You are on page 1of 47

DERMATITIS KONTAK

Fanny Iskandar
Dermatitis Kontak :
dermatitis yg
disebabkan oleh
bahan/substansi
yg menempel pada
kulit
Pembagian DK
Jenis :

1. DKI : 🡪 reaksi peradangan kulit


non-imunologik🡪 kerusakan kulit terjadi
langsung TANPA didahului proses sensitisasi/
pengenalan.

2. DKA : 🡪 terjadi pada seseorang yg telah


mengalami SENSITISASI terhadap suatu
alergen./bahan penyebab.
Dermatitis Kontak
Alergi (DKA).
DKA
Dermatitis atau peradangan kulit yg timbul
setelah kontak dgn alergen melalui proses
sensitisasi .
DKA :

DKA merupakan Dermatitis Kontak karena


sensitisasi alergen terhadap substansi yg beraneka
ragam yg menyebabkan reaksi peradangan pada
kulit. hipersensitisasi thd alergen sbg suatu akibat
dari pajanan sebelumnya.
Etiologi DKA

bahan kimia sederhana dgn


BM < 1000 Dalton 🡪 hapten
sifat lipofilik, sangat reaktif, dapat
menembus stratum korneum.

Faktor berpengaruh :
luas daerah yg terkena,
lama pajanan, potensi sensitisasi
alergen, faktor individu.
PATOGENESIS

Mekanisme terjadi kelainan kulit pada DKA adalah


mengikuti respon imun yg diperantarai oleh sel
(CMI respons) 🡪 Reaksi imunologik tipe IV = DTH
= reaksi hipersensitifitas tipe lambat/tunda.
Reaksi melalui 2 fase :
1. fase sensitisasi
2. fase elisitasi.

Hanya individu yg telah mengalami sensitisasi,


yang dapat menderita DKA.
Fase Sensitisasi (2- 3 minggu)
Hapten masuk ke epidermis
ditangkap oleh sel Langerhans🡪
diproses oleh enzim lisosom atau
sitosol , dikonyugasikan pada
molekul HLA-DR menjadi antigen
lengkap.
Keratinosit terpajan oleh hapten,
keratinosit akan melepaskan IL-1 yg
akan mengaktifkan sel Langerhans &
mampu menstimulasi sel-T.
-Keratinosit melepaskan TNF-α yg dapat
mengaktivasi sel-T, makrofag &
granulosit.
-Di dalam kelenjar limfe, sel Langerhans
mempresentasikan kompleks antigen
HLA-DR kepada sel-T penolong spesifik, yi
: sel-T yg mengekspresikan molekul CD4
yg dapat mengenali HLA-DR yg
dipresentasikan oleh sel Langerhans, &
kompleks reseptor sel T-CD3 yg
mengenali antigen yg telah diproses.
Fase Elisitasi (24-48 jam)
Fase kedua (elisitasi) : hipersensitivitas tipe lambat
(DTH) , terjdi pada pajanan ulang alergen (hapten).
Seperti pada fase sensitisasi , hapten akan
ditangkap oleh sel Langerhans & diproses menjadi
antigen., diikat oleh HLA-DR kmd diekspresikan di
permukaan sel. Selanjutnya kompleks
HLA-DR-antigen akan dipresentasikan kpd sel-T
yg telah tersensitisasi (sel-T memori) baik di kulit
maupun di kelenjar limfe shg terjadi proses aktivasi.
GEJALA KLINIS
Keluhan : Gatal.
Kelainan kulit bergantung pada
keparahan dermatitis & lokasinya.
Akut : mulai dgn bercak eritematosa,batas
tegas,🡪 diikuti edema, papulovesikel,
vesikel atau bula.Vesikel atau bula dapat
pecah 🡪 Erosi & eksudasi (basah).
DKA akut :
kelopak mata,
penis, skrotum
Eritema & edema lebih dominan.

DKA kronis :
Kulit kering, skuama,
papul, likenifikasi, mungkin fisura,
batasnya tidak tegas.
SULIT DIBEDAKAN dgn DKI kronis.
LOKASI terjadinya DKA

▪ Tangan 🡪 Peny.kulit akibat kerja : 1/3 atau


lebih mengenai tangan. Riwayat atopi
penderita.
Pekerjaan yg basah (wet work) : mencuci
pakaian, pekerja salon 🡪angka kejadian lebih
tinggi.
Etiologi : sangat kompleks, krn banyak
faktor yg berperan disamping atopi.
Contoh bahan : deterjen, antiseptik,semen,
pestisida, getah sayuran.
Lengan : jam tangan (nikel),
sarung tangan karet, debu semen,
Ketiak : deodoran.
Wajah : bahan kosmetik,
aero-alergen, tangkai kacamata
(nikel).
Bibir : lipstik, pasta gigi.
Telinga : anting, jepit telinga,
cat rambut.
Genitalia : pembalut wanita,
DIAGNOSIS
didasarkan atas anamnesis yg cermat &

Pemeriksaan klinis yg teliti .


Pertanyaan mengenai Kontaktan yg dicurigai
berdasarkan kelainan kulit yg ditemukan; mis. :
Kelainan kulit ukuran numular, disekitar umbilikus,
hiperpigmentasi, likenifikasi , papul, erosi🡪 perlu
ditanyakan :apakah pend. memakai kancing celana atau
kepala ikat pinggang yg terbuat dari logam (nikel).
Data yg berasal dari anamnesis ,:

Riwayat pekerjaan, hobi,


Obat topikal yg pernah digunakan,
obat sistemik, kosmetika,
riwayat atopi baik yg bersangkutan
maupun keluarganya.
Pemeriksaan fisis : sangat penting, krn dgn melihat
lokasi 🡪 dapat diketahui kemungkinan
penyebabnya.
Ketiak 🡪 deodoran
Pergelangan tangan 🡪 Jam tangan.
Kaki 🡪 sepatu / sandal.
.
DIAGNOSIS BANDING / DD
Sering tidak menunjukkan
gambaran morfologik yg khas, dapat
menyerupai : Dermatitis atopik, Dermatitis
numularis, Dermatitis seboroik.

Diagnosis banding yg terutama : DKI


Diperlukan Uji Tempel / Patch test.
.
• Uji Tempel :
• Punggung
• Antigen standar : Finn Chamber System
Kit & T.R.U.E test 🡪 Amerika.
• Antigen bukan standar 🡪 bahan kimia
murni, bahan campuran yg berasal dari
rumah, lingkungan kerja.
• Hal-hal yg harus diperhatikan :
Dermatitis harus sudah tenang
(sembuh),
• Tes dilakukan sekurang-kurangnya satu
minggu setelah pemakaian kortikosteroid
sistemik dihentikan.
• Uji tempel dibuka setelah dua hari 🡪 dibaca.
Pembacaan kedua setelah hari ketiga & 🡪 hari
ketujuh setelah aplikasi.
• Penderita dilarang melakukan aktivitas yg
menyebabkan uji tempel menjadi longgar🡪hasil
negatif palsu.
• Jangan dilakukan pada penderita yg mempunyai
riwayat immediate urticarial type 🡪 Reaksi
anafilaksis
PENGOBATAN :
Upaya pencegahan pajanan ulang dgn alergen
penyebab.

Kortikosteroid jangka pendek utk atasi


peradangan pada DKA akut, yg ditandai dgn
eritema, edema, vesikel atau bula, eksudatif
(madidans), misalnya : prednison 30 mg/ hari.

Topikal : kompres dgn larutan garam faal; atau


pemberian kortikosteroid secara topikal.
PROGNOSIS :
umumnya baik, bila bahan penyebab
dapat dihindari.
Prognosis kurang baik dan menjadi kronis , bila
terjadi bersamaan dgn dermatitis oleh faktor
endogen (Dermatitis atopik, dermatitis
numularis, atau psoriasis ; atau sulit menghindari
alergen penyebab, mis. Pekerjaan tertentu ,
atau yg terdapat di lingkungan pasien.
Dermatitis Kontak Iritan (DKI)
DKI dapat dialami oleh semua
orang, gol.umur, ras & jenis
kelamin. Jumlah orang yg
mengalami DKI diperkirakan
cukup banyak, terutama yg
berhubungan dgn pekerjaan
(DKI akibat kerja), namun angka
tepat sulit diketahui.
DERMATITIS KONTAK IRITAN
(DKI)
DKI dapat dialami oleh semua orang,
gol.umur, ras & jenis kelamin. Jumlah
orang yg mengalami DKI diperkirakan
cukup banyak, terutama yg berhubungan
dgn pekerjaan (DKI akibat kerja), namun
angka tepat sulit diketahui.
ETIOLOGI
* Bahan yg bersifat iritan : deterjen,
bahan pelarut, minyak pelumas,,
asam, alkali, serbuk kayu.
* Ukuran molekul, daya larut,
konsentrasi bahan ; lama kontak,
terus menerus atau berselang, oklusi.
PATOGENESIS
Kelainan kulit terjadi akibat kerusakan sel
secara kimiawi atau fisis.

Bahan iritan merusak lapisan tanduk, denaturasi


keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, &
mengubah daya ikat kulit terhadap air.

Kebanyakan bahan iritan (toksin) merusak membran


lemak (lipid membrane) keratinosit, namun sebagian
dapat menembus membran sel & merusak lisosom,
mitokondria, atau komponen inti.
Kerusakan membran mengaktifkan fosfolipase
& melepaskan asam arakidonat (AA), DAG, PAF
& IP3. AA diubah menjadi prostaglandin (PG)
& Leukotrien (LT). PG & LT menginduksi
vasodilatasi, & meningkatkan permeabilitas
vaskular shg mempermudah transudasi
pengeluaran komplemen & kinin. PG & LT
juga bertindak sbg kemoatraktan kuat utk
limfosit & neutrofil, serta mengaktivasi sel
mast utk melepaskan histamin, LT & PG lain &
PAF, shg terjadi perubahan vaskular.
-Pada kontak dgn iritan, keratinosit juga
melepaskan TNF-α , suatu sitokin proinflamasi
yg dpt mengaktivasi sel-T, makrofag, &
granulosit, menginduksi ekspresi molekul adesi
sel & pelepasan sitokin.

-Rentetan kejadian tsb mengakibatkan gejala


peradangan klasik di tempat terjadinya kontak
dgn kelainan berupa eritema, edema,panas,
nyeri , bila iritan kuat.
Bahan iritan lemah akan mengakibatkan
kelainan kulit setelah kontak berulang kali, yg
dimulai dgn kerusakan stratum korneum oleh
karena delipidasi menyebabkan desikasi shg
kulit kehilangan fungsi sawarnya. Hal tsb akan
mempermudah kerusakan sel di lapisan kulit
yg lebih dalam.
Gejala Klinis

Gejala Klinis
Iritan kuat 🡪 gejala akut .

Iritan lemah 🡪 gejala kronis


DKI akut
DKI akut
Luka bakar oleh bahan kimia.
Penyebab : iritan kuat, mis.: larutan asam
sulfat & asam hidroklorid ;
atau basa kuat, mis.: Natrium & Kalium
hidroksida.
Biasanya terjadi karena kecelakaan di tempat
kerja & reaksi segera timbul.
Intensitas reaksi sebanding dengan
konsentrasi dan lama kontak, serta reaksi
terbatas hanya pada tempat kontak.
DKI akut
Kulit terasa pedih, panas, rasa terbakar.
Kelainan kulit : eritema, edema, bulla, mgkn
nekrosis. Tepi berbatas tegas & umumnya
asimetris.
Luka bakar oleh bahan kimia juga termasuk
dermatitis kontak iritan akut.
DKI akut Lambat
- Gambaran klinis & gejala
sama dengan DKI akut, tetapi baru terjadi
8 – 24 jam setelah berkontak.

- Dermatitis venenata : dermatitis yg disebabkan


oleh bulu serangga ; Keluhan dirasakan pedih
keesokan harinya,
gejala awal : eritema,🡪 vesikel🡪 nekrosis.

-Bahan iritan : podofilin, antralin, tretinoin.


DKI kronik kumulatif
paling sering terjadi.
Penyebab: kontak berulang-ulang dgn iritan
lemah. mis. : deterjen, sabun, pelarut, tanah,
bahkan air. Faktor fisis :mis. : gesekan,
kelembaban rendah, panas atau dingin, trauma
mikro. Kelainan baru nyata setelah kontak
berminggu-minggu, atau bulan bahkan
bertahun-tahun kemudian, sehingga waktu &
rentetan kontak merupakan faktor penting.
Gejala klasik
kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit
tebal (hiperkeratosis) dgn likenifikasi, difus.

Bila kontak terus berlangsung, akhirnya kulit


dapat retak spt luka iris (fisura), mis.: kulit tumit
pencuci yg mengalami kontak terus menerus dgn
deterjen. Keluhan : gatal atau nyeri krn kulit retak
(fisura).

Pekerjaan beresiko tinggi : pencuci, kuli


bangunan, montir, juru masak, penata rambut,
tukang kebun .
Diagnosis

Anamnesis yg cermat & pengamatan


gambaran klinis .

DKI akut lebih mudah diketahui, krn muncul


lebih cepat, shg penderita umumnya masih
ingat apa yg menjadi penyebabnya.
Sebaliknya , DKI kronis lebih lambat, variasi
gambaran klinis yg luas, sehingga SULIT
dibedakan dgn DKAlergik 🡪 diperlukan UJI
TEMPEL dgn bahan yg dicurigai .
PENGOBATAN

-Menghindari pajanan bahan


iritan & menyingkirkan faktor yg
memperberat.

-Kortikosteroid topikal potensi


kuat.
-Pemakaian alat pelindung diri.
THANK YOU

You might also like