You are on page 1of 18

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA SOLID

MODUL D
STRAIN MEASUREMENT FOR STRUCTURES

KELOMPOK 23

Melvill Kadakolo 1806265204

Ade Dwi R. R. Sirfefa 1806265034

Widya Putri Anjani 1806202872

Deasy Natalia 1806202733

Miftahil Alawiyah 1806149904

Tanggal Praktikum : 12 Maret 2020


Asisten Praktikum : Rizki Anugrah
Tanggal Disetujui :
Nilai :
Paraf Asisten :
LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2020

MODUL D1
THE BENDING SYSTEM

I. DATA PENGAMATAN
1. b = 0,0146 m
2. d = 0,0044 m
3. l = 0,42 m
4. x = 0,015 m
5. y = 0,5 x 0.,5 = 0,0025 m

Strain Reading Output Voltage


Load (gr) Force (N)
(μɛ) (μv)
0 0 0 0
50 0,4905 14 140
100 0,981 26 295
150 1,4715 39 443
200 1,962 58 590
250 2,4525 70 741
300 2,943 81 891
350 3,4335 100 1042
400 3,924 111 1192
450 4,4145 127 1345
500 4,905 142 1491
Tabel 1.1 : data pengamatan (Sumber : Praktikan, 2020)

II. PENGOLAHAN DATA


1. Mencari Gaya
F = m x g = 0,05 x 9,81=0,4905 N

2. Menghitung Momen Inersia


b = 0,0146 m
d = 0,0044 m
I = 1/12 x 0,0146 x 0,00443 = 1,0364x10-10

3. Menghitung Bending Moment


l = 0,42 m
x = 0,015 m
M = F(l-x) = 0,4905(0,42 – 0,015) = 198,6525 Nmm2

4. Menghitung Tegangan Teoritis


y = 0,0025 m
My
σ= = 4216839,551
I

5. Menghitung Regangan Teoritis


σ 4216839,551
ɛ= =
E 207∗109
= 1,56179E-05
6. Menghitung Kesalahan Relatif E
KRE = |( Epercobaan−Eteori ¿/ Eteori|
= |0,000014 – 1,56179E-05/1,56179E-05 |
= 10,3594065%
7. Menghitung Kesalahan Relatif ɛ
KRɛ = |ɛpercobaan - ɛteori/ɛteori|

Strain Output Bending Calculation


Calculation
Load (gr) Force (N) Reading Voltage Moment Stress
Strain (m)
(μɛ) (μv) (Nm) (Nm^2)
0 0 0 0 0 0 0
50 0,4905 14 140 0,1986525 4216839,551 1,56179E-05
100 0,981 26 295 0,397305 8433679,101 3,12358E-05
150 1,4715 39 443 0,5959575 12650518,65 4,68538E-05
200 1,962 58 590 0,79461 16867358,2 6,24717E-05
250 2,4525 70 741 0,9932625 21084197,75 7,80896E-05
300 2,943 81 891 1,191915 25301037,3 9,37075E-05
350 3,4335 100 1042 1,3905675 29517876,85 0,000109325
400 3,924 111 1192 1,58922 33734716,4 0,000124943
450 4,4145 127 1345 1,7878725 37951555,95 0,000140561
500 4,905 142 1491 1,986525 42168395,51 0,000156179
Tabel 1.2 : Hasil pengolahan data (Sumber : Praktian, 2020)

Grafik 1.1 : Perbandingan renggangan terhadap teganggan. (Sumber : Praktikan, 2020)

Strain
Load Calculation Kesalahan
Reading
(gr) Strain (m) Relatif (%)
(ɛ)
0 0 0 0
50 0,000014 1,56179E-05 10,3594065
100 0,000026 3,12358E-05 16,76230604
150 0,000039 4,68538E-05 16,76230604
200 0,000058 6,24717E-05 7,157956733
250 0,00007 7,80896E-05 10,3594065
300 0,000081 9,37075E-05 13,56085627
350 0,0001 0,000109325 8,530006634
400 0,000111 0,000124943 11,15976894
450 0,000127 0,000140561 9,64797322
500 0,000142 0,000156179 9,078826594
Tabel 1.3 : Penghitungan kesalahan relatif ɛ. (Sumber : Praktikan, 2020)

III. ANALISIS

1. Analisis percobaan

Pada kesempatan ini praktikan mendapat tugas untuk melakukan percobaan yang
berjudul Strain Measurement in Bending System. Percobaan ini bertujuan Untuk
mengukur tegangan sebuah benda yang dilenturkan dan dibandingkan dengan
penghitungan teori. Percobaan ini menggunakan alat yang bernama The Strain Gauge
Trainer SM1009 yang digunakan untuk menguji pembengkokkan dan membaca
regangan yang terjadi, dan beban berukuran kecil sampai besar. Praktikan memulai
percobaan dengan mengukur dimensi benda uji. Walaupun sudah diberi tahu pada
modul praktikum, tetapi pengujian ini harus dilakukan agar dapat membuktikan
bahwa data tersebut akurat. Kemudian langkah selanjutnya adalah Praktikan
menyambungkan kabel output kepada bagian Bending System pada alat The Strain
Gauge Trainer SM1009. Kemudian masukan kabel merah, biru, hijau, dan kuning
yang dipasangkan kepada input socket dari alat pembaca regangan pada tempat yang
sesuai kemudian mengubah posisinya pada posisi 4, lalu praktikan mengatur Gauge
Factor sebesar 2,1. Hal ini perlu dilakukan dengan tepat karena configuration, gauge
factor yang merupakan rasio perubahan dalam resistor elektrik dengan perubahan
dalam panjang (regangan) dan tempat meletakkan semua kabel ini mempengaruhi
pembacaan dari regangan yang dilakukan oleh alat tersebut. Praktikan kemudian
mengaktifkan alat pembaca dan mencatat pembacaan nilai strain dan output voltage.
Praktikan menunggu sampai sistem stabil dan menunjukkan angka nol dengan
menekan tombol. Setelah itu praktikan memuat beban mulai dari 50 gram dengan
kelipatan 50 gram hingga 500 gram dan dengan panjang 420 mm. Praktikan
melakukan pembacaan hingga total beban mencapai 500 gram. Setelah itu praktikan
mencatat hasil pengukuran regangan dan output voltage pada masing – masing
variasi.

2. Analisis hasil

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka praktikan mendapatkan data hasil
percobaan. Data yang dihasilkan berupa massa beban dan nilai strain dari pembacaan alat. Tujuan
dari praktikum ini membandingkan hasil pembacaan strain dari alat dengan teori perhitungan.
Maka dari itu akan membandingkan data strain tersebut dengan mencari nilai strain teori terlebih
dahulu. Praktikan mencari gaya berat dari pengujian bending ini dengan mengkalikan massa
beban dengan percepatan gravitasi. Kemudian mencari nilai inersia penampang dengan rumus 𝐼𝑥
= 1/12 × 𝑏 × 𝑑3. Lalu mencari nilai momen bending dengan mengkalikan gaya F dengan jarak
beban. Dari hasil momen bending ini, praktikan dapat mencari nilai tegangan dengan rumus 𝜎 =
𝑀𝑦/𝐼𝑥. Nilai tegangan ini praktikan masukkan ke dalam rumus Modulus Young sehingga
menghasilkan nilai strain atau regangan, dengan rumus 𝜎/𝜀.

Praktikan kemudian membuat grafik hubungan antara nilai pembacaan regangan dengan nilai
tegangan. Grafik ini menunjukkan adanya kenaikan garis yang signifikan, yaitu bahwa semakin
besar nilai regangan, maka akan semakin besar pula besar nilai tegangan. Hal ini sesuai dengan
rumus Modulus Young, yaitu 𝜀 = 𝜎/𝐸. Semakin besar nilai regangan juga mempengaruhi nilai
output voltage yang semakin besar pula. Kemudian praktikan membandingkan nilai Modulus
Young teori dengan percobaan. Praktikan membuat regresi dengan mengasumsikan nilai
pembacaan strain sebagai x, dan nilai tegangan sebagai y. Kemudian praktikan mendapatkan
persamaan y = mx, dimana m adalah nilai Modulus Young percobaan. Nilai m atau Modulus
Young pada grafik percobaan sebesar 0,000014 KPa, sedangkan nilai Modulus Young teori
sebesar 1,56179E-05 KPa. Kesalahan relatif dari perbandingan nilai Modulus Young ini sebesar
10,3594065% dengan persamaan pada grafik y = 3E + 11x + 380111. Kemudian praktikan
membandingkan nilai strain pembacaan dengan strain teori, untuk membuktikkan seberapa besar
kesalahan pada percobaan ini. Nilai rata-rata kesalahan dari perbandingan strain ini sebesar
11,33788%.

3. Analisis kesalahan

Pada praktikum ini, praktikan melakukan beberapa kesalahan yang terjadi selama
percobaan berlangsung. Kesalahan tersebut dibuktikan dengan adanya nilai kesalahan
relatif pada pengolahan data. Kesalahan-kesalahan tersebut adalah sebagai berikut :
- Praktikan kueang teliti ketika mengukur dimensi balok sehingga mempengaruhi hasil
perhitungan dan hasil yang kurang akurat.

- Kesalahan praktikan ketika mengatur posisi beban yang tidak presisi sehingga
menyebabkan hasil yang tidak sesusai dengan yang semestinya.

- Kesalahan praktikan ketika melakukan perhitungan dalam pengolahan data yang


menyebabkan kesalahan relatif yang cukup besar.

IV. KESIMPULAN
1. Semakin besar massa pembebanan pada suatu objek, maka akan semakin besar
nilai regangan.

2. Praktikan dapat membuktikan teori Modulus Young, yaitu semakin besar nilai
regangan, maka akan semakin besar pula nilai tegangan.

3. Kesalahan relatif rata-rata pada praktikum ini sebesar 11,33788%. Hal ini
membuktikkan bahwa praktikan belum cukup berhasil untuk membuktikkan hasil
percobaan dengan teori perhitungan.

V. Lampiran

Gambar 1.1 : pembebanan struktur (Sumber : dokumentasi


praktikan, 2020)
Gambar 1.2 : Input kabel pada alat (Sumber : dokumentasi praktikan, 2020)

VI. REFERENSI
2013. Modul Pedoman Praktikum Mekanika Solid. Laboratorium Struktur dan Material,
Departemen Teknik Sipil, Universitas Indonesia: Depok

MODUL D2
THE TENSION SYSTEM

I. DATA PENGAMATAN

A = 4,4 x 14,6 mm = 6,424 x 10-3 m2

Load Force
Tensile Strain (µɛ)
(Kg) (N)
1 9,81 5
2 19,62 9
3 29,43 14
4 39,24 19
5 49,05 20
6 58,86 25
7 68,67 29
8 78,48 35
9 88,29 39
10 98,1 43
Tabel 2.1 : Data pengamatan. (Sumber : Praktikan, 2020)
II. PENGOLAHAN DATA
1. Mencari gaya
F = m x g = 1 kg x 9,81 = 9,81 N

2. Luas Penampang
A = 6,424x10-3 m2

3. Tegangan Aksial
F 9,81 N N
σ= = =152708,593 2 =152708,593 K Pa
A 6,424 x 10 (−3)
m

4. Regangan
2
σ 152708,593 N /m
ε= = =2,21317E-06
E 9
69 x 10 N /m
2

5. Kesalahan Relatif
Kr E= |
Epercobaan−Eteori
Epercobaan |
x 100 %

|
¿
(2,21317E-06)−0,000005
69 x 10
9 |
x 100 %=125,92 %

Load Force Tensile Strain Tensile Strain Tensile Stress Calc Tensile
Error
(Kg) (N) (µɛ) (ɛ) (Nm-2) Strain (µEps)
1 9,81 5 0,000005 152708,593 2,21317E-06 125,92%
2 19,62 9 0,000009 305417,186 4,42634E-06 103,33%
3 29,43 14 0,000014 458125,778 6,63950E-06 110,86%
4 39,24 19 0,000019 610834,371 8,85267E-06 114,62%
5 49,05 20 0,00002 763542,964 1,10658E-05 80,74%
6 58,86 25 0,000025 916251,557 1,32790E-05 88,27%
7 68,67 29 0,000029 1068960,149 1,54922E-05 87,19%
8 78,48 35 0,000035 1221668,742 1,77053E-05 97,68%
9 88,29 39 0,000039 1374377,335 1,99185E-05 95,80%
10 98,1 43 0,000043 1527085,928 2,21317E-05 94,29%
Tabel 2.2 : Hasil pengolahan data. (Sumber : Praktikan, 2020)
Calculated Stress & Strain Reading
3
Calculated Stress (N/mm^2)
2.5

2 f(x) = 54220.075926753 x + 0.264053595355069


R² = 0.899465881906673
1.5

0.5

0
0 0.000005 0.00001 0.000015 0.00002 0.000025 0.00003 0.000035 0.00004
Strain Reading (ɛ )

Grafik 2.1 : perbandingan antara tegangan dan regangan. (Sumber : Praktikan, 2020)

III. ANALISIS
1. Analisis percobaan

Pada praktikum kali ini praktikan melakukan percobaan yang berjudul Strain
Measurement in Tension System. Percobaan ini bertujuan untuk menunjukkan cara
menghubungkan dan menggunakan pengukur regangan untuk mengukur regangan
dalam dua dimensi, dan juga untuk menunjukkan cara membandingkan hasil dari
eksperimen regangan tarik dalam dua dimensi dengan nilai teori dan membuktikkan
Rasio Poisson. Percobaan ini menggunakan alat yang sama dengan percobaan
sebelumnya tetapi pada sistem yang berbeda, yaitu tension system. Praktikan memulai
percobaan dengan mengukur dimensi benda uji. Lalu menyambungkan kabel output
kepada bagian Tension System pada alat The Strain Gauge Trainer SM1009.
Kemudian untuk kabel input merah dan kuning dipasangkan kepada input socket dari
alat pembaca regangan pada tempat yang sesuai dan dua socket sisanya dipasangkan
dummy kemudian mengubah posisi configurationnya pada posisi 2, dan mengubah
gauge factor pada posisi 2,1. Praktikan menstabilkan system dengan mengubah angka
pada alat menjadi nol agar gaya yang mempengaruhi pembacaan hanya beban yang
digantung. Lalu, Praktikan memberikan beban atau penggantung beban yang terletak
pada bagian bawah dari tension system seberat 1 kg. Kemudian praktikan membaca
pembacaan nilai strain pada Digital Strain Display dan mencatat data tersebut.
Praktikan melakukan percobaan ini dengan 10 variasi berkelipatan 1kg dan dimulai
dari 1 kg gram sampai 10 kg.

2. Analisis hasil
Percobaan ini menghasilkan data berupa massa beban dan pembacaan strain pada
alat. Kemudian praktikan membandingkan nilai strain pembacaan alat dengan teori.
Praktikan menghitung gaya F dengan mengkalikan massa beban dengan percepatan
gravitasi sebesar 9,81 m/s2. Kemudian praktikan mencari luas penampang dengan
mengkalikan panjang dan lebar dan mendapatkan hasil 6,424 x 10-3 m2. Praktikan
menggunakan data luas penampang untuk menghitung tegangan aksial dengan
membagi gaya F dengan besar luas penampang. Nilai tegangan berguna untuk
mencari nilai regangan dengan memakai rumus Modulus Young, yaitu 𝜎/𝜀.
Praktikan membuat grafik hubungan antara besar tegangan dengan nilai
pembacaan strain pada alat. Grafik menunjukkan bahwa terjadi kenaikan tegangan
yang signifikan tiap kenaikan strain. Dengan kata lain semakin besar regangan akan
semakin besar pula tegangan yang sesuai dengan teori Modulus Young. Praktikum
ini juga membuktikan bahwa suatu objek yang yang memiliki tension load, maka
regangan yang terjadi pada bagian dimensi sumbu x akan mengalami tekan,
sedangkan pada bagian dimensi sumbu y akan mengalami tarik. Hal ini sesuai

dengan teori Rasio Poisson, yaitu .


Praktikan kemudian membandingkan besar Modulus young atau E teori dengan
percobaan. Praktikan menggunakan cara regresi untuk mendapatkan persamaan y =
mx. Besar m atau modulus elastisitas percobaan yaitu 2,21317E-06 KPa, sedangkan
nilai E teori adalah 0,000005 GPa. Menggunakan rumus kesalahan relatif, maka besar
kesalahan relatif dari perbandingan nilai E teori dengan percobaan adalah 125,92%.

3. Analisis kesalahan

a. Praktikan kurang teliti dalam melakukan pengolahan data sehingga hasil


perhitungan kurang akurat.
b. Praktikan menyentuh meja atau benda uji sehingga mempengaruhi hasil
pembacaan regangan sehingga data yang dihasilkan kurang akurat. Hal
tersebut dapat terjadi karena alat yang digunakan sensitif terhadap
goncangan.
IV. KESIMPULAN
1. Besar kesalahan relatif rata-rata dari percobaan ini sebesar 125,92%. Hal ini
membuktikkan bahwa praktikan belum cukup berhasil untuk membuktikkan hasil
percobaan dengan teori perhitungan.
2. Semakin besar beban yang digunakan semakin besar tegangannya
3. Semakin besar tegangannya semakin besar regangannya.

V. LAMPIRAN

Gambar 2.1 : input kabel D2 pada alat (Sumber : Praktikan, 2020)

VI. REFERENSI
2013. Modul Pedoman Praktikum Mekanika Solid. Laboratorium Struktur dan Material,
Departemen Teknik Sipil, Universitas Indonesia: Depok

MODUL D3
THE TORSION SYSTEM

I. DATA PENGAMATAN

Beam Diameter = 0,01 m


Beam rad = 0,005 m
Shear Modulus for the Beam = 79,6 GPa
Bridge Connection : Full
Torque arm length = 0,15 m
Gauge Factor = 2,03

 Percobaan 1

Gauge Factor
Strain Gauge Strain Reading Voltage Polarity Type of Strain
Blue -11,5 -60 - Tekan
Red 1 64 + Tarik
Yellow -1 -59 - Tekan
Green 1 63 + Tarik
Tabel 3.1 : Data pengamatan pada percobaan pertama. (Sumber : Praktikan, 2020)

 Percobaan 2

Tabel 3.2 : Data pengamatan pada percobaan kedua. (Sumber : Praktikan, 2020)

II. PENGOLAHAN DATA

Percobaan 1

Gauge Factor
Strain Gauge Strain Reading Voltage Polarity Type of Strain
Blue -11,5 -60 - Tekan
Red 1 64 + Tarik
Yellow Load (kg) -1 Force (N) -59 Strain- Reading (µƐ)
Tekan
Green 1 63 + Tarik
0,25 1 55

0,5 2 111

Tabel 3.3 : Gauge factor. (Sumber : Praktikan)

Percobaan 2
1. Menghitung gaya yang terjadi pada setiap pembebanan dengan menggunakan persamaan:
F = m.g → F= 0,25 . 9,81 = 2,4525

2. Menghitung torsi pada setiap pembebanan menggunakan persamaan:


T = F.d → T = 2,4525 . 0,15 = 0,368

4
πd
3. Menghitung polar moment of inertia menggunakan persamaan : J =
32
π 0,014
J= = 9,817 X 10−10 m4
32

4. Menghitung tegangan geser balok untuk setiap pembebanan menggunakan


Td
persamaan : τ =
2J
0,368 . 0,01
τ= ¿ 1874299,68
2. 9,817 X 10−10

5. Menghitung regangan balok untuk setiap pembebanan menggunakan


τ
persamaan : γ=
G
1873536,3 −5
γ= 9
=2,35 X 10
79,6 X 10

6. Menghitung direct strain untuk untuk setiap pembebanan menggunakan


γ
persamaan : ε =
2
2,35 X 10−5
ε= =1,175 X 10−5
2

7. Membuat tabel hasil pengolahan data


Load Torqu Output Strain Shear
Force Direct Strain
(kg) e Voltage Reading Stress
 0  0  0  0  0  0  0
 0,452  1873536,
 0,25 5  0,368  55  1 3  1,175 x 10−5
 3741981,
 0,50  4,905  0,735  111  2 4  2,350 x 10−5
Tabel 3.4 : hasil pengolahan data (sumber : Praktikan).

8. Mencari kesalahan relative menggunakan rumus : Kr = |Strainc−Strainr


Strainc | x 100%
Load (kg) Strain Reading Direct Strain (m) Kesalahan Relatif
(m) (%)

0 0 0 0

0,25 0,000001 1,176 x 10−5 91,48

0,50 0,000002 2,350 x 10−5 91,48

Tabel 3.5 : Kesalahan relatif (sumber : praktikan, 2020).

III. ANALISIS
1. Analisis Percobaan
Percobaan ini memiliki dua prosedur yang masing-masing tujuannya adalah untuk
mengukur regangan pada objek yang berputar dan untuk membandingkan regangan
eksperimen dengan teori regangan puntir pada balok. Pada percobaan pengukuran
regangan di dalam sistem yang diberikan torsi ini digunakan alat The Strain Gauge
Trainer SM1009. Alat tersebut di dalamnya terdapat contoh sistem struktur
kantilever yaitu sebuah besi panjang yang akan diberi torsi dan juga disambungkan
dengan alat ukur yang mengukur besar regangan percobaan yang terjadi dan juga
besar voltase yang dikeluarkan selama proses ini terjadi torsi dan pengukur regangan
geser. Percobaan ini untuk menetukan polaritas dan tipe regangan dari suatu
pengujian torsion atau puntir. Percobaan ini menggunakan satu kabel gauge dengan
masing-masing warna bergantian, yaitu merah, kuning, hijau, dan biru dan 3 dummy
pada inut socket lainnya. Kemudian mengubah posisi configurationnya pada posisi 1
dan menyambungkan kabel output kepada bagian Torsion System pada alat The
Strain Gauge Trainer SM1009. Selanjutnya meletakkan beban ujung lengan momen
torsi sebesar 500 gram dan mencatat masing – masing pembacaan regangan beserta
polaritasnya.

Praktikan mengulang percobaan dengan variasi warna kabel gauge yang lainnya.
Percobaan kedua yaitu membandingkan nilai strain pembacaan alat dengan teori.
Praktikan kemudian menghubungkan dua kabel dengan arah yang berlawanan.
Kemudian mereset alat pengukur hingga menunjukkan angka nol. Lalu praktikan
menambahkan beban seberat 0,25 kg dan mencatat hasil pembacaan strain. Praktikan
melakukan percobaan dengan variasi 0,5 kg.

2. Analisis Hasil
Percobaan pertama menghasilkan data berupa pembacaan regangan dan polaritas.
Jika nilai regangan menunjukkan angka negatif, maka tipe regangan tersebut adalah
tekan, sedangkan jika positif maka tipe regangan tarik. Pada kabel biru dan kuning
menujukkan polaritas negatif. Hal yang menyebabkan perbedaan polaritas ini adalah
jika dua kabel melakukan pengujian secara berpasangan, maka hasil polaritas kedua
kabel akan berkebalikan atau berbeda.

Percobaan kedua menghasilkan data berupa massa beban, pembacaan starin, dan output
voltage, diameter sebesar 0,01 dengan jarak lengan puntir sejauh 0,005 mm. Praktikan
mencari nilai strain teori untuk membandingkannya dengan pembacaan strain
percobaan pada alat pengukur. Praktikan mecari nilai gaya F dengan mengkalikan
massa beban dengan percepatan gravitasi sebesra 9,81 m/s2. Kemudian mencari besar
gaya torsi dengan mengkalikan gaya F dengan panjang lengan. Besar inersia
menggunakan rumus

−10 4
dengan hasil 9,817 X 10 m . Praktikan kemudian menghitung besar

tegangan geser dengan mengkalikan gaya torsi dengan diameter lalu membaginya
dengan dua kali besar inersia polar. Lalu praktikan menghitung regangan balok dengan
membagi besar tegangan geser dengan besar modulus geser. Data regangan balok akan
berguna untuk mencari besar direct strain dengan rumus . Lalu praktikan
membandingkan nilai direct strain dengan nilai strain pembacaan pada alat pengukur
dengan rata-rata kesalahan relatif sebesar 91,48 %. Regangan pada struktur yang
disebabkan oleh torsi ini berbeda dengan regangan momen lentur dimana regangan yang
dihasilkan pada percobaan ini merupakan shear stress dan shear strain yang dihasilkan
oleh beban yang diaplikasikan secara paralel ke penampang struktur tersebut yang
menyebabkan tegangan pada dua dimensi atau struktur mengalami deformasi.

3. Analisis kesalahan
Ketika praktikan melakukan pengujian, terjadi beberapa kesalahan yang
menyebabkan hasil percobaan tidak akurat dengan rata-rata kesalahan relative yang
didapat 91,48%. Kesalahan tersebut anatara lain:
a. Ketidaktepatan praktikan dalam meletakkan beban pada jarak yang ditentukan
yang menyebabkan tidak tepatnya momen torsi dalam perhitungan.
b. Kurangnya ketelitian dalam melakukan pengolahan data sehingga
menghasilkan data yang tidak seharusnya.
Kelalaian praktikan ketika mengukur dimensi benda uji yang menyebabkan hasil
yang kurang akurat.

IV. KESIMPULAN
- Semakin besar beban yang digunakan semakin besar tegangannya
- Semakin besar tegangannya semakin besar regangannya.

V. LAMPIRAN

Gambar 3.1 : Input kabel dan pembentukan struktur modul D3 (Sumber : praktikan,
2020)
VI. REFERENSI
2013. Modul Pedoman Praktikum Mekanika Solid. Laboratorium Struktur dan
Material, Departemen Teknik Sipil, Universitas Indonesia: Depok.

You might also like