You are on page 1of 8

w

K \-

-
T -:.J
I
---J

E r.tr
"F5
l,t
Ml I
.*, g

- t
ru
{ il J t

I
I
I
tf ,
* *
:* " I
rcI
I

t =1
I:
C
,/

LITURGI MASA KINI DI INDONESIA

) LCD dalam Ekaristi


rssN 2087-8001

I rlILlIJIl[illtilillu[lr
Topik Utama:
Mozaik Kehidupan Liturgi di
Indonesia Dewasa Ini 4
Patrologi:
Pelayan Liturgi Awam
Instrumen Liturgis
Dewasa Ini 9 Kristiani Purba 50
LCD dalam Ekaristi L6 Praktek Sakramen Tobat 53
Albavs Jubah: Apa Bedanya? 20 TanyaJawab 56
Madah Kemuliaan/Gloria 27 Liturgi
Saran 59
Kidung Mazmur Dinamika Liturgi:
Bergema di Kupang 3o Seminar Liturgi - Keuskupan Malang
Nyanyian dan Musik Liturgi 69
Akar Tradisi Yahudi
dalam Doa Bapa Kami 33 Workshop Liturgi - Paroki St.
Ziarah ke Kandang Natal
Monika & Stasi Ambrosius - KAJ
36
Pelatihan Lektor 74
Bacaan Misa MasaAdven 39
Kursus Liturgi - Paroki Kranji - St.
Katekese Singkat Liturgi: Mikael - KAJ: Hakikat Liturgi, Tata
Ritus Penutup 4t Gerak dan Simbol Liturgi 77
Persiapan ALF ke-zo 44 Raker Tahunan
Dewan Redaksi Malit zo16 79
Tokoh Iman:
St Benediktus dari Nursia: Resensi Buku
Pendiri Ordo Benediktin 47 Novena Natal BO

Last

Edisi Lalu Edisi Kini


Liturgi dan Orang Muda Liturgi Masa Kinidi lndonesia

Edisi Nanti
Liturgi Pra-Reformasi
:
SAPA
Halaman ini disediakan untuk saling menyapa antarpembaca, atau dari dan untuk Redaksi.
Siapa saja diundang untuk mengungkapkan "sapaan"-nya.

Para pembaca dan pelanggan terkasih.

Tahun 2016 hampir usai, berbagai kegiatan liturgi juga banyak


dilaksanakan baik di tingkat paroki maupun keuskupan. Kegiatan
pembinaan tersebut tarlaksana berkat adanya semangat yang makin
besar dalam diri umat untuk belajar lebih dalam tentang liturgi.
Dewan redaksi mengucapkan profisiat kepada kita semua yang masih
tetap bersemangat dalam belajar serta mengembangkan liturgi selama
tahun zo16.

Dewan redaksi juga sudah mengadakan rapat tahunan. Dalam rapat


tersebut dibahas tema-tema Malit untuk tahun zor7. Tema-temayang
dipilih yakni dalam rangka memperingati 5oo tahun reformasi Gereja
(th. r5r7). Sepanjang tahun zorT Malit mencoba mengajak kita semua
mengenang serta belajar bersama tentang liturgi di zaman reformasi.
Semoga tema-tema tersebut akan membantu kita semakin memahami
Iiturgi.
Seluruh dewan redaksi dan kepengurusan Malit memohon maaf yang
sebesar-besarnya atas kekurangan Malit selama tahun zo16. Kami
tetap berusaha menjadi media yang lebih baik khususnya dalam
belajar liturgi. Banyak para pelanggan yang menyampaikan saran
dan kritik baik melalui SMS, WA, facebook, dan sebagainya. Untuk
itu kami mengucapkan banyak terimakasih. Kami akan tetap terus
berusaha memperbaikinya. Segala saran dan kritik akan kami terima
dengan penuh lapang dada. Selamat menyongsong Adven, Natal dan
Tahun Baru zor7. Tuhan memberkati.

ISSN:2o87-8oor
Penerbit Komisi Liturgi KWI Pelindung Mgr. Petrus Boddeng Timang Penasihat Cpillus Harinowo, Adharta Ongkosaputra,
Wishnu Handoyono Penanggung jawab R.D. Yohanes Rusae (ex officio) Wakil Penanggung Jawab F. Iljas Ridwan Pemimpin
Redaksi R.D. Yohanes Rusae (ex.officio) Wakil Pemimpin Redaksi C.H. Suryanugraha OSC Redaktur Pelaksana Didik
Iswahyudi Sekretaris Redaksi Benedicta Dewan Redaksi Bernardus Boli Ujan SVD, RD. lacobus Tarigan, Harry Singkoh
MSC, FX. Rudiyanto Subagio OSC, RD. Petrus Bine Saramae, RD. Sridanto Aribowo, RD. Gusti Bagus Kusumawanta, Agustinus
Lie CDD, Leonardus Samosir OSC, Albertus Purnomo OFM, Ernest Mariyanto, Arcadius Benawa, Petrus Somba, Maxi Paat
Desain Grafis & Lay Out Didik, Markus, Mui Pemimpin Bidang UsahaJames Suprapto Bagian Iklan & Promosi Wishnu
Handoyono, Agustinus Santoso, Lily Widjaja, Michael Gunadi, lames Suprapto Bagian Keuangan/Administrasi Albertina,
Prijowibowo, Petrus Maryata Bagian Distribusi Petrus Maryata.
Alamat Redaksi: Jl. Cut Mutiah ro, Jakarta ro34o, Telp. (ozr) 3r5 3912, 3r'- 4714, SMS (o8r5) ro8o 8853, Fax. (ozr) 31go 73ot.
E-mail: malitkwi@yahoo.com, komlit-kwipkawali.org No. Rekening BCA Bursa Efek Indonesia no rekening: 458 3ot 79ot
a/n Mitra Komisi Liturgi. Pengganti Ongkos Cetak Rp. zo.ooo,-/eksemplar

Redaksi menerima kiriman artikel, berita, dan foto terkait Liturgi. Redaksi berhak menyunting tulisan yang akan dimuat.
R.D. Emanuel Martasudiita

Mozaik Kehidupan Liturgi di


lndonesia Dewasa lni
Memetakan perkembangan kehidupan liturgi di
Indonesia bukanlah perkara mudah. Perkaranya
adalah bahwa kehidupan liturgi itu menyangkut
sebuah penghayatan perayaan iman yang hidup.

Kehidupan liturgi itu pertama-tama Concilium. Makassqr ry-ry Oktober 2013,


menyangkut hidup batiniah yang berupa 57-78).
pemahaman dan penghayatan iman umat
akan peristiwa perjumpaan dengan Allah r. Pendidikan liturgi untuk umat
melalui Yesus Kristus dalam dorongan beriman
Roh Kudus, dalam kesatuan dengan Gereja
Para Bapa Konsili Vatikan II jelas mendesak
yang kudus. Kesulitan ini diperbesar lagi pentingnya pembinaan liturgi kaum
dengan luas dan beragamnya daerah beriman. "Hendaklah para gembala jiwa
dan budaya umat beriman di Indonesia, dengan tekun dan sabar mengusahqkqn
macam ragam kondisi yang khas untuk pembinaan liturgi kaum beriman serta
37 Keuskupan di Indonesia. Maka tulisan keikuts ertq an me r eka s ecara aktif, b aik lahir
ini lebih tepat merupakan mosaik atau maupunbatin, sesuai dengan umur, situasi,
bahkan semacam sketsa kasar yang cora.k hidup dqn taraf perkembangan
menunjuk beberapa gugus kondisi dan religius mereka" (Konstitusi Liturgi/SC
permasalahan kehidupan liturgi Gereja r9). Ajakan ini ditanggapi dengan baik di
Katolik di Indonesia sekarang ini. Di sini hampir semua Keuskupan di Indonesia.
penulis akan menyoroti empat poin pokok Pendidikan atau pembinaan liturgi bagi
saja. (Pada peringatan 5o tahun dokumen
umat beriman ini memang tidak boleh
Sacrosanctum Concilium di Makassar diabaikan oleh para gembala jiwa, sebab
-Sulawesi tahun zor3, penulis telah hanya dengan pendidikan liturgi itulah
menyampaikan makalah yang berjudul umat beriman dapat berpartisipasi secara
"lmplementasi 5o Tahun Sacrosanctum
penuh, sadar dan aktif dalam perayaan
Concilium di Gereja Katolik Indonesia", liturgi. Padahal partisipasi secara penuh,
lihat: Komisi Liturgi KWI, Liturgia
Semper Reformanda Est. Perayaan Pestq I Penulis adalah Dosen dan Dekan Fakultas Teologi

Emas Konsfirusi Liturgi Sacrosanctum Universitas Sanata Dharma

4 LTTURGT I VOr-. z7 - NO. 4| OKTOBER - DESEMBER 2016


TOPIK U TAMA

sadar dan aktif itu telah menjadi tuntutan berbagai macam bentuk, sarana, termasuk
hakikat liturgi sendiri (bdk. SC r4). Salah lewat internet atau dunia digital.
-tu keputusan penting berkaitan dengan Yang menarik adalah seruan Paus
pendidikan liturgi umat ini dibuat oleh Benediktus XVI yang mengumandangkan
Komisi Liturgi KWI pada saat pertemuan perlunya pendekatan mistagogis bagi
nasional liturgi di Denpasar (Bali) tahun katekese, yang memang menjadi seruan
zoor. Saat itu diputuskan adanya Bulan bulat para Bapa Sinode Uskup tahun zoo5.
Liturgi Nasional pada seluruh bulan Mei Inti mistagogi ini adalah aspek eksperensial
setiap tahunnya. Dengan Bulan Liturgi atau pengalaman umat beriman sendiri
Nasional (Bulinas) ini, secara struktural terhadap perayaan liturgi itu sendiri. Paus
ditradisikan agar dalam bulan Mei setiap Benediktus XVI berkata misalnya untuk
tahunnya umat beriman diberi pendidikan Ekaristi: "Katekese paling baik tentang
atau pembinaan liturgi yang memadai oleh
Ekaristi adalah Ekaristi itu sendiri, yang
Komisi Liturgi baik tingkat nasional (KWI)
dirayakan secara baik" (Sacramentum
maupun tingkat lokal atau keuskupan. Caritatis 6). ltu berarti, sebuah perayaan
Meskipun begitu banyak Keuskupan liturgi yang sungguh dipersiapkan dengan
dan Paroki yang tetap menggalakkan amat baik dan dirayakan dengan khidmat
pendidikan liturgi untuk umat dalam dan agung sudah menjadi pendidikan
liturgi bagi umat beriman sendiri.
Menurut penulis, problem utama
Perayaan liturgi pembinaan atau pendidikan liturgi
yang sungguh sekarang ini adalah bagaimana katekese
liturgi entah apapun bentuknya sebaiknya
dipersiapkan dengan tidak hanya berhenti pada sosialisasi
norma atau aturan liturgi tentang mana
amat baik dan yang boleh dan yang tidak boleh saja,
tetapi bagaimana katekese liturgi mampu
dirayakan dengan menunjukkan secara lebih mendalam
esensi atau makna-nilai di balik seluruh
khidmat dan agung norma dan aturan liturgi itu. Cukup
banyak umat yang berpuas diri dengan
sudah menjadi paham aturan dan rubrik, manayang boleh
mana yang tidak. Tentu ini tidak salah.
pendidikan liturgi
Jelaslah bahwa aturan liturgi itu sangat
bagi umat beriman penting, akan tetapi bukankah norma
atau aturan liturgi itu mau melindungi
sendiri. atau membantu umat beriman untuk
mengalami inti misteri iman yang sedang

LITURGI I VOL. z7 - NO. 4I OKTOBER - DESEMBER 2016 5


dirayakan, yakni perjumpaan dengan partisipasi umat Allah dalam ritus kudus
Tuhan Yesus Kristus sendiri yang bangkit adalah dengan merayakan ritus sendiri
dan hadir di tengah kita. Bahkan Tahta secara tepat. Ars celebrandi adalah jalan
Suci mengingatkan kita semua bahwa terbaik untuk meyakinkan participatio
ketaatan lahiriah melulu terhadap norma- actuosa (partisipasi aktif) mereka. Ars
norma liturgi malah bertentangan dengan celebrandi adalah buah dari kepatuhan
semangat liturgi suci, yang di dalamnya kaum beriman kepada kaidah-kaidah
Kristus sendiri ingin mengumpulkan liturgis dalam segala kekayaannya"
Gereja-Nya; ketaatan terhadap norma (Sacramentum Caritatis 38). Dengan
liturgi harus diterangi oleh iman dan kasih
(bdk. Redemptionis Sacramentum 5).
Katekese liturgi
z. Partisipasi umat dalam liturgi
di era digital entah apapun
Hampir semua Keuskupan di Indonesia
telah memberi perhatian yang besar
bentuknya sebaiknya
terhadap keterlibatan atau partisipasi tidak hanya berhenti
umat dalam liturgi Gereja ini. (Lih. V.
Indra Sanjaya Pr dan F. Purwanto SC] pada sosialisasi norma
(editor), Mozqik Gereja Kqtolik Indonesia
- 5o Tahun Pasca Konsili Vatikan lI, atau aturan liturgi
Yogyakarta: FTW-Kanisius, zor3.) Hanya
saja dalam praktek, ada dua kemungkinan tentang mana yang
situasi ekstrim di berbagai Keuskupan
Indonesia. Ekstrim pertama ialah ketika boleh dan yang tidak
perayaan liturgi masih sangat berpusat
pada diri pastor atau pastor-sentris, dan
boleh saia, tetapi
bukan Kristus-sentris. Yang terjadi dalam
perayaan liturgi adalah semacam "one
bagaimana katekese
man show" dari sang pastor. Ekstrim liturgi mampu
kedua ialah ketika ada praktek pengaburan
antara tugas imam dan tugas awam dalam menuniukkan secara
ini misalnya
perayaan liturgi. Hal seperti
terjadi ketika adanya praktek imam lebih rnendalam
mengajak umat untuk ikut membaca Injil
secara bergantian pada Misa hari Minggu, esensi atau makna-
atau bahkan doa presidensial didoakan
bersama oleh imam dan umat. nilai di balik seluruh
Itulah sebabnya, perlu terus menerus norma dan aturan
disosialisasikan paham partisipasi yang
tepat. Paus Benediktus XVI memberikan liturgi itu.
pengertian yang sangat bagus tentang
partisipasi. "Cara utama untuk memacu

6 LTTURGT I VOt-. z7 - NO.4 | OKTOBER - DESEMBER 2016


demikian, partisipasi umat dalam liturgi penulis, gerakan inkulturasi liturgi masih
mesti dilaksanakan menurut prinsip ars dilakukan secara spontan dan menurut
celebrandiini. Justru apabila kita mengikuti kehendak pastor atau beberapa kelompok
norma liturgi dengan tetap memahami orang saja, dan belum sebagai gerakan
secara mendalam isi atau makna di balik yang sistematis dan terkawal dengan baik.
norma itu, ldta sungguh dapat dihantar Yang masih sungguh kurang diupayakan
pada inti misteri iman yang dirayakan, adalah usaha inkulturasi yang sungguh-
yakni perjumpaan dengan Tuhan yang sungguh dipersiapkan melalui pertemuan
wafat dan bangkit. dan diskusi para ahli dari berbagai bidang
Problem mendesak yang belum disiplin ilmu (interdisipliner), kemudian
sepenuhnya diatasi dengan baik dan ada masa-masa uji coba yang sungguh
bijaksana adalah penggunaan sarana dikawal, dan semestinya melibatkan pihak
teknologi informasi dalam liturgi. yang berwenang dalam Gereja, seperti
Apalagi di era digital ini, orang-orang, misalnya digariskan dalam Konstitusi
entah masih anak-remaja, muda, dewasa Liturgi artikel 22 ataupun Instruksi IV
atau bahkan sudah tua pun tidak dapat artikel 37. "Tidak seorang pun meski dia
berpisah dari yang namanya alat teknologi imam, boleh menambahkan, meniadakan
komunikasi seperti gadget. Masalah- atau mengubah sesuatu dalam liturgi
masalah ini biasa kita temukan dalam atas prakarsa sendiri. Inkulturasi tidak
perayaan-perayaan liturgi di Paroki, diserahkan kepada inisiatif pribadi
seperti misalnya masih adanya umat yang pemimpin ibadat, atau inisiatif bersama
tetap mengaktifkan gadget dan membalas dari sekelompok umat" (lnstruksi IV
aktif medsos (media sosial) selama Misa artikel 37).
Kudus, adanya pemimpin ibadat yang Penulis membuat kesimpulan saat
menggunakan tablet atau handphone-rtya memperingati 50 tahun dokumen
untuk membacakan bacaan Kitab Suci Konstitusi Liturgi di Indonesia itu
dan sebagainya. Yang paling diperlukan sebagai berikut: "Usaha inkulturasi di
menurut hemat penulis ialah bagaimana Indonesia menurut dorongan Konsili
membangun disposisi batin umat yang Vatikan II sebenarnya sudah sangat
sungguh rindu dan berkehendak untuk maju dan bergairah dan sangat kreatif.
berjumpa dengan Tuhan selama perayaan Hanya saja usaha inkulturasi itu masih
liturgi ini. terasa sebagai usaha dan percobaan
menurut kemauan dan kehendak masing-
3. Tantangan inkulturasi liturgi masing pemimpin umat setempat, dan
Problem inkulturasi liturgi sebenarnya belum dilakukan menurut proses yang
sudah setua dalam sejarah hidup Gereja. lebih mendalam, interdisipliner serta
Dan kita pantas bersyukur bahwa melibatkan persetujuan wewenang Gereja.
Gereja Katolik Indonesia sungguh telah Kontroversi bidang inkulturasi masih
berusaha memajukan gerakan inkulturasi sering terjadi hingga hari ini di Indonesia
liturgi. (Lih. buku Mozaik
Gereja Kqtolik mengingat praktek yang berbeda-beda
Indonesia - 50 Tahun Pasca Konsi/i dari Gereja Keuskupan yang satu dan
Vqtikqn II, Yogyakarta: FTW-Kanisius, Iainnya. Contohnya ialah apa yang disebut
zor3). Hanya saja menurut pengamatan dengan 'Misa Imlek' , 'Misa Ruwatan',

LITURCI I vOt-. z7 - NO.+ I OKTOBER'DESEMBER 2016 7


atau iuga menyanglrut pakaian imam liturgi yang belum selesai digarap. Di
yang mengenakan pakain daerah saat tingkat Keuskupan, menurut pengamatan
memimpin Misa Kudus". Kesimpulan ini penulis, ketika Komisi Liturgi Keuskupan
masih tetap berlaku sampai saat ini. Di dijabat oleh satu orang imam (misalnya)
sinilah perlunya gerakan inkulturasi liturgi yang merangkap sebagai Ketua beberapa
yang melibatkan para ahli dari berbagai I(omisi lainnya, hampir dapat dipastikan
bidang, dan justru karena itulah sekolah- gerak Komisi Liturgi Keuskupan tersebut
sekolah tinggi untuk ilmu teologi ataupun sangat terbatas dan apabila diakreditasi
liturgi perlu memberikan sumbangannya nilainya pasti pas-pasan saja atau malah
yang berarti, bermutu dan konkret melalui "C'i Sebuah Komisi di Keuskupan, apalagi
penelitian dan diskusi ilmiah yang terus sekelas I(omisi Liturgi sudah pasti
menerus. Selanjutnya cita rasa iman umat memiliki tanggungjawab dan tugas yang
beriman mesti ikut dilibatkan, sambil begitu banyak, maka tentu membutuhkan
tetap terbuka dan rela dibimbing oleh seseorang yang tidak merangkap Komisi
pihak yang memiliki kewibawaan dalam lainnya.
Gereja.
Dewasa ini muncul banyak pakar
liturgi yang sungguh telah terdidik dan
4. Peran penting komisi liturgi telah menyelesaikan studi liturgi di
dan ahli liturgi
berbagai tempat di dunia. Akan tetapi
Kita juga bersyukur karena di Indonesia kesan penulis, cukup banyak ahli liturgi
telah dibentuk Komisi Liturgi KWI dan yang kemudian terbenam dengan
Komisi Liturgi Keuskupan di seluruh tugas-tugas pastoral di Keuskupan atau
Indonesia. Ini sesuai dengan harapan Kongregasinya, sehingga ilmunya tidak
para Bapa Konsili Vatikan II (lihat SC +f). mendapat tempat dan waktu untuk diasah
Salah satu tugas pokok dari Komisi Liturgi dan dikembangkan. Tidak terlalu banyak
ialah penyediaan buku-buku liturgi dan pakar liturgi yang suka menulis publikasi.
peribadatan, serta berbagai terjemahan Ini tantangan kami, orang-orang yang
dokumen dan teks-teks liturgi resmi yang khususnya mengajar teologi dan liturgi.
digunakan di lingkungan Gereja Katolik.
Semoga Gereja Katolik Indonesia
I(ita berterimakasih karena Komisi Liturgi
semakin hidup karena menimba kekuatan
KWI telah membuat banyak hal. Akan
dari sumbernya yang tak pernah kering
tetapi jelas masih banyak pekerjaan rumah
yakni I(ristus sendiri yang dirayakan dalam
kita semua. Banyak teks buku atau pedoman
liturgil

8 LITURGI I vOL. z7 - NO.4 | OKTOBER - DESEMBER 2016

You might also like