Professional Documents
Culture Documents
Program Kewirausahaan
Program Kewirausahaan
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus memiliki lima
dimensi kompetensi minimal yaitu: kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan,
supervisi, dan sosial. Kepala sekolah/madrasah adalah guru yang diberi tugas tambahan sebagai
kepala sekolah/madrasah sehingga ia pun harus memiliki kompetensi yang disyaratkan memiliki
kompetensi guru yaitu: kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Salah satu
indikator kompetensi profesional adalah kompetensi pengembangan profesi.Satu di antara
pengembangan profesi adalah kemampuan dalam bidang penelitian dan pengembangan.
Sehingga kepala sekolah dalam bekerja sudah seharusnya mengaplikasikan dan memahami
bagaimana membuat proposal yang baik, selanjutnya melakukan dan melaporkan hasil usulan
proposalnya, yang terkadang pada tahap pelaksanaannya masih belum sesuai dengan apa yang
diharapkan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka program Kewirausahaan MA Yayasan Islam
Rajamandala ini dibuat. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka upaya untuk meningkatkan
kompetensi kepala sekolah/madrasah telah dilakukan melalui berbagai strategi. Sampai saat ini
konsep kewirausahaan masih terus berkembang.
Selanjutnya ditegaskan di dalam Permendikbud nomor 6 tahun 2018 tentang Penugasan
Guru sebagai Kepala Sekolah dalam pasal 15 ayat 1 disebutkan bahwa beban kerja kepala
sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok menajerial, pengembangan kewirausahaan
dan supervisi guru dan tenaga kependidikan dan dalam ayat 2 di sebutkan bahwa beban kerja
kepala sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk mengembangkan sekolah
dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan 8 (delapan) standar nasional pendidikan.
Berdasarkan peraturan tersebut di atas, kepala sekolah mempunyai tugas untuk
mengadakan pengembangan kewirausahaan terhadap delapan standar yang ada di sekolah yang
dipimpinnya dengan memperkuat jiwa kewirausahaannya untuk menciptakan inovasi, bekerja
keras, memiliki motivasi yang kuat, pantang menyerah, dan memiliki naluri kewirausahaan.
Naluri atau jiwa kewirausahaan kepala sekolah tersebut sangat berguna untuk
pengembangan sekolah secara optimal sehingga dapat mengatasi permasalahan-permasalahan
yang muncul dan akan bermuara kepada peningkatan kualitas sekolah yang dipimpin. Selain itu,
jiwa kewirausahaan yang kuat dari kepala sekolah sangat bermanfaat dalam pelaksanaan
kurikulum 2013 yang utuh serta pengembangan sekolah dalam menghadapi era digital dan era
industri yang sedang berlangsung.
Kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan
sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan
berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.
Seseorang yang memiliki karakter wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah
dicapainya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam
mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Norman M.
Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5), “An entrepreneur is one who creates a new
business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by
identifying opportunities and asembling the necessary resources to capitalze on those
opportunities”. Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan
menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang
dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki
sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara
kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang wirausaha
adalah orang-orang yang memiliki karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat
kewirausahaan dalam hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-orang yang
memiliki jiwa kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya.
Dari beberapa konsep di atas menunjukkan seolah-olah kewirausahaan identik dengan
kemampuan para wirausaha dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya,
kewirausahaan tidak selalu identik dengan karakter wirausaha semata, karena karakter
wirausaha kemungkinan juga dimiliki oleh seorang yang bukan wirausaha. Wirausaha
mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman
Soemahamidjaja, 1980). Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan
inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan
peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997).
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani
mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua
fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan.
Pengembangan jiwa kewirausahaan dapat dilakukan beberapa kegiatan diantaranya
adalah: Mengidentikasi perilaku inovatif; mengidentifikasi perilaku kerja keras; mengidentifikasi
motivasi yang kuat; mengidentifikasi perilaku pantang menyerah; dan mengidentifikasi naluri
kewirausahaan. Kegiatan mengidentifikasi perilaku kewirausahaan tersebut bermanfaat untuk
melihat kekuatan jiwa kewirausahaan kepala sekolah agar dapat memenuhi kompetensi
kewirausahaan kepala sekolah sesuai dengan aturan yang di tetapkan. Kegiatan yang dilakukan
untuk pengembangan program kewirausahaan adalah mengidentifikasi program inovatif,
program perilaku kerja keras, program motivasi yang kuat, program pantang menyerah yang
sudah dikembangkan dan yang belum di kembangkan di sekolah.
Program kewirausahaan yang sudah dikembangakan dapat bermanfaat untuk menjadi
dasar membuat program pegembangan kewirausahaan selanjutnya dan program pengembangan
kewirausahaan yang belum dilaksankaan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
melaksankaan program kewirausahaan selanjutnya setelah melalui kegiatan analisis.
Langkah yang perlu dilakukan untuk mengembangkan program kewirausahaan di sekolah
diantaranya adalah dengan memperkuat jiwa kewirausahaan dan pengembangan program
kewirausahaan di sekolah.
Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai
tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan
berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat
diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:
Pengembangan teknologi baru (developing new technology)
Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)
Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or
services)
Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak
dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more goods
and services with fewer resources)
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2010
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 SMA/MA
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstra Wajib Pramuka pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 20 tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Kelulusan
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 tahun 2016 tentang
Standar Isi
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2018 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal
16. Peraturan Menteri Pendidikan nomor 158 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
17. Rencana Kegiatan Jangka Menengah dan Anggaran Sekolah (RKAS) SMA Negeri
Mojoagung tahun Pelajaran 2022/2023.
”Terbinanya kader umat yang berkualitas, cerdas, rasional, maju, sehat, beriman dan
bertakwa serta berakhlakul karimah, bermanfaat bagi Agama, Bangsa dan Negara”.
2. Indikator Visi
Misi Sekolah :
1. Mengembangkan pendidikan yang berkualitas dan Islami
2. Meningkatkan mutu atau kualitas pendidik bagi peserta didik dengan cara peningkatan
disiplin tenaga pendidik
3. Menyelenggarakan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang interaktif, inisiatif dan
kondusif.
4. Memberikan motivasi kepada peserta didik untuk belajar mandiri, kreatif dan memiliki rasa
ingin tahu
5. Mengintergrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) didalam pembelajaran.
Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong
royong, dan integritas
6. Membimbing Peserta didik untuk memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif,
metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi
(Higher Order of Thinking Skill (HOTS) )
7. Mewujudkan Gerakan Literasi Madrasah yaitu kemampuan mengakses, memahami, dan
menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca,
melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara.
8. Melaksanakan bimbingan/pengayaan bagi siswa-siswa dalam rangka menghadapi ujian
akhir dan memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi (perguruan tinggi).
9. Melaksanakan Kegiatan Pengabdian Masyarakat bagi Peserta Didik sebagai bentuk
pengimplementasian ilmu dan juga semangat mengabdi yang tinggi.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan program pengembangan kewirausahaan tahun 2022-2023 di MA Yayasan
Islam Rajamandala adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan disiplin dalam beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Memberi wadah dan fasilitas pada pengembangan minat peserta didik dalam kegiatan
Kewirausahaan
3. Meningkatkan kemampuan Sumber daya peserta didik, Guru dan Karyawan dalam
Pengelolaan Kegiatan Kewirausahaan.
4. Mendukung pengembangan dan pembelajaran berbasis enterprenership khususnya pada
pembelajaran PKWU (Prakarya dan Kewirausahaan)
5. Mendukung pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan dan literasi, dengan mewujudkan
lingkungan sekolah yang sehat, aman, nyaman, tertib, rapi, indah, dan menyenangkan
sehingga situasi belajar menjadi kondusif demi peningkatan kualitas pembelajaran yang sesuai
dengan perkembangan jaman
6. Menjaga dan melestarikan fungsi lingkungan, mencegah pencemaran dan kerusakan
lingkungan
7. Menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai, prasarana, media dan fasilitas lain yang
berkaitan dengan kewirausahaan serta PBM khususnya PKWU di sekolah
C. Manfaat
Manfaat yang dapat dirasakan dari terlaksanakannya rencana ini sebagai berikut:
1. Bagi Siswa:
a. Mempersiapkan siswa menjadi entrepreneur yang kreatif dan inovatif dalam berusaha
b. Menumbuhkan minat peserta didik dalam kegiatan kewirausahaan.
2. Bagi Guru:
a. Bahan acuan bagi guru mata pelajaran untuk menanamkan sikap entrepreneur di sekolah
yang sesuai dengan karakter siswa di MA Yayasan Islam Rajamandala
3. Bagi Sekolah:
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi sekolah untuk tetap memantapakan program
penanaman sikap entrepreneur untuk menuju hasil yang lebih baik.
b. Meningkatkan pembelajaran berbasis enterprenership pada lingkungan sekolah
khususnya dalam pembelajaran PKWU.
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS SWOT
H. Identifikasi Sasaran
Faktor Internal:
1. Pembinaan meliputi; pemberdayaan siswa, instruktur, minat dan bakat siswa,
kedisiplinan. Metode mengajar, penggunaan waktu, minat guru/ instruktur
2. Ketenagaan meliputi; jumlah instruktur, pembantu pelaksana
3. Hubungan kerjasama, hubungan sekolah–orang tua/ wali murid/ masyarakat
internasional
4. Kesempatan mengikuti lomba
5. Kesempatan pameran atau event sekolah
6. Buku-bukudan sumber belajar program
Faktor Eksternal:
1. Kesiapan siswa, motivasi orang tua dan lingkungan sosial sekolah.
2. Ketenagaan yang meliputi, pengalaman intruktur, kedisiplinan, diklat pembimbing
3. Sarana dan prasarana, meliputi dukungan orang tua dan kerja sama
4. Kerjasama dengan sekolah lain /negara lain, kerjasama dengan instansi terkait
5. Kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat
6. Ada Event yang diselenggarakan dinas pendidikan atau dinas lingkungan hidup
ataupun dari dinas terkait
I. Analisis SWOT
Sasaran 1 : Mengembangkan dan Kolaboratif Kegiatan Belajar Mengajar
Berbasis Kewirausahaan.
Sasaran 2 : Menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam kegiatan umum kewirausahaan
khususnya Bazar dan Art Gallery
Hasil analisis SWOT dari 3 sasaran:
INTERNAL KEKUATAN / STRENG KELEMAHAN / WEAKNESS
1. Pembinaan meliputi; 1. Masih banyak yang belum
pemberdayaan siswa, instruktur, memahami pentingnya
minat dan bakat siswa, enterpreneur dalam
kedisiplinan. Metode mengajar, perkembangan abad 21
penggunaan waktu, minat guru/ 2. Kurang disiplin dalam
instruktur menjalankan program
2. Ketenagaan meliputi; jumlah 3. Perkembangan teknologi yang
instruktur, pembantu pelaksana sangat cepat
3. Sarana dan prasarana: tempat
praktek, peralatan dan bahan
praktek
4. Hubungan kerjasama, hubungan
sekolah–orang tua/ wali murid/
masyarakat internasional
5. Kesempatan mengikuti lomba
6. Kesempatan pameran atau event
sekolah
BAB IV
RENCANA AKSI
RENCANA KEGIATAN