You are on page 1of 5

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

(UNINDRA)
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GENAP
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
ProgramStudi : Pendidikan Sejarah
MataKuliah : Akhlak dan Etika
Hari/Tanggal : Kamis, 14 Juli2022
Waktu : 1 X 24Jam PAGI
SifatUjian : TakeHome
Petunjuk :

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar.


Tidak diperkenankan untuk copypaste jawaban temannya.
Perhatikan batas waktu pengumpulan lembar jawaban ujian.

SOAL

1. Sepanjang sejarah umat manusia, akhlak merupakan persoalan paling krusial. Dalam perjalanan
hidupnya, umat manusia senantiasa bersinggungan dengan persoalan akhlak bahkan terdapat istilah-
istilah dalam Bahasa Arab yang terkait dengan kata akhlak, yaitu khaliq (Pencipta) dan makhluq (yang
diciptakan). Menurut anda, apa kaitannya antara akhlak dengan khaliq (Pencipta) dan makhluq (yang
diciptakan)? Jelaskan! (10Point)

2. Sebaik-baikilmuadalahilmuyangbermanfaat.Danagarilmutersebutbermanfaatmakaharusdibarengi
dengan etika (adab). Menurut anda:
a. Sebut dan jelaskan etika-etika seorang mahasiswa terhadap dosennya! (10Point)
b. Sebut dan jelaskan etika-etika seorang mahasiswa dalam perkuliahan! (10Point)

3. IndonesiaadalahnegarayangmenganutsistemdemokrasiPancasila,artinyadalamkehidupanberbangsa dan
bernegara harus senantiasa selaras dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila.
Pertanyaannya:
a. Menurut anda, bagaimana pandangan Islam tentang Pancasila? Jelaskan! (10 Point)
b. Bagaimana etika-etika seorang muslim dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? Jelaskan! (10
Point)
c. Menurut anda, apa maksud dari ungkapan, “Cinta tanah air adalah sebagian dari iman”? Jelaskan!
(10 Point)

4. Dalam Islam, Hak Asasi Manusia (HAM) bukanlah persoalan baru karena diutusnya Rasulullah SAW
juga memiliki misi untuk membebaskan manusia dari segala bentuk penindasan dan perbudakan. Oleh
karenanya, penegakan HAM merupakan perintah dari ajaran Islam. Pertanyaannya:
a. Jelaskan konsep HAM menurut Islam! (10Point)
b. Sebut dan jelaskan etika-etika seorang muslim dalam upaya penegakan HAM! (10Point)
c. Bagaimana cara anda untuk membiasakan diri dalam penegakan HAM di keluarga, kampus, dan
masyarakat! (10Point)

Selamat Mengerjakan
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
Jl. Nangka No. 58 C, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Telp. 021-7818718
Jln. Raya Tengah, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Telp.021-87797409
Webiste:http///www.unindra.ac.id

Petunjuk:
1. Peserta Ujian mengerjakan pada template lembar jawaban yang sudah disediakan. Tidak
diperkenankan mengubah template yang sudahada!
2. Nama file dibuat dengan format: NPM_Nama_MataKuliah_Kelas. Contoh:
20201551234_Johan Juliansyah_Perkembangan PesertaDidik_R4A
3. Kirimkan file jawaban dalam bentuk pdf tersebut ke: email dosen atau media lain yg disepakati
dosen dengan mahasiswaybs.

LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER


NAMA : MATA KULIAH :

NPM : DOSEN PENGUJI :

KELAS : TANGGAL UJIAN :

SEMESTER : WAKTU UJIAN :

NO.HP/WA :

1. Jdjdskdkksks Muslim yang baik adalah muslim yang memiliki hubungan yang baik secara vertikal kepada
Allah SWT (pencipta) yang terwujud dalam akidah dan ibadahnya yang lurus dan benar, sekaligus juga
memiliki hubungan yang baik secara horizontal dengan sesama makhluk (diciptakan) yang tercermin dalam
akhlaknya yang mulia.
Dengan demikian, setiap perbuatan seorang muslim diwajibkan berdasar pada syariat Islam terutama di
dalam pergaulan sehari-hari, baik keluarga, kerabat, tetangga, lingkungan kemasyarakatan bahkan bernegara.
Manusia sebagai Khalifah di bumi, memiliki kewajiban untuk menjaga keseimbangan alam (melestarikan
bumi). Dunia yang menjadi tempat tinggal manusia beserta isinya sama-sama makhluk Allah yang selalu
memuji asma-Nya. Merusak alam berarti secara tidak langsung akan merusak kehidupan manusia karena
manusia sangat bergantung pada alam. Akhlak kepada alam berarti tingkah laku kita kepada lingkungan
sekitar, bagaimana kita bisa menjaga apa yang ada disekitar kita baik berupa hewan, tumbuh-tumbuhan,
gunung, sungai dan lain sebagainya. Bahkan secara lebih luas, Akhlak kepada alam berarti bagaimana cara
kita berbuat baik kepada seluruh ciptaan Allah yang ada di alam semesta.
Sumber untuk menentukan Akhlak dalam Islam, apakah termasuk akhlak yang baik (mulia) atau akhlak yang
tercela, adalah al-Quran dan as Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Terlebih lagi akhlak terhadap Allah SWT, tentunya standar baik dan buruknya adalah berasal dari aturan-Nya
bukan akal atau adat manusia, sebab akan berbeda-beda ukuran/standarnya.
Jika kita perhatikan, akhlak terhadap Allah ini merupakan pondasi atau dasar dalam berakhlak terhadap
siapapun yang ada dimuka bumi ini. Jika seseorang tidak memiliki akhlak positif terhadap Allah, maka ia
tidak akan mungkin memiliki akhlak positif terhadap siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika ia memiliki
Akhlak al Karimah terhadap Allah, maka ini merupakan gerbang untuk menuju kesempurnaan akhlak
terhadap orang lain.
Titik tolak Akhlak kepada Allah SWT adalah pengakuan dan kesadaran bahwa Tiada Tuhan
Melainkan Allah SWT dalam beribadah kepadaNya.
2. Skskjsks

3. Hjj
a. Dihapuskannya tujuh kata dalam Piagam Jakarta pada tahun 1945 adalah pengorbanan umat Islam yang
amat besar demi mengangkat tali persaudaraan ditengah masyarakat multikultur di Indonesia. Hal seperti
ini bukanlah hal pertama yang dilakukan para tokoh Islam. Jauh sebelum kemerdekaan Indonesia,
tepatnya pada tahun 6 H terjadi hal yang kurang lebih sama. Pada saat itu adalah saat dimana perjanjian
Hudaibiyah disepakati. Perjanjian yang mengangkat nilai perdamaian antara umat Islam yang dipimpin
oleh Muhammad SAW dan kaum Quraisy memaksa Muhammad SAW menghapuskan lafadz basmallah
pada awal naskah perdamaian. Sejatinya tak ada seorang sahabatpun yang berani menghapuskan lafadz
itu yang amat sakral bagi umat islam, namun Rasulullah SAW lebih memilih nilai perdamaian dan
menggantikan lafadz basmallah dengan lafadz bismika Allahumma yang dapat diterima oleh semua
pihak.
Dalam hal ini, sekali lagi umat Islam mendapatkan ujian untuk menggantikan tujuh kata dalam Piagam
Jakarta yang berbunyi "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya", guna
menyatukan seluruh rakyat Indonesia yang multikultur dalam satu koridor, satu Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pancasila tidak diagamakan juga bukan buah pikir sekulerismey ang bertentangan
dengan ideologi bangsa Indonesia yang religius. Pancasila adalah produk Indonesia asli yang senantiasa
mengangkat nilai religi.
Pancasila adalah bagian ajaran agama untuk menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian dan persamaan hak
serta pengamalan agama dalam konteks bernegara. Dengan begitu, mengamalkan nilai-nilai pancasila
berarti mengamalkan nilai yang diajarkan agama. Nilai-nilai dalam pancasila yang sesuai dengan ajaran
Islam dapat diidentifikasikan dalam ajaran Islam.
Pada sila pertama yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa", bisa kita identifikasikan kedalam firman
Allah SWT yang terjemahannya dalam bahasa Indonesia adalah “katakanlah Muhammad bahwa Allah itu
esa”. Hal ini menandakan bahwa ada kesesuaian antara ajaran Islam dengan nilai sila pertama ini. Pada
sila kedua, "kemanusiaan yang adil dan beradab", sejalan dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an
surat Ar-Rahman ayat 8 yang apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia "tegakkanlah timbangan
dengan keadilan dan jangan sekali-kali kamu berlaku curang dalam timbangan". Pada sila yang ketiga,
"persatuan Indonesia” berkaitan erat dengan firman Allah SWT "berpegang teguhlah kamu dengan agama
Allah dan jangan kamu berpecah belah" (Q.S Ali-Imran : 103). Begitu juga dengan dua sila berikutnya
yang masing-masing bisa diidentifikasikan dalam Al-Qur'an surat An-Nahl ayat 125 dan hadits Nabi
Muhammad SAW yang shahih.
Dengan menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara berlandaskan Pancasila semoga tidak
menjadikan kita melenceng dari agama. Sesungguhnya apa yang ada pada Pancasila dijiwai oleh hukum
Islam yang memang harus dijunjung tinggi oleh umat.

b. Secara kodrati, manusia ditakdirkan oleh Allah Swt bersuku-suku dan berbangsa-bangsa tujuannya adalah
agar saling mengenal sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an surat Al-Hujurat ayat 13, yang
artinya : "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha teliti."
Tidak hanya untuk saling mengenal saja akan tetapi juga untuk saling memberi manfaat. Hal ini
sebagaimana yang diungkapkan oleh Quraish Shihab ketika menjelaskan ayat tersebut bahwa semakin
kuat sikap pengenalan satu pihak kepada selainnya, semakin terbuka
peluang untuk saling memberi manfaat.Karena itu ayat di atas menekankan perlunya saling mengenal.4
Apalah arti perkenalan jikalau tidak saling memberikan manfaat. Oleh karena itu dalam Islam manusia
terbaik adalah manusia yang memberikan manfaat untuk orang lain sebagaimana hadits Nabi Saw :
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain".
Dengan memahami adanya keanekaragaman manusia maka tentu kita akan memahami pentingnya
tatanan kehidupan manusia khususnya dalam berbangsa dan bernegara. Terkait hubungan manusia dalam
berbangsa dan bernegara, pertama Islam memerintahkan kepada orang beriman agar taat kepada Allah,
taat kepada Rasul-Nya dan taat kepada pemerintah. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an surat An-Nisa
ayat 59, yang artinya : "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya".
Ayat ini dan ayat sebelumnya (58) mengandung tentang prinsipprinsip kesejahteraan umat Islam
khususnya dalam urusan kekuasaan pemerintahan. Prinsip-prinsip tersebut adalah (1) taat kepada Allah
sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an, (2) taat kepada Rasulullah sebagaimana terdapat dalam
sunnahnya yang sahih, (3) taat kepada pemegang kekuasaan, selagi mereka bagian dari kaum muslim dan
selama perintahnya tidak bertentangan dengan Allah dan Rasul-Nya, (4) mengembalikan kepada Allah
(Al-Qur'an) dan Rasul-Nya (sunnah), jika terjadi perselisihan.
Kedua, Islam mengatur akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Negara adalah tempat dimana suatu bangsa tinggal dan hidup sehingga tentram tidaknya dan
nyaman tidaknya sangat tergantung dari kondisi persatuan dan kesatuan. Negara yang persatuan dan
kesatuannya kuat akan cenderung dalam kondisi yang aman dan tentram, oleh karena itu dalam Islam
persatuan dan kesatuan menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pada ayat di atas telah
dijelaskan bahwa perbedaan itu merupakan kodrat Allah dan tidak ada satu orang pun yang mampu untuk
menghapus dan menghilangkan perbedaan tersebut.Perbedaan menjadikan seseorang berlomba-lomba
untuk menjadi yang terbaik (muttaqin) bukan menjadikan rusak dan runtuhnya persatuan dan kesatuan.

c. Ada sebuah ungkapan yang diyakini sebagian besar orang sebagai sebuah hadits, yaitu "Cinta tanah air
adalah bagian dari iman." Padahal ungkapan tersebut bukanlah hadits yang shahih. Bahkan itu adalah
hadits palsu yang disandarkan kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.
Salah seorang pakar hadits modern yang bernama "Syeikh al Albani rahimahullah" beliau berkata bahw
itu adalah hadits palsu. Secara makna, hadits itu tidak tepat. Sebab cinta tanah air seperti cinta diri
sendiri,  uang dan sejenisnya. Rasa cinta merupakan naluri yang Allah tanamkan pada setiap insan. Tidak
dipuji karena kecintaan padanya dan tidak pula menjadi konsekuensi wajib dari keimanan.
Kita tahu bahwa manusia tanpa tanah air adalah entitas tanpa jiwa. Manusia tanpa tanah air adalah tubuh
tanpa perasaan. Manusia yang kehilangan tanah air berarti kehilangan keamanan dan stabilitas. Dan
manusia yang kehilangan keamanan dan stabilitas berarti ia kehilangan ketenangan. Sedangkan tanah air
tanpa keamanan dan stabilitas ibarat hutan di mana yang kuat hidup dan yang lemah dihinakan.
Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk Allah, sudah sewajibnya kita selalu bersyukur kepada Allah
atas keamanan yang kita rasakan di negeri yang kita tinggali. Semoga Allah senantiasa menjaga
keamanan dan stabilitasnya.
Ada banyak pembicaraan tentang tanah air dan tentang boleh tidaknya mencintainya. Sebagian orang
terlalu berlebihan dalam mencintai tanah air sampai pada titik kemusyrikan dan fanatisme. Sebagian yang
lain meremehkannya dan melihatnya sebagai bentuk keterbelakangan dan kemunduran. Bahkan di antara
mereka ada yang sampai pada tahap mentolerir hal yang zolim. Hingga kita pun berada di antara dua
pihak yang berlebihan dalam cinta tanah air dan pihak yang berlebihan dalam menolak cinta tanah air.
Tentu saja dua sikap tersebut salah. Kita harus bersikap adil. Penilaian terbaik antara kita dan mereka
adalah syariat Allah. Kepada Allah lah kita memohon pertolongan dan hanya kepadaNya kita
bertawakkal.
Sebagai seorang muslim, kita harus mencintai sesuatu itu karena Allah, karena segala sesuatu datang dari
Allah dan milik Allah. Hal ini juga merupakan kaitan antara etika terhadap sang Khaliq dan etika
terhadap makhluk

4. Sksksks
a. Hak asasi manusia dalam Islam tertuang secara transenden untuk kepentingan manusia,lewat syari’ah
Islam yang diturunkan melalui wahyu. Menurut syari’ah, manusia adalah makhlukbebas yang mempunyai
tugas dan tanggung jawab, dan karenanya ia juga mempunyai hak dan kebebasan. Dasarnya adalah
keadilan yang ditegakkan atas dasar persamaan atau egaliter, tanpa pandang bulu. Artinya, tugas yang
diemban tidak akan terwujud tanpa adanya kebebasan, sementara kebebasan secara eksistensial tidak
terwujud tanpa adanya tanggung jawab itu sendiri.
Sistem HAM Islam mengandung prinsip-prinsip dasar tentang persamaan, kebebasan danpenghormatan
terhadap sesama manusia.
Persamaan, artinya Islam memandang semua manusia sama dan mempunyai kedudukan yang sama, satu-
satunya keunggulan yang dinikmati seorang manusia atas manusia lainya hanya ditentukan oleh tingkat
ketakwaannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Hujarat ayat 13, yang artinya sebagai
berikut :
"Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di
antara kaum adalah yang paling takwa. Sedangkan kebebasan merupakan elemen penting dari ajaran
Islam. Kehadiran Islam memberikan jaminan pada kebebasan manusia agar terhindar dari kesia-siaan dan
tekanan, baik yang berkaitan dengan masalah agama, politik dan ideologi. Namun demikian, pemberian
kebebasan terhadap manusia bukan berarti mereka dapat menggunakan kebebasan tersebut mutlah, tetapi
dalam kebebasan tersebut terkandung hak dan kepentingan orang lain yang harus dihormati juga.
Mengenai penghormatan terhadap sesama manusia, dalam Islam seluruh ras kebangsaan mendapat
kehormatan yang sama. Dasar persamaan tersebut sebenarnya merupakan manifestasi dari wujud
kemuliaan manusia yang sangat manusiawi. Sebenarnya citra kehormatan tersebut terletak pada
ketunggalan kemanusiaan, bukan pada superioritas individual dan ras kesukuan. Kehormatan diterapkan
secara global melalui solidaritas persamaan secara mutlak. Semua adalahketurunan Adam, jika Adam
tercipta dari tanah, dan mendapat kehormatan di sisi Allah, maka seluruh anak cucunya pun mendapatkan
kehormatan yang sama, tanpa terkecuali.
Pada dasarnya HAM dalam Islam terpusat pada lima hal pokok yang terangkum dalam al-dloruriyat al-
khomsah atau yang disebut juga al-huquq al-insaniyah fi al-islam (hak-hak asasi manusia dalam Islam).
Konsep ini mengandung lima hal pokok yang harus dijaga oleh setiap individu, yaitu hifdzu al-din
(penghormatan atas kebebasan beragama), hifdzu al-mal (penghormatan atas harta benda), hifdzu al-nafs
wa al- 'ird (penghormatan atas jiwa, hak hidup dan kehormatan individu) hifdzu al- 'aql (penghormatan
atas kebebasan berpikir) dan hifdzu alnasl (keharusan untuk menjaga keturunan). Kelima hal pokok inilah
yang harus dijaga oleh setiap umat Islam supaya menghasilkan tatanan kehidupan yang lebih manusiawi,
berdasarkan atas penghormatan individu atas individu, individu dengan masyarakat, masyarakat dengan
masyarakat, masyarakat dengan negara dan komunitas agama dengan komunitas agama lainnya.

b. Anak

c. Wjw

You might also like