You are on page 1of 133

PT Agrolestari Mandiri

Dokumen Tender Pekerjaan Autoamtion Tepmerature Control


Deaerator
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Pekawai 80 TPH – Kalimantan Barat

PT AGROLESTARI MANDIRI

DOKUMEN TENDER

UNTUK

PEKERJAAN
AUTOMATION TEMPERATURE CONTROL
DEAERATOR

PKS PEKAWAI

DI

KALIMANTAN BARAT

OKTOBER 2022

FORTEN
p
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Autoamtion Tepmerature Control
Deaerator
DAFTAR ISI DOKUMEN TENDER
PEKERJAAN AUTOMATION TEMPERATURE CONTROL DEAERATOR

BAB DESKRIPSI

1 Informasi umum

2 Instruksi untuk Tenderer

3 Draft Surat Perjanjian Kerja

4 Schedule of Contract Values dan Bill of Quantities (Breakdown Harga)

5 Spesifikasi Teknis dan Gambar

6 Contractor Occupational Health, Safety & Environemnt Manageemnt


Plan
(COHSEMP)

7 QA-QC Plan for Construction

FORTEN
p
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Autoamtion Tepmerature Control
Deaerator

BAB 1

INFORMASI UMUM

FORTEN
p
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator

BAB 1
INFORMASI UMUM

1.01 PENGANTAR

1.01.01 PT Agrolestari Mandiri (untuk selanjutnya disebut “Employer”), yang


berkedudukan di Sinar Mas Land Plaza Menara 2 Lt. 30, Jl. MH. Thamrin No. 51,
Gondangdia Menteng Jakarta Pusat DKI Jakarta - 10350, adalah sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang industri minyak kelapa sawit dan turunannya
berikut segala sarana dan prasarana penunjangnya yaitu antara lain Pabrik
Kelapa Sawit (PKS) Pekawai dengan kapasitas 80 Ton per jam (untuk
selanjutnya disebut “Unit”).

1.01.02 Dalam rangka menunjang kegiatan usahanya, Employer berencana untuk


melakukan pekerjaan Automation Temperature Control Deaerator, dan untuk
maksud tersebut Employer dengan ini bertujuan mengadakan tender untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut dengan mengundang para kontraktor yang
mempunyai keahlian dalam pekerjaan tersebut (untuk selanjutnya disebut
“Tenderer”).

1.02 LINGKUP PEKERJAAN

1.02.01 Lingkup pekerjaan Automation Temperature Control Deaerator, meliputi


menyediakan material baru, tenaga kerja, peralatan kerja dan equipment,
memfabrikasi, mengkonstruksi, menginstalasi pekerjaan, dan melakukan serah
terima pekerjaan yang sukses yang ditandai dengan Berita Acara Serah Terima
Pertama (untuk selanjutnya disebut “Pekerjaan”) dengan masa garansi selama 6
(enam) bulan, dan dalam pelaksanaan Pekerjaan, Tenderer Pemenang harus
mengikuti dan memenuhi ketentuan spesifikasi dan kondisi yang tercantum di
dalam Dokumen Tender dan lampiran-lampirannya. Tenderer Pemenang juga
harus melakukan perbaikan terhadap ketidaksempurnaan dan kerusakan selama
masa garansi.

1.03 LOKASI PROYEK

1.03.01 Lokasi Unit milik Employer terletak di desa Sungai Kelik kecamatan Nanga Tayab,
kabupaten Ketapang, propinsi Kalimantan Barat, setempat dikenal sebagai PKS
Pekawai, terletak kurang lebih 100 km dari Ketapang.

1.03.02 Tenderer wajib mengikuti Pre-Bid Meeting, Project Briefing, yang ditentukan
Employer, untuk mengetahui kondisi lapangan, gambaran pengangkutan material
dan peralatan ke dan dari lokasi Unit serta informasi lainnya termasuk mengetahui
semua resiko yang mungkin ada yang termasuk dalam tanggung jawab Tenderer.

1.04 PERSYARATAN TENDER

1.04.01 Dalam tender ini, Tenderer yang sudah menyetujui untuk ikut tender harus
mengikuti semua persyaratan tender. Apabila Tenderer tidak mengikuti salah satu
atau beberapa persyaratan yang ditentukan, Employer berhak mendiskualifikasi
Tenderer tersebut sebelum proses tender selesai tanpa pengembalian biaya
apapun yang telah dikeluarkan Tenderer.

p
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator
1.04.02 Employer memberlakukan sama dalam persyaratan tender ke semua Tenderer.
Semua proses dan data dilakukan secara tertutup dan rahasia. Penentuan
pemenang tender sesuai dengan ketentuan dan kriteria yang ditetapkan Tender
Committee Employer.

1.04.03 Setelah tender dievaluasi, hanya beberapa Tenderer terbaik (shortlisted best
Tenderers) yang dapat mengikuti tahapan proses tender selanjutnya.

1.05 GAMBAR KONSTRUKSI

1.05.01 Pemenang Tender sebelum melaksanakan Pekerjaan (fabrikasi, konstruksi,


instalasi, dan sebagainya) harus menyiapkan 3 (tiga) set berkas gambar
konstruksi (shop drawing) secara detil yang diajukan ke Employer untuk mendapat
persetujuan terlebih dahulu, dan pemenang tender dalam melaksanakan Pekerjaan
harus mengikuti gambar tersebut. Gambar konstruksi juga merupakan pedoman
dalam supervisi dan penghitungan progress kemajuan secara periodik di lapangan.

p
PT gArolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Autoamtion Tepmerature Control Deaerator
Pabrik Kelapa Saiwt (PKS) Pekawai 80 TPH– Kalimantan Barat

BA2

INSTRUKSI NTUUK TENDERER

FORTENDER
ph
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator

BAB 2

INSTRUKSI UNTUK TENDERER

1. Dokumen Tender yang akan dimasukkan kepada Pemberi Kerja harus sesuai dengan jadwal,
daftar/schedule, spesifikasi dan semua lampirannya, dan wajib ditandatangani oleh wakil
Perusahaan yang berwenang. Harga Total Tender sudah termasuk semua resiko dan biaya tidak
terduga sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan.

2. Penawaran Tenderer yang kurang lengkap atau tidak mencakup keseluruhan Pekerjaan di dalam
Spesifikasi teknis atau tidak sesuai Surat Perjanjian Kerja tidak dapat diproses.

3. Tenderer harus mengisi harga Tender dalam“ Form of Tender” yang merupakan
harga pelaksanaan Pekerjaan keseluruhan sesuai ketentuan Kontrak dan nilainya harus sama
dengan total nilai dalam“ Schedule of Tender Prices”.

Jika Tenderer dapat mengusulkan suatu keuntungan kepada Pemberi Kerja dengan memodifikasi
sesuatu dari Spesifikasi atau Gambar dalam Dokumen Tender maka Tenderer dapat
mengusulkannya secara terpisah dengan mencantumkan berapa besar harganya terpisah dari
Harga Tender semula. Tetapi Harga Tender yang tertulis pada “Form of Tender” harus yang
sesuai dengan semua Spesifikasi semula.

Usulan–usulan tersebut tidak mengikat kecuali jika Pemberi Kerja sudah menyetujuinya menjadi
bagian dari Kontrak.

4. Tidak boleh ada perubahan apapun pada semua daftar “Form of Tender”.
Semua koreksi dan usulan dari Tenderer disampaikan dalam tabel atau lembar terpisah.

5. Tenderer diberikan kebebasan untuk menambahkan detil, literatur teknis, manual dan sebagainya
yang dianggap perlu dan harus dalam Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia, dilampirkan dalam
penawaran tender terpisah dari Dokumen Tender.

6. Jika menurut Tenderer, Schedule of Contract Values, Bill of Quantities (BOQ), Spesifikasi teknis
dan drawing, yang diberikan Pemberi Kerja terdapat kesalahan, kekurangan atau kelebihan,
maka Tenderer dapat memberikan koreksinya dalam tabel atau lembar terpisah dari Dokumen
Tender yang diberikan Pemberi Kerja. Schedule of Contract Values dan Bill of Items (BOI) yang
diberikan Pemberi Kerja tidak boleh dirubah atau menyisipkan koreksi, setiap koreksi harus dibuat
secara terpisah. Jika menurut Tenderer nilai BOQ yang diberikan Pemberi Kerja kurang tepat,
Tenderer boleh merubahnya dengan menyisipkan kolom baru di samping kolom BOQ yang
diberikan Pemberi Kerja. Total harga mengikuti BOQ Tenderer. BOQ hanya sebagai guidance,
yang mengikat adalah Dokumen Kontrak antara lain Spesifikasi teknis dan Gambar dan atau
perubahannya yang dinyatakan atau disetujui secara tertulis oleh Pemberi Kerja.

7. Dokumen Tender dan lampiran-lampirannya adalah “Mutually Explanatory” atau saling


melengkapi. Jika ditemui perbedaan, pertentangan atau keraguan dalam Dokumen Tender maka
Tenderer wajib menanyakannya kepada Pemberi Kerja pada saat
Klarifikasi Teknis untuk dapat diputuskan/dijelaskan oleh Pemberi Kerja. Jika
pertanyaan diberikan setelah Klarifikasi Teknis atau setelah penunjukan pemenang Proyek
tersebut maka Pemberi Kerja akan memberikan keputusan berdasarkan hal yang lebih
menguntungkan Pemberi Kerja tanpa adanya tambahan harga bagi Tenderer/Kontraktor.

8. Tenderer harus memasukkan Dokumen Tendernya via email dengan subject “Penawaran
Tender Pekerjaan Automation Temperature Control Deaerator - PKWM, Kalimantan Barat”,
ditujukan kepada:

1
p
FOR
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator
Head of Project Management
PT Agrolestari Mandiri
Sinar Mas Land Plaza Menara 2 Lantai 29
Jalan M.H. Thamrin No. 51, Jakarta
10350 U.p.: Ibu Rita Haryati
Tel.: (021) 50338899
Fax: (021) 50389999, 3925608
Email: rita.haryati@sinarmas-agri.com

berisi Scan lengkap seluruh Dokumen Penawaran (Surat Penawaran Harga, Softcopy Excel BoQ,
kelengkapan penawaran lainnya), serta hardcopy asli 1 (satu) set penawaran langsung dikirimkan
ke alamat tersebut di atas. Penawaran via email paling lambat diterima sesuai jadwal Tender
yang telah ditentukan oleh Employer. Lewat pada jadwal tersebut Tenderer dianggap
mengundurkan diri atau didiskualifikasi.

9. Tenderer wajib melengkapi berkas-berkas berikut dalam dokumen penawarannya termasuk tetapi
tidak terbatas pada:

Lampiran 1 : Format Penawaran Tender Pekerjaan Automation Temperature Control


Deaerator.

Lampiran 2 : Daftar Kelengkapan Berkas untuk Penawaran Tender.

Lampiran 3, 4, & 5 : Format Surat Pernyataan.

2
p
FOR
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator
LAMPIRAN 1

[Kop Surat Perusahaan Kontraktor]

No. : Tanggal dd/mm/yy

Perihal : Penawaran Tender Pekerjaan Automation Temperature Control Deaerator PKS Pekawai
– Kalimantan Barat

Kepada Yth.
Head of Project Management
PT Agrolestari Mandiri
Sinar Mas Land Plaza Menara 2 Lantai 29
Jalan M.H. Thamrin No. 51
Jakarta 10350

U.p.: Ibu Rita Haryati


Tel.: (021) 50338899
Fax: (021) 50389999, 3925608

Dengan hormat,

Sehubungan dengan undangan tender PT AGROLESTARI MANDIRI via email tanggal dd/mm/yy
perihal tender Pekerjaan Automation Temperature Control Deaerator PKS Pekawai – Kalimantan
Barat, yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Jabatan : Direktur
(apabila yang ditunjuk adalah pejabat mewakili Direktur harus dilampirkan
surat kuasa bermaterai Rp. 10.000,-)

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama:

Perusahaan :

NPWP :

Alamat :

Setelah mempelajari dan memahami dengan sungguh-sungguh isi semua Dokumen Tender, dengan
ini kami menyatakan sanggup untuk melaksanakan pekerjaan Pekerjaan Automation Temperature
Control Deaerator PKS Pekawai – Kalimantan Barat, dengan jumlah total penawaran kami sebesar
Rp ( ).

Jumlah harga penawaran tersebut belum termasuk PPN tetapi sudah termasuk Pajak Penghasilan
(PPh) dan pajak-pajak lainnya yang menjadi tanggung jawab kontraktor.

Kami sanggup menyelesaikan pekerjaan Pekerjaan Automation Temperature Control Deaerator


PKS Pekawai – Kalimantan Barat selama ( ) bulan (jadwal kerja terlampir) dan sesuai
dengan Spesifikasi Teknis, Gambar, dan peraturan setiap pasal yang tercantum di Surat Perjanjian
Kerja.

Penawaran ini berlaku selama 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak tanggal pemasukan

3
p
FOR
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator
penawaran ini.

4
p
FOR
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator

Demikian penawaran ini kami ajukan dengan penuh rasa tanggung jawab serta mengikat sesuai
ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku.

PT/CV

Materai Rp.10.000,-

Direktur

<Terdaftar dalam akte perusahaan yang berlaku>

5
p
FOR
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator

LAMPIRAN 2

DAFTAR KELENGKAPAN BERKAS


untuk Penawaran

1. Surat Penawaran Tender sesuai format pada Lampiran 1 Instruksi untuk Tenderer.
Tenderer harus memberikan detail Pekerjaan yang secara spesifik ditampilkan dalam
Uraian Pekerjaan (Bill of Items) dan Daftar Kuantitatif (Bill of Quantities).

2. Surat Pernyataan (bermaterai) dari Tenderer, sbb:

a. Mengikuti spesifikasi yang telah dinyatakan dalam Dokumen Tender, sesuai


format pada Lampiran 3 Instruksi untuk Tenderer.
b. Jaminan perbaikan, sesuai format pada Lampiran 4 Instruksi untuk Tenderer.
c. Subkontraktor, sesuai format pada Lampiran 5 Instruksi untuk Tenderer.

3. Data Teknis:
a. Daftar Alat Kerja.
b. Metode Kerja.
c. Manpower Histogram.
d. Struktur Organisasi Proyek (Struktur Organisasi Kontraktor di kantor pusat
dan di proyek/Site) berikut dengan curriculum vitae untuk setiap Key
Personnel.
e. Schedule of Material (electrical)
f. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dari awal sampai dengan selesai seluruh
Pekerjaan beserta dengan S-Curve.
g. Copy Risalah Rapat yang sudah dicap dan tandatangan.
h. Katalog material.
i. Daftar Sub-Contractor/Partner Kerja (jika ada).

4. Company Profile terbaru, termasuk di dalamnya Anggaran Dasar Perusahaan terbaru/


Akte Pendirian Perusahaan, artikel perusahaan lainnya (fotokopi Surat Ijin Usaha
Jasa Konstruksi (SIUJK), Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi
yang masih berlaku, yang diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi Nasional (LPJK), NPWP, TDP, SIUP, dan lainnya), dan daftar
pengalaman pada proyek sejenis lengkap dengan fotokopi Surat Referensi Kerja dari
Pemberi Kerja sebelumnya.

5. Informasi dan dokumen lainnya yang belum tersebut di atas tetapi dalam Dokumen
Tender diminta harus diberikan oleh Tenderer.

6
p
FOR
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator
LAMPIRAN 3: FORMAT SURAT PERNYATAAN MEMENUHI SPESIFIKASI

[Kop Surat Perusahaan Kontraktor]

SURAT PERNYATAAN
No. ……………………

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ………………………..
Jabatan : Direktur
Alamat Perusahaan : ………………………..

Dalam hal ini mewakili Direksi dari dan oleh karena itu bertindak untuk dan atas nama PT/CV ............,
berkedudukan di...........................(selanjutnya disebut “Kontraktor”).

Dengan ini menyatakan bahwa kami menjamin hal-hal berikut ini:


1. Bahaw Kontraktor adalah Peserta Tender dalamproses Tender Pekerjaan ...................(selanjutnya disebut
“Proyek”) dengan pemilik proyek adalah PT .........................., berkedudukan di ......................(selanjutnya
disebut “Perseroan”), atau Kontraktor Pemenang Tender sebagai Pelaksana Proyek.

2. Bahwa sehubungan dengan pelaksanaan butir 1 diatas, Kontraktor menyatakan bahwa dalam proses
pemberian penawaran harga terbaik kepada pihak Perseroan, Kontraktor telah membaca, memahami, dan
dapat menerima semua dokumen dan lampiran-lampirannya yang menjadi bagian tak terpisahkan dari
dokumen tender yang telah diterima dari pihak Perseroan.

3. Bahwa sehubungan dengan pelaksanaan butir 1 diatas, dengan ini Kontraktor dan atau personil Kontraktor
yang ditunjuk/ditugaskan untuk melaksanakan Proyek menyatakan akan mengikuti Spesifikasi Teknis dan
Gambar, baik yang tercantum dalam Dokumen Tender, Dokumen Kontrak, Minutes of Meeting, dan
dokumen- dokumen lainnya yang telah mendapat persetujuan tertulis dari pihak Perseroan, termasuk di
antaranya tapi tidak terbatas pada :
 barang dan hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar
 memberikan sample material dan testing sebelum pekerjaan dimulai
 mengkonstruksi semua item pekerjaan sesuai dalam dokumen dan gambar tender
 melaksanakan pekerjaan sesuai shop drawing yang sudah disetujui Pemberi Kerja sebelum pekerjaan
terkait dilaksanakan
 memberikan dokumen dan gambar as built (dalam bentuk Auto Cad dan PDF) yang sudah disetujui
Pemberi Kerja
 memberikan komitmen akan keselamatan (safety) pekerjaan sesuai yang tertera pada dokumen
Contractor Occupational Health, Safety, and Environment Management Plan (COHSEMP) No. MNL-03-
OHSE-04 tanggal 30 Januari 2020
 melakukan pemeriksaan dan pengujian hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar
 berkomitmen melakukan penyelesaian terhadap laporan ketidaksesuaian (NCR) dan disetujui oleh
Perseroan.
 maksimal jam bekerja + lembur pekerja yang sesuai dengan undang undang dan ketentuan
keselamatan kerja adalah sbb :
– 9 jam kerja/ hari dengan 6 hari kerja dalam seminggu, atau
– 11 jam kerja/ hari dengan 5 hari kerja dalam seminggu

4. Bahwa apabila Kontraktor dan atau personil yang ditunjuk/ditugaskan Kontraktor dalam pelaksanaan Proyek
melanggar pernyataan ini, maka Kontraktor bersedia mengganti sesuai spesifikasi dengan biaya ditanggung
Kontraktor.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan ditandatangani pada tanggal
……………………….
Yang menyatakan,
PT/CV……………
Materai Rp.10.000,-

Nama]
[Jabatan]

7
p
FOR
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator

LAMPIRAN 4: FORMAT SURAT PERNYATAAN JAMINAN PERBAIKAN

[Kop Surat Perusahaan Kontraktor]

SURAT PERNYATAAN
oN. ……………………

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : ………………………
Jabatan : Direktur
Alamat Perusahaan : ………………………

Dalam hal ini mewakili Direksi dari dan oleh karena itu bertindak untuk dan atas nama PT/CV
…………………., berkedudukan di......................(selanjutnya disebut “Kontraktor”).

Dengan ini menyatakan :

1. Bahaw Kontraktor adalah Peserta Tender dalamproses Tender Proyek …………………..


(selanjutnya disebut “Proyek”) dengan pemilik proyek adalah PT ...........................,
berkedudukan di Jakarta (selanjutnya disebut “Perseroan”), atau Kontraktor Pemenang
Tender sebagai pelaksana Proyek .

2. Bahwa sehubungan dengan pelaksanaan butir 1 di atas, dengan ini Kontraktor dan atau
personil Kontraktor yang ditunjuk/ditugaskan untuk melaksanakan Proyek menyatakan
kesanggupan untuk memberikan jaminan perbaikan atas kekurangsempurnaan/
kerusakan alat selama masa garansi, dan akan melakukan perbaikan terhadap
kerusakan yang diakibatkan karena kesalahan fabrikasi, cacat produksi, kesalahan
pemasangan, dan bukan kerusakan yang diakibatkan kesalahan pemakaian dan
pengoperasian selama masa garansi.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan ditandatangani pada
tanggal ............…………

Yang menyatakan,
PT/CV…………………

Materai Rp.10.000,-

[Nama]
[Jabatan]

8
p
FOR
PT Agrolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator
LAMPIRAN 5: FORMAT SURAT PERNYATAAN SUBKONTRAKTOR

[Kop Surat Perusahaan Kontraktor]

SURAT PERNYATAAN
oN. ……………………

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : ………………………
Jabatan : Direktur
Alamat Perusahaan : ………………………

Dalam hal ini mewakili Direksi dari dan oleh karena itu bertindak untuk dan atas nama PT/CV
…………………., berkedudukan di......................(selanjutnya disebut “Kontraktor”).

Dengan ini menyatakan :

Bahwa jika nantinya kami diperkenankan/ditunjuk sebagai Kontraktor Pelaksana Pekerjaan


.............................. , yang berlokasi di ............., maka dapat kami sampaikan bahwa kami
akan/tidak akan*) mengerjakan sendiri seluruh pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kami
dan kami akan/tidak akan*) menggunakan subkontraktor pada bagian manapun dari
pekerjaan ini.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan ditandatangani pada
tanggal .......................

Yang menyatakan,
PT/CV…………………

Materai Rp.10.000,-

[Nama]
[Jabatan]

Notes:
*)
Pilih salah satu
Jika menggunakan Subkontraktor, harap menyebutkan nama Subkontraktor & melampirkan Company Profile

9
p
FOR
PT gArolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Autoamtion Tepmerature Control Deaerator
Pabrik Kelapa Saiwt (PKS) Pekawai 80 TPH– Kalimantan Barat

BA3

DRAFT SURAT PERJANJIANKERJA

FORTENDER
ph
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-

SURAT PERJANJIAN KERJA


No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-autotemp

Perjanjian ini dibuat pada tanggal , oleh dan antara:

1. Nama : , jabatan: Direktur


dan
Nama :
, jabatan: Direktur
dari PT Agrolestari Mandiri, berkedudukan di Jakarta Pusat, demikian mewakili Direksi dari dan
oleh karena itu bertindak untuk dan atas nama perseroan tersebut,
- untuk selanjutnya disebut “Pihak Pertama”.

2. Nama : , jabatan: Direktur


dari , berkedudukan di , demikian mewakili Direksi dari dan
oleh karena itu bertindak untuk dan atas nama perseroan tersebut,
- untuk selanjutnya disebut “Pihak Kedua”.

Para pihak dengan ini menerangkan terlebih dahulu, bahwa:

1. Pihak Pertama adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri minyak kelapa
sawit dan turunannya.

2. Pihak Kedua adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, yang salah satu
kegiatannya/keahliannya adalah melaksanakan pekerjaan automation temperature control
deaerator.

3. Berdasarkan Purchase Order No. , tanggal , Pihak Pertama telah


menunjuk Pihak Kedua untuk melaksanakan pekerjaan automation temperature control
deaerator di pabrik kelapa sawit (PKS) yang dimilikinya, yang terletak di desa Sungai Kelik,
kecamatan Nanga Tayap, kabupaten Ketapang, provinsi Kalimantan Barat, setempat dikenal
sebagai PKS Pekawai (untuk selanjutnya disebut “Unit”), dan penunjukan tersebut telah
diterima, disepakati, dan ditandatangani oleh Pihak Kedua.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, Pihak Pertama dan Pihak Kedua dengan ini sepakat
untuk membuat perjanjian kerja (untuk selanjutnya disebut “ Perjanjian”), dengan syarat-syarat
dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

PASAL 1
OBJEK

Pihak Pertama dengan ini menunjuk Pihak Kedua untuk melaksanakan pekerjaan automation
temperature control deaerator di Unit, yang meliputi penyediaan material baru, tenaga kerja, peralatan
kerja dan equipment, memfabrikasi, mengkonstruksi, menginstalasi pekerjaan, dan melaksanakan
testing dan commissioning, serta serah terima pekerjaan yang sukses yang ditandai dengan Berita
Acara Serah Terima (BAST) I (untuk selanjutnya disebut. “Pekerjaan”) dengan jaminan perbaikan
selama masa garansi sebagaimana dimaksud pasal 7 Perjanjian ini, dan Pihak Kedua dengan ini
menerima penunjukan tersebut dan menyanggupi serta menjamin untuk melaksanakan Pekerjaan
tersebut dengan sebaik-baiknya, sesuai persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan oleh Pihak
Pertama.

Page 1 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-

PASAL 2
JANGKA WAKTU

1. Pihak Kedua wajib memulai dan menyelesaikan seluruh Pekerjaan secara tepat waktu dengan
hasil yang memuaskan/take over Pekerjaan, terhitung sejak tanggal sampai
dengan paling lambat tanggal , yang mana jangka waktu tersebut sudah
termasuk waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan transportasi Pekerjaan ke lokasi Unit.

2. Apabila Pihak Kedua bermaksud untuk memperpanjang jangka waktu penyelesaian


Pekerjaannya, maka permohonan perpanjangan jangka waktu tersebut harus disampaikan
secara tertulis terlebih dahulu kepada Pihak Pertama paling lambat 1 (satu) bulan sebelum
jangka waktu penyelesaian Pekerjaan sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini berakhir. Pihak
Pertama berhak untuk menerima atau menolak permohonan perpanjangan jangka waktu
tersebut.

PASAL 3
HARGA DAN CARA PEMBAYARAN

1. Harga borongan untuk seluruh Pekerjaan (lumpsum) sebagaimana diuraikan pada pasal 5
Perjanjian ini adalah tetap dan tidak berubah, yaitu sebesar Rp (
Rupiah), jumlah mana belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

2. Nilai kontrak tersebut pada ayat 1 pasal ini akan dipotong Pajak Penghasilan (PPh) dari tagihan
sebelum PPN, untuk disetorkan ke Kas Negara sesuai peraturan perpajakan yang berlaku.
Pihak Pertama akan menyerahkan bukti potong PPh tersebut kepada Pihak Kedua setelah bukti
potong PPh tersebut dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) oleh Pihak Pertama.

3. Nilai kontrak tersebut pada ayat 1 pasal ini telah mencakup seluruh hal yang diperlukan bagi
pelaksanaan Pekerjaan dengan baik dan benar serta memuaskan Pihak Pertama, dan telah
memenuhi syarat-syarat yang dimuat pada pasal 5 Perjanjian ini, serta hal-hal yang timbul
sebagai akibat keadaan lokasi kerja dan fasilitas penunjang yang diperlukan untuk pelaksanaan
Pekerjaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada kenaikan bahan/material, upah kerja, seluruh
pajak, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, dan
bea yang wajib dibayar sebagai akibat dari adanya Perjanjian ini.

4. Pihak Kedua tidak dapat mengajukan penambahan nilai kontrak tersebut pada ayat 1 pasal ini
kepada Pihak Pertama apabila terjadi peningkatan biaya, baik untuk bahan-bahan, maupun
upah, dan sebagainya, dan/atau apabila terjadi fluktuasi nilai tukar mata uang asing dan/atau
perubahan Peraturan Pemerintah yang mempengaruhi Pekerjaan ini selama jangka waktu
pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana tersebut pada pasal 2 ayat 1 Perjanjian ini.

5. Pihak Kedua menyanggupi dan menerima sistem pembayaran yang ditetapkan oleh Pihak
Pertama sebagai berikut:

5.1. Pembayaran tanpa uang muka.

5.2. Pembayaran dilaksanakan maksimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan sesuai bobot
prestasi yang telah diselesaikan oleh Pihak Kedua, sebagaimana dinyatakan dengan
Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAPP) yang ditandatangani oleh wakil Pihak
Pertama dan wakil Pihak Kedua, jumlah mana akan dibayarkan kepada Pihak Kedua
setelah dipotong:

Page 2 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-

a. Pembayaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.


b. Retensi sebesar 5% (lima persen) dari pembayaran setiap Pekerjaan yang telah
diselesaikan dengan baik oleh Pihak Kedua (sesuai bobot prestasi Pekerjaan).
c. Denda, ganti rugi, dan pengurangan lain, yang menjadi tanggung jawab Pihak Kedua
(jika ada).
d. PPh Pihak Kedua sesuai peraturan perpajakan yang berlaku.

5.3. Pihak Pertama akan melaksanakan pembayaran dalam jangka waktu 30 (tiga puluh)
hari kalender sejak diterimanya seluruh dokumen asli tersebut di bawah ini secara
lengkap dan tidak ada kesalahan oleh Pihak Pertama di Kantor Pihak Pertama di Jakarta:

a. Kuitansi bermeterai cukup.


b. Tagihan/invoice.
c. Faktur Pajak.
d. BAPP yang telah ditandatangani oleh wakil yang ditunjuk oleh masing-masing pihak.

5.4. Pembayaran retensi sebesar 5% (lima persen) akan dilaksanakan oleh Pihak Pertama
kepada Pihak Kedua setelah selesai Masa Garansi sebagaimana dimaksud pasal 7
Perjanjian ini, yang dibuktikan dengan adanya BAST II, sebagaimana dimaksud pasal 5
ayat 24.b. Perjanjian ini, dan setelah diterimanya seluruh dokumen asli penagihan retensi
tersebut di bawah ini secara lengkap dan tidak ada kesalahan oleh Pihak Pertama di
Kantor Pusat Pihak Pertama di Jakarta:

a. Kuitansi bermeterai cukup,


b. Tagihan retensi/invoice retensi,
c. BAST II,

dengan ketentuan apabila Pihak Kedua tidak/belum melaksanakan kewajiban


perpajakannya sebagaimana dimaksud pasal 4 ayat 4 dan ayat 5 Perjanjian ini, dan/atau
apabila terjadi kerusakan dan Pihak Kedua tidak/belum melaksanakan perbaikan dalam
Masa Garansi tersebut, maka pembayaran tersebut akan ditunda sampai dengan Pihak
Kedua menyelesaikan kewajiban perpajakannya tersebut dan/atau menyelesaikan
perbaikan yang dinyatakan dengan BAST II tersebut.

5.5. Penagihan retensi hanya dapat dilakukan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama
paling lambat 6 (enam) bulan sejak BAST II dibuat dan ditandatangani oleh wakil Pihak
Pertama dan wakil Pihak Kedua. Setelah lewatnya batas waktu tersebut, maka retensi
tersebut akan diputihkan secara otomatis dan Pihak Kedua tidak berhak melakukan
penagihan dalam bentuk dan nama apapun juga kepada Pihak Pertama.

5.6. Seluruh pembayaran kepada Pihak Kedua akan dilaksanakan oleh Pihak Pertama melalui
transfer ke rekening Pihak Kedua sebagai berikut:

Nama Bank :
Cabang :
No. Rekening :
Atas Nama :

Page 3 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-

PASAL 4
PAJAK, BPJS, DAN ASURANSI PEKERJAAN

1. Pihak Pertama dan Pihak Kedua wajib melaksanakan kewajiban perpajakannya masing-masing
yang timbul sehubungan dengan adanya Perjanjian ini, sesuai peraturan perpajakan yang
berlaku.

2. Pihak Kedua wajib untuk memberikan Identitas Pajak yang lengkap sesuai persyaratan yang
ditetapkan oleh Pihak Pertama, antara lain:

a. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) terakhir.


b. Fotokopi Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) terakhir dan fotokopi surat
pemberitahuan Pejabat/Kuasa yang berwenang menandatangani Faktur Pajak beserta
bukti penerimaan surat dari KPP yang terakhir, apabila Pihak Kedua telah dikukuhkan
menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) atau telah memiliki kewajiban secara perpajakan
untuk dikukuhkan sebagai PKP.
c. Fotokopi Keputusan Sentralisasi apabila Pihak Kedua merupakan PKP yang pelaporan
PPN- nya sudah sentralisasi.
d. Fotokopi izin-izin usaha Pihak Kedua, antara lain SIUP/SIUJPT/SIUJK &
LPJK/SIUPAL/NPPPJK dan/atau surat izin usaha lainnya (jika ada).

3. Dalam hal terjadi perubahan identitas atau pemutakhiran data, Pihak Kedua wajib
menyampaikan kembali fotokopi perubahan dokumen identitas tersebut kepada Pihak Pertama
paling lambat pada saat tagihan (yang terbit setelah tanggal efektif perubahan) disampaikan
kepada Pihak Pertama.

4. Apabila Pihak Kedua telah dikukuhkan menjadi PKP atau telah memiliki kewajiban untuk
dikukuhkan menjadi PKP, maka Pihak Kedua wajib memberikan Faktur Pajak sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan Pihak Pertama, antara lain dan tidak terbatas pada persyaratan
sebagai berikut:

a. Faktur Pajak harus diterbitkan pada bulan yang sama dengan bulan penerbitan invoice.
b. Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak harus diisi dengan benar (sesuai nomor seri yang
diberikan oleh KPP).
c. Identitas perusahaan Pihak Pertama sebagai pembeli/penerima jasa (nama, NPWP,
alamat) harus persis sama dengan yang tercantum di dalam SPPKP terakhir.
d. Identitas PKP (nama, NPWP, alamat) harus persis sama dengan yang tercantum di dalam
SPPKP terakhir.
e. Apabila identitas Pihak Kedua yang tercantum di dalam SPPKP tidak benar, maka Pihak
Kedua wajib mengajukan perubahan identitas ke KPP Pihak Kedua dan mendapatkan
SPPKP yang baru.
f. Identitas yang tercantum di dalam SPPKP baru, sebagaimana dimaksud ayat 4.e. pasal ini,
berlaku untuk Faktur Pajak yang diterbitkan setelah tanggal SPPKP baru diterbitkan.
g. Nomor urut, Nama Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak harus diisi dengan lengkap (tidak
boleh hanya menyebutkan kode barang).
h. Potongan harga dan/atau uang muka yang telah diterima harus diisi dan apabila tidak ada,
diisi dengan ”-“ atau ”0”.
i. Nama penanda tangan Faktur Pajak harus sama seperti yang terdaftar sebagai penanda
tangan Faktur Pajak pada aplikasi e-Faktur dan diisi sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP)
atau Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang berlaku.

Page 4 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-

5. Apabila Pihak Kedua menerbitkan Faktur Pajak yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana disebutkan pada ayat 4 pasal ini, maka Pihak Pertama dapat meminta Pihak
Kedua untuk melaksanakan kewajibannya sebelum pembayaran dilakukan, tanpa hak Pihak
Kedua untuk menuntut dalam hal apapun juga terhadap kemungkinan terjadinya keterlambatan
pembayaran.

6. Dalam hal Pihak Kedua menerbitkan Faktur Pajak, Pihak Kedua wajib untuk memberikan bukti
pelaporan dan penyetoran PPN atas Faktur Pajak tersebut paling lambat akhir bulan
berikutnya, yang terdiri dari:

a. Fotokopi Surat Pemberitahuan Masa (SPM) PPN yang mencantumkan Faktur Pajak Pihak
Kedua.
b. Fotokopi Bukti Penerimaan Surat/Bukti Lapor SPM PPN.
c. Fotokopi Surat Setoran Pajak atas Kurang Bayar PPN yang tercantum di dalam SPM PPN.

7. Dalam hal kewajiban Pihak Kedua pada ayat 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 pasal ini tidak dilaksanakan,
maka Pihak Pertama dapat mengambil keputusan yang dipandang baik oleh Pihak Pertama,
termasuk tetapi tidak terbatas bahwa Pihak Pertama dapat menyetorkan dan melaporkan PPN
yang belum dibayarkan oleh Pihak Kedua ke KPP.

8. BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan berikut premi masing-masing BPJS tersebut atas
diri para tenaga kerja Pihak Kedua yang melaksanakan Pekerjaan tersebut pada pasal 5
Perjanjian ini, wajib diurus dan dibayar sepenuhnya oleh Pihak Kedua sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

9. Pihak Pertama akan mengasuransikan Pekerjaan tersebut dengan kondisi full limit dan
termasuk risiko SRCC (Strike, Riot, and Civil Commotion), dengan periode asuransi sampai
Pekerjaan selesai dikerjakan dengan baik oleh Pihak Kedua. Apabila jangka waktu
penyelesaian Pekerjaan diperpanjang karena kesalahan Pihak Kedua, maka cover asuransi
wajib diperpanjang atas biaya Pihak Kedua sepenuhnya. Deductibles/risiko sendiri dan risiko
terhadap pihak ketiga dalam klaim asuransi tersebut menjadi tanggungan Pihak Kedua
sepenuhnya. Pengurusan penggantian klaim asuransi (jika ada) akan dilaksanakan secara
proaktif oleh Pihak Kedua.

PASAL 5
SPESIFIKASI DAN SYARAT PEKERJAAN

1. Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak Pertama, seluruh Pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Pihak Kedua tidak diperkenankan menyimpang dari persyaratan dan
ketentuan dalam Perjanjian ini, harus sesuai peraturan ketenagakerjaan yang berlaku, serta
harus sesuai gambar kerja dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan oleh Pihak Pertama,
termasuk juga persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam:

a. Syarat-syarat administrasi dan umum.


b. Uraian dan syarat-syarat pelaksanaan Pekerjaan, yang meliputi spesifikasi umum dan
spesifikasi khusus/teknis.
c. Gambar lay out, baik yang telah diterbitkan maupun yang akan diterbitkan kemudian
selama masa pelaksanaan Pekerjaan.
d. Seluruh dokumen pelaksanaan Pekerjaan dan surat-menyurat resmi, yang seluruhnya
merupakan lampiran Perjanjian ini.
e. Ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat umum untuk pelaksanaan Pekerjaan, yang
tercantum dalam:
- Peraturan-peraturan umum bangunan setempat.

Page 5 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-

- Peraturan-peraturan Dewan Normalisasi Indonesia, misalnya SII, PBI-78, dan/atau PKKI


(NI-5).
f. Ketentuan/persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah dan/atau lembaga yang
berwenang.
g. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan tertulis yang diberikan oleh Pihak Pertama
atau wakilnya.
h. Lampiran-lampiran sebagai berikut:
h.1 Lampiran I : Purchase Order No. , tanggal .
h.2 Lampiran II : Daftar Nilai Kontrak.
h.3 Lampiran III : Proposal Penawaran Harga Pihak Kedua No. , tanggal
.
h.4 Lampiran IV : a. E-mail Undangan Tender tanggal .
b. Risalah Rapat.
h.5 Lampiran V : Dokumen Tender Pekerjaan Automation Temperature Control
Deaerator.
h.6 Lampiran VI : Surat Pernyataan.
h.7 Lampiran VII : Copy Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional (IUJK Nasional) dan
copy Sertifikat Badan Usaha (SBU) Jasa Pelaksana Konstruksi
dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJK).
Lampiran-lampiran tersebut di atas merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.

2. Pihak Kedua wajib melaksanakan mobilisasi equipment, material, tenaga kerja, peralatan kerja
ke lokasi Unit paling lambat tanggal .

3. Pihak Kedua wajib menempatkan atau menugaskan seorang Site Manager atau Kepala
Pelaksana yang bekerja penuh waktu, ahli, dan berpengalaman serta telah disetujui secara
tertulis oleh Pihak Pertama, untuk memimpin dan bertanggung jawab atas pelaksanaan dan
penyelesaian Pekerjaan tersebut. Pihak Kedua menjamin bahwa tenaga kerja Pihak Kedua
memiliki kemampuan dan pelatihan yang memadai untuk melaksanakan Pekerjaan tersebut.

4. Pihak Kedua wajib menyampaikan kepada Pihak Pertama contoh-contoh bahan dan/atau
material yang akan dipakai, yang sama jenis dan mutunya dengan yang digunakan pada saat
pelaksanaan Pekerjaan, untuk disetujui secara tertulis terlebih dahulu oleh Pihak Pertama
sebelum bahan-bahan tersebut masuk/dikirim ke lapangan/lokasi Unit. Namun demikian,
seluruh persetujuan tertulis yang diberikan oleh Pihak Pertama atas contoh-contoh bahan
dan/atau material tersebut dan/atau atas hasil Pekerjaan Pihak Kedua tidak melepaskan
tanggung jawab Pihak Kedua terhadap seluruh kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini.

5. Pihak Kedua bertanggung jawab terhadap legalitas material dan/atau peralatan yang digunakan
untuk melaksanakan Pekerjaan, yang oleh karenanya Pihak Kedua dengan ini membebaskan
Pihak Pertama dari segala macam tuntutan pihak lain dalam bentuk dan nama apapun juga
yang mungkin timbul di kemudian hari sehubungan dengan legalitas material dan/atau
peralatan tersebut.

6. Pihak Kedua wajib memiliki segala izin usaha dan/atau perizinan lainnya sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku, baik di Pemerintahan Pusat maupun di Pemerintahan
Daerah masing-masing, termasuk tetapi tidak terbatas pada izin galian tambang/mineral.

7. Pihak Kedua menyatakan sanggup untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang


berlaku mengenai ketenagakerjaan, terutama yang berkaitan dengan pembayaran upah dan
usia pekerja yaitu harus berusia di atas 18 (delapan belas) tahun.

Page 6 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-

8. Dalam melaksanakan Pekerjaannya, Pihak Kedua menjamin keselamatan dan kesehatan kerja
seluruh tenaga kerja Pihak Kedua serta wajib melengkapi tenaga kerjanya dengan alat
pelindung diri (APD) sesuai ketentuan yang berlaku.

9. Pihak Kedua wajib melaksanakan penilaian sendiri (self assessment) terhadap pemenuhan
standar keselamatan dan kesehatan kerja dengan menggunakan form inspeksi yang telah
ditetapkan oleh Pihak Kedua, untuk kemudian diverifikasi dan disetujui secara tertulis oleh
Pihak Pertama.

10. Pihak Kedua dilarang melaksanakan aktivitas pembakaran apapun, baik di lokasi kerja maupun
di sekitar lokasi kerja.

11. Dalam melaksanakan Pekerjaan, Pihak Kedua harus memahami dengan jelas pengendalian
aspek dan dampak lingkungan yang meliputi:

a. Pengendalian emisi gas buang kendaraan harus di bawah baku mutu yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah Daerah (Pemda) setempat.
b. Pengendalian tetesan bahan bakar saat pengoperasian kendaraan.
c. Pengendalian tetesan oli saat pengoperasian kendaraan.

12. Pihak Kedua, dengan alasan dan nama apapun juga, dilarang memasuki dan/atau melakukan
pembukaan lahan di Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT), yang tanda batas dan letak
lokasi KBKT tersebut telah ditetapkan oleh Pihak Pertama.

13. Dalam melaksanakan Pekerjaannya, seluruh kendala, persoalan/tuntutan tenaga kerja Pihak
Kedua dan/atau pihak lain, termasuk dalam hal tidak selesainya/rusaknya/musnahnya hasil
Pekerjaan Pihak Kedua yang bukan disebabkan oleh hal-hal sebagaimana dimaksud pasal 10
Perjanjian ini, merupakan tanggung jawab Pihak Kedua sepenuhnya.

14. Pihak Kedua bertanggung jawab dan menjamin bahwa hasil Pekerjaan akan bebas dari segala
kesalahan dan/atau kerusakan, baik akibat kurang baiknya hasil kerja teknisi Pihak Kedua
maupun kurang baiknya kualitas bahan yang digunakan Pihak Kedua. Namun demikian,
seluruh persetujuan tertulis yang diberikan oleh Pihak Pertama atas hasil kerja Pihak Kedua
tidak melepaskan tanggung jawab Pihak Kedua untuk memenuhi seluruh kondisi dan
persyaratan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini.

15. Pihak Kedua bertanggung jawab dan menjamin untuk melaksanakan perbaikan dan mengganti
secara cuma-cuma seluruh kesalahan dan/atau kerusakan yang terjadi karena kesalahan Pihak
Kedua, termasuk kesalahan dan/atau kerusakan yang terjadi selama dalam Masa Garansi,
sebagaimana tersebut pada pasal 7 Perjanjian ini.

16. Pihak Kedua tidak diperkenankan untuk mengalihkan/mensub-kontrakkan Pekerjaan dan/atau


hak atas Pekerjaan ini kepada pihak lain dengan cara bagaimanapun juga, baik sebagian
maupun seluruhnya, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak Pertama.

17. Pihak Kedua menyatakan mempunyai/sanggup mempunyai modal kerja yang cukup untuk
melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan ini, yang besarnya sesuai dengan yang
tercantum pada pasal 3 Perjanjian ini.

18. Pihak Kedua wajib turut memelihara keamanan dan ketertiban umum di lokasi Unit selama
berlangsungnya Pekerjaan ini, serta bertanggung jawab penuh terhadap seluruh konsekuensi

Page 7 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-

yang mungkin timbul sebagai akibat terjadinya kerusuhan, kebakaran, kerusakan, kehilangan,
dan sebagainya dalam bentuk apapun juga terhadap milik Pihak Pertama dan Pihak Kedua,
baik terhadap diri karyawan Pihak Pertama dan Pihak Kedua maupun terhadap kepemilikan
Pihak Pertama dan Pihak Kedua, yang berasal dari perbuatan tenaga kerja Pihak Kedua
dan/atau perbuatan tenaga kerja Pihak Kedua dengan pihak lain.

19. Pihak Pertama berhak menyatakan keberatan secara tertulis kepada Pihak Kedua untuk
menolak wakil atau personil yang dipekerjakan oleh Pihak Kedua yang akan atau sedang
melaksanakan Pekerjaan di lokasi Pekerjaan, yang mana menurut penilaian Pihak Pertama,
telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan, mengabaikan instruksi Pihak Pertama,
dan/atau tidak berkompeten dalam melaksanakan Pekerjaan. Sehubungan dengan hal-hal
tersebut, Pihak Kedua wajib segera melaksanakan penggantian wakil atau personil Pihak
Kedua tersebut.

20. Dalam hal tenaga kerjanya tinggal sementara di lokasi Unit, maka Pihak Kedua wajib
menyediakan tempat tinggal yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan ketertiban bagi para
tenaga kerja Pihak Kedua, atas tanggungan Pihak Kedua sepenuhnya.

21. Pihak Kedua wajib melaksanakan seluruh perubahan Pekerjaan yang dinyatakan dalam
dokumen pelaksanaan Pekerjaan, yang dibuat secara tertulis dan disampaikan oleh Pihak
Pertama kepada Pihak Kedua, termasuk tetapi tidak terbatas pada:

a. Menambah atau mengurangi besarnya volume Pekerjaan yang tercantum dalam Perjanjian
ini.
b. Melaksanakan pekerjaan tambahan lainnya, yang menurut Pihak Pertama diperlukan untuk
menyelesaikan dan menyempurnakan hasil Pekerjaan.
c. Mengubah mutu, sifat, dan jenis bahan, serta pelaksanaan Pekerjaan.

22. Apabila selama pelaksanaan Pekerjaan tersebut ternyata terjadi penambahan dan/atau
pengurangan Pekerjaan, maka Pihak Pertama akan menentukan besarnya penambahan
dan/atau pengurangan nilai kontrak sebagai akibat adanya penambahan dan/atau pengurangan
Pekerjaan berdasarkan referensi harga satuan yang ada di dalam Perjanjian ini. Apabila tidak
ada referensi harga satuan di dalam Perjanjian ini, maka perubahan nilai kontrak tersebut
berdasarkan hasil negosiasi Pihak Pertama dan Pihak Kedua. Sehubungan dengan hal
tersebut, Pihak Kedua wajib mengajukan harga pekerjaan tambah untuk disetujui secara tertulis
terlebih dahulu oleh Pihak Pertama, paling lambat 1 (satu) bulan sejak pekerjaan tambah
tersebut diselesaikan secara memuaskan oleh Pihak Kedua, sebagaimana dinyatakan dengan
BAPP yang ditandatangani oleh wakil Pihak Pertama dan wakil Pihak Kedua. Apabila setelah
lewat dari 1 (satu) bulan, Pihak Kedua belum juga mengajukan harga pekerjaan tambah, maka
Pihak Pertama tidak akan melaksanakan pembayaran tagihan atas pekerjaan tambah tersebut.

23. Pihak Kedua wajib melaksanakan penambahan dan/atau pengurangan Pekerjaan setelah
diberitahukan secara tertulis oleh Pihak Pertama untuk melaksanakannya. Penambahan
Pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pihak Kedua tanpa mendapat instruksi terlebih dahulu dari
Pihak Pertama, menjadi tanggung jawab Pihak Kedua sepenuhnya dan untuk itu Pihak
Pertama tidak diwajibkan melaksanakan pembayaran kepada Pihak Kedua dalam bentuk
apapun juga sehubungan dengan hal tersebut. Adanya pekerjaan tambah/kurang tersebut tidak
dapat dijadikan sebagai alasan oleh Pihak Kedua untuk mengubah waktu penyelesaian
Pekerjaan, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak Pertama.

24. Apabila Pihak Kedua telah menyelesaikan seluruh Pekerjaan tersebut di atas, maka akan
dibuat BAST Pekerjaan, yang menerangkan bahwa Pihak Kedua telah menyerahkan
seluruh hasil

Page 8 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-

Pekerjaan kepada Pihak Pertama dan Pihak Pertama dengan ini telah menerima dengan baik
seluruh hasil Pekerjaan tersebut dari Pihak Kedua, dengan perincian sebagai berikut:

a. BAST I dibuat apabila Pekerjaan telah selesai seluruhnya dengan baik dan memenuhi
syarat- syarat sebagaimana dimaksud pasal 5 Perjanjian ini.
b. BAST II dibuat setelah Masa Garansi tersebut pada pasal 7 Perjanjian ini berakhir dan
Pihak Kedua telah melaksanakan seluruh kewajibannya dengan baik selama Masa Garansi
tersebut.

25. Pihak Kedua wajib mengajukan 3 (tiga) set berkas gambar fabrikasi/shop drawing kepada
Pihak Pertama 2 (dua) minggu sebelum jadwal pelaksanaan fabrikasi tersebut untuk
mendapatkan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak Pertama sebelum pelaksanaan
Pekerjaan tersebut.

Pihak Kedua wajib menyampaikan 3 (tiga) set as-built drawing yang telah disetujui secara
tertulis oleh Pihak Pertama kepada Pihak Pertama.

Persetujuan tertulis Pihak Pertama atas shop drawing dan as-built drawing yang diajukan Pihak
Kedua tidak membebaskan Pihak Kedua, baik dari tanggung jawab Pihak Kedua, baik atas
segala kesalahan yang ada pada gambar-gambar tersebut maupun dari tanggung jawab Pihak
Kedua untuk memenuhi persyaratan dan ketentuan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini.

PASAL 6
SARANA KERJA

1. Pihak Kedua wajib mengikuti Peraturan Pemerintah yang berlaku dalam menyediakan
kendaraan dan pengemudi, termasuk tetapi tidak terbatas pada tenaga kerja, peralatan, bahan,
dan/atau seluruh jasa lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan
Pekerjaan tersebut pada pasal 5 Perjanjian ini, yang wajib disediakan dan ditanggung
sepenuhnya oleh Pihak Kedua guna kelancaran Pekerjaan dan sesuai waktu yang telah
ditetapkan pada pasal 2 ayat 1 Perjanjian ini.

2. Pihak Kedua bertanggung jawab atas keadaan dan keamanan peralatan, mesin-mesin, dan diri
para pekerja tersebut, termasuk keamanan daerah kerja, barang-barang, alat-alat, ruang kerja,
gudang, dan/atau kantor (Direksi keet) yang berada di lokasi Unit, baik sebelum, pada saat,
maupun setelah Pekerjaan diselesaikan dengan baik oleh Pihak Kedua berdasarkan Perjanjian
ini.

3. Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk beroperasinya peralatan menjadi tanggungan Pihak
Kedua sepenuhnya.

4. Apabila Pekerjaan tersebut dinyatakan selesai oleh Pihak Pertama, maka seluruh peralatan
dan/atau bangunan sementara serta mesin-mesin milik Pihak Kedua harus diangkut atau
dipindahkan dari areal Pihak Pertama atas biaya Pihak Kedua sepenuhnya. Apabila dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak Pekerjaan tersebut dinyatakan selesai oleh Pihak
Pertama namun Pihak Kedua belum juga mengosongkan lokasi Unit, maka Pihak Pertama
berhak melaksanakan pengosongan tersebut atas biaya Pihak Kedua sepenuhnya, dengan
ketentuan seluruh risiko yang mungkin timbul sehubungan dengan cara pengosongan tersebut
menjadi tanggung jawab Pihak Kedua sepenuhnya, termasuk tetapi tidak terbatas pada
kemungkinan rusaknya peralatan dan/atau bangunan sementara serta mesin-mesin tersebut.

Page 9 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-

PASAL 7
MASA GARANSI

1. Pihak Kedua wajib melaksanakan pemeliharaan terhadap seluruh hasil Pekerjaan Pihak Kedua
berdasarkan Perjanjian ini selama 6 (enam) bulan (untuk selanjutnya disebut “Masa Garansi”),
terhitung sejak tanggal BAST I, sebagaimana dimaksud pasal 5 ayat 24.a. Perjanjian ini.

2. Selama Masa Garansi, Pihak Kedua wajib memperbaiki setiap kerusakan yang timbul akibat
kurang sempurnanya pelaksanaan Pekerjaan Pihak Kedua atas tanggungan Pihak Kedua
sepenuhnya, kecuali terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh suatu keadaan memaksa (force
majeure) sebagaimana dimaksud pasal 10 Perjanjian ini, akan ditanggung oleh para pihak
sesuai kesepakatan bersama.

3. Pihak Kedua wajib memperbaiki kerusakan tersebut paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak
tanggal disampaikannya pemberitahuan tentang adanya kerusakan tersebut kepada Pihak
Kedua. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender Pihak Kedua lalai melaksanakan perbaikan
tersebut, maka Pihak Pertama berhak menunjuk pihak lain untuk melaksanakan perbaikan
tersebut atas tanggungan Pihak Kedua sepenuhnya.

4. Masa Garansi akan diperpanjang secara otomatis untuk 6 (enam) bulan berikutnya, khusus
untuk bagian yang terjadi kerusakan tersebut, terhitung sejak tanggal diterimanya hasil perbaikan
atas bagian yang terjadi kerusakan tersebut oleh Pihak Pertama, namun tidak lebih dari 12 (dua
belas) bulan terhitung sejak tanggal BAST I sebagaimana dimaksud pasal 5 ayat 24.a.
Perjanjian ini.

5. Apabila Masa Garansi dan seluruh pekerjaan perbaikan yang wajib dilaksanakan selama Masa
Garansi telah selesai dilaksanakan oleh Pihak Kedua dan telah diterima dengan baik oleh
Pihak Pertama, maka para pihak sepakat untuk menandatangani BAST II, sebagaimana
dimaksud pasal 5 ayat 24.b. Perjanjian ini.

PASAL 8
KECELAKAAN KERJA

1. Seluruh insiden yang terjadi sewaktu Pihak Kedua melaksanakan Pekerjaan sehingga
merugikan Pihak Pertama maupun Pihak Kedua sendiri serta pihak ketiga lainnya, menjadi
tanggung jawab Pihak Kedua sepenuhnya. Oleh karena itu, Pihak Kedua menyanggupi untuk
membayar ganti rugi yang diperlukan kepada pihak yang dirugikan, dengan memperhatikan
serta mentaati seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Kecelakaan yang terjadi sebelum atau pada saat Pihak Kedua melaksanakan Pekerjaan di
lapangan, melaksanakan mobilisasi, demobilisasi, dan lain-lain adalah menjadi tanggung jawab
Pihak Kedua sepenuhnya dan bukan suatu hal atau alasan yang menjadikan Perjanjian ini
terlambat untuk dilaksanakan dan/atau diselesaikan oleh Pihak Kedua.

PASAL 9
SANKSI

1. Apabila karena kelalaiannya, Pihak Kedua tidak melaksanakan mobilisasi peralatan dan tenaga
kerja ke lokasi Unit sesuai jadwal yang telah ditetapkan pada pasal 5 ayat 2 Perjanjian ini
dan/atau belum memulai Pekerjaan tersebut sesuai jadwal yang telah ditetapkan pada pasal 2
ayat 1 Perjanjian ini dan/atau tidak melanjutkan Pekerjaan yang telah dimulainya, yang mana
kelalaian tersebut telah melebihi 7 (tujuh) hari kalender dari jadwal yang telah ditetapkan

Page 10 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-

dan/atau pada setiap saat selama jangka waktu Perjanjian ini, apabila kumulatif hari
keterlambatan Pekerjaan telah mencapai atau lebih dari 14 (empat belas) hari kalender, maka
untuk selanjutnya berlaku ketentuan ayat 4 dan 5 pasal ini, tanpa diperlukan pemberitahuan
terlebih dahulu oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua.

2. Apabila Pihak Kedua tidak dapat menyelesaikan Pekerjaan sesuai jangka waktu yang
ditetapkan pada pasal 2 ayat 1 Perjanjian ini, maka untuk setiap hari keterlambatan, Pihak
Kedua bersedia dikenakan ganti rugi sebesar 0,1% (nol koma satu persen) dari total nilai
kontrak, sampai dengan maksimum sebesar 5% (lima persen). Apabila ganti rugi tersebut
telah mencapai 5% (lima persen), maka untuk selanjutnya berlaku ketentuan ayat 4 dan 5
pasal ini.

3. Dalam hal Pihak Kedua lambat dalam menyelesaikan dan/atau tidak melaksanakan seluruh
Pekerjaan dan/atau dalam hal keterlambatan disebabkan oleh kurangnya kegiatan di lapangan
dari Pihak Kedua untuk dapat menyelesaikan Pekerjaan ini, maka Pihak Pertama sewaktu-
waktu berhak memberikan Surat Peringatan (SP) kepada Pihak Kedua. Apabila setelah 7
(tujuh) hari kalender sejak tanggal SP, Pihak Kedua belum juga menunjukkan kemajuan yang
berarti, maka untuk selanjutnya berlaku ketentuan ayat 4 dan 5 pasal ini.

4. Akibat kelalaian Pihak Kedua tersebut pada ayat 1, 2, dan 3 pasal ini, maka Pihak Pertama
berhak menghentikan seluruh pelaksanaan Pekerjaan tersebut secara sepihak dan Perjanjian
ini menjadi berakhir tanpa hak bagi Pihak Kedua untuk menuntut Pihak Pertama mengenai hal
apapun dan dalam bentuk apapun juga. Untuk pengakhiran Perjanjian ini secara sepihak, Pihak
Pertama dan Pihak Kedua, sekarang dan untuk nanti pada waktunya, sepakat untuk
melepaskan ketentuan-ketentuan pada pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
yang mensyaratkan bahwa perintah Pengadilan wajib dimintakan sehubungan dengan
pengakhiran Perjanjian ini.

5. Dengan dilaksanakannya penghentian Pekerjaan tersebut pada ayat 4 pasal ini, maka:

a. Pihak Pertama bersama-sama dengan Pihak Kedua akan membuat BAPP. Apabila Pihak
Kedua tidak bersedia membuat BAPP, maka BAPP akan dibuat secara sepihak oleh Pihak
Pertama dan dianggap telah diterima sepenuhnya oleh Pihak Kedua.
b. Pihak Pertama berhak menunjuk pihak lain untuk melanjutkan pelaksanaan Pekerjaan ini
dengan selisih biaya dari nilai kontrak menjadi beban Pihak Kedua sepenuhnya dan Pihak
Pertama tetap akan membayar kepada Pihak Kedua sebesar progress Pekerjaan yang
telah diselesaikan sesuai BAPP, serta dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak pemutusan
sepihak tersebut dinyatakan oleh Pihak Pertama, Pihak Kedua harus segera meninggalkan
areal kerjanya serta mengosongkan lokasi Unit atas biaya Pihak Kedua sepenuhnya.
Apabila setelah lewat jangka waktu tersebut Pihak Kedua belum juga meninggalkan areal
kerjanya serta mengosongkan lokasi Unit, maka Pihak Pertama berhak melaksanakan
pengosongan tersebut atas biaya Pihak Kedua sepenuhnya, dengan ketentuan seluruh
risiko yang mungkin timbul sehubungan dengan cara pengosongan tersebut menjadi
tanggung jawab Pihak Kedua sepenuhnya, termasuk tetapi tidak terbatas pada
kemungkinan rusaknya peralatan dan/atau bangunan sementara, serta mesin-mesin milik
Pihak Kedua.
c. Dalam hal terjadi pemutusan Perjanjian yang disebabkan oleh kesalahan dan/atau
kelalaian Pihak Kedua sebagaimana dimaksud ayat 1, 2, dan 3 pasal ini, maka Pihak
Kedua wajib membayar ganti rugi kepada Pihak Pertama sebesar 10% (sepuluh persen)
dari total nilai kontrak, yang wajib dibayar secara seketika dan sekaligus lunas dalam waktu
7 (tujuh) hari kalender sejak tanggal pemutusan tersebut.

6. Dalam hal Pihak Kedua lambat dalam menyelesaikan dan/atau tidak melaksanakan sebagian

Page 11 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-

dari Pekerjaan, dan/atau dalam hal keterlambatan disebabkan oleh kurangnya kegiatan di

Page 12 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-

lapangan dari Pihak Kedua untuk dapat menyelesaikan sebagian dari Pekerjaan tersebut, maka
Pihak Pertama sewaktu-waktu berhak memberikan SP kepada Pihak Kedua. Apabila setelah 7
(tujuh) hari kalender sejak tanggal SP, Pihak Kedua belum juga menunjukkan kemajuan yang
berarti, maka untuk selanjutnya berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Pihak Pertama berhak menghentikan sebagian pelaksanaan Pekerjaan tersebut secara


sepihak tanpa hak bagi Pihak Kedua untuk menuntut Pihak Pertama mengenai hal apapun
dan dalam bentuk apapun juga.
b. Dengan dilaksanakannya penghentian sebagian Pekerjaan tersebut di atas, maka:

b.1 Pihak Pertama bersama-sama dengan Pihak Kedua akan membuat BAPP atas
sebagian Pekerjaan yang dihentikan tersebut. Apabila Pihak Kedua tidak bersedia
membuat BAPP, maka BAPP tersebut akan dibuat secara sepihak oleh Pihak
Pertama dan dianggap telah diterima sepenuhnya oleh Pihak Kedua.
b.2. Pihak Pertama berhak menunjuk pihak lain untuk melanjutkan pelaksanaan sebagian
Pekerjaan tersebut dengan selisih biaya dari nilai kontrak menjadi beban Pihak
Kedua sepenuhnya dan Pihak Pertama tetap akan membayar kepada Pihak Kedua
sebesar progress Pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai BAPP sebagaimana
dimaksud ayat
6.b.b.1. pasal ini.

7. Pihak Kedua menjamin bahwa seluruh klaim kerugian yang mungkin diajukan oleh pihak ketiga
kepada Pihak Pertama akibat Pihak Kedua belum memulai, lambat dan/atau terlambat
menyelesaikan Pekerjaan tersebut, baik yang timbul pada saat Pihak Kedua melaksanakan
Pekerjaan maupun setelah Perjanjian ini berakhir sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini,
menjadi tanggung jawab Pihak Kedua sepenuhnya dan karenanya Pihak Kedua dengan ini
membebaskan Pihak Pertama dari segala macam tuntutan tersebut.

8. Apabila Pihak Kedua menghentikan kegiatan di lapangan dan/atau mengakhiri Perjanjian ini
secara sepihak sebelum Perjanjian ini berakhir tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari
Pihak Pertama, maka Pihak Kedua dengan ini membebaskan Pihak Pertama dari kewajiban
membayar nilai kontrak atas Pekerjaan yang tersisa dan/atau yang belum diselesaikan oleh
Pihak Kedua, serta membebaskan Pihak Pertama dari segala macam tuntutan pihak lain dalam
bentuk dan nama apapun juga, tanpa mengesampingkan kewajiban Pihak Kedua untuk
membayar ganti rugi kepada Pihak Pertama sebesar 10% (sepuluh persen) dari total nilai
kontrak, yang wajib dibayar secara seketika dan sekaligus lunas dalam waktu 7 (tujuh) hari
kalender sejak tanggal penghentian/pengakhiran Perjanjian ini.

9. Selain yang diatur pada ayat 1, 2, 3, 6, dan 8 pasal ini, dalam hal Pihak Kedua tidak
melaksanakan kewajibannya sebagaimana ditetapkan pada Perjanjian ini, maka Pihak Pertama
berhak menghentikan seluruh pelaksanaan Pekerjaan tersebut secara sepihak tanpa perlu
melaksanakan pembayaran apapun juga kepada Pihak Kedua atas Pekerjaan yang tersisa,
dengan seluruh akibatnya sesuai ketentuan ayat 4 dan 5 pasal ini.

10. Pihak Pertama berwenang penuh menentukan atau menunda atau membatalkan pembayaran
dari hasil Pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan yang diinginkan, sampai dengan
pekerjaan(-pekerjaan) tersebut diperbaiki oleh Pihak Kedua yang hasilnya sesuai persyaratan
yang diinginkan, tanpa adanya kewajiban untuk membayar ganti rugi apapun juga kepada
Pihak Kedua.

11. Pembatalan, pengakhiran, dan/atau berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan (i) segala
kewajiban Pihak Kedua yang tersisa dan/atau tertunda kepada Pihak Pertama, dan/atau (ii)
sanksi yang harus dipenuhi/dijalankan oleh Pihak Kedua sesuai ketentuan dalam Perjanjian ini.

Page 13 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-

PASAL 10
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. Para pihak dibebaskan dari seluruh tuntutan, apabila terbukti telah terjadi suatu peristiwa di luar
kemampuan para pihak untuk mengatasinya (force majeure), antara lain bencana alam, perang,
dan gangguan keamanan lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan
ketentuan seluruh hak dan kewajiban masing-masing pihak yang timbul sebelum terjadinya
keadaan memaksa (force majeure) tersebut tetap wajib dilaksanakan oleh masing-masing
pihak.

2. Atas kejadian/akibat tersebut, pihak yang mengalami keadaan force majeure diwajibkan
memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya, pemberitahuan mana wajib diterima oleh
pihak lainnya paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak terjadinya kejadian tersebut. Apabila
pihak yang mengalami keadaan force majeure tersebut tidak memberitahukan secara tertulis
kepada pihak lainnya dalam jangka waktu tersebut, maka dianggap tidak terjadi keadaan force
majeure dan pihak yang bersangkutan tetap wajib melaksanakan seluruh kewajibannya sesuai
dengan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian ini.

3. Terhadap pemberitahuan pihak yang mengalami keadaan force majeure tersebut pada ayat 2
pasal ini, pihak lainnya tersebut wajib memberikan tanggapan secara tertulis dalam waktu 7
(tujuh) hari kalender sejak diterimanya surat pemberitahuan tersebut.

4. Apabila setelah lewatnya waktu, sebagaimana tersebut pada ayat 3 pasal ini, ternyata pihak
lainnya belum memberikan jawaban, maka pihak lainnya tersebut dianggap menyetujui adanya
keadaan force majeure tersebut dan pihak yang mengalami keadaan force majeure dengan ini
diberikan perpanjangan waktu, yang lamanya akan ditetapkan oleh pihak lainnya dengan
mempertimbangkan keadaan di lapangan, yang seluruhnya akan dilaksanakan sesuai
persyaratan dan ketentuan yang akan disepakati bersama untuk kemudian dituangkan dalam
suatu adendum Perjanjian. Sebaliknya, apabila pihak lainnya tersebut tidak menyetujuinya,
maka pihak yang mengalami keadaan force majeure tetap diwajibkan untuk menyelesaikan
kewajibannya sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian ini.

PASAL 11
ADENDUM

Para pihak sepakat bahwa apabila di kemudian hari ternyata ada hal-hal yang tidak atau belum cukup
diatur dalam Perjanjian ini, maka hal-hal tersebut akan segera dimusyawarahkan untuk disepakati
bersama, yang untuk selanjutnya akan dituangkan ke dalam suatu adendum (tambahan) Perjanjian
ini.

PASAL 12
LAIN-LAIN

1. Seluruh adendum Perjanjian, lampiran, surat, dan/atau dokumen lainnya (jika ada) yang
berkaitan dengan Pekerjaan ini merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan
dari Perjanjian ini.

2. Perjanjian ini menghapuskan dan mengesampingkan seluruh kesepakatan antara para pihak
baik secara lisan maupun secara tertulis yang dibuat sebelum Perjanjian ini ditandatangani.
Untuk menghindari keragu-raguan, apabila ada 1 (satu) atau lebih ketentuan dalam dokumen
lain yang dibuat antara para pihak yang menyimpang/bertentangan dengan Perjanjian ini, maka
ketentuan yang berlaku sah dan mengikat para pihak adalah ketentuan sebagaimana

Page 14 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-

tercantum dalam Perjanjian ini.

Page 15 of
SPK No. PKWM/JKTO/[bulan]/[tahun]/[nomor]-

3. Apabila salah satu ketentuan dalam Perjanjian ini dinyatakan tidak berlaku atau batal demi
hukum sesuai ketentuan hukum yang berlaku, maka pembatalan tersebut tidak berpengaruh
terhadap validitas (keabsahan)/berlakunya pasal-pasal dan ayat-ayat lain dalam Perjanjian ini.

4. Pihak Kedua menjamin bahwa Pihak Kedua berhak dan berwenang untuk membuat dan
menandatangani Perjanjian ini, dan mereka yang bertindak mewakili Pihak Kedua adalah
pejabat yang mempunyai wewenang yang sah untuk itu sesuai ketentuan anggaran dasar atau
perubahannya yang terakhir.

5. Seluruh persyaratan dan ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian ini tetap berlaku dan
mengikat para penerus dan/atau para pengganti hak dari masing-masing pihak.

6. Para pihak sepakat bahwa Perjanjian ini tunduk pada dan ditafsirkan berdasarkan hukum
negara Republik Indonesia.

PASAL 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Segala perselisihan yang timbul akibat dan/atau sehubungan dengan Perjanjian ini akan diselesaikan
oleh para pihak secara musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila perselisihan tersebut tidak dapat
diselesaikan dengan cara musyawarah, maka para pihak sepakat untuk menyerahkan penyelesaian
atas permasalahan tersebut melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

DEMIKIANLAH UNTUK TERIKAT SECARA HUKUM, para pihak dengan ini menandatangani
Perjanjian ini pada tanggal tersebut pada awal Perjanjian ini, yang dibuat dalam 2 (dua) rangkap,
keduanya bermeterai cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Pihak Pertama Pihak Kedua


PT Agrolestari Mandiri PT

Direktur Direktur Direktur

Page 16 of
PT gArolestari
Mandiri Autoamtion Tepmerature Control
Pabrik Kelapa Saiwt (PKS) Pekawai 80 TPH–

BA4

SCHEDULE OF CONTRACT VALUES


DAN BILL OF QUANTITIES (BREAKDOWN HARGA)

FORTEN
p
PT gArolestari
Mandiri Autoamtion Tepmerature Control
Pabrik Kelapa Saiwt (PKS) Pekawai 80 TPH–

BA5

SPESIFIKASI TEKNIS DANGAMBAR

FORTEN
p
PT gArolestari
Mandiri Autoamtion Tepmerature Control
Pabrik Kelapa Saiwt (PKS) Pekawai 80 TPH–

BA6

CONTRACTOROCUPATIONAL HEALTH, SAFETY &


ENVIRONMENT MANAGEMENT PLAN

(COHSEMP)

FORTEN
p
Rencana Pengelolaan Keselamatan,
Kesehatan kerja dan Lingkungan (K3-L)

Contractor Occupational Health, Safety & Environment


Management Plan (COHSEMP)

Di Proyek/ Konstruksi

Author : Annette S. Aritonang


Telephone : +62 21 50338899
E-mail : annette.s.aritonang@sinarmas-agri.com

Date : January 30, 2020


Document no. : MNL-03-OHSE-04
Revision 00

PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (PT SMART, Tbk)
Sinar Mas Land Plaza, Menara II lt. 29, 32 & 34, Jl. M.H. Thamrin No. 51, Jakarta 10350 Indonesia
T: +62-21-50338899 F: +62-21-50389999
smart-tbk.com communications@sinarmas-agri.com
pt-smart-tbk SMART_Sinarmas @sinarmas_agri
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

Daftar Isi

1. PENGANTAR 6
1.1 Tujuan 6
1.2 Ruang Lingkup 6
1.3 Referensi/ Acuan Undang-Undang/ Regulasi & Dokumen Legislasi 6
1.4 Objektif Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3L) 7
1.5 Kebijakan K3L Pemberi Kerja 7
1.6 Organisasi Keselamatan Proyek 9
1.7 Tugas Dan Tanggung Jawab Untuk Keselamatan Proyek 9
1.8 Pemeriksaan Kesehatan Pra Kerja (Sebelum Kerja) 11

2. RENCANA DAN TIM TANGGAP DARURAT 11


2.1 Pengaturan Tindakan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) 12
2.2 Pengaturan Petugas P3K 12
2.3 Kasus Darurat 13
2.4 Pelaporan & Investigasi Insiden 13
2.5 Pencegahan Kebakaran 15

3. PERSYARATAN DASAR K3L (OHSE) YANG WAJIB DITERAPKAN 15


3.1 Pakaian Kerja Dan APD (Alat Pelindung Diri) 15
3.2 Kerapihan Dan Kebersihan 16
3.3 Pelatihan Dan Pendidikan Keselamatan Kerja 17
3.4 Inspeksi Keselamatan Proyek 19
3.5 Rambu, Sinyal, Dan Barikade 20
3.6 Metode Kerja (Work Method Statement) & Analisis Risiko Kerja (JSA-Job Safety
Analysis) 21
3.7 Izin Kerja (Permit To Work-PTW) 22
3.8 Penanganan Material, Penyimpanan, Penggunaan, Dan Pembuangan 22
3.9 Pengaturan Kontrol Untuk Akses Ke Proyek 23
3.10 Rencana Pengaturan Jalur Kendaraan Dan Jalur Pejalan Kaki 24

4. PROGRAM PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA 24


4.1 Crane Dan Derek – Pengangkatan Yang Bahaya/ Kritikal 24
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

4.2 Pengelasan, Pemotongan, Dan Gerinda (Pekerjaan Panas) 26


4.3 Prosedur Kerja Kelistrikan 28
4.4 Prosedur Lock-Out/ Tag-Out (LOTO)/ Isolasi Energi 29
4.5 Masuk Ruang Terbatas (Confined Space) 29
4.6 Bekerja Di Ketinggian (Wah-Working At Height) Dan Ketentuan Keselamatan 30
4.7 Penggalian Tanah/ Lubang Galian 33

5. PERSYARATAN LINGKUNGAN 33
5.1 Air Limbah 33
5.2 Limbah Padat Dan Manajemen Limbah Berbahaya 33
5.3 Tempat Penyimpanan Limbah Sementara 34
5.4 Konservasi 34

6. PERSYARATAN UMUM KESELAMATAN KONSTRUKSI 34


6.1 Kartu Identifikasi Karyawan (ID Badge) 34
6.2 Penalti/ Penghargaan 35
6.3 Papan Informasi 36
6.4 Pekerja Fit Untuk Bekerja 36
6.5 Frekuensi Insiden Proyek; Frekuensi Kehilangan Jam Kerja 36
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

No. Lampiran Revisi Tanggal

1Kebijakan Keselamatan 00 01/11/2013

2Matriks Pelatihan Keselamatan 01 01/10/2019

3Pedoman Tindakan Penalti Kecelakaan & Aksi Disiplin 01 01/10/2019


Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

Daftar Singkatan

Singkatan Penjelasan

JSA Job Safety Analysis


LTI Lost Time Injury
MTI Medical Treatment Injury
OHSE Occupational Health Safety & Environmental
PTW Permit To Work
APD Alat Pelindung Diri

K3L Keselamatan dan Kesehatan kerja

LOTO Lock Out Tag Out


RWI Restricted Work Injury
LTIFR Lost Time Injury Frequency Rate
P3K Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

UU Undang-Undang

SMK3 Sistem Manajemen Kesalamatan dan Kesehatan Kerja

Hyperkes Hygiene Perusahaan dan kesehatan Kerja

CPR Cardiopulmonary Resuscitation


KPI Key Perfomance Indicator
APAR Alat Pemadam Api Ringan

SNI Standar Nasional Indonesia

MSDS Material Safety Data Sheet


HFL High Flammable Liquid
SILO Surat Ijin Layak Operasi

SIO Surat Ijin Operator

LK3 Lisensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

1. PENGANTAR
1.1 Tujuan
Dokumen Keselamatan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L), atau Occupational Health Safety
Environmental (OHSE) ini merupakan panduan persyaratan minimum dari praktek
keselamatan kerja yang harus disepakati dan diterapkan oleh kontraktor selama masa kontrak
kerja dengan pemberi kerja. Perlu diketahui bahwa setiap kontraktor memiliki kewajiban hukum
untuk memenuhi ketentuan aturan didalam Undang-Undang dan Regulasi Nasional terkait
dengan Keselamatan Kerja seperti yang tertera maupun yang tidak tertera didalam daftar
referensi. Tiap Kontraktor diwajibkan untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan dan
keselamatan tenaga kerjanya langsung ataupun tidak langsung (sub-kontraktor) dan untuk
orang lain disekitarnya, dengan cara memastikan semua bahaya dan risiko di tempat kerja
diidentifikasi dan diatasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

1.2 Ruang Lingkup


Panduan ini berlaku untuk semua kontraktor, subkontraktor semua pihak lainnya yang terlibat
kontrak kerja khusus di area kerja pemberi kerja. Panduan ini mengacu kepada UU/ Regulasi
keselamatan Nasional. Jika kontrak kerja berada diluar negara Indonesia, maka ketentuan
keselamatan kerja Nasional dimana kontrak tersebut berlangsung akan diterapkan. Jika ada
perbedaan antara panduan ini dengan ketentuan yang berlaku, Kontraktor dan Pemberi kerja
harus segera berembuk untuk kesepakatannya. Jika panduan ini tidak sejalan dengan
ketentuan/ peraturan nasional, daerah atau lokal, maka tidak ada alasan bagi Kontraktor/
Pemasok/ SubKon untuk tidak mengikuti peraturan keselamatan yang berlaku terkait
pekerjaannya.

1.3 Referensi/ Acuan Undang-Undang/ Regulasi & Dokumen Legislasi


 UU No. 13/2003 : Ketenagakerjaan (Labour)
 UU No. 1/1970 : Keselamatan Kerja (Occupational Safety)
 Undang Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
 PP No. 50/2012: Penerapan SMK3
 Permenaker 05 Tahun 2018 K3 Lingkungan Kerja
 Permenaker No. 9/2016 Bekerja di Ketinggian
 Permenakertrans No. 1/1980 Keselamatan Konstruksi
 Permenaker No.Per.02/MEN/1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
 Permenaker No: Per/01/MEN/1976 Tentang Kewajiban Hyperkes Dokter Perusahaan
 Permenaker No. 70/2016 Standar Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
 ILO (International Labour Organization) codes of practice
 Dan regulasi Nasional lainnya terkait Keselamatan Kerja
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

1.4 Objektif Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3L)


Nihil kehilangan jam kerja adalah target daripada pemberi kerja untuk semua pihak didalam
setiap kontrak kerja. Pemberi kerja menyatakan komitmennya untuk menerapkan manajemen
K3L dalam setiap praktek bisnisnya. Kontraktor harus menerapkan tindakan pencegahan
terhadap segala kemungkinan yang dapat membahayakan manusia, merusak properti, alat/
peralatan kerja, dan lingkungan. Untuk memenuhi komitmen ini, Kontraktor diwajibkan
menerapkan praktek kerja yang aman, kondisi kerja yang aman, dan wajib berusaha keras
untuk meminimalkan bahaya yang mungkin terjadi, dengan menyatakan target pencapaian
berikut :
 Nihil Fatality (Kematian akibat kecelakaan kerja) = 0 (Nol)

1.5 Kebijakan K3L Pemberi Kerja


Pemberi kerja memiliki komitmen K3L berdasarkan Undang-Undang dan Regulasi Keselamatan
di Indonesia untuk menerapkan dasar-dasar K3L didalam kegiatan usahanya. Komitmen
tersebut tercatat didalam Kebijakan K3 atau OHSE Policy
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

Lampiran 1. Kebijakan Keselamatan


Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

1.6 Organisasi Keselamatan Proyek

1.7 Tugas Dan Tanggung Jawab Untuk Keselamatan Proyek


1.7.1 Safety Officer Kontraktor
Kontraktor/ Subkontraktor harus menempatkan petugas keselamatan (Safety
Officer) dengan rasio berikut:
 1 hingga 10 karyawan, petugas keselamatan 1 orang. Boleh paruh waktu dengan
tanggung jawab penuh waktu lainnya di tempat. Dia harus berpartisipasi dan
memenuhi semua inspeksi/ pelatihan/ pertemuan OHSE Perusahaan. Ini diijinkan
jika tidak ada pekerjaan berisiko tinggi terkait pekerjaan; bekerja di ketinggian,
kerja panas, alat berat, ruang terbatas, pekerjaan listrik, dan lainnya jika terbukti
berisiko tinggi dari penilaian risiko. Jika ada 1 pekerjaan ternyata berisiko tinggi,
maka wajib 1 petugas keselamatan penuh waktu.
 Lebih dari 10 hingga 50 karyawan dan satu area kerja maka satu petugas
keselamatan kontraktor/ subkontraktor khusus diwajibkan penuh waktu. Namun
jika area kerja terpisah, maka diwajibkan 2 petugas keselamatan.
 Di atas 50 karyawan, maka aturan diatas diterapkan dengan berlaku kelipatannya.

Kualifikasi dan tugas minimum untuk petugas Keselamatan Kontraktor (Safety Officer):
 Gelar minimum dua tahun di bidang keselamatan kerja, kebersihan industri,
teknik, kimia, lingkungan, atau pengalaman yang setara.
 Sertifikasi dari badan akreditasi keselamatan nasional, Ahli K3 Umum (AK3 Umum)
 Berpengalaman dalam bidang konstruksi proyek, memahami penilaian risiko dan
mitigasi terhadap kegiatan proyek; penggalian, derek dan praktik rigging, bekerja
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

di ketinggian/ perancah, ruang terbatas, pekerjaan panas, instalasi listrik dan


peralatan dll.
 Tersertifikasi untuk pertolongan pertama tingkat advance, termasuk bantuan
nafas buatan (CPR).
 Terlatih dalam teknik investigasi kecelakaan dan analisis akar penyebab.

Safety Officer bertanggung jawab terhadap, tetapi tidak terbatas pada:


 Melakukan patroli keselamatan harian dan melaporkan
 Memberikan induksi keselamatan untuk pekerjanya sebelum bekerja
 Melakukan rapat keselamatan mingguan dengan semua personel
 Melakukan joint audit OHSE bulanan dengan tim proyek dari Pemberi kerja
 Memantau keselamatan proyek secara terus menerus. Tujuan utama adalah untuk
membangun kesadaran bahwa setiap orang bertanggung jawab atas
keselamatannya sendiri dan keselamatan rekan kerjanya.
 Melakukan investigasi semua insiden (kecelakaan dan nyaris celaka)
 Mempersiapkan rencana OHSE kontraktor (Project OHSE Plan) dan tunduk
kepada pemberi kerja untuk persetujuan sebelum memulai pekerjaan di lokasi.
 Melaksanakan sistem pelaporan OHSE (harian, mingguan, bulanan).
 Melakukan pelatihan keselamatan kerja secara rutin sesuai dengan rencana
pelatihan keselamatan ( ruang terbatas, komunikasi bahaya, dll).
 Menangani kedaruratan medis dan memberikan pertolongan pertama dan CPR.
 Memastikan rambu tanda keselamatan terpasang di proyek
 Menganalisa ijin bekerja kontraktor sebelum menyetujuinya
 Memastikan semua pekerjaan kontraktor telah dianalisa risiko dan mitigasinya dan
tertuang dalam JSA (Job Safety Analysis)

1.7.2 Manajer Konstruksi (Construction Manager – CM)


 Bersama dengan Safety Officer melakukan patrol setiap hari untuk
mengidentifikasi dan menindak lanjuti kondisi tidak aman di proyek
 Mereview semua ijin bekerja untuk kontraktor setelah di verifikasi oleh petugas
keselamatan
 Memastikan semua pekerjaan memenuhi persyaratan keselamatan kerja dan
semua pekerja melakukan pekerjaan dengan aman
 Memastikan bahwa semua pekerjaan memiliki metode kerja yang aman
 Memimpin rapat keselamatan mingguan, bulanan dan saat tertentu
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

1.7.3 Supervisor
 Menganalisa dan memastikan risiko pekerjaan telah diatasi dengan aman, dan
pekerjaan dilakukan dengan aman oleh semua pekerja
 Memastikan semua ijin bekerja, analisa risiko (JSA), dan metode kerja
 Melakukan audit patroli harian
 Menghadiri dan aktif dalam rapat keselamatan di proyek
 Menyiapkan laporan keamanan mingguan dan bulanan
 Memberikan pelatihan dan pembinaan di tempat kerja kepada perwakilan lokasi
 Berperan serta dalam melakukan investigasi kecelakaan dan memastikan tindakan
perbaikan dilakukan

1.8 Pemeriksaan Kesehatan Pra Kerja (Sebelum Kerja)


Semua Kontraktor/ pihak ketiga yang akan bekerja di tempat kerja pemberi kerja wajib
mengikuti ketentuan didalam Permenaker No. 02/MEN/1980 sebagai berikut:
 Semua pekerja wajib melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum diijinkan bekerja di lokasi

proyek
 Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh yang berwenang, yaitu ahli medis (Dokter) yang
telah tersertifikasi Hiperkes oleh Direktorat Jenderal Pengawasan K3
 Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan adalah sebagi berikut:
a) Diagnosis/ Medical History review
b) Mental check
c) Physical Check
d) Fitness Check: Untuk melihat apakah seseorang mampu melakukan pekerjaan tertentu
misalnya bekerja di ketinggian, di ruang terbatas, dll
e) Untuk pemeriksaan laboratorium tidaklah wajib, terkecuali ada indikasi yang
disarankan oleh Dokter. Dalam kasus seperti ini adalah hak Kontraktor apakah mau
melanjutkan pemeriksaan lebih lanjut atau menggantikan kandidat pekerja tersebut
dengan yang lain

2. Rencana Dan Tim Tanggap Darurat


Setiap kontraktor harus berkordinasi dengan pemberi kerja untuk membangun tim tanggap
darurat di site.
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

2.1 Pengaturan Tindakan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)


Pengaturan fasilitas P3K akan dibuat di lokasi sesuai dengan keperluan dan tergantung pada
lokasi proyek, akses dan jarak ke fasilitas medis umum terdekat. Di proyek, akan dibuat ruang
yang cukup untuk fasilitas darurat atau pertolongan pertama pada kecelakaan di lokasi kerja,
dan untuk perawatan medis lebih lanjut akan dibawa ke rumah sakit yang dirujuk. Segala biaya
merupakan tanggung-jawab dari kontraktor terkait. Tetapi jika fasilitas medis umum tidak
tersedia di sekitar area, dan/ atau terlalu jauh untuk dijangkau selama keadaan darurat dan
dinilai dapat membahayakan nyawa yang cidera, maka diwajibkan menunjuk petugas
paramedis yang diperlengkapi dengan kendaraan emergency yang memadai di lokasi proyek
agar mampu menangani kasus cidera parah sesuai dengan anjuran medis, dan meminimalkan
risiko kematian. Ini seperti yang dipersyaratkan oleh hukum nasional (lihat referensi). Semua
cedera harus segera ditangani.

2.2 Pengaturan Petugas P3K


Kontraktor harus menunjuk petugas P3K. Mereka akan bertanggung jawab untuk:
 Tindakan pertolongan pertama.
 Mendampingi korban dalam proses evakuasi ke rumah sakit untuk perawatan medis lebih
lanjut, jika diperlukan.
Kontraktor harus memastikan semua Safety Officer memiliki sertifikasi P3K yang mampu untuk
resusitasi (CPR), berupa Advance First Aider. Pastikan beberapa orang lainnya juga telah
tersertifikasi jika area kerja luas, dan karyawan lebih dari 50 orang untuk memastikan jika ada
kasus cidera, maka dalam lima menit atau kurang telah dapat ditangani oleh petugas P3K
tersebut. Personel yang disertifikasi harus mengenakan logo khusus P3K untuk
mengidentifikasinya.
Fasilitas pertolongan pertama diwajibkan untuk dilengkapi sendiri oleh kontraktor dengan
mencakup hal berikut:
 Persediaan pertolongan pertama harus mudah diakses dan, setidaknya, terdiri dari
peralatan pertolongan pertama yang lengkap. Dalam kebanyakan kasus, pasokan
pertolongan pertama yang dikemas sebelumnya dari layanan komersial akan memadai;
Namun, setiap persyaratan site dapat bervariasi dan persediaan tambahan mungkin
diperlukan berdasarkan keadaan di site.
 Alat pencuci mata darurat (eye shower), dan pencuci badan (shower) harus tersedia
untuk personel yang menggunakan bahan kimia, bahan berbahaya. Semua personel
yang berpotensi terpapar bahan kimia berbahaya diberikan pelatihan tentang alat
pencuci mata dan tubuh.
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

 Untuk memindahkan personel yang terluka dari area ketinggian, kontraktor harus
menyediakan usungan, keranjang dengan tali kekang atau alat yang memadai yang
memenuhi persyaratan keselamatan
 Nomor-nomor telepon dokter, rumah sakit, dan ambulan harus dengan jelas dipasang.
Termasuk kontak setelah jam kerja

2.3 Kasus Darurat


Dalam kasus darurat, semua orang harus mengikuti Rencana Evakuasi yang disiapkan untuk
lokasi konstruksi. Berlari dalam kondisi apa pun dilarang sepanjang waktu. Titik perakitan
evakuasi serta lokasi fasilitas keselamatan harus ditunjukkan dengan jelas di peta lokasi.
Semua anggota tim OHSE (Pemberi kerja dan Kontraktor) harus dapat mengidentifikasi rute
terpendek ke agen pendukung darurat setempat (Ambulans, Pusat Medis, Brigade Pemadam
Kebakaran, Pasukan Polisi) yang dikirim ke lokasi site.
Nomor kontak darurat harus diidentifikasi dan ditempatkan di papan proyek, seperti contoh
berikut:
Daftar Kontak Darurat No Kontak Frekuensi Radio
PEMADAM API Diidentifikasi Diidentifikasi
MOBIL AMBULANS Diidentifikasi Diidentifikasi
POLISI Diidentifikasi Diidentifikasi
KEAMANAN Diidentifikasi Diidentifikasi
LOKAL Diidentifikasi Diidentifikasi
PUSAT RUMAH SAKIT TERDEKAT Diidentifikasi Diidentifikasi
OTORITAS LOKAL/PELAYANAN Diidentifikasi Diidentifikasi
PETUGAS OHSE Diidentifikasi Diidentifikasi
PEMBERI KERJA/KONTRAKTOR

2.4 Pelaporan & Investigasi Insiden


2.4.1 Pelaporan
Semua insiden yang terjadi di lokasi pabrik, selama jam kerja, dan aktivitas yang terkait
dengan proyek harus segera dilaporkan kepada Pemberi Kerja dalam waktu 24 jam.
Semua kecelakaan harus dilaporkan kepada Pemberi kerja untuk memperbarui daftar
kecelakaan/ insiden.
Berikut klasifikasi insiden yang harus dilaporkan, dicatat, dan diinvestigasi:
 Kematian akibat kerja (Fatality): Suatu insiden yang mengakibatkan kematian
pekerja secara langsung atau tidak langsung saat bekerja, pada jam kerja, dan di
lokasi kerja proyek. Kematian yang terjadi di tempat atau setelah kegiatan di tempat
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

dan ditentukan untuk tidak terkait dengan pekerjaan, yaitu, masalah kesehatan
pribadi, tidak diterapkan pada KPI keselamatan Proyek, namun, harus dilaporkan.
 Cidera Hilang Waktu (LTI): Cidera atau penyakit akibat kerja pada seorang
karyawan, karyawan yang dikontrak, pekerja sementara atau kontraktor yang
memerlukan perawatan medis di luar pertolongan pertama yang sederhana dan
menyebabkan seorang karyawan menjadi tidak mampu melakukan tugas pekerjaan
apa pun. atau dianggap tidak dapat melakukan pekerjaan pada hari setelah insiden
terjadi dikonfirmasi oleh penyedia medis berlisensi karena cedera atau sakit; dan/
atau Kehilangan satu atau kedua mata, cacat permanen, fraktur majemuk, semua
amputasi, rawat inap satu orang atau lebih dalam semalam atau berlangsung lebih
dari 24 jam.
 Cedera Kerja Terbatas (RWI): Cedera atau penyakit yang menyebabkan seseorang
tidak mampu melakukan tugas yang diharapkan dengan kapasitas penuh untuk shift
penuh.
 Cedera Perawatan Medis (MTI): Setiap cedera atau penyakit yang memerlukan
perawatan medis selain Pertolongan Pertama. Catatan: Pertolongan Pertama dan
pengamatan oleh praktisi medis bukan MTI.
 Kerusakan Alat-Peralatan/ Properti: Kejadian yang tidak direncanakan yang tidak
mengakibatkan cedera pribadi tetapi mengakibatkan kerusakan atau kerugian
properti.
 Kebakaran: segala jenis kebakaran yang membutuhkan bantuan pemadaman
internal/ dari layanan eksternal
 Insiden Lingkungan: Bahaya Lingkungan yang menyebabkan: Setiap pelepasan ke
tanah, air atau udara yang mengakibatkan pelanggaran peraturan lingkungan,
Tumpahan bahan berbahaya yang tidak dapat dikendalikan atau telah masuk, atau
bisa masuk ke saluran pembuangan atau aliran air, Kerusakan untuk flora, fauna
atau habitat yang dilindungi dan kawasan konservasi yang dilindungi, dan
penerimaan tindakan penegakan hukum dari badan pengatur.
 Near miss/ Hampir celaka: sebuah insiden di mana tidak ada properti yang rusak,
tidak ada cedera, tetapi di mana, dengan sedikit perubahan waktu atau posisi,
kerusakan atau cedera dengan mudah bisa terjadi.

2.4.2 Investigasi
Kecelakaan, insiden, insiden lingkungan, kejadian berbahaya dan/ atau nyaris terjadi
akan diselidiki untuk memastikan penyebab dan membuat rekomendasi untuk mencegah
terulangnya. Setiap kecelakaan atau insiden dianggap dapat direkam harus dilaporkan
kepada pemberi kerja dengan tepat. Dalam hal terjadi kecelakaan fatal atau ketika
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

cedera besar atau hilang diduga, orang yang bertanggung jawab atas operasi harus
segera memberi tahu pemberi kerja dan tim investigasi akan dibentuk untuk menyelidiki
insiden tersebut dan pemberitahuan awal harus disampaikan selama 24 jam sejak
peristiwa itu terjadi.

2.5 Pencegahan Kebakaran


Kontraktor harus mengembangkan program pencegahan kebakaran yang harus diterapkan di
seluruh fase pekerjaan konstruksi dan harus menyediakan peralatan pemadam kebakaran
sesuai dengan persyaratan pemerintah. Program ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada, hal-
hal berikut:
 Semua peralatan pemadam kebakaran ringan (APAR) yang disediakan oleh kontraktor
harus ditempatkan dengan benar, bebas akses, diperiksa secara berkala, dan dipelihara
dalam kondisi yang baik. APAR yang rusak atau kosong harus segera diganti.
 Kontraktor harus memberikan pelatihan khusus terhadap personel dalam penggunaan alat
pemadam kebakaran dan jangkauannya
 Nomor telepon departemen pemadam kebakaran terdekat yang sesuai dan tim tanggap
darurat harus dipasang dengan jelas.
 Area merokok akan ditentukan oleh perwakilan Pemberi Kerja. Kontraktor harus
menyediakan wadah yang sesuai dan alat pemadam kebakaran di area yang ditunjuk ini.
Merokok dilarang di semua area proyek terkecuali di tempat yang sudah ditentukan ( rest
area), bebas dari bahan kimia dan sumber api lainnya

3. Persyaratan Dasar K3L (OHSE) Yang Wajib Diterapkan


3.1 Pakaian Kerja Dan APD (Alat Pelindung Diri)
Seperti yang diwajikan oleh ketentuan dan persyaratan pemerintah dan Pemberi kerja, maka
Kontraktor mewajibkan semua pekerjanya untuk mengenakan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai untuk semua pekerjaan yang terpapar bahaya, atau kondisi di mana ada kebutuhan
untuk menggunakan APD guna mengurangi bahaya bagi pekerja.
Kontraktor harus melatih karyawannya dalam pemilihan, penggunaan, inspeksi, dan
pemeliharaan semua APD yang tepat, seperti tertera berikut:
 Helmet industri yang disetujui (mengacu pada standar nasional yang diakui) dengan kode
warna sesuai bidangnya, dengan tali dagu untuk pekerjaan ketinggian dan risiko sesuai,
celana panjang, rompi warna dan sepatu pengaman adalah perlengkapan minimum yang
diperlukan dan harus dikenakan di setiap saat ketika memasuki lokasi proyek.
 Kemeja lengan pendek dapat diizinkan atas kebijakan dari perwakilan Pemberi kerja sesuai
dengan jenis risiko, kondisi cuaca, jenis pekerjaan, lingkungan kerja, dan tugas yang
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

sedang dilakukan. Ketika lengan panjang diperlukan, maka tidak diperkenankan digulung.
Celana pendek dilarang.
 Kacamata pengaman yang sesuai (mengacu pada standar SNI atau internasional jika tidak
tersedia) hanya diperlukan untuk setiap tugas khusus seperti memotong, mengelas, bahan
berbahaya, pelarut kimia, dll., Kacamata pengaman yang gelap atau teduh tidak boleh
dikenakan di dalam atau di luar ruangan saat kondisi pencahayaan luar buruk. Kontraktor
harus menyediakan kacamata pengaman lensa bening yang tepat kepada karyawannya
untuk digunakan dalam kondisi ini.
 Untuk Pengelasan, Pemotongan, Grinding: Pelindung wajah dengan lensa flip-up dan kaca
pengaman yang melekat pada helmet harus dikenakan. Kacamata pengaman dengan
pelindung samping yang kaku harus dikenakan di bawah tudung, sehingga memungkinkan
tukang las untuk melakukan grinda serta mengelas tanpa mengangkat atau melepas kap.
 Sarung tangan tipe tahan-potong, mis., Kevlar, bagus untuk digunakan saat bekerja
dengan material apa pun yang memiliki tepi tajam, mis., Pemasangan/ pelepasan logam
lembaran atau material pengikat, dimana kemungkinan terjadi pemotongan atau laserasi.
 Ketika ada kemungkinan partikulat di udara (mis., Dengan kemasan wol batu atau debu),
kacamata harus dikenakan di mata, dan respirator harus dikenakan di mulut dan hidung.
 Cincin atau perhiasan tangan harus dilepas saat melakukan pekerjaan listrik, mesin,
bekerja pada ketinggian, dan atau pekerjaan yang memungkinkan risiko terjepit.
 Perlindungan pendengaran yang tepat (mengacu pada standar setara SNI atau lebih)
untuk pemaparan ke suara di atas 85 dBA selama maks. 8 jam untuk batas lainnya
mengacu pada Permenaker 5 Tahun 2018.
 Kontraktor harus selalu memiliki persediaan APD yang cukup berupa helmet, sepatu
pengaman, dan rompi di lokasi bagi tamu/ pengunjung.

3.2 Kerapihan Dan Kebersihan


Selama masa konstruksi, Kontraktor harus memastikan bahwa pembenahan kerapihan dan
kebersihan di lokasi kerja harus diperhatikan dan dilakukan setiap saat. Ini termasuk, namun
tidak terbatas pada hal-hal berikut:
 Seiring progress kerja berjalan, area kerja harus selalu bersih setiap saat.
 Akses jalan yang aman ke semua area kerja dan penyimpanan harus dipertahankan.
Semua tangga, koridor, tangga, catwalk, landai, lorong, dan platform kerja harus
dijauhkan dari material berantakan dan sampah.
 Segala potongan kayu, material, dan semua puing-puing lainnya harus dibersihkan dari
area kerja, lorong, tangga, dan di dalam dan di sekitar bangunan atau struktur lainnya.
Paku atau benda tajam lainnya harus dilepaskan dari kayu atau bahan lainnya.
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

 Sampah harus dibersihkan di tempat kerja sebelum, selama dan setelah shift kerja, tempat
sampah sementara harus dikosongkan ke tempat sampah besar/ utama yang ditunjuk
setiap hari.
 Sisa potongan dan puing-puing yang mudah terbakar harus dibuang sebelum, selama dan
setelah shift kerja secara berkala.
 Kantin harus dijaga dalam kondisi bersih dan tertib. Tempat sampah harus ditempatkan di
area ini dan sering dikosongkan. Makan dan minum tidak diizinkan di area kerja konstruksi
atau di area proses pabrik yang ada.
 Kontraktor harus menunjuk atau memberikan jumlah individu yang memadai untuk
menjaga kebersihan di lokasi dan area kerja.
 Jika kontraktor gagal membersihkan area kerja pada waktu yang tepat atau tidak
menyediakan personel dalam jumlah yang memadai, perwakilan Pemberi kerja akan
mencari metode lain, dan semua biaya yang timbul dari ini akan dibebankan kembali ke
kontraktor masing-masing.
 Kontraktor harus menyiapkan fasilitas toilet yang memadai kepada karyawan kontraktor
(Permenkes No. 70/2016). Semua toilet harus dijaga kebersihan serta harus ditempatkan
di area yang mudah diakses. Jika akan digunakan pada malam hari, area tersebut harus
cukup diterangi.
Personel di Site Jumlah Toilet
1-15 1
16-35 2
36-55 3
56-80 4
81-110 5
111-150 6
>150 Tambah satu toilet setiap 40 orang
* Jumlah Urinal 1/3 dari total toilet

3.3 Pelatihan Dan Pendidikan Keselamatan Kerja


Kontraktor harus memastikan bahwa semua personel yang bekerja di lokasi telah dilatih
dengan baik dan kompeten untuk melakukan tugas-tugas yang telah ditetapkan kepada
mereka. Semua pelatihan harus didokumentasikan dan tersedia setiap saat jika diperlukan oleh
Pemberi kerja.
Setelah personel kontraktor menerima induksi keselamatan awal mereka, mereka akan diberi
stiker keras oleh petugas keselamatan kontraktor, dan harus menandatangani pernyataan yang
mengindikasikan mereka akan mematuhi semua peraturan dan regulasi keselamatan. Nama
mereka akan diberikan kepada Pemberi kerja untuk dicatat.
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

Induksi OHSE/ Orientasi awal OHSE


Adalah wajib bagi setiap karyawan untuk menghadiri program Induksi OHSE pada hari pertama
kerja. Tidak ada pekerja yang diizinkan bekerja di lokasi tanpa menghadiri Program Induksi
OHSE dan persyaratan keselamatan terlampir. Dan juga semua pengunjung dan petugas
pengiriman harus menghadiri pelatihan induksi OHSE. Ketika berhasil mengikuti pelatihan,
mereka akan diberi stiker keras oleh Kontraktor atau Petugas Keselamatan Pemberi kerja, yang
menunjukkan kepatuhan, dan masing-masing akan menandatangani pernyataan yang
mengindikasikan mereka akan mematuhi semua peraturan dan ketentuan keselamatan. Daftar
nama yang sudah diinduksi harus diberikan kepada Pemberi kerja untuk dicatat.
Induksi OHSE harus dilakukan oleh Safety Officer kontraktor kepada semua karyawan baru
atau pengunjung yang datang ke lokasi proyek. Topik yang akan disajikan minimal:
 Deskripsi Proyek
 Denah Proyek, lokasi muster point, dll
 Kebijakan Perusahaan
 Akses Proyek
 Peraturan Pekerjaan: alkohol, pelanggaran, tindakan disipliner, dll
 Prosedur & Pelaporan Darurat
 Pelaporan Kecelakaan/ Insiden
 Rencana Evakuasi - alarm, poin berkumpul
 Kontak darurat
 Alat Pelindung Diri - persyaratan minimum, kebutuhan khusus
 Signage dan kode warna yang digunakan di site
 Izin Kerja, penilaian risiko, dll

Lampiran 2. Matrix Pelatihan Keselamatan


Topik Karyawan Frekuensi
Induksi orang baru Semua Sebelum kerja
Pelatihan Kerja Panas Pekerja terlibat Pengulangan
Bekerja di Ketinggian Pekerja terlibat Pengulangan
Pelatihan Pemadam Kebakaran Pekerja terlibat Pengulangan
Kebisingan Pekerja terlibat Pengulangan
Dasar keselamatan dan kesehatan Pekerja terlibat Pengulangan
Penggalian Pekerja terlibat Pengulangan
Pengendalian bahaya dan risiko Pekerja terlibat Pengulangan
tempat kerja
Mesin peralatan Pekerja terlibat Pengulangan
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

Pekerja terlibat Pekerja terlibat


Peralatan tangan Pengangkatan manual Cranes Pengulangan
Pekerja terlibat
Pengulangan
Pekerja Pengulan
terlibat
Pekerjaan Panas Pekerja terlibat Pengulangan
Kebersihan

3.4 Inspeksi Keselamatan Proyek


3.4.1 Daily Safety Patrol
Pengawas Kontraktor harus memeriksa area kerja setiap hari berupa kontrol harian
(daily safety patrol). Pemberi kerja dan Kontraktor akan melakukan inspeksi gabungan
setiap hari di seluruh site, di mana semua temuan yang tidak aman akan dicatat,
ditindaklanjuti sampai aman oleh Kontraktor terkait. Pemberi kerja akan meminta
Kontraktor untuk melakukan perbaikan atas segala tindakan tidak aman atau kondisi
tidak aman, untuk mencegah terulangnya kembali.
 Tindakan korektif - tindakan yang diambil untuk menghilangkan penyebab masalah
yang ada (ketidaksesuaian) untuk mencegah terulangnya.
 Tindakan Pencegahan - tindakan yang diambil untuk menghilangkan penyebab
masalah potensial (ketidaksesuaian) untuk mencegah terjadinya.

3.4.2 Inspeksi Alat & Peralatan


Sebelum alat dan peralatan apa pun diizinkan masuk ke lokasi proyek, Kontraktor harus
mengikuti prosedur berikut:
 Alat & Peralatan harus diperiksa oleh perwakilan Pemberi Kerja sebelum diizinkan di
lokasi.
 Staff Keselamatan Kontraktor bersama dengan perwakilan Pemberi kerja akan
memeriksa alat dan peralatan secara berkala sesuai ketentuannya
 Jika perwakilan Pemberi kerja mengidentifikasi alat dan atau peralatan yang tidak
aman, Pemberi kerja memiliki wewenang untuk segera mengeluarkan dari proyek,
atau meminta Kontraktor untuk membenahi sampai dapat diterima

3.4.3 Jadwal Inspeksi Peralatan


Warna tag untuk inspeksi per tiga bulan atas alat peralatan adalah sebagai
berikut: Januari – Maret : MERAH
April - Juni : HIJAU
Juli - September : BIRU
Oktober - Desember : KUNING
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

PERALATAN FREKUENSI
Alat Pemadam Api Ringan Inspeksi awal, bulanan
Alat Pengelasan Inspeksi awal, bulanan
Alat listrik Inspeksi awal, bulanan
portable Rebar
Inspeksi awal, 3 bulanan
cutter
Inspeksi awal, 3 bulanan
Bar bender
Inspeksi awal, 3 bulanan
Piling equipment
Inspeksi awal, 3 bulanan
Slings
Inspeksi awal, 3 bulanan
Hooks
Inspeksi awal, 3 bulanan
Pompa air
Inspeksi awal, 3 bulanan
Kotak distribusi listrik
Inspeksi awal, 3 bulanan
Kabel ekstension listrik
Inspeksi awal, 1 bulanan
Perancah
Inspeksi awal, bulanan
Body harness
Inspeksi awal, 3 bulanan
Mixer semen
Inspeksi awal, bulanan
Generators
Inspeksi awal, bulanan
APD
Inspeksi awal, bulanan
Kotak P3K
Inspeksi awal, bulanan
Ruang penyimpanan bahan kimia
Inspeksi awal, bulanan
Portable toilet
Inspeksi awal, 3 bulanan
Alat berat (excavator, bull dozer, crane, dll)
Inspeksi awal, bulanan
Diesel/ Jack Hammer
Inspeksi awal, bulanan
Tabung silinder gas
Catatan: Jadwal dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan dan kondisi proyek

3.5 Rambu, Sinyal, Dan Barikade


Semua rambu-rambu keselamatan yang diperlukan untuk konstruksi harus disediakan oleh
Kontraktor. Lokasi dan jumlah tanda keselamatan yang dibutuhkan harus diputuskan oleh
Safety Officer dan CM Pemberi kerja.
Di lokasi di mana terdapat potensi bahaya, kontraktor harus memasang, memelihara, dan
memberlakukan tanda, sinyal, dan barikade yang memberikan informasi pada personel atau
kendaraan. Tanda dan sinyal harus dalam bahasa ibu pekerja atau mencerminkan representasi
gambar untuk memaksimalkan efektivitasnya.
Barikade harus dipasang dari tepi penggalian, bukaan, atau tepi atap dan cukup kuat untuk
menghentikan seseorang berjalan ke dalam penggalian atau bukaan. Garis tali atau peringatan
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

bukanlah barikade yang efektif karena mudah patah. Penandaan dapat digunakan bersama
dengan barikade.
Kontraktor harus menempelkan label bahaya pada peralatan (atau bagian dari struktur) untuk
memperingatkan bahaya potensial atau bahaya langsung.
Petunjuk warna untuk Pita Peringatan (warning tape):
 Pita warna kuning hitam diartikan sebagai "Amati Area dan Tetap Waspada."
 Pita merah harus diartikan sebagai "Bahaya — Jangan Masuk Tanpa izin."

3.6 Metode Kerja (Work Method Statement) & Analisis Risiko Kerja (JSA-Job
Safety Analysis)
Pernyataan metode/ analisis keselamatan kerja menetapkan bagaimana suatu pekerjaan atau
proses akan dilakukan, termasuk semua tindakan pengendalian yang akan diterapkan. Ini juga
dapat memberikan informasi bagi kontraktor lain yang bekerja di lokasi tersebut tentang
dampak pekerjaan yang akan ditimbulkan terhadap mereka dan membantu kontraktor utama
untuk mengembangkan rencana OHSE keseluruhan untuk tahap konstruksi proyek. Metode
Kerja juga memberikan informasi kepada orang yang melakukan kegiatan tentang bagaimana
pekerjaan diharapkan dilakukan dan tindakan pencegahan yang harus mereka ambil.
Metode kerja dan JSA harus mencakup sebagian besar informasi berikut:
 Deskripsi tugas;
 Rincian sarana akses;
 Perlindungan lokasi kerja yang ada;
 Persyaratan perlindungan pribadi;
 Keselamatan orang lain (publik, karyawan lain);
 Tindakan pencegahan kesehatan lainnya;
 Alat dan peralatan yang akan digunakan;
 Persyaratan pemeliharaan untuk di atas;
 Persyaratan pelatihan;
 Persyaratan pembuangan limbah;
 Prosedur darurat untuk setiap pekerjaan yang disebutkan dalam pernyataan metode;
 Penilaian risiko terkait.
Metode Kerja/ JSA harus diajukan 7 hari sebelum tanggal mulai kerja dan harus ditinjau dan
diterima oleh Pemberi kerja sebelum pekerjaan dimulai. Semua metode kerja harus dirancang
untuk menghilangkan risiko atau mengurangi risiko serendah mungkin secara wajar. Metode
Kerja/ JSA harus dikomunikasikan kepada personel yang terkait. Jika metode kerja diubah oleh
Kontraktor maka metode yang direvisi tersebut akan ditinjau dan disetujui lagi oleh Pemberi
kerja sebelum perubahan diijinkan.
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

3.7 Izin Kerja (Permit To Work-PTW)


Pemberi kerja membutuhkan sistem " PTW" untuk mengetahui semua pekerjaan konstruksi di
area proyek. Izin tersebut dikeluarkan oleh perwakilan Pemberi kerja kepada kontraktor/
pekerja untuk memastikan pekerjaan yang aman dan efisien. Kontraktor harus melengkapi
dokumen yang dikeluarkan oleh Pemberi Kerja, kemudian menyerahkan kepada Pemberi Kerja
untuk persetujuan. Izin untuk bekerja diperlukan untuk setiap dan semua pekerjaan konstruksi
di area operasi pabrik yang ada dan ketika bekerja di area yang berenergi, bertekanan, atau
berbahaya di lokasi konstruksi/ site.
*Catatan: Kegagalan untuk mematuhi peraturan izin kerja ini akan menyebabkan pemecatan
segera dari lokasi
kerja. Secara umum:
 Izin ini harus diposting di area kerja. Penahan plastik dengan klem magnetik memberikan
kemudahan tampilan dan melindungi dari cuaca. Jika izin tidak dapat diposting, itu harus
dilakukan oleh salah satu pekerja kontraktor di daerah itu.
 Pemberi kerja sebagai rutin akan secara berkala menanyakan pekerja tentang lokasi izin
dan persyaratannya.
 Perwakilan Pemberi Kerja akan mengeluarkan izin kerja harian selama konstruksi untuk
sistem yang diberi energi, bertekanan, atau di mana ada bahaya.

3.8 Penanganan Material, Penyimpanan, Penggunaan, Dan Pembuangan


Kontraktor harus menggunakan metode penanganan, penyimpanan, penggunaan, dan
pembuangan material yang aman di lokasi. Ini harus termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
 Semua bahan yang ditumpuk harus diamankan untuk mencegah tergelincir, berguling,
jatuh, runtuh, atau bergerak karena angin kencang atau air.
 Tidak ada material yang disimpan di bawah kabel listrik.
 Semua peralatan rigging harus diperiksa sebelum digunakan dan secara berkala digunakan
untuk memastikan bahwa peralatan tersebut aman. Peralatan rigging yang cacat harus
"ditandai" dan segera dipisahkan dari penyimpanan.
 Semua peralatan rigging yang tidak digunakan harus diamankan dan disimpan dengan
benar.
 Semua peralatan rigging dengan kait harus memiliki kait pengaman.
 Taglines atau pedoman harus digunakan untuk mengendalikan beban.
 Pekerja harus telah dilatih dalam teknik pengangkatan rencana yang tepat dan untuk
meminta bantuan bila diperlukan.
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

3.8.1 Material Berbahaya


 Kontraktor harus memastikan inventaris bahan kimia berbahaya lengkap. Lembar
Data Keselamatan Bahan (MSDS) atau dokumen serupa harus disimpan dalam file.
Kontraktor harus memberi tahu perwakilan Pemberi kerja tentang bahan-bahan
yang dibawa ke tempat kerja
 Untuk kontainer yang diduga mengandung bahan berbahaya yang diterima tanpa
label pabrikan dan MSDS, kiriman harus ditolak. Semua wadah bahan berbahaya
harus dilabeli dan diidentifikasi dengan tepat.
 Untuk pembuangan bahan beracun dan berbahaya, kontraktor harus mematuhi
metode pembuangan bahan-bahan ini sesuai dengan persyaratan pemerintah
yang berlaku.
 Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah
pemakaian minyak pelumas dan membersihkan pelarut ke tanah, ke saluran
pembuangan, dan sistem pembuangan limbah untuk mencegah pencemaran
sungai, aliran air, dan lingkungan. Setelah digunakan, cairan ini harus disimpan
dalam wadah limbah berlabel yang benar dan dibuang dengan cara yang sesuai
dengan persyaratan pemerintah.

3.8.2 Penyimpanan Material Berbahaya


 Semua area penyimpanan bahan bakar dan bahan mudah terbakar harus
dipisahkan secara aman dari barang-barang lainnya, peralatan, dan kantor dan
harus memiliki tanda peringatan yang sesuai dan alat pemadam kebakaran yang
dipasang di dekat area penyimpanan.
 Pastikan semua Cairan Sangat Mudah Terbakar ( HFL-High Flammable Liquid)
disimpan di area yang berventilasi baik, jauh dari sinar matahari langsung atau
sumber panas;
 Pastikan penyediaan peralatan darurat mis. Alat pemadam kebakaran, selimut
kebakaran tersedia sesuai kebutuhan
 Memastikan penyediaan kit tumpahan dan menetapkan prosedur respons darurat;
 Pastikan dilarang merokok di dekat atau selama pengisian ulang bahan bakar;
 Pastikan waktu yang cukup untuk pendinginan mesin-mesin dll. Sebelum pengisian
bahan bakar

3.9 Pengaturan Kontrol Untuk Akses Ke Proyek


Langkah-langkah kontrol berikut untuk keamanan/ akses ke site selama jam kerja harus
diterapkan:
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

 Semua kontraktor dan pengunjung harus mengidentifikasi diri mereka ke petugas


keamanan proyek/ kantor dan mengisi buku tamu saat memasuki proyek/ kantor
 Kendaraan kontraktor dan pengunjung wajib diperiksa saat memasuki dan meninggalkan
lokasi
 Pastikan bahwa semua kontraktor menerima Induksi OHSE terperinci dan bahwa
pengunjung menerima induksi pengunjung yang lebih singkat sebelum memasuki area
kerja
 Semua pengunjung diharapkan untuk mengenakan APD dan kartu pengenal yang
berlaku setiap saat saat berada di area kerja

3.10 Rencana Pengaturan Jalur Kendaraan Dan Jalur Pejalan Kaki


Sebagian besar kecelakaan transportasi disebabkan oleh pemisahan jalur yang tidak memadai
antara manusia dan kendaraan. Ini biasanya dapat dicegah dengan perencanaan yang baik,
terutama pada tahap desain, dan dengan mengendalikan jalurnya kendaraan selama pekerjaan
konstruksi.
Pelaksanaan berikut akan membantu memisahkan pejalan kaki dan kendaraan:
 Pintu Masuk dan Keluar; Menyediakan gerbang masuk dan keluar yang terpisah untuk
pejalan kaki dan kendaraan
 Jalan setapak; Menyediakan jalur pejalan kaki yang kokoh, datar dan aman
 Penyeberangan; Memberikan titik penyeberangan yang jelas
 Visibilitas; Pastikan tidak ada penghalang untuk memblokir visibilitas pengemudi saat
berada atau meninggalkan lokasi
 Penghalang; Jangan menghalangi trotoar dengan barang apapun sehingga pejalan kaki
harus melangkah ke rute kendaraan
 Kecepatan Kontrol; Menerapkan batas kecepatan site
 Informasi; Posisi Papan Pemberitahuan Site utama
 Memuat/ Membongkar; Daerah pembongkaran khusus
 Parkir mobil; Area konstruksi untuk parkir pekerja dan pengunjung
 Penyimpanan; Menyediakan area pembuangan limbah

4. Program Pencegahan Kecelakaan Kerja


4.1 Crane Dan Derek – Pengangkatan Yang Bahaya/ Kritikal
Semua aktivitas alat berat Crane harus direncanakan sebelumnya untuk memastikan berjalan
dengan aman. Adalah tanggung jawab Kontraktor dan/ atau pemasok peralatan crane untuk
memastikan setiap crane yang digunakan di lokasi konstruksi pemberi kerja berada dalam
kondisi yang baik dan pelaksanaan yang aman. Dokumentasi harus disertakan dengan crane
dan ditinjau oleh manajemen proyek sebelum pekerjaan apa pun.
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

Untuk diketahui, bahwa mulai tahun 2010, surat ijin operasi untuk alat berat atau disebut
dengan SIO telah berubah menjadi Lisensi K3 yang disingkat dengan LK3. Sementara surat
kelayakan operasi alat berat atau SILO untuk telah berubah menjadi Riksa Uji Alat (Periodical
inspection) dalam sekali 1 tahun sesuai dengan PER.09/MEN/VII/2010. Namun, dalam
dokumen ini kita masih tetap menggunakan istilah SIO dan SILO agar lebih dikenal dan
difahami.
Dokumentasi yang disyaratkan:
 Crane telah diperiksa dan dirawat dan mendapatkan surat ijin layak operasi (SILO) dari
Pemerintah setempat.
 Crane mematuhi semua persyaratan peraturan atau khusus yang berlaku dari site.
Cranes akan dilengkapi dengan perangkat anti-dua-blocking.
 Rencana pekerjaan Operator harus tersedia di kabin crane.
 Crane memiliki inspeksi tahunan saat ini oleh seseorang yang memenuhi syarat untuk
memeriksa dan mensertifikasi persyaratan crane dan legislasi.
 Log untuk inspeksi harian, mingguan, bulanan, dan tahunan tersedia di kabin derek
untuk diperiksa.
 Operator harus memiliki surat ijin yang memverifikasi kualifikasi operator untuk
mengoperasikan jenis crane ini. Operator crane akan dilisensikan oleh otoritas lokal yang
memiliki yurisdiksi (SIO- Surat Ijin Operator).

Aturan Umum Keselamatan Crane:


 Berat beban harus diketahui dengan pasti (tidak perkiraan) sebelum melakukan
pengangkatan beban apapun.
 Semua outrigger harus diperpanjang penuh dan diletakkan di atas tanah yang stabil dan
dasar yang padat sebelum segala pengangkatan.
 Semua rigging gear diperiksa sebelum digunakan. Peralatan yang rusak harus segera
dipisahkan dan diganti/ diperbaiki.
 Semua rigging gear harus dipastikan kemampuannya sesuai kapasitas aman untuk
pengangkatan.
 Penggunaan signal man atau petugas khusus harus dipertimbangkan dalam aktivitas
pengangkatan di proyek.
 Tidak diijinkan ada pekerja naik menggunakan hook.
 Pengangkatan kritikal dimana berat beban adalah 80% atau lebih dari kapasital
pengangkatan crane, wajib memerlukan rencana pengangkatan, dimana engineer dan
proyek tim melakukan detail rincian penghitungan Karena keseriusan prosedur
keselamatan crane, setiap operator atau supervisor yang melanggar prosedur ini akan
dikenakan tindakan disipliner segera, hingga dan termasuk pengeluaran dari lokasi.
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

 Rencana pengangkatan kerja tertulis, rencana kerja, JSA harus diserahkan sebagai
bagian dari rencana keselamatan proyek kepada manajemen proyek untuk penggunaan
mobile crane, sebelum bekerja di suatu lokasi.
 Pertemuan Rencana Pengangkatan Crane harus diadakan antara Petugas Keselamatan,
Pengawas, dan pemilik/ insinyur proyek untuk memverifikasi dan menyetujui rencana
tersebut sebelum diangkat.

4.2 Pengelasan, Pemotongan, Dan Gerinda (Pekerjaan Panas)


Kontraktor harus melakukan pekerjaan panas sesuai dengan persyaratan pemerintah. Ini harus
mencakup, tetapi tidak terbatas pada, hal-hal berikut:
 Pengelasan, pemotongan, atau aktivitas percikan api hanya dilakukan setelah izin kerja
telah dikeluarkan oleh Pemberi kerja.
 Semua bahan yang mudah terbakar yang terletak di bawah atau di sekitar area
pengelasan dan pemotongan harus dipindahkan ke lokasi yang aman. Jika pemindahan
tidak praktis atau tidak mungkin, bahan yang mudah terbakar harus ditutup dengan non-
asbes, bahan tahan api, atau dilindungi oleh penangkap percikan api yang memadai
untuk menampung semua percikan api dan terak.
 Alat pemadam api harus berada di dekat area kerja pengelasan, pemotongan,
penggilingan, atau api terbuka. Seorang petugas pengawas api ( fire watcher) harus
disediakan ketika pemotongan atau pengelasan dilakukan di lokasi di mana api mungkin
berkembang. Ia harus tetap di tempat setidaknya 30 menit setelah selesainya kegiatan
kerja panas untuk memantau area kebakaran.
 Ventilasi yang memadai harus disediakan saat pemotongan obor, pengelasan,
penyolderan, atau pengerjaan material galvanis dan saat bekerja dalam ruang tertutup.
Persyaratan ventilasi dan respirator harus ditentukan setelah pengujian kualitas udara
yang tepat telah dilakukan. Tergantung pada konten pelapis, memotong baja dan rebar
yang dilapisi mungkin memerlukan penggunaan respirator.
 Dilarang merokok di lokasi penyimpanan tabung gas atau saat menanganinya.
 Mempertimbangkan penanganan manual saat memindahkan botol yaitu menggunakan
troli dan bucket untuk penempatan dilapangan.
 Penerbitan izin kerja panas saat menggunakannya.
 Dilarang menggunakan tabung gas LPG untuk ukuran rumah tangga 3 kg atau 12 kg
(minimum yang diizinkan adalah 50 kg termasuk flash back dan regulator).
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

4.2.1 Pengelasan
 Semua pengelasan harus memiliki kabel ground terpisah dan memadai yang
ditarik dari mesin pengelasan dan terhubung ke item yang dilas di dekat las ini.
Dilarang membumikan langsung dari peralatan lainnya atau struktur pabrik.
 Kontraktor harus menyediakan welding screen sesuai yang diperlukan untuk
melindungi personel di area yang berdekatan dari pekerjaan pengelasan.
 Pada akhir setiap shift (atau saat tidak digunakan dalam waktu lama), semua
mesin las harus dimatikan.

4.2.2 Torches
 Semua fiting, kopling, dan koneksi harus "bebas bocor." Karena kebocoran
potensial terjadi, torch tidak boleh ditempatkan dan dibiarkan dalam ruang
terbatas apapun.
 Minyak dan lemak harus dijauhkan dari regulator, selang, dan kelengkapan
oksigen yang dibersihkan dengan benar. Kunci pas, cetakan, pemotong, atau alat
yang tertutup minyak lainnya tidak boleh disimpan di kompartemen yang sama
dengan peralatan oksigen karena hal ini meningkatkan risiko mudah terbakar.
 Silinder dan selang harus ditempatkan di area yang tidak terkena percikan api dari
operasi pengelasan atau pemotongan. Selang harus dijalankan di atas kepala jika
perlu.
 Silinder acetylene dan oksigen harus memiliki alat pengaman untuk membatasi
tekanan berlebih, flash arrestor yang dipasang di outlet regulator, dan check
valve di jalur inlet torch. Jika diperlukan maka tambahan flashback arrestor
dapat dipasang pada handle torch itu sendiri.

4.2.3 Tabung Silinder


 Silinder gas terkompresi harus diamankan posisinya secara vertikal saat dalam
penyimpanan atau transit. Tutup silinder harus ada selama penyimpanan dan
transit. Silinder harus berdiri tegak aman di rak saat sedang digunakan.
 Dalam kondisi apa pun, tabung asetilena tidak boleh diletakkan/ ditidurkan.
Mereka harus disimpan dalam posisi vertikal. Karena itu dapat menyebabkan
reaksi kimia jika kebocoran dari silinder bercampur dengan bahan kimia / gas
tertentu lainnya.
 Saat mengangkat tabung silinder, harus menggunakan keranjang yang sesuai.
Jangan mengangkat silinder dengan sling atau mengaitkan pada tutup pelindung.
 Tabung Silinder tidak boleh dipindahkan dengan cara menggelindingkannya
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

 Tabung Silinder oksigen dalam penyimpanan harus dipisahkan dari tabung silinder
bahan bakar gas dan bahan-bahan yang mudah terbakar (terutama minyak atau
lemak) dengan jarak minimum 6 m atau penghalang yang tidak mudah terbakar
setinggi setidaknya 1,5 m yang memiliki tingkat ketahanan terhadap api pada
setidaknya satu setengah jam.
 Tabung Silinder tidak boleh dibawa oleh individu dengan cara menggotong
melainkan dengan metode lain seperti gerobak beroda harus digunakan.
 Tekanan harus dilepaskan dari selang obor sebelum memutuskan koneksi.

4.3 Prosedur Kerja Kelistrikan


Semua pekerjaan listrik, instalasi, dan kapasitas kawat harus sesuai dengan persyaratan
peraturan pemerintah, klasifikasi area, dan kode industri yang diakui. Semua sistem tenaga
sementara harus mematuhi pedoman berikut:
 Kabel daya harus memiliki isolasi ganda.
 Ground-fault protection yang aman wajib disediakan. Ground-fault circuit interrupters
(GFCI atau ELCB) diperlukan untuk area yang basah, dan luar ruangan.

Diatas Permukaan Tanah


 Kabel berenergi tidak diizinkan ditempatkan di area derek, peralatan, pembongkaran
material.
 Semua kabel harus diisolasi.
 Semua kabel harus minimal 6,1 m tergantung di atas tanah di seluruh area lalu lintas.
 Jika kabel listrik dari perkakas tangan listrik tidak cukup panjang untuk menggantung
tinggi, tanda peringatan harus diletakkan di tempat.

Dibawah Permukaan
 Semua kekuatan sementara bawah tanah harus diidentifikasi dengan menandai atau
mempertaruhkan untuk menunjukkan lokasi tepatnya. Penandaan dan patokan harus
dipertahankan sepanjang proyek. Direkomendasikan agar saluran ini dibungkus dalam
beton yang diwarnai merah bila terletak di area perjalanan dengan lalu lintas tinggi atau
alat berat.
 Kontraktor harus diminta untuk memberikan rambu peringatan yang sering untuk
pemasangan di atas dan di bawah permukaan tanah di seluruh lokasi. Semua panel
distribusi sementara harus diidentifikasi dan diposting dengan benar.
 Penerangan: Kontraktor harus memastikan bahwa area konstruksi, gang, tangga, landai,
landasan pacu, koridor, kantor, toko, dan area penyimpanan tempat pekerjaan sedang
berlangsung diterangi oleh pencahayaan alami atau buatan.
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

4.4 Prosedur Lock-Out/ Tag-Out (LOTO)/ Isolasi Energi


 Tag bahaya diperlukan untuk bekerja pada sistem operasi dan ketika pekerjaan diberi
energi, bertekanan, atau berbahaya. Sistem ini harus digunakan untuk mencegah
pengoperasian sakelar, katup, atau peralatan saat cedera pribadi mungkin terjadi atau
peralatan mungkin rusak. Lock-out harus digunakan untuk secara fisik mencegah
personel yang tidak berwenang dari menyesuaikan perangkat yang terkunci dan
memberikan kontrol ketika beberapa personel yang berwenang terlibat. Contoh ketika
lock-out / tag-out harus digunakan termasuk pekerjaan listrik, pengujian tekanan, tie-in,
ketika memasang ke sistem bertekanan atau berenergi, atau pemeliharaan peralatan.
 Setiap pekerja harus menempatkan kunci dan tag sendiri, yang harus ditandatangani
dan diberi tanggal. Setelah menyelesaikan pekerjaan, masing-masing pekerja hanya
akan menghapus kunci dan tag sendiri pada akhir setiap shift atau periode waktu
alternatif yang disepakati (yaitu, tugas multi-shift/ hari). Tag yang digunakan akan
dihancurkan dan tag baru akan digunakan saat dibutuhkan.
 Hanya tag bahaya standar yang akan digunakan.
 Perangkat tidak boleh dikunci dan diberi tag kecuali persetujuan telah diterima dari
pengawasan kontraktor dan perwakilan Pemberi Kerja.
 Prosedur berikut dimaksudkan untuk mempertahankan metode yang konsisten dalam
memfasilitasi persyaratan lock-out/ tag-out yang benar untuk semua kegiatan
kontraktor selama durasi proyek. Semua pekerja harus menerima pelatihan oleh Pemberi
kerja atau pengawasan kontraktor. Kontraktor harus mendokumentasikan pelatihan ini.

4.5 Masuk Ruang Terbatas (Confined Space)


Ruang terbatas berarti ruang yang mana merupakan salah satu atau semua kondisi berikut:
 Cukup besar sehingga personel dapat masuk dan melakukan pekerjaan yang ditugaskan,
termasuk area tangki besar dengan ketinggian lebih dari 1,1 m (tangki penyimpanan
CPO).
 Memiliki sarana terbatas untuk masuk atau keluar (mis., Tank, kapal, silo, hopper, dan
pit adalah ruang yang mungkin memiliki sarana masuk yang terbatas).
 Tidak dirancang untuk hunian yang berkelanjutan/ menetap.
 Memiliki potensi bahaya tersedot.
 Suatu penggalian di mana ada bahan berbahaya atau atmosfer hadir atau diduga ada.

Sebelum pekerja diizinkan memasuki ruang terbatas manapun, pekerja tersebut wajib
mendapatkan pelatihan terkait ruang terbatas, risiko dan mitigasinya.
Atmosfer berbahaya adalah atmosfer yang dapat menyebabkan pekerja berisiko terhadap
kematian, cacat, cedera, atau penyakit akut dari salah satu penyebab berikut:
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

 Konsentrasi oksigen di bawah 19,5% atau di atas 23,5%.


 Konsentrasi gas yang mudah terbakar lebih dari 10% dari batas terendahnya (LFL).
 Debu mudah terbakar di udara yang melebihi LFL-nya.
 Gas beracun melebihi batas yang diizinkan.
 Segala kondisi atmosfer yang langsung berbahaya bagi kehidupan atau kesehatan.
 Kontraktor harus menyediakan detektor gas.

4.6 Bekerja Di Ketinggian (Wah-Working At Height) Dan Ketentuan


Keselamatan
Pelindung Jatuh
Diperlukan perlindungan jatuh untuk bekerja di ketinggian atau di area kerja tinggi apa pun
yang tingginya lebih dari 1,8 m atau di atas area berbahaya dan tidak memiliki perlindungan
untuk mencegah pekerja jatuh (mis., Pegangan tangan, rel tengah, dan papan kaki).
Contoh yang membutuhkan perlindungan jatuh, (tetapi tidak terbatas pada) adalah:
 Atap miring atau atap datar tanpa pegangan tangan atau sistem peringatan.
 Lantai atau platform tinggi yang terbuka.
 Perancah, platform, atau panggung yang ditangguhkan.
 Semua ereksi baja.
 Bekerja di rak pipa.
 Bekerja di atau dekat tepi struktur yang sebagian lengkap (mis., Pegangan tangan, rel
tengah, pelat jari kaki yang hilang, platform dengan kisi-kisi yang tidak diamankan).

Penggunaan alat pelindung jatuh


 Ketika bekerja di dalam scaffold, pekerja harus mencantolkan pengaitnya setiap saat.
 Untuk konstruksi tangki pekerja harus dilindungi dengan diikat ke life line yang melekat
pada sisi tangki atau diikat dalam perancah.
 Ketika bekerja di rak pipa yang ditinggikan, pekerja harus dilindungi baik dengan
mengikatkan pengait di ketinggian atas kepala ke pipa sementara, atau baja atau
dengan dilindungi dengan jaring pengaman. Berdiri langsung di atas pipa (terisolasi atau
tidak terisolasi), saluran, balok baja, baki kabel tidak diizinkan.

Tipe alat pelindung jatuh


 Sebuah full-body harness dengan dual shock-absorbing lanyards adalah alat terbaik
untuk pelindung dari jatuh (wajib menggunakan dual shock-absorbing lanyards saat
bekerja di ketinggian lebih dari 5.0 meter; jika kurang dari 5 meter dapat menggunakan
full body harness tanpa absorber).
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

 Personel fall-arrest systems wajib di patenkan sehingga saat pekerja jatuh lebih dari 1.6
meter tidak mengenai level lebih rendah dari situ.
 Titik ikat dan harness harus mampu mendukung 22.200 Newton untuk setiap individu
yang terhubung ke titik ikat.
 Saluran listrik, pipa plastik, atau titik-titik ikat yang tidak memadai tidak boleh digunakan
untuk pengikatan.
 Temporary lifelines harus ditempatkan pada struktur yang tinggi. Harus digunakan wire-
rope cable minimum 8 – 10 mm atau nilon 16 mm atau tali manila minimum 20 mm.
Lifelines harus memiliki kekuatan minimum 22.200 Newton. Saat menentukan ukuran
lifeline, pertimbangkan jumlah orang yang menggantung pada tiap titik ikat dalam
waktu bersamaan.
 Lanyard harus memiliki kait pengunci yang melekat pada ujungnya. Jenis penguncian
memiliki kunci yang dapat menutup sendiri dan mengunci sendiri yang tetap tertutup dan
terkunci hingga sampai ditekan dan dibuka saat . Dilarang menggunakan kait pengunci
yang tidak terkunci.
 Lanyard harus disimpan dengan cara yang tidak menimbulkan bahaya tersandung atau
tersangkut saat digunakan.
 Sistem Retractable lifeline harus digunakan dengan tali penahan. Mereka harus
digunakan ketika bekerja pada area kerja ketinggian di mana cara lainnya tidak
memungkinkan. Mereka harus terhubung hanya ke cincin "D" dari safety harness.
 Kontraktor dibebaskan untuk membeli alat pelindung jatuh ini dari merk mana saja;
namun minimal standard SNI atau diatasnya. Harus merupakan produksi manufaktur
yang dapat dipertanggungjawabkan untuk aspek keselamatannya.

Inspeksi peralatan
Peralatan yang digunakan untuk perlindungan jatuh harus diperiksa sebelum digunakan.
Inspeksi visual harus dilakukan oleh pengguna untuk memastikan kondisi peralatan yang
aman. Setiap bagian atau peralatan yang rusak atau cacat harus segera dikeluarkan dari lokasi.
Beberapa item yang harus diperhatikan selama inspeksi termasuk yang berikut:
 Jahitan : Sayatan
 Gesper : Kerusakan karena zat kimia/ asem
 Keran gesper : Lapuk
 D" Ring : Terbakar
 Titik koneksi : Kondisi Umum
 Tes ketahanan APD : Objek gantung/ jatuh 150kg
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

Tangga
Penggunaan dan pemasangan tangga harus mematuhi persyaratan pemerintah. Ini termasuk,
tetapi tidak terbatas pada:
 Setiap pengguna harus memeriksa secara visual setiap tangga dari kerusakan sebelum
digunakan.
 Saat menaiki atau menuruni tangga, personel tidak boleh membawa apa pun yang akan
mencegah memegang tangga dengan kedua tangan.
 Tangga harus diikat dengan aman di bagian atas ke struktur permanen atau objek baik
yang didukung oleh orang kedua selama memanjat/ bekerja di tangga tersebut.
 Ketika bekerja dari tangga, pekerja harus menghadapi tangga dan menjaga aturan tiga
titik kontak setiap saat, dan tidak pernah menggunakan tiga anak tangga teratas tangga.
 Semua tangga harus memiliki sepatu atau alas kaki yang tepat.
 Tangga atau tangga yang dibangun di tempat kerja yang dibuat di lokasi tidak dapat
diterima, kecuali disetujui oleh perwakilan Pemberi kerja dan dibangun sesuai dengan
persyaratan nasional, provinsi atau lokal.

Perancah
Penggunaan dan pemasangan perancah harus memenuhi persyaratan pemerintah. Ini harus
termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
 Kontraktor harus menunjuk orang yang kompeten, sebagaimana didefinisikan oleh
peraturan nasional, provinsi, dan lokal, untuk menentukan kelayakan, pelatihan yang
sesuai, dan perlindungan jatuh yang diperlukan selama pemasangan, penggunaan, dan
pembongkaran scaffold. Orang ini harus memiliki kredensial dan pelatihan yang
diperlukan untuk dapat memeriksa, mengesahkan, dan mengizinkan perubahan untuk
memastikan sistem yang lengkap dan aman.
 Untuk perancah yang banyak diakses, anak tangga harus digunakan sebagai pengganti
tangga.
 Diperlukan pegangan tangan, rel tengah, papan kaki, dan cleat yang tepat. Ketika papan
kayu digunakan, mereka harus diikat atau diamankan ke struktur perancah di kedua
ujungnya.
 Perancah yang digantung dari suatu struktur harus memiliki dukungan yang kuat (mis.,
Rantai pengaman dan kabel) yang mendukung lantai kerja.
 Rigging dan lifting tidak boleh dilakukan dari handrail scaffolding.
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

4.7 Penggalian Tanah/ Lubang Galian


Area harus dibersihkan dan disetujui oleh perwakilan Pemberi kerja sebelum dimulainya
penggalian. Untuk pekerjaan dalam area operasional yang sudah ada, maka penggalian dapat
diklasifikasikan juga sebagai ruang terbatas. Berikut persyaratan prosedur kerja penggalian:
 Kontraktor harus memastikan bahwa orang yang kompeten berada di lokasi penuh waktu
selama penggalian, shoring, dan galian parit terbuka. Penggalian dan shoring harus
diinspeksi minimal setiap hari atau ketika kondisinya berubah. Salinan sertifikat orang
yang kompeten harus disediakan untuk perwakilan Perusahaan.
 Izin kerja penggalian diperlukan untuk setiap penggalian yang menembus tanah lebih
dari 1000 mm. Izin ini harus diperoleh dari perwakilan Pemberi kerja.
 Semua penggalian harus memiliki akses yang aman, dibarikade dengan baik, dan pada
malam hari memiliki cahaya yang berkedip di sekeliling penggalian untuk memberikan
tanda.
 Akses dan tangga keluar dibutuhkan dalam setiap penggalian dimana akses keluar
masuk tidak tersedia.
 Dinding penggalian harus diperiksa oleh orang yang kompeten sebelum personel masuk
dan setelah hujan lebat atau mencair. Penopangan harus diperiksa setiap hari atau lebih
sering dalam cuaca yang sangat basah.
 Tidak ada yang diizinkan memasuki penggalian saat peralatan dioperasikan di sebelah
tepi.

5. Persyaratan Lingkungan
5.1 Air Limbah
 Ketika konstruksi proyek telah mencapai tahap penyelesaian sehingga commissioning,
maka itu akan menghasilkan air limbah ( waste water). Kontraktor harus melaporkan
kepada tim OHSE Pemberi kerja tentang kualitas air limbah mereka dengan mengambil
sampel dan menganalisisnya.
 Izin mengalirkan air harus diserahkan dan disetujui oleh tim OHSE Pemberi kerja
sebelum membuang air limbah tersebut. Membuangnya ke dalam drainase atau air
limbah domestik dengan melebihi batas standar pembuangan air limbah domestik akan
dilarang di lokasi. Menurut undang-undang setempat, kontraktor akan bertanggung
jawab atas pembuangan dan pengolahan air limbah tersebut.

5.2 Limbah Padat Dan Manajemen Limbah Berbahaya


Kontraktor harus memisahkan limbah antara organik dan non-organik, tidak diperbolehkan
membakar limbah (organik & tidak organik). Kontraktor harus membahas bagaimana limbah
padat dan Limbah Berbahaya akan dikelola; konten minimum meliputi:
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

Limbah Padat
Limbah padat yang dapat didaur ulang meliputi: kayu, kardus, kaca, kertas, aluminium, plastik,
logam besi (tembaga, stainless steel, dan sebagainya) harus dikumpulkan dan dipisahkan dari
limbah domestik untuk mengurangi limbah yang dihasilkan dan meningkatkan limbah daur
ulang (mengurangi & mendaur ulang). Kontraktor tidak diijinkan membuang limbah dari site
untuk penggunaan pribadi atau lainnya.

Limbah Berbahaya
Biasanya, semua oli bekas, pelumas bekas, bahan kimia sisa / lukisan, wadah bahan kimia /
lukisan kosong, kartrid printer, tinta printer, pakaian yang terkontaminasi dan APD oleh bahan
kimia atau minyak dan limbah medis akan dianggap sebagai limbah berbahaya. Hubungi
Perwakilan Pemberi kerja untuk penanganan lebih lanjut serta metode pembuangan limbah
berbahaya di lokasi konstruksi.
Jelaskan metode untuk mengumpulkan, mengidentifikasi, dan memberi label dengan tepat
untuk Limbah Berbahaya. Identifikasi rencana pembuangan, termasuk pemindahan Bahan
Berbahaya yang dibawa ke lokasi lain oleh Kontraktor. Semua limbah berbahaya yang
dihasilkan di Perusahaan harus dikelola oleh pemasok resmi sesuai dengan persyaratan hukum
setempat.

5.3 Tempat Penyimpanan Limbah Sementara


Penyimpanan limbah sementara harus ditentukan dengan persyaratan lantai harus dapat
mencegah kontaminasi dan penyimpanan harus dilindungi oleh panas / matahari.

5.4 Konservasi
Kontraktor wajib melindungi lingkungan meliputi:
 Flora dan fauna dilindungi.
 Dilarang melakukan perburuan, memusnahkan, mengambil, dan atau mengganggu
habitat flora dan fauna yang dilindungi di sekitar proyek.

6. Persyaratan Umum Keselamatan Konstruksi


6.1 Kartu Identifikasi Karyawan (ID Badge)
 Setiap karyawan akan menerima kartu identifikasi Karyawan setelah lulus pelatihan
pengenalan keselamatan (Induksi) yang akan diberikan oleh petugas keselamatan dari
Kontraktor dan diketahui oleh Pemberi kerja.
 Dilarang bagi semua karyawan, kontraktor, vendor, pengunjung, untuk memasuki site
konstruksi tanpa kartu Identifikasi Proyek.
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

 ID-Badge harus dipakai setiap saat selama berada di lokasi proyek dan pada jam kerja
proyek.
 Masa berlaku ID Badge adalah selama masa proyek sesuai dengan ID kontrak.
 Berkaitan dengan sistem ID badge, setiap Kontraktor memiliki tanggung jawab untuk
memberikan ID Badge kepada masing-masing pekerjanya sebelum pekerjaan dimulai.

6.2 Penalti/ Penghargaan


6.2.1 Sistem Penalti
 Staf dan pekerja kontraktor/ subkontraktor yang melakukan pelanggaran terhadap
keselamatan kerja tidak akan diizinkan untuk terus bekerja.
 Setiap karyawan harus diberitahu tentang sistem penalti dalam fase induksi.
 Perusahaan dan perwakilannya akan memberlakukan sistem hukuman bagi orang
yang melanggar peraturan dan ketentuan keselamatan kerja sebagaimana
dijelaskan dalam dokumen ini dengan cara melubangi sistem kartu ID karyawan;
sebagai berikut:
 Untuk pelanggaran ringan: 1 lubang di kartu ID (Pemberitahuan peringatan)
 Untuk pelanggaran kedua atau berulang: + 1 lubang di kartu ID (Peringatan
terakhir)
 Untuk pelanggaran ketiga: + 1 lubang (Total 3 lubang di ID Card) & pemutusan
hubungan kerja
 Pelanggaran Besar terkait pelanggaran yang potensi menyebabkan kecelakaan
serius terhadap diri sendiri, orang lain, dan asset Pemberi kerja: Langsung 3
lubang di ID Card & PHK atau pengeluaran dari lokasi proyek dan tidak diijinkan
kembali bekerja
 Detail kategori pelanggaran yang akan dilubangi pada KTP/ lencana pada tindakan
disipliner dapat ditemukan dalam Pedoman Tindakan Penalti Kecelakaan & Aksi
Disiplin terlampir.
 Detail denda atas pelanggaran kontraktor sebagaimana diatur dalam kontrak.

6.2.2 Program Penghargaan Keselamatan


Setiap enam bulan sejak tanggal dimulainya konstruksi, bekerja di lokasi tanpa LTI,
Kontraktor dihimbau memberi hadiah kepada tim dan pekerja kontraktor di lokasi. Atau
menerapkan sistem reward kepada pekerja yang memiliki inisiatif baik terhadap
keselamatan kerja.
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

6.3 Papan Informasi


Kontraktor harus menyiapkan papan pengumuman site untuk memposting semua informasi
mengenai kondisi dan status OHSE di proyek. Papan pengumuman harus diperbarui secara
berkala sesuai dengan perubahan di site. Papan pengumuman harus mengandung setidaknya
(tetapi tidak terbatas pada):
 Surat Komitmen Keselamatan dari Manajemen Senior semua kontraktor.
 Rencana tanggap darurat.
 Persyaratan dan instruksi keselamatan.
 Indikator Insiden/ Kecelakaan.
 Penalti/ Penghargaan Keselamatan.
 Total Jam Kerja.
 Total Insiden (Kematian, Perawatan Medis, P3K, dll).

6.4 Pekerja Fit Untuk Bekerja


Kontraktor wajib memastikan bahwa semua pekerja yang dikirimkan ke proyek adalah sehat
secara jasmani dan rohani untuk melakukan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Ini
dipastikan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan semua karyawan Kontraktor dan juga
Subkontraktor yang dipekerjakan oleh Kontraktor dengan biaya sendiri sebelum bekerja, dan
dinyatakan sehat oleh Dokter yang berwenang sesuai ketentuan didalam Undang-Undang
Indonesia.

6.5 Frekuensi Insiden Proyek; Frekuensi Kehilangan Jam Kerja


Rumus berikut ini akan digunakan untuk menghitung:
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑳𝑻𝑰 ∗ 𝟏. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑳𝒐𝒔𝒕 𝑻𝒊𝒎𝒆 𝑰𝒏𝒄𝒊𝒅𝒆𝒏𝒕 𝑭𝒓𝒆𝒒𝒖𝒆𝒏𝒄𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒆 =
𝑱𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂𝒘𝒂𝒏

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒊𝒏𝒔𝒊𝒅𝒆𝒏 ∗ 𝟏. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎


𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒍𝒍 𝑰𝒏𝒄𝒊𝒅𝒆𝒏𝒕 𝑭𝒓𝒆𝒒𝒖𝒆𝒏𝒄𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒆 =
𝑱𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂𝒘𝒂𝒏
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

Lampiran 3. Pedoman Tindakan Penalti Kecelakaan & Aksi Disiplin


Berikut adalah daftar untuk bentuk pelanggaran keselamatan dan konsekuensi hukuman yang
dapat diterapkan di proyek Pemberi kerja
Nomor Dokumen:
Revisi:
Tanggal:
Tabel 1: Denda Kecelakaan
No. Hasil cedera Penalti Catatan Untuk setiap kejadian 2 kejadian
1 Cedera yang mengakibatkan LTI lebih dari 241%
jam 5% dari nilai kontrak dan
Kematian pemutusan kontrak
2
5%

Table 2. Matriks Bimbingan Tindakan Disiplin (Konsekuensi Minimum)


No Matriks Bimbingan Tindakan
Peringatan 1 2 3 lubang &
Disiplin
Verbal lubang lubang Keluar dari
proyek
1 Mengoperasikan alat berat yang
X
memerlukan izin pengoperasian
(mis. forklift, crane, hoist) tanpa
memiliki Izin Pengoperasian (SILO
dan SIO) yang valid
2 Memasuki ruang terbatas tanpa
X
mengikuti prosedur yang berlaku
3 Menyalakan api (mis. Merokok,
X
korek api, ponsel menyala) di area
yang mudah terbakar
4 Meminta bawahan untuk bekerja
X
dengan mengabaikan/ melanggar
aturan keselamatan
5 Lakukan pekerjaan/ aktivitas
X
dengan peralatan yang bergerak/
berputar atau energi tinggi tanpa
mengikuti prosedur isolasi (LOTO)
6 Melakukan pekerjaan listrik tanpa
X
otorisasi & tanpa mengikuti
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

prosedur inspeksi dan isolasi (LOTO)


7 Melakukan pekerjaan di ketinggian X
tanpa mengenakan alat pelindung
tubuh yang tepat dan aman
8 Memiliki atau menggunakan X
minuman beralkohol dan obat-
obatan terlarang di wilayah kerja
9 Berkendara di bawah pengaruh X
alkohol dan obat-obatan
10 Melakukan pekerjaan berisiko X
tinggi/ kegiatan non-rutin / proyek
tanpa mengikuti prosedur Izin Kerja
(PTW)
11 Menghapus, menggusur, merusak, X
menghancurkan, mem-bypass,
melumpuhkan atau tidak mematuhi
perangkat keselamatan apa pun,
perlindungan (penutup, penjagaan,
tombol stop, kabel darurat, tanda
keselamatan, pemadam api, hidran,
detektor kebakaran)
12 Mengoperasikan atau gunakan X
mesin atau peralatan apa pun yang
bukan wewenang atau tanggung
jawabnya
13 Memasuki area terlarang apa pun X
tanpa pengawasan dari orang yang
berwenang
14 Kecepatan mengemudi atau X
mengemudi melebihi batasan
kecepatan
15 Merokok pada area dilarang X
merokok
16 Tidak mengkomunikasikan bahaya & X
risiko kerja dan tindakan
pengendalian (JSA) yang diperlukan
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

untuk pekerja
17 Menggunakan alat atau peralatan di X
bawah standar dan / atau tidak
aman atau alat mekanis atau listrik
18 Melakukan perbaikan yang tidak sah X
oleh yang bukan berwenang pada
peralatan mekanik dan listrik
19 Menggunakan bahan kimia atau zat X
berbahaya tanpa prosedur
20 Mengabaikan dan tidak melaporkan X
yang terlihat dan diketahui tidak
aman kondisi di tempat kerja
21 Tidak melaporkan kondisi peralatan X
yang rusak, salah atau tidak aman
untuk digunakan
22 Selama kondisi darurat, tidak mau X
mengikuti prosedur tanggap darurat
23 Atasan yang tidak melaporkan X
cedera / insiden apa pun di tempat
kerja atau di luar pekerjaan lebih
dari 1 hari ke Pemberi kerja
24 Tidak mengenakan Alat Pelindung X
Pribadi yang diwajibkan saat bekerja
25 Tidak melakukan investigasi insiden/ X
cedera di tempat kerja, mencoba
menutupi kejadian insiden
26 Mulai bekerja tanpa pengarahan X
keamanan (toolbox meeting)
27 Tidak berpartisipasi dalam latihan X
tanggap darurat tanpa alasan yang
bisa diterima
28 Atasan yang memungkinkan pekerja X
baru bekerja tanpa melalui induksi
keselamatan
29 Tidak memberikan pengarahan / X
pelatihan keselamatan kepada
Doc. No MNL-03-OHSE-
COHSE Doc.
04
For
Status
Information
Revision
Occupational Health, Safety & 00
Date

kontraktor teknis sebelum bekerja


30 Berjalan atau berdiri di bawah X
beban saat pengangkatan sedang
berlangsung
31 Mengemudi atau mengoperasikan X
kendaraan atau peralatan tanpa
wewenang dan bukan autorisasinya
32 Bekerja dalam kondisi tidak layak X
atau lelah atau lelah
33 Menggunakan kursi, kotak, rak, X
sebagai tangga dan tidak
menggunakan kursi roda atau
tangga yang disetujui
34 Menggunakan udara terkompresi X
pada tubuhnya sendiri atau tubuh
orang lain
35 Menyebabkan atau meninggalkan X
kabel listrik / telepon di lantai yang
berpotensi menyebabkan bahaya
tersandung
36 Menyimpan bahan kimia tidak pada X
tempat khusus yang aman
Appendix

Appendix II.2 Contractor OHSE Plan

Contractor OHSE Plan Template


Project Title
Review and Endorsement
Records Revision Log Register
Table of Contents
1 Introduction
1.1 Background
1.2 Objectives
1.3 Scope
2 Definitions
3 References
4 Responsibility
4.1 Project Manager
4.2 Project OHSE Manager/Lead
4.3 Contractor Contract Execution Manager/Project Manager
4.4 Contractor OHSE Manager/Lead
5 Reporting and Documentation
5.1 OHSE Management Plan Criteria
5.2 OHSE Management Plan Guidelines and Requirements
5.2.1 Purpose
5.2.2 Scope of Work
5.2.3 Leadership Commitment
5.2.4 Policy Strategic & Objectives
5.2.5 Organization, Responsibilities, Resources, Standard, and Documentation
5.2.6 Hazards and Effect Management
5.2.7 Planning and Procedures
5.2.8 Performance measurement, Implementation and Monitoring
5.2.9 Audit and Review, Inspection and Evaluation Compliance
5.2.10 Emergency Response Preparedness
6 Reviews and Revisions

Appendixes
Appendix A. OHSE Policy
Appendix B. Project Organization Chart
Appendix C. OHSE Training Matrix
Appendix D. Competency and Specialized Training Needs
Appendix E. MCU Package
Appendix F. OHSE Annual Activity Plan
Appendix G. OHSE KPI (Leading and Lagging Indicator)
Appendix

Appendix II.2 Contractor OHSE Plan

1. Introduction
1.1 Background
Tuliskan pernyataan pembukaan yang ringkas tentangbagaimana kesempatan ini ada sehingga dijadikan
sebuah proyek. Jelaskan berupa aset apa dan lokasi dimana proyek akan dilaksanakan, berapa lama,
dan beberapa detail informasi yang berkaitan lainnya jika ada.

1.2 Objectives
Jelaskan bahwa tujuan dari dokumen ini adalah untuk membantu Kontraktor dan / atau Perusahaan
dalam persiapan Rencana K3 - Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja (OHSE), sebagai bagian
integral dari persyaratan Kontrak dan / atau Proyek.

Jelaskan apa tujuan OHSE, dalam hal kinerja OHSE. Dan bahwa kontraktor dan / atau EMPLOYER
berkomitmen untuk mencapai tujuan tersebut

1.3 Scope
Tuliskan dengan jelas bahwa dokumen ini mendefinisikan persyaratan minimum Rencana Kerja Kontrak
dan Proyek OHSE yang diperlukan

2 Definitions
Jelaskan dengan jelas semua terminologi utama dalam dokumen ini

3 References
Tuliskan referensi panduan untuk Kesehatan, Keselamatan Kerja, Keamanan dan Lingkungan (OHSE)

4 Responsibility
Nyatakan dengan jelas bahwa Kontraktor dan / atau EMPLOYER akan mengamati kinerja OHSE
terhadap semua karyawan per individu dan secara kolektif. Dan jika ada perubahan dalam organisasi
selama dan / atau periode Proyek, Kontraktor bertanggung jawab untuk mencatat dan mempresentasikan
sesuai dengan Prosedur Manajemen Perubahan (MOC) dan menilai konsekuensinya.

Dalam bagian ini, Kontraktor menjelaskan:


• Peran, tanggung jaawb, weewnang dan akuntabilitas dari semua personil Kontrak atau
Proyek yang terkait dengan OHSE
• Penugasan management yang bertanggung jawab untuk melaksanakan Rencana OHSE Proyek ini dan
spesialis K3 yang kompeten ke Manajemen Line

4.1 Project Manager


Jelaskan tanggung jawab Manajer Proyek

4.2 Project OHSE Manager/Lead


Jelaskan tanggung jawab Manajer/ Lead OHSE

4.3 Contractor Contract Execution Manager/Project Manager


Jelaskan tanggung jawab Kontraktor Manajer Eksekusi kontrak / Manajer Proyek

4.4 Contractor OHSE Manager/Lead


Jelaskan tanggung jawab Kontraktor OHSE Coordinator
Appendix

Appendix II.2 Contractor OHSE Plan

5 Reporting and Documentation


5.1 OHSE Management Plan Criteria
Jelaskan bahwa OHSE Contractor team menekankan persyaratan OHSE untuk projek atau kontrak ini
adalah spesifik, sehingga memudahkan Employer dan Kontraktor untuk mengetahuinya secara specific.
Kontraktor juga mengembangkan Rencana Program dan pengelolaan OHSE Project yang spesifik sesuai
dengan persyaratan kontrak

5.2 OHSE Management Plan Guidelines and Requirements


Jelaskan dengan jelas bahwa Rencana Pengelolaan OHSE harus berisi atau referensi seminimal
mungkin seperti di bawah ini
5.2.1 Purpose
Jelaskan dengan jelas tujuan pengembangan Rencana Pengelolaan OHSE
5.2.2 Scope of Work
Ini menggambarkan lingkup kerja Rencana Pengelolaan OHSE
5.2.3 Leadership Commitment
Ini menggambarkan komitmen manajemen level atas dari kontraktor terhadap isu-isu OHSE, apa
tindakan rutin manajemen, keterlibatan, dll.
5.2.4 Policy Strategic & Objectives
Ini menggambarkan apa kebijakan, strategy dan objektif OHSE Organisasi dari Kontraktor yg dinyatakan
oleh TOP Manajemen.
5.2.5 Organization, Responsibilities, Resources, Standard, and Documentation
Ini menggambarkan sistem organisasi yang menjelaskan praktek dalam menangani masalah OHSE
dalam organisasi; peran dan tanggungjawab.
5.2.6 Hazards and Effect Management
Ini menggambarkan prosedur yang digunakan untuk menangani dampak bahaya dan risiko
5.2.7 Planning and Procedures
Ini menggambarkan adanya rencana dan prosedur yang akan digunakan mencakup kegiatan di
dalam projet ini secara specific, mulai dari pre-mobilization, MCU karyawan, proses konstruksi,
dan demolition.
5.2.8 Performance measurement, Implementation and Monitoring
Ini menggambarkan prosedur yang ditetapkan untuk system pelaksanaan, pengukuran kinerja OHSE
5.2.9 Audit and Review, Inspection and Evaluation Compliance
Ini menggambarkan adanya metodologi untuk inspeksi dan audit HSE terhadap HSE selama projek
5.2.10 Emergency Response Preparedness
Ini menggambarkan sebuah prosedur, tim tanggap darurat dan bagaimana mengelola evakuasi selama
keadaan darurat. Diagram alir perlu di masukkan.

6 Reviews and Revisions


Jelaskan bahwa prosedur ini harus dianalisa oleh EMPLOYER untuk kepatuhan dan efektivitas dan
direvisi seperlunya selama kontrak berlangsung

Appendixes
Gunakan bagian ini untuk mencantumkan dokumentasi pendukung, form, checklist dan gambar yang
diperlukan untuk menyelesaikan prosedur. Dokumentasi pendukung minimal harus dilampirkan, sebagai
berikut:
Appendix A. OHSE Policy
Appendix B. Project Organization Chart
Appendix C. OHSE Training Matrix
Appendix D. Competency and Specialized Training
Needs Appendix E. MCU Package
Appendix F. OHSE Annual Activity Plan
Appendix G. OHSE KPI (Leading and Lagging Indicators)
x
Doc.
LOGO PT. XXX LOGO
x
Contract Pa Employ

Revisi xx
OHSE on xx

OCCUPATIONAL HEALTH SAFETY


ENVIRONMENT PLAN
BETWEEN

PT. XXX (CONTRACTOR)

AND

PT. XXX (EMPLOYER)

FOR

PROJECT XXXXXXXX

CONTRACT NO. XXXXX

1 XX/XX/XXXX

0 XX/XX/XXXX

OHSE Manager Project Manager OHSE Manager Project Manager

Rev.
Date
Prepared by Reviewed by Checked by Approved By
PT. XXX (Contractor) PT. XXX (Employer)
x
Doc.
LOGO PT. XXX LOGO
x
Contract Pa Employ

Revisi xx
OHSE on xx
PT gArolestari Mandiri
Dokumen Tender Pekerjaan Autoamtion Tepmerature Control Deaerator
Pabrik Kelapa Saiwt (PKS) Pekawai 80 TPH– Kalimantan Barat

BA7

QA-QC PLANFORCONSTRUCTION

FORTENDER
ph

You might also like