Professional Documents
Culture Documents
Laporan Akhir Praktikum IHT Kelompok 1 Revisii
Laporan Akhir Praktikum IHT Kelompok 1 Revisii
TUMBUHAN
PERKEMBANGAN POPULASI Sitophilus oryzae TERHADAP
BEBERAPA VARIETAS BERAS
Oleh :
KELAS : Proteksi Tanaman B
KLOMPOK : 1 (SATU)
ANGGOTA : 1. Bagas Fakhri Edi (2110251024)
2. Dina Fitri Zalni (2110252029)
3. Indah Wahyuni (2110253024)
4. Miftahul Azizah (2110251025)
5. Regi Nofrianti (2110251001)
6. Thomas Syaipuddin Munthe (2110251036)
7. Yesika Apriyeni (2110252015)
DOSEN PENJAB : 1. Prof .Dr. Ir. Trizelia, M.Si
2. Dr. Ir. Arneti, M.S
ASISTEN : 1. Mery Nurhamzah (1710251001)
2. Ismeia Mizan Annas (1710253012)
Assalamualaikum Wr Wb
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………… i
Daftar Isi………………………………………………………………….. ii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………... 1
A. Latar Belakang…………………………………………………….. 1
B. Tujuan……………………………………………………………… 3
C. Rumusan Masalah…………………………………………………. 3
D. Manfaat Praktikum………………………………………………… 3
BAB III. METODOLOGI……………………………………………….. 4
A. Waktu dan Tempat………………………………………………… 4
B. Alat dan Bahan…………………………………………………….. 4
C. Cara Kerja………………………………………………………….. 4
BAB 1V. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………… 7
A. Hasil……………………………………………………………….. 7
B. Pembahasan………………………………………………………... 8
BAB V. PENUTUP……………………………………………………….. 11
A. Kesimpulan………………………………………………………… 11
B. Saran……………………………………………………………….. 11
Daftar Pustaka……………………………………………………………. 12
Lampiran………………………………………………………………….. 14
ii
Daftar Tabel
iii
Daftar Gambar
iv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beras merupakan salah satu komoditas yang sangat strategis bagi masyara
kat Indonesia karena komoditas tersebut dijadikan sumber bahan pangan yang bel
um dapat tergantikan dengan tanaman yang lain bagi hampir seluruh masyarakatn
ya. Misalnya masyarakat Sumatera Barat yang menggunakan beras varietas unggu
l lama yang menghasilkan rasa nasi pera. Beras dengan karakter khusus memiliki
komposisi senyawa penyusun yang beda, terutama imbangan kandungan amilosa-
amilopektin yang dipengaruhi oleh kondisi lahan, pemupukan, lingkungan tempat
tumbuh, dan iklim (Ikhwani, 2018).
Penggunakan varietas yang ramah dengan agroekologi dan preferensi kons
umen sekitar, hal tersebut akan mendukung pengembangan berbagai varietas ungg
ul dan usaha tani di lingkungan tersebut. Diantara varietas unggul yang banyak di
budidayakan di Sumatera Barat yaitu IR 42, Cisokan dan Anak Daro. Pertimbanga
n konsumen dalam memilih varietas padi/beras adalah berdasarkan karakteristik s
ensorinya, terutama dalam hal aroma, rasa, dan kepulenan (Larasati, 2012).
Beras IR 42 memiliki bentuk yang lonjong, dan agak kecil yang apabila di
masak nasinya cenderung keras dan kering. Beras ini cocok diolah menjadi bebera
pa jenis makanan seperti ketupat, lontong, dan bahan baku nasi goreng. Beras Cis
okan merupakan salah satu varietas unggulan Kabupaten Solok dengan tinggi tana
man 90-100 cm berumur 110-120 hari. Bentuknya lonjong dengan warna gabah k
uning bersih. Menurut beberapa penelitian varietas ini tahan terhadap wereng cokl
at biotipe 1 dan 2 tetapi rentan terhadap wereng coklat biotipe 3 serta lumayan tah
an terhadap penyakit hawar daun bakteri. Varietas Anak Daro juga merupakan sal
ah satu varietas unggulan di Kota Solok dengan beberapa keunggulan seperti juml
ah anakan yang banyak, berumur panjang sekitar 135-145 hari, serta mampu bera
daptasi dengan baik pada ketinggian tempat sekitar 600 mdpl. Kelemahan dari var
ietas ini yaitu rentan terhadap penyakit blas.
Seiring berkembangnya penduduk di Indonesia secara signifikan maka keb
utuhan beras sebagai bahan makanan pokok juga meningkat. Produksi beras yang
semakin berlimpah juga dapat mengakibatkan timbulnya hama gudang yang hidup
2
adap suatu varietas cukup tinggi dengan jumlah populasi yang kian tinggi pula. Se
makin banyak jumlah populasi hama tersebut maka semakin besar pula kerusakan
pada beras yang ditimbulkan dalam tempat penyimpanan berikut kerugiannya sec
ara ekonomis.
B. Tujuan
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui populasi hama g
udang atau kutu beras (Sitophilus oryzae L.) dan pengaruh populasinya terhadap b
eberapa varietas beras yang didasarkan pada penelitian sebelumnya.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah praktikum ini sebagai berikut
1. Mengapa varietas beras berpengaruh terhadap petumbuhan populasi
Sitophilus oryzae L?
D. Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum ini sebagai penunjang pengetahuan mahasiswa tentang
Sitophlius oryzae L yang menjadi hama pada beras kemudian juga akan
mengetahui bagaimana perkembangan populasi Sitophilus oryzae L terhadap
beberapa perlakuan.
C. Cara kerja
beras IR 42 dengan tiap gelas berisi 100 gr beras. Untuk mengetahui dengan
akurat jumlah dari beras yang akan digunakan sebanyak 100 gram, maka
dilakukan penimbangan terlebih dahulu dengan menggunajan timbangan analitik
agar diperoleh hasil berat beras yang akurat. Adapun kegiatan yang dilakukan
setelah mendapatkan hasil timbangan yang akurat, varietas beras dimaukkan
kedalam gelas yang telah disediakan sesuai dengan kode dari varietas beras uji
coba. Kemudian, beras varietas Anak Daro dan Cisokan juga diperlakukan sama
dengan dengan beras varietas IR 42, baik mulai dari penimbangan sampai dengan
memasukannya kedalam gelas.
Setelah selesai memasukkan ketiga varietas beras uji coba ke dalam semua
gelas, kegiatan yang dilakukan adalah memasukkan Sitophilus oryzae atau biasa
dikenal dengan kutu beras. Setiap gelas yang dijadikan sebagai wadah varietas
beras dimasukkan kutu beras ke dalamnya sebanyak 10 ekor, sehingga diperlukan
120 ekor Sitophilus oryzae untuk setiap gelas. Kemudian, gelas yang telah
berisikan varietas beras dan Sitophilus oryzaei ditutp menggunakan kain kasa, lalu
diikat dengan menggunakan karet yang bertujuan agar kutu beras yang didalam
tidak bisa keluar dari gelas karena terhalang kain kasa.
Setiap langkah kerja selesai, maka selanjutnya adalah melakukan
pengamatan, yang mana pengamatan akan dilakukan sebanyak tiga kali selama
tigas minggu. Jadi, dalam satu minggu dilakukan pengamatan terhadap Sitophilus
oryzae sebanyak satu kali, pengamatan yang dilakukan tersebut akan dilakukan
setiap hari senin jam 13.30 sampai dengan selesai. Kemudian, beras juga
dipisahkan dari Sitophilus oryzae yang telah mati kemudian dicatat setiap kali
pengamatan berapa Sitophilus oryzae yang mati dan yang hidup. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan dari populasi Sitophilus oryzae
terhadap ketiga jenis beras uji coba.
Pada pengamatan terakhir dilakukan penghitungan tambahan selain dari
penghitungan Stophilus oryzae yang mati dan yang hidup. Penghitungan lain yang
dimaksud adalah penghitungan beras yang rusak dan beras yang tidak rusak,
penghitungan tersebut menggunakan kembali timbangan analitik. Hal tersebut
dilakukan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh Sitophilus
oryzae terhadap tiga varietas beras yang berbeda.
6
A. Hasil
7
B. Pembahasan
Hasil penelitian tentang persentase mortalitas serangga hama S. oryzae pad
a tiga jenis beras menunjukkan bahwa rata-rata persentase mortalias imago serang
ga hama S. oryzae pada beras IR 42 sebanyak 17,5 % pada beras Anak Daro 12,5
%, dan pada beras Cisokan sebanyak 2,5% (Tabel 1). Hasil analisis sidik ragam m
enunjukan bahwa persentase mortalitas serangga hama S. oryzae pada beras IR 42,
Cisokan dan Anak daro tidak berpengaruh nyata.
Mortalitas imago S. oryzae sangat tergantung pada kondisi lingkungan dan
pakan yang tersedia. Dalam kondisi normal, sumber makanan atau pakan menjadi
permasalahan utama bagi serangga tersebut dan juga dipengaruhi oleh faktor suhu
dan kadar air (kelembaban). Walaupun demikian, sebagian besar serangga ini dap
at hidup pada berbagai bahan simpan dan terdapat variasi kelimpahan atau mortali
tas yang berbeda. Mortalitas imago serangga hama S. oryzae dapat disebabkan ole
h ketidaksesuaian pakan seperti butiran pakan yang terlalu keras atau kandungan n
utrisi di dalam pakan yang kurang sesuai. Di samping itu mortalitas imago juga m
empengaruhi jumlah imago baru yang muncul, yaitu mortalitas imago berbanding
terbalik dengan jumlah imago yang muncul (Antika et al. 2014).
Kerusakan butiran beras dari setiap jenis beras selama tiga minggu penyim
panan menandakan adanya aktivitas makan, pertumbuhan dan perkembangan S. o
ryzae. Kesesuaian makanan berkaitan erat dengan dinamika serangga memilih su
mber makanan yang cocok untuk pertumbuhan populasinya atau dalam proses per
kembangbiakan keturunannya. Kandungan amilosa dalam beras adalah salah satu
komposisi kimia yang dibutuhkan S. oryzae yang diduga berpengaruh untuk pertu
mbuhan dan perkembangannya. Beras dari padi Cisokan memiliki kadar amilosa 2
9
7%, IR 42 28,4%, dan Anak Daro 28, 04%. Haryadi (2010) menyatakan bahwa se
cara umum, kandungan amilosa dibagi menjadi empat golongan, yaitu amilosa ren
dah (<20%), sedang (20-25%), agak tinggi(25-27%) dan tinggi (>27%). Boror (19
92) dalam Zulfahnur (2010) menyatakan bahwa kandungan amilosa yang tinggi p
ada beras berpengaruh terhadap sifat antifeedant, dimana sifat ini mempengaruhi s
elera makan bagi induk pada masa infestasi.
Tersedianya pakan yang cukup dan cocok bagi kehidupan serangga hama
S. oryzae menyebabkan populasi hama akan meningkat. Sebaliknya bila makanan
tidak cocok bagi hama tersebut, populasi hama tidak akan berkembang seperti pad
a kondisi normal, sehingga mortalitas akan tinggi. Ketidakcocokan makanan dapat
timbul karena kurangnya kandungan unsur yang diperlukan, rendahnya kadar air d
alam kandungan makanan, permukaan material yang keras dan bentuk materialny
a.
Jenis beras dari berbagai varietas padi mempengaruhi karakteristik
kehilangan hasil beras akibat serangan hama S.oryzae. Persentase kehilangan hasil
beras paling tinggi dijumpai pada jenis beras dari varietas Cisokan sebesar 47,500,
varietas Anak Daro sebasar 33,500 dan varietas IR 42 yang paling rendah sebesar
26,750. Dari ketiga varietas beras tersebut populasi S. oryzae tidak berpengaruh
nyata terhadap kehilangan hasil. Serangan S. oryzae menyebabkan kerusakan pada
bahan pangan seperti adanya lubang gerek, lubang keluar, garukan pada butir
beras serta timbulnya gumpalan, bubuk, dan adanya kotoran. Perbedaan
persentase kerusakan beras dipengaruhi oleh kekerasan endosperma, kandungan
protein, amilosa, lemak, ukuran granula, kerapatan kulit, dan kadar air dari beras.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Lopulalan (2010), bahwa kadar air yang ting
gi pada beras menyebabkan tekstur dari beras menjadi lebih lunak yang akan mem
permudah larva dan imago S. oryzae untuk merusak beras dan mengembangkan pr
ogenisnya. Rees (2004) dalam Askanovi (2011), juga menyatakan bahwa kutu ber
as S. oryzae mampu berkembangbiak dengan baik dengan kandungan kadar air pa
da beras yang berkisar 13-15% kerusakan akan semakin berat dengan tingkat kada
r air yang tinggi.
Kesesuaian makanan erat kaitannya dengan dinamika serangga memilih
sumber makanan yang cocok untuk pertumbuhan populasinya. Hama S. oryzae
10
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa varietas beras mempengaruhi tingkat mortalitas S. Oryzae dan juga
mempengaruhi tingkat kehilangan hasil terhadap varietas beras. Karena beras
yang tekturnya lebih lunak merupakan beras yang mudah untuk dikonsumsi oleh
hama S.oryzae dan beras yang memiliki tektur yang keras adalah beras yang tidak
disukai S.oryzae. kemudian, dari praktikum juga diketahui bahwa beras IR 42
memberikan mortalitas tertinggi sedangkan beras Cisokan memiliki nilai
kehilangan hasil tertinggi, hal ini berarti bahwa beras IR 42 memiliki tektur keras
sedangkan beras Cisokan memiliki tektur yang lembut sehinga memudahkan
hama s.oryzae untuk mengonsumsinya.
B. Saran
Untuk pelaksanaan praktikum selanjutnya, diharapkan kepada seluruh
praktikan agar lebih kondusif dan tetap menjaga etika didalam laboratorium.
Kemudian, pelaksaan praktikum juga harus dilakukan dengan serius agar tidak
terjadi kesalahan dalam pelaksanaan praktikum
12
DAFTAR PUSTAKA
Susanti., Moh Y., Flora P. 2017. Efektifitas Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandan
us Amaryllifolius Roxb) Terhadap Kumbang Beras (Sitophylus oryzae L.)
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu. J. Agroland 24 (3): 208 – 2
13 E-ISSN : 2407-7607
Zulfahnur. 2010. Kajian Resistensi Lima Jenis Beras Varietas Lokal Terhadap Ser
angan Sitophilus Zeamais Motsch. Skripsi. Institut Pertanian Bogor
14
LAMPIRAN
Source DF SS MS F P
V001 2 466.67 233.333 1.04 0.3933
Error 9 2025.00 225.000
Total 11 2491.67
Source DF SS MS F P
V001 2 850.50 425.250 0.67 0.5370
Error 9 5739.75 637.750
Total 11 6590.25
C. Dokumentasi
No Gambar Keterangan
1
Pengamatan
jumlah S.
oryzae setiap
minggu
16
2.
Pengamatan dan
pengukuran
beras rusak dan
utuh
NB:
Pengukuran
hanya dilakukan
pada beras
rusak
3.
Beras utuh
4.
Beras rusak
5.
Anggota
Kelompok 1