You are on page 1of 11

LAPORAN SEMINAR ARSITEKTUR

OPTIMALISASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG BACA


MONOGRAF DI GEDUNG PERPUSTAKAAN NASIONAL
LANTAI 21
(Studi Kasus : Gedung Perpustakaan Nasional)

Oleh :

Alvin Septian
2270127004

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
KRISNADWIPAYANA
JAKARTA 2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN SEMINAR ARSITEKTUR

Judul : OPTIMALISASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG BACA


MONOGRAF DI GEDUNG PERPUSTAKAAN NASIONAL LANTAI
21
(Studi kasus : Gedung Perpustakaan Nasional )

Oleh : Alvin Septian


2270.127.004

Laporan ini telah di setujui dan dipresentasikan dihadapan Tim


Seminar Program Studi Teknik Arsitektur FT-Unkris.

Jakarta, November 2022


Menyetujui,
Koordinator Seminar Dosen Pembimbing

Nazarudin Khuluk, ST, M.SiL Astria Melanira, ST, M.SiP


Mengetahui,
Ketua Program Studi
Arsitektur

Astria Melanira, ST, M.SiP


ABSTRAK
Pencahayaan atau iluminasi adalah penggunaan cahaya yang disengaja
untuk mencapai efek praktis atau estetika. Pencahayaan mencakup
penggunaan kedua sumber cahaya buatan seperti lampu, serta penerangan
alami dengan menangkap cahaya siang hari. Ruangan perpustakaan
membutuhkan Pencahayaan sebesar 300Lux sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI) sehingga para pengunjung perpustakaan bisa
melakukan kegiatan membaca dengan nyaman.Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui kualitas pencahayaan pada Gedung Perpustakaan Nasional di
ruang baca monograf terbuka pada lantai 21 apakah sudah memenuhi standar
bangunan Gedung hijau Jakarta. Metode yang digunakan adalah metode
komparasi dengan membandingkan hasil pengukuran dengan SNI. Standar
yang digunakan adalah SNI 6197:2020 mengenai Konservasi Energi pada
Sistem Pencahayaan dan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No.38 Tahun 2012
mengenai Panduan Pengguna Bangunan Gedung Hijau Jakarta. Hasil yang
diperoleh adalah kondisi pencahayaan kombinasi pada ruang baca lantai 21
sebesar 273 Lux yang belum mencapai standar SNI. Faktor yang berpengaruh
besar pada nilai pencahayaan di ruangan tersebut adalah jenis lampu,
peletakan Interior, dan juga bukaan bukaan di lantai tersebut.
Kata Kunci : Perpustakaan Nasionall Indonesia; Green Building;
Pencahayaan Perpustakaan; Area Membaca

ABSTRACT
Lighting or illumination is the intentional use of light to achieve a practical
or aesthetic effect. Lighting includes the use of both artificial light sources such
as lamps, as well as natural lighting by capturing daylight. The library room
requires lighting of 300 Lux in accordance with the Indonesian National
Standard (SNI) so that library visitors can do reading activities comfortably.
green Jakarta. The method used is a comparative method by comparing the
measurement results with SNI. The standards used are SNI 6197:2020
regarding Energy Conservation in Lighting Systems and DKI Jakarta Governor
Regulation No. 38 of 2012 concerning User Guide for Jakarta Green Buildings.
The results obtained are the combined lighting conditions in the 21st floor
reading room of 273 Lux which have not yet reached the SNI standard. Factors
that have a major influence on the value of lighting in the room are the type of
lamp, the placement of the interior, and also the openings on the floor.
Keywords : National Library Of Indonesia; Green Building; Lighting For
Librarie; Reading Area.
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongannya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada allah SWT atas limpahan nikmat
sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul
“Optimalisasi pencahayaan Ruang Baca Monograf di Gedung
Perpustakaan Nasional Lantai 21”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada penulisan makalah ini
penulis memohon maaf yang sebesar besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
keluarga penulis yang selalu memberi semangat dan masukan kepada penulis
dalam membuat makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jakarta, Nopember 2022

Alvin Septian
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan..............................................................................
Kata Pengantar......................................................................................
Daftar Isi ...............................................................................................
Daftar Gambar .......................................................................................
Daftar Tabel ...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................
1.1. Latar Belakang ...........................................................
1.2. Rumusan Masalah.....................................................
1.3. Tujuan ........................................................................
1.4. Manfaat Penulisan......................................................
1.5. Ruang Lingkup Pembahasan .....................................
1. Ruang Lingkup Substansial .............................
2. Ruang Lingkup Spasial ....................................
1.6. Sistematika Penulisan ................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................
BAB III TINJAUAN UMUM KAWASAN ............................................
3.1. Tinjauan Umum Kawasan...................................
3.2. Tinjauan Umum DKI Jakarta ....................................
3.3. Tinjauan Khusus Kawasan ......................................
3.3. Metodelogi Pembahasan ...........................................
3.3.1. Metode Penelitian .............................................
3.3.2. Ruang Lingkup Penelitian ....................................
3.3.3. Variabel Penelitian.............................................
3.3.4. Kawasan Penelitian............................................
3.3.5. Waktu Penelitian ...............................................
BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................
6.1. Kesimpulan.......................................................
6.2. Saran ..............................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep bangunan hijau menjadi salah satu focus yang ingin di terapkan
di bidang konstruksi kota Jakarta. Sejak 2012 pemerintah DKI Jakarta
mengeluarkan Peraturan Gubernur No.38 Tahun 2012 tentang Bangunan
Hijau yang mewajibkan Gedung-gedung di Jakarta unutk menerapkan
konsep green building, tak terkecuali Gedung pelayanan fasilitas public
seperti Perpustakaan Nasional. Sakah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk mewujudkan bangunan hijau adalah mengefisiensikan konsumsi
energi dengan mengoptimalkan system pecahayaan dalam suatu
bangunan.
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) terdiri dari 27 lantai dengan
ketinggian 126,3 m dan tergolong ke dalam High-Rise Building
(Mulyono,2000). Memiliki ruang baca Monograf tertutup yang terletak pada
lantai 12 serta ruang baca Monograf terbuka pada lantai 21.Kenyamanan
visual didukung dengan peran pencahayaan sangat berdampak penting
dalam Gedung perpustakaan. Standar SNI 6197:2020 untuk tingkat
pencahayaan (lux) perpustakaan yaitu sebesar 300 Lux terdapat pada
table 1 dan penerapan konsep Green Building pada system pencahayaan
agar memenuhi standar Panduan Pengguna Bangunan Gedung Hijau
Jakarta berdasarkan Pergub DKI Jakarta No.38/2012 terdapat pada table
2 (di appendiks). System pencahayaan yang memenuhi kedua standar
tersebut, tentunya akan menunjang aktivitas pembaca para pemustaka
dengan baik dan dapat mengurangi konsumsi energi pada Gedung
Perpustakaan Nasional. (Departemen PU, 1993; Rilatupa, 2008).

Dalam penelitian ini enulis ingin mengetahui apakah system


pencahayaan pada Gedung Perpustakaan Nasional sudah memenuhi
SNI, menerapkan konsep Green Building pada sistem pencahayaan
sesuai dengan Pergub DKI Jakarta No.38/2012 dan bagaimana alternatif
penyelesaian desain ruang Perpustakaan Nasional agar memenuhi
standar SNI. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah
mengetahui hasil pengukuran kuantitas pencahayaan Perpustakaan
Nasional dengan SNI, mengetahui hasl evaluasi penerapan sistem
pencahayaan untuk bangunan yang menerapkan konsep bangunan hijau
berdasarkan Pergub DKI Jakarta No. 38/2012 dan memberikan alternatif
penyelesaian desain ruang Perpustakaan Nasional agar memenuhi
standar kebutuhan sistem pencahayaan berdasarkan SNI 6197;2020.
Gedung perpustakaan dapat dinyatakan telah menerapkan konsep Green
Building dalam sistem pencahayaan apabila kuantitas pencahayaan
memenuhi stadar SNI yaitu 300 Lux dan Light Power Density kurang dari
11 w/m² yang tertera pada Gambar 3 (apendiks).

Pencahayaan pada perpustakaan nasional bersumber dari


pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Secara umum, cahaya
alami didistribusikan ke dalam ruangan melalui bukaan samping (side
lighting), bukaan atas (top lighting), dan Multilateral Lighting
(Kroelinger,2005; Milaningrun 2015). Jenis kaca yang digunakan untuk
area bukaan pada perpusnas adalah kaca stopsol 8mm. kaca stopsol
dapat memadukan kemampuan solar control yang mampu meredam
panas hingga 60%. (Gusti, Saelendra, Suryabrata, dan
Wihardyanto,2018).
Untuk pencahayaan buatan, perpustakaan nasional menggunakan
lampu jenis FLourescent LED dan Downlight LED dengan armatur
Recessed. Lampu LED menghasilkan 80% cahaya dan 20% panas,
sehingga dinilai paling efektif untuk di terapkan dalam pencahayaan
buatan pada bangunan hijau. Armatur jenis tidak langsung atau recessed
dapat menyebarkan 90-100% cahaya menuju bidang kerja, tetapi hanya
menyebarkan 0-10% cahaya untuk menerangi langit-langit. (Pergub DKI,
2012; GBCI,2016).

Salah satu upaya untuk menerangi langit-langit (plafond) adalah


dengan pemilihan plafond dengan finishing cat putih dapat memantulkan
cahaya dari bidang kerja menuju plafond sehingga dapat mengurangi
persebaran cahaya yang dinilai kurang kurang pada langit-langit. Hal ini
dikarenakan plafond memiliki angka reflektansi 70-90%. (Luciana
Kristanto, 2004).

Tipe sistem pencahayaan pada ruang baca Perpustakaan Nasional


adalah sistem pencahayaan merata (general lighting) yaitu memberikan
cahaya ke seluruh area ruangan secara merata. Untuk rak buku dengan
sistem perletakan lampu sejajar dan tegak lurus arah rak buku. Dalam hal
ini, sistem tegak lurus dinilai lebih efisien. (Lechner, 1968; Fitrianti, 2010).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara memaksimalkan pencahayaan Di ruang baca
Monograf lantai 21 Gedung Perpustakaan Nasional
2. Apakah Pencahayaan di ruang baca Monograf lantai 21 Gedung
Perpustakaan Nasional sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia
(SNI) ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis kondisi pencahayaan pada Ruang baca Monograf lantai
21 Gedung Perpustakaan Nasional agar Pemustaka dapat membaca
dengan kenyamanan Visual yang tepat.
2. Merekomendasikan
1.4 Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi pembaca : bermanfaat sebagai ilmu pengetahuan
tentang standar pencahayaan suatu ruangan untuk kenyamanan
visual.
2. Manfaat Bagi Pengelola Gedung : bermanfaat sebagai masukan
agar pencahayaan di dalam Gedung Perpustakaan Nasional di
tingkatkan dengan menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI).

1.5 Ruang Lingkup Pembahasan


Adapun ruang lingkup pembahasan yang akan di bahas pada
penulisan ini yaitu, Pengoptimalan sistem pencahayaan pada ruang baca
Monograf lantai 21 di Gedung Perpustakaan Nasional.
1. Ruang Lingkup Spasial
 Ruang baca Monograf lantai 21 Gedung Perpustakaan
Nasional

Gambar 1.1 peta Jakarta Pusat dan Site Perpustakaan Nasional RI


( sumber : google maps )
2. Ruang Substansial

Penulisan ini dibatasi oleh Peraturan Gubernur (Pergub) No.38 Tahun


2012 tentang Bangunan Gedung Hijau dan mengacu pada Standar
Nasional Indonesia (SNI) 6197;2020 tentang Konservasi energi pada
system pencahayaan.
1.6 Metode Pembahasan
Metode pembahasan ini adalah memakai metode pembahasan
kualitatif dan terdapat beberapa langakah Langkah dalam suatau
pengumpulan data pada penulisan, pengumpulan data dapat dilakukan
dalam berbagai sumber, berbagai cara, dan dapat digunakan dari sumber
data primer dan data sekunder. Adapun data yang digunakan dalam
penulisan ini ialah :

1. Data Primer
Yaitu data yang digunakan mengenai hasil survey langsung di
perpustakaan Nasional RI sehingga mendapatkan beberapa
dokumentasi berupa foto dan hasil pengamatan pencahayaan pada
ruang baca monograf lantai 21 di Gedung perpustakaan nasional.

2. Data Sekunder
Data sekunder sendiri itu termasuk Peraturan Gubernur DKI (Pergub)
No.38 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung Hijau, dan system
pencahayaan yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI)
6197;2020 mengenai Konservasi Energi pada system pencahayaan.

1.7 Sistematika Penulisan


BAB I. Pendahuluan
Bab ini berisikan uraian secara umum mengenai pencahayaan di
Ruang baca Monograf di Lantai 21 Gedung Perpustakaan Nasional, yang
di tinjau dari beberapa aspek seperti aspek kenyamanan pemustaka saat
berkunjung.

BAB II. Tinjauan Pusataka


Di bab II ini membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan aspek
kenyamanan pada ruang baca di perpustakaan, standar pencahayaan
dalam suatu ruangan, manfaat dari pencahayaan dalam suatu ruangan
dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pencahayaan.
BAB III. Tinjauan Lokasi
Bab ini membahas mengenai tinjauan umum dan tinjauan khusus
pencahayaan pada ruang baca monograf terbuka lantai 21 Gedung
Perpustakaan Nasional
BAB III. Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan penelitian dan rencana survey, menjelaskan
tentang metode yang akan di pakai pada penelitian ini dengan metode
kualitatif, Tujuan utama dengan diperolehnya pemahaman secara
menyeluruh tentang suatu kejadian yang di teliti dengan pendeketan yang
menyeluruh, karena menyangkut kejadian perilaku masyarakat, maka
cakupan dan kedalaman dalam meneliti kualitatif sangan di prioritaskan.

BAB IV. Hasil dan Pembahasan


Pada bab ini akan menjawab mengenai pembahasan pada penelitian
ini atau pada rumusan masalah yang ada. Dan juga menjelaskan hasil dari
Analisa yang telah terkumpul sehingga kita dapat mengetahui standar dari
pencahayaan suatau ruangan dan aspek kenyamanan visual dalam
membaca.

BAB V. Kesimpulan dan Saran


Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian ini dan juga
berisikan saran mengenai hasil dari penelitian.

BAB VI. Daftar Pustaka


Bab ini berisi mengenai sumber sumber atau referensi dalam membuat
penelitian ini.

You might also like