You are on page 1of 4

Penjelasan Analisis yang digunakan dalam Metodologi Aspek Ekonomi Kabupaten Deli Serdang

1. Analisis Sektor Unggulan


Kabupaten Deli Serdang terdapat 12 (dua belas) sektor unggulan yaitu Sektor Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, Sektor Konstruksi, Perdagangan besar dan eceran,
reperasi mobil dan sepeda motor, Sektor Transportasi dan Pergudangan, Sektor Penyediaan
akomodasi dan makan minum, Sektor Informasi dan Komunikasi, Sektor Jasa Keuangan dan
Asuransi, Sektor Real estate, Sektor Jasa Perusahaan, Sektor Jasa Pendidikan, Sektor Jasa
Kesehatan dan Kegiatan sosial, dan Sektor Jasa Lainnya dengan LQ rata-rata diatas . Hal ini
menunjukkan sektor-sektor tersebut merupakan sektor unggulan yang memiliki kekuatan ekonomi
yang cukup baik dan sangat berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Deli Serdang. Meskipun sektor unggulan merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan
dan dapat memacu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang, akan tetapi peran sektor non
unggulan tidak dapat diabaikan begitu saja, karena dengan adanya sektor unggulan akan dapat
membantu pengembangan sektor non unggulan menjadi sektor unggulan baru.
Klasifikasi Sektor PDRB Kabupaten Deli Serdang terlihat bahwa sektor yang memiliki
kontribusi rata-rata paling besar terhadap PDRB Kabupaten Deli Serdang adalah sektor
perekonomian, lalu diikuti sektor industri dan pengolahan, dan sektor perdagangan, hotel dan
restoran. Untuk pertumbuhan rata-rata, paling besar ditunjukkan oleh sektor bangunan, kemudian
diikuti sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor listri, gas dan air. Sedangkan sektor yang
memiliki pertumbuhan rata-rata paling kecil, yaitu sektor industri dan pengolahan. Selain itu,
secara provinsi sektor-sektor yang memiliki kontribusi rata-rata paling besar adalah sektor
perekonomian, sektor industri pengolahan, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan
sektor yang menyumbangkan kontribusi rata-rata paling kecil, yaitu sektor listrik, gas dan air
minum, dan sektor pertambangan dan penggalian. Pertumbuhan rata-rata Provinsi Sumatera Utara
paling tinggi adalah sektor pengangkutan dan komunikasi, diikuti sektor keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan, sektor bangunan, dan sektor jasa-jasa. Sementara sektor pertambangan dan
penggalian mempunyai pertumbuhan paling kecil. Jadi dapat disimpulkan bahwa didalam
melakukan suatu penelitian pada sektor unggulan yaitu:
a. Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang dalam upaya meningkatkan PDRB agar lebih
mengutamakan pengembangan sektor yang berpotensi unggulan seperti Sektor Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, Sektor Konstruksi, Sektor Perdagangan Besar
dan Eceran, Reperasi Mobil dan Sepeda Motor, Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum, Sektor Real estate, Sektor Jasa Perusahaan, Sektor Jasa Pendidikan, Sektor Jasa
Kesehatan dan Kegiatan Sosial, dan Sektor Jasa Lainnya. karena merupakan sektor yang maju
dan tumbuh pesat, dan merupakan sektor basis, dengan tidak mengabaikan sektor lain dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan;
b. Perlu ada kebijakan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam rangka pengembangan sektor-
sektor unggulan dalam pengembangan wilayah dengan berpedoman pada konsep pusat
pertumbuhan pada spesifikasi dari masing-masing wilayah.
c. Melaksanakan pola pembangunan yang terfokus dan terarah. Hal ini dapat dilakukan dengan
melakukan pola pembangunan sistem zona (wilayah pembangunan).
2. Analisis Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk meningkatkan
adanya pembangunan suatu daerah dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak
langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi. Menurut Sirojuzilam dan Mahalli (2010),
pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijaksanaan pemerintah
yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju
pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung
menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi.

Pertumbuhan ekonomi merupakan proses bagaimana suatu perekonomian berkembang


atau berubah dari waktu ke waktu. Proses perkembangan tersebut terjadi dalam jangka waktu
yang cukup lama, dimana dapat terjadi penurunan atau kenaikan perekonomian, namun secara
umum menunjukkan kecenderungan untuk meningkatkan perekonomian wilayah.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan
masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara
pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan
merangsang perkembangan pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut. Pertumbuhan ekonomi
menunjukkan sejauh mana aktifitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan
masyarakat pada suatu periode tertentu. Salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat
kemakmuran suatu daerah adalah data mengenai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas
dasar harga yang berlaku ataupun atas dasar harga konstan. Suatu masyarakat dipandang
mengalami suatu pertumbuhan dalam kemakmuran masyarakat apabila pendapatan perkapita
menurut harga tetap terus menerus bertambah. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan
gambaran dari aktifitas perekonomian masyarakat di suatu daerah, disamping juga dapat digunakan
sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan dari pelaksanaan
pembangunan itu sendiri.

3. Analisis Peluang dan Potensi Ekonomi


Peluang dan potensi ekonomi yang ada di Kabupaten Deli Serdang
a. Dukungan pemerintah daerah dalam memajukan sektor unggulan
b. Potensi SDA dari daerah hinterland
c. Kemitraan dan kerjasama dengan pihak swasta atau pihak lain
d. Pemerintah Pusat masih terus mengupayakan pembangunan wilayah
e. Potensi Kabupaten Deli Serdang dekat dengan Ibu kota Provinsi Sumatera Utara
f. Potensi di bidang perdagangan, penyediaan akomodasi dan makan minum
g. Potensi di bidang jasa dan informasi komunikasi
h. Potensi di bidang kontruksi dan real estate

Kajian Literatur dan Teori Aspek Ekonomi Kabupaten Deli Serdang


Penelitian ini dilakukan melalui studi literatur dengan menganalisis data sekunder dengan
cakupan spasial studi adalah Kabupaten Deli Serdang yang berada di Sumatera Utara. Mengingat
bahwa Sumatera Utara terdiri dari berbagai wilayah yaitu 33 Kabupaten/Kota yang berbeda kekuatan
infra struktur pendidikan, fasilitas kesehatan dan besarnya PDRB maka untuk memperoleh hasil yang
lebih berkualitas maka dalam hal ini penelitian lebih fokus menganalisis pertumbuhan ekonomi dan
IPM di kabupaten Deli Serdang.

Teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi
dikelompokkan atas kegiatan basis dan kegiatan non basis. Kegiatan basis dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi wilayah. Tarigan (2006:29) menyatkana bahwa kegiatan basis adalah semua
kegiatan baik penghasil produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah.
Lapangan kerja dan pendapatan di sektor basis adalah fungsi dari permintaan yang bersifat exogenous
(tidak tergantung pada kekuatan intern/permintaan lokal). Sedangkan non basis adalah untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi lokal. Karena permintaan sektor ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
masyarakat setempat. Dengan demikian, sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi setempat dan tidak
bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Atas dasar anggapan di atas satu-satunya
sektor yang bias meningkatkan perekonomian wilayah melebihi pertumbuhan alamiah adalah sektor
basis. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari keberhasilan program pembangunan
yang telah dilaksanakan, khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan
rangkuman laju pertumbuhan dari seluruh sektor ekonomi dan juga menggambarkan tingkat perubahan
struktur ekonomi yang terjadi pada suatu periode. Untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah
dapat dilihat melalui perubahan PDRB atas dasar harga konstan di wilayah tersebut.

METODE PENELITIAN yang digunakan adalah Analisis Location Quotient (LQ). Location
Quotient (LQ) adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor/industri di suatu
daerah terhadap besarnya peranan sektor/industri tersebut secara nasional. Teknik ini digunakan untuk
mengidentifikasi potensi yang dimiliki suatu daerah yaitu sektor-sektor mana yang merupakan sektor
basis atau non basis. Pada dasarnya teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan
suatu sektor antara daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang lebih
luas. Menggunakan LQ sebagai petunjuk adanya keunggulan komperatif dapat digunakan bagi sektor-
sektor yang telah lama berkembang, sedangkan sektor yang baru atau sedang tumbuh apalagi yang
selama ini belum pernah ada, LQ tidak dapat digunakan karena produk totalnya belum menggambarkan
kapasitas rill daerah tersebut.
Gambaran Umum Aspek Ekonomi

a. Memanfaatkan potensi dekat dengan ibu kota Provinsi Sumatera Utara untuk menggerakkan
perekonomian masyarakat;
b. Meningkatkan potensi sektor unggulan dengan memanfaatkan dukungan pemerintah, potensi
Sumber Daya Alam daerah hitterland dan kemitraan dengan pihak swasta;
c. Mengoptimalkan pengelolaan sektor unggulan untuk membuka lapangan kerja dengan
dukungan pemerintah dan kemitraan dengan pihak swasta;
d. Mengotimalkan pelayanan publik dan infrastruktur perekonomian, bekerjasama dengan swasta
dan pihak lain;
e. Menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk mendorong perekonomian menghadapi
persaingan di era globalisasi;
f. Penyediaan sarana dan prasarana penanggulangan bencana alam;
g. Meningkatkan kualitas dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia untuk bersaing di era
globalisasi;
h. Memperbaiki sarana dan prasarana pelayanan publik untuk menghadapi persaingan antar
wilayah.

Isu Spasial Aspek Ekonomi Kabupaten Deli Serdang

a. Beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam penghitungan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Angka melek huruf sudah tidak relevan dalam mengukur
pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas pendidikan. Selain itu,
karena angka melek huruf di sebagian besar daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat
membedakan tingkat pendidikan antar daerah dengan baik. Produk Domestik Bruto (PDB) per
kapita tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah.
b. Penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam sebuah penghitungan IPM yang menggambarkan
bahwa pencapaian yang rendah di suatu dimensi dapat ditutupi oleh pencapaian yang tinggi
dalam dimensi lain. Maka dalam hal ini terdapat metode perhitungan yang dapat dilihat bahwa
Metode agregasi diubah dari rata-rata aritmatik menjadi rata-rata geometrik. Dengan
menggunakan rata-rata geometrik dalam menyusun IPM dapat diartikan bahwa capaian suatu
dimensi tidak dapat ditutupi oleh capaian di dimensi lain. Artinya, untuk mewujudkan suatu
pembangunan manusia yang baik maka dalam ketiga dimensi juga harus memperoleh suatu
perhatian yang sama besar dan sama pentingnya. IPM tinggi dapat menunjukkan kesejahteraan
masyarakat yang tinggi. IPM juga dapat menggambarkan hasil dilakukan pembangunan
manusia melalui tiga aspek yaitu Aspek Kesehatan yang diukur melalui Angka Harapan Hidup,
Aspek Pendidikan diukur melalui Rata-Rata Lama sekolah serta aspek hidup layak yang diukur
melalui pengeluaran per kapita. Setiap komponen IPM tersebut dapat distandarisasi dengan
nilai-nilai minimum dan maksimum dimana sebelum digunakannya dalam perhitungan IPM.

You might also like