah biaya lagi.
4. Level 3. Mencakup semua fitur pada level 1 ditambah dengan kemampuan
untuk manajemen router yang memiliki antarmuka Ethernet LAN.
5. Level 4. Mencakup semua fitur pada level 1 dan 3 ditambah untuk
mengelola wireless -client atau serial interface, untuk aplikasi hotspot bisa
digunakan untuk 200 pengguna.
6. Level 5. Mencakup semua fitur pada level 1, 3, dan 4 ditambah dengan fitur
wireless AP (Access Point), untuk aplikasi hotspot bisa digunakan untuk
500 pengguna.
7. Level 6. Mencakup semua fitur di semua level dan tidak memiliki limitasi
apapun, untuk aplikasi hotspot bisa digunakan untuk pengguna yang tidak
terbatas.
4. Remote MikroTik
a. Putty

MADCOMS (2016: 58) menarik kesimpulan sebagai berikut:


17

PuTTY merupakan sebuah program client untuk protocol jaringan SSH,


Telnet dan Rlogin. Semua protocol ini digunakan untuk menjalankan
sebuah remote session pada sebuah komputer, menggunakan sebuah
jaringan.

PuTTY mengimplementasikan client-end pada session. “End” bertindak


sebagai session yang akan diakses. Contoh sederhananya, jalankan PuTTY pada
mesin Windows dan beri perintah kepadanya untuk terhubung dengan mesin Unix
atau MikroTik.

PuTTY akan membuka sebuah jendela program pada Windows. Lalu, apa
pun yang di ketik di dalam Windows itu akan dikirim langsung ke mesin Unix dan
segala sesuatu yang mesin Unix kirim kembali- ditampilkan di Windows.

Gambar 9. Tampilan program PuTTY. (Sumber: MADCOMS, 2016: 58)

b. Web Console

MADCOMS (2016: 62) menarik kesimpulan sebagai berikut:

Web console merupakan suatu metode untuk mengakses MikroTik dengan


menggunakan media web browser. MikroTik dilengkapi dengan fitur Web
fig (Web Configuration) yaitu fitur yang memungkinkan suatu computer
mengakses semua konfigurasi pada MikroTik bermodalkan script website
yang dapat diakses melalui web browser.

Untuk melakukan metode ini, MikroTik terlebih dahulu harus diberikan


alamat IP untuk bisa mengakses nya melalui web browser. Alamat default pada
semua router board ada-lah 192.168.88.1/24.
18

Gambar 10. Tampilan Web Console. (Sumber: MADCOMS, 2016: 62)

c. Winbox

MADCOMS (2016: 63) menarik kesimpulan sebagai berikut:

Winbox adalah sebuah utility yang digunakan untuk melakukan remote ke


server MikroTik dalam mode GUI. Jika untuk mengkonfigurasi MikroTik
dalam text mode melalui PC itu sendiri, maka untuk mode GUI yang
menggunakan Winbox ini dapat mengkonfigurasi MikroTik melalui
komputer client.

Mengkonfigurasi MikroTik melalui Winbox ini lebih banyak digunakan


karena selain penggunaannya yang mudah anda juga tidak harus menghafal
perintah-perintah console. Untuk mendapatkan Winbox anda bisa mendownload
nya dari suatu situs atau bisa juga mendapatkan langsung di MikroTik anda.

Gambar 11. Tampilan Winbox. (Sumber: MADCOMS, 2016: 63)


19

E. Hardware Jaringan

1. Kabel

Ada beberapa jenis tipe kabel yang banyak digunakan dan menjadi standar
dalam penggunaan untuk komunikasi data dalam jaringan komputer. Berikut
merupakan kabel-kabel yang biasa digunakan untuk perancangan jaringan
komputer.

a. Coaxial Cable

Syafrizal (2005: 21-24) menarik kesimpulan sebagai berikut:

Coaxial Cable adalah kabel yang dikenal mempunyai mempunyai dua jenis
kabel Coaxial yang dipergunakan untuk jaringan komputer, yaitu thick coax
(mempunyai diameter yang lumayan besar) dan thin coax (mempunyai
diameter yang lebih kecil).

Setiap ujung kabel diberikan terminator 50-ohm, panjang maksimal kabel


adalah 606.8 feet (185 meter) per segment, setiap segment terkoneksi sebanyak
30 perangkat jaringan (device), kartu jaringan cukup menggunakan transceiver,
kecua untuk repeater, maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain
(populated segment), setiap segment sebaiknya dilengkapi 1 ground, panjang
minimum antar T-connector adalah 1,5 feet (0.5 meter), maksimum panjang kabel
dalam satu segment adalah 1,818 feet (555 maeter), dan setiap segment
maksimum mempunyai 30 perangkat terkoneksi.

Gambar 12. Coaxial Cable. (Sumber: Syafrizal, 2005: 24)

b. Twisted Pair Cable

Syafrizal (2005: 25-28) menarik kesimpulan sebagai berikut:


20

Selain kabel koaksial, Ethernet juga dapat menggunakan jenis kabel lain,
yakni UTP (Unshielded Twisted Pair) dan Shielded Twisted Pair (STP).
Kabel UTP atau STP yang bisa digunakan adalah kabel yang terdiri dari 4
pasang kebel yang terpilih.

Dari 8 buah kabel yang ada pada kabel ini, hanya 4 buah saja sebagai
pengirim dan penerima data serta perangkat lain yang menggunakan kabel ini
adalah konektor RJ-45 dan HUB.

Gambar 13. Kabel Unshielded Twisted Pair. (Sumber: Syafrizal, 2005: 25)

Standar EIA/TIA 568 menjelaskan spesifikasi kabel UTP sebagai aturan


dalam instalasi jaringan komputer. EIA/TIA menggunakan istilah kategori untuk
membedakan beberapa kabel UTP, kategori untuk twisted pair (hingga saat ini,
Mei 2005), yaitu:

Tabel 1. Tipe kabel UTP.

Type Cable Keterangan

UTP Analog. Biasanya digunakan perangkat telepon pada jalur


Category 1 ISDN (Integrated Service Digital Network), juga untuk
menghubungkan modem dengan line telepon.

UTP Bisa mencapai 1 Mbits (sering digunakan pada topologi token


Category 2 ring)

UTP/STP 16 Mbits data transfer (sering digunakan pada topologi token


Category 3 ring atau 10BaseT).

UTP/STP Mencapai 20 Mbits data transfer (sering digunakan pada


Category 4 topologi ring).
21

UTP/STP Dapat mencapai 100 Mbits data transfer / 22db (sering


Category 5 digunakan topologi star atau tree).

UTP/STP 1 Gigabit Ethernet dengan jarak 100m, yang terdiri dari 4


Category 5 pasang kabel tembaga tiap pasang nya di-plintir.
Enhanced

UTP/STP 2,5 Gigabit Ethernet, menjangkau jarak hingga 100m atau 10


Category 6 Gbps up to 25 m, up to 155 MHz atau 250 MHz.

UTP/STP Gigabit Ethernet/20,8 db (Gigabit Ethernet). Up to 200 MHz


Category 7 atau 700 MHz.

(Syafrizal, 2008)

Pemberian kategori 1/2/3/4/5/6/7 merupakan kategori spesifikasi untuk


masing-masing kabel tembaga dan juga untuk jack. Masing-masing merupakan
seri revisi atas kualitas kabel, kualitas pembungkus kabel (isolator) dan juga untuk
kualitas “belitan” (twist) masing-masing pasang kabel. Selain itu juga untuk
menentukan besaran frekuensi yang bisa lewat pada sarana kabel tersebut, dan
juga kualitas isolator sehingga bisa mengurangi efek induksi antar kabel (noise
bisa ditekan sedemikian rupa).

Perlu diperhatikan juga, spesifikasi antara CAT5 dan CAT5 enhanced


mempunyai standar industri yang sama, namun CAT5e sudah dilengkapi dengan
insulator untuk mengurangi efek induksi atau electromagnetic interference. Kabel
CAT5e bisa digunakan untuk menghubungkan network hingga kecepatan 1 Gbps.

c. Pemasangan Kabel UTP

Syafrizal (2005: 27) menyimpulkan “ada dua jenis pemasangan kabel UTP
yang umum digunakan pada jaringan local yaitu straight through cable dan cross
over cable”.

1) Straight Through Cable

Jenis ini biasanya digunakan untuk menghubungkan beberapa unit


komputer melalui perantara HUB/Switch yang berfungsi sebagai concentrator
maupun repeater.

Penggunaan kabel UTP model straight through pada jaringan lokal


biasanya akan membentuk topologi star (bintang) atau tree (pohon) dengan
22

HUB/Switch tidak berfungsi, maka seluruh komputer yang terhubung dengan HUB
tersebut tidak dapat saling berhubungan.

Penggunaan HUB harus sesuai dengan kecepatan dari Ethernet card yang
digunakan pada masing-masing komputer. Karena perbedaan kecepatan pada
NIC dan HUB berarti kedua perangkat tersebut tidak dapat saling berkomunikasi.

Gambar 14. Susunan kabel Straight (Sumber: Syafrizal, 2005: 27)

2) Cross Over Cable

Berbeda dengan pemasangan kabel lurus (straight through), penggunaan


kabel menyilang ini digunakan untuk komunikasi antar komputer (langsung tanpa
HUB), atau dapat juga digunakan untuk meng-cascade HUB jika diperlukan.
Sekarang ini ada beberapa jenis HUB yang dapat di-cascade tanpa harus
menggunakan kabel menyilang (cross over), tetapi juga dapat menggunakan
kabel lurus.

Gambar 15. Susunan kabel Straight. (Sumber: Syafrizal, 2005: 28)


23

3) Fiber Optic Cable

Kabel yang memiliki inti serat kaca sebagai saluran untuk menyalurkan
sinyal antar terminal sering dipakai sebagai saluran BACKBONE karena
kehandalan nya yang tinggi dibandingkan dengan coaxial cable atau UTP. Kabel
ini tidak terpengaruh oleh cuaca dan panas.

Gambar 16. Fiber Optic Cable. (Sumber: Syafrizal, 2005: 31)

2. HUB dan Switch

Syafrizal (2005: 36) menarik kesimpulan sebagai berikut :

Sebuah konektor (HUB/Switch) adalah sebuah perangkat yang


menyatukan kabel-kabel network dari tiap workstation, server atau
perangkat lain. Dalam topologi bintang kabel twisted pair dating dari
sebuah workstation masuk ke dalam HUB atau Switch.

HUB dan Switch mempunyai banyak lubang port RJ-45 yang dapat
dipasang konektor RJ-45 yang terhubung ke sejumlah komputer. Beberapa jenis
HUB dapat dipasang bertingkat (stackable) hingga 4 susun, dan biasanya memiliki
jumlah lubang sebanyak 4 bh, 8 bh, 16 bh, hingga 24 bh.

Switch merupakan concentrator yang memiliki kemampuan manajemen


traffic data lebih baik bila dibandingkan dengan HUB. Saat ini telah terdapat
banyak tipe switch yang manageable. Selain dapat mengatur traffic data, juga
dapat diberi IP Address.
24

Gambar 17. HUB dan switch. (Sumber: Syafrizal, 2005: 36)

3. Access Point (AP)

IMMERSA (2018: 37) menarik kesimpulan sebagai berikut:

Access point merupakan suatu perangkat jaringan komputer yang dapat


menghubungkan peranti nirkabel dengan jaringan lokal dengan
menggunakan teknologi seperti Wi-Fi, Bluetooth, wireless, dan lain-lain.
Biasanya access point menggunakan router, hub, atau switch sebagai
perangkat keras untuk menghubungkan peranti nirkabel dengan jaringan
lokal yang telah dibuat oleh administrator.

a. Fungsi Access Point (AP)

Adapun beberapa fungsi atau kegunaan access point dalam sebuah


jaringan, yaitu sebagai berikut:

1) Sebagai penyebar sinyal internet melalui gelombang radio kepada perangkat


yang terhubung
2) Sebagai penghubung antara jaringan lokal yang memakai kabel dengan
jaringan nirkabel (wi-fi, wireless, Bluetooth).
3) Sebagai alat untuk mengatur IP address secara otomatis terhadap
perangkat yang terhubung, fungsi ini mirip dengan fungsi DHCP atau
dynamic host configuration protocol.
4) Sebagai pengaman dengan menerapkan fitur keamanan WEP atau WAP
yang biasanya disebut dengan Shared Key Authentication (akses wi-fi
dengan password tertentu).
25

Gambar 18. Access Point. (Sumber: IMMERSA, 2018: 37)

F. Protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)

1. Pengertian TCP/IP

Sukaridhoto (2014: 7) menarik kesimpulan sebagai berikut:

Tujuan dari TCP/IP adalah untuk membangun suatu koneksi antar jaringan
(network), dimana biasa disebut internetwork, atau internet, yang
menyediakan pelayanan komunikasi antar jaringan yang memiliki bentuk
fisik yang beragam. Tujuan yang jelas adalah menghubungkan empunya
(hosts) pada jaringan yang berbeda, atau mungkin terpisahkan secara
geografis pada area yang luas.

Sukmaaji dan Rianto (2008: 22) menarik kesimpulan sebagai berikut:

TCP/IP adalah singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet


Protocol. TCP bertugas menerima pesan elektronik dengan panjang
sembarang dan membaginya ke dalam bagian-bagian berukuran 64 kb.
Dengan membagi pesan menjadi bagian-bagian, perangkat lunak yang
mengontrol komunikasi jaringan dapat mengirim tiap bagian dan
menyerahkan prosedur pemeriksaan bagian demi bagian.

2. Lapisan (layer) pada Protokol TCP/IP

Seperti pada perangkat lunak, TCP/IP dibentuk dalam beberapa lapisan


(layer). Dengan dibentuk dalam layer, akan mempermudah untuk pengembangan
dan pengimplementasian. Antar layer dapat berkomunikasi ke atas maupun ke
bawah dengan suatu penghubung interface. Tiap-tiap layer memiliki fungsi dan
26

kegunaan yang berbeda dan saling mendukung layer di atasnya. Pada p-rotokol
TCP/IP dibagi menjadi 4 layer, tampak pada Gambar 22.

Gambar 19. Protocol TCP/IP. (Sumber: Sukaridhoto, 2014: 8)

G. Alamat IP

1. Pengertian IP (Internet Protocol)

Sukmaaji dan Rianto (2008: 57) menarik kesimpulan sebagai berikut:

Internet Protocol (IP) adalah mekanisme transmisi yang digunakan oleh


TCP/IP yang bersifat unreliable dan connectionless. Banyak yang
mengistilahkan dengan best effort delivery, artinya IP menyediakan no
error cheking atau tracking.

MADCOMS (2016: 32-35) menarik kesimpulan sebagai berikut:

IP Address atau alamat IP adalah alamat yang diberikan ke jaringan dan


peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP Address terdiri
dari 32 bit angka biner yang dapat ditulisakan sebagai empat angka
decimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti 192.168.10.1.Routing
informasi di dalam jaringan komputer. Paham terhadap konsep pemberian
alamat IP dan juga subnetting merupakan hal dasar dalam membangun
sebuah system jaringan komputer.

Ada dua jenis alamat IP, yaitu sebagai berikut, IPv4 IP address yang terdiri
dari 32 bit, terbagi menjadi 4 bagian berukuran masing-masing 8 bit, dan IPv6 IP
address yang terdiri dari 128 bit.

2. Kelas Alamat IP

IP address dibedakan menjadi 5 kelas yaitu kelas A, B, C, D, dan E tujuan


dari diberikannya kelas IP ini bertujuan untuk menentukan jumlah user yang dapat
27

terhubung dalam sebuah jaringan. Namun pada IP kelas D dan E jarang


digunakan dikarenakan masih dalam pengembangan.

Kelas A, alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar.


Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diriset dengan nilai 0.
Tujuh bit berikutnya untuk melengkapi oktet pertama akan membuat sebuah
network identifier. 24bit sisanya tiga oktet terakhir merepresentasikan host
identifier. ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214
host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena
digunakan untuk mekanisme inter process communication (IPC) di dalam mesin
yang bersangkutan.

Kelas B, alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk skala menengah hingga


skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu di
set dalam bilangan biner 10. 14bit berikutnya untuk melengkapi dua oktet
pertama, akan membuat sebuah network identifier. 16bit sisanya dua oktet
terakhir mempresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network,
dan 65,534 host untuk setiap network.

Kelas C, alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan skala keci. Tiga bit
pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu di set nilai biner 110. 21bit
selanjutnya untuk melengkapi tiga oktet pertama akan membentuk network
identifier. 8bit sisanya sebagai oktet terakhir akan mempresentasikan host
identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254,
host untuk setiap network.

H. Metode R&D

1. Pengertian Metode R&D (Research and Development)

Oktavianto (2019: 72) menyimpulkan “metode penelitian dan


pengembangan R&D adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut”.

Salim dan Hadir (2019: 58) menyimpulkan “metode R&D Research and
Development adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka
28

mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah


ada agar dapat dipertanggungjawabkan”.

Produk yang dimaksud tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras
(hardware) tetapi bisa juga berupa perangkat lunak (software). Gambaran metode
R&D dapat dilihat pada gambar 23.

Gambar 20. Metode R&D. (Sumber: Salin dan Hadir, 2019: 58)

I. Firewall Filtering

1. Pengertian Firewall Filtering

Pribadi (2008: 45) menyimpulkan “firewall yang dimaksud di sini adalah


mekanisme perlindungan sebuah mesin atau sistem dari ancaman yang
merugikan jaringan internet atau jaringan komputer”.

MADOCOMS (2016: 165) menyimpulkan “firewall berfungsi menjaga


keamanan jaringan dari ancaman pihak lain yang tidak berwenang. Mengubah,
merusak atau menyebarkan data-data tidak penting suatu perusahaan
merupakan contoh ancaman yang patut di cegah”.

a. Filter Content

Filter content bertindak sebagai filtering suatu konten dari halaman situs
web. Anda dapat menentukan suatu string tertentu agar Mikrotik menolak koneksi
jika ada client yang mengakses suatu halaman situs web sama seperti string
konten yang telah ditentukan. Misalkan penulis ingin memblokir situs
www.yahoo.com maka cukup isikan parameter “yahoo” dengan action drop,
maka website Facebook baik melalui HTTP atau iHTTPS tidak dapat diakses.
29

b. Filter Mac Address

Terkadang ada client yang sengaja mengganti alamat IP DHCP mereka


dengan static sehingga client dapat dengan mudah memanipulasi DHCP agar
terhindar dari proxy maupun limit bandwidth. Untuk mengatasi kenakalan ini, ada
bisa menerapkan filter MAC Address. Terlebih dahulu anda harus mencatat
informasi MAC Address yang digunakan oleh user tersebut, Kemudian anda
menambahkan parameter Src. Mac Address di bagian rule Firewall Mikrotik.
Dengan begitu selama client tersebut masih menggunakan perangkat yang sama,
akan tetap terkena filter meskipun berganti IP.

c. Filter Protocols & Ports

Penggunaan port dan protocol ini umumnya dapat dikombinasikan dengan


alamat IP. Misalkan anda ingin client tertentu tidak bisa browsing, namun disisih
lain masih bisa menggunakan fitur FTP, maka anda bisa membuat rule firewall
yang memblokir protocol TCP port 80.

Ketika anda klik tanda dropdown pada bagian Protocol, maka akan
muncul pilihan protocol apa saja yang dapat digunakan dalam konfigurasi filter
protocols & ports. Parameter ini akan anda butuhkan ketika anda ingin melakukan
pemblokiran koneksi internet terhadap suatu aplikasi dimana aplikasi tersebut
menggunakan protocol dan port yang spesifik (contohnya game online, aplikasi
SSH, dan lain-lain).

d. Filter Interface

Interfaces secara garis besar ada 2 jenis yaitu, input interface dan output
interface. Cara menentukannya adalah dengan memperhatikan dari interface
mana trafik paket tersebut masuk ke Mikrotik dan dari interface mana trafik paket
tersebut keluar meninggalkan Mikrotik. Misalkan anda terkoneksi ke internet
melalui router Mikrotik, kemudian anda melakukan ping ke situs
www.madcoms.com dari komputer anda, maka input interface adalah interface
yang terkoneksi ke internet. Contoh penerapan nya adalah ketika anda ingin
menjaga keamanan Mikrotik, anda juga tidak ingin router bisa di akses dari
internet. Dari kasus tersebut anda bisa lakukan filter terhadap koneksi yang
masuk ke Mikrotik dengan mengarahkan opsi in-interface pada interface yang
terkoneksi ke internet.
30

e. Filter Peer-To-Peer

Sebenarnya ad acara yang cukup mudah dan simpel untuk melakukan


filtering terhadap trafik paket P2P (Perr-To-Peer) seperti bit torrent atau edonkey.
Jika sebelumnya anda menggunakan banyak rule, anda bisa sederhanakan
dengan menentukan parameter P2P pada rule firewall filtering. Jika anda klik
bagian dropdown, akan muncul informasi program P2P apa saja yang dapat
difilter oleh firewall.

Anda dapat menggunakan parameter filter P2P ini sesuai dengan


kebutuhan. Tidak hanya dapat digabungkan dengan filter lainnya, parameter P2P
juga dapat memproteksi client dari tindakan “direct connect” yang dapat membuat
komputer client diakses oleh orang lain menggunakan fitur remote LAN. Anda bisa
memilih secara spesifik opsi fitur P2P yang disediakan oleh Mikrotik atau anda
juga bisa memilih untuk menutup semua koneksi P2P dengan memilih opsi “all
P2P”.

f. Filter Layer7 Protocols

Selain menggunakan fasilitas blocking situs web pada proxy server, anda
juga dapat menggunakan fasilitas Layer7 Protocols yang menggunakan metode
regexp (Regular Expression).

Jika anda familiarwdengan regexp, anda juga bisa menerapkan filtering


pada layer7 protocols menggunakan firewallqfilter. Setelah anda mendapatkan
regexp, anda bisa melakukan filtering dengan mendefinisikan layer7 protocols
pada konfigurasi filter yang anda buat. Perlu diketahui bahwa pengguna regexp,
akan membutuhkan kinerja CPU yang lebih tinggi dari konfigurasi filter lainnya.

Gambar 21. Firewall MikroTik Router. (Sumber: MADCOMS, 2016: 165)


31

J. Manajemen Bandwidth

1. Pengertian Manajemen Bandwidth

MADCOMS (2016: 147) menyimpulkan “prinsipnya, bandwidth tiap client


akan dibatasi penggunanya. Bandwidth yang tidak dibagi secara merata
menyebabkan koneksi di beberapa tipe client yang tidak sama antara satu dengan
lainnya”.

Ilham (2020: 179) menarik kesimpulan sebagai berikut:

Tujuan pengolahan bandwidth ini adalah agar client mendapatkan


bandwidth yang merata sesuai dengan yang dialokasikan. Manajemen
bandwidth dikenal dengan istilah Quality of Service (QoS) yaitu Teknik
yang digunakan untuk menjamin setiap client mendapat alokasi bandwidth
masing-masing sehingga proses pertukaran data pada jaringan bisa
berjalan optimal.

Jaringan LAN yang tidak diterapkan QoS maka akan berpotensi terjadinya
gangguan seperti layanan voip dan teleconference yang membutuhkan bandwidth
besar dan stabil pastinya akan terganggu layanannya jika tidak diberikan prioritas
utama. QoS akan mengatur traffic akan disusun berdasarkan prioritas atau
antrian. Proses antrian ini biasa disebut dengan queue. Dengan pengaturan
prioritas ini maka aplikasi akan disusun berurutan berdasarkan skala prioritasnya
misalkan kita utamakan aplikasi teleconference di urutan pertama kemudian di
urutan kedua untuk browsing selanjutnya terakhir adalah urutan untuk aktivasi
download.

Router Mikrotik memiliki fitur untuk mengelola QoS ini dengan baik antara
lain Simple Queue, Brust, Per Connection Queue (PCQ), Queue Tree. Dalam
penerapan queue ini dikenal 2 istilah yang digunakan untuk mengenali
karakteristik dari queue yaitu:

• CIR (Committed Information Rate)

CIR merupakan batas bawah alokasi bandwidth yang akan didapatkan client
dalam koneksi traffic padat atau ada banyak pengguna. CIR memberikan
garansi client tidak akan mendapatkan bandwidth dibawah nilai CIR dalam
koneksi se sibuk apapun jaringannya.

• MIR (Maximum Information Rate)


32

MIR merupakan kebalikan dari CIR, yaitu alokasi bandwidth yang akan
didapatkan client tidak akan melebihi batas maksimal yang telah ditetapkan
batas maksimal ini biasanya ditetapkan client ketika ada bandwidth yang
tersedia dan tidak digunakan oleh user lain.

2. Simple Queue

Sesuai dengan namanya, simple queue adalah teknik QoS sederhana dan
mudah dalam pengoperasian nya. Parameter dasar dari simple queue adalah
target dan max-limit. Target berupa network address, IP address maupun
interfaces yang akan diatur bandwidthnya. Sedangkan max-limit upload (tx) dan
download (rx) digunakan untuk memberikan alokasi bandwidth maksimal dari
target tersebut.

Gambar 22. Tampilan simple queue. (Sumber: Ilham, 2020:182)

K. Flowchart

1. Pengertian Flowchart

Mulyadi (2016:45) menarik kesimpulan sebagai berikut:

Flowchart atau Bagan Alir (Data Flow Diagram) adalah suatu model yang
menggambarkan aliran data dan proses untuk mengolah data dalam suatu
sistem”. Sistem akuntansi dapat dijelaskan dengan menggunakan bagan
alir dokumen atau biasa disebut dengan flowchart. Flowchart adalah bagan
yang menggambarkan aliran dokumen dalam suatu sistem informasi.

Menurut Kusrini yang dikutip oleh Aji (2013:20) flowchart adalah:

bagian (chart) yang menunjukan aliran (flow) di dalam program atau


prosedur sistem secara logika kegunaan flowchart adalah sebagai alat
33

bantu komunikasi dan dokumentasi”. Dengan adanya flowchart ini akan


dapat memudahkan untuk mengerti bagaimana arus flowchart yang
sedang berjalan.

2. Simbol-simbol bagan alir system (flowchart)


Tabel 2. Bagan alir flowchart.

No Simbol Keterangan

1 Terminal Point adalah Symbol terminal


menunjukan mulai atau akhir dari suatu
proses.

2 Flow direction adalah symbol arus yang


digunakan untuk menghubungkan antara
symbol yang satu dengan symbol yang lain.

3 Processing symbol digunakan untuk kegiatan


yang dilakukan oleh komputer

4 Input-Output symbol keluar-masuk


menunjukan proses input-output yang terjadi
tanpa bergantung dari jenis peralatannya.

5 Decision/ symbol keputusan Menggambarkan


suatu keputusan atau tindakan yang harus
diambil pada kondisi tertentu.

6 Predefine Proses menggambarkan proses-


proses yang masih bisa dijabarkan dalam
algoritma

7 On-page Refrence menghubungkan suatu


symbol dengan symbol yang lainnya pada
halaman yang sama.

8 Document Mencetak keluaran dalam bentuk


dokumen

9 Off page connector Penghubung bagian-


bagian flowchart yang berada pada halaman
berbeda

(Mulyadi, 2016)

You might also like