You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PANEN DAN

PASCAPANEN HASIL PERTANIAN

PENENTUAN LAJU RESPIRASI PRODUK BUAH PISANG


(Musa paradisiaca L.) PADA PADA SUHU YANG BERBEDA

Oleh

KELOMPOK 4
Rahmalia Hidayanti 11419051

REKAYASA PERTANIAN
SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2022
PENENTUAN LAJU RESPIRASI PRODUK BUAH PISANG
(Musa paradisiaca L.) PADA SUHU YANG BERBEDA

Abstrak

Pisang Muli merupakan komoditas buah kelompok klimaterik yang banyak digemari
oleh masyarakat.Respirasi merupakan proses metabolisme biologis yang menggunakan
oksigen untuk memecah senyawa kompleks (seperti karbohidrat, protein, dan lemak) untuk
menghasilkan CO2, air, dan beberapa elektron.Pada umumnya setelah panen, hasil pertanian
terus melakukan respirasi dan proses metabolisme lainnya sampai bahan tersebut rusak
dan kehidupan berhenti yang disebabkan oleh faktor eksternal maupun internal. Oleh karena
itu dilakukan praktikum ini dengan tujuan Menentukan cara pengukuran laju respirasi buah
Pisang Muli,menentukan perbedaan laju respirasi buah klimakterik yaitu Pisang dan Jambu
Kristal dan non-klimaterik yaitu Jeruk dan Rambutan,dan menentukan perbedaan laju respirasi
buah Pisang Muli kelompok 4 dan Pisang Muli kelompok 9 pada suhu yang berbeda yang
menghasilkan kesimpulan dengan 1. Pengukuran respirasi pada Pisang (Musa paradisiaca L.)
dapat dilakukan dengan cara menggunakan chamber yang ditutup lalu dihubungkan dengan
larutan Ca(OH)2 dan NaOH serta dialirkan udara melalui aerator dilanjutkan dengan
penyimpanan perbedaan perlakuan temperature,Laju respirasi buah klimakterik yaitu Pisang
dan Jambu Kristal dan non-klimaterik yaitu Jeruk dan Rambutan secara beturut-turut
menghasilkan nilai sebesar; -3,4 mg/kg/jam; -3,08 mg/kg/jam; -3,76 mg/kg/jam; dan -0,38
mg/kg/jam,dan Laju respirasi pisang pada kelompok 4 pada perlakuan Ruang ruang (28°C),
Ruang sejuk ber-AC (16°C), dan kulkas (8°C) didapatkan nilai secara berturut-turut sebesar
3,26 mg/kg/jam; 18,94 mg/kg/jam; dan 7,81 mg/kg/jam. Sedangkan bahwa Laju respirasi
pisang pada kelompok 9 pada perlakuan Ruang ruang (28°C), Ruang sejuk ber-AC (16°C), dan
kulkas (8°C) didapatkan nilai secara berturut-turut sebesar -9,99 mg/kg/jam ; -1,99 mg/kg/jam
; dan -11,75 mg/kg/jam.

Kata kunci: klimaterik,pisang,respirasi

Latar Belakang
Buah-buahan termasuk dalam komoditas yang memiliki sifat yang mudah rusak atau
perishable yang disebabkan oleh karateristik yang dimiliki makhluk hidup jika tidak bisa
beradaptasi pada kondisi tertentu di lingkungannya yang dapat ditandai dengan perubahan
fisik.Namun,terdapat komoditas yang melangsungkan reaksi metabolismenya sesudah dipanen
yaitu proses respirasi dan produksi etilen (Belay dkk 2016).Respirasi merupakan suatu proses
yang melibatkan terjadinya penyerapan oksigen (O2) dan pengeluaran karbondioksida (CO2)
serta energi yang digunakan untuk mempertahankan reaksi metabolisme dan reaksi lainnya
yang terjadi di dalam jaringan khusunya pada teknologi pascapanen yang berhubungan dengan
umur simpan produk. Faktor yang dapat mempengaruhi laju respirasi terbagi menjadi dua
faktor yaitu faktor eksternal yaitu suhu, komposisi udara, dan kerusakan mekanis serta faktor
internal seperti jenis produk (klimaterik atau non-klimaterik),kematangan,dan umur produk
(Nurjannah, 2015).
Pisang Muli (Musa paradisiaca) merupakan buah kelompok klimaterik yang nilai
respirasinya akan meningkat pada saat mendekati proses pematangan serta merupakan buah
yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dalam bentuk segar maupun olahan. Pisang
memberikan kontribusi terbesar terhadap produksi buah nasional yang mencapai 34.65% dari
produksi total buah nasional.Produksi buah nasional pisang mengalami peningkatan dalam
tahun 2011-2015. Produksi pisang nasional pada tahun 2015 mencapai 7.29 juta ton dengan 5
produsen utama yaitu Lampung, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali (Kementan,
2016).Meskipun produksinya tinggi, produk buah tropis segar seperti pisang memiliki umur
simpan yang pendek, menyebabkan mudah mengalami penurunan kualitas.Hal itu disebabkan
oleh sifat klimaterik buah-buahan tersebut yang dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti
temperature.Oleh karena itu dilakukan praktikum ini dengan tujuan Menentukan cara
pengukuran laju respirasi buah Pisang Muli,menentukan perbedaan laju respirasi buah
klimakterik yaitu Pisang dan Jambu Kristal dan non-klimaterik yaitu Jeruk dan Rambutan,dan
menentukan perbedaan laju respirasi buah Pisang Muli kelompok 4 dan Pisang Muli kelompok
9 pada suhu yang berbeda

Tujuan
1. Menentukan cara pengukuran laju respirasi buah Pisang Muli
2. Menentukan perbedaan laju respirasi buah klimakterik yaitu Pisang dan Jambu Kristal
dan non-klimaterik yaitu Jeruk dan Rambutan
3. Menentukan perbedaan laju respirasi buah Pisang Muli kelompok 4 dan Pisang Muli
kelompok 9 pada suhu yang berbeda

Tinjauan Pustaka
A.Klasifikasi dan karakteristik buah yang diuji
Pisang (Musa sp) merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang terbagi
kedalam dua kelompok, yaitu pisang berbiji (liar) dan pisang yang dapat di konsumsi
(Valmayor dkk.,2002).Indonesia merupakan asal dan pusat berbagai jenis
pisang baik tipe liar dan kultivar (Daniells dkk.,2001 dalam Hapsari,2015). Pisang memiliki
sumber yang seimbang dari nutrisi yang mengandung berbagai macam mineral, vitamin,
karbohidrat tinggi, kandungan minyak dan protein yang rendah. Perubahan komposisi kimia,
uap air, abu dan kandungan mineral terjadi selama pematangan. Kadar air meningkat
selama pematangan dan diikuti dengan pelunakan tekstur buah, sedangkan peningkatan kadar
abu selama pematangan diikuti dengan perubahan komposisi unsur mineral (Ahenkora dkk,
1997).Pisang yang termasuk dalam kelompok buah klimaterik yang memiliki peningkatan laju
respirasi buah setelah panen, sehingga buah rentan terhadap pembusukan jika tidak ditangani
dengan baik(Kuntarsih, 2012).Pisang Muli yang secara ilmiah dikenal sebagai Musa acuminata
L. yang termasuk dalam Famili Mustaceae dan Genus Musa merupakan salah satu varietas
pisang kelas tinggi yang banyak ditanam dan disukai oleh masyarakat Indonesia. Pisang Muli
sering dimakan segar sebagai makanan penutup (Suyanti dan Supriyadi, 2008).Pisang muli
memiliki bentuk yang relatif kecil (panjang buah ± 9,05 cm; diameter ± 3,56 cm), memiliki ciri
khas buah yang manis, sedikit asam serta tahan terhadap penyakit layu Fusarium (BPTP
Lampung,2020).Pisang Muli mempunya sisir buah berjumlah 4-8 sisir,buah kecil dan langsing,
panjang 10 cm, berkulit tipis,warna daging putih atau kekuningkuningan, kurang manis dan
agak lembek, daging buah berwarna krem, rasa manis hingga agak kesat, kurang beraroma
(ramlah dkk., 2015).
B.Pengertian respirasi dan pola respirasi pada buah
Respirasi adalah suatu proses biologis yang mana oksigen diserap untuk digunakan
untuk pembakaran (oksidasi), menghasilkan energi serta senyawa berupa karbondioksida dan
air. Substrat yang paling dibutuhkan tanaman untuk respirasi dalam jaringan tanaman berupa
karbohidrat dan asam organik dibandingkan dengan lemak dan protein. Laju respirasi sering
digunakan sebagai indikator laju metabolisme pada produk pertanian. Laju respirasi produk
hortikultura, suhu dan kelembaban juga dipengaruhi oleh komposisi gas, terutama O2 dan CO2
buah klimaterik akan memiliki pola respirasi menurun lalu meningkat secara drastic
(Benyamin, 2002).Respirasi merupakan proses metabolisme biologis yang menggunakan
oksigen untuk memecah senyawa kompleks (seperti karbohidrat, protein, dan lemak) untuk
menghasilkan CO2, air, dan beberapa elektron.Pada umumnya setelah panen, hasil pertanian
terus melakukan respirasi dan proses metabolisme lainnya sampai bahan tersebut rusak
dan kehidupan berhenti (Syarief dan Irawati, 1988).
C.Faktor yang mempengaruhi laju respirasi buah
Beberapa faktor yg bisa mempengaruhi laju respirasi bisa dkategorikan menjadi 2 yaitu
faktor eksternal (faktor lingkungan) dan faktor internal.Faktor lingkungan yaitu temperatur,
komposisi udara & adanya kerusakan mekanik.Faktor tersebut merupakan faktor yang
signifikan dalam meningkatkan kecepatan laju respirasi. Sedangkan faktor internal diantaranya
jenis komoditas (klimaterik atau non-klimaterik) dan kematangan atau taraf umurnya, akan
memilih pola respirasi yg khusus buat setiap jenis buah-buahan maupun sayuran (Nurjanah,
2015).Faktor internal yang semakin tinggi tingkat perkembangan organ maka akan
menghasilkan jumlah CO2 yang semakin banyak begitupun sebaliknya.Komposisi kimia
jaringan mempengaruhi laju respirasi.Buah-buahan yang banyak mengandung karbohidrat
mengakibatkan laju respirasi akan lebih cepat. Pada produk dengan kulit tebal, laju
respirasinya rendah, pada jaringan muda, metabolisme akan lebih aktif daripada pada organ tua
sedangkan yang menghasilkan nilai laju respirasi yang lebih cepat.Sedangkan faktor eksternal
seperti temperature umumnya dapat meningkatkan laju respirasi sebesar 2-2,5 kali lipat untuk
setiap kenaikan suhu 10°C.Kandungan oksigen dalam ruangan harus dipertimbangkan karena
semakin tinggi kandungan oksigen maka semakin cepat laju pernapasan. Konsentrasi CO2 yang
tepat dapat memperpanjang umur simpan buah dan sayuran, karena CO2 menyebabkan kendala
pada proses respirasi pada produk.Kerusakan pada produk harus dihindari karena dapat
menyebabkan luka pada saluran respirasi sehingga memperpendek umur simpan
produk (Pantastico, 1993).

Metodologi Penelitian

Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu buah pisang,Ca(OH)2 0,1N,HCl
0,05N,indikator Fenolftalein 1%,dan NaOH 0,05N.
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu aerator,buret dan statif,chamber/toples
gelas ukuran 3 L,erlenmeyer (250 ml dan 100 ml),penjepit kertas,pipa gelas,pipet gondok (10
ml),selang plastic,timbangan,dan tutup karet berlubang untuk erlenmeyer.

Cara Kerja
Dibersihkan buah dan dibagi menjadi tiga kelompok masing-masing ditimbang ±500
g, kemudian dimasukkan ke dalam toples gelas (3 L) yang dilengkapi dengan tutup yang
dilubangi sebanyak dua lubang berisi selang karet untuk pemasukan dan pengeluaran udara.
Toples ditutup rapat dan selang karet ditutup menggunakan penjepit.Ditempatkan masing-
masing toples pada ruangan dengan suhu yang berbeda, yaitu pada ruang terbuka (suhu ±25
0
C), ruang sejuk ber-AC (suhu ±15 0C), dan refrigerator (suhu ±5 oC) selama 1 jam.Disiapkan
empat buah erlenmeyer bersih, satu buah erlenmeyer diisi dengan larutan Ca(OH)2 jenuh
sebanyak 100 ml dan tiga erlenmeyer lainnya diisi dengan larutan NaOH 0,05 N masing-
masing sebanyak 50 ml, kemudian ditutup dengan karet yang dilengkapi dengan dua lubang
berisi selang karet untuk pemasukan dan pengeluaran udara.Setelah 1 jam,diambil toples dari
ruang penyimpanan, selang udara pada tutupnya dihubungkan dengan selang pada tutup
Erlenmeyer lalu dialirkan udara melalui pompa udara dengan kecepatan alir 1 L/menit selama
4 menit, kemudian selang udara pada toples ditutup kembali dengan penjepit.Udara sebelum
melewati buah terlebih dahulu dilewatkan dalam larutan Ca(OH)2 jenuh pada erlenmeyer A
untuk mengikat CO2 sisa yang mungkin masih ada. Udara yang keluar dari erlenmeyer A
dianggap telah bebas dari CO2 dan kemudian dilewatkan ke dalam toples berisi contoh buah.
Udara yang keluar dari toples ditampung dalam erlenmeyer B yang berisi 50 ml NaOH 0,05 N
yang berfungsi untuk mengikat gas CO2 yang diproduksi oleh buah sebagai hasil
respirasi.Larutan NaOH 0,05 N yang sudah mengikat CO2 ditambahkan indikator fenolftalein
1 % sebanyak 3 tetes, kemudian dititrasi dengan HCl 0,05 N sampai warna merah hilang.Untuk
koreksi dilakukan dengan cara yang sama seperti diatas, tetapi toples tidak diisi contoh buah
(blanko).Laju respirasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Laju respirasi (mg/kg/jam) =

Dibandingkan laju respirasi buah yang sama pada suhu penyimpanan yang berbeda, kemudian
hitung pula nilai temperature quotient-nya (Q10) serta dibandingkan pula dengan data dari
kelompok lain yang melakukan pengujian terhadap jenis buah yang berbeda (klimaterik atau
non klimakterik).
Gambar 1.Skema alat respirasi buah

Analisis Data dan Perhitungan

Dilakukan analisis terhadap data yang diambil dari setiap pengamatan untuk
mendapatkan nilai Laju Respirasi dan Temperature Coefficient (Q10)

Perhitungan
Diketahui =
Bobot buah pisang pada ruang terbuka = 0, 3601 kg
Bobot buah pisang pada ruang sejuk ber-AC = 0, 3102 kg
Bobot buah pisang pada ruang kulkas = 0, 3009 kg
Suhu ruang terbuka = 28°C
Suhu ruang sejuk ber-AC = 16°C
Suhu ruang kulkas = 8°C
Volume titrasi rata-rata ruang terbuka = 9, 25 ml
Volume titrasi rata-rata ruang sejuk ber-AC = 8, 65 ml
Volume titrasi rata-rata ruang kulkas = 9, 1 ml
Volume titrasi blanko = 9, 4 ml
1) Laju respirasi pisang pada ruang terbuka
/0 102345 /0 653758 9 : ;<0 9 => <?@
!" #$%&'( %' #" )* +$(,"- = =
=5157 AB5CD4 4E 9 F247D G2/
H,J H, K /0 9 L,LLMKN 9 JJ,LO 9 K
!" #$%&'( %' #" )* +$(,"- = =
L,MNLO 9 O
S*
!" #$%&'( %' #" )* +$(,"- = 3,26 /! S
-*

2) Laju respirasi pisang pada ruang sejuk ber-AC


/0 102345 /0 653758 9 : ;<0 9 => <?@
!" #$%&'( %' #" )* +$(,"- = =
=5157 AB5CD4 4E 9 F247D G2/
H,J U,NK /0 9 L,LLMKN 9 JJ,LO 9 K
!" #$%&'( %' #" )* +$(,"- = L,MOL 9 O
=
S*
!" #$%&'( %' #" )* +$(,"- = 18,94 /! S
-*
3) Laju respirasi pisang pada ruang kulkas
/0 102345 /0 653758 9 : ;<0 9 => <?@
!" #$%&'( %' #" )* +$(,"- = =
=5157 AB5CD4 4E 9 F247D G2/
H,J H,O /0 9 L,LLMKN 9 JJ,LO 9 K
!" #$%&'( %' #" )* +$(,"- = =
L,MLLH 9 O
S*
!" #$%&'( %' #" )* +$(,"- = 7,81 /! S
-*

4) Temperatur coefficient (Q10) Pisang pada Ruang Terbuka | Ruang sejuk ber-AC
jk
b2GD cdeAfB2ef A2C2 gD8D h lmn
+$S&$( ["($ \]$^^'_'$)[ `10 = =
b2GD cdeAfB2ef A2C2 gD8D i
op jk
OU,HJ /G2/
qp
+$S&$( ["($ \]$^^'_'$)[ `10 = op
jrm@s =
M, N /G2/
qp

+$S&$( ["($ \]$^^'_'$)[ `10 = 0,23

5) Temperatur coefficient (Q10) Pisang pada Ruang sejuk ber-AC | Kulkas


jk
b2GD cdeAfB2ef A2C2 gD8D h lmn
+$S&$( ["($ \]$^^'_'$)[ `10 = b2GD cdeAfB2ef A2C2 gD8D i
=
op jk
t,UO /G2/
qp
+$S&$( ["($ \]$^^'_'$)[ `10 = op
smjr =
OU,HJ /G2/
qp

+$S&$( ["($ \]$^^'_'$)[ `10 = 3,02

6) Temperatur coefficient (Q10) Pisang pada Ruang terbuka | Kulkas


jk
b2GD cdeAfB2ef A2C2 gD8D h lmn
+$S&$( ["($ \]$^^'_'$)[ `10 = =
b2GD cdeAfB2ef A2C2 gD8D i
op jk
t,UO /G2/
qp
+$S&$( ["($ \]$^^'_'$)[ `10 = op
sm@s =
M, N /G2/
qp

+$S&$( ["($ \]$^^'_'$)[ `10 = 0,65

Hasil dan Pembahasan


Hasil
Tabel 1. Berat Awal dan Akhir Buah Rambutan, Jeruk, Pisang, dan Jambu masing-
masing perlakuan
Perlakuan Rambutan Jeruk Pisang Jambu
Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot
Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir
(g) (g) (g) (g) (g) (g) (g) (g)
Ruang 475,09 471,685 557,73 577,06 356,5 334,53 472,29 513,37
Terbuka 5 5 5
Ruang 472,5 473,05 562,07 508,51 352,25 309,80 496,63 522,90
sejuk ber- 5 5
AC
kulkas 473,675 443,155 528,51 547,9 317,1 316,85 476,48 505,7
5 5
Tabel 2. Volume Rata-Rata Hasil Titrasi Buah Rambutan, Jeruk, Pisang, dan Jambu masing-
masing perlakuan
Perlakuan Rata-rata Volume Rata-rata Rata-rata Rata-rata
Titrasi Rambutan Volume Titrasi Volume Titrasi Volume Titrasi
(ml) Jeruk (ml) Pisang (ml) Jambu (ml)
Ruang 8,78 9,425 9,6 9,575
Terbuka

Ruang sejuk 8,60 10,5 9,075 10,225


ber-AC

kulkas 9,13 10,05 9,55 10,025

Tabel 3. Perbandingan Laju Respirasi Buah


Pisang Kelompok 4 dan Pisang Kelompok 6 Pada Suhu yang Berbeda
Laju Respirasi Pisang Kelompok 4 Laju Respirasi Pisang Kelompok 9
Perlakuan (mg/kg/jam) (mg/kg/jam)
Ruang Terbuka
(28°C) 3,263168564 -9,989234911
Ruang sejuk ber-AC
(16°C) 18,94047389 -1,99
kulkas (8°C) 7,810348953 -11,75184518

Tabel 4. Nilai Q10 Buah Pisang Kelompok 4


Perlakuan Q10
Ruang Terbuka |Ruang sejuk ber-AC 0,2309620132
Ruang sejuk ber-AC | Kulkas 3,026220045
Ruang Terbuka | Kulkas 0,646374977

Pembahasan

Gambar 2.Grafik Perbedaan Laju Respirasi Buah Pisang Kelompok 4 dan Kelompok 9 Pada
Suhu yang Berbeda
Berdasarkan hasil pengamatan menunjukan bahwa Laju respirasi pisang pada
kelompok 4 pada perlakuan Ruang ruang (28°C), Ruang sejuk ber-AC (16°C),dan kulkas (8°C)
didapatkan nilai secara berturut-turut sebesar 3,263168564 mg/kg/jam ; 18,94047389
mg/kg/jam ; dan 7,810348953mg/kg/jam.Sedangkan bahwa Laju respirasi pisang pada
kelompok 4 pada perlakuan Ruang ruang (28°C), Ruang sejuk ber-AC (16°C),dan kulkas (8°C)
didapatkan nilai secara berturut-turut sebesar -9,989234911 mg/kg/jam ; -1,99 mg/kg/jam ; dan
-11,75184518 mg/kg/jam.Hal tersebut menunjukan bahwa perlakuan Ruang sejuk ber-AC
(16°C) pada kelompok 4 dan kelompok 9 menghasilkan laju respirasi yang tinggi dibandingkan
dengan perlakuan lainnya. Respirasi merupakan proses redoks yang bersifat oksidasi yang
melibatkan diambilnya oksigen (O2) yang berfungsi untuk mengurai senyawa-senyawa organic
menjadi senyawa karbondioksida (CO2),air (H2O) serta energy.Proses redoks yang terjadi
melibatkan substrat dioksida yang diubah menjadi karbondioksida (CO2) sedangkan yang
terjadi pada O2 digunakan sebagai oksidator yang mengalami reduksi yang menghasilkan
senyawa air (H2O) (Rakatika & Hernawati,2014).Buah pisang merupakan kelompok buah
klimaterik yang memiliki peningkatan laju respirasi pada saat fase pematangan walaupun sudah
dalam keadaan dipetik.Hal tersebut disebabkan karena pada buah pisang terdapat kandungan
gas etilen endogen yang lebih banyak dibandingkan dengan buah non klimaterik
(Sari,2011).Pengaruh perbedaan suhu didukung oleh Dafri dkk (2018) yang menyatakan bahwa
faktor selain pemberian gas etilen dengan membuat buah pisang menjadi luka terdapat
pengaruh lain yaitu temperature.Keadaan temperature yang rendah akan menghambat
pertumbuhan etilen yang dihasilkan pada pisang sehingga pisang akan tahan lebih lama
terhadap pematangan.Selain itu,tepertaure yang rendah akan memperlambat proses
metabolisme pada pisang Hal tersebut tidak didukung oleh hasil pengamatan pada praktikum
ini yang mana nilai laju respirasi yang tinggi terdapat pada temperature yang bersuhu rendah
tidak pada temperature yang bersuhu tinggi.Terdapat faktor yang mengakibatkan hal tersebut
seperti yang dinyatakan oleh Utama (2001) yang menyatakan bahwa pada suhu rendah dapat
merusak buah pisang yang menyebabkan terdapatnya penurunan kualitas buah pisang dilihat
dari kulit pisang yang mengakibatkan kandungan etilen yang ada pada permukaan buah pisang
akan keluar lebih cepat dari yang seharusnya,masuknya mikroorganisme pada alat sehingga
menimbulkan kerusakan pada pisang serta durasi waktu proses percobaan yang kurang.

Gambar 3.Grafik Perbandingan Laju Respirasi Pada Suhu Ruang Pada Buah Klimaterik
yaitu Pisang dan Jambu Kristal dan Buah Non Klimaterik yaitu Rambutan dan Jeruk
Berdasarkan hasil pengamatan menunjukan bahwa Laju respirasi
jeruk,rambutan,pisang,dan jambu Kristal pada perlakuan Ruang ruang (28°C) didapatkan nilai
secara berturut-turut sebesar -3,763345504 mg/kg/jam ; -0,38015 mg/kg/jam ; -3,365
mg/kg/jam; dan -3,017783037 mg/kg/jam.Hal trsebut menunjukan bahwa pada buah jambu
Kristal memiliki nilai laju respirasi yang tinggi diikuti dengan buah pisang,jeruk,dan
rambutan.Hal tersebut didukung oleh Soesiladi dkk (2016) yang menyatakan bahwa jambu
Kristal merupakan buah klimaterik yang menyebabkan nilai laju respirasi akan meningkat
tajam pada saat fase senescnene.Sejalan dengan Sari (2011) menyatakan bahwa buah pisang
termasuk dalam buah klimaterik yang akan mengalami pematangan yang lebih cepat walaupun
sudah dipetik.Sedangkan buah rambutan dan jeruk merupakan kelompok buah non-klimateriik
yang tidak dipengaruhi oleh respirasi pada saat proses pematangan (Nurjanah,2015).Faktor
yang dapat mempengaruhi nilai respirasi seperti faktor eksternal (temperature,komposisi
udara,dan adanya kerusakan mekanik) serta faktor internal (jenis komoditas dan umur buah)
(Mendoza,2016). Buah klimaterik merupakan buah yang mengalami laju respirasi yang tinggi
pada saat fase senescene.Hal tersebut dikarenakan pada buah klimaterik memiliki senyawa
etilen endogen yang dihasilkan pada saat pematangan,sedangkan pada buah non klimaterik
pengaruh adanya etilen tidak akan berpengaruh terhadap percepatan proses pematanga
(Sari,2011).Hal tersebut mendukung hasil pengamatan yang mana pada buah klimaterik yaitu
pisang dan jambu krital memiliki nilai laju respirasi yang lebih tinggi dibandingkan buah yang
non-klimaterik yaitu jeruk dan rambutan.Pada prakikum ini dilakukan perlakuan suhu ruang
sebesar (28°C) yang merupakan suhu yang cukup (tidak terlalu tinggi maupun tidak terlalu
rendah).Menurut Soesiladi (2016) menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
temperature dengan nilai laju respirasi.Semakin tinggi maka akan menghasilkan nilai laju
respirasi yang tinggi yang mengakibatkan akan berinteraksi dengan O2 sehingga akan
menghasilkan CO2 serta energy yang mengakibatkan pada buah klimaterik energi ditandai
dengan pematangan yang lebih cepat daripada yang seharusnya.Sedangkan pada buah non
klimaterik tidak akan merespon temperature yang tinggi sehingga sedikit sekali menimbukan
reaksi dengan O2 yang mengakibatkan terjadinya penghasilan energi.
Berdasarkan hasil pengamatan nilai Q10 pada perlakuakan Ruang Terbuka |Ruang
sejuk ber-AC ; Ruang sejuk ber-AC | Kulkas ;dan Ruang Terbuka | Kulkas menghasilkan nilai
Q10 secara berturut-turut sebesar 0,2309620132 ; 3,026220045 ; dan 0,646374977.Hal
tersebut menunjukan bahwa pada perlakuan Ruang sejuk ber-AC | Kulkas menghasilkan nilai
laju respirasi yang tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Temperature merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi nilai laju respirasi.Salah satu perhitungan yang dapat
dilakukan yaitu aturan Van’ Hoff yang menyatakan bahwa kecepatan reaksi salah satunya
disebabkan oleh respirasi,yang akan meningkat pada peningkatan suhu 10o C.Hal tersebut tidak
didukung oleh hasil pengamatan yang mana pada temperature rendah yang seharusnya
menghasilkan nilai laju respirasi yang lambat daripada nilai laju respirasi pada temperature
yang tinggi (Sutrisno dkk,2007).

Kesimpulan
1. Pengukuran respirasi pada Pisang (Musa paradisiaca L.) dapat dilakukan dengan cara
menggunakan chamber yang ditutup lalu dihubungkan dengan larutan Ca(OH)2 dan NaOH
serta dialirkan udara melalui aerator dilanjutkan dengan penyimpanan perbedaan
perlakuan temperatur.
2. Laju respirasi buah klimakterik yaitu Pisang dan Jambu Kristal dan non-klimaterik
yaitu Jeruk dan Rambutan secara beturut-turut menghasilkan nilai sebesar; -3,4
mg/kg/jam; -3,08 mg/kg/jam; -3,76 mg/kg/jam; dan -0,38 mg/kg/jam.
3. Laju respirasi pisang pada kelompok 4 pada perlakuan Ruang ruang (28°C), Ruang
sejuk ber-AC (16°C), dan kulkas (8°C) didapatkan nilai secara berturut-turut sebesar 3,26
mg/kg/jam; 18,94 mg/kg/jam; dan 7,81 mg/kg/jam. Sedangkan bahwa Laju respirasi
pisang pada kelompok 9 pada perlakuan Ruang ruang (28°C), Ruang sejuk ber-AC (16°C),
dan kulkas (8°C) didapatkan nilai secara berturut-turut sebesar -9,99 mg/kg/jam ; -1,99
mg/kg/jam ; dan -11,75 mg/kg/jam

Daftar Pustaka

Ahenkora K. M., A. Kye, K. Marfo, B. Banful.(1997).”Nutritional Composition of False Horn


Apantu Pa Plantain During Ripening and Processing”. Afr. Crop Sci. J. 5(2): 243-248.
Belay, Z.A., O.J. Caleb, and U.L. Opara.(2016).”Modelling Approaches for Designing and
Evaluating the performance of Modified Atmosphere Packaging (MAP) Systems for
Fresh Produce: A Review”. Food Packaging and Shelf Life, 10:1–1.
Benyamin, Lakitan. (2002). Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Grafindo Persada: Jakarta.
Daniells,J.,Karamura,D.,Jenny, C., Lescot& Tomekpe, K. (2001). Musalogue: A Catalogue
of Musa Germplasm, Diversity in the Genus Musa.Montpellier:INIBAP.
Dafri.M.,Ratiningsih,R.,Hajar.(2018).Penanganan Produksi Buah Pisang Pasca Panen Melalui
Model Pengendalian Gas Etilen.Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan,15(2):173-187.
Hapsari,L.(2015).”GenomeIdentificationofBananas(Musa L.) from East Java Indonesia A
ssessedwithPCRRFLP of The Internal TranscribedSpacer Nuclear Ribosomal DNA”.
International Journal of Biosciences,7(3): 42-52.
[Kementan] Kementerian Pertanian.(1995). Produksi Pisang Menurut Provinsi, 2011- 2015.
http://www.pertanian.go.id/Data5ta hun/pdf-HORTI2016/2.2 Produksi%20Pi sang.pdf.
[14 Februari 2022].
Kuntarsih, S.(2012). Pedoman Penanganan Pascapanen Pisang.Jakarta: Direktorat Budidaya
dan Pascapanen Buah Kementerian Pertanian.
Mendoza R., Castellanos DA Garcia JC, Vargas JC, Herrera AO.(2016).”Ethyleneproduction,
Respiration and Gas Exchange Modelling in Modified Atmospherepackaging For
Banana Fruits”. Int. J. Food Sci. Technol,51:777–788.
Nurjannah. (2015). “Kajian Laju Respirasi Dan Produksi Etilen Sebagai Dasar Penentuan
Waktu Simpan Sayuran Dan Buah-Buahan”. Jurnal Bionatura, 4(3) : 148-156.
Pantastico, E.B. (1993). Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah - Buahan
dan Sayuran Tropika dan Subtropika.
Rakatika,R.R.,Hernawati,D.(2014).”Perbedaan Konsumsi Oksigen (O2) pada Proses Respirasi
Kecambah”.Penelitian Internal,1(2):1-7.
Sari. Nova.(2011).Kandungan Gizi Pisang (Musa Paradisiaca L) Berdasarkan Degradasi
warna kulit.Padang:Andalas Press.
Sutrisno.(2002).”Pengendalian Respirasi untuk mempertahankan Mutu Pasca Panen Produk
Segar Hortikultura”.Jurnal Keteknikan Pertanian,21(3),213-224.
SuyantidanA.Supriyadi.(2008).Pisang,Budidaya,Pengelolahan,danProspekPasar.Jakarta:Pen
ebar Swadaya.
Syarief, R dan A.Irawati.(1988). Pengetahuan Bahan Untuk Industri Pertanian.
Valmayor,R.V.,Jamaluddin,S.H.,Silayoi,B.,Danh,L.D., Pascua, O.C.& Espino, R.R.C. (20
02). Banana Cultivar Names And Synonyms In Southeast Asia. Los Banos:INIBAP.
Utama. I Made Supartha.Penanganan Pascapanen Buah Dan Sayuran Segar.Bali:Udayana
Press.

Lampiran
Tabel 5. Dokumentasi Praktikum Modul 3
Perlakuan Dokumentasi
Suhu Ruang

Gambar 4. Percobaan Respirasi Buah pada Suhu Ruang


(Sumber: Dokumentasi Kelompok 4, 2022)

Suhu Sejuk ber-AC

Gambar 5. Percobaan Respirasi Buah pada Suhu Sejuk


ber-AC
(Sumber: Dokumentasi Kelompok 4, 2022)
Suhu Refrigerator

Gambar 6. Percobaan Respirasi Buah pada Suhu


Refrigerator
(Sumber: Dokumentasi Kelompok 4, 2022)

Tabel 6. Dokumentasi Modul 3


Dokumentasi Keterangan
Penimbangan buah pisang pada
timbangan analitik untuk suhu
ruang terbuka

Gambar 7. Penimbangan Berat Buah Pisang untuk


Suhu Ruang Terbuka
(Sumber: Dokumentasi Kelompok 4, 2022)

Penimbangan buah pisang pada


timbangan analitik untuk suhu
ruang sejuk ber-AC

Gambar 8.Penimbangan Berat Buah Pisang untuk


Suhu Ruang Sejuk ber-AC
(Sumber: Dokumentasi Kelompok 4, 2022)
Penimbangan buah pisang pada
timbangan analitik untuk suhu
refrigerator

Gambar 9.Penimbangan Berat Buah Pisang untuk


Suhu Refrigerator
(Sumber: Dokumentasi Kelompok 4, 2022)
Tempat menyimpan chamber
berisi buah pisang pada suhu
refrigerator

Gambar 10.Chamber Berisi Buah Pisang Ditempatkan


pada Suhu Refrigerator
(Sumber: Dokumentasi Kelompok 4, 2022)

Tempat menyimpan chamber


berisi buah pisang pada suhu
ruang terbuka

Gambar 11. Chamber Berisi Buah Pisang


Ditempatkan pada Suhu Ruang Terbuka
(Sumber: Dokumentasi Kelompok 4, 2022)
Sebelum titrasi dilakukan terlihat
larutan berwarna ungu gelap

Gambar 12.Hasil Sebelum Titrasi


(Sumber: Dokumentasi Kelompok 4, 2022)

Setelah titrasi dilakukan terlihat


larutan berubah warna menjadi
bening

Gambar 13.Hasil Setelah Titrasi


(Sumber: Dokumentasi Kelompok 4, 2022)

You might also like