Professional Documents
Culture Documents
Infomanda
Infomanda
SARI
Logam tanah jarang memegang peranan yang penting dalam kebutuhan material maju (advanced
material) seperti dalam bidang energi bersih, contohnya magnet permanen, baterai NiMH, kata-
lis FCC (fluid cracking catalyst), bidang superkonduktor, laser, aplikasi LED dan iPAD, contrast
agent (MRI), dan bahan cat anti radar. Di Indonesia terdapat dua jenis mineral yang mengandung
logam tanah jarang, yaitu monazit dan senotim yang hingga saat ini belum termanfaatkan. Pe-
nelitian pemanfaatan logam tanah jarang di Indonesia sudah banyak dilakukan oleh beberapa
lembaga penelitian bekerja sama dengan perguruan tinggi dan industri. Penelitian yang sudah
dilakukan terkait pemanfaatan logam tanah jarang untuk magnet permanen, cat anti radar, sensor
gas dan constrast agent (MRI). Magnet permanen berbasis logam tanah jarang, tepatnya neo-
dimium banyak digunakan di elektronika, energi (turbin angin dan kendaraan listrik) dan kese
hatan. Lantanum dan serium banyak digunakan dalam baterai NiMH, cat anti radar dan sensor
gas. Potensi besar logam tanah jarang akan sangat menguntungkan, jika Indonesia turut serta
mengembangkannya. Terlebih lagi, Indonesia memiliki potensi pasir monazit sebagai sumber
logam tanah jarang yang belum termanfaatkan. Pemanfaatan logam tanah jarang ini mampu
membuka Indonesia terhadap penguasaan dan pengembangan teknologi masa depan.
Kata kunci: logam tanah jarang (LTJ), energi bersih, magnet permanen, monazit
Gambar 1. Tujuh belas unsur akan terus berkembang di masa depan. LTJ
LTJ dalam tabel periodik juga bersifat tidak tergantikan karena sifatnya
[Anonymous, 2017]. yang unik sehingga sampai saat ini, tidak ada
material lain yang mampu menggantikannya.
Jika ada, kemampuan yang dihasilkan tidak
prapto, 2010]. Berdasarkan hasil studi BATAN sebaik material LTJ. Sifat LTJ yang digunakan
di daerah produksi timah, ada beberapa dae sebagai material berteknologi tinggi dan be-
rah potensi deposit monazit, yaitu Bangka Be- lum ada penggantinya, membuat LTJ menjadi
litung, Karimata/Ketapang, Rirang-Tanah Me material yang vital. Aplikasi LTJ untuk industri
rah [Atmawinata, 2011]. dapat dilihat pada Gambar 2.
Pemanfaatan LTJ sangat luas dan erat kaitan- Cina merupakan produsen utama LTJ di du-
nya dengan produk industri teknologi tinggi, nia. Perkembangan LTJ di Cina dimulai sejak
seperti industri komputer, telekomunikasi, nu tahun 1985. Tahun 2005, negara ini mampu
klir, dan ruang angkasa. Jumlah LTJ yang diper- memproduksi 43.000.000 ton. Kapasitas pro-
lukan, dalam aplikasi telepon seluler misalnya, duksi ini merupakan 50% dari produksi LTJ
relatif kecil namun seringkali merupakan hal uta- dunia. Saat itu, Cina sudah berhasil mengolah
ma yang berpengaruh terhadap performa tele- dua deposit LTJ-nya, salah satunya di Bayan
pon seluler tersebut. Sebagai contoh, iPhone Obo yang mengandung besi-niobium-LTJ. Dari
menggunakan delapan jenis LTJ – mulai dari pemisahan besi dengan niobium, selanjutnya
layar, pengeras suara, sampai sirkuit telepon diperoleh LTJ sebagai produk samping yang
yang terkecil [Anonymous, 2017]. kemudian diolah untuk dimanfaatkan.
Dari berbagai macam pemanfaatan LTJ menun- Dari hasil produksi LTJ yang besar tersebut,
jukkan bahwa material ini merupakan material Cina mampu mendorong pertumbuhan tekno-
masa depan karena LTJ menjadi pemicu la- logi industrinya. Cina kemudian mulai mendi-
hirnya teknologi baru yang masih akan terus rikan industri elektronik nasional yang dapat
berkembang seperti LCD, magnet dan baterai bersaing dengan industri elektronik negara
hybrid. Hal ini mengakibatkan permintaan LTJ lain. Industri elektronik berkembang sangat pe-
akan terus meningkat sehingga industri LTJ sat yang diikuti dengan meningkatkan kemam-
menjadi sebuah industri yang menjanjikan dan puan material berupa kekuatan, kekerasan
Gambar 2.
Pemanfaatan LTJ di
industri (Dian, 2010)
4%
11 % 47 % 33 % 5%
2009
<1,5 MW 1,5 – 1,99 MW 2,0 – 2,49 MW
2,5 – 2,99 MW 3 – 4,99 MW <1,5 MW 5,0+ MW 1,5 –
Di Amerika, kebutuhan LTJ tidak tercukupi dar > 80%. PTBGN (Pusat Teknologi Bahan
oleh produksi dalam negerinya, sehingga ma- Galian Nuklir)-BATAN telah melakukan pene
sih memerlukan juga impor. Penggunaan LTJ litian juga terkait ekstraksi LTJ dari mineral
meningkat pada komponen untuk pertahanan monazit dan senotim Bangka dengan metode
seperti mesin jet pesawat tempur dan pesawat alkali/basa hingga diperolehnya campuran LTJ
terbang komersial, sistem senjata rudal, elek- oksida (RE-OH) dengan kadar 85,6%.
tronik, pendeteksi bawah laut, pertahanan an-
tirudal, alat pelacak, pembangkit energi pada Penelitian pemanfaatan LTJ juga telah dilaku-
satelit, dan komunikasi. Berbagai kegunaan kan oleh beberapa instansi, yaitu Puslitbang
LTJ secara umum baik unsur tunggal maupun Teknologi Mineral dan Batubara (tekMIRA),
senyawa aditif dan campuran dengan material PSTBM (Pusat Studi Teknologi Bahan Ma-
lain secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2. ju)-BATAN, BPPT, BBLM (Balai Besar Logam
dan Mesin)-Kemenperind dan perguruan ting-
gi di antaranya Universitas Padjajaran, Institut
4. PENELITIAN PEMANFAATAN LTJ Teknologi Bandung dan Universitas Indonesia.
DI INDONESIA
a. Puslitbang Teknologi Mineral dan
Penelitian mengenai pengolahan dan peman- Batubara
faatan LTJ sudah dilakukan oleh beberapa ins Puslitbang tekMIRA telah melakukan penelitian
tansi di Indonesia, di antaranya oleh BATAN. terkait LTJ sejak tahun 2010. Penelitian dimulai
PSTA (Pusat Sains dan Teknologi Akselera- dengan melakukan ekstraksi LTJ dari mineral
tor)-BATAN telah melakukan penelitian eks ikutan bijih timah dan terak peleburan timah.
traksi LTJ dari mineral monazit dan senotim Hasil penelitian menunjukkan karakterisasi ter-
Bangka dengan metode asam hingga diper- hadap contoh ilmenit teridentifikasi adanya un-
oleh oksida logam LTJ berupa Ce2O3 dengan sur tantalum dan niobium, sedangkan pada te
kadar 99,98%, Y2O3, La2O3, Nd2O3 dengan ka- rak hasil peleburan timah teridentifikasi adanya
Boulder Wind. 2011. “Boulder Wind Power National Research Council. 2010. “Transitions
Awarded Next Generation Drivetrain Grant to Alternative Transportation Technologies –
by U.S. Department of Energy.” Boulder, Plug-in Hybrid Electric Vehicles.” http://www.
CO: July 1. http://www.boulderwindpower. nap.edu/catalog.php?record_id=12826.
com/news-press/Press-Release-DOE.
N.V. “The Difference Engine: Nikola’s Re-
Castor, S., and Hendrick, J. 2010. Rare Earth venge.” 2011. The Economist. April 1.
Element. www.fieldexexploration.com, diak- http://www.economist.com/blogs/bab-
ses 9 April 2011. bage/2011/04/induction_motors
Constantinides, Steven. 2011. “Rare Earth Ma- NIMS (Japanese National Institute for Material
terials Update.” Presentation at the Spring Science). 2010. High Coercivity Neodymium
2011 Management Conference, submitted Magnet Without Using Heavy Rare Earth El-
as part of Arnold Magnetics response to ement Dysprosium. NIMS, August 30. http://
DOE Request for Information, May 10. www.nims.go.jp/eng/news/press/2010/08/
p201008301.html.
Dian L. C, Seventeen Metals: “The Middle East
has oil, Cina has rare earth”Economic Fore- Raharjo, D., 2017. Inovasi Material Baterai.
casts & Opinions, November 11, 2010 http://ptm.bppt.go.id/publikasi/populer/345-
inovasi-material-baterai, diakses 18 Agus-
EIA (U.S. Energy Information Administra- tus 2017.
tion). 2010. Model Documentation Report:
Residential Sector Demand Module of the Suprapto, S. J. 2010. Tinjauan tentang Unsur
National Energy Modeling System. Wash- Tanah Jarang. Buletin Sumber Daya Geolo-
ington, DC: EIA. http://www.eia.gov/FTP- gi. Kementerian Energi dan Sumber Daya
ROOT/modeldoc/m067(2010).pdf. Mineral.
Gaines, L., and P. Nelson. 2010. Lithium-Ion Troedson, Anders, 2011. Permanent Magnet
Batteries: Examining Material Demand and generators for Wind Turbines, dalam bentuk
Recycling Issues. Argonne, IL: Argonne Na- presentasi disampaikan di Metals for ener-
tional Laboratory. gy and environment conference, Las Vegas,
NV, tanggal 1-3 Juni.
Hu, Bo-Ping. 2010. “Cina’s Rare-Earth Per-
manent Magnet Industry.” Presentation at US Department of Energy. Critical Material
ICRE 2010 Strategy, US Department of Energy, De-
sember 2011.