You are on page 1of 17

MAKALAH

FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA

DISUSUN OLEH:
CHEEQA MARDEVI SEPTIA
224210569

DOSEN PEMBIMBING:
SITI KHADIJAH,S.Si. T, M.Biomed

POLTEKKES KEMENKES PADANG


D-III KEBIDANAN BUKITTINGGI
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nyasehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini berisi tentang Fisiologi
Organ Reproduksi Wanita dan juga penulis berterima kasih kepada Ibu selaku Siti
Khadijah,S.Si. T, M.Biomed dosen mata kuliah fisiologi yang telah memberikan tugas ini
kepada penulis. Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
yang membangun guna memperbaiki makalah yang akan kami buat di masa mendatang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi para pembaca maupun penulis. Dan juga
semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kedepannya bagi kita semua. Sebelumnya kami
mohon maaf sebesar-besarnya jika ada keselahan dalam penyusunan kata. Tak ada yang yang
sempurna di dunia ini terkecuali sang Maha Pencipta.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1. LATAR BELAKANG..........................................................................1
2. RUMUSAN MASLAH.........................................................................1
3. TUJUAN...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
1. FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA.................................2
2. BENTUK PANGGUL..........................................................................6
3. FISIOLOGI PAYUDARA....................................................................7
4. PROSES MENSTRUASI.....................................................................9
5. OOGENESIS.........................................................................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................11
1. KESIMPULAN.....................................................................................11
2. SARAN.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Setiap makhluk hidup tentunya menginginkan untuk meneruskan keturunannya,
demikian juga dengan manusia. Reproduksi atau berkembang biak merupakan kemampuan
suatu organisme untuk menghasilkan keturunan atau organisme baru agar kelestariannya
tetap terjaga. Proses reproduksi oleh sistem reproduksi memiliki dua jenis, yaitu laki-laki dan
perempuan. Keduanya memiliki sistem reproduksi yang berlainan dan saling membutuhkan.
Manusia bereproduksi secara kawin atau seksual.
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang
baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak
punah. Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang mencapai
kedewasaan (pubertas) atau masa akil balik. Pada seorang pria testisnya telah mampu
menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan hormon testosteron. Sedangkan seorang
wanita ovariumnya telah mampu menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon wanita yaitu
estrogen. Begitu pentingnya masalah seksualitas dalam kehidupan manusia sehingga ada
pendapat ahli yang extrim menyatakan bahwa semua tingkah laku manusia pada hakekatnya
dimotifasi dan didorong oleh seks. Maka tidaklah mengherankan bahwa ada pendapat peneliti
lain mengatakan bahwa kebanyakan gangguan kepribadian, gangguan tingkah laku terjadi
oleh adanya gangguan pola perkembangan kehidupan psikoseksualnya.

2. RUMUSAN MASALAH
1) Apa saja organ reproduksi wanita?
2) Bagaimana bentuk panggul wanita?
3) Bagaimana fisiologi payudara?
4) Bagaimana tahap menstruasi?
5) Bagaimana tahap oogenesis?

3. TUJUAN
1) Dapat mengetahui organ reproduksi wanita
2) Dapat mengetahui bentuk panggul wanita
3) Dapat mengetahui fisiologi payudara wanita
4) Dapat mengetahui tahap menstruasi
5) Dapat mengetahui tahap oogenesis

1
BAB II
PEMBAHASAN
1. ORGAN REPRODUKSI WANITA
a) Organ reproduksi eksternal
Organ-organ wanita ini berkembang dan matang (matur) akibat rangsangan hormon
estrogen dan progesteron. Seiring peningkatan usia atau bila produksi hormon
ovarium menurun, struktur reproduksi ini akan mengalami atropi (ukuran mengecil).
Struktur organ reproduksi ini selain didukung oleh persyarafan yang kompleks dan
luas juga didukung oleh suplai darah yang banyak. Pada kenyataannya, penampilan
genetalia eksterna sangat bervariasi dan berbeda pada setiap wanita. Hal ini
dipengaruhi oleh keturunan, usia, ras dan jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita
dan ini akan menentukan ukuran, bentuk dan warna genetalia eksterna. Organ
genetalia eksterna ini terdiri atas Vulva danPerineum. Para mahasiswi, marilah kita
pelajari satu persatu organ genetalia eksterna ini dengan seksama.

Gambar 1.1 struktur Eksternal Vagina

1. Vulva
Kita ketahui bahwa vulva berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari muka ke
belakang. Vulva merupakan alat kelamin luar wanita yang terdiri atas Mons
pubis/Mons veneris, Labia mayora (bibir-bibir besar), Labia minora (bibir-bibir
kecil), Klitoris/kelentit, Vestibulum atau serambi dengan kelenjar-kelenjar yang
bermuara didalamnya, serta Himen/selaput dara.

2
2. Mons Pubis/Mons Veneris
Bagian ini menonjol yang meliputi bagian depan tulang kemaluan (simfisis pubis)
dan terdiri jaringan lemak. Karena adanya bantalan lemak, bagian ini sangat
berperan dalam hubungan seksual dan dapat melindungi simfisis pubis saat koitus
dari trauma. Dengan meningkatnya usia, lemak bawah kulit akan berkurang
termasuk dibagian mons pubis, selain itu rambut pubispun akan menjadi
menipis.Pada orang dewasa biasanya ditutupi rambut, dan pada laki-laki rambut
kemaluan (pubis) sering meluas keatas sampai umbilikus. Mons pubis banyak
mengandung minyak (kelenjar sebasea).
a) Labia Mayora (bibir-bibir besar)
Labia mayora atau bibir-bibir besar terdiri atas dua bagian yaitu bagian kanan
dan kiri. Bagian ini merupakan lipatan kulit yang tebal karena jaringan
subkutannya banyak mengandung lemak. Labia mayora kanan dan kiri bersatu
di sebelah belakang yang disebut komisura posterior dan merupakan batas
depan perineum. Permukaan luarnya ditumbuhi rambut dan banyak
mengandung kelenjar minyak. Didalamnya terdapat pula banyak pleksus-
pleksus vena yang dapat mengalami hematoma bila terkena trauma. Jaringan
syaraf yang menyebar luas menyebabkan labia mayora sensitif terhadap nyeri,
suhu tinggi, sentuhan yang juga berfungsi selama rangsangan seksual.
Fungsi : Berfungsi melubrikasi bagian distal vagina.

b) Labia Minora (bibir-bibir kecil)


Labia minora merupakan lipatan kulit di sebelah tengah labia mayora, dan
selalu basah karena dilumasi oleh kelenjar-kelenjar dilabia minora. Pembuluh
darah yang sangat banyak membuat labia berwarna kemerahan dan
memungkinkan labia minora mengembang bila ada stimulus emosional atau
stimulus fisik. Labia minora tidak ditumbuhi rambut karena tidak mengandung
folikel rambut tetapi banyak mengandung kelenjar minyak dan beberapa
kelenjar keringat. Akhiran-akhiran syaraf yang sensitif banyak sekali terdapat
pada labia minora dan ini penting dalam rangsangan-rangsangan seksual,
sehingga dapat meningkatkan erotiknya. Disebelah depan ia membentuk
frenulum klitoris dan di sebelah belakang ia bertemu dalam suatu peninggian
yang disebut fourchette (frenulum labiorum pudendi = frenulum labiorum
minorum). Ruangan diantara kedua labia minora disebut vestibulum.
Fungsi : Berfungsi mengeluarkan lendir untuk melembabkan vestibulum
vagina dan labium pudendi.
3. Vestibulum/Serambi
Saudari-saudari sekalian, vestibulum merupakan suatu rongga yang
berbentuk
seperti perahu atau lonjong dan dibatasi oleh labia minora kanan dan kiri,
sebelah atas dibatasi oleh klitoris dan di sebelah belakang bawah oleh fourchet.
Ada enam lubang yang bermuara ke dalam vestibulum yaitu satu buah
orifisium uretra eksternum, dua muara dari lubang muara kelenjar parauretralis,
introitus vaginae dan dua muara yang berasal dari lubang muara kelenjar
bartolini, yang terdapat di samping dan agak kebelakang dari introitus vagina.
Pada bagian belakang (posterior) cekungan ini terdapat cekungan lagi yang
disebut fossa navikularis. Kelenjar bartolini merupakan kelenjar yang

3
membasahi vestibulum karena mengeluarkan sekret mukus selama rangsangan
seksual. Para mahasiswi yang kami banggakan, pada vestibulum ini terdapat
pembuluh darah dan kumpulan vena yaitu Bulbus vestibuli dan Arteria. Bulbus
vestibuli merupakan kumpulan vena yang terletak dibawah selaput lendir
vestibulum dan terletak di sebelah kanan dan kiri linea mediana. Sebagian
tertutup oleh muskulus bulbokavernosus dan muskulus iskiokavernosus. Ini
identik dengan korpus spongiosus penis. Perlu Anda ketahui bahwa dalam
persalinan bagian ini dapat robek yang menimbulkan perdarahan yang hebat.
Arteria yang berjalan di dalam daerah ini antara lain arteri pudenda interna
(cabang dari arteri iliaka interna), yang bercabang pada arteri hemoroidalis
inferior (arteri rektalis inferior); arteri perinialis yang kemudian berakhir
sebagai arteri labialis posterior; arteri klitoridis kemudian bercabang
menjadiarteri bulbi vestibuli yang masuk dalam bulbus vestibuli; arteri
uretralis;arteri profunda klitoridis; dan arteri pudenda eksterna (cabang dari
arteri femoralis) yang mempercabangkan arteri labialis anterior (Kusmiyati et
al.2012; Siswosudarmo,1990).

4. Himen (Selaput Dara)


Himen merupakan lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar introitus
vagina. Himen bersifat elastis tetapi kuat karena terdiri atas jaringan ikat elastis
dan kolagen. Permukaannya ditutupi epitelium skuamosum kompleks. Himen
mempunyai bentuk yang berbeda-beda, dari yang berbentuk semilunar (bulan
sabit) sampai yang berlubang-lubang atau yang ada pemisahnya (septum). Ada
bentuk himen yang tidak berlobang atau tertutup sama sekali. Himen bentuk ini
disebut himen imperforata atau himen occlusivum.Hiatus himenalis (lubang
selaput dara) berukuran dari yang seujung jari sampai yang mudah dilalui oleh dua
jari. Konsistensinya pun berbeda-beda dari yang kaku sampai yang lunak sekali
Pada wanita yang masih perawan himen dapat menjadi penghalang pada
pemeriksaan dalam atau saat koitus. Persepsi yang menyatakan bahwa kondisi
himen dapat mencerminkan keperawanan seorang wanita tidak benar, karena
wanita yang aktif secara seksual dapat memiliki himen yang utuh. Hal ini
tergantung bentuk dan elastisitas himen. Pada beberapa wanita, didapatkan himen
yang dapat robek saat melakukan aktivitas fisik atau latihan fisik berat atau
kecelakaan. Beberapa kelompok budaya membersihkan bayi perempuan secara
berlebihan hingga himennya robek, menyisakan hanya serpihan himen. Oleh
karena itu “uji keperawanan” yakni adanya perdarahan setelah koitus pertama
tidak dapat diandalkan.

5. Perineum
Perineum merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit, yang membentang
antara komisura posterior dan anus. Panjangnya rata-rata 4 cm. Pada persalinan,
korpus perinei ini mudah robek, sehingga episiotomi dapat dikerjakan pada waktu
yang tepat dan cepat guna mencegah ruptur yang spontan.Perineum ini dibentuk oleh
diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis. Diafragma pelvis terdiri atas muskulus
levator ani, muskulus koksigeus dan fasia yang menutupinya. Diafragma urogenitalis
terletak di sebelah luar diafragma pelvis, antara tuberkulum iskhiadikum dan simfisis
pubis. Saudari-saudari untuk selanjutnya marilah kita pelajari bagian perineum

4
termasuk otot- otot yang melingkupinya.Yang merupakan otot dasar panggul adalah
muskulus levator ani dan muskulus koksigeus. Adapun otot-otot yang membentuk
muskulus levator ani terdiri dari muskulus pubokoksigeus yang terletak disebelah
medial, muskulus ileokoksigeus yang berada disebelah lateral belakang, dan muskulus
puborektalis.
Muskulus puborektalis melingkari anus dan vagina, berfungsi sebagai support
terhadap anus, vagina dan uretra bagian atas. Secara keseluruhan muskulus levator ani
merupakan alat penyangga utama organ-organ dalam pelvis. Kelemahan pada otot ini
(karena usia, sering melahirkan dll) dapat menyebabkan uterus turun, yang disebut
desensus uteri atau prolapsus uteri. Bila alat-alat penggantung uterus kendor, maka
uterus dapat keluar seluruhnya atau disebut prolapsus uteri totalis.Muskulus
bulbokavernosus, melekat pada korpus kavernosus klitoridis. Serabut-serabutnya
bersilangan bersama-sama dengan muskulus iskiokavernosus di linea mediana
mengelilingi uretra membentuk muskulus sfingter uretrae. Muskulus iskiokavernosus
berorigo di osiskium, yang insersinya berada pada simfisis pubis. Sebagian otot-
ototnya juga menutupi bulbus vestibuli.Muskulus tranversus perinei superfisialis,
berorigo pada os iskium, dan insersinya terdapat pada tendo sentralis.Ketiga Otot
tersebut bersama dengan muskulus puborektalis merupakan fiksasi dan support
terpenting untuk vagina dan vulva.Pada saat persalinan, vagina sangat teregang
termasuk otot-otot tersebut. Bila regangannya begitu hebat, vagina dan otot-otot
tersebut dapat robek. Partus berulang dapat melemahkan struktur-struktur tersebut.
Episiotomi (perineotomi) merupakan cara terbaik mengatasi hal ini.

b) ORGAN REPRODUKSI INTERNAL

Gambar 1.1 organ reproduksi internal


1. Vagina
terletak antara kandung kemih dan rectum panjang bagian depan 9 cm dan
dinging belakangnya 11 cm, rerdapat lipatan-lipatan melintang disebut rugae. Di
ujung vagina terdapat serviks merupakan bagian dari Rahim, bagian serviks yang
menonjol disebut portio.
Fisiologi Vagina
1) Sebagai saluran keluarnya darah haid dan lender uterus
2) Sebagai tempat persetubuhan / coitus, menahan penis selama hubungan
seksual

5
3) Menyimpan semen/sperma untuk sementara waktu
4) Sebagai jalan lahir persalinan

2. Uterus (Rahim),
berbentuk seperti buah alpukat, terletak dalam rongga panggul kecil diantara kandung
kemih dananus.
Fisiologi uterus antara lain :
1) Sebagai tempat implantasi, memberikan nutrisi pada embrio serta tempat tumbuh
kembang janin.
2) Membantu mendorong janin selama kelahiran melalui kontraksi otot
myometrium.
3) Mengalirkan darah ke organ seksual selama intercourse / hubungan
seksual.

3. Tuba fallopi
adalah tubule-muskuler yang panjangnya sekitar12 cm dengan diameternya 3-8 mm.
Fisiologi tuba falopii antara lain :
1) Menangkap ovum saat ovulasi / ovum pick up mechanism. Selama ovulasi, fimbrae
membengkak yang membantu pergerakan oosit yang dilepaskan ovarium ke saluran
tuba.
2) Tempat terjadinya konsepsi / fertilisasi. Biasanya terjadi di ampulla tuba. Tuba
falopi juga memberikan makanan untuk sel telur yang dibuahi
3) Tempat perkembangan hasil konsepsi sampai tahap blastula
4) Membantu pergerakan hasil konsepsi sampai ke cavum uteri dengan
gerakan peristaltic otot tuba dan gerakan silia.
4. Ovarium
terdapat dua buah yaitu kanan dan kiri. Ovarium mengarah pada uterus tergantung
pada ligamentum infundibulopelvikum dan melekat pada ligamentum latum melalui
mesovarium.
Fisiologi Ovarium :
Ovarium memiliki dua fungsi penting yaitu :
1) Memproduksi oosit/ovum.
Ovarium merupakan organ yang didalamnya gamet disimpan dan
dikembangkan sebelum ovulasi. Proses maturasinya dikontrol oleh
hipotalamus dan hipofisis anterior yang mengeluarkan gonadotropin (FSH
= Folicel Stimulating Hormon dan LH = Luteinizing Hormon).
Folikel yang berada dalam keadaan istirahat mengandung oosit primordial
/ primitive yang dikelilingi oleh sel granulosa. Disekitar sel granulosa
terdapat sekelompok sel yang disebut sel teka.
Sel teka memproduksi androgen yang kemudian dikonversi menjadi
estrogen oleh sel-sel granulosa.
2) Memproduksi hormone steroid seks yaitu estrogen dan progesterone
3) Tempat terjadinya konsepsi / fertilisasi. Biasanya terjadi di ampulla tuba.
Tuba falopii juga memberikan makanan untuk sel telur yang dibuahi
4) Tempat perkembangan hasil konsepsi sampai tahap blastula
5) Membantu pergerakan hasil konsepsi sampai ke cavum uteri dengan
gerakan peristaltic otot tuba dan gerakan silia.

5. Serviks

6
Serviks merupakan bagian bawah dari uterus yang menghubungkan vagina dengan
corpus uterus.
Fisiologi Serviks
Serviks memiliki tiga fungsi utama yaitu :
1) Memfasilitasi perjalanan sperma menuju cavum uteri / rongga rahim
melalui pelebaran os eksternal dan internal
2) Mempertahankan sterilitas saluran reproduksi bagian atas. Serviks dan
semua struktur diatasnya adalah steril. Serviks mencegah invasi bakteri
dengan pelepasan lapisan endometrium setiap bulan melalui menstruasi
serta lendir serviks yang tebal dan bentuk os eksternal / OUE yang sempit
3) Dilatasi dan menarik diri selama persalinan untuk memungkinkan kelahiran
bayi dan plasenta melalui vagina.

2. BENTUK PANGGUL
Tulang panggul wanita berbeda dengan tulang panggul pria. Kerangka tulang pria lebih kekar
dan kuat, sedangkan kerangka perempuan lebih ditujukan kepada pemenuhan fungsi
reproduksi. Pada wanita bentuk thorak bagian bawah lebih besar, panggul berbentuk ginekoid
dengan ala iliaka lebih lebar dan cekung, promontorium kurang menonjol, simphisis lebih
pendek, lordosis lumbal lebih jelas, dan inklinasi pelvis lebih besar.
Tulang panggul terdiri dari tiga tulang, yaitu tulang pinggul, sakrum, dan tulang ekor.

1. Bentuk Panggul Ginekoid

Bentuk panggul ginekoid merupakan salah satu bentuk panggul wanita yang paling
umum. Bentuk panggul ini baik untuk mempersiapkan dan mempermudah proses melahirkan
normal. Jenis panggul ini dangkal dan lebar, sehingga membantu bayi melewati jalan lahir.
Panggul yang lebih dangkal dan lebar memberikan lebih banyak ruangan untuk bayi selama
proses melahirkan. Jadi, kalau dokter mengatakan bahwa Mums memiliki panggul yang ideal
untuk melahirkan, maka kemungkinan besar Mums memiliki bentuk panggul ginekoid.
Wanita dengan bentuk panggul ini biasanya memiliki bentuk badan melengkung dan
cenderung memiliki lebih banyak lemak di bagian paha ketimbang perut. 

2. Bentuk Panggul Antropoid

Bentuk panggul ini juga umum, namun bentuknya tidak lebih lebar ke samping kanan
dan kiri, melainkan lebar dari depan ke belakang. Kalau Mums memiliki bentuk panggul ini,
maka kemungkinan proses melahirkan normal tidak terlalu mudah. Pasalnya, ruang di dalam
panggul lebih sempit, sehingga sulit terbuka lebar saat melahirkan. Kontraksi dan proses
melahirkan juga kemungkinan akan lebih lama. Wanita yang memiliki bentuk panggul ini
memiliki lebih banyak lemak di sekitar abdomen dan bokong. Kalau Mums memiliki bentuk
panggul ini, biasanya dokter akan merekomendasikan agar Mums aktif selama proses
melahirkan. Dokter mungkin juga akan merekomendasikan Mums melakukan aktivitas
seperti jongkok dan jalan kaki untuk memperlancar proses melahirkan. 

3. Bentuk Panggul Android

7
Bentuk panggul android biasanya dimiliki wanita yang tinggi badannya dan memiliki
lengkung kemaluan yang sempit dan otot bokong yang lebih kecil. Bentuk panggul ini sempit
di bagian depan dan memiliki pinggiran berbentuk hati.  Bentuk panggul ini sulit untuk jalan
lahir bayi yang berukuran besar, sehingga biasanya dokter akan merekomendasikan prosedur
caesar. Namun, jika Mums ingin melahirkan normal, biasanya dokter akan menyuruh Mums
banyak bergerak selama proses melahirkan. Mums juga kemungkinan harus mengejan lebih
keras.   

4. Bentuk Panggul Platypelloid

memiliki bentuk panggul ini, maka tulang spina iskiadikanya lebih menonjol, namun
bagian pintu atas panggung berbentuk rata. Kalau Mums memiliki bentuk panggul ini, maka
kemungkinan Mums akan mengalami prose melahirkan yang lebih lama karena bayi butuh
waktu lebih lama turun ke panggul. Namun, pada bentuk panggul platypelloid, begitu bayi
masuk ke panggul, proses melahirkan akan menjadi lebih mudah dan lebih cepat.

Gambar 1.3 bentuk panggul

8
3. FISIOLOGI PAYUDARA

Gambar 1.6 fisiologi payudara


a) Payudara
Setiap manusia pada umumnya mempunyai payudara, tetapi antara laki laki dan
perempuan berbeda dalam fungsinya.Payudara yang matang adalah salah satu tanda
kelamin sekunder dari seorang gadis dan merupakan salah satu organ yang indah dan
menarik. Lebih dari itu untuk mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya
maka organ ini menjadi sumber utama dari kehidupan, karena Air Susu Ibu (ASI)
adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama
kehidupan. Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di
atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi.
Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200
gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui.
1) Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu:
Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar. Korpus dari alveolus
adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh
darah. Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian Lobulus,
yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul
menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. ASI disalurkan dari alveolus ke
dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapaEfektivitas Metode
Reserve. Duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus
laktiferus).

2) Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.

9
Areola, Letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna kegelapan yang
disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan
warna ini tergantung dari corak kulit dan adanya kehamilan. Pada wanita yang
corak kulitnya kuning langsat akan berwarna jingga kemerahan, bila kulitnya
kehitaman maka warnanya lebih gelap. Selama kehamilan warna akan menjadi
lebih gelap dan wama ini akan menetap untuk selanjutnya, jadi tidak
kembali lagi seperti warna asli semula. Pada daerah ini akan didapatkan
kelenjar keringat, kelenjar lemak dari montgomery yang membentuk tuberkel
dan akan membesar selama kehamilan. Kelenjar lemak ini akan menghasilkan
suatu bahan dan dapat melicinkan kalang payudara selama menyusui. Di
kalang payudara terdapat duktus laktiferus yang merupakan tempat
penampungan air susu.

3) Papilla atau putting


yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara. Papilla atau Puting
Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan
ukuran payudara maka letaknya akan bervariasi. Pada tempat ini terdapat
lubang- lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung –
ujung serat saraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening, serat – serat
Efektivitas. otot polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada
kontraksi
maka duktus laktiferus akan memadat dan menyebabkan putting susu ereksi,
sedangkan serat-serat otot yang longitudinal akan menarik kembali putting
susu tersebut. Payudara terdiri dari 15 – 25 lobus. Masing-masing lobulus
terdiri dari 20-40 lobulus. Selanjutnya masing-masing lobulus terdiri dari 10-
100 alveoli dan masing-masing dihubungkan dengan saluran air susu (sistem
duktus)
sehingga merupakan suatu pohon. Puting susu dapat pula menjadi tegak bukan
sebagai hasil dari beberapa bentuk perangsangan seksual yang alami dan
puting susu seorang wanita mungkin tidak menjadi tegak ketika ia terangsang
secara seksual. Pada daerah areola terdapat beberapa minyak yang dihasilkan
oleh kelenjar Montgomery. Kelenjar ini dapat berbentuk gelombang-
gelombang naik dan sensitif terhadap siklus menstruasi seorang wanita.
Kelenjar ini bekerja untuk melindungi dan meminyaki puting susu selama
menyusui. Beberapa puting susu menonjol ke dalam atau rata dengan
permukaan payudara. keadaaan tersebut kemudian ditunjukkan sebagai puting
susu terbalik dan tidak satu pun dari keadaan tersebut yang memperlihatkan
kemampuan seorang wanita untuk menyusui, yang berdampak negatif. Bentuk
puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam.

10
4. PROSES MENSTRUASI

Gambar 1.4 siklus menstruasi


Dalam hidup, seorang wanita akan mengalami menstruasi tidak kurang dari 400 kali
serta mengalami pengelupasan dan regenerasi pada endometriumnya. Darah yang keluar
lewat menstruasi seluruhnya tak kurang dari 3 kali jumlah total besi yang ada pada orang
dewasa.Pada siklus menstruasi, terdapat fase proliferasi, sekresi dan menstruasi.

a. Fase Proliferasi
Pada fase proliferasi, hormon estrogen sangat berpengaruh terhadap perubahan
endometrium. Dibawah pengaruh hormon estrogen (terutama estradiol 17 beta),
endometrium akan mengalami proliferasi (epitel mengalami regenerasi, kelenjar
memanjang dan jaringan ikat bertambah padat). Disamping itu, estrogen berfungsi
menambah afinitas reseptor estrogen dan sekaligus mempersiapkan reseptor progesteron.
Pada masa ini, endometrium tumbuh menjadi tebal kira-kira 3,5 mm. Kelenjar-kelenjar
tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain hingga berkelok. Fase ini berlangsung kira-kira
dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari hari pertama haid

b. Fase Sekresi
Pada fase ini, hormon yang berpengaruh adalah hormon progesteron. Pengaruh
progesteron maka menyebabkan keadaan endometrium tetap tebalnya tapi bentuk kelenjar
berubah menjadi panjang dan berliku, membesar, melebar, berkelok-kelok dan banyak
mengeluarkan getah. Di samping itu, jaringan ikat di antaranya (stroma) menjadi
sembab.Dalam endometrium sudah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan
sebagai makanan untuk telur.Pada endometrium sudah dapat dibedakan antara lapisan
atas yang padat atau stratum compactum, lapisan mampung atau stratum spongiosum
yang banyak lubang-lubangnya dan terdapat kelenjar-kelenjar, dan lapisan yang bawah
yang disebut stratum basale.Fase sekresi ini berlangsung dari hari ke-14 sampai hari ke-
28. Bila tidak terjadi kehamilan maka endometrium akan mengalami deskuamasi dan
dilepaskan dengan perdarahan.

11
c. Fase premenstruasi (fase iskemia)
Fase ini terjadi bila telur tidak dibuahi. Fase ini berlangsung kurang lebih 2-3 hari
sebelum menstruasi. Gambaran yang terjadi pada fase ini adalah korpus luteum
berdegenerasi, ini menjadikan produksi estrogen dan progesteron menurun dan
pengkerutan lapisan fungsional endometrium akibat perubahan-perubahan pada vaskular.
Vasokonstriksi arteria spiralis (coiled artery) terjadi 4-24 jam sebelum menstruasi, dengan
akibat bagian luar/atas endometrium mengalami atropi dan mengkerut. Setelah beberapa
waktu arteri yang mengkerut ini mengalami dilatasi sehingga bagian-bagian yang
nekrosis terlepas berupa darah menstruasi. Sebelum menstruasi berhenti, FSH memacu
kembali beberapa folikel. Untuk tumbuh dan berkembang, dan dengan ini mulai lagi satu
siklus ovarium dan endometrium yang baru. Bila kehamilan tak terjadi proses ini
berlangsung terus sampai seorang wanita berumur 45-50 tahun.

d. Fase menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dimana darah berasal dari endometrium
yang nekrotik. Menstruasi terjadi sekitar 14 hari sesudah ovulasi pada siklus 28 hari. Hari
pertama keluarnya rabas menstruasi ditetapkan sebagai hari pertama siklus endometrium.
Darah menstruasi sebagian besar berasal dari darah arterial meskipun dapat juga berasal
dari darah venosa. Pada permulaan akan terjadi robekan-robekan pada arteri spiralis
sehingga terjadi hematoma. Akibatnya endometrium bagian luar/atas menjadi
menggelembung dan robek, akhirnya lepas. Dengan berkontraksinya arteri spiralis
menyebabkan perdarahan berhenti. Dan mulai dengan proses regenerasi yang terjadi dari
sisa-sisa stratum spongiosum endometrium. Lama rata-rata menstruasi adalah lima hari
(dengan rentang tiga sampai enam hari) dan jumlah darah rata-rata yang hilang ialah 50
ml (rentang 20-80 ml) namun hal ini sangat bervariasi. Pada sekitar 50% wanita, darah
menstruasi tidak membeku. Darah menstruasi membeku didalam uterus, tetapi bekuan
biasanya mencair sebelum keluar dari uterus. Selain darah, rabas uterus mengandung
lendir dan sel epitel.
5. OOGENESIS
Oogenesis adalah perkembangan telur (sel telur dewasa yang belum dibuahi) yang
dimulai dengan mitosis sel germinal primordial dalam embrio, menghasilkan oogonia diploid.
Masing-masing oogonium berkembang menjadi oosit primer, yang juga diploid. Mulai pada
saat pubertas, sebuah oosit primer umumnya menyelesaikan meiosis pertama setiap bulan.
Pembelahan meiosis melibatkan sitokinesis yang tidak sama (unequal cytokinesis).
Pembelahan meiosis I menghasilkan sebuah sel besar yaitu oosit sekunder dan sebuah badan
polar yang lebih kecil. Pembelahan meiosis II yang menghasilkan ovum dan badan polar
kecil lainnya, hanya terjadi jika sel sperma menembus oosit sekunder. Setelah meiosis selesai
dan badan polar kedua memisah dari ovum, nukleus haploid sperma dan ovum matang
menyatu dalam proses fertilisasi. Di dalam ovarium, masing-masing oosit primer berkembang
di dalam sebuah folikel. Sebagai respon terhadap FSH, beberapa folikel tumbuh tapi yang
matang hanya satu. Dalam proses ovulasi, folikel pecah dan membebaskan sebuah oosit
sekunder, dimana jaringan folikuler sisanya berkembang menjadi korpus luteum yang
mengalami disintegrasi ketika fertilisasi tidak terjadi.

12
BAB II
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Organ reproduksi wanita terdiri dari organ genetalia interna (dalam) yang
terletak didalam rongga panggul dan organ genetalia eksterna (luar). Organ genetalia
eksterna ini terdiri atas vulva yang terdiri atas mons pubis/mons veneris, labia
mayora (bibir-bibirbesar),labia minora (bibir-bibir kecil),
klitoris/kelentit,vestibulum/serambi, himen (selaput dara) dan perineum. Organ
genetalia dalam terdiri atas vagina/liang sanggama, uterus, tuba uterina dan ovarium.
Selain organ reproduksi, wanita juga mempunayi organ pendukung reproduksi yaitu
payudara. Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di
atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi.
Bentuk panggul wanita beragam yakni: Bentuk Panggul Ginekoid, Bentuk Panggul
Antropoid, Bentuk Panggul Android, Bentuk Panggul Platypelloid. Fase menstruasi
juga terjadi pada wanita yang sudah mengalami pubertas, menstruasi adalah proses
peluruhan dinding rahim akibat tidak terjadinya pembuahan pada sel telur.

2. SARAN
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan
makalah diatas.

11
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Arianto, 2004. Anatomi Payudara dan Fisiologi Laktasi.
Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta.
Pusdiknakes, 2003. Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum.
Roesli, U. 2005. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Puspaswara.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/DAFTAR-
ISI-DAN-ANATOMI-FISIOLOGI.pdf

You might also like