You are on page 1of 43

BAB I

PENDAHULUAN

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan merupakan sumber daya
kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya
kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai
karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks.Berbagai jenis kegiatan dan
jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam berinteraksi satu
sama lain.
Isu globalisasi mengisyaratkan bahwa mekanisme pasar akan semakin
didominasi oleh perusahaan atau organisasi yang mampu memberikan pelayanan
atau menghasilkan produk unggulan yang memiliki daya saing tinggi dalam
memanfaatkan peluang pasar. Kondisi tersebut berlaku pula bagi industri jasa
kesehatan khususnya rumah sakit.
Dampak globalisasi terhadap kegiatan pelayanan kesehatan di Indonesia
semakin marak dan menjadi semakin nyata dengan berdirinya rumah sakit
pemodal asing. Jasa pelayanan kesehatan telah berubah menjadi bentuk industri
pelayanan kesehatan yang menimbulkan persaingan dalam memberikan jasa
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya.
Rumah Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya sebagai salah satu rumah
sakit swasta yang berada di wilayah Tasikmalaya, memiliki pelayanan berbasis
medis dan keperawatan dengan pelayanan unggulan Obgyn, Urologi, Jantung &
Pembuluh darah dan Paru. Sebagai fasilitas pelayanan publik, orientasi Rumah
Sakit Umum Permata Bunda Tasikmlaya diarahkan kepada kepuasan konsumen
dengan berusaha memberikan pelayanan semaksimal mungkin bagi masyarakat.
Usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan dilakukan melalui
penyediaan tenaga-tenaga yang profesional dan kompeten di bidangnya, peralatan
yang memadai dan standar pelayanan yang tinggi. Strategi pengembangan Rumah
Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya diarahkan untuk dapat mengantisipasi
tuntutan kebutuhan masa kini dan tantangan masa depan yang harus dipenuhi.
RSU Permata Bunda Tasikmalaya sebagai instansi pelayanan masyarakat
diharapkan mampu mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk
menghasilkan keuntungan yang memadai. Keuntungan baik dalam aspek sosial
yang merupakan visi yang melekat dalam peran rumah sakit dan keuntungan
dalam aspek finansial agar RSU Permata Bunda Tasikmalaya dapat terus bertahan
dan mengembangkan diri.Dalam usaha mencapai tujuan, RSU Permata Bunda
Tasikmalaya diharapkan dapat mengaplikasikan manajemen strategis pada tahun
2015 Melaui manajemen strategis, diharapkan RSU Permata Bunda Tasikmalaya
dapat menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan di masa mendatang.
Manajemen strategis merupakan kegiatan kolektif yang menyangkut
pemahaman tentang hakekat dan implikasi dari perubahan eksternal, kemampuan
untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam menghadapi perubahan dan

1
kemauan serta kemampuan untuk mengelola secara aktif momentum organisasi.
Adalah merupakan suatu keharusan bagi manajer rumah sakit, untuk memahami
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya.Seorang manajer tidak hanya
responsif terhadap perubahan tetapi harus mampu menciptakan masa depan.
RSU Permata Bunda Tasikmalaya harus semakin berusaha meningkatkan
dan mengembangkan pelayanan kesehatan yang diiringi dengan pengembangan
fasilitas-fasilitas pendukung. Untuk menentukan kegiatan atau program yang akan
dilakukan, diperlukan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang
mencakup rencana pengembangan serta dana yang diperlukan. Perencanaan yang
sistematis merupakan langkah awal untuk menetapkan tujuan dan sasaran yang
diinginkan serta langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut.
Bagian SDM RSU Permata Bunda Tasikmalaya adalah bagian dari magement
rumah sakit dimana membawahi langsung staff sdm dan SATPAM, adapun untuk
bidang kerja yang ada adalah bagian penggajian, adminstrasi kepegawaian dan
Satuan Pengamanan di lingkungan rumah sakit.
Agar kegiatan Bagian SDM RSU Permata Bunda Tasikmalaya berjalan
dengan baik, maka disusun Pedoman Pengorganisasian Sumber Daya Manusia
(SDM). Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi Rumah Sakit Umum
Permata Bunda Tasikmalaya dalam melaksanakan kegiatan pengontrolan dan
pengelolaan Sumber Daya Manusia yang ada di lingkungan Rumah Sakit Umum
Permata Bunda Tasikmalaya.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT UMUM PERMATA BUNDA TASIKMALAYA

Berawal dari praktek bersama antara Bapak dr. H. Masruchan Mohtar,


Sp.A dan Ibu Hj. Liah Latifah pada tahun 1986 di jalan pahlawan No. 35 Ciamis,
pada tahun 1992, berkembang menjadi Rumah Sakit Bersalin Permata Bunda.
Pada periode selanjutnya dengan bergulirnya otonomi daerah serta
dukungan dari berbagai Dokter Spesialis, maka pada tahun 2003 didirikanlah
Rumah Sakit Umum Permata Bunda yang beralamatkan di Jl. Mr. Iwa
Kusumasomantri No. 1 Ciamis di bawah payung Yayasan Permata Bunda yang
dipimpin oleh Ibu Hj. Liah Latifah.
Atas permintaan banyak pihak dari berbagai daerah di Tasikmalaya dan
sekitarnya serta dukungan dari tenaga dokter, para medis, dan dari berbagai pihak
yang terkait, pada tahun 2008 dibangunlah Rumah Sakit Umum Permata Bunda
Tasikmalaya yang beralamat di Jl. Brigjen HR. Wasita Kusumah No. 1 Indihiang
– Tasikmalaya, Jawa Barat dengan No. Telp 0265 – 345650 Fax. 0265 – 345568.
Pada tgl 2 Agustus 2010 yang bertepatan dengan 21 Sya’ban 1431 H
Rumah Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya diresmikan operasionalnya oleh
Bapak Drs. H. Sayrif Hidayat,M,Si selaku Wali Kota Tasikmalaya

3
BAB III
VISI MISI TUJUAN & PANCA BUDAYA
RSU PERMATA BUNDA TASIKMALAYA

3.1. VISI RSU PERMATA BUNDA TASIKMALAYA


Sebagai tempat rujukan kesehatan yang ramah, nyaman dan terpercaya

32. MISI RSU PERMATA BUNDA TASIKMALAYA


1. Meningkatkan derajat kesehatan pasien secara tepat & cepat
2. Membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Tasikmalaya &
Ciamis pada khususnya
3. Meningkatkan kesejahteraan pegawai secara bertahap

3.3. TUJUAN
3.3.1. TUJUAN JANGKA PANJANG
1. Mengusahakan standar kualitas pelayanan yang bermutu kepada pasien
sebagai prioritas utama dan SDM yang bekerja di RSU Permata Bunda
Tasikmalaya
2. Mengusahakan terbentuknya SDM yang unggul sebagai tenaga profesional
yang beriman dan bertaqwa.
3. Secara bertahap meningkatkan kesejahteraan karyawan rumah sakit.
4. Menjadikan total quality management sebagai jiwa RSU Permata Bunda
Tasikmalya dalam meningkatkan kinerja dan kualitas secara
berkesinambungan.
5. Ikut serta melaksanakan program pemerintah untuk meningkatkan mutu
kesehatan masyarakat.
3.3.2. TUJUAN JANGKA PENDEK
1. Memantapkan kesiapan semua pihak yang ada di RSU Permata Bunda
Tasikmalaya dalam menghadapi akreditasi.
2. Memperbaiki dan menyempurnakan mutu kualitas pelayanan kepada
pasien, baik pasien rawat jalan maupun rawat inap dengan memperbaiki
prosedur pelayanan. Melengkapi sarana pengobatan dan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia.
3. Meningkatkan produktivitas karyawan RSU Permata Bunda Tasikmalaya
dengan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan serta
menciptakan suasana kerja yang harmonis dengan
memperbaiki/menyempurnakan peraturan ketenagakerjaan yang sudah
ada.

4
3.4. PANCA BUDAYA RSU PERMATA BUNDA TASIKMALAYA
(I) Iman dan taqwa adalah pedoman hidup kami.
(P) Panutan, kekeluargaan dan keadilan adalah contoh
kepemimpinan kami.
(T) Tanggung jawab, sifat amanah dan keikhlasan adalah karakter
kami.
(E) Etos kerja, keikhlasan dan profesionalisme adalah semangat
kami.
(K) Kepuasan pasien/pelanggan adalah prioritas kami.

5
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM PERMATA BUNDA
TASIKMALAYA

6
BAB V

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan Instalasi Rawat Inap merupakan bagian intergral dari pelayanan
yang merawat semua kasus yang meliputi kasus Penyakit Dalam, kasus Bedah,
kasus Kebidanan dan Kandungan, dan kasus Anak. Dalam rangka mendukung
visi, misi, Rumah Sakit yang menjadi pusat pelayanan trauma maka Instalasi
Rawat Inap perlu menyusun program yang jelas dan matang. Hal tersebut terkait
dengan profesionalisme tenaga keperawatan yang merupakan tolak ukur dalam
meningkatkan produktifitas.
Guna keperluan tersebut, maka pengelolaan khusus terkait mutu profesional
tenaga perawat dan bidan, mutu pelayanan dan sarana prasarana pendukung
pelayanan perlu direncanakan dengan baik.
Pelayanan Instalasi Rawat Inap Rumah Permata Bunda Tasikmalaya berpedoman
pada standar DepKes RI Tahun 1998 yang menerangkan pengolahan dan
penatalaksanaan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Type D beserta persyaratan
yang harus dipenuhi dalam melaksanakannya
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tercapainya Instalasi Instalasi Rawat Inap sebagai instalasi yang dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
perkembangan dan kemajuan teknologi kedokteran secara efektif dan
efisien agar tercapai pelayanan kesehatan yang optimal, serta dapat
dijangkau oleh masyarakat yang membutuhkan
2. Tujuan Khusus.
1. Mengetahui standar ketenagaan di Instalasi Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya
2. Mengetahui standar Fasilitas di Instalasi Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya
3. Mengetahui Tata Laksana pelayanan di Instalasi Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya
4. Mengetahui penyediaan logistik di Instalasi Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya
5. Mengetahui Keselamatan pasien dalam pelayanan di Instalasi Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya
6. Mengetahui Keselamatan kerja dalam pelayanan di Instalasi Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya
7. Mengetahui pengendalian mutu pelayanan di Instalasi rawat inap
rumas sakit umun Permata bunda Tasikmalaya

7
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
1.Ruang Lingkup pelayanan Instalasi Rawat Inap yang berkaitan dengan
profesi lainya terdiri dari :
a. Staf Medis
b. Staf Perawat
c. Staf nutrisionist (Gizi)
2. Ruang lingkup unit kerja yang terkait pelayanan Instalasi Rawat Inap
adalah :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Rawat Jalan
c. Instalasi high Care Unit
d. Instalasi Bedah Sentral
e. Medical ChekUp
f. Instalasi Rawat Inap terdiri dari :
1. Ruang Perawatan Dewasa
2. Ruang Perawatan anak
3. Ruang Perawatan Bedah

D. BATASAN OPERASIONAL
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya buka
selama 24 jam non stop yang menerima pasien dari :
Rawat Jalan, IGD serta rujukan dokter luar yang punya SIP ( Surat Ijin
Praktek ) .Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Permata Bunda
Tasikmalaya sebagai rumah sakit type D dan memenuhi undang undang dan
peraturan serta ada perjanjian tertulis yang menyangkut keselamatan pasien
yaitu:
1. Berperan serta dalam pemantapan mutu internal dan eksteranl
2. Benar –benar menerapkan 6 sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit.
3. Dibawah tanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Inap dan Bidang
Keperawatan.

E. LANDASAN HUKUM
Sebagai dasar dikeluarkanya surat keputusan ini adalah ketentuan dalam
bidang kesehatan terutama yang menyangkut hak pasien dan keluarga, serta
kwajiban staf rumah sakit yang terlibat dalam pelayanan pasien dalam
memenuhi kebutuhan pasien sebagai berikut :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 8 tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen

8
4. Peraturan Pemerintah Nomer 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
5. Keputusan menteri kesehatan RI No.1436/MENKES/PER/IX 2010
Tentang standar pelayanan kedokteran
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
370/Menkes/SK/III/2207 Tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Instalasi
Rawat Inap Kesehatan
7. Peraturan menteri kesehatan RI No.1796/MENKES/PER/VIII/2011
tentang registrasi tenaga kesehatan.

9
BAB VI
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
1. Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM rawat inap keperawatan
adalah:
Pendidikan
No Jenis Tenaga Sertifikasi Jumlah
formal
Kepala Instalasi
1. 1
rawat inap
Kepala Ruangan NERS  Service Excellent
2.  BHD 1
rawat inap
 Service Excellent
3. PJ Shift/ Ka Tim NERS /  BHD 3
DIII Keperawatan
 Service Excellent
DIIIKeperawatan/
4. Perawat pelaksana  BHD 16
S 1 Kep.Ners

Asisten perawat  Service Excellent


5 SMK 1
(POS)
Keperawatan

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan di ruang InstalasiRawat inap keperawatan:
Jadwal dinas Petugas Jumlah Keterangan
Kepala Ruang 1
Dinas pagi PJ Sift 1 jam 07.30-13.30WIB
Perawat pelaksana 2 atau 3
PJ Sift 1
Dinas sore jam 13.30-19.30WIB
Perawat pelaksana 2 atau 3
PJ Sift 1 Jam19.30-07.30WIB
Dinas malam
Perawat pelaksana 2 atau 3

10
C. PENGATURAN JAGA
1. Pengaturan Jaga Perawat rawat inap
a. Pengaturan jadwal dinas perawat rawat inap dibuat dan di
pertanggung jawabkan oleh Kepala Ruang (Karu) rawat inap dan
disetujui oleh Kabid/komite Keperawatan
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan
direalisasikan ke perawat pelaksana rawat inap setiap satu bulan
c. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari
tertentu, maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan
dinas pada buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan
kebutuhan tenaga yang ada (apabila tenaga cukup dan berimbang
serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui)
d. Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift
( PJ Shift)
e. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi yaitu mulai dari jam 07.30-
13.30WIB , dinas sore dari jam 13.30 -19.30WIB, dinas malam
dari mulai jam 19.30 -07.30WIB, lepas malam, libur dan cuti.
f. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak
dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka
perawat yang bersangkutan harus memberitahu Karu ranap
Sebelum memberitahu Karu ranap , diharapkan perawat yang
bersangkutan sudah mencari perawat pengganti, Apabila perawat
yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti, maka
Karu ranap akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu perawat
yang hari itu libur
g. Apabila ada tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai
jadwal yang telah ditetapkan ( tidak terencana ), maka Karu
ranap akan mencari perawat pengganti yang hari itu libur.

2. Pengaturan Jadwal Visite Dokter Spesialis dan dokter jaga(dr


umum)
a) Dokter spesialis Dalam terbagi menjadi 3 waktu yakni jam
8.00 sd.selesai, jam 14.00 sd selesai dan jam 17.00 sd selesai
b) Visite dr spesialis anak terbagi menjadi 2 waktu yakni jam
7.30 s.d selesai dan jam 17.00 sd selesai
c) Jadwal visite dr spesialis bedah umum jam 8.00 s.d selesai
d) Jadwal visite dr bedah urologi jam 09.00 s,d selesai
e) Jadwal visite dr.spesialis syaraf terbagi menjadi 2 waktu yakni
jam 09.00 s.d selesai dan jam 14.00 sd selesai
f) Jadwal visite dr.spesialis jantung dan pembuluh darah terbagi
menjadi 2 waktu yakni jam 7.00 s.d selesai dan jam 16.00 sd
selesai

11
g) Jadwal visite dr .orthophedi jam 13.00-s.d selesai
h) Jadwal visite dr.spesialis mata jam 13.00 s.d selesai
i) Jdwal visite dr.spesialis kulit dan kelamin jam 13.00 s.d selesai
j) Jadwal visite dr.spesialis paru jam 15.00 s.d selesai
k) Jadwal visite dr spesialis THT jam 13.00 –selesai
l) Jadwal visite dr.kandungan jam 09.00 –selesai
m) Jadwal visite dr umum(dr.jaga) jam 20.00- selesai

12
BAB VII
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

A. STANDAR FASILITAS
1. Fasilitas & Sarana
a. Standar Fasilitas
Instalasi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Permata
Bunda Tasikmaya terletak digedung utama lantai dua pada struktur
bangunan Rspermata bunda tasikmalaya. Unit Instalasi Rawat Inap
menempati luas bangunan ... meter persegi, sebagai sarana pendukung
dalam memberikan informasi diagnostik Instalasi Rawat Inap juga
dilengkapi dengan sarana prasarana alat medis yang canggih.

13
Tersedianya air bersih diolah dari pengolahan air bersih di
monitor secara kontinue untuk memastikan kadar air yang digunakan
untuk pemeriksaan memenuhi syarat baku mutu air.
Listrik di suplai dari PLN dengan sumber listrik yang stabil
dan tegangan yang konstan sehingga tidak ada giliran listrik terputus
dengan dibantu UPS. Hal ini diperlukan supaya pemeriksaan tidak
terhenti mengingat Instalasi Rawat Inap RSU Permata Bunda
Tasikmalaya memberikan pelayanan 24 jam. Perantauan kestabilan
voltage secara kontinue dilakukan agar alat-alat yang ada di Instalasi
Rawat Inap dapat digunakan dengan baik dan hasil yang dikeluarkan
juga akurat.
1. Fasilitas batasan Sarana
Fasilitas batasan sarana ruang Instalasi Rawat Inap dengan bagian
lain meliputi :
1. Bagian barat / depan ruang suite A &B serta VVIP 3A sd
VVIP 3H berhadapan dengan tempat parkir dan pintu masuk
rumah sakit
2. Bagian Utara : ruang perawat, ruangan VIP dari 302 sd 310,
kelas 1 dari 311 sd 318 , kelas 1 Anak dan kandungan, kelas 2
anak dan kandungan kelas 3 anak dan kandungan bersebelahan
dengan ruang penyajian gizi
3. Bagian Selatan / samping kiri : Ruang perinatologi,ruang
vk,ruang jaga bidan.
4. Bagian timur / belakang : kelas 1 2, dan kelas 3 bersebelahan
dangan ruang isolasi
5. Ruang jaga perawat 5x4 m
6. Ruang ganti perawat dan bidan 5x3 m
7. Ruang vk 5x4 m
8. Ruang perinatologi 6x6m
9. Kamar mandi petugas ukuran : 2,0 x 1,5 meter

14
2. Fasilitas Prasarana Penunjang
Fasilitas Prasarana untuk menunjang kegitan Instalasi Rawat Inap
meliputi;
Ruang perawatan umum,kebidanan dan anak

No Kamar Kelas Fasilitas Jumlah


1 Suite A&B Suite A & B Bed pasien 1
Sofa penunggu 1
Lemari pasien 1
Meja makan 1 set
TV 1
Remot TV 1
AC 1
Remot AC 1
Despenser 1
Lampu tidur 1
Tempat sampah 1
Telephon 1
Handrub 1
Jam dinding 1
Kalender 1
Kulkas 1
Meja saji makan 1
pasien 1
Tiang infus 1
2 VVIP VVIP Bed pasien 1
A,B,C,D,E,F, Lemari pasien 1
G,H Kursi 1
penunggu/sofa 1
TV 1
Remot TV 1
AC 1
Remot AC 1
Tempat sampah 1
Telephone 1
Handrub 1
Jam dinding 1
Kalender 1
kulkas 1
despenser 1
Meja saji makan 1
pasien

15
Tiang infus
1
3 VIP 302 s/d VIP Bed pasien 1
310 Lemari pasien 1
Kursi 1
penunggu/sofa 1
TV 1
Remot TV 1
AC 1
Remot AC 1
Tempat sampah 1
Telephone 1
Handrub 1
Jam dinding 1
Kalender 1
kulkas 1
Tiang infus 1

4 Kelas 1 ( 311 Kelas 1 ( 1 bed ) Bed pasien 1


s/d 318 ) Lemari pasien 1
Kursi 1
penunggu/sofa 1
Tempat sampah 1
Telephone 1
Handrub 1
Jam dinding 1
Kalender 1
tiang infus 1
5 Kelas 1 Kelas 1 ( 2 bed ) Bed pasien 2
Dewasa Lemari pasien 2
( 327 A&B, Kursi 2
329 A&B ) penunggu/sofa
TV 1
Remot TV 1
Tempat sampah 1
Telephone 1
Handrub 1
Jam dinding 1
Kalender 1
kipas angin 1
tiang infus 2

16
6 Kelas 1 Anak Kelas 1 Bed pasien 2
& Lemari pasien 2
Kandungan Kursi penunggu 2
( 319 A&B, Tempat sampah 1
320 A&B ) Telephone 1
Handrub 1
Jam dinding 1
Kalender 1
Tiang infus 2
AC 1
Remot AC 1
TV 1
Remot TV 1
7 Kelas 2; Kelas 2 Bed pasien 4
Dewasa Lemari pasien 4
( 328 A B C Kursi penunggu 4
D) Tempat sampah 1
Telephone 4
Handrub 1
Jam dinding 1
Kalender 1
Tiang infus 4
Kipas Angin 1
8 Kelas 2 Anak Kelas 2 Bed pasien 4
dan Lemari pasien 4
Kandungan Kursi penunggu 4
( 322 Tempat sampah 2
A,B,C,D ) Telephone 1
Handrub 1
Jam dinding 1
Kalender 1
Tiang infus 4
TV 1
Remot TV 1
AC 1
Remot AC 1

9 Kelas 3 Kelas 3 Bed Pasien 6


Dewasa Lemari Pasien 6
( 330 Kursi Penunggu 6
A,B,C,D,E,F ) Telepon 6

17
Handrub
Kipas angin 1
Tempat Sampah 1
Tiang Infus 6

14. Kelas 3 Anak Kelas 3 Bed Pasien 5


dan Lemari Pasien 5
Kandungan Kursi Penunggu 5
( 321 Telepon 1
A,B,C,D,E ) Handrub 2
AC 1
Remot AC 1
TV 1
Remot TV 1
Tempat Sampah 2
Tiang Infus 5

15. Ruang Isolasi Ruang Isolasi Bed Pasien 2


( 331 A & B ) Lemari Pasien 2
Kursi Penunggu 2
Telepone 2
Handrub 1
Kipas Angin 1
Tempat sampah 1
Tiang infus 2
15. Ruang Jaga Ruang Jaga Lampu Baca 1
perawat perawat Foto
Troli Injeksi 1
Troli Visite 1
Troli emergency 1
EKG 1
Tensi Meter 3
Stetoscop 3
Timbang BB 1
Set Rawat Infus 1
Set Kateter 1
Set Pemeriksaan 3
TTV
Jam Dinding 1
Kalender 1
Lemari kaca 1
Loker Obat 1
Pasien
Tempat sampah 4
Handrub 2
Komputer 1
Printer 1
Kursi Bundar 4

18
Kursi Kayu 1
TV 1
Remot TV 1
Kulkas 1
Dispenser 1
Ruang 1
Dispensing
Meja kerja 2
13 Dapur Lemari dapur 1
Dispenser 1
Rice cooker 1
1
Tremos air
1
panas
Sterilisator botol 1
Kulkas 1
Kompor 1
Alat masak 1
Handrub 1
1
Rak Piring
1
Blender 1
Mixer 1
Freezer 1
Kursi 1
Meja Saji 1
Meja Potong 1

15. R. Konsultasi Peraga makanan 1


set 1
Lemari linen 1
1
Meja
1
Kursi 1
Rak buku 1
Rak alat peraga 1
Tempat sampah 1
Timbangan 1

19
16 Ruang Kursi roda 3
Lorong Brancard 1
Apar 4
Handrub 1
Lampu 1
Emergensi 1
Tempat sampah 1

20
BAB VIII
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PELAKSANAAN PENERIMAAN PASIEN


1. Pasien tiba diruang perawatan diantar oleh petugas TPP / perawat /
perawat Instalasi Gawat Darura/Perawat Poliklinik
2. Sampai diruang perawatan perawat melakukan identifikasi pasien ( nama,
tanggal lahir , alamat, jenis kelamin ) sambil mencocokkan dengan status
pasien dan gelang identitas pasien bila sudah terpasang .
3. Perawat melakukan asesmen keperawatan awal ( berdasarkan usia/
kelompok / kasus pasien )
4. Pasien yang berasal dari TPP/ perawat melakukan pengkajian awal yang
terdiri dari tanda-tanda vital, pengkajian nyeri, pengkajian jatuh, riwayat
kesehatan, untuk kasus anak ditambah riwayat tumbuh kembang,.
Sedangkan pasien yang berasal dari IGD/poliklinik maka perawat
meneruskan asesmen / pengkajian awal dari pengkajian fisik sampai
dengan masalah keperawatan yang timbul dan di dokumentasikan disertai
dengan tanda tangan dan nama lengkap perawat yang mengkaji.
5. Perawat melakukan orientasi pada pasien dan keluarga tentang petugas
yang akan merawat, asuhan keperawatan dan kebidanan, waktu konsultasi
dan visite dokter, hak dan kewajiban, fasilitas ruangan, cuci tangan.
6. Dokter melakukan asesmen medis awal di lembar anamnese dan
pemeriksaan fisik oleh dokter yang terdiri dari :
1) Subyek yang terdiri dari keluhan utama pasien, anamnesa
2) Objek yang terdiri dari pemeriksaan fisik head to toe ,tanda tanda vital.
3) Assesman : diagnosis yang di dapatkan , diagnosa banding bila ada
4) Planning : tindakan /pengobatan yang diberikan.
7. Perawat atau bidan melakukan pengkajian sesuai dengan masalah pasien.
8. Tentukan diagnose pasien, buat rencana keperawatan / medis berdasarkan
a. Skala prioritas ( mulai dari kaedaaan umum pasien, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang )
b. kolaborasikan dengan dokter spesialis lain atau yang
merawat untuk tindakan medis, pemberian terapi dan tindakan
pelayanan
c. selanjutnya atau kolaborasikan dengan tim medis lain bila
diperlukan.
9. Informasikan / berikan edukasi kepada keluarga/ pasien untuk ikut dalam
pengambilan keputusan untuk pelayanan selanjutnya dan
didokukmentasikan.

21
B. PELAKSANAAN ORIENTASI PASIEN
 Pasien dilakukan orientasi pada saat masuk dalam ruang perawatan yang
meliputi :
a. Perkenalan terhadap perawat jaga
b. Memperkenalkan Ruang perawatan yang ditempati pasien
c. Menjelaskan dokter penanggung jawab pelayanan ( DPJP) terhadap
pasien
d. Menjelaskan cara penggunaaan peralatan seperti :
 Cara operasional tempat tidur
 Jam visite dokter
 Jam berkunjung
 Jam makan pasien
 Jam tindakan rutin
 Cara pemasangan gelang identitas
 Tanda resiko jatuh
 Cara operasional TV dan AC
 Kamar mandi ( Air panas dan dingin)
 Cara menggunakan telepone untuk memanggil perawat

C. PELAKSANAAN PEMBERIAN ASUHAN PASIEN


1. Melakukan asesmen pasien baik asesmen medis dan asesmen keperawatan
lainya sesuai kebutuhan
2. Melakukan penegakan diagnosa baik medis dan keperawatan
3. Membuat NCP ( Nursing Care Plan)
4. Melaksanakan tindakan baik tindakan dependen atau independen
5. Melakukan evaluasi (SOAP)
6. Dan melakukan dokumentasi asuhan pada Rekam Medis pasien

D. PELAKSANAAN PERAWATAN PASIEN


1. Observasi kondisi pasien setiap shif atau sesuai kebutuhan
2. Pantau intake dan out put pasien
3. Berikan penjelasan kepada pasien atau keluarga tentang kondisi maupun
tindakan yang akan dilakukan
4. Identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan
5. Komunikasi efektif melalui metode S-BAR
6. Pengawasan penggunaan obat di ruangan
7. Pelaksanaan operasi sesuai prosedur
8. Mencegah infeksi nosokomial dengan cuci tangan sesuai standar WHO
9. Mencegah pasien jatuh
10. Kolaborasi dengan dokter dam tim kesehatan yang lain

22
E. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

NO JUDUL PROSEDUR TETAP


DOKUMEN
1 Penerimaan pasen baru
2 Pasen sembuh dan diizinkan pulang
3 Pasien pulang atas permintaan sendiri
4 Pasein meninggal dunia
5 Konsultasi antar unit
6 Permintan Pemeriksaam rontgen
7 Permintaan Pemeriksaan lab
8 Permintaan persetujuan tindakan
9 Pemeriksaan TTV
Memindahkan pasien dari tempat
10
tidur ke brankar
Memindahkan pasien dari tempat
11
tidur ke kursi roda
12 Mengatur posisi pasien semi fowler
13 Pelayanan mental spiritual pasien
14 Memandikan pasien di tempat tidur
15 Genital hygiene
16 Memberikan tranfusi darah
17 Melakukan bilas lambung
18 Memberikan obat melalui mulut
Memberikan gliserin dengan cara
19
lavement
Menyiapakam sampel urin untuk
20
pemeriksaan
21 Pemberian obat intracutan
22 Pemberian obat intramusculer
23 Pemberian obat intravena
24 Pemberian Obat Subcutan
25 Penggantian alat tenun kotor
26 SPO perawatan Luka
27 Permintaan diet pasien
28 Pemasangan selang NGT
29 Pemasangan EKG
30 Pengangkatan Jahitan Luka
31 Pemasangan Infus
32 Pemberian Nebulizer

23
33 Pemberian Oksigen
34 Melakukan Suction
35 Pemasangan dower chateter
36 Pergantian jaga shift
37 Pelaksanaan tindakan keperawatan
tindakan

38 Pemasangan APD sarung tangan

39 Spo asuhan keperawatan

40 Askep pada pasien asma


41 Askep pasien bronchopeunomoni
42 Askep pasein DHF
43 Askep pasien encephalitis
44 Askep pasien febrille convulsion
45 Askep pasien gastritis
46 Askep pasien hepatitis
47 Askep pasien hipertensi
48 Askep pasien neuproticsindrom
49 Askep pasien sepsis
50 Askep pasien thalasemia
51 Askep pasien TBC
52 Askep pasien typhoid
53 Askep pasien CHF
54 Askep pasien Anginafektoris
55 Askep pasien Shockardiogenik
56 Askep pasien Fibrilasi atrium
57 Askep pasien Akut miocard infark
58 Askep pasien Stroke
59 Askep pasien CEFALGIA
60 Askep pasien EPILEPSI
61 Askep pasien Low Back Pain
62 Askep pasien Meningitis
63 Askep pasien Parkinson
64 Askep pasien Tetanus
65 Askep pasien Trauma Capitis
66 Askep pasien Vertigo
67 Askep pasien Bronkhitis
68 Askep pasien CA Paru
69 Askep pasien Efusi

24
70 Askep pasien Ispa
71 Askep pasien PPOK
72 Askep pasien Appendiksitis
73 Askep pasien Hernia
74 Askep pasien Peritonitis
75 Askep pasien Ca mamae
76 Askep pasien FAM
77 Askep pasien Limfoma
78 Askep pasien WSD
79 Askep pasien Luka bakar
80 Askep pasien Fraktur
81 Askep pasien ORIF
82 Askep pasen OREF
83 Askep pasien Batu Ureter
84 Askep pasien Batu Buli
85 Askep pasien BPH
86 Askep pasien neprhostomi perkutan
87 Askep pasien Ureterorenoscopy
88 Askep pasien Striktur Urethra
89 Askep pasien Hipospadia
90 Askep pasien Batu Ginjal
91 Askep pasien Diare Pada Anak
Askep pasien Kejang Demam Pada
92
Anak
93 Askep pasien Thalasemia Pada Anak
94 Askep pasien TBC Pada Anak
95 Askep pasien Pneumonia Pada Anak
96 Askep pasien Tonsilitis
97 Askep pasien sinusitis
98 Askep pasien otitismedia akut
99 Askep pasien Stephen Johnson
100 Askep pasien katarak
101 Askep pasen neuritis
102 SPO HDN

25
BAB IX
LOGISTIK

A. PENGERTIAN
Manajemen Instalasi rawat inap dan unit pelayanan lain yang terlibat dalam
penggunaan asesmen pasien merupakan penyelenggaraan pengurusan bahan
habis pakai dan formulir-formulir pendukung terhadap kebutuhan asesmen pasien
dan barang untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di rumah sakit secara teratur
dalam kurun waktu tertentu secara cermat dan tepat dengan biaya seefisien
mungkin.

B. TUJUAN
1. Tujuan operasional yaitu tersedianya barang atau material dalam jumlah
yang tepat dan kualitas yang baik pada waktu yang dibutuhkan.
2. Tujuan keuangan yaitu agar tujuan operasional di atas tercapai, dengan
biaya yang rendah.
3. Tujuan keutuhan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh gangguan
yang menyebabkan hilang atau kurang, rusak, pemborosan, penggunaan
tanpa hak sehingga dapat mempengaruhi pembukuan atau sistem
akuntansi.

C. SYARAT MANAJEMEN LOGISTIK


1. Sirkulasi pengeluaran bahan atau barang berdasar metode FIFO (First In
First Out).
2. Fasilitas penyimpanan terstandar (bersih dan suhu sesuai).
3. Stok bahan atau barang tersedia dalam kurun waktu tertentu
4. Menjaga kualitas bahan tetap terjamin.
5. Adanya sistem pencatatan.

D. KEGIATAN LOGISTIK DI INSTALASI


Pemesanan bahan/barang bahan habis pakai secara periodik dan sesuai dengan
kebutuhan ruangan masing-masing.

26
BAB X
KESELAMATAN PASIEN

1. PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah sistem yang sudah dijalankan dirumah sakit untuk
memberikan jaminan keselamatan pasien sehingga kepercayaan pasien
terhadap pelayan Instalasi Rawat Inap meningkat.Keselamatan pasien
termasuk asesmen resiko pasien.Pelaporan setiap kali terjadi insident
dianalisis dan ditindak lanjuti dengan implementasi yang dapat berulangnya
kembali insident tersebut sehingga dapat meminimalkan resiko terhadap
pasien

2. TUJUAN
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
tindakan pelayanan yang tidak seharusnya atau seharusnya dikerjakan tidak
dilaksanakan ,Selain itu agar tercipta budaya keselamatan pasien,

3. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN SECARA UMUM


Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju
keselamatan pasien rumah sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus
yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko. Mengembangkan sistem
dan proses pengelolaan resiko, serta melakukan identifikasi dan
pengkajian hal potensial bermasalah.
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan
mudah dapat melaporkan kejadian/insiden, serta rumah sakit mengatur
pelaporan kepada Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-
cara komunikasi yang terbuka dengan pasien.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong
karyawan untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar
bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul.
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.
Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk
melakukan perubahan pada sistem pelayanan.

27
4. Tata Laksana Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap
a. Keselamatan pasien Instalasi Rawat Inap di RSU Permata Bunda
merupakan prioritas utama hal ini terkait dengan kepercayaan
pelanggan ,adapun sistem yang sudah berjalan di Instalasi Rawat Inap
adalah :
b. Pemantapan mutu harian ; pelaksaanaan kontrol harian dalam rangka
untuk mengontrol kelayakan reagensia maupun alat pemeriksaan
c. Pemantapan mutu Tahunan dan bulanan ;
d. Pemantapan mutu Tahunan dan bulanan dilaksanakan dengan keikut
sertaan Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Permata Bunda
ditingkat regional,nasionl,maupun internasional
e. Identifikasi pasien dengan Gelang identitas pasien
f. Sistem pemeriksaan dan pelaporan hasil dengan Laboratory Information
Systim (LIS)
g. Menuliskan asal pasien dilembar hasil pemeriksaan
h. Pembedaan pengambilan hasil dari rawat inap dengan rawat Jalan

5. Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan pasien


harus diterapkan. Standar tersebut sebagai berikut :
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
f. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien.
g. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai
keselamatan pasien.

6. Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit.


1. Menetapkan instalasi kerja yang bertanggung jawab mengelola program
keselamatan pasien rumah sakit.
2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka pendek 1 – 2
th.
3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien rumah sakit.
4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi jajaran
manajemen dan karyawan.
5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien).
6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit seperti
tersebut di atas.

28
7. Menerapkan standar keselamatan pasien rumah sakit (seperti tersebut di
atas) dan melakukan self assesment dengan instrument akreditasi
pelayanan keselamatan pasien rumah sakit.
8. Program khusus keselamatan pasien rumah sakit.
9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien
rumah sakit dan kejadian tidak diharapkan.

7. Pengertian 6 Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit


1. Ketepatan Identifikasi Pasien
a. Identifikasi pasien (Patient Identification) adalah prosedur pencatatan
identitas diri pasien yang masuk ke Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat,
termasuk bayi yang baru lahir, yang dapat dilakukan dengan sistem
barcode
b. Identifikasi pasien dewasa adalah pencatatan identifikasi diri pasien
dan pemberian tanda berupa gelang nama pada tangan yang memuat
minimal : nama pasien, nomor rekam medis atau tempat tanggal lahir
c. Identifikasi bayi baru lahir adalah pencatatan identitas diri bayi dan
pemberian tanda berupa gelang nama pada tangan bayi yang memuat
nama ibu bayi, nomor rekam medis bayi,tempat tanggal lahir . Disertai
cap kaki bayi kiri dan kanan dan cap ibu jari tangan kanan dari ibu
bayi pada lembar identifikasi bayi.
2. Peningkatan Komunikasi Efektif Antar Perawat Dan Tenaga Kesehatan
Lainnya
Komunikasi verbal antar perawat dan staf yang terkait lainnya, yang
mampu mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien
selama dalam perawatan di rumah sakit melalui pemberian informasi yang
tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh penerima pesan
3. Peningkatan Keamanan Obat Dengan Kewaspadaan Tinggi (High Alert
Medication)
Obat dengan kewaspadaan tinggi adalah obat-obat yang secara signifikasi
berisiko membahayakan pasien bila digunakan dengan salah atau
pengelolaan yang kurang tepat.
4. Kepastian Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi
Rumah sakit harus mempunyai metodologi identifikasi dan verifikasi
pemberian tanda pada lokasi operasi (Site Marking) berdasarkan diagnosis
dan tepat pasien.
5. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Hand Hygiene)
a. Cuci tangan adalah menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis
dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme
sementara.
b. Cuci tangan antiseptik/prosedural adalah proses menghilangkan/
mematikan mikroorganisme transient.

29
c. Cuci tangan bedah adalah proses menghilangkan/mematikan
mikroorganisme transient dan mengurangi flora resident.

6. Pengurangan Risiko Pasien Cidera Akibat Jatuh


Pasien jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat tidur ke lantai
atau ke tempat lainnya yang lebih rendah pada saat istiharat maupun pada
saat terbangun yang disebabkan oleh berbagai kondisi penyakit stroke,
epilepsi, kejang, penyakit kronis lainnya atau karena terlalu banyak
aktifitas atau akibat kelalaian perawat, pemberian obat-obatan diuretik,
laksatik, sedatif, psikotropik dan obat anti depresan.

30
BAB XI
KESELAMATAN KERJA

1. Keselamatan Kerja
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1 menyatakan bahwa
upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan. Rumah sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori
tersebut di atas, berarti wajib menerapkan upaya kesehatan dan keselamatan kerja.
Program kesehatan dan keselamatan kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga
bertujuan melindungi karyawan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam
dan di luar rumah sakit.
Dalam undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat 2 (dua) disebutkan bahwa
“setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”. Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang
bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja berada dalam kondisi sehat dan
selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup
layak sesuai dengan martabat manusia.
Kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini unit gizi dan perlindungan terhadap
rumah sakit. Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit.
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktivitas
pegawai dan meningkatkan produktivitas rumah sakit adalah :.
1. Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dimaksudkan
untuk menjamin :
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara tepat dan
efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
2. Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat
digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :
a. Kondisi dan lingkungan kerja
b. Kesadaran dan kualitas pekerja
c. Peranan dan kualitas manajemen
3. Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dapat terjadi bila :
a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus
b. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses
produksi
c. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan
terlalu panas atau terlalu dingin.

31
d. Tidak tersedia alat-alat pengaman.
e. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran
dan lain-lain.
4. Perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja dan petugas kesehatan
a. Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus mendapatkan
pelatihan mengenai cara penularan dan penyebaran penyakit, tindakan
pencegahan dan pengendalian infeksi yang sesuai dengan protokol jika
terpajan.
b. Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan
penjelasan umum mengenai penyakit tersebut.
c. Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular melalui
udara harus menjaga fungsi saluran pernafasan (tidak merokok, tidak
minum dingin) dengan baik dan menjaga kebersihan tangan.
5. Petunjuk pencegahan infeksi untuk petugas kesehatan.
a. Untuk mencegah transmisi penyakit menular dalam tatanan pelayanan
kesehatan, petugas harus menggunakan APD yang sesuai untuk
kewaspadaan standar dan kewaspadaan isolasi (berdasarkan penularan
secara kontak, droplet atau udara) sesuai dengan penyebaran penyakit.
b. Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan tentang gejala
penyakit menular yang sedang dihadapi.
c. Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus dievaluasi
untuk memastikan agen penyebab. Dan ditentukan apakah perlu dipindah
tugaskan dari kontak langsung dengan pasien, terutama mereka yang
bertugas di instalasi perawatan intensif, ruang rawat anak, ruang bayi.
d. Semua petugas harus menggunakan apron, penutup kepala dan pelindung
kaki (sandal/sepatu boot), sebelum masuk ruangan yang berpenyakit
menular. Termasuk harus harus mengenakan APD tersebut hal ini
bertujuan untuk mengurangi kontaminasi atau penularan
6. Prinsip keselamatan kerja karyawan dalam proses penyelenggaraan pelayanan
pasien
a. Pengendalian teknis mencakup
 Letak, bentuk dan konstruksi alat sesuai dengan kegiatan dan
memenuhi syarat yang telah ditentukan.
 Perlengkapan alat kesehatan yang cukup disertai tempat penyimpanan
yang praktis.
 Penerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat.
 Tersedianya ruang istirahat untuk karyawan.
b. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab dan
terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh karyawan.
c. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerja
dari karyawan.

32
d. Volume kerja yang dibebankan disesuaikan dengan jam kerja yang telah
ditetapkan.
e. Maintenance (perawatan) alat dilakukan secara rutin oleh petugas instalasi
pemeliharaan sarana sesuai jadwal.
f. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi karyawan.
g. Adanya fasilitas atau peralatan pelindung dan peralatan pertolongan
pertama yang cukup.
7. Prosedur keselamatan kerja
a. Keamanan kerja di ruang ini meliputi :
 Menggunakan alat pembuka peti/bungkus menurut cara yang tepat.
 Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan angkatlah
dengan alat pengangkut yang tersedia untuk barang tersebut.
 Tidak diperkenankan merokok di ruang perawatan
 Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan/diperlukan.
 Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan.
 Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang dapat
membahayakan badan dan kualitas barang.
 Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin di ruang
perawatan

2. Keselamatan Kerja di Instalasi Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Inap harus memiliki pemahaman akan pentingnya
keamanan kerja di Instalasi Rawat Inap. Hal ini mutlak perlu diperhatikan
karena mempunyai dampak kesehatan langsung bagi petugas dan dampak
tidak langsung terhadap masyarakat/lingkungan disekitar Instalasi Rawat
Inap. Oleh karena itu pentingnya mengurangi bahaya yang terjadi, Instalasi
Rawat Inap harus mempunyai sarana keamanan kerja yang sesuai dengan
Pedoman keamanan Instalasi Rawat Inap mikrobiologi dan biomedis yang
sesuai dengan tandart DepKes RI :

3. Ruangan di Instalasi Rawat Inap


a. Seluruh ruangan dalam Instalasi Rawat Inap mudah dibersihkan
b. Permukaan meja kerja tidak tembus air. Juga tahan asam, alkali larutan
33olytec dan panas yang sedang
c. Perabot yang digunakan terbuat dari bahan yang kuat
d. Ada jarak antara meja kerja, lemari dan alat sehingga mudah dibersihkan
e. Ada dinding pemisah antara ruang pasien dan Instalasi Rawat Inap
f. Penerangan Instalasi Rawat Inap sudah cukup memenuhi standart
g. Permukaan dinding, langit-langit dan lantai harus rata agar mudah
dibersihkan, tidak tembus cairan serta tahan terhadap desifektan.
h. Denah Instalasi Rawat Inap yang lengkap digantungkan ditempat yang
mudah terlihat

33
i. Tempat sampah dilengkapi dengan kantong 34olytec
j. Tempat sampah dipisahkan antara sampah medis dan non medis (sampah
medis kantong 34olytec warna kuning dan sampeh non medis kantong
34olytec warna hitam).

Koridor, gang dan lantai


a. Lantai Instalasi Rawat Inap harus bersih, kering dan tidak licin
b. Koridor dan gang harus bebas dari halangan
c. Penerangan dikoridor dan gang cukup

Sistem Ventilasi
a. Ventilasi Instalasi Rawat Inap harus cukup
b. Udara diruangan Instalasi Rawat Inap dibuat mengalir searah

Fasilitas Air dan Listrik


a. Tersedianya aliran listrik dan generator dengan kapasitas yang memadai
b. Tersedianya fasilitas air PAM dengan kualitas air yang memadai sesuai
dengan kebutuhan Instalasi Rawat Inap

Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dan pelaporan kegiatan Instalasi Rawat Inap diperlukan dalam
perencanaan, pemantauan dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk
peningkatan pelayanan Instalasi Rawat Inap. Adapun bentuk pencatatan dan
pelaporan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Permata Bunda
terangkum dalam daftar arsip sebagai berikut :

34
BAB XII
PENGENDALIAN MUTU

A. BENTUK-BENTUK PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN


Pencatatan dan pelaporan
a. Pencatatan dan Pelaporan Pengadaan Barang /alat habis pakai atau alat
kesehatan
1. Bon pemesanan barang/alat habis pakai
2. Pencatatan pemesanan barang/alat habis pakai atau alat kesehatan
diterima oleh bagian umum untuk di verifikasi dan diserahkan ke
bagian pengadaan.
3. Pencatatan barang/alat habis pakai atau alat kesehatan yang belum
terealisasi
b. Pencatatan dan Pelaporan Tentang pelayanan pasien
1. Dokumen rekam medis pasien.
2. Buku laporan kegiatan harian.
c. Pencatatan dan Pelaporan Tentang Perlengkapan Peralatan di Unit
pelayanan
1. Membuat inventaris peralatan di unit pelayanan
2. Dilaporkan kepada atasan langsung ( Kepala Ruangan)
d. Langkah-langkah Dalam Proses Pengendalian
Empat langkah dasar yang harus dilakukan :
1. Membuat standar untuk pelaksanaan yaitu:
a. Standar kualitas adalah suatu mutu dari bahan jadi dan pelayanan
serta jasa yang harus ditentukan atau dibuat patokan (tolok ukur).
b. Standar kuantitas adalah ukuran berat, jumlah dan volume yang
diwujudkan dalam ukuran bentuk.
c. Standar biaya adalah harga taksiran dari suatu barang atau jasa
yang digunakan untuk mengukur biaya lain.
d. Standar prosedur adalah sebagai cara yang benar untuk kegiatan
sehari-hari dalam proses penyelenggaraan pelayanan.
2. Melatih tenaga keperawatan untuk memahami dan melaksanakan
standar-standar yang telah ditetapkan.
3. Memonitor, melihat, mengukur, mengecek pelaksanaan yang
dilakukan kemudian membandingkan antara pelaksanaan kegiatan
yang benar-benar dilakukan dengan standar yang telah dibuat
sebelumnya.
4. Menetapkan tindakan perbaikan/koreksi untuk mengatasi
penyimpangan dengan melaksanakan cara-cara yang telah disepakati
berdasarkan data kegiatan terdahulu.

35
B. SISTEM PENGENDALIAN EFEKTIF
Sistem pengendalian efektif meliputi:
1. Terkoordinasi dengan arus kerja, dan dapat memberikan informasi
langsung kepada atasan langsung.
2. Terfokus pada titik strategis, sistem harus jelas dan mudah dimengerti oleh
orang-orang yang dikendalikan.
3. Objektif dan menyeluruh, sistem harus jelas dan mudah dimengerti oleh
orang-orang yang dikendalikan.
4. Fleksibel. Sistem harus dibuat mudah, sehingga mudah diterapkan.
5. Secara ekonomi realistis, untung rugi pengendalian harus diperhitungkan
secara realistis.
a. Secara organisasi harus realistis, jika sistem tidak realistis (standar yang
ditetapkan terlalu tinggi), maka bawahan cenderung membuat laporan
bias.
b. Akurat/tepat yaitu informasi yang dihasilkan oleh sistem harus benar.
c. Tepat waktu, informasi harus didapatkan dalam suatu waktu tertentu,
sehingga dapat dilakukan koreksi bila diperlukan.
d. Sistem harus dapat diterima oleh semua pegawai.

C. INDIKATOR KEBERHASILAN PELAYANAN


1. Terselenggaranya pelaksanaann indikator mutu klinis (IMK) di unit
pelayanan meliputi :
a. Penyakit Bedah , Penyakit Dalam dan Anak
1) Pengkajian awal keperawatan pasien baru dalam 24 jam
2) Pengkajian awal medis pasien baru dalam 24 jam
3) Pre visite anestesia
4) Pasien stroke yang dilakukan asesmen rehab medik
5) Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan tranfusi
6) Kejadian reaksi tranfusi
7) Kejadian pasien pulang atas permintaan sendiri ( APS )
8) Waktu tunggu operasi elektif
9) Angka ketidaktepatan identifikasi pasien
10) Kejadian dekubitus selama masa perawatan
11) Angka kejadian pasien jatuh
b. Pelayanan obstetri
1) Pengkajian awal keperawatan pasien baru dalam 24 jam
2) Pengkajian awal medis pasien baru dalam 24 jam
3) Pre visite anestesia
4) Pasien stroke yang dilakukan asesmen rehab medik
5) Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan tranfusi
6) Kejadian reaksi tranfusi
7) Kejadian pasien pulang atas permintaan sendiri ( APS )

36
8) Waktu tunggu operasi elektif
9) Angka ketidaktepatan identifikasi pasien
10) Kejadian dekubitus selama masa perawatan
11) Angka kejadian pasien jatuh

2. Pengukuran indikator dan definisi operasional yang dilakukan :


1. Asesmen awal keperawatan pasien baru dalam 24 jam
Judul Assesmen awal keperawatan pasien baru dalam
24 jam
Dimensi Mutu Efektifitas dan efisien
Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi asuhan
keperawatan
Definisi Terlaksananya pengisian proses asuhan
Operasional keperawatan pasien mulai pengkajian dan
pendokumentasian dilakukan dalam waktu 1x24
jam
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah asesmen asuhan keperawatan pasien
yang terisi lengkap dalam waktu 1x24 jam
dalam satu bulan
Denominator Total pasien yang dirawat dalam waktu 1x24
jam dalam satu bulan
Sumber Data Rekam Medik Rawat Inap
Standar 100 %
Penanggung jawab Rekam Medik
Pengumpulan data

2. Asesmen awal medis pasien baru dalam 24 jam


Judul Assesmen awal medis pasien baru dalam 24
jam
Dimensi Mutu Efektifitas dan efisien
Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi asuhan
medis pasien
Definisi Terlaksananya pengisian proses asuhan medis
Operasional pasien mulai pengkajian dan pendokumentasian
dilakukan dalam waktu 1x24 jam
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali

37
Numerator Jumlah asesmen asuhan medis pasien yang
terisi lengkap dalam waktu 1x24 jam dalam satu
bulan
Denominator Total pasien yang dirawat dalam waktu 1x24
jam dalam satu bulan
Sumber Data Rekam Medik Rawat Inap
Standar 100 %
Penanggung jawab Rekam Medik
Pengumpulan data

3. Pre visite anesthesia


Judul Pre visite anesthesia
Dimensi Mutu Efektifitas dan efisien
Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi asuhan
anestesia pasien yang akan dilakukan operasi
Definisi Terlaksananya kegiatan visite pasien yang akan
Operasional dilakukan pre operasi
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah pasien yang dilakukan pre visite
sebelum dilakukan pembedahan/operasi dalam
satu bulan
Denominator Total pasien yang dilakukan
pembedahan/operasi dalam satu bulan
Sumber Data Rekam Medik Rawat Inap
Standar 100 %
Penanggung jawab Rekam Medik
Pengumpulan data

4. Pasien stroke yang dilakukan asesmen rehab medik


Judul Pasien stroke Pasien stroke yang dilakukan
asesmen rehab medik
Dimensi Mutu Efektifitas dan efisien
Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi asuhan
rehab medik pasien
Definisi Terlaksananya pengisian asesmen asuhan rehab
Operasional medis pasien stroke setelah ada konsulan dari
dokter
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data

38
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah pasien yang dilakukan asesmen asuhan
rehab medik setelah adanya konsulan dari
dokter dalam satu bulan
Denominator Total pasien stroke yang dilakukan asesmen
asuhan rehab medik satu bulan bulan
Sumber Data Rekam Medik Rawat Inap
Standar 100 %
Penanggung jawab Rekam Medik
Pengumpulan data

5. Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan tranfusi


Judul Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan tranfusi
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Terpenuhinya kebutuhan darah bagi pasien
Definisi Operasional Jumlah permintaan kebutuhan darah yang dapat
dipenuhi di setiap pelayanan
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah permintaan kebutuhan darah yang dapat
dipenuhi dalam 1 bulan x 100%
Denominator Total seluruh permintaan darah dalam 1 bulan
Sumber Data PIC
Standar 100%
Penanggung jawab IRFAN
Pengumpulan data

6. Kejadian reaksi tranfusi


Judul Kejadian reaksi tranfusi
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Reaksi dapat diketahui sedini mungkin
Definisi Operasional Jumlah kejadian reakis tranfusi di setiap
pelayanan
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah reaksi tranfusi dalam 1 bulan x 100%
Denominator Total seluruh pasien yang mendapat tranfusi
dalam 1 bulan
Sumber Data PIC

39
Standar ≤ 0,01 %
Penanggung jawab IRFAN
Pengumpulan data

7. Kejadian pasien pulang atas permintaan sendiri ( APS )


Judul Kejadian pasien pulang atas permintaan sendiri
( APS )
Dimensi mutu Menghindari pasien pulang paksa
Tujuan Tidak ada pasien pulang atas permintaan
sendiri
Definisi operasional Jumlah pasien pulang paksa dalam 1 bulan
Frekuensi pengumpulan Setiap bulan
data
Periode analisis Tiga bulan
Numerator Jumlah pasien pulang paksa atas permintaan
sendiri dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam 1
bulan
Sumber data PIC
Standar ≤5%
Penanggung jawab IRFAN

8. Waktu tunggu operasi elektif


Judul Waktu tunggu operasi elektif
Dimensi Mutu Efektif dan kenyamanan bagi pasien
Tujuan Operasi dapat dilakukan tepat waktu
Definisi Operasional Jumlah kumulatif waktu tunggu operasi yang
terencana dari seluruh pasien yang dioperasi
dalam 1 bulan
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu operasi yang
terencana dari seluruh pasien yang dioperasi
dalam 1 bulan
Denominator Jumlah pasien yang operasi dalam 1 bulan
Sumber Data PIC
Standar ≤ 2 hari
Penanggung jawab IRFAN
Pengumpulan data

40
9. Angka ketidaktepatan identifikasi pasien
Judul Angka ketidak tepatan identifikasi pasien

Dimensi Mutu Keselamatan bagi pasien


Tujuan Identifikasi pasien dilakukan dengan tepat
Definisi Operasional Jumlah salah identifikasi dalam pelayanan
kesehatan dan prosedur tindakan selama dalam
perawatan
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Numerator Jumlah salah identifikasi dalam pelayanan
kesehatan dan prosedur tindakan selama dalam
perawatan
Denominator Total pasien yang dilakukan idientifikasi pada
proses pelayanan kesehatan selama periode
waktu tertentu setiap bulan
Sumber Data PIC
Standar 0%
Penanggung jawab IRFAN
Pengumpulan data

10. Kejadian dekubitus selama masa perawatan


Judul Kejadian dekubitus selama masa perawatan
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Tidak terjadi dekubitus selama masa perawatan
Definisi Operasional Jumlah kejadian baru dekubitus yang terjadi
selama periode waktu tertentu
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa 3 bulan sekali
Numerator Jumlah kejadian baru dekubitus yang terjadi
selama periode waktu tertentu
Denominator Jumlah pasien yang mempunyai resiko
dekubitus selama periode tertentu
Sumber Data PIC
Standar 0%
Penanggung jawab IRFAN
Pengumpulan data

41
11. Angka kejadian pasien jatuh
Judul Angka Kejadian pasien jatuh
Dimensi Mutu Keselamatan dan kenyamanan
Tujuan Tidak ada kejadian pasien jatuh selama dalam
perawatan
Definisi Operasional Jatuhnya pasien di unit pelayanan perawatan
pada saat istirahat maupun saat pasien terjaga
yang tidak disebabkan oleh serangan strok,
epilepsi, bahaya karena banyak aktifitas
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa 3 bulan sekali
Numerator Total / jumlah pasien jatuh yang dirawat di unit
perawatan selama waktu tertentu setiap bulan
Denominator Total atau jumlah pasien yang beresiko jatuh
( factor intrinsic dan ekstrinsik ) yang dirawat
selama periode waktu tertentu setiap bulan
Sumber Data PIC
Standar 0%
Penanggung jawab IRFAN
Pengumpulan data

42
BAB XIII
PENUTUP

Dengan tersusunnya Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap di Rumah


Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya ini diharapkan :
1. Dapat memberikan pemahaman kepada semua pihak yang terkait
2. Diharapkan dengan dukungan, kerjasama dan partisipasi dari semua pihak
yang terkait, pedoman ini dapat terlaksana sesuai dengan apa yang
diharapkan demi terwujudnya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit
Umum Permata Bunda Tasikmalaya sesuai dengan visi dan misi serta untuk
mewujudkan Program Peningkatan Mutu Rumah Sakit Umum Permata
Bunda Tasikmalaya.

Ditetapkan di : Tasikmalaya
Pada tanggal :
Direktur,

dr

43

You might also like