Professional Documents
Culture Documents
3605 8952 1 SM
3605 8952 1 SM
Abstract: Teaching Writing Text Negotiation Through Model Problem Based Learning in High School.
This research is a class action (classroom action research). This study is the subject of Indonesian teachers
and students of class X MIA-2 SMAN 7 Makassar academic year 2014/2015. The results showed that the
process of implementation of learning activities of teachers and students in the first cycle is not maximized.
Based on observations activity of teachers and learners categorized good enough. Implementation of learning
in the second cycle of activity of teachers and students has increased with good and excellent categories.
Results of the assessment of writing skills negotiating text in the form of a letter of offer and letters of orders
increased at the end of the lesson.
Abstrak: Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah di
SMA. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Subjek Penelitian ini
adalah guru bahasa Indonesia dan peserta didik kelas X MIA-2 SMA Negeri 7 Makassar tahun ajaran
2014/2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada proses pelaksanaan pembelajaran aktivitas guru dan
peserta didik pada siklus I belum maksimal. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas guru dan peserta didik
berkategori baik dan cukup. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II aktivitas guru dan peserta didik
mengalami peningkatan dengan kategori baik dan sangat baik. Hasil penilaian keterampilan menulis teks
negosiasi dalam bentuk surat penawaran dan surat pesanan meningkat di akhir pembelajaran.
Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang surat pada peserta didik, yaitu mulai dari konteks pe-
berfungsi untuk mencari penyelesaian bersama di antara mahaman peserta didik mengenai surat sampai
pihak-pihak yang mempunyai perbedaan kepentingan. dengan daya tarik peserta didik mengikuti pembel-
Pihak-pihak tersebut berusaha menyelesaikan perbedaan ajaran. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara
itu dengan cara-cara yang baik tanpa merugikan salah lain: (1) pokok bahasan menulis tidak memperoleh
satu pihak (Kemedikbud, 2013b:134). perhatian serius sehingga motivasi peserta didik dalam
Tanpa disadari, proses negosiasi sering dilaku- menulis sangat minim, akibatnya materi menulis surat
kan melalui sms, bbm, bahkan chating melalui face- masih sulit dipahami oleh peserta didik; (2) kurangnya
book atau media sosial lainnya. Proses negosiasi pembiasaan terhadap tradisi menulis menyebabkan
tersebut dilakukan menggunakan media tulis. Surat peserta didik menjadi terbebani apabila mendapatkan
adalah pilihan yang tepat untuk bernegosiasi bagi tugas untuk menulis; (3) sarana metode atau strategi
seseorang yang tidak memiliki kemampuan berbicara menulis surat yang belum efektif dan efisien dalam
yang baik. Dawson (2004: 50) mengemukakan bahwa pembelajaran; (4) adanya kesan bahwa surat bukan
negosiasi dapat dilakukan secara lisan dan tulisan. lagi alat komunikasi yang efektif dan modern.
Negosiasi dalam bentuk lisan mengutamakan kemam- Berdasarkan fakta dan data yang diperoleh dari
puan berbicara sedangkan negosiasi dalam bentuk observasi awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum
tulisan mengutamakan penggunaan bahasa baku dan melakukan penelitian di SMA Negeri 7 Makassar,
kemampuan menulis. Negosiasi tulis dapat dilakukan menunjukkan bahwa pada umumnya peserta didik
melalui proposal atau surat. beranggapan bahwa menulis khususnya menulis surat
Penyebab rendahnya kemampuan menulis merupakan hal yang sangat membosankan dan
khususnya dalam menulis teks teks negosiasi bentuk terkesan ketinggalan zaman. Sehingga peserta didik
50
Sitti Hasnah & Jufri, Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi 51
merasa tidak memerlukan keterampilan menulis surat menunjukkan peningkatan meski masih ada peserta
tersebut. didik yang terkendala pada substansi karangan yang
Melihat kondisi tersebut, akhirnya peneliti ber- tidak relevan khususnya pada pemilihan kata, peng-
usaha memberikan solusi Model Pembelajaran Berba- gunaan huruf kapital, ketidaksesuaian kerangka
sis Masalah dengan harapan segala permasalahan serta karangan dengan karangan dan penggunaan kalimat
kendala yang terdapat pada peserta didik maupun guru yang tidak efektif.
bisa teratasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Selain itu, penelitian mengenai laporan surat
(Prablem Based Learning). Pembelajaran Berbasis diantaranya dilakukan oleh Azirum (2010) dengan
Masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pri-
menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana badi Melalui Model STAD Pada Peserta didik Kelas
belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari VII SMP Negeri 1 Raha Kabupaten Muna”. Penelitian
solusi dari permasalahan dunia nyata. Untuk dipecah- tersebut menunjukkan bahwa hasil pembelajaran
kan dan diselesaikan serta diaplikasikan. menulis surat pribadi dengan model STAD dikate-
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dipilih gorikan memadai. Pada siklus II diperoleh 96,66%
sebagai model pembelajaran menulis teks teks nego- peserta didik berhasil menulis surat pribadi dan
siasi bentuk surat pada peserta didik kelas X MIA-2 memperoleh nilai di atas KKM. Meskipun terjadi
SMA Negeri 7 Makassar sebagai solusi membimbing peningkatan, akan tetapi pada penelitian tersebut
peserta didik belajar secara mandiri. Hal ini didasar- masih ada peserta didik yang tidak memperhatikan
kan pada kelebihan model Pembelajaran Berbasis kaidah-kaidah bahasa dalam surat, penggunaan
Masalah itu sendiri, yaitu: (1) melalui model Pembel- bagian-bagian surat yang tidak lengkap, dan ketidak-
ajaran Berbasis Masalah terjadi pembelajaran bermak- sesuaian antara isi surat dan tujuan penulisan surat.
na. Peserta didik yang belajar memecahkan suatu Penelitian yang lain dilakukan pula oleh
masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan Arifuddin (2013) “Peningkatan Kemampuan Menulis
yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengeta- Naskah Drama Melalui Model Pembelajaran Berbasis
huan yang diperlukan. Belajar dapat semakin ber- Masalah Pada Peserta didik SMA Negeri 18
makna dan dapat diperluas ketika peserta didik Makassar”. Penelitian menunjukkan bahwa kemam-
berhadapan dengan situasi sesuai konsep diterapkan; puan menulis naskah drama pada peserta didik
(2) Situasi dalam Model Pembelajaran Berbasis mengalami peningkatan terlihat antara siklus I dan
Masalah, mengerahkan peserta didik mengintegrasi- siklus II mengalami peningkatan 9,48%. Pada siklus I
kan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan rata-rata nilai peserta didik 72,80 dan pada siklus II
mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. (3) rata-rata nilai peserta didik 82,28. Kendala yang
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat mening- dihadapi penulis adalah kesulitan peserta didik
katkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan menggunakan tanda baca sebagai pembeda teks narasi
inisiatif peserta didik (peserta didik) dalam bekerja, dan teks dialog, penggunaan kalimat komunikatif yang
motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengem- tidak tepat, tidak aktif menyelesaikan tugas yang
bangkan hubungan interpersonal dalam bekerja ke- dibebankan dan berharap pada teman sekelompoknya.
lompok. Model ini sangat relevan dengan teks nego- Penelitian yang lain adalah penelitian yang
siasi bentuk surat yang bersifat informatif, dan dilakukan oleh Wahyuningsih (2014) judul “Keefek-
masalah yang diangkat bersifat objektif, logis sesuai tifan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
dengan penalaran (Kemendikbud, 2013a:232). Kemampuan Menulis Wacana Argumentasi Peserta
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini didik XI SMK Negeri 1 Bulukumba”. Penelitian ter-
pernah dilakukan oleh Awaluddin (2010) “Pening- sebut menunjukkan pembelajaran menulis wacana
katan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Argumentasi dengan model Pembelajaran Berbasis
Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Masalah dikategorikan tinggi dengan nilai rata-rata
Peserta didik VIII SMP Pesantren Pondok Madinah pada aspek kognitif 82,17 dan nilai rata-rata pada
Makassar” penelitian menunjukkan bahwa terjadi aspek psikomotorik 80,00. Pada pembahasan diurai-
peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi kan bahwa masih ada peserta didik yang terkendala
pada peserta didik dengan model Pembelajaran pemilihan kata yang kurang tepat, menggunakan kata
Berbasis Masalah hal tersebut terlihat dari nilai rata- secara berlebihan, penggunaan preposisi tidak sesuai
rata yang diperoleh pada siklus I dan II yang meng- dengan kaidah penulisan yang baku serta penggunaan
alami peningkatan 8,50%. Pada penelitian tersebut huruf kapital dan tanda baca yang tidak sesuai.
52 Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI, Volume 18, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 50—57
Berdasarkan hasil penelitian tersebut terlihat (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) pengamatan
bahwa penggunaan model Pembelajaran Berbasis (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Konteks
Masalah dapat menjadi solusi untuk peningkatan pembelajaran, penelitian ini dilaksanakan sebagai upa-
kemampuan menulis peserta didik. Hal tersebut men- ya tindakan perbaikan terhadap kenyataan rendahnya
jadi dasar bagi peneliti menggunakan model nilai dan partisipasi peserta didik dalam mengikuti
Pembelajaran Berbasis Masalah untuk mengetahui pembelajaran menulis surat.
keberhasilan penggunaan dalam peningkatan kualitas Data penelitian ini berupa hasil pengamatan ber-
Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi bentuk surat dasarkan temuan-temuan di lapangan. Data tersebut
penawaran dan surat pesanan pada peserta didik Kelas berupa dokumen, catatan hasil belajar, absen, foto-
X MIA-2 SMA Negeri 7 Makassar sebagai salah satu foto, pengamatan, tes, dan lain-lain. Sumber data pe-
model pembelajaran yang dianjurkan kurikulum 2013. nelitian ini disesuaikan dengan permasalahan pene-
litian yaitu untuk mengertahui peningkatan kete-
rampilan menulis teks negosiasi bentuk surat pena-
METODE
waran dan surat pesanan, maka sumber data adalah
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan guru dan peserta didik kelas X MIA-2 SMA Negeri 7
Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas dipilih untuk Makassar dengan jumlah 36 orang yang diklasifi-
memperbaiki dan memecahkan masalah-masalah yang kasikan berdasarkan tahap pelaksanaan dan tahap pe-
terjadi dalam proses pembelajaran menulis surat nugasan menulis teks negoasisi bentuk surat pena-
penawaran dan surat pesanan. Peneliti berkolaborasi waran dan surat pesanan.
dengan guru untuk memperbaiki kualitas pembel- Teknik pengumpulan data yang digunakan
ajaran. Penelitian ini dilakukan di kelas sehingga dalam penelitian ini adalah teknik observasi atau
fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran pengamatan, dokumen, dan penugasan atau tes. Tek-
berupa perilaku guru dan peserta didik dalam nik observasi dilakukan melalui pengamatan dengan
melakukan interaksi belajar mengajar. lembar format pengamatan aktivitas guru dan aktivitas
Hal ini sesuai dengan karakteristik tindakan peserta didik selama proses pembelajaran, sedangkan
kelas, yaitu situasional: berkaitan langsung dengan teknik penugasan digunakan untuk mengetahui hasil
permasalahan konkret yang dihadapi guru di kelas, menulis teks negosiasi dalam bentuk surat penawaran
kontekstual: upaya pemecahan berupa model atau dan surat pesanan melalui model Pembelajaran Ber-
prosedur tidak terpisah dari konteksnya, baik konteks basis Masalah sebagai indikator yang menunjukkan
pendidikan, budaya, sosial politik, atau konteks keberhasilan proses pembelajaran. Teknik analisis data
ekonomi tempat pembelajaran berlangsung, dan yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif
kolaboratif: partisipasi antara guru dan peneliti sangat dan deskriptif kuantitatif.
dipentingkan (Salam, 2019b:45). Sehubungan dengan Data proses pelaksanaan pembelajaran Diana-
konsep tersebut, lisis secara kualitatif, sedangkan data hasil penilaian
Purwadi (dalam Sadikin, 2010:75) berpendapat kinerja peserta didik dianalisis secara kuantitatif.
bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk Penetapan hasil belajar peserta didik tersebut dikaitkan
penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk dengan standar klasikal dan nilai Kriteria Ketuntasan
memecahkan masalah yang dihadapi dalam melak- Minimal (KKM) yang berlaku pada tingkat satuan
sanakan tugas pokoknya, yaitu mengolah pelaksanaan pendidikan di sekolah tersebut yaitu 2,66.
kegiatan belajar mengajar (KBM). Supriatna
(2010:23) juga mengemukakan bahwa PTK adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
suatu refleksi untuk memperbaiki tindakan dan
melakukan rencana untuk perbaikan-perbaikan Hasil Penelitian
berikutnya sampai pada praktisnya pembelajaran di
kelas berhasil dengan baik. Aktivitas Guru Siklus I
Penelitian dilaksanakan dua siklus. Pelaksana-
an pada siklus I dilanjutkan pada siklus II sebab siklus Observasi aktivitas guru dalam pembelajaran
I belum maksimal dengan melakukan perbaikan menulis teks negosiasi bentuk surat penawaran dan
tindakan dari sikus I. Arikunto (2014:17-21), mem- surat pesanan melalui model Pembelajaran Berbasis
perkenalkan empat tahap pada masing-masing siklus Masalah pada peserta didik kelas X MIA-2 SMA
yaitu: (1) menyusun rancangan tindakan (planning), Negeri 7 Makassar yang dilakukan selama tiga
Sitti Hasnah & Jufri, Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi 53
pertemuan pada siklus I, disimpulkan terjadi ajaran pada tiap pertemuan. Walaupun demikian, di
peningkatan aktivitas di setiap pertemuan. Hal ini setiap aspek pengamatan aktivitas masih tampak
terinci pada tabel 4.17 berikut beberapa peserta didik yang masih dikategorikann
tidak aktif. Hal tersebut terinci pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Aktivitas Guru Siklus I
Tabel 1. Aktivitas Siswa Siklus I
N Kate- Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3
o gori F % F % F % Kegia Katego Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
tan ri
F (%) F (%) F (%)
klasikal belum mencapai indikator pencapaian yaitu surat pesanan melalui model Pembelajaran Berbasis
85% peserta didik berada pada kategori tuntas dengan Masalah pada peserta didik kelas X MIA-2 SMA
nilai >2,67. Negeri 7 Makassar yang dilakukan selama tiga per-
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas guru temuan pada siklus II menunjukkan aktivitas yang di-
dan peserta didik ditemukan pada setiap pertemuan lakukan guru di setiap pertemuan siklus II mengalami
guru telah melaksanakan langkah-langkah pembel- peningkatan pada kategori sangat baik dan baik,
ajaran sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran sedangkan pada kategori cukup mengalami penurunan.
(RPP). Masih ada beberapa kegiatan yang harus per- Hasil tersebut terlihat pada tabel berikut.
baiki dan dioptimalkan seluruh aktivitas berpengaruh
pada aktivitas peserta didik. Hal tersebut terlihat pada Tabel 3. Aktivitas Guru pada Siklus II
presentase keaktifan peserta didik. Kategori Pertemuan1 Pertemua Pertemua
Beberapa aktivitas atau kegiatan pada rencana n2 n3
pembelajaran tidak terlaksana secara maksimal F (%) F (%) F (%)
diantaranya guru tidak mengabsen secara urut peserta
didik, pada proses pengelompokan guru hanya meng- Sangat 4 21% 11 55% 14 70%
arahkan peserta didik untuk duduk berkelompok tanpa Baik
membagi secara merata. Termasuk pada kegiatan ber- Baik 14 74% 8 40% 6 30%
diskusi, guru kurang mengarahkan didik sehingga Cukup 1 5% 1 5% 0 0%
peserta didik lebih banyak membicarakan hal lain Kurang 0 0% 0 0% 0 0%
diluar materi pelajaran yang mengakibatkan waktu Tidak 0 0% 0 0% 0 0%
pelaksanaan pembelajaran tidak maksimal. terlaksana
Jumlah 19 100% 20 100% 20 100%
Pada proses evaluasi ditemukan hasil yang ku-
rang memuaskan. Hasil kerja peserta didik menulis
surat penawaran menunjukkan bahwa tidak ada pe- Aktivitas Peserta Didik Siklus II
serta didik yang mendapatkan skor 4 atau skor
tertinggi dengan kategori sangat baik. Terdapat 14 Rekapitulasi aktivitas peserta didik pada
atau 42% peserta didik yang mendapatkan nilai 3 pembelajaran menulis teks negosiasi bentuk surat
dengan kategori baik dan 22 atau 58% mendapatkan pesanan dan surat penawaran dengan model
nilai dengan kategori sedang. Pembelajaran Ber-basis Masalah yang dilakukan
Demikian pula pada hasil menulis surat pesanan selama tiga kali per-temuan siklus II dapat dapat
yang menunjukkan bahwa tidak ada peserta didik dilihat pada tabel 3.
mendapatkan skor 4 atau skor tertinggi dengan ka-
tegori sangat baik. Terdapat 17 atau 47% peserta didik Tabel 3. Aktivitas Guru pada Siklus II
yang mendapatkan nilai 3 dengan kategori baik dan 18 Kegia Kateg Pertemuan Pertemuan II Pertemuan
tan ori I III
atau 50% mendapatkan nilai dengan kategori sedang.
F (%) F (%) F (%)
Terdapat pula 1 atau 3% mendapatkan nilai dengan Awal Aktif 6 100% 6 100% 6 100%
kategori kurang karena ketidak sesuaian isi surat Tidak 0 0% 0 0% 0 0%
dengan tujuan dan penggunaan kalimat yang tidak Aktif
komunikatif.berada pada kategori cukup sehingga Inti Aktif 9 100% 10 100% 10 100%
Tidak 0 0% 0 0% 0 0%
tidak mencapai standar kalsikal ketuntasan belajar. Aktif
Selain itu hambatan lain selain pada peren- Akhi Aktif 4 100% 4 100% 4 100%
canann pembelajaran adalah media belajar, seperti r Tidak 0 0% 0 0% 0 0%
komputer atau laptop, wifi, sehingga pada proses Aktif
mencari informasi atau data dari sumber lain, peserta
didik kewalahan penggunaan internet khususnya pada Hasil Pembelajaran pada Siklus II
saat proses pengiriman email.
Data hasil keterampilan menulis teks negosiasi
Aktifitas Guru Siklus II bentuk surat penawaran dan surat pesanan dengan
model Pembelajaran Berbasis Masalah menunjukkan
Observasi aktivitas guru dalam pembelajaran bahwa keterampilan menulis teks negosiasi peserta
menulis teks negosiasi bentuk surat penawaran dan didik mengalai peningkatan dengan klasifikasi yaitu
Sitti Hasnah & Jufri, Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi 55
sebanyak 3 atau 8% peserta didik berkategori sangat sehingga, memengaruhi tingkat keaktifan siswa dalam
baik. Sebanyak 32 atau 89% berkategori baik dan 1 mengikuti setiap proses pembelajaran sebab Pembel-
atau 3% berketegori cukup. ajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran
Berdasarkan pencapaian KKM data hasil kete- yang mengarahkan peserta didik untuk belajar dari
rampilan menulis peserta didik menunjukkan bahwa suatu masalah yang nyata. langkah-langkah Model
peserta didik yang berada pada nilai >2,67 sebanyak Pembelajaran Berbasis masalah yaitu; menjelaskan
35 atau 97% dengan kategori tuntas. Sedangkan, tujuan pembelajaran, memotivasi peserta didik, meng-
peserta didk yang mendapatkan nilai <2,67 ada 1 atau identifikasi masalah, merumuskan masalah, mencari
3% dengan kategori tidak tuntas. Sehingga dapat di- dan mengolah data, mendiskusikan pemecahan masa-
simpulkan bahwa keterampilan menulis teks negosiasi lah dan mempresentasikan hasil pemecahan masalah
secara klasikal telah mencapai indikator pencapaian hal ini sejalan dengan teori dari (Priyatni, 2013:98-
yaitu 85% peserta didik berada pada kategori tuntas 100) yang peneliti padukan dengan teori (Sani, 2014:
dengan nilai >2,67. Keterampilan menulis teks nego- 153-154).
siasi bentuk surat penawaran dan surat pesanan dinya- Pada pembelajaran menulis teks negosiasi ben-
takaan tuntas atau meningkat tuk surat penawaran dan surat pesanan yang awalnya
Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pem- tidak mendapat perhatian dari peserta didik karena
belajaran siklus II dengan observasi kegiatan aktivitas dianggap sebagai materi pelajaran yang tidak menarik,
guru dan peserta didik saat proses pembelajaran dike- tidak menantang dan terkesan ketinggalan. Sehingga
tahui bahwa seluruh aktivitas guru terlaksana dengan pelaksanaan pembelajaran menulis teks negosiasi ben-
kategori sangat baik dan baik sebab dalam proses pe- tuk surat penawaran dan surat pesanan melalui Model
laksanaan guru melakukan aktivitas tersebut dengan Pembelajaran Berbasis Masalah pada siklus I aktivitas
terarah, runtut dan maksimal. Terlihat pula pada peserta didik berada pada kategori selain itu, aktivitas
aktivitas peserta didik yang secara keseluruhan juga guru yang kurang maksimal berpengaruh pada atusias
berada pada kategori aktif. peserta didik mengikuti pembelajaran. Kegiatan guru
Pada hasil menulis surat penawaran peserta didik yang mempengaruhi aktivitas peserta didik diantara-
siklus II ditemukan beberapa perbaikan aspek-aspek nya: guru tidak mengelompokkan peserta didik secara
yang dinilai kurang pada disiklus I. Hasil menulis heterogen sehingga peserta didik berkelompok ber-
surat penawaran peserta didik berdasarkan penilaian dasarkan keakraban yang berdampak adanya penge-
setiap aspek (isi surat, struktur surat yang mencakuop lompokan homogen sebab peserta didik memilih te-
kelengkapan bagian-bagian surat resmi, kesesuaian isi man sekelompok sesuka hati. Tampak jelas beberapa
surat dengan tujuan, pemilihan diksi khususnya peng- kelompok aktif dan ada kelompok yang tidak aktif
gunaan kalimat efektif, bahasa yang santun, dan mendiskusikan materi pembelajaran tetapi hanya men-
mekanik) telah berada pada kategori sangat baik dan diskusikan hal-hal yang lain hal tersebut disebabkan
kategori baik meskipun masih ada yang berkategori pengelompokkan yang tidak seimbang sehingga
cukup pada beberapa aspek tetapi hal tersebut tidak memengaruhi langkah-langkah pembelajaran berikut-
memengaruhi rekapitulasi nilai yang melampaui batas nya. Aktivitas guru yang lain adalah tidak mengarah-
kriteria ketuntasan klasikal yaitu >2,66. kan peserta didik berdiskusi mengidentifikasi dan
Demikian pula pada hasil menulis surat pesanan merumuskan masalah menyebabkan masalah yang
peserta didik melampaui kriteria ketuntasan belajar diidentifikasi dan dirumuskan tidak terarah dan tidak
minimal yang berlaku pada tingkat satuan sekolah jelas. Saat guru mengarahkan peserta didik untuk
tersebut yaitu >2,66. membaca dan mencari informasi yang sesuai masalah
yang telah diidentifikasi dan dirumuskan hanya
sebagian peserta didik yang aktif hal tersebut dipenga-
Pembahasan
ruhi oleh pengelompokan yang tidak heterogen. Guru
Pembahasan difokuskan pada temuan aktivitas tidak mengarahkan antusias peserta didik untuk me-
pembelajaran siklus I dan II yang meliputi: (1) hasil nanyakan hal-hal yang tidak dipahami sehingga
pelaksanaan pembelajaran (2) hasil penilaian menulis pemecahan masalah yang mereka hasilkan tidak runtut
negosiasi bentuk surat penawaran dan surat pesanan dan tidak lengkap. Peserta didik juga tidak aktif
melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah. mengungkapkan saran untuk perbaikan-perbaikan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah diharap- hasil presentasi kelompok lain. Kurang aktif dan
kan dapat meningkatkan aktivitas mengajar di kelas antusiasnya peserta didik dalam pelaksanaan pem-
56 Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI, Volume 18, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 50—57
belajaran berimplikasi pada penilaian proses maupun gas masing-masing dari ketua kelompok. Untuk
penilaian hasil menulis teks negosiasi bentuk surat mengidentifikasi, merumuskan masalah, dan mencari
penawaran dan surat pesanan. informasi dari referensi yang relevan. Peserta didik
Penilaian hasil menulis teks negosiasi bentuk lebih antusias menanyakan ke guru materi-materi yang
surat penawaran dan surat pesanan peserta didik pada tidak dikuasai, peserta didik juga aktif menyimak
siklus I berada pada kategori cukup. Hambatan lain setiap arahan yang dijelaskan oleh guru. Hambatan
yang memengaruhi siklus I kurang maksimal adalah mengenai kelengkapan sarana pun dapat teratasi oleh
kesiapan peserta didik pada kelengkapan sarana dan kesepakatan yang dilakukan oleh setiap anggota
prasarana seperti wifi, laptop dan masih banyak pe- kelompok untuk berbagi tugas membawa kelengkapan
serta didik yang tidak memiliki akun email sehingga tersebut. Sehingga proses pembelajaran lebih mak-
peserta didik kebingungan pada proses pengiriman simal pemanfaatan waktu lebih efisien.
surat melalui email. Hasil pembelajaran keterampilan menulis teks
Proses pelaksananaan pembelajaran menguna- negosiasi bentuk surat penawaran dan surat pesanan
kan Model Pembelajaran Berbasis Masalah siklus II melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah peserta
me-nunjukkan peningkatan aktivitas guru hal tersebut didik pada siklus II mengalami peningkatan dibanding
menunjukkan adanya usaha guru untuk lebih meng- siklus I. Perolehan nilai peserta didik berdasarkan se-
optimalkan perlakuan-perlakuan pada setiap aktivitas tiap aspek penilaian secara klasikal telah mencapai
khususnya pada aktivitas yang pada siklus I belum indikator pencapaian yaitu 85% peserta didik berada
maksimal. Guru juga melakukan perbaikan tindakan pada kategori tuntas dengan nilai >2,67. Sehingga
pada setiap fase-fase pembelajaran berbasis masalah Keterampilan menulis teks negosiasi bentuk surat
untuk mencapai pembelajaran yang maksimal. Akti- penawaran dan surat pesanan dinyatakaan tuntas pada
vitas tersebut seperti memotivasi peserta didik sebe- siklus II.
lum proses pembelajaran, Setelah guru memberikan
pemahaman akan pentingnya sebuah surat dan me- SIMPULAN
ngaitkan materi surat sebagai salah sarana komunikasi
yang diperlukan di dunia kerja dan usaha, peserta Berdasarkan penelitian, proses pembelajaran
didik mulai termotivasi untuk mengetahui bahasa dan menulis teks negosiasi melalui penerapan Model Pem-
sistematika penulisan surat yang baik. Sejalan dengan belajaran Berbasis Masalah mengalami peningkatan
teori Soedjito dan Solchan (2004:2) mengenai syarat- dalam aktivitas guru dan siswa. Peningkatan pene-
syarat surat yang baik. Senanda dengan pendapat rapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah juga ter-
Finoza dalam (Dalman 2014:44) mengenai kriteria su- lihat pada hasil keterampilan menulis teks negosiasi
rat yang baik. bentuk surat penawaran dan surat pesanan pada siklus
Hal lain yang dilakukan guru adalah memberi- I ke siklus II. Penilaian menulis berdasarkan pada lima
kan gambaran bahwa negosiasi dalam bentuk tulis aspek yaitu isi surat, struktur surat, kesesuaian isi, dik-
telah sering dilakukan oleh peserta didik tanpa disa- si dan mekanik. Hasil yang ditemukan pada siklus I
dari, seperti janjian dan menyepakati sesuatu melalui hanya 16 atau 44% peserta didik mencapai ketuntasan
sms, BBM atau Chating melalui facebook dan twiter belajar. Sementara pada siklus II menunjukkan pe-
merupakan bagian dari negosiasi secara tulisan sejalan ningkatan peserta didik yang mencapai ketuntasan
dengan pendapat Dawson (2004:50) yang mengemu- belajar menjadi 35 atau 97% dari 36 peserta didik.
kakan bahwa negosiasi dapat dilakukan secara lisan Jadi, disimpulkan bahwa pembelajaran menulis teks
dan tulisan. negosiasi pada siklus II telah memenuhi standar
Pada proses pelaksanaan pembelajaran siklus II ketuntasan belajar klasikal yaitu minimal 85% peserta
guru mengelompokkan peserta didik secara heterogen didik memperoleh ketun-tasan belajar dengan nilai
sehingga keaktifan peserta didik tampak jelas lebih Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berlaku di
merata, lebih aktif berdiskusi, dengan pembagian tu- kelas X MIA-2 SMA Negeri 7 Makassar yaitu 2,67.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Arikunto, Suharsimi. dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas.
Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Jakarta: Bumi Aksara
Cipta.
Sitti Hasnah & Jufri, Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi 57