Professional Documents
Culture Documents
Islam Dan Ekonomi
Islam Dan Ekonomi
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2022
i
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Widita Kurniasari, SE, ME
selaku Dosen Isalam dan Ekonomi yang telah memeberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni. Penyusunan makalah ini kami upayakan semaksimal mungkin dan
di dukung berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya atas keterbatasan pengetahuan dan kemampuan,
dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya, dan kami juga menyadari bahwa
penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapakan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah
ini. Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi pembaca dan
semua pihak.
Bangkalan, 01 September
2022
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
iii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan distribusi pendapatan ?
2. Apa saja yang menjadi indikator distribusi pendapatan ?
3. Bagaimana kebijakan dalam pemerataan pembangunan?
4. Bagaimana pembagian ketidakmerataan distribusi pendapatan?
5. Bagaimana konsep mengenai Redistribusi pendapatan, Kebijakan Pengentasan
Kemiskinan dan juga mengapa Ketimpangan/Masalah itu bisa terjadi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian distribusi pendapatan
2. Untuk mengetahui indikator distribusi pendapatan
3. Untuk mengetahui kebijakan dalam pemerataan pembangunan
4. Untuk mengetahui pembagian ketidakmerataan distribusi pendapatan
5. Dan untuk mengetahui konsep redistribusi pendapatan, kebijakan pengentasan
kemiskinan dan juga mengapa ketimpangan/masalah itu bisa terjadi
1.4 Manfaat Makalah
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Konsumsi
3
untuk konsumsi dan tabungan dipengaruhi oleh pendapatannya. Semakin
besar pendapatan seseorang maka akan semakin banyak tingkat
konsumsinya pula, dan tingkat tabungannya akan semakin bertambah dan
sebaliknya apabila tingkat pendapatan seseorang semakin kecil, maka
seluruh pendapatannya digunakan untuk konsumsi sehingga tingkat
tabungannya 0. Dalam pemikiran Keynes pendapatan suatu negara dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Y=C+S
Y : pendapatan/income
C : konsumsi/consumption S : tabungan/savings
I : investasi/investment
X : ekspor
M : impor
Konsumsi perseorangan atau rumah tangga memiliki tiga ciri-ciri, berikut :
(1) pendapatan, (2) pada saat pendapatan sebesar 0 atau rumah
tangga tidak bekerja ia akan tetap melakukan konsumsi atau disibut
pengeluaran otonom (pengeluaran yang tergantung pendapatan
nasional), (3) apabila berlaku pertambahan pendapatan akan
berlaku pertambahankonsumsi. Dari ketiga ciri-ciri konsumsi
rumah tangga tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
4
C = a+ bY
Keterangan :
C = konsumsi
Y = pendapatan nasional
Dalam pemenuhan konsumsi adabatas konsumsi minimal yang tidak
tergantung pada tingkat pendapatan yang disebut konsumsi otonom. Artinya
tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi walaupun tingkat pendapatan sama
dengan nol, dan hal ini ditentukan oleh faktor di luar pendapatan, seperti
ekspektasi ekonomi dari konsumen, ketersediaan dan syarat- syarat kredit,
standar hidup yang diharapkan, distribusi umum dan lokasi geografis.
Preferensi ekonomi baik individu dan kolektif dari ekonomi Islam akhirnya
5
memiliki karakternya sendiri dengan bentuk aktifitasnya yang khas dan prinsip-
prinsip dasar ekonomi Islam, ada tiga aspek adalah sebagai berikut;
1. Ketauhidan
Tauhid adalah fondasi keimanan Islam. Ini bermakna bahwa segala apa
yang di alam semesta ini didesain dan dicipta dengan sengaja oleh Allah
Swt, bukan kebetulan, dan semuanya pasti memiliki tujuan. Tujuan inilah
yang memberikan signifikansi dan makna pada eksistensi jagat raya,
termasuk manusia yang menjadi salah satu penghuni di dalamnya.
2. Khilafah
3. Keadilan.
6
Tiga prinsip tersebut tidak bisa dipisahkan, dikarenakan saling berkaitan untuk
terciptanya perekonomian yang baik dan stabil karena prinsip ‘Adalah adalah
merupakan bagian yang integral dengan tujuan syariah (maqasid al
Syariah).Konsekuensi dari prinsip khilafah dan ‘adalah menuntut bahwa semua
sumberdaya yang merupakan amanah dari Allah harus digunakan untuk
merefleksikan tujuan syariah antara lain yaitu; pemenuhan kebutuhan (need
fullfillment), menghargai sumber pendapatan (recpectable source of earning),
distribusi pendapatan dan kesejah-teraan yang merata (equitable distribution of
income and wealth) serta stabilitas dan pertumbuhan (growth and stability).
Sebelum kita bahas lebih lanjut tentang konsumsi konsumen muslim, maka perlu
disusun suatu asumsi dasar yang mendasari.
1) Sistem perekonomian yang ada telah mengaplikasikan aturan syarat Islam,
dan sebagian besar masyarakatnya menyakini dan menjadikan masyarakat
islam sebagai integral dalam setiap aktivitas kehidupanya.
2) Instituisi zakat telah menjadi bagian dalam suatu sistem perekonomian dan
hukum wajib untuk dilaksanakan bagi setiap individu yang mampu.
3) Pelarangan riba dalam setiap aktifitas ekonomi.
4) Prinsip mudharabah dan kerjasama diaplikasikan dalam perekonomian.
5) Tersedianya instrumen moneter Islam dalam perekonomian.
6) Konsumen memiliki perilaku untuk memkasimalkan kepuasannya.
7
Y = ( C + Infak ) + S
Persamaan ini disederhanakan menjadi
Y = ( C + Infak ) + S
Y = FS + S
Keterangan : Y : pendapatan
C : konsumsi
S : investasi / tabungan
FS : final spending (konsumsi yang dibelanjakan untuk
keperluan konsumtif ditambah dengan pembelanjaan untuk
infak)
8
harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik. Islam sangat
memberikan penekanan tentang cara membelanjakan harta, dalam Islam
sangat dianjurkan untuk menjaga harta dengan hati-hati termasuk menjaga
nafsu supaya tidak terlalu berlebihan dalam menggunakan.
Rasionalnya konsumen akan memuaskan konsumsinya sesuai dengan
kemampuan barang dan jasa yang dikonsumsi serta kemampuan konsumen
untuk mendapatkan barang dan jasa tersebut. Dengan demikiankepuasan dan
prilaku konsumen dipengaruhi oleh hal-hak sebagaiberikut :12
1. Nilai guna (utility) barang dan jasa yang dikonsumsi.
Kemampuan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen.
2. Kemampuan konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa.
3. Daya beli dari income konsumen dan ketersediaan barang dipasar.
Kecenderungan konsumen dalam menentukan pilihan konsumsi
menyangkut pengalaman masa lalu, budaya, selera, serta nilai- nilai yang
dianut seperti agama dan adat istiadat.
4. Menjaga keseimbangan konsumsi dengan bergerak antara ambang batas
bawah dan ambang batas atas dari ruang gerak konsumsi yang
diperbolehkan dalamekonomi Islam (mustawa al-kifayah). Mustawa al-
kifayah adalah ukuran, batas maupun ruang gerak yang tersedia bagi
konsumen muslim untuk menjalankan aktifitas konsumsi. Dibawah
mustawa kifayah, seseorang akan masuk pada kebakhilan, kekikiran,
kelaparan hingga berujung pada kematian. Sedangkan di atas mustawa al-
kifayah seseorang akan terjerumus pada tingkat yang berlebih-lebihan
(mustawaisraf, tabdzir dan taraf). Kedua tingkatan ini dilarang di dalam
Islam.
9
konsumsi (khusus). Islam mengajarkan kepada khalifah untuk memakai dasar
yang benar agar mendapatkan keridhaan dari Allah Sang Pencipta.
10
1. Sumber yang Berasal dari al-Qur’an dan Sunnah Rasul.
yang artinya : Abu Said Al-Chodry r.a berkata : Ketika kami dalam
bepergian bersama Nabi SAW, mendadak datang seseorang berkendaraan,
sambil menoleh ke kanan-ke kiri seolah-olah mengharapkan bantuan
makanan, maka bersabda Nabi SAW : “Siapa yang mempunyai kelebihan
kendaraan harus dibantukan pada yang tidak memmpunyai kendaraan. Dan
siapa yang mempunyai kelebihan bekal harus dibantukan pada orang yang
tidak berbekal.” kemudian Rasulullah menyebut berbagai macam jenis
kekayaan hingga kita merasa seseorang tidak berhak memiliki sesuatu yang
lebih dari kebutuhan hajatnya. (H.R. Muslim).
2. Ijtihad
Para Ahli Fiqh Ijitihad berarti meneruskan setiap usaha untuk menentukan
sedikit banyaknya kemungkinan suatu persoalan syari’at. Mannan menyatakan
bahwa sumber hukum ekonomi islam (termasuk di dalamnya terdapat dasar
hukum tentang prilaku konsumen) yaitu; al-Qur’an, as-Sunnah, ijma’, serta
qiyas dan ijtihad. Menurut Mannan, yang ditulis oleh Muhammad dalam
bukunya ”Ekonomi Mikro Islam”; konsumsi adalah permintaan sedangkan
produksi adalah penyediaan / penawaran. Kebutuhan konsumen, yang kini dan
yang telah diperhitungkan sebelumya, menrupakan insentif pokok bagi
kegiatan-kegiatan ekonominya sendiri. Mereka mungkin tidak hanya
menyerap pendapatannya, tetapi juga memberi insentif untuk
meningkatkannya. Hal ini berarti bahwa pembicaraan mengenai konsumsi
adalah penting. dan hanya para ahli ekonomi yang mempertunjukkan
kemampuannya untuk memahami dan menjelaskan prinsip produksi maupun
konsumsi, mereka dapat dianggap kompeten untuk mengembangkan hukum-
hukum nilai dan distribusi atau hampir setiap cabang lain dari subyek tersebut.
11
Menurut Muhammad perbedaan antara ilmu ekonomi modern dan ekonomi
Islam dalam hal konsumsi terletak pada cara pendekatannya dalam memenuhi
kebutuhan seseorang. Islam tidak mengakui kegemaran materialistis semata-
mata dari pola konsumsi modren. Lebih lanjut Mannan mengatakan semakin
tinggi kita menaiki jenjang peradaban, semakin kita terkalahkan oleh
kebutuhan fisiologik karena faktorfaktor psikologis. Cita rasa seni,
keangkuhan, dorongan-dorongan untuk pamer semua faktor ini memainkan
peran yang semakin dominan dalam menentukan bentuk lahiriah konkret dari
kebutuhan-kebutuhan fisiologik kita. Dalam suatu masyarakat primitif,
konsomsi sangat sederhana, karena kebutuhannya sangat sederhana. Tetapi
peradaban modren telah menghancurkan kesederhanaan manis akan
kebutuhan-kabutuhan ini. sumber hukum ekonomi islam (termasuk di
dalamnya terdapat dasar hukum tentang prilaku konsumen) yaitu; al-Qur’an,
as-Sunnah, ijma’, serta qiyas dan ijtihad. Menurut Mannan, yang ditulis oleh
Muhammad dalam bukunya ”Ekonomi Mikro Islam”; konsumsi adalah
permintaan sedangkan produksi adalah penyediaan / penawaran. Kebutuhan
konsumen, yang kini dan yang telah diperhitungkan sebelumya, menrupakan
insentif pokok bagi kegiatan-kegiatan ekonominya sendiri. Mereka mungkin
tidak hanya menyerap pendapatannya, tetapi juga memberi insentif untuk
meningkatkannya. Hal ini berarti bahwa pembicaraan mengenai konsumsi
adalah penting. dan hanya para ahli ekonomi yang mempertunjukkan
kemampuannya untuk memahami dan menjelaskan prinsip produksi maupun
konsumsi, mereka dapat dianggap kompeten untuk mengembangkan hukum-
hukum nilai dan distribusi atau hampir setiap cabang lain dari subyek tersebut.
Menurut Muhammad perbedaan antara ilmu ekonomi modern dan ekonomi
Islam dalam hal konsumsi terletak pada cara pendekatannya dalam memenuhi
kebutuhan seseorang. Islam tidak mengakui kegemaran materialistis semata-
mata dari pola konsumsi modren.8 Lebih lanjut Mannan mengatakan semakin
tinggi kita menaiki jenjang peradaban, semakin kita terkalahkan oleh
kebutuhan fisiologik karena faktorfaktor psikologis. Cita rasa seni,
keangkuhan, dorongan-dorongan untuk pamer semua faktor ini memainkan
peran yang semakin dominan dalam menentukan bentuk lahiriah konkret dari
12
kebutuhan-kebutuhan fisiologik kita. Dalam suatu masyarakat primitif,
konsomsi sangat sederhana, karena kebutuhannya sangat sederhana. Tetapi
peradaban modren telah menghancurkan kesederhanaan manis akan
kebutuhan-kabutuhan ini.
BAB III
SIMPULAN
3.1 Kesimpulan
13
mulai dirubah dari saat ini, dengan memperkecil gini ratio pada pendapatan
nasional sehingga distribusi pendapatan yang merata bukan hanya mimpi, tapi
dapat dijadikan kenyataan. Indikator distribusi pendapatan: Distribusi Ukuran
(Distribusi Pendapatan Perorangan), Kurva Lorenz, Indeks atau Rasio Gini dan
Kriteria Bank Dunia. Ketidakmerataan pendapatan terbagi menjadi ketidakmerataan
pendapatan nasional, ketidakmerataan pendapatan regional dan ketidakmerataan
pendapatan spasial. Redistribusi pendapatan dapat berbentuk vertikal dan
horisontal, yakni: Redistribusi vertikal dan Redistribusi horisontal. Permasalahan
umum yang menyangkut kebijakan pemerintah dengan permasalahan pemerataan
pembangunan yaitu: sumber dana pembangun, alokasi dana pembangunan dan
efektivitas dan efisiensi penggunaan dana pembangunan.
3.2 Saran
Amin Rais (1998) bahwa solusi pembangunan masa mendatang yang paling
tepat adalah memberdaya pengusaha kecil tanpa memangkas yang sudah besar.
Konsep ini diadopsi dari Presiden Mandela, yaitu tentang membiarkan pelaku pasar
besar namun disertai beberapa regulasi baru yang lebih transparan dan terkendali.
(Bisnis Indonesia, 29/10/98). Dengan demikian ada harapan terwujudnya bisa
berjalan seimbang yaitu tidak dijalankan oleh suatu kelompok tertentu saja, dan
wujudnya bisa diiringi oleh pemerataan pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Bisnis, E. and Ekonomi, I., 2022. Apa yang dimaksud dengan Distribusi Pendapatan?.
Dictio Community. Available at: https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-
distribusi-pendapatan/127937/2 [Accessed 19 August 2022].
14
Pintar, K., 2022. Redistribusi Pendapatan Nasional, Apa Itu? - Kelas Pintar. [online]
Kelas Pintar. Available at: https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/redistribusi-
pendapatan-nasional-6837/ [Accessed 19 August 2022].
Todaro, Michael, 1998 ed.6. Economic Development in the Third World. London:
Long
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-distribusi-pendapatan/127937/2
15
I Ketut Sudibia2, N., 2015. Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk Yang Bekerja Dan
Investasi Terhadap Ketimpangan Distribusi Pendapatan Melalui Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali. Piramida Jurnal Kependudukan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia 11 (1), 20-28, 2015 , [online] Tersedia di:
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Analisis+Pengaruh+Jumlah+Penduduk+Yang+Bekerja+
+Dan+Investasi+Terhadap+Ketimpangan+Distribusi+Pendapatan+
+Melalui+Pertumbuhan+Ekonomi+Kabupaten
%2FKota+Di+Provinsi+Bali+Ni+Luh+Putu+Yuni+I+Adipuryanti1+Ketut+Sudibia2&b
tnG=#d=gs_qabs&t=1661124555670&u=%23p%3DYFKIHdYf7wEJ [Diakses 19
Agustus 2022].
16