You are on page 1of 11

REKAYASA IDE

KONSEP DASAR PAUD

METODE PEMBELAJARAN LOOSE PART

DOSEN PENGAMPU:
WAN NOVA LISTIA, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
Siti Syaharani Humaira :1223151025
Glory Nadine Priscila Silalahi :1223151035
Shyndy Monika Sianturi :1223151032
Dina Lutfiyyah :1223151036
Theresia Elizasabet Sianturi :1223151028
Overina Gloria Lumban Gaol :1223151029

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PRODI PSIKOLOGI BIMBINGAN DAN KONSELING
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan rekayasa ide kami dengan segenap kemampuan kami.
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan, bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, kami
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Ibu
Wanova Listia, S.Pd, M.Pd Selaku dosen mata kuliah “Konsep Dasar Paud” yang
telah membimbing kami membuat rekayasa ide ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan rekayasa ide ini banyak 
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa maupun
susunan penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi perbaikan untuk langkah-langkah
selanjutnya.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada
semua pihak yang telah terkait. Semoga segala bantuan,bimbingan dan arahan
yang diberikan  mendapat ganjaran yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Medan, 11 November 2022

Kelompok 1

i
ii

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................2
C. Manfaat...............................................................................................2
BAB II GAGASAN............................................................................................3
A. Persoalan Pencetusan Gagasan...........................................................3
BAB III KESIMPULAN...................................................................................5
A. Permasalahan yang terjadi..................................................................5
B. Solusi...................................................................................................5
C. Pembahasan.........................................................................................6
BAB III PENUTUP...........................................................................................7
A. Kesimpulan.........................................................................................7
B. Saran...................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan
yang bermula dari seluruh negara di dunia yang dalam bahasa Inggrisnya
disebut dengan early childhood education (ECD).Menu generik menjabarkan
pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak dini yang dilakukan melalui pemberian
rangsangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan dasar dan kehidupan tahap selanjutnya.
PAUD merupakan lembaga terdekat dengan kehidupan anak yang sangat
mempengaruhi kehidupan dan tingkah laku anak hingga dewasa. Keluarga
merupakan lembaga PAUD yang paling dekat dengan kehidupan
anak.Keluarga akan mempengaruhi kehidupan bersosial anak di sekolah baik
bersama guru maupun teman sebayanya (Feeney.,et.al, 2007 : 29).
Perkembangan anak usia dini yang terentang antara 4-6 tahun merupakan
bagian dari perkembangan manusia secara keseluruhan. Pada proses
pengembangan keterampilan anak seringkali dijumpai berbagai
permasalahan, sehingga mempengaruhi capaian keterampilan kreatifitas anak.
Berbagai macam media yang dapat digunakan oleh guru dan orangtua
untuk meningkatkan kreatifitas anak yaitu loose part (Nina Yuminar 2021).
Loose part merupakan suatu media yang menggunakan bahan yang ada
disekitar lingkungan sehari-hari seperti bahan alam, plastik, logam, bekas
kemasan, benang dan kain, kaca dan keramik, kayu dan bambu. Penggunaan
bahan loose part menjadikan anak lebih terbuka karena anak dapat bermain
sesuai idenya, tidak tergantung pada arahan guru atau orangtua dan anak
menjadi lebih kreatif. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru
disekolah maupun orangtua dirumah untuk menemukan, membangun,

1
2

memodifikasi konstruksi agar dapat merancang lingkungan main, sehingga


rasa ingin tahu anak meningkat. (Nursakdiah, Fitriah Hayati, dan Cut Marlini

B. TUJUAN
1. Penyelesaian tugas Rekayasa Ide pada mata kuliah Konsep Dasar PAUD
2. Untuk membantu menemukan permasalahn dan memberikan solusi pada
pelaksaan di PAUD Percontohan Cambridge
3. Meningkatkan minta belajar anak-anak melalui media Loose Part
4. Meningkatkan keterampilan kreatifitas pada anak-anak
5. Agar anak lebih mudah memahami pembelajaran

C. MANFAAT
Dari penulisan ini diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan
pengetahuan serta wawasan mengenai pelaksaan di PAUD Percontohan
Cambridge dan bagaimana cara meningkatkan kreatifitas pada anak melalui
metode pembelajaran Loose Part sehingga kita dapat menerapkannya
bersama.
BAB II
GAGASAN

A. PERSOALAN PENCETUSAN GAGASAN


Loose part adalah media material lepas yang penggunaannya dapat
beragam-ragam, artinya bahan yang dapat dipindahlan, dibawa, digabungkan,
dipisahkan dan disatukan kembali dengan berbagai cara. Metode bermain
menggunakan loose part sangat cocok diterapkan pada anak usia dini. sebab,
anak usia dini belajar menggunakan seluruh inderanya. Media loose part
merupakan material bebas yang mudah dijumpai sekitar lingkungan dan alam
bebas. Seperti; ranting pohon, daun kering, kerang, kayu dan serbuk kayu,
dan lain-lainnya. Benda- benda yang mudah didapat dialam dapat mendukung
perkembangan anak dan membantu anak untuk menghubungkan dirinya
dengan lingkungannya.
Teori Loose Parts dikemukakan oleh Simon Nicolson. Simon
Nicolson menyatakan bahwa lingkungan adalah tempat interaktif bagi
anak, dimana anak itu sendiri terlahir sebagai pribadi yang kreatif, dengan
lingkungan yang terbuka maka interaksi anak dengan lingkungan akan
memberikan kemungkinan-kemungkinan yang membuat anak bisa menjadi
penemu. Nicolson menggambarkan dengan Loose Parts, anak senang
bermain, bereksperimen, menemukan dan menjadi senang. Dari pandangan
yang dikemukakan Simon Nicolson, dapat dilihat bahwa anak terlahir kreatif.
Dari sifat kreatif tersebut, jika lingkungan di sekitar anak mendukung dan
memberikan berbagai kesempatan kepada anak, maka hal tersebut dapat
membuat anak menjadi penemu berbagai halm baik pengetahuan, cara
memecahkan dan menyelesaikan masalah, dan lain sebagainya melalui
kegiatan bermain dan berbagai eksperimen yang dilakukan. Teori ini
mendukung adanya teori humanistik oleh Carl Rogers. Keduanya
mengemukakan hal yang sependapat, yaitu bahwa lingkungan bermain anak
serta interaksi anak dengan lingkungan dapat memunculkan dan

3
4

mengembangkan sifat kreatif anak yang kemudian dapat pula


mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak.
Menurut Simon Nicholas menyatakan bahwa, Loose Part adalah barang
apapun yang dapat dimainkan dan dimanipulasi anak, sampai tanpa disadari
apapun bisa menemukan sesuatu dari hasil proses permainannya. Semua itu
terjadi dalam konteks bermain, yang tentunya dilakukan anak dalam suasana
riang dan gembira.
Menurut Sally Haughey mengemukakan bahwa, Loose Part adalah sebagai
bahan-bahan yang terbuka, dapat terpisah, dapat dijadikan satu kembali,
dibawa, digabungkan, dijajar, dipindahkan dan digunakan sendiri ataupun
digabungkan dengan bahan-bahan lainnya. Dapat berupa benda alam ataupun
sintesis.
Menurut Puspita mengemukakan bahwa, loose parts itu sebagai alat dan
bahan dalam aktivitas kegiatan bermain, serta memiliki karakteristik loose
parts sebagai alat dan bahan dalam kegiatan bermain, yaitu: menarik, terbuka,
dapat digerakan/dipindahkan.

Menurut Siskawati dan Herawati mengemukakan bahwa, loose parts


merupakan benda yang mudah ditemukan dilingkungan sekitar kita, seperti
ranting, kerang, plastik bekas kemasan, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut
dapat diperoleh oleh guru dan orangtua dari mana pun tanpa mengeluarkan
biaya. Loose parts juga akan menciptakan kemungkinan kreasi yang baru
tanpa batas dalam aktifitas pembelajaran dan mengundang kreativitas anak.
Dapat disimpulkan dari beberapa ahli diatas menyatakan bahwa, loose part
adalah bahan alam yang terdiri tujuh komponen yang terdapat dilingkungan
sekitar antaralain: plastik, logam, kayu, kain, dal lain-lain. Bahan-bahan
tersebut dapat dibawa, dipindahkan dan dijadikan kreasi beragam sesuai
kereativitas
BAB III
KESIMPULAN

A. PERMASALAHAN YANG TERJADI


Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di PAUD Percontohan
Cambridge, terdapat permasalahan terkait dengan kreativitas anak yang
masih belum sesuai dengan staandar tingkat pencapaian perkembangan
anak, yaitu anak masih kurang berani dalam berkreasi mengungkapkan
pendapat atau idenya, kurang aktif dalam proses pembelajaran, masih
bingung memilih warna untuk mewarnai dan kurang kreatif dalam
berkarya.

B. SOLUSI PERMASALAHAN
Karena berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di PAUD
Percontohan Cambridge, terdapat permasalahan terkait dengan kreativitas
anak yang masih belum sesuai dengan staandar tingkat pencapaian
perkembangan anak, yaitu anak masih kurang berani dalam berkreasi
mengungkapkan pendapat atau idenya, kurang aktif dalam proses
pembelajaran, anak juga masih bingung dalam memilih warna untuk
mewarnai dan kurang kreatif dalam berkarya.
Maka dalam kegiatan untuk mengembangkan kreativitas anak perlu
adanya media sebagai perantara dalam penyampaian materi agar anak
lebih tertarik saat belajar. Salah satunya bisa dengan menggunakan
media berbahan Loose Part.

C. PEMBAHASAN
Perantara pembelajaran atau bisa juga disebut dengan media dalam
proses pembelajaran anak usia dini dapat memberikan kesenangan bagi
anak serta menciptakan pembelajaran yang aktif dan efektif. Media
pembelajaran merupakan alat yang digunakan untuk memudahkan

5
6

penyampaian

Materi dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran banyak


jenisnya dan bisa dibuat dari berbagai macam bahan. Salah satunya
dari bahan-bahan lepasan atau loose part yang ada dilingkungan
sekitar. Loose Part termasuk salah satu media yang mudah ditemui
dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini. Selain itu
penggunaan loose part sebagai media pembelajaran dapat menekan biaya
yang dikeluarkan.

Loose part merupakan bahan-bahan pisahan yang dapat dipasang


dan di copot, atau disatukan dengan benda lainnya sehingga dapat
menciptakan suatu bentuk. Bahan-bahan loose part seperti logam, bahan
plastic, kayu, bahan alam dan masih banyak lagi. Penggunaan media loose
ini dapat memberikan kebebasan anak untuk berkreasi, memiliki rasa
keindahan, memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, dan mampu
berimaginasi. Selain mudah di dapat, penggunaan loose part juga
dapat mengurangi sampah di lingkungan sekitar, demikian pula anak
secara langsung ikut serta dalam memelihara lingkungannya.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Alat permainan edukatif Loose Part sebagai media pembelajaran pada
anak-anak yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan
pendidikan dan bersifat multiguna sehingga memberi kesempatan pada
anak untuk meningkatkan kreatifitas, memperoleh pengetahuan baru dan
memperkaya pengalamannya. Hasil atau dampak yang dicapai dari
implementasi media pembelajaran Loose Part tersebut adalah adanya
pengembangan daya serap, daya pikir, konsentrasi, fantasi dan imajinasi
pada anak-anak begitu banyak manfaat yang diperoleh dari media
pembelajaran Loose Part tersebut .

B. SARAN
Saran dari penulis adalah semoga kita sebagai calon Pengajar dapat
menciptakan media-media pembelajaran yang lebih menarik dan inovativ
lagi guna untuk meningkatkan kemampuan kreatifitas pada anak-anak agar
anak lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

7
DAFTAR PUSTAKA

Masganti Sit, dkk, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini: Teori dan Praktik,
(Medan: Perdana Publishing, 2016), h. 33-34

Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD,


(Semarang: Sarang Seratus Aksara, 2020), h. 12

Yuliati Siantajani, Materi Lepasan Otentik Simulasi PAUD (Semarang: PT Sarang


Seratus Aksara, 2020), h. 3.

Puspita, A. W, Penggunaan Loose Parts Dalam Pembelajaran Dengan Muatan


STEM, Journal of Pendidikan Non Formal 21, no. 2, 2019, h. 17.

Nurfadilan, Nurmalina dan Amalia. R, Kemampuan Motorik Halus Melalui


Kegiatan Kolase Dengan Bahan Loose Part Pada Anak Usia 4-5 Tahun di
Bangkinang Kota, Journal of Teacher Education 2, no. 1, 2020, h. 224

Nina Yuminar Priyanti, et al., eds., Loose Part Media Menarik Dalam
Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini di Masa Pandemi Covid-19,
Karya Ilmiah Pengabdian Masyarakat 2, no. 3, November (2021): h. 255-
259.

You might also like