Professional Documents
Culture Documents
Sodapdf
Sodapdf
PT AGROLESTARI MANDIRI
DOKUMEN TENDER
UNTUK
PEKERJAAN
AUTOMATION TEMPERATURE CONTROL
DEAERATOR
PKS PEKAWAI
DI
KALIMANTAN BARAT
OKTOBER 2022
FORTEN
p
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Autoamtion Tepmerature Control
Deaerator
DAFTAR ISI DOKUMEN TENDER
PEKERJAAN AUTOMATION TEMPERATURE CONTROL DEAERATOR
BAB DESKRIPSI
1 Informasi umum
FORTEN
p
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Autoamtion Tepmerature Control
Deaerator
BAB 1
INFORMASI UMUM
FORTEN
p
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator
BAB 1
INFORMASI UMUM
1.01 PENGANTAR
1.03.01 Lokasi Unit milik Employer terletak di desa Sungai Kelik kecamatan Nanga Tayab,
kabupaten Ketapang, propinsi Kalimantan Barat, setempat dikenal sebagai PKS
Pekawai, terletak kurang lebih 100 km dari Ketapang.
1.03.02 Tenderer wajib mengikuti Pre-Bid Meeting, Project Briefing, yang ditentukan
Employer, untuk mengetahui kondisi lapangan, gambaran pengangkutan material
dan peralatan ke dan dari lokasi Unit serta informasi lainnya termasuk mengetahui
semua resiko yang mungkin ada yang termasuk dalam tanggung jawab Tenderer.
1.04.01 Dalam tender ini, Tenderer yang sudah menyetujui untuk ikut tender harus
mengikuti semua persyaratan tender. Apabila Tenderer tidak mengikuti salah satu
atau beberapa persyaratan yang ditentukan, Employer berhak mendiskualifikasi
Tenderer tersebut sebelum proses tender selesai tanpa pengembalian biaya
apapun yang telah dikeluarkan Tenderer.
p
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator
1.04.02 Employer memberlakukan sama dalam persyaratan tender ke semua Tenderer.
Semua proses dan data dilakukan secara tertutup dan rahasia. Penentuan
pemenang tender sesuai dengan ketentuan dan kriteria yang ditetapkan Tender
Committee Employer.
1.04.03 Setelah tender dievaluasi, hanya beberapa Tenderer terbaik (shortlisted best
Tenderers) yang dapat mengikuti tahapan proses tender selanjutnya.
p
PT gArolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Autoamtion Tepmerature Control Deaerator
Pabrik Kelapa Saiwt (PKS) Pekawai 80 TPH– Kalimantan Barat
BA2
FORTENDER
ph
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator
BAB 2
1. Dokumen Tender yang akan dimasukkan kepada Pemberi Kerja harus sesuai dengan jadwal,
daftar/schedule, spesifikasi dan semua lampirannya, dan wajib ditandatangani oleh wakil
Perusahaan yang berwenang. Harga Total Tender sudah termasuk semua resiko dan biaya tidak
terduga sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan.
2. Penawaran Tenderer yang kurang lengkap atau tidak mencakup keseluruhan Pekerjaan di dalam
Spesifikasi teknis atau tidak sesuai Surat Perjanjian Kerja tidak dapat diproses.
3. Tenderer harus mengisi harga Tender dalam“ Form of Tender” yang merupakan
harga pelaksanaan Pekerjaan keseluruhan sesuai ketentuan Kontrak dan nilainya harus sama
dengan total nilai dalam“ Schedule of Tender Prices”.
Jika Tenderer dapat mengusulkan suatu keuntungan kepada Pemberi Kerja dengan memodifikasi
sesuatu dari Spesifikasi atau Gambar dalam Dokumen Tender maka Tenderer dapat
mengusulkannya secara terpisah dengan mencantumkan berapa besar harganya terpisah dari
Harga Tender semula. Tetapi Harga Tender yang tertulis pada “Form of Tender” harus yang
sesuai dengan semua Spesifikasi semula.
Usulan–usulan tersebut tidak mengikat kecuali jika Pemberi Kerja sudah menyetujuinya menjadi
bagian dari Kontrak.
4. Tidak boleh ada perubahan apapun pada semua daftar “Form of Tender”.
Semua koreksi dan usulan dari Tenderer disampaikan dalam tabel atau lembar terpisah.
5. Tenderer diberikan kebebasan untuk menambahkan detil, literatur teknis, manual dan sebagainya
yang dianggap perlu dan harus dalam Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia, dilampirkan dalam
penawaran tender terpisah dari Dokumen Tender.
6. Jika menurut Tenderer, Schedule of Contract Values, Bill of Quantities (BOQ), Spesifikasi teknis
dan drawing, yang diberikan Pemberi Kerja terdapat kesalahan, kekurangan atau kelebihan,
maka Tenderer dapat memberikan koreksinya dalam tabel atau lembar terpisah dari Dokumen
Tender yang diberikan Pemberi Kerja. Schedule of Contract Values dan Bill of Items (BOI) yang
diberikan Pemberi Kerja tidak boleh dirubah atau menyisipkan koreksi, setiap koreksi harus dibuat
secara terpisah. Jika menurut Tenderer nilai BOQ yang diberikan Pemberi Kerja kurang tepat,
Tenderer boleh merubahnya dengan menyisipkan kolom baru di samping kolom BOQ yang
diberikan Pemberi Kerja. Total harga mengikuti BOQ Tenderer. BOQ hanya sebagai guidance,
yang mengikat adalah Dokumen Kontrak antara lain Spesifikasi teknis dan Gambar dan atau
perubahannya yang dinyatakan atau disetujui secara tertulis oleh Pemberi Kerja.
8. Tenderer harus memasukkan Dokumen Tendernya via email dengan subject “Penawaran
Tender Pekerjaan Automation Temperature Control Deaerator - PKWM, Kalimantan Barat”,
ditujukan kepada:
1
p
FOR
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator
Head of Project Management
PT Agrolestari Mandiri
Sinar Mas Land Plaza Menara 2 Lantai 29
Jalan M.H. Thamrin No. 51, Jakarta
10350 U.p.: Ibu Rita Haryati
Tel.: (021) 50338899
Fax: (021) 50389999, 3925608
Email: rita.haryati@sinarmas-agri.com
berisi Scan lengkap seluruh Dokumen Penawaran (Surat Penawaran Harga, Softcopy Excel BoQ,
kelengkapan penawaran lainnya), serta hardcopy asli 1 (satu) set penawaran langsung dikirimkan
ke alamat tersebut di atas. Penawaran via email paling lambat diterima sesuai jadwal Tender
yang telah ditentukan oleh Employer. Lewat pada jadwal tersebut Tenderer dianggap
mengundurkan diri atau didiskualifikasi.
9. Tenderer wajib melengkapi berkas-berkas berikut dalam dokumen penawarannya termasuk tetapi
tidak terbatas pada:
2
p
FOR
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator
LAMPIRAN 1
Perihal : Penawaran Tender Pekerjaan Automation Temperature Control Deaerator PKS Pekawai
– Kalimantan Barat
Kepada Yth.
Head of Project Management
PT Agrolestari Mandiri
Sinar Mas Land Plaza Menara 2 Lantai 29
Jalan M.H. Thamrin No. 51
Jakarta 10350
Dengan hormat,
Sehubungan dengan undangan tender PT AGROLESTARI MANDIRI via email tanggal dd/mm/yy
perihal tender Pekerjaan Automation Temperature Control Deaerator PKS Pekawai – Kalimantan
Barat, yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Jabatan : Direktur
(apabila yang ditunjuk adalah pejabat mewakili Direktur harus dilampirkan
surat kuasa bermaterai Rp. 10.000,-)
Perusahaan :
NPWP :
Alamat :
Setelah mempelajari dan memahami dengan sungguh-sungguh isi semua Dokumen Tender, dengan
ini kami menyatakan sanggup untuk melaksanakan pekerjaan Pekerjaan Automation Temperature
Control Deaerator PKS Pekawai – Kalimantan Barat, dengan jumlah total penawaran kami sebesar
Rp ( ).
Jumlah harga penawaran tersebut belum termasuk PPN tetapi sudah termasuk Pajak Penghasilan
(PPh) dan pajak-pajak lainnya yang menjadi tanggung jawab kontraktor.
Penawaran ini berlaku selama 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak tanggal pemasukan
3
p
FOR
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator
penawaran ini.
4
p
FOR
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator
Demikian penawaran ini kami ajukan dengan penuh rasa tanggung jawab serta mengikat sesuai
ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku.
PT/CV
Materai Rp.10.000,-
Direktur
5
p
FOR
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator
LAMPIRAN 2
1. Surat Penawaran Tender sesuai format pada Lampiran 1 Instruksi untuk Tenderer.
Tenderer harus memberikan detail Pekerjaan yang secara spesifik ditampilkan dalam
Uraian Pekerjaan (Bill of Items) dan Daftar Kuantitatif (Bill of Quantities).
3. Data Teknis:
a. Daftar Alat Kerja.
b. Metode Kerja.
c. Manpower Histogram.
d. Struktur Organisasi Proyek (Struktur Organisasi Kontraktor di kantor pusat
dan di proyek/Site) berikut dengan curriculum vitae untuk setiap Key
Personnel.
e. Schedule of Material (electrical)
f. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dari awal sampai dengan selesai seluruh
Pekerjaan beserta dengan S-Curve.
g. Copy Risalah Rapat yang sudah dicap dan tandatangan.
h. Katalog material.
i. Daftar Sub-Contractor/Partner Kerja (jika ada).
5. Informasi dan dokumen lainnya yang belum tersebut di atas tetapi dalam Dokumen
Tender diminta harus diberikan oleh Tenderer.
6
p
FOR
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator
LAMPIRAN 3: FORMAT SURAT PERNYATAAN MEMENUHI SPESIFIKASI
SURAT PERNYATAAN
No. ……………………
Dalam hal ini mewakili Direksi dari dan oleh karena itu bertindak untuk dan atas nama PT/CV ............,
berkedudukan di...........................(selanjutnya disebut “Kontraktor”).
2. Bahwa sehubungan dengan pelaksanaan butir 1 diatas, Kontraktor menyatakan bahwa dalam proses
pemberian penawaran harga terbaik kepada pihak Perseroan, Kontraktor telah membaca, memahami, dan
dapat menerima semua dokumen dan lampiran-lampirannya yang menjadi bagian tak terpisahkan dari
dokumen tender yang telah diterima dari pihak Perseroan.
3. Bahwa sehubungan dengan pelaksanaan butir 1 diatas, dengan ini Kontraktor dan atau personil Kontraktor
yang ditunjuk/ditugaskan untuk melaksanakan Proyek menyatakan akan mengikuti Spesifikasi Teknis dan
Gambar, baik yang tercantum dalam Dokumen Tender, Dokumen Kontrak, Minutes of Meeting, dan
dokumen- dokumen lainnya yang telah mendapat persetujuan tertulis dari pihak Perseroan, termasuk di
antaranya tapi tidak terbatas pada :
barang dan hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar
memberikan sample material dan testing sebelum pekerjaan dimulai
mengkonstruksi semua item pekerjaan sesuai dalam dokumen dan gambar tender
melaksanakan pekerjaan sesuai shop drawing yang sudah disetujui Pemberi Kerja sebelum pekerjaan
terkait dilaksanakan
memberikan dokumen dan gambar as built (dalam bentuk Auto Cad dan PDF) yang sudah disetujui
Pemberi Kerja
memberikan komitmen akan keselamatan (safety) pekerjaan sesuai yang tertera pada dokumen
Contractor Occupational Health, Safety, and Environment Management Plan (COHSEMP) No. MNL-03-
OHSE-04 tanggal 30 Januari 2020
melakukan pemeriksaan dan pengujian hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar
berkomitmen melakukan penyelesaian terhadap laporan ketidaksesuaian (NCR) dan disetujui oleh
Perseroan.
maksimal jam bekerja + lembur pekerja yang sesuai dengan undang undang dan ketentuan
keselamatan kerja adalah sbb :
– 9 jam kerja/ hari dengan 6 hari kerja dalam seminggu, atau
– 11 jam kerja/ hari dengan 5 hari kerja dalam seminggu
4. Bahwa apabila Kontraktor dan atau personil yang ditunjuk/ditugaskan Kontraktor dalam pelaksanaan Proyek
melanggar pernyataan ini, maka Kontraktor bersedia mengganti sesuai spesifikasi dengan biaya ditanggung
Kontraktor.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan ditandatangani pada tanggal
……………………….
Yang menyatakan,
PT/CV……………
Materai Rp.10.000,-
Nama]
[Jabatan]
7
p
FOR
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator
SURAT PERNYATAAN
oN. ……………………
Nama : ………………………
Jabatan : Direktur
Alamat Perusahaan : ………………………
Dalam hal ini mewakili Direksi dari dan oleh karena itu bertindak untuk dan atas nama PT/CV
…………………., berkedudukan di......................(selanjutnya disebut “Kontraktor”).
2. Bahwa sehubungan dengan pelaksanaan butir 1 di atas, dengan ini Kontraktor dan atau
personil Kontraktor yang ditunjuk/ditugaskan untuk melaksanakan Proyek menyatakan
kesanggupan untuk memberikan jaminan perbaikan atas kekurangsempurnaan/
kerusakan alat selama masa garansi, dan akan melakukan perbaikan terhadap
kerusakan yang diakibatkan karena kesalahan fabrikasi, cacat produksi, kesalahan
pemasangan, dan bukan kerusakan yang diakibatkan kesalahan pemakaian dan
pengoperasian selama masa garansi.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan ditandatangani pada
tanggal ............…………
Yang menyatakan,
PT/CV…………………
Materai Rp.10.000,-
[Nama]
[Jabatan]
8
p
FOR
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator
LAMPIRAN 5: FORMAT SURAT PERNYATAAN SUBKONTRAKTOR
SURAT PERNYATAAN
oN. ……………………
Nama : ………………………
Jabatan : Direktur
Alamat Perusahaan : ………………………
Dalam hal ini mewakili Direksi dari dan oleh karena itu bertindak untuk dan atas nama PT/CV
…………………., berkedudukan di......................(selanjutnya disebut “Kontraktor”).
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan ditandatangani pada
tanggal .......................
Yang menyatakan,
PT/CV…………………
Materai Rp.10.000,-
[Nama]
[Jabatan]
Notes:
*)
Pilih salah satu
Jika menggunakan Subkontraktor, harap menyebutkan nama Subkontraktor & melampirkan Company Profile
9
p
FOR
PT gArolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Autoamtion Tepmerature Control Deaerator
Pabrik Kelapa Saiwt (PKS) Pekawai 80 TPH– Kalimantan Barat
BA3
FORTENDER
ph
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-
1. Pihak Pertama adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri minyak kelapa
sawit dan turunannya.
2. Pihak Kedua adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, yang salah satu
kegiatannya/keahliannya adalah melaksanakan pekerjaan automation temperature control
deaerator.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, Pihak Pertama dan Pihak Kedua dengan ini sepakat
untuk membuat perjanjian kerja (untuk selanjutnya disebut “ Perjanjian”), dengan syarat-syarat
dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
PASAL 1
OBJEK
Pihak Pertama dengan ini menunjuk Pihak Kedua untuk melaksanakan pekerjaan automation
temperature control deaerator di Unit, yang meliputi penyediaan material baru, tenaga kerja, peralatan
kerja dan equipment, memfabrikasi, mengkonstruksi, menginstalasi pekerjaan, dan melaksanakan
testing dan commissioning, serta serah terima pekerjaan yang sukses yang ditandai dengan Berita
Acara Serah Terima (BAST) I (untuk selanjutnya disebut. “Pekerjaan”) dengan jaminan perbaikan
selama masa garansi sebagaimana dimaksud pasal 7 Perjanjian ini, dan Pihak Kedua dengan ini
menerima penunjukan tersebut dan menyanggupi serta menjamin untuk melaksanakan Pekerjaan
tersebut dengan sebaik-baiknya, sesuai persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan oleh Pihak
Pertama.
Page 1 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-
PASAL 2
JANGKA WAKTU
1. Pihak Kedua wajib memulai dan menyelesaikan seluruh Pekerjaan secara tepat waktu dengan
hasil yang memuaskan/take over Pekerjaan, terhitung sejak tanggal sampai
dengan paling lambat tanggal , yang mana jangka waktu tersebut sudah
termasuk waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan transportasi Pekerjaan ke lokasi Unit.
PASAL 3
HARGA DAN CARA PEMBAYARAN
1. Harga borongan untuk seluruh Pekerjaan (lumpsum) sebagaimana diuraikan pada pasal 5
Perjanjian ini adalah tetap dan tidak berubah, yaitu sebesar Rp (
Rupiah), jumlah mana belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
2. Nilai kontrak tersebut pada ayat 1 pasal ini akan dipotong Pajak Penghasilan (PPh) dari tagihan
sebelum PPN, untuk disetorkan ke Kas Negara sesuai peraturan perpajakan yang berlaku.
Pihak Pertama akan menyerahkan bukti potong PPh tersebut kepada Pihak Kedua setelah bukti
potong PPh tersebut dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) oleh Pihak Pertama.
3. Nilai kontrak tersebut pada ayat 1 pasal ini telah mencakup seluruh hal yang diperlukan bagi
pelaksanaan Pekerjaan dengan baik dan benar serta memuaskan Pihak Pertama, dan telah
memenuhi syarat-syarat yang dimuat pada pasal 5 Perjanjian ini, serta hal-hal yang timbul
sebagai akibat keadaan lokasi kerja dan fasilitas penunjang yang diperlukan untuk pelaksanaan
Pekerjaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada kenaikan bahan/material, upah kerja, seluruh
pajak, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, dan
bea yang wajib dibayar sebagai akibat dari adanya Perjanjian ini.
4. Pihak Kedua tidak dapat mengajukan penambahan nilai kontrak tersebut pada ayat 1 pasal ini
kepada Pihak Pertama apabila terjadi peningkatan biaya, baik untuk bahan-bahan, maupun
upah, dan sebagainya, dan/atau apabila terjadi fluktuasi nilai tukar mata uang asing dan/atau
perubahan Peraturan Pemerintah yang mempengaruhi Pekerjaan ini selama jangka waktu
pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana tersebut pada pasal 2 ayat 1 Perjanjian ini.
5. Pihak Kedua menyanggupi dan menerima sistem pembayaran yang ditetapkan oleh Pihak
Pertama sebagai berikut:
5.2. Pembayaran dilaksanakan maksimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan sesuai bobot
prestasi yang telah diselesaikan oleh Pihak Kedua, sebagaimana dinyatakan dengan
Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAPP) yang ditandatangani oleh wakil Pihak
Pertama dan wakil Pihak Kedua, jumlah mana akan dibayarkan kepada Pihak Kedua
setelah dipotong:
Page 2 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-
5.3. Pihak Pertama akan melaksanakan pembayaran dalam jangka waktu 30 (tiga puluh)
hari kalender sejak diterimanya seluruh dokumen asli tersebut di bawah ini secara
lengkap dan tidak ada kesalahan oleh Pihak Pertama di Kantor Pihak Pertama di Jakarta:
5.4. Pembayaran retensi sebesar 5% (lima persen) akan dilaksanakan oleh Pihak Pertama
kepada Pihak Kedua setelah selesai Masa Garansi sebagaimana dimaksud pasal 7
Perjanjian ini, yang dibuktikan dengan adanya BAST II, sebagaimana dimaksud pasal 5
ayat 24.b. Perjanjian ini, dan setelah diterimanya seluruh dokumen asli penagihan retensi
tersebut di bawah ini secara lengkap dan tidak ada kesalahan oleh Pihak Pertama di
Kantor Pusat Pihak Pertama di Jakarta:
5.5. Penagihan retensi hanya dapat dilakukan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama
paling lambat 6 (enam) bulan sejak BAST II dibuat dan ditandatangani oleh wakil Pihak
Pertama dan wakil Pihak Kedua. Setelah lewatnya batas waktu tersebut, maka retensi
tersebut akan diputihkan secara otomatis dan Pihak Kedua tidak berhak melakukan
penagihan dalam bentuk dan nama apapun juga kepada Pihak Pertama.
5.6. Seluruh pembayaran kepada Pihak Kedua akan dilaksanakan oleh Pihak Pertama melalui
transfer ke rekening Pihak Kedua sebagai berikut:
Nama Bank :
Cabang :
No. Rekening :
Atas Nama :
Page 3 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-
PASAL 4
PAJAK, BPJS, DAN ASURANSI PEKERJAAN
1. Pihak Pertama dan Pihak Kedua wajib melaksanakan kewajiban perpajakannya masing-masing
yang timbul sehubungan dengan adanya Perjanjian ini, sesuai peraturan perpajakan yang
berlaku.
2. Pihak Kedua wajib untuk memberikan Identitas Pajak yang lengkap sesuai persyaratan yang
ditetapkan oleh Pihak Pertama, antara lain:
3. Dalam hal terjadi perubahan identitas atau pemutakhiran data, Pihak Kedua wajib
menyampaikan kembali fotokopi perubahan dokumen identitas tersebut kepada Pihak Pertama
paling lambat pada saat tagihan (yang terbit setelah tanggal efektif perubahan) disampaikan
kepada Pihak Pertama.
4. Apabila Pihak Kedua telah dikukuhkan menjadi PKP atau telah memiliki kewajiban untuk
dikukuhkan menjadi PKP, maka Pihak Kedua wajib memberikan Faktur Pajak sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan Pihak Pertama, antara lain dan tidak terbatas pada persyaratan
sebagai berikut:
a. Faktur Pajak harus diterbitkan pada bulan yang sama dengan bulan penerbitan invoice.
b. Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak harus diisi dengan benar (sesuai nomor seri yang
diberikan oleh KPP).
c. Identitas perusahaan Pihak Pertama sebagai pembeli/penerima jasa (nama, NPWP,
alamat) harus persis sama dengan yang tercantum di dalam SPPKP terakhir.
d. Identitas PKP (nama, NPWP, alamat) harus persis sama dengan yang tercantum di dalam
SPPKP terakhir.
e. Apabila identitas Pihak Kedua yang tercantum di dalam SPPKP tidak benar, maka Pihak
Kedua wajib mengajukan perubahan identitas ke KPP Pihak Kedua dan mendapatkan
SPPKP yang baru.
f. Identitas yang tercantum di dalam SPPKP baru, sebagaimana dimaksud ayat 4.e. pasal ini,
berlaku untuk Faktur Pajak yang diterbitkan setelah tanggal SPPKP baru diterbitkan.
g. Nomor urut, Nama Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak harus diisi dengan lengkap (tidak
boleh hanya menyebutkan kode barang).
h. Potongan harga dan/atau uang muka yang telah diterima harus diisi dan apabila tidak ada,
diisi dengan ”-“ atau ”0”.
i. Nama penanda tangan Faktur Pajak harus sama seperti yang terdaftar sebagai penanda
tangan Faktur Pajak pada aplikasi e-Faktur dan diisi sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP)
atau Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang berlaku.
Page 4 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-
5. Apabila Pihak Kedua menerbitkan Faktur Pajak yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana disebutkan pada ayat 4 pasal ini, maka Pihak Pertama dapat meminta Pihak
Kedua untuk melaksanakan kewajibannya sebelum pembayaran dilakukan, tanpa hak Pihak
Kedua untuk menuntut dalam hal apapun juga terhadap kemungkinan terjadinya keterlambatan
pembayaran.
6. Dalam hal Pihak Kedua menerbitkan Faktur Pajak, Pihak Kedua wajib untuk memberikan bukti
pelaporan dan penyetoran PPN atas Faktur Pajak tersebut paling lambat akhir bulan
berikutnya, yang terdiri dari:
a. Fotokopi Surat Pemberitahuan Masa (SPM) PPN yang mencantumkan Faktur Pajak Pihak
Kedua.
b. Fotokopi Bukti Penerimaan Surat/Bukti Lapor SPM PPN.
c. Fotokopi Surat Setoran Pajak atas Kurang Bayar PPN yang tercantum di dalam SPM PPN.
7. Dalam hal kewajiban Pihak Kedua pada ayat 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 pasal ini tidak dilaksanakan,
maka Pihak Pertama dapat mengambil keputusan yang dipandang baik oleh Pihak Pertama,
termasuk tetapi tidak terbatas bahwa Pihak Pertama dapat menyetorkan dan melaporkan PPN
yang belum dibayarkan oleh Pihak Kedua ke KPP.
8. BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan berikut premi masing-masing BPJS tersebut atas
diri para tenaga kerja Pihak Kedua yang melaksanakan Pekerjaan tersebut pada pasal 5
Perjanjian ini, wajib diurus dan dibayar sepenuhnya oleh Pihak Kedua sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
9. Pihak Pertama akan mengasuransikan Pekerjaan tersebut dengan kondisi full limit dan
termasuk risiko SRCC (Strike, Riot, and Civil Commotion), dengan periode asuransi sampai
Pekerjaan selesai dikerjakan dengan baik oleh Pihak Kedua. Apabila jangka waktu
penyelesaian Pekerjaan diperpanjang karena kesalahan Pihak Kedua, maka cover asuransi
wajib diperpanjang atas biaya Pihak Kedua sepenuhnya. Deductibles/risiko sendiri dan risiko
terhadap pihak ketiga dalam klaim asuransi tersebut menjadi tanggungan Pihak Kedua
sepenuhnya. Pengurusan penggantian klaim asuransi (jika ada) akan dilaksanakan secara
proaktif oleh Pihak Kedua.
PASAL 5
SPESIFIKASI DAN SYARAT PEKERJAAN
1. Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak Pertama, seluruh Pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Pihak Kedua tidak diperkenankan menyimpang dari persyaratan dan
ketentuan dalam Perjanjian ini, harus sesuai peraturan ketenagakerjaan yang berlaku, serta
harus sesuai gambar kerja dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan oleh Pihak Pertama,
termasuk juga persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam:
Page 5 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-
2. Pihak Kedua wajib melaksanakan mobilisasi equipment, material, tenaga kerja, peralatan kerja
ke lokasi Unit paling lambat tanggal .
3. Pihak Kedua wajib menempatkan atau menugaskan seorang Site Manager atau Kepala
Pelaksana yang bekerja penuh waktu, ahli, dan berpengalaman serta telah disetujui secara
tertulis oleh Pihak Pertama, untuk memimpin dan bertanggung jawab atas pelaksanaan dan
penyelesaian Pekerjaan tersebut. Pihak Kedua menjamin bahwa tenaga kerja Pihak Kedua
memiliki kemampuan dan pelatihan yang memadai untuk melaksanakan Pekerjaan tersebut.
4. Pihak Kedua wajib menyampaikan kepada Pihak Pertama contoh-contoh bahan dan/atau
material yang akan dipakai, yang sama jenis dan mutunya dengan yang digunakan pada saat
pelaksanaan Pekerjaan, untuk disetujui secara tertulis terlebih dahulu oleh Pihak Pertama
sebelum bahan-bahan tersebut masuk/dikirim ke lapangan/lokasi Unit. Namun demikian,
seluruh persetujuan tertulis yang diberikan oleh Pihak Pertama atas contoh-contoh bahan
dan/atau material tersebut dan/atau atas hasil Pekerjaan Pihak Kedua tidak melepaskan
tanggung jawab Pihak Kedua terhadap seluruh kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini.
5. Pihak Kedua bertanggung jawab terhadap legalitas material dan/atau peralatan yang digunakan
untuk melaksanakan Pekerjaan, yang oleh karenanya Pihak Kedua dengan ini membebaskan
Pihak Pertama dari segala macam tuntutan pihak lain dalam bentuk dan nama apapun juga
yang mungkin timbul di kemudian hari sehubungan dengan legalitas material dan/atau
peralatan tersebut.
6. Pihak Kedua wajib memiliki segala izin usaha dan/atau perizinan lainnya sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku, baik di Pemerintahan Pusat maupun di Pemerintahan
Daerah masing-masing, termasuk tetapi tidak terbatas pada izin galian tambang/mineral.
Page 6 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-
8. Dalam melaksanakan Pekerjaannya, Pihak Kedua menjamin keselamatan dan kesehatan kerja
seluruh tenaga kerja Pihak Kedua serta wajib melengkapi tenaga kerjanya dengan alat
pelindung diri (APD) sesuai ketentuan yang berlaku.
9. Pihak Kedua wajib melaksanakan penilaian sendiri (self assessment) terhadap pemenuhan
standar keselamatan dan kesehatan kerja dengan menggunakan form inspeksi yang telah
ditetapkan oleh Pihak Kedua, untuk kemudian diverifikasi dan disetujui secara tertulis oleh
Pihak Pertama.
10. Pihak Kedua dilarang melaksanakan aktivitas pembakaran apapun, baik di lokasi kerja maupun
di sekitar lokasi kerja.
11. Dalam melaksanakan Pekerjaan, Pihak Kedua harus memahami dengan jelas pengendalian
aspek dan dampak lingkungan yang meliputi:
a. Pengendalian emisi gas buang kendaraan harus di bawah baku mutu yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah Daerah (Pemda) setempat.
b. Pengendalian tetesan bahan bakar saat pengoperasian kendaraan.
c. Pengendalian tetesan oli saat pengoperasian kendaraan.
12. Pihak Kedua, dengan alasan dan nama apapun juga, dilarang memasuki dan/atau melakukan
pembukaan lahan di Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT), yang tanda batas dan letak
lokasi KBKT tersebut telah ditetapkan oleh Pihak Pertama.
13. Dalam melaksanakan Pekerjaannya, seluruh kendala, persoalan/tuntutan tenaga kerja Pihak
Kedua dan/atau pihak lain, termasuk dalam hal tidak selesainya/rusaknya/musnahnya hasil
Pekerjaan Pihak Kedua yang bukan disebabkan oleh hal-hal sebagaimana dimaksud pasal 10
Perjanjian ini, merupakan tanggung jawab Pihak Kedua sepenuhnya.
14. Pihak Kedua bertanggung jawab dan menjamin bahwa hasil Pekerjaan akan bebas dari segala
kesalahan dan/atau kerusakan, baik akibat kurang baiknya hasil kerja teknisi Pihak Kedua
maupun kurang baiknya kualitas bahan yang digunakan Pihak Kedua. Namun demikian,
seluruh persetujuan tertulis yang diberikan oleh Pihak Pertama atas hasil kerja Pihak Kedua
tidak melepaskan tanggung jawab Pihak Kedua untuk memenuhi seluruh kondisi dan
persyaratan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini.
15. Pihak Kedua bertanggung jawab dan menjamin untuk melaksanakan perbaikan dan mengganti
secara cuma-cuma seluruh kesalahan dan/atau kerusakan yang terjadi karena kesalahan Pihak
Kedua, termasuk kesalahan dan/atau kerusakan yang terjadi selama dalam Masa Garansi,
sebagaimana tersebut pada pasal 7 Perjanjian ini.
17. Pihak Kedua menyatakan mempunyai/sanggup mempunyai modal kerja yang cukup untuk
melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan ini, yang besarnya sesuai dengan yang
tercantum pada pasal 3 Perjanjian ini.
18. Pihak Kedua wajib turut memelihara keamanan dan ketertiban umum di lokasi Unit selama
berlangsungnya Pekerjaan ini, serta bertanggung jawab penuh terhadap seluruh konsekuensi
Page 7 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-
yang mungkin timbul sebagai akibat terjadinya kerusuhan, kebakaran, kerusakan, kehilangan,
dan sebagainya dalam bentuk apapun juga terhadap milik Pihak Pertama dan Pihak Kedua,
baik terhadap diri karyawan Pihak Pertama dan Pihak Kedua maupun terhadap kepemilikan
Pihak Pertama dan Pihak Kedua, yang berasal dari perbuatan tenaga kerja Pihak Kedua
dan/atau perbuatan tenaga kerja Pihak Kedua dengan pihak lain.
19. Pihak Pertama berhak menyatakan keberatan secara tertulis kepada Pihak Kedua untuk
menolak wakil atau personil yang dipekerjakan oleh Pihak Kedua yang akan atau sedang
melaksanakan Pekerjaan di lokasi Pekerjaan, yang mana menurut penilaian Pihak Pertama,
telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan, mengabaikan instruksi Pihak Pertama,
dan/atau tidak berkompeten dalam melaksanakan Pekerjaan. Sehubungan dengan hal-hal
tersebut, Pihak Kedua wajib segera melaksanakan penggantian wakil atau personil Pihak
Kedua tersebut.
20. Dalam hal tenaga kerjanya tinggal sementara di lokasi Unit, maka Pihak Kedua wajib
menyediakan tempat tinggal yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan ketertiban bagi para
tenaga kerja Pihak Kedua, atas tanggungan Pihak Kedua sepenuhnya.
21. Pihak Kedua wajib melaksanakan seluruh perubahan Pekerjaan yang dinyatakan dalam
dokumen pelaksanaan Pekerjaan, yang dibuat secara tertulis dan disampaikan oleh Pihak
Pertama kepada Pihak Kedua, termasuk tetapi tidak terbatas pada:
a. Menambah atau mengurangi besarnya volume Pekerjaan yang tercantum dalam Perjanjian
ini.
b. Melaksanakan pekerjaan tambahan lainnya, yang menurut Pihak Pertama diperlukan untuk
menyelesaikan dan menyempurnakan hasil Pekerjaan.
c. Mengubah mutu, sifat, dan jenis bahan, serta pelaksanaan Pekerjaan.
22. Apabila selama pelaksanaan Pekerjaan tersebut ternyata terjadi penambahan dan/atau
pengurangan Pekerjaan, maka Pihak Pertama akan menentukan besarnya penambahan
dan/atau pengurangan nilai kontrak sebagai akibat adanya penambahan dan/atau pengurangan
Pekerjaan berdasarkan referensi harga satuan yang ada di dalam Perjanjian ini. Apabila tidak
ada referensi harga satuan di dalam Perjanjian ini, maka perubahan nilai kontrak tersebut
berdasarkan hasil negosiasi Pihak Pertama dan Pihak Kedua. Sehubungan dengan hal
tersebut, Pihak Kedua wajib mengajukan harga pekerjaan tambah untuk disetujui secara tertulis
terlebih dahulu oleh Pihak Pertama, paling lambat 1 (satu) bulan sejak pekerjaan tambah
tersebut diselesaikan secara memuaskan oleh Pihak Kedua, sebagaimana dinyatakan dengan
BAPP yang ditandatangani oleh wakil Pihak Pertama dan wakil Pihak Kedua. Apabila setelah
lewat dari 1 (satu) bulan, Pihak Kedua belum juga mengajukan harga pekerjaan tambah, maka
Pihak Pertama tidak akan melaksanakan pembayaran tagihan atas pekerjaan tambah tersebut.
23. Pihak Kedua wajib melaksanakan penambahan dan/atau pengurangan Pekerjaan setelah
diberitahukan secara tertulis oleh Pihak Pertama untuk melaksanakannya. Penambahan
Pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pihak Kedua tanpa mendapat instruksi terlebih dahulu dari
Pihak Pertama, menjadi tanggung jawab Pihak Kedua sepenuhnya dan untuk itu Pihak
Pertama tidak diwajibkan melaksanakan pembayaran kepada Pihak Kedua dalam bentuk
apapun juga sehubungan dengan hal tersebut. Adanya pekerjaan tambah/kurang tersebut tidak
dapat dijadikan sebagai alasan oleh Pihak Kedua untuk mengubah waktu penyelesaian
Pekerjaan, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak Pertama.
24. Apabila Pihak Kedua telah menyelesaikan seluruh Pekerjaan tersebut di atas, maka akan
dibuat BAST Pekerjaan, yang menerangkan bahwa Pihak Kedua telah menyerahkan
seluruh hasil
Page 8 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-
Pekerjaan kepada Pihak Pertama dan Pihak Pertama dengan ini telah menerima dengan baik
seluruh hasil Pekerjaan tersebut dari Pihak Kedua, dengan perincian sebagai berikut:
a. BAST I dibuat apabila Pekerjaan telah selesai seluruhnya dengan baik dan memenuhi
syarat- syarat sebagaimana dimaksud pasal 5 Perjanjian ini.
b. BAST II dibuat setelah Masa Garansi tersebut pada pasal 7 Perjanjian ini berakhir dan
Pihak Kedua telah melaksanakan seluruh kewajibannya dengan baik selama Masa Garansi
tersebut.
25. Pihak Kedua wajib mengajukan 3 (tiga) set berkas gambar fabrikasi/shop drawing kepada
Pihak Pertama 2 (dua) minggu sebelum jadwal pelaksanaan fabrikasi tersebut untuk
mendapatkan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak Pertama sebelum pelaksanaan
Pekerjaan tersebut.
Pihak Kedua wajib menyampaikan 3 (tiga) set as-built drawing yang telah disetujui secara
tertulis oleh Pihak Pertama kepada Pihak Pertama.
Persetujuan tertulis Pihak Pertama atas shop drawing dan as-built drawing yang diajukan Pihak
Kedua tidak membebaskan Pihak Kedua, baik dari tanggung jawab Pihak Kedua, baik atas
segala kesalahan yang ada pada gambar-gambar tersebut maupun dari tanggung jawab Pihak
Kedua untuk memenuhi persyaratan dan ketentuan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini.
PASAL 6
SARANA KERJA
1. Pihak Kedua wajib mengikuti Peraturan Pemerintah yang berlaku dalam menyediakan
kendaraan dan pengemudi, termasuk tetapi tidak terbatas pada tenaga kerja, peralatan, bahan,
dan/atau seluruh jasa lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan
Pekerjaan tersebut pada pasal 5 Perjanjian ini, yang wajib disediakan dan ditanggung
sepenuhnya oleh Pihak Kedua guna kelancaran Pekerjaan dan sesuai waktu yang telah
ditetapkan pada pasal 2 ayat 1 Perjanjian ini.
2. Pihak Kedua bertanggung jawab atas keadaan dan keamanan peralatan, mesin-mesin, dan diri
para pekerja tersebut, termasuk keamanan daerah kerja, barang-barang, alat-alat, ruang kerja,
gudang, dan/atau kantor (Direksi keet) yang berada di lokasi Unit, baik sebelum, pada saat,
maupun setelah Pekerjaan diselesaikan dengan baik oleh Pihak Kedua berdasarkan Perjanjian
ini.
3. Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk beroperasinya peralatan menjadi tanggungan Pihak
Kedua sepenuhnya.
4. Apabila Pekerjaan tersebut dinyatakan selesai oleh Pihak Pertama, maka seluruh peralatan
dan/atau bangunan sementara serta mesin-mesin milik Pihak Kedua harus diangkut atau
dipindahkan dari areal Pihak Pertama atas biaya Pihak Kedua sepenuhnya. Apabila dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak Pekerjaan tersebut dinyatakan selesai oleh Pihak
Pertama namun Pihak Kedua belum juga mengosongkan lokasi Unit, maka Pihak Pertama
berhak melaksanakan pengosongan tersebut atas biaya Pihak Kedua sepenuhnya, dengan
ketentuan seluruh risiko yang mungkin timbul sehubungan dengan cara pengosongan tersebut
menjadi tanggung jawab Pihak Kedua sepenuhnya, termasuk tetapi tidak terbatas pada
kemungkinan rusaknya peralatan dan/atau bangunan sementara serta mesin-mesin tersebut.
Page 9 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-
PASAL 7
MASA GARANSI
1. Pihak Kedua wajib melaksanakan pemeliharaan terhadap seluruh hasil Pekerjaan Pihak Kedua
berdasarkan Perjanjian ini selama 6 (enam) bulan (untuk selanjutnya disebut “Masa Garansi”),
terhitung sejak tanggal BAST I, sebagaimana dimaksud pasal 5 ayat 24.a. Perjanjian ini.
2. Selama Masa Garansi, Pihak Kedua wajib memperbaiki setiap kerusakan yang timbul akibat
kurang sempurnanya pelaksanaan Pekerjaan Pihak Kedua atas tanggungan Pihak Kedua
sepenuhnya, kecuali terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh suatu keadaan memaksa (force
majeure) sebagaimana dimaksud pasal 10 Perjanjian ini, akan ditanggung oleh para pihak
sesuai kesepakatan bersama.
3. Pihak Kedua wajib memperbaiki kerusakan tersebut paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak
tanggal disampaikannya pemberitahuan tentang adanya kerusakan tersebut kepada Pihak
Kedua. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender Pihak Kedua lalai melaksanakan perbaikan
tersebut, maka Pihak Pertama berhak menunjuk pihak lain untuk melaksanakan perbaikan
tersebut atas tanggungan Pihak Kedua sepenuhnya.
4. Masa Garansi akan diperpanjang secara otomatis untuk 6 (enam) bulan berikutnya, khusus
untuk bagian yang terjadi kerusakan tersebut, terhitung sejak tanggal diterimanya hasil perbaikan
atas bagian yang terjadi kerusakan tersebut oleh Pihak Pertama, namun tidak lebih dari 12 (dua
belas) bulan terhitung sejak tanggal BAST I sebagaimana dimaksud pasal 5 ayat 24.a.
Perjanjian ini.
5. Apabila Masa Garansi dan seluruh pekerjaan perbaikan yang wajib dilaksanakan selama Masa
Garansi telah selesai dilaksanakan oleh Pihak Kedua dan telah diterima dengan baik oleh
Pihak Pertama, maka para pihak sepakat untuk menandatangani BAST II, sebagaimana
dimaksud pasal 5 ayat 24.b. Perjanjian ini.
PASAL 8
KECELAKAAN KERJA
1. Seluruh insiden yang terjadi sewaktu Pihak Kedua melaksanakan Pekerjaan sehingga
merugikan Pihak Pertama maupun Pihak Kedua sendiri serta pihak ketiga lainnya, menjadi
tanggung jawab Pihak Kedua sepenuhnya. Oleh karena itu, Pihak Kedua menyanggupi untuk
membayar ganti rugi yang diperlukan kepada pihak yang dirugikan, dengan memperhatikan
serta mentaati seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Kecelakaan yang terjadi sebelum atau pada saat Pihak Kedua melaksanakan Pekerjaan di
lapangan, melaksanakan mobilisasi, demobilisasi, dan lain-lain adalah menjadi tanggung jawab
Pihak Kedua sepenuhnya dan bukan suatu hal atau alasan yang menjadikan Perjanjian ini
terlambat untuk dilaksanakan dan/atau diselesaikan oleh Pihak Kedua.
PASAL 9
SANKSI
1. Apabila karena kelalaiannya, Pihak Kedua tidak melaksanakan mobilisasi peralatan dan tenaga
kerja ke lokasi Unit sesuai jadwal yang telah ditetapkan pada pasal 5 ayat 2 Perjanjian ini
dan/atau belum memulai Pekerjaan tersebut sesuai jadwal yang telah ditetapkan pada pasal 2
ayat 1 Perjanjian ini dan/atau tidak melanjutkan Pekerjaan yang telah dimulainya, yang mana
kelalaian tersebut telah melebihi 7 (tujuh) hari kalender dari jadwal yang telah ditetapkan
Page 10 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-
dan/atau pada setiap saat selama jangka waktu Perjanjian ini, apabila kumulatif hari
keterlambatan Pekerjaan telah mencapai atau lebih dari 14 (empat belas) hari kalender, maka
untuk selanjutnya berlaku ketentuan ayat 4 dan 5 pasal ini, tanpa diperlukan pemberitahuan
terlebih dahulu oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua.
2. Apabila Pihak Kedua tidak dapat menyelesaikan Pekerjaan sesuai jangka waktu yang
ditetapkan pada pasal 2 ayat 1 Perjanjian ini, maka untuk setiap hari keterlambatan, Pihak
Kedua bersedia dikenakan ganti rugi sebesar 0,1% (nol koma satu persen) dari total nilai
kontrak, sampai dengan maksimum sebesar 5% (lima persen). Apabila ganti rugi tersebut
telah mencapai 5% (lima persen), maka untuk selanjutnya berlaku ketentuan ayat 4 dan 5
pasal ini.
3. Dalam hal Pihak Kedua lambat dalam menyelesaikan dan/atau tidak melaksanakan seluruh
Pekerjaan dan/atau dalam hal keterlambatan disebabkan oleh kurangnya kegiatan di lapangan
dari Pihak Kedua untuk dapat menyelesaikan Pekerjaan ini, maka Pihak Pertama sewaktu-
waktu berhak memberikan Surat Peringatan (SP) kepada Pihak Kedua. Apabila setelah 7
(tujuh) hari kalender sejak tanggal SP, Pihak Kedua belum juga menunjukkan kemajuan yang
berarti, maka untuk selanjutnya berlaku ketentuan ayat 4 dan 5 pasal ini.
4. Akibat kelalaian Pihak Kedua tersebut pada ayat 1, 2, dan 3 pasal ini, maka Pihak Pertama
berhak menghentikan seluruh pelaksanaan Pekerjaan tersebut secara sepihak dan Perjanjian
ini menjadi berakhir tanpa hak bagi Pihak Kedua untuk menuntut Pihak Pertama mengenai hal
apapun dan dalam bentuk apapun juga. Untuk pengakhiran Perjanjian ini secara sepihak, Pihak
Pertama dan Pihak Kedua, sekarang dan untuk nanti pada waktunya, sepakat untuk
melepaskan ketentuan-ketentuan pada pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
yang mensyaratkan bahwa perintah Pengadilan wajib dimintakan sehubungan dengan
pengakhiran Perjanjian ini.
5. Dengan dilaksanakannya penghentian Pekerjaan tersebut pada ayat 4 pasal ini, maka:
a. Pihak Pertama bersama-sama dengan Pihak Kedua akan membuat BAPP. Apabila Pihak
Kedua tidak bersedia membuat BAPP, maka BAPP akan dibuat secara sepihak oleh Pihak
Pertama dan dianggap telah diterima sepenuhnya oleh Pihak Kedua.
b. Pihak Pertama berhak menunjuk pihak lain untuk melanjutkan pelaksanaan Pekerjaan ini
dengan selisih biaya dari nilai kontrak menjadi beban Pihak Kedua sepenuhnya dan Pihak
Pertama tetap akan membayar kepada Pihak Kedua sebesar progress Pekerjaan yang
telah diselesaikan sesuai BAPP, serta dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak pemutusan
sepihak tersebut dinyatakan oleh Pihak Pertama, Pihak Kedua harus segera meninggalkan
areal kerjanya serta mengosongkan lokasi Unit atas biaya Pihak Kedua sepenuhnya.
Apabila setelah lewat jangka waktu tersebut Pihak Kedua belum juga meninggalkan areal
kerjanya serta mengosongkan lokasi Unit, maka Pihak Pertama berhak melaksanakan
pengosongan tersebut atas biaya Pihak Kedua sepenuhnya, dengan ketentuan seluruh
risiko yang mungkin timbul sehubungan dengan cara pengosongan tersebut menjadi
tanggung jawab Pihak Kedua sepenuhnya, termasuk tetapi tidak terbatas pada
kemungkinan rusaknya peralatan dan/atau bangunan sementara, serta mesin-mesin milik
Pihak Kedua.
c. Dalam hal terjadi pemutusan Perjanjian yang disebabkan oleh kesalahan dan/atau
kelalaian Pihak Kedua sebagaimana dimaksud ayat 1, 2, dan 3 pasal ini, maka Pihak
Kedua wajib membayar ganti rugi kepada Pihak Pertama sebesar 10% (sepuluh persen)
dari total nilai kontrak, yang wajib dibayar secara seketika dan sekaligus lunas dalam waktu
7 (tujuh) hari kalender sejak tanggal pemutusan tersebut.
6. Dalam hal Pihak Kedua lambat dalam menyelesaikan dan/atau tidak melaksanakan sebagian
Page 11 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-
dari Pekerjaan, dan/atau dalam hal keterlambatan disebabkan oleh kurangnya kegiatan di
Page 12 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-
lapangan dari Pihak Kedua untuk dapat menyelesaikan sebagian dari Pekerjaan tersebut, maka
Pihak Pertama sewaktu-waktu berhak memberikan SP kepada Pihak Kedua. Apabila setelah 7
(tujuh) hari kalender sejak tanggal SP, Pihak Kedua belum juga menunjukkan kemajuan yang
berarti, maka untuk selanjutnya berlaku ketentuan sebagai berikut:
b.1 Pihak Pertama bersama-sama dengan Pihak Kedua akan membuat BAPP atas
sebagian Pekerjaan yang dihentikan tersebut. Apabila Pihak Kedua tidak bersedia
membuat BAPP, maka BAPP tersebut akan dibuat secara sepihak oleh Pihak
Pertama dan dianggap telah diterima sepenuhnya oleh Pihak Kedua.
b.2. Pihak Pertama berhak menunjuk pihak lain untuk melanjutkan pelaksanaan sebagian
Pekerjaan tersebut dengan selisih biaya dari nilai kontrak menjadi beban Pihak
Kedua sepenuhnya dan Pihak Pertama tetap akan membayar kepada Pihak Kedua
sebesar progress Pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai BAPP sebagaimana
dimaksud ayat
6.b.b.1. pasal ini.
7. Pihak Kedua menjamin bahwa seluruh klaim kerugian yang mungkin diajukan oleh pihak ketiga
kepada Pihak Pertama akibat Pihak Kedua belum memulai, lambat dan/atau terlambat
menyelesaikan Pekerjaan tersebut, baik yang timbul pada saat Pihak Kedua melaksanakan
Pekerjaan maupun setelah Perjanjian ini berakhir sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini,
menjadi tanggung jawab Pihak Kedua sepenuhnya dan karenanya Pihak Kedua dengan ini
membebaskan Pihak Pertama dari segala macam tuntutan tersebut.
8. Apabila Pihak Kedua menghentikan kegiatan di lapangan dan/atau mengakhiri Perjanjian ini
secara sepihak sebelum Perjanjian ini berakhir tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari
Pihak Pertama, maka Pihak Kedua dengan ini membebaskan Pihak Pertama dari kewajiban
membayar nilai kontrak atas Pekerjaan yang tersisa dan/atau yang belum diselesaikan oleh
Pihak Kedua, serta membebaskan Pihak Pertama dari segala macam tuntutan pihak lain dalam
bentuk dan nama apapun juga, tanpa mengesampingkan kewajiban Pihak Kedua untuk
membayar ganti rugi kepada Pihak Pertama sebesar 10% (sepuluh persen) dari total nilai
kontrak, yang wajib dibayar secara seketika dan sekaligus lunas dalam waktu 7 (tujuh) hari
kalender sejak tanggal penghentian/pengakhiran Perjanjian ini.
9. Selain yang diatur pada ayat 1, 2, 3, 6, dan 8 pasal ini, dalam hal Pihak Kedua tidak
melaksanakan kewajibannya sebagaimana ditetapkan pada Perjanjian ini, maka Pihak Pertama
berhak menghentikan seluruh pelaksanaan Pekerjaan tersebut secara sepihak tanpa perlu
melaksanakan pembayaran apapun juga kepada Pihak Kedua atas Pekerjaan yang tersisa,
dengan seluruh akibatnya sesuai ketentuan ayat 4 dan 5 pasal ini.
10. Pihak Pertama berwenang penuh menentukan atau menunda atau membatalkan pembayaran
dari hasil Pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan yang diinginkan, sampai dengan
pekerjaan(-pekerjaan) tersebut diperbaiki oleh Pihak Kedua yang hasilnya sesuai persyaratan
yang diinginkan, tanpa adanya kewajiban untuk membayar ganti rugi apapun juga kepada
Pihak Kedua.
11. Pembatalan, pengakhiran, dan/atau berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan (i) segala
kewajiban Pihak Kedua yang tersisa dan/atau tertunda kepada Pihak Pertama, dan/atau (ii)
sanksi yang harus dipenuhi/dijalankan oleh Pihak Kedua sesuai ketentuan dalam Perjanjian ini.
Page 13 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-
PASAL 10
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. Para pihak dibebaskan dari seluruh tuntutan, apabila terbukti telah terjadi suatu peristiwa di luar
kemampuan para pihak untuk mengatasinya (force majeure), antara lain bencana alam, perang,
dan gangguan keamanan lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan
ketentuan seluruh hak dan kewajiban masing-masing pihak yang timbul sebelum terjadinya
keadaan memaksa (force majeure) tersebut tetap wajib dilaksanakan oleh masing-masing
pihak.
2. Atas kejadian/akibat tersebut, pihak yang mengalami keadaan force majeure diwajibkan
memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya, pemberitahuan mana wajib diterima oleh
pihak lainnya paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak terjadinya kejadian tersebut. Apabila
pihak yang mengalami keadaan force majeure tersebut tidak memberitahukan secara tertulis
kepada pihak lainnya dalam jangka waktu tersebut, maka dianggap tidak terjadi keadaan force
majeure dan pihak yang bersangkutan tetap wajib melaksanakan seluruh kewajibannya sesuai
dengan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian ini.
3. Terhadap pemberitahuan pihak yang mengalami keadaan force majeure tersebut pada ayat 2
pasal ini, pihak lainnya tersebut wajib memberikan tanggapan secara tertulis dalam waktu 7
(tujuh) hari kalender sejak diterimanya surat pemberitahuan tersebut.
4. Apabila setelah lewatnya waktu, sebagaimana tersebut pada ayat 3 pasal ini, ternyata pihak
lainnya belum memberikan jawaban, maka pihak lainnya tersebut dianggap menyetujui adanya
keadaan force majeure tersebut dan pihak yang mengalami keadaan force majeure dengan ini
diberikan perpanjangan waktu, yang lamanya akan ditetapkan oleh pihak lainnya dengan
mempertimbangkan keadaan di lapangan, yang seluruhnya akan dilaksanakan sesuai
persyaratan dan ketentuan yang akan disepakati bersama untuk kemudian dituangkan dalam
suatu adendum Perjanjian. Sebaliknya, apabila pihak lainnya tersebut tidak menyetujuinya,
maka pihak yang mengalami keadaan force majeure tetap diwajibkan untuk menyelesaikan
kewajibannya sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian ini.
PASAL 11
ADENDUM
Para pihak sepakat bahwa apabila di kemudian hari ternyata ada hal-hal yang tidak atau belum cukup
diatur dalam Perjanjian ini, maka hal-hal tersebut akan segera dimusyawarahkan untuk disepakati
bersama, yang untuk selanjutnya akan dituangkan ke dalam suatu adendum (tambahan) Perjanjian
ini.
PASAL 12
LAIN-LAIN
1. Seluruh adendum Perjanjian, lampiran, surat, dan/atau dokumen lainnya (jika ada) yang
berkaitan dengan Pekerjaan ini merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan
dari Perjanjian ini.
2. Perjanjian ini menghapuskan dan mengesampingkan seluruh kesepakatan antara para pihak
baik secara lisan maupun secara tertulis yang dibuat sebelum Perjanjian ini ditandatangani.
Untuk menghindari keragu-raguan, apabila ada 1 (satu) atau lebih ketentuan dalam dokumen
lain yang dibuat antara para pihak yang menyimpang/bertentangan dengan Perjanjian ini, maka
ketentuan yang berlaku sah dan mengikat para pihak adalah ketentuan sebagaimana
Page 14 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-
Page 15 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-
3. Apabila salah satu ketentuan dalam Perjanjian ini dinyatakan tidak berlaku atau batal demi
hukum sesuai ketentuan hukum yang berlaku, maka pembatalan tersebut tidak berpengaruh
terhadap validitas (keabsahan)/berlakunya pasal-pasal dan ayat-ayat lain dalam Perjanjian ini.
4. Pihak Kedua menjamin bahwa Pihak Kedua berhak dan berwenang untuk membuat dan
menandatangani Perjanjian ini, dan mereka yang bertindak mewakili Pihak Kedua adalah
pejabat yang mempunyai wewenang yang sah untuk itu sesuai ketentuan anggaran dasar atau
perubahannya yang terakhir.
5. Seluruh persyaratan dan ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian ini tetap berlaku dan
mengikat para penerus dan/atau para pengganti hak dari masing-masing pihak.
6. Para pihak sepakat bahwa Perjanjian ini tunduk pada dan ditafsirkan berdasarkan hukum
negara Republik Indonesia.
PASAL 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Segala perselisihan yang timbul akibat dan/atau sehubungan dengan Perjanjian ini akan diselesaikan
oleh para pihak secara musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila perselisihan tersebut tidak dapat
diselesaikan dengan cara musyawarah, maka para pihak sepakat untuk menyerahkan penyelesaian
atas permasalahan tersebut melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
DEMIKIANLAH UNTUK TERIKAT SECARA HUKUM, para pihak dengan ini menandatangani
Perjanjian ini pada tanggal tersebut pada awal Perjanjian ini, yang dibuat dalam 2 (dua) rangkap,
keduanya bermeterai cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Page 16 of
PT gArolestari
Mandiri Autoamtion Tepmerature Control
Pabrik Kelapa Saiwt (PKS) Pekawai 80 TPH–
BA4
FORTEN
p
PT gArolestari
Mandiri Autoamtion Tepmerature Control
Pabrik Kelapa Saiwt (PKS) Pekawai 80 TPH–
BA5
FORTEN
p
PT gArolestari
Mandiri Autoamtion Tepmerature Control
Pabrik Kelapa Saiwt (PKS) Pekawai 80 TPH–
BA6
(COHSEMP)
FORTEN
p
Rencana Pengelolaan Keselamatan,
Kesehatan kerja dan Lingkungan (K3-L)
Di Proyek/ Konstruksi
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (PT SMART, Tbk)
Sinar Mas Land Plaza, Menara II lt. 29, 32 & 34, Jl. M.H. Thamrin No. 51, Jakarta 10350 Indonesia
T: +62-21-50338899 F: +62-21-50389999
smart-tbk.com communications@sinarmas-agri.com
pt-smart-tbk SMART_Sinarmas @sinarmas_agri
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date
Daftar Isi
1. PENGANTAR 6
1.1 Tujuan 6
1.2 Ruang Lingkup 6
1.3 Referensi/ Acuan Undang-Undang/ Regulasi & Dokumen Legislasi 6
1.4 Objektif Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3L) 7
1.5 Kebijakan K3L Pemberi Kerja 7
1.6 Organisasi Keselamatan Proyek 9
1.7 Tugas Dan Tanggung Jawab Untuk Keselamatan Proyek 9
1.8 Pemeriksaan Kesehatan Pra Kerja (Sebelum Kerja) 11
5. PERSYARATAN LINGKUNGAN 33
5.1 Air Limbah 33
5.2 Limbah Padat Dan Manajemen Limbah Berbahaya 33
5.3 Tempat Penyimpanan Limbah Sementara 34
5.4 Konservasi 34
Daftar Singkatan
Singkatan Penjelasan
UU Undang-Undang
1. PENGANTAR
1.1 Tujuan
Dokumen Keselamatan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L), atau Occupational Health Safety
Environmental (OHSE) ini merupakan panduan persyaratan minimum dari praktek
keselamatan kerja yang harus disepakati dan diterapkan oleh kontraktor selama masa kontrak
kerja dengan pemberi kerja. Perlu diketahui bahwa setiap kontraktor memiliki kewajiban hukum
untuk memenuhi ketentuan aturan didalam Undang-Undang dan Regulasi Nasional terkait
dengan Keselamatan Kerja seperti yang tertera maupun yang tidak tertera didalam daftar
referensi. Tiap Kontraktor diwajibkan untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan dan
keselamatan tenaga kerjanya langsung ataupun tidak langsung (sub-kontraktor) dan untuk
orang lain disekitarnya, dengan cara memastikan semua bahaya dan risiko di tempat kerja
diidentifikasi dan diatasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kualifikasi dan tugas minimum untuk petugas Keselamatan Kontraktor (Safety Officer):
Gelar minimum dua tahun di bidang keselamatan kerja, kebersihan industri,
teknik, kimia, lingkungan, atau pengalaman yang setara.
Sertifikasi dari badan akreditasi keselamatan nasional, Ahli K3 Umum (AK3 Umum)
Berpengalaman dalam bidang konstruksi proyek, memahami penilaian risiko dan
mitigasi terhadap kegiatan proyek; penggalian, derek dan praktik rigging, bekerja
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date
1.7.3 Supervisor
Menganalisa dan memastikan risiko pekerjaan telah diatasi dengan aman, dan
pekerjaan dilakukan dengan aman oleh semua pekerja
Memastikan semua ijin bekerja, analisa risiko (JSA), dan metode kerja
Melakukan audit patroli harian
Menghadiri dan aktif dalam rapat keselamatan di proyek
Menyiapkan laporan keamanan mingguan dan bulanan
Memberikan pelatihan dan pembinaan di tempat kerja kepada perwakilan lokasi
Berperan serta dalam melakukan investigasi kecelakaan dan memastikan tindakan
perbaikan dilakukan
proyek
Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh yang berwenang, yaitu ahli medis (Dokter) yang
telah tersertifikasi Hiperkes oleh Direktorat Jenderal Pengawasan K3
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan adalah sebagi berikut:
a) Diagnosis/ Medical History review
b) Mental check
c) Physical Check
d) Fitness Check: Untuk melihat apakah seseorang mampu melakukan pekerjaan tertentu
misalnya bekerja di ketinggian, di ruang terbatas, dll
e) Untuk pemeriksaan laboratorium tidaklah wajib, terkecuali ada indikasi yang
disarankan oleh Dokter. Dalam kasus seperti ini adalah hak Kontraktor apakah mau
melanjutkan pemeriksaan lebih lanjut atau menggantikan kandidat pekerja tersebut
dengan yang lain
Untuk memindahkan personel yang terluka dari area ketinggian, kontraktor harus
menyediakan usungan, keranjang dengan tali kekang atau alat yang memadai yang
memenuhi persyaratan keselamatan
Nomor-nomor telepon dokter, rumah sakit, dan ambulan harus dengan jelas dipasang.
Termasuk kontak setelah jam kerja
dan ditentukan untuk tidak terkait dengan pekerjaan, yaitu, masalah kesehatan
pribadi, tidak diterapkan pada KPI keselamatan Proyek, namun, harus dilaporkan.
Cidera Hilang Waktu (LTI): Cidera atau penyakit akibat kerja pada seorang
karyawan, karyawan yang dikontrak, pekerja sementara atau kontraktor yang
memerlukan perawatan medis di luar pertolongan pertama yang sederhana dan
menyebabkan seorang karyawan menjadi tidak mampu melakukan tugas pekerjaan
apa pun. atau dianggap tidak dapat melakukan pekerjaan pada hari setelah insiden
terjadi dikonfirmasi oleh penyedia medis berlisensi karena cedera atau sakit; dan/
atau Kehilangan satu atau kedua mata, cacat permanen, fraktur majemuk, semua
amputasi, rawat inap satu orang atau lebih dalam semalam atau berlangsung lebih
dari 24 jam.
Cedera Kerja Terbatas (RWI): Cedera atau penyakit yang menyebabkan seseorang
tidak mampu melakukan tugas yang diharapkan dengan kapasitas penuh untuk shift
penuh.
Cedera Perawatan Medis (MTI): Setiap cedera atau penyakit yang memerlukan
perawatan medis selain Pertolongan Pertama. Catatan: Pertolongan Pertama dan
pengamatan oleh praktisi medis bukan MTI.
Kerusakan Alat-Peralatan/ Properti: Kejadian yang tidak direncanakan yang tidak
mengakibatkan cedera pribadi tetapi mengakibatkan kerusakan atau kerugian
properti.
Kebakaran: segala jenis kebakaran yang membutuhkan bantuan pemadaman
internal/ dari layanan eksternal
Insiden Lingkungan: Bahaya Lingkungan yang menyebabkan: Setiap pelepasan ke
tanah, air atau udara yang mengakibatkan pelanggaran peraturan lingkungan,
Tumpahan bahan berbahaya yang tidak dapat dikendalikan atau telah masuk, atau
bisa masuk ke saluran pembuangan atau aliran air, Kerusakan untuk flora, fauna
atau habitat yang dilindungi dan kawasan konservasi yang dilindungi, dan
penerimaan tindakan penegakan hukum dari badan pengatur.
Near miss/ Hampir celaka: sebuah insiden di mana tidak ada properti yang rusak,
tidak ada cedera, tetapi di mana, dengan sedikit perubahan waktu atau posisi,
kerusakan atau cedera dengan mudah bisa terjadi.
2.4.2 Investigasi
Kecelakaan, insiden, insiden lingkungan, kejadian berbahaya dan/ atau nyaris terjadi
akan diselidiki untuk memastikan penyebab dan membuat rekomendasi untuk mencegah
terulangnya. Setiap kecelakaan atau insiden dianggap dapat direkam harus dilaporkan
kepada pemberi kerja dengan tepat. Dalam hal terjadi kecelakaan fatal atau ketika
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date
cedera besar atau hilang diduga, orang yang bertanggung jawab atas operasi harus
segera memberi tahu pemberi kerja dan tim investigasi akan dibentuk untuk menyelidiki
insiden tersebut dan pemberitahuan awal harus disampaikan selama 24 jam sejak
peristiwa itu terjadi.
sedang dilakukan. Ketika lengan panjang diperlukan, maka tidak diperkenankan digulung.
Celana pendek dilarang.
Kacamata pengaman yang sesuai (mengacu pada standar SNI atau internasional jika tidak
tersedia) hanya diperlukan untuk setiap tugas khusus seperti memotong, mengelas, bahan
berbahaya, pelarut kimia, dll., Kacamata pengaman yang gelap atau teduh tidak boleh
dikenakan di dalam atau di luar ruangan saat kondisi pencahayaan luar buruk. Kontraktor
harus menyediakan kacamata pengaman lensa bening yang tepat kepada karyawannya
untuk digunakan dalam kondisi ini.
Untuk Pengelasan, Pemotongan, Grinding: Pelindung wajah dengan lensa flip-up dan kaca
pengaman yang melekat pada helmet harus dikenakan. Kacamata pengaman dengan
pelindung samping yang kaku harus dikenakan di bawah tudung, sehingga memungkinkan
tukang las untuk melakukan grinda serta mengelas tanpa mengangkat atau melepas kap.
Sarung tangan tipe tahan-potong, mis., Kevlar, bagus untuk digunakan saat bekerja
dengan material apa pun yang memiliki tepi tajam, mis., Pemasangan/ pelepasan logam
lembaran atau material pengikat, dimana kemungkinan terjadi pemotongan atau laserasi.
Ketika ada kemungkinan partikulat di udara (mis., Dengan kemasan wol batu atau debu),
kacamata harus dikenakan di mata, dan respirator harus dikenakan di mulut dan hidung.
Cincin atau perhiasan tangan harus dilepas saat melakukan pekerjaan listrik, mesin,
bekerja pada ketinggian, dan atau pekerjaan yang memungkinkan risiko terjepit.
Perlindungan pendengaran yang tepat (mengacu pada standar setara SNI atau lebih)
untuk pemaparan ke suara di atas 85 dBA selama maks. 8 jam untuk batas lainnya
mengacu pada Permenaker 5 Tahun 2018.
Kontraktor harus selalu memiliki persediaan APD yang cukup berupa helmet, sepatu
pengaman, dan rompi di lokasi bagi tamu/ pengunjung.
Sampah harus dibersihkan di tempat kerja sebelum, selama dan setelah shift kerja, tempat
sampah sementara harus dikosongkan ke tempat sampah besar/ utama yang ditunjuk
setiap hari.
Sisa potongan dan puing-puing yang mudah terbakar harus dibuang sebelum, selama dan
setelah shift kerja secara berkala.
Kantin harus dijaga dalam kondisi bersih dan tertib. Tempat sampah harus ditempatkan di
area ini dan sering dikosongkan. Makan dan minum tidak diizinkan di area kerja konstruksi
atau di area proses pabrik yang ada.
Kontraktor harus menunjuk atau memberikan jumlah individu yang memadai untuk
menjaga kebersihan di lokasi dan area kerja.
Jika kontraktor gagal membersihkan area kerja pada waktu yang tepat atau tidak
menyediakan personel dalam jumlah yang memadai, perwakilan Pemberi kerja akan
mencari metode lain, dan semua biaya yang timbul dari ini akan dibebankan kembali ke
kontraktor masing-masing.
Kontraktor harus menyiapkan fasilitas toilet yang memadai kepada karyawan kontraktor
(Permenkes No. 70/2016). Semua toilet harus dijaga kebersihan serta harus ditempatkan
di area yang mudah diakses. Jika akan digunakan pada malam hari, area tersebut harus
cukup diterangi.
Personel di Site Jumlah Toilet
1-15 1
16-35 2
36-55 3
56-80 4
81-110 5
111-150 6
>150 Tambah satu toilet setiap 40 orang
* Jumlah Urinal 1/3 dari total toilet
PERALATAN FREKUENSI
Alat Pemadam Api Ringan Inspeksi awal, bulanan
Alat Pengelasan Inspeksi awal, bulanan
Alat listrik Inspeksi awal, bulanan
portable Rebar
Inspeksi awal, 3 bulanan
cutter
Inspeksi awal, 3 bulanan
Bar bender
Inspeksi awal, 3 bulanan
Piling equipment
Inspeksi awal, 3 bulanan
Slings
Inspeksi awal, 3 bulanan
Hooks
Inspeksi awal, 3 bulanan
Pompa air
Inspeksi awal, 3 bulanan
Kotak distribusi listrik
Inspeksi awal, 3 bulanan
Kabel ekstension listrik
Inspeksi awal, 1 bulanan
Perancah
Inspeksi awal, bulanan
Body harness
Inspeksi awal, 3 bulanan
Mixer semen
Inspeksi awal, bulanan
Generators
Inspeksi awal, bulanan
APD
Inspeksi awal, bulanan
Kotak P3K
Inspeksi awal, bulanan
Ruang penyimpanan bahan kimia
Inspeksi awal, bulanan
Portable toilet
Inspeksi awal, 3 bulanan
Alat berat (excavator, bull dozer, crane, dll)
Inspeksi awal, bulanan
Diesel/ Jack Hammer
Inspeksi awal, bulanan
Tabung silinder gas
Catatan: Jadwal dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan dan kondisi proyek
bukanlah barikade yang efektif karena mudah patah. Penandaan dapat digunakan bersama
dengan barikade.
Kontraktor harus menempelkan label bahaya pada peralatan (atau bagian dari struktur) untuk
memperingatkan bahaya potensial atau bahaya langsung.
Petunjuk warna untuk Pita Peringatan (warning tape):
Pita warna kuning hitam diartikan sebagai "Amati Area dan Tetap Waspada."
Pita merah harus diartikan sebagai "Bahaya — Jangan Masuk Tanpa izin."
3.6 Metode Kerja (Work Method Statement) & Analisis Risiko Kerja (JSA-Job
Safety Analysis)
Pernyataan metode/ analisis keselamatan kerja menetapkan bagaimana suatu pekerjaan atau
proses akan dilakukan, termasuk semua tindakan pengendalian yang akan diterapkan. Ini juga
dapat memberikan informasi bagi kontraktor lain yang bekerja di lokasi tersebut tentang
dampak pekerjaan yang akan ditimbulkan terhadap mereka dan membantu kontraktor utama
untuk mengembangkan rencana OHSE keseluruhan untuk tahap konstruksi proyek. Metode
Kerja juga memberikan informasi kepada orang yang melakukan kegiatan tentang bagaimana
pekerjaan diharapkan dilakukan dan tindakan pencegahan yang harus mereka ambil.
Metode kerja dan JSA harus mencakup sebagian besar informasi berikut:
Deskripsi tugas;
Rincian sarana akses;
Perlindungan lokasi kerja yang ada;
Persyaratan perlindungan pribadi;
Keselamatan orang lain (publik, karyawan lain);
Tindakan pencegahan kesehatan lainnya;
Alat dan peralatan yang akan digunakan;
Persyaratan pemeliharaan untuk di atas;
Persyaratan pelatihan;
Persyaratan pembuangan limbah;
Prosedur darurat untuk setiap pekerjaan yang disebutkan dalam pernyataan metode;
Penilaian risiko terkait.
Metode Kerja/ JSA harus diajukan 7 hari sebelum tanggal mulai kerja dan harus ditinjau dan
diterima oleh Pemberi kerja sebelum pekerjaan dimulai. Semua metode kerja harus dirancang
untuk menghilangkan risiko atau mengurangi risiko serendah mungkin secara wajar. Metode
Kerja/ JSA harus dikomunikasikan kepada personel yang terkait. Jika metode kerja diubah oleh
Kontraktor maka metode yang direvisi tersebut akan ditinjau dan disetujui lagi oleh Pemberi
kerja sebelum perubahan diijinkan.
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date
Untuk diketahui, bahwa mulai tahun 2010, surat ijin operasi untuk alat berat atau disebut
dengan SIO telah berubah menjadi Lisensi K3 yang disingkat dengan LK3. Sementara surat
kelayakan operasi alat berat atau SILO untuk telah berubah menjadi Riksa Uji Alat (Periodical
inspection) dalam sekali 1 tahun sesuai dengan PER.09/MEN/VII/2010. Namun, dalam
dokumen ini kita masih tetap menggunakan istilah SIO dan SILO agar lebih dikenal dan
difahami.
Dokumentasi yang disyaratkan:
Crane telah diperiksa dan dirawat dan mendapatkan surat ijin layak operasi (SILO) dari
Pemerintah setempat.
Crane mematuhi semua persyaratan peraturan atau khusus yang berlaku dari site.
Cranes akan dilengkapi dengan perangkat anti-dua-blocking.
Rencana pekerjaan Operator harus tersedia di kabin crane.
Crane memiliki inspeksi tahunan saat ini oleh seseorang yang memenuhi syarat untuk
memeriksa dan mensertifikasi persyaratan crane dan legislasi.
Log untuk inspeksi harian, mingguan, bulanan, dan tahunan tersedia di kabin derek
untuk diperiksa.
Operator harus memiliki surat ijin yang memverifikasi kualifikasi operator untuk
mengoperasikan jenis crane ini. Operator crane akan dilisensikan oleh otoritas lokal yang
memiliki yurisdiksi (SIO- Surat Ijin Operator).
Rencana pengangkatan kerja tertulis, rencana kerja, JSA harus diserahkan sebagai
bagian dari rencana keselamatan proyek kepada manajemen proyek untuk penggunaan
mobile crane, sebelum bekerja di suatu lokasi.
Pertemuan Rencana Pengangkatan Crane harus diadakan antara Petugas Keselamatan,
Pengawas, dan pemilik/ insinyur proyek untuk memverifikasi dan menyetujui rencana
tersebut sebelum diangkat.
4.2.1 Pengelasan
Semua pengelasan harus memiliki kabel ground terpisah dan memadai yang
ditarik dari mesin pengelasan dan terhubung ke item yang dilas di dekat las ini.
Dilarang membumikan langsung dari peralatan lainnya atau struktur pabrik.
Kontraktor harus menyediakan welding screen sesuai yang diperlukan untuk
melindungi personel di area yang berdekatan dari pekerjaan pengelasan.
Pada akhir setiap shift (atau saat tidak digunakan dalam waktu lama), semua
mesin las harus dimatikan.
4.2.2 Torches
Semua fiting, kopling, dan koneksi harus "bebas bocor." Karena kebocoran
potensial terjadi, torch tidak boleh ditempatkan dan dibiarkan dalam ruang
terbatas apapun.
Minyak dan lemak harus dijauhkan dari regulator, selang, dan kelengkapan
oksigen yang dibersihkan dengan benar. Kunci pas, cetakan, pemotong, atau alat
yang tertutup minyak lainnya tidak boleh disimpan di kompartemen yang sama
dengan peralatan oksigen karena hal ini meningkatkan risiko mudah terbakar.
Silinder dan selang harus ditempatkan di area yang tidak terkena percikan api dari
operasi pengelasan atau pemotongan. Selang harus dijalankan di atas kepala jika
perlu.
Silinder acetylene dan oksigen harus memiliki alat pengaman untuk membatasi
tekanan berlebih, flash arrestor yang dipasang di outlet regulator, dan check
valve di jalur inlet torch. Jika diperlukan maka tambahan flashback arrestor
dapat dipasang pada handle torch itu sendiri.
Tabung Silinder oksigen dalam penyimpanan harus dipisahkan dari tabung silinder
bahan bakar gas dan bahan-bahan yang mudah terbakar (terutama minyak atau
lemak) dengan jarak minimum 6 m atau penghalang yang tidak mudah terbakar
setinggi setidaknya 1,5 m yang memiliki tingkat ketahanan terhadap api pada
setidaknya satu setengah jam.
Tabung Silinder tidak boleh dibawa oleh individu dengan cara menggotong
melainkan dengan metode lain seperti gerobak beroda harus digunakan.
Tekanan harus dilepaskan dari selang obor sebelum memutuskan koneksi.
Dibawah Permukaan
Semua kekuatan sementara bawah tanah harus diidentifikasi dengan menandai atau
mempertaruhkan untuk menunjukkan lokasi tepatnya. Penandaan dan patokan harus
dipertahankan sepanjang proyek. Direkomendasikan agar saluran ini dibungkus dalam
beton yang diwarnai merah bila terletak di area perjalanan dengan lalu lintas tinggi atau
alat berat.
Kontraktor harus diminta untuk memberikan rambu peringatan yang sering untuk
pemasangan di atas dan di bawah permukaan tanah di seluruh lokasi. Semua panel
distribusi sementara harus diidentifikasi dan diposting dengan benar.
Penerangan: Kontraktor harus memastikan bahwa area konstruksi, gang, tangga, landai,
landasan pacu, koridor, kantor, toko, dan area penyimpanan tempat pekerjaan sedang
berlangsung diterangi oleh pencahayaan alami atau buatan.
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date
Sebelum pekerja diizinkan memasuki ruang terbatas manapun, pekerja tersebut wajib
mendapatkan pelatihan terkait ruang terbatas, risiko dan mitigasinya.
Atmosfer berbahaya adalah atmosfer yang dapat menyebabkan pekerja berisiko terhadap
kematian, cacat, cedera, atau penyakit akut dari salah satu penyebab berikut:
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date
Personel fall-arrest systems wajib di patenkan sehingga saat pekerja jatuh lebih dari 1.6
meter tidak mengenai level lebih rendah dari situ.
Titik ikat dan harness harus mampu mendukung 22.200 Newton untuk setiap individu
yang terhubung ke titik ikat.
Saluran listrik, pipa plastik, atau titik-titik ikat yang tidak memadai tidak boleh digunakan
untuk pengikatan.
Temporary lifelines harus ditempatkan pada struktur yang tinggi. Harus digunakan wire-
rope cable minimum 8 – 10 mm atau nilon 16 mm atau tali manila minimum 20 mm.
Lifelines harus memiliki kekuatan minimum 22.200 Newton. Saat menentukan ukuran
lifeline, pertimbangkan jumlah orang yang menggantung pada tiap titik ikat dalam
waktu bersamaan.
Lanyard harus memiliki kait pengunci yang melekat pada ujungnya. Jenis penguncian
memiliki kunci yang dapat menutup sendiri dan mengunci sendiri yang tetap tertutup dan
terkunci hingga sampai ditekan dan dibuka saat . Dilarang menggunakan kait pengunci
yang tidak terkunci.
Lanyard harus disimpan dengan cara yang tidak menimbulkan bahaya tersandung atau
tersangkut saat digunakan.
Sistem Retractable lifeline harus digunakan dengan tali penahan. Mereka harus
digunakan ketika bekerja pada area kerja ketinggian di mana cara lainnya tidak
memungkinkan. Mereka harus terhubung hanya ke cincin "D" dari safety harness.
Kontraktor dibebaskan untuk membeli alat pelindung jatuh ini dari merk mana saja;
namun minimal standard SNI atau diatasnya. Harus merupakan produksi manufaktur
yang dapat dipertanggungjawabkan untuk aspek keselamatannya.
Inspeksi peralatan
Peralatan yang digunakan untuk perlindungan jatuh harus diperiksa sebelum digunakan.
Inspeksi visual harus dilakukan oleh pengguna untuk memastikan kondisi peralatan yang
aman. Setiap bagian atau peralatan yang rusak atau cacat harus segera dikeluarkan dari lokasi.
Beberapa item yang harus diperhatikan selama inspeksi termasuk yang berikut:
Jahitan : Sayatan
Gesper : Kerusakan karena zat kimia/ asem
Keran gesper : Lapuk
D" Ring : Terbakar
Titik koneksi : Kondisi Umum
Tes ketahanan APD : Objek gantung/ jatuh 150kg
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date
Tangga
Penggunaan dan pemasangan tangga harus mematuhi persyaratan pemerintah. Ini termasuk,
tetapi tidak terbatas pada:
Setiap pengguna harus memeriksa secara visual setiap tangga dari kerusakan sebelum
digunakan.
Saat menaiki atau menuruni tangga, personel tidak boleh membawa apa pun yang akan
mencegah memegang tangga dengan kedua tangan.
Tangga harus diikat dengan aman di bagian atas ke struktur permanen atau objek baik
yang didukung oleh orang kedua selama memanjat/ bekerja di tangga tersebut.
Ketika bekerja dari tangga, pekerja harus menghadapi tangga dan menjaga aturan tiga
titik kontak setiap saat, dan tidak pernah menggunakan tiga anak tangga teratas tangga.
Semua tangga harus memiliki sepatu atau alas kaki yang tepat.
Tangga atau tangga yang dibangun di tempat kerja yang dibuat di lokasi tidak dapat
diterima, kecuali disetujui oleh perwakilan Pemberi kerja dan dibangun sesuai dengan
persyaratan nasional, provinsi atau lokal.
Perancah
Penggunaan dan pemasangan perancah harus memenuhi persyaratan pemerintah. Ini harus
termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
Kontraktor harus menunjuk orang yang kompeten, sebagaimana didefinisikan oleh
peraturan nasional, provinsi, dan lokal, untuk menentukan kelayakan, pelatihan yang
sesuai, dan perlindungan jatuh yang diperlukan selama pemasangan, penggunaan, dan
pembongkaran scaffold. Orang ini harus memiliki kredensial dan pelatihan yang
diperlukan untuk dapat memeriksa, mengesahkan, dan mengizinkan perubahan untuk
memastikan sistem yang lengkap dan aman.
Untuk perancah yang banyak diakses, anak tangga harus digunakan sebagai pengganti
tangga.
Diperlukan pegangan tangan, rel tengah, papan kaki, dan cleat yang tepat. Ketika papan
kayu digunakan, mereka harus diikat atau diamankan ke struktur perancah di kedua
ujungnya.
Perancah yang digantung dari suatu struktur harus memiliki dukungan yang kuat (mis.,
Rantai pengaman dan kabel) yang mendukung lantai kerja.
Rigging dan lifting tidak boleh dilakukan dari handrail scaffolding.
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date
5. Persyaratan Lingkungan
5.1 Air Limbah
Ketika konstruksi proyek telah mencapai tahap penyelesaian sehingga commissioning,
maka itu akan menghasilkan air limbah ( waste water). Kontraktor harus melaporkan
kepada tim OHSE Pemberi kerja tentang kualitas air limbah mereka dengan mengambil
sampel dan menganalisisnya.
Izin mengalirkan air harus diserahkan dan disetujui oleh tim OHSE Pemberi kerja
sebelum membuang air limbah tersebut. Membuangnya ke dalam drainase atau air
limbah domestik dengan melebihi batas standar pembuangan air limbah domestik akan
dilarang di lokasi. Menurut undang-undang setempat, kontraktor akan bertanggung
jawab atas pembuangan dan pengolahan air limbah tersebut.
Limbah Padat
Limbah padat yang dapat didaur ulang meliputi: kayu, kardus, kaca, kertas, aluminium, plastik,
logam besi (tembaga, stainless steel, dan sebagainya) harus dikumpulkan dan dipisahkan dari
limbah domestik untuk mengurangi limbah yang dihasilkan dan meningkatkan limbah daur
ulang (mengurangi & mendaur ulang). Kontraktor tidak diijinkan membuang limbah dari site
untuk penggunaan pribadi atau lainnya.
Limbah Berbahaya
Biasanya, semua oli bekas, pelumas bekas, bahan kimia sisa / lukisan, wadah bahan kimia /
lukisan kosong, kartrid printer, tinta printer, pakaian yang terkontaminasi dan APD oleh bahan
kimia atau minyak dan limbah medis akan dianggap sebagai limbah berbahaya. Hubungi
Perwakilan Pemberi kerja untuk penanganan lebih lanjut serta metode pembuangan limbah
berbahaya di lokasi konstruksi.
Jelaskan metode untuk mengumpulkan, mengidentifikasi, dan memberi label dengan tepat
untuk Limbah Berbahaya. Identifikasi rencana pembuangan, termasuk pemindahan Bahan
Berbahaya yang dibawa ke lokasi lain oleh Kontraktor. Semua limbah berbahaya yang
dihasilkan di Perusahaan harus dikelola oleh pemasok resmi sesuai dengan persyaratan hukum
setempat.
5.4 Konservasi
Kontraktor wajib melindungi lingkungan meliputi:
Flora dan fauna dilindungi.
Dilarang melakukan perburuan, memusnahkan, mengambil, dan atau mengganggu
habitat flora dan fauna yang dilindungi di sekitar proyek.
ID-Badge harus dipakai setiap saat selama berada di lokasi proyek dan pada jam kerja
proyek.
Masa berlaku ID Badge adalah selama masa proyek sesuai dengan ID kontrak.
Berkaitan dengan sistem ID badge, setiap Kontraktor memiliki tanggung jawab untuk
memberikan ID Badge kepada masing-masing pekerjanya sebelum pekerjaan dimulai.
untuk pekerja
17 Menggunakan alat atau peralatan di X
bawah standar dan / atau tidak
aman atau alat mekanis atau listrik
18 Melakukan perbaikan yang tidak sah X
oleh yang bukan berwenang pada
peralatan mekanik dan listrik
19 Menggunakan bahan kimia atau zat X
berbahaya tanpa prosedur
20 Mengabaikan dan tidak melaporkan X
yang terlihat dan diketahui tidak
aman kondisi di tempat kerja
21 Tidak melaporkan kondisi peralatan X
yang rusak, salah atau tidak aman
untuk digunakan
22 Selama kondisi darurat, tidak mau X
mengikuti prosedur tanggap darurat
23 Atasan yang tidak melaporkan X
cedera / insiden apa pun di tempat
kerja atau di luar pekerjaan lebih
dari 1 hari ke Pemberi kerja
24 Tidak mengenakan Alat Pelindung X
Pribadi yang diwajibkan saat bekerja
25 Tidak melakukan investigasi insiden/ X
cedera di tempat kerja, mencoba
menutupi kejadian insiden
26 Mulai bekerja tanpa pengarahan X
keamanan (toolbox meeting)
27 Tidak berpartisipasi dalam latihan X
tanggap darurat tanpa alasan yang
bisa diterima
28 Atasan yang memungkinkan pekerja X
baru bekerja tanpa melalui induksi
keselamatan
29 Tidak memberikan pengarahan / X
pelatihan keselamatan kepada
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date
Appendixes
Appendix A. OHSE Policy
Appendix B. Project Organization Chart
Appendix C. OHSE Training Matrix
Appendix D. Competency and Specialized Training Needs
Appendix E. MCU Package
Appendix F. OHSE Annual Activity Plan
Appendix G. OHSE KPI (Leading and Lagging Indicator)
Appendix
1. Introduction
1.1 Background
Tuliskan pernyataan pembukaan yang ringkas tentangbagaimana kesempatan ini ada sehingga dijadikan
sebuah proyek. Jelaskan berupa aset apa dan lokasi dimana proyek akan dilaksanakan, berapa lama,
dan beberapa detail informasi yang berkaitan lainnya jika ada.
1.2 Objectives
Jelaskan bahwa tujuan dari dokumen ini adalah untuk membantu Kontraktor dan / atau Perusahaan
dalam persiapan Rencana K3 - Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja (OHSE), sebagai bagian
integral dari persyaratan Kontrak dan / atau Proyek.
Jelaskan apa tujuan OHSE, dalam hal kinerja OHSE. Dan bahwa kontraktor dan / atau EMPLOYER
berkomitmen untuk mencapai tujuan tersebut
1.3 Scope
Tuliskan dengan jelas bahwa dokumen ini mendefinisikan persyaratan minimum Rencana Kerja Kontrak
dan Proyek OHSE yang diperlukan
2 Definitions
Jelaskan dengan jelas semua terminologi utama dalam dokumen ini
3 References
Tuliskan referensi panduan untuk Kesehatan, Keselamatan Kerja, Keamanan dan Lingkungan (OHSE)
4 Responsibility
Nyatakan dengan jelas bahwa Kontraktor dan / atau EMPLOYER akan mengamati kinerja OHSE
terhadap semua karyawan per individu dan secara kolektif. Dan jika ada perubahan dalam organisasi
selama dan / atau periode Proyek, Kontraktor bertanggung jawab untuk mencatat dan mempresentasikan
sesuai dengan Prosedur Manajemen Perubahan (MOC) dan menilai konsekuensinya.
Appendixes
Gunakan bagian ini untuk mencantumkan dokumentasi pendukung, form, checklist dan gambar yang
diperlukan untuk menyelesaikan prosedur. Dokumentasi pendukung minimal harus dilampirkan, sebagai
berikut:
Appendix A. OHSE Policy
Appendix B. Project Organization Chart
Appendix C. OHSE Training Matrix
Appendix D. Competency and Specialized Training
Needs Appendix E. MCU Package
Appendix F. OHSE Annual Activity Plan
Appendix G. OHSE KPI (Leading and Lagging Indicators)
x
Doc.
LOGO PT. XXX LOGO
x
Contract Pa Employ
Revisi xx
OHSE on xx
AND
FOR
PROJECT XXXXXXXX
1 XX/XX/XXXX
0 XX/XX/XXXX
Rev.
Date
Prepared by Reviewed by Checked by Approved By
PT. XXX (Contractor) PT. XXX (Employer)
x
Doc.
LOGO PT. XXX LOGO
x
Contract Pa Employ
Revisi xx
OHSE on xx
PT gArolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Autoamtion Tepmerature Control Deaerator
Pabrik Kelapa Saiwt (PKS) Pekawai 80 TPH– Kalimantan Barat
BA7
QA-QC PLANFORCONSTRUCTION
FORTENDER
ph