You are on page 1of 21

PROPOSAL PENELITIAN KELOMPOK 1 PRAKTIKUM ILMU HAMA

TUMBUHAN
PERKEMBANGAN POPULASI Sitophilus oryzae TERHADAP
BEBERAPA VARIETAS BERAS

Oleh :
KELAS : Proteksi Tanaman B
KLOMPOK : 1 (SATU)
ANGGOTA : 1. Bagas Fakhri Edi (2110251024)
2. Dina Fitri Zalni (2110252029)
3. Indah Wahyuni (2110253024)
4. Miftahul Azizah (2110251025)
5. Regi Nofrianti (2110251001)
6. Thomas Syaipuddin Munthe (2110251036)
7. Yesika Apriyeni (2110252015)
DOSEN PENJAB : 1. Prof .Dr. Ir. Trizelia, M.Si
2. Dr. Ir. Arneti, M.S
ASISTEN : 1. Mery Nurhamzah (1710251001)
2. Ismeia Mizan Annas (1710253012)

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr Wb

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji bagi Allah Tuhan Semesta


Alam yang masih memberikan kita begitu banyak nikmat dan karunia-Nya,
sehingga kita semua dalam keadaan sehat wal afiat.
Dari nikmat yang diberikan oleh Allah itulah yang akhirnya dapat
membuat kami kelompok satu dari mata kuliah Ilmu Hama Tumbuhan dapat
membuat proposal kegiatan praktikum yang akan dilakukan selama tiga minggu.
Praktikum yang dilakukan dimaksudkan untuk memenuhi kegiatan
praktikum dari mata kuliah Ilmu Hama Tumbuhan. Adapun yang akan menjadi
objek peneltian perkelompok adalah tentang hama pada beras yaitu Sitophilus
oryzae.
Praktikum tersebut juga akan memberlakukan beberapa perlakuan
terhadap Sitophilus oryzae dan perlakuan tersebut juga dibagi ke beberapa
kelompok untuk memudahkan pengamatannya.
Demikianlah kata pengantar yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan
proposal yang kami lampirkan memenuhi kriteria penelitian sebagai proposal
yang bagus dan tentunya kami juga berharap agar pelaksanaan praktikum berjalan
dengan baik dan lancar.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Padang, September 2022

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar…………………………………………………………… i
Daftar Isi………………………………………………………………….. ii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………... 1
A. Latar Belakang…………………………………………………….. 1
B. Tujuan……………………………………………………………… 3
C. Rumusan Masalah…………………………………………………. 3
D. Manfaat Praktikum………………………………………………… 3
BAB III. METODOLOGI……………………………………………….. 4
A. Waktu dan Tempat………………………………………………… 4
B. Alat dan Bahan…………………………………………………….. 4
C. Cara Kerja………………………………………………………….. 4
BAB 1V. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………… 7
A. Hasil……………………………………………………………….. 7
B. Pembahasan………………………………………………………... 8
BAB V. PENUTUP……………………………………………………….. 11
A. Kesimpulan………………………………………………………… 11
B. Saran……………………………………………………………….. 11
Daftar Pustaka……………………………………………………………. 12
Lampiran………………………………………………………………….. 14

ii
Daftar Tabel

Tabel 1. Persentase Mortalitas S. oryzae…………………………………… 7


Tabel 2. Persentase Kehilangan Hasil……………………………………… 7
Tabel 3. Analisis Sidik Ragam Mortalitas S.oryzae……………………… 14
Tabel 4. Analisis Sidik Ragam Kerusakan Beras………………………….. 14
Tabel 5. Data Mortalitas S. Oryzae selama 3 Minggu…………………….. 14
Tabel 6. Data Kerusakan Beras Akibat S.oryzae…………………………... 15

iii
Daftar Gambar

Gambar 1. S. oryzae hidup…………………………………………………. 8


Gambar 2. S. oryzae mati…………………………………………………... 8

iv
1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beras merupakan salah satu komoditas yang sangat strategis bagi masyara
kat Indonesia karena komoditas tersebut dijadikan sumber bahan pangan yang bel
um dapat tergantikan dengan tanaman yang lain bagi hampir seluruh masyarakatn
ya. Misalnya masyarakat Sumatera Barat yang menggunakan beras varietas unggu
l lama yang menghasilkan rasa nasi pera. Beras dengan karakter khusus memiliki
komposisi senyawa penyusun yang beda, terutama imbangan kandungan amilosa-
amilopektin yang dipengaruhi oleh kondisi lahan, pemupukan, lingkungan tempat
tumbuh, dan iklim (Ikhwani, 2018).
Penggunakan varietas yang ramah dengan agroekologi dan preferensi kons
umen sekitar, hal tersebut akan mendukung pengembangan berbagai varietas ungg
ul dan usaha tani di lingkungan tersebut. Diantara varietas unggul yang banyak di
budidayakan di Sumatera Barat yaitu IR 42, Cisokan dan Anak Daro. Pertimbanga
n konsumen dalam memilih varietas padi/beras adalah berdasarkan karakteristik s
ensorinya, terutama dalam hal aroma, rasa, dan kepulenan (Larasati, 2012).
Beras IR 42 memiliki bentuk yang lonjong, dan agak kecil yang apabila di
masak nasinya cenderung keras dan kering. Beras ini cocok diolah menjadi bebera
pa jenis makanan seperti ketupat, lontong, dan bahan baku nasi goreng. Beras Cis
okan merupakan salah satu varietas unggulan Kabupaten Solok dengan tinggi tana
man 90-100 cm berumur 110-120 hari. Bentuknya lonjong dengan warna gabah k
uning bersih. Menurut beberapa penelitian varietas ini tahan terhadap wereng cokl
at biotipe 1 dan 2 tetapi rentan terhadap wereng coklat biotipe 3 serta lumayan tah
an terhadap penyakit hawar daun bakteri. Varietas Anak Daro juga merupakan sal
ah satu varietas unggulan di Kota Solok dengan beberapa keunggulan seperti juml
ah anakan yang banyak, berumur panjang sekitar 135-145 hari, serta mampu bera
daptasi dengan baik pada ketinggian tempat sekitar 600 mdpl. Kelemahan dari var
ietas ini yaitu rentan terhadap penyakit blas.
Seiring berkembangnya penduduk di Indonesia secara signifikan maka keb
utuhan beras sebagai bahan makanan pokok juga meningkat. Produksi beras yang
semakin berlimpah juga dapat mengakibatkan timbulnya hama gudang yang hidup
2

di beras. Pengemasan atau penyimpanan beras sementara sebelum sampai ke tang


an konsumen memerlukan tindakan yang dapat mencegah atau mengurangi serang
an hama gudang tersebut agar kerusakan serta kerugian yang ditimbulkan tidak se
makin besar. Adanya serangan hama gudang ini salah satunya diakibatkan oleh pe
nanganan pascapanen yang kurang baik serta kondisi iklim yang mendukung perk
embangbiakannya. Serangan hama pada saat penyimpanan dapat menimbulkan ke
rusakan pada beras dan menurunkan kualitas (Lihawa, 2017).
Besarnya kerusakan oleh hama tersebut tergantung populasi dan cara hama
tersebut merusak bahan pangan tersebut. Ketahanan kualitas bahan pangan selama
penyimpanan sangat dipengaruhi oleh kualitas awal bahan baku yang disimpan, si
stem penyimpanan, serta adanya introduksi pengawet selama penyimpanan baik d
engan penyemprotan insektisida, gas fosfin, maupun karbon dioksida (Ratnawati
et al., 2013).
Kerusakan beras di tempat penyimpanan disebabkan salah satu serangga h
ama yang berasal dari ordo Coleoptera keluarga Curculionidae. Hama gudang ata
u yang biasa disebut kutu beras (Sitophilus Oryzae L.), menyebabkan butiran bera
s lapuk menjadi remahan kecil dan berbau tidak sedap, sehingga rasa nasi yang di
hasilkan juga tidak enak. 5-15% kerusakan diantaranya disebabkan oleh Sitophilu
s oryzae L. (Susanti et al., 2017). Mengingat hama ini merupakan hama utama pa
da beras, tak dapat dipungkiri hama ini juga dapat menyerang pangan jenis lain se
perti jagung, kedelai, gandum, kacang tanah, dan kacang kapri. Semakin hama ter
sebut menyukai suatu pangan, maka kerusakan yang ditimbulkan juga semakin be
sar. Kerusakan yang ditimbulkan dapat berupa kerusakan kuantitatif seperti penur
unan drastis berat bahan, serta kerusakan kualitatif seperti perubahan aroma, rasa,
dan warna. Kehadiran hama kumbang beras ini perlu dikendalikan dengan tepat, a
gar kualitas dan kuantitas beras dalam simpanan tidak menurun (Isnaini et al., 201
5).
Preferensi serangga hama ini pada beberapa varietas beras dapat diketahui
dari indikator berupa jumlah telur yang diletakkan induk betina, jumlah telur yang
menetas sampai menjadi imago serta lamanya daur hidup hama tersebut. Semakin
banyak telur yang menetas menjadi imago semakin pendek pula daur hidup hama
tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa preferensi hama gudang tersebut terh
3

adap suatu varietas cukup tinggi dengan jumlah populasi yang kian tinggi pula. Se
makin banyak jumlah populasi hama tersebut maka semakin besar pula kerusakan
pada beras yang ditimbulkan dalam tempat penyimpanan berikut kerugiannya sec
ara ekonomis.

B. Tujuan
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui populasi hama g
udang atau kutu beras (Sitophilus oryzae L.) dan pengaruh populasinya terhadap b
eberapa varietas beras yang didasarkan pada penelitian sebelumnya.

C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah praktikum ini sebagai berikut
1. Mengapa varietas beras berpengaruh terhadap petumbuhan populasi
Sitophilus oryzae L?

D. Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum ini sebagai penunjang pengetahuan mahasiswa tentang
Sitophlius oryzae L yang menjadi hama pada beras kemudian juga akan
mengetahui bagaimana perkembangan populasi Sitophilus oryzae L terhadap
beberapa perlakuan.

BAB III. METODOLOGI


4

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 26 September 2022 sampai


dengan tiga minggu kedepan di Laboratorium Pengendalian Hayati, Fakultas
Pertanian, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan diantaranya timbangan analitik untuk mengukur berat


dari beras yang akan dijadikan sampel dalam penelitian.
Bahan yang digunakan diantaranya gelas tembus padang sebanyak 12
gelas, kain kasa sebanyak 12 kain, tiga varietas beras yang berbeda yaitu IR 42,
Anak Daro, dan Sokan dengan berat masing-masing varietas 400 gr dan terakhir
adalah Sitophilus oryzae sebanyak 120 ekor.

C. Cara kerja

Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan gelas tembus


pandang sebanyak 12 gelas untuk 3 varietas beras yang akan diuji dengan berat
masing-masing berat varietas beras 400 gr. Setiap bagian gelas diberikan label
untuk menandakan setiap varietas beras yang ada di gelas tersbut nantinya. Kode
yang dapat digunakan dapat seperti ini, IR 42(1) , IR 42 (2), IR 42 (3), dan IR 42
(4). Setiap angka yang dituliskan didalam kurung setelah nama varietas berasnya
berfungsi untuk menujukkan tanda ulangan yang dilakukan kepada varietas beras
yang di uji coba.
Begitu juga dengan varietas beras lainnya diberikan tambahan angka
setelah nama varietas berasnya untuk menandakan ulangan pada setiap varietas
beras. Hal tersebut juga memudahkan kita untuk melakukan pengamatan dan
memperkceil untuk terjadinya kesalahan dalam penelitian. Adapun kekesalahan
yang mungkin terjadi tanpa adanya kode penanda adalah tercampurnya setiap
varietas beras saat melakukan pengamatan dan pembersihan beras ketika waktu
pengamatan tiap minggunya.
Setelah melakukan pemberian tanda kepada tiga bagian gelas yang
digunakan, ketiga gelas tersebut diisi dengan ketiga varietas beras. Gelas bagian
pertama yang berjumlah 4 gelas diisi masing-masing gelasnya dengan varietas
5

beras IR 42 dengan tiap gelas berisi 100 gr beras. Untuk mengetahui dengan
akurat jumlah dari beras yang akan digunakan sebanyak 100 gram, maka
dilakukan penimbangan terlebih dahulu dengan menggunajan timbangan analitik
agar diperoleh hasil berat beras yang akurat. Adapun kegiatan yang dilakukan
setelah mendapatkan hasil timbangan yang akurat, varietas beras dimaukkan
kedalam gelas yang telah disediakan sesuai dengan kode dari varietas beras uji
coba. Kemudian, beras varietas Anak Daro dan Cisokan juga diperlakukan sama
dengan dengan beras varietas IR 42, baik mulai dari penimbangan sampai dengan
memasukannya kedalam gelas.
Setelah selesai memasukkan ketiga varietas beras uji coba ke dalam semua
gelas, kegiatan yang dilakukan adalah memasukkan Sitophilus oryzae atau biasa
dikenal dengan kutu beras. Setiap gelas yang dijadikan sebagai wadah varietas
beras dimasukkan kutu beras ke dalamnya sebanyak 10 ekor, sehingga diperlukan
120 ekor Sitophilus oryzae untuk setiap gelas. Kemudian, gelas yang telah
berisikan varietas beras dan Sitophilus oryzaei ditutp menggunakan kain kasa, lalu
diikat dengan menggunakan karet yang bertujuan agar kutu beras yang didalam
tidak bisa keluar dari gelas karena terhalang kain kasa.
Setiap langkah kerja selesai, maka selanjutnya adalah melakukan
pengamatan, yang mana pengamatan akan dilakukan sebanyak tiga kali selama
tigas minggu. Jadi, dalam satu minggu dilakukan pengamatan terhadap Sitophilus
oryzae sebanyak satu kali, pengamatan yang dilakukan tersebut akan dilakukan
setiap hari senin jam 13.30 sampai dengan selesai. Kemudian, beras juga
dipisahkan dari Sitophilus oryzae yang telah mati kemudian dicatat setiap kali
pengamatan berapa Sitophilus oryzae yang mati dan yang hidup. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan dari populasi Sitophilus oryzae
terhadap ketiga jenis beras uji coba.
Pada pengamatan terakhir dilakukan penghitungan tambahan selain dari
penghitungan Stophilus oryzae yang mati dan yang hidup. Penghitungan lain yang
dimaksud adalah penghitungan beras yang rusak dan beras yang tidak rusak,
penghitungan tersebut menggunakan kembali timbangan analitik. Hal tersebut
dilakukan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh Sitophilus
oryzae terhadap tiga varietas beras yang berbeda.
6

Langkah pertama yang dilakukan untuk meneliti perkembangan populasi S


itophilus oryzae terhadap bebrapa varietas beras adalah menyiapkan 12 gelas temb
us pandang, 12 potongan kain kasa, 3 varietas beras (cisokan, IR 42 dan anak dar
o) dan 120 ekor Sitophilus oryzae. Langkah kedua, 3 varietas beras tersebut dimas
ukkan ke dalam masing-masing gelas tembus pandang sebanyak 100 gr sesuai den
gan perlakuan. Langkah ketiga, pada masing-masing gelas tembus pandang dimas
ukkan Shitophilus oryzae dewasa sebanyak 10 ekor dan ditutup dengan kain kasa.
Langkah terakhir, masing-masing gelas tembus pandang tersebut disusun secara a
cak dan dilakukan pengamatan 1 × 1 minggu sebanyak 3 kali.
Pengamatan pertama yang dilakukan yaitu, mengamati pertambahan atau p
engurangan populasi Sitophilus oryzae (natalitas dan mortalitas) dengan menghitu
ng jumlah Sitophilus oryzae yang hidup dan jumlah Sitophilus oryzae yang mati.
Rumus yang digunakan untuk menghitung mortalitas, yaitu :
Mortalitas = ( ∑mati / 10 ekor ) × 100%
Pengamatan kedua yang dilakukan yaitu, mengamati tingkat kerusakan ber
as dengan cara memisahkan beras yang sehat dengan beras yang rusak dan beras y
ang sehat tersebut ditimbang menggunakan timbangan analitik. Rumus yang digu
nakan untuk menghitung tingkat kerusakan beras, yaitu :
Kerusakan beras = ( beras rusak (g) / 100 g ) × 100%.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
7

Berdasarkan hasil praktikum didapatkan mortalitas Sitophilus oryzae


sebagai berikut:
Tabel 1. Persentase Mortalitas S. oryzae
Varietas Beras % Mortalitas ± SD
IR 42 17,5 ± 0,23 A
Anak Daro 12,5 ± 0,09 A
Cisokan 2,5 ± 0,05 A

Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil kehilangan beras karena


Sitophilus oryzae sebagai berikut:
Tabel 2. Persentase Kehilangan Hasil
Varietas Beras % Mortalitas ± SD
Cisokan 47 ± 0,23 A
Anak Daro 33,5 ± 0,09 A
IR 42 26,75 ± 0,05 A

Dari praktikum yang dilaksanakan mengenai mortalitas S.oryzae terhadap


beberap varietas beras yang dilakukan selama tiga minggu dengan waktu
pengamatan yaitu satu kali dalam seminggu, diperoleh hasil yang disajikan dalam
bentuk tabel mengenai mortalitas S. Oryzae dan % kehilangan hasil , yang mana
pada tabel mortalitas diketahui bahwa beras dengan varietas IR 42 memiliki nilai
mortalitas tertinggi yaitu 17,500, diikuti dengan nilai dari beras varietas anak daro
12,500 dan beras yang memiliki nilai mortalitas terendah adalah beras varietas
cisokan yaitu 2,500. Sedangkan, pada tabel % kehilangan hasil, diketahui bahwa
beras varietas cisokan yang memiliki nilai kerusakan tertinggi yaitu 47,500,
kemudian disusul dengan beras anak daro dengan nilai 33,500 dan beras yang
memiliki nilai % kehilangan hasil terendah adalah beras IR 42 dengan nilai
26,750.
8

Gambar 1. S. oryzae hidup Gambar 2. S. oryzae mati

B. Pembahasan
Hasil penelitian tentang persentase mortalitas serangga hama S. oryzae pad
a tiga jenis beras menunjukkan bahwa rata-rata persentase mortalias imago serang
ga hama S. oryzae pada beras IR 42 sebanyak 17,5 % pada beras Anak Daro 12,5
%, dan pada beras Cisokan sebanyak 2,5% (Tabel 1). Hasil analisis sidik ragam m
enunjukan bahwa persentase mortalitas serangga hama S. oryzae pada beras IR 42,
Cisokan dan Anak daro tidak berpengaruh nyata.
Mortalitas imago S. oryzae sangat tergantung pada kondisi lingkungan dan
pakan yang tersedia. Dalam kondisi normal, sumber makanan atau pakan menjadi
permasalahan utama bagi serangga tersebut dan juga dipengaruhi oleh faktor suhu
dan kadar air (kelembaban). Walaupun demikian, sebagian besar serangga ini dap
at hidup pada berbagai bahan simpan dan terdapat variasi kelimpahan atau mortali
tas yang berbeda. Mortalitas imago serangga hama S. oryzae dapat disebabkan ole
h ketidaksesuaian pakan seperti butiran pakan yang terlalu keras atau kandungan n
utrisi di dalam pakan yang kurang sesuai. Di samping itu mortalitas imago juga m
empengaruhi jumlah imago baru yang muncul, yaitu mortalitas imago berbanding
terbalik dengan jumlah imago yang muncul (Antika et al. 2014).
Kerusakan butiran beras dari setiap jenis beras selama tiga minggu penyim
panan menandakan adanya aktivitas makan, pertumbuhan dan perkembangan S. o
ryzae. Kesesuaian makanan berkaitan erat dengan dinamika serangga memilih su
mber makanan yang cocok untuk pertumbuhan populasinya atau dalam proses per
kembangbiakan keturunannya. Kandungan amilosa dalam beras adalah salah satu
komposisi kimia yang dibutuhkan S. oryzae yang diduga berpengaruh untuk pertu
mbuhan dan perkembangannya. Beras dari padi Cisokan memiliki kadar amilosa 2
9

7%, IR 42 28,4%, dan Anak Daro 28, 04%. Haryadi (2010) menyatakan bahwa se
cara umum, kandungan amilosa dibagi menjadi empat golongan, yaitu amilosa ren
dah (<20%), sedang (20-25%), agak tinggi(25-27%) dan tinggi (>27%). Boror (19
92) dalam Zulfahnur (2010) menyatakan bahwa kandungan amilosa yang tinggi p
ada beras berpengaruh terhadap sifat antifeedant, dimana sifat ini mempengaruhi s
elera makan bagi induk pada masa infestasi.
Tersedianya pakan yang cukup dan cocok bagi kehidupan serangga hama
S. oryzae menyebabkan populasi hama akan meningkat. Sebaliknya bila makanan
tidak cocok bagi hama tersebut, populasi hama tidak akan berkembang seperti pad
a kondisi normal, sehingga mortalitas akan tinggi. Ketidakcocokan makanan dapat
timbul karena kurangnya kandungan unsur yang diperlukan, rendahnya kadar air d
alam kandungan makanan, permukaan material yang keras dan bentuk materialny
a.
Jenis beras dari berbagai varietas padi mempengaruhi karakteristik
kehilangan hasil beras akibat serangan hama S.oryzae. Persentase kehilangan hasil
beras paling tinggi dijumpai pada jenis beras dari varietas Cisokan sebesar 47,500,
varietas Anak Daro sebasar 33,500 dan varietas IR 42 yang paling rendah sebesar
26,750. Dari ketiga varietas beras tersebut populasi S. oryzae tidak berpengaruh
nyata terhadap kehilangan hasil. Serangan S. oryzae menyebabkan kerusakan pada
bahan pangan seperti adanya lubang gerek, lubang keluar, garukan pada butir
beras serta timbulnya gumpalan, bubuk, dan adanya kotoran. Perbedaan
persentase kerusakan beras dipengaruhi oleh kekerasan endosperma, kandungan
protein, amilosa, lemak, ukuran granula, kerapatan kulit, dan kadar air dari beras.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Lopulalan (2010), bahwa kadar air yang ting
gi pada beras menyebabkan tekstur dari beras menjadi lebih lunak yang akan mem
permudah larva dan imago S. oryzae untuk merusak beras dan mengembangkan pr
ogenisnya. Rees (2004) dalam Askanovi (2011), juga menyatakan bahwa kutu ber
as S. oryzae mampu berkembangbiak dengan baik dengan kandungan kadar air pa
da beras yang berkisar 13-15% kerusakan akan semakin berat dengan tingkat kada
r air yang tinggi.
Kesesuaian makanan erat kaitannya dengan dinamika serangga memilih
sumber makanan yang cocok untuk pertumbuhan populasinya. Hama S. oryzae
10

merupakan serangga yang membutuhkan nutrisi sepanjang siklus hidupnya.


Walaupun kandungan amilosanya banyak namun jika tidak didukung oleh
kandungan nutrisi yang cukup, maka pertumbuhan populasi S. oryzae tidak
bertahan lama. Hendrival (2017), menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat
populasi S. oryzae maka akan sebanding dengan tingkat kerusakan pada beras.
Perbedaan ini dapat disebabkan karena adanya sifat antifeedant pada beras yang
mempengaruhi selera makan pada S.oryzae sehingga menimbulkan kerusakan
yang lebih rendah pada beras tersebut.
11

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa varietas beras mempengaruhi tingkat mortalitas S. Oryzae dan juga
mempengaruhi tingkat kehilangan hasil terhadap varietas beras. Karena beras
yang tekturnya lebih lunak merupakan beras yang mudah untuk dikonsumsi oleh
hama S.oryzae dan beras yang memiliki tektur yang keras adalah beras yang tidak
disukai S.oryzae. kemudian, dari praktikum juga diketahui bahwa beras IR 42
memberikan mortalitas tertinggi sedangkan beras Cisokan memiliki nilai
kehilangan hasil tertinggi, hal ini berarti bahwa beras IR 42 memiliki tektur keras
sedangkan beras Cisokan memiliki tektur yang lembut sehinga memudahkan
hama s.oryzae untuk mengonsumsinya.

B. Saran
Untuk pelaksanaan praktikum selanjutnya, diharapkan kepada seluruh
praktikan agar lebih kondusif dan tetap menjaga etika didalam laboratorium.
Kemudian, pelaksaan praktikum juga harus dilakukan dengan serius agar tidak
terjadi kesalahan dalam pelaksanaan praktikum
12

DAFTAR PUSTAKA

Antika SRV, Pantjadan L, Rachmawati R (2014). Perkembangan Sitophilus oryza


e Linnaeus (Coleoptera: Curculionidae) pada berbagai jenis pakan. Jurnal
HPT 2(4):2338-4336.
Askanovi, D. 2011. Kajian Resistensi Beras Pecah Kulit dan Beras Sosoh dari Li
ma Varietas Padi Unggul Terhadap Serangan Hama Beras S. oryzae. Skrip
si. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor
Haryadi. 2010. Teknologi Pengolahan Beras. Gadjah Mada University Press. Yo
gyakarta
Hendrival & Melinda, L. 2017. Pengaruh Kepadatan Populasi S. oryzae terhadap
Pertumbuhan Populasi dan Kerusakan Beras. Jurnal Biospecies. 10(1): 17-
24
Ikhwani dan T. Rustiati. 2018. Respons Varietas Padi dengan Beras Kerkarakter
Khusus terhadap Pemupukan dan Cara Tanam. Penelitian Pertanian Tana
man Pangan 2(1): 17-24.
Isnaini, M. Pane, E. R. dan Wiridianti, S.2015. Pengujian Beberapa Jenis Insektisi
da Nabati Terhadap Kutu Beras (Sitophilus oryzae L). Jurnal Biota Vol.1
No.1.
Larasati SP. 2012. Karakterisasi Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Nasi dari Beb
erapa Varietas Beras. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Lihawa, Z., dan Toana, M., H. 2017. Pengaruh Konsentrasi Serbuk Majemuk Biji
Sarikaya Dan Biji Sirsak Terhadap Mortalitas Kumbang Beras Sitophilus
Oryzae L. (Coleoptera : Curculionidae) Di Penyimpanan. e-J. Agrotekbis
5(2) : 190 - 195, ISSN : 2338-3011.
Lopulalan, C.G.C. 2010. Analisis ketahanan beberapa varietas padi terhadap seran
gan hama gudang (Sitophilus zeamais Motschulsky). Jurnal Budidaya Per
tanian 6(1): 11–16
Ratnawati, Mohamad. D, dan Damin H., 2013 Perubahan Kualitas Beras Selama P
enyimpanan. Semarang 50275 Vol. 22 No. 3 September 2013 : 199-208
13

Susanti., Moh Y., Flora P. 2017. Efektifitas Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandan
us Amaryllifolius Roxb) Terhadap Kumbang Beras (Sitophylus oryzae L.)
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu. J. Agroland 24 (3): 208 – 2
13 E-ISSN : 2407-7607
Zulfahnur. 2010. Kajian Resistensi Lima Jenis Beras Varietas Lokal Terhadap Ser
angan Sitophilus Zeamais Motsch. Skripsi. Institut Pertanian Bogor
14

LAMPIRAN

A. Tabel Sidik Ragam


Tabel 3. Analisis Sidik Ragam Mortalitas S.oryzae

Source DF SS MS F P
V001 2 466.67 233.333 1.04 0.3933
Error 9 2025.00 225.000
Total 11 2491.67

Grand Mean 10.833 CV 138.46

Tabel 4. Analisis Sidik Ragam Kerusakan Beras

Source DF SS MS F P
V001 2 850.50 425.250 0.67 0.5370
Error 9 5739.75 637.750
Total 11 6590.25

Grand Mean 35.750 CV 70.64

B. Data Mortalitas S.oryzae dan Kerusakan Beras


Tabel 5. Data Mortalitas S. Oryzae selama 3 Minggu

Perlakuan Mortalitas % Mortalitas SD


A1 0 0% 0.236290781
A2 0 0%
A3 2 20%
A4 5 50%
B1 0 0% 0.05
B2 0 0%
B3 1 10%
B4 0 0%
C1 0 0% 0.095742711
C2 2 20%
C3 2 20%
C4 1 10%
15

Tabel 6. Data Kerusakan Beras Akibat S.oryzae


Perlakuan Kerusakan beras % Kehilangan
(gr) hasil SD
A1 11.7 12% 0.202574
A2 9.5 10%
A3 52.8 53%
A4 32.1 32%
B1 44.6 45% 0.286117
B2 17.46 17%
B3 40.02 40%
B4 86.1 86%
C1 8.13 8% 0.261029
C2 13.5 14%
C3 57.65 58%
C4 53.93 54%
Keterangan :
A1 : Beras Varietas IR 42 Ulangan 1
A2 : Beras Varietas IR 42 Ulangan 2
A3 : Beras Varietas IR 42 Ulangan 3
A4 : Beras Varietas IR 42 Ulangan 4
B1 : Beras Varietas Cisokan Ulangan 1
B2 : Beras Varietas Cisokan Ulangan 2
B3 : Beras Varietas Cisokan Ulangan 3
B4 : Beras Varietas Cisokan Ulangan 4
C1 : Beras Varietas Anak Daro Ulangan 1
C2 : Beras Varietas Anak Daro Ulangan 2
C3 : Beras Varietas Anak Daro Ulangan 3
C4 : Beras Varietas Anak Daro Ulangan

C. Dokumentasi
No Gambar Keterangan
1
Pengamatan
jumlah S.
oryzae setiap
minggu
16

2.
Pengamatan dan
pengukuran
beras rusak dan
utuh

NB:
Pengukuran
hanya dilakukan
pada beras
rusak
3.

Beras utuh

4.

Beras rusak

5.

Anggota
Kelompok 1

You might also like