Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan merupakan sumber daya
kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya
kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai
karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks.Berbagai jenis kegiatan dan
jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam berinteraksi satu
sama lain.
Isu globalisasi mengisyaratkan bahwa mekanisme pasar akan semakin
didominasi oleh perusahaan atau organisasi yang mampu memberikan pelayanan
atau menghasilkan produk unggulan yang memiliki daya saing tinggi dalam
memanfaatkan peluang pasar. Kondisi tersebut berlaku pula bagi industri jasa
kesehatan khususnya rumah sakit.
Dampak globalisasi terhadap kegiatan pelayanan kesehatan di Indonesia
semakin marak dan menjadi semakin nyata dengan berdirinya rumah sakit
pemodal asing. Jasa pelayanan kesehatan telah berubah menjadi bentuk industri
pelayanan kesehatan yang menimbulkan persaingan dalam memberikan jasa
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya.
Rumah Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya sebagai salah satu rumah
sakit swasta yang berada di wilayah Tasikmalaya, memiliki pelayanan berbasis
medis dan keperawatan dengan pelayanan unggulan Obgyn, Urologi, Jantung &
Pembuluh darah dan Paru. Sebagai fasilitas pelayanan publik, orientasi Rumah
Sakit Umum Permata Bunda Tasikmlaya diarahkan kepada kepuasan konsumen
dengan berusaha memberikan pelayanan semaksimal mungkin bagi masyarakat.
Usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan dilakukan melalui
penyediaan tenaga-tenaga yang profesional dan kompeten di bidangnya, peralatan
yang memadai dan standar pelayanan yang tinggi. Strategi pengembangan Rumah
Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya diarahkan untuk dapat mengantisipasi
tuntutan kebutuhan masa kini dan tantangan masa depan yang harus dipenuhi.
RSU Permata Bunda Tasikmalaya sebagai instansi pelayanan masyarakat
diharapkan mampu mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk
menghasilkan keuntungan yang memadai. Keuntungan baik dalam aspek sosial
yang merupakan visi yang melekat dalam peran rumah sakit dan keuntungan
dalam aspek finansial agar RSU Permata Bunda Tasikmalaya dapat terus bertahan
dan mengembangkan diri.Dalam usaha mencapai tujuan, RSU Permata Bunda
Tasikmalaya diharapkan dapat mengaplikasikan manajemen strategis pada tahun
2015 Melaui manajemen strategis, diharapkan RSU Permata Bunda Tasikmalaya
dapat menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan di masa mendatang.
Manajemen strategis merupakan kegiatan kolektif yang menyangkut
pemahaman tentang hakekat dan implikasi dari perubahan eksternal, kemampuan
untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam menghadapi perubahan dan
1
kemauan serta kemampuan untuk mengelola secara aktif momentum organisasi.
Adalah merupakan suatu keharusan bagi manajer rumah sakit, untuk memahami
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya.Seorang manajer tidak hanya
responsif terhadap perubahan tetapi harus mampu menciptakan masa depan.
RSU Permata Bunda Tasikmalaya harus semakin berusaha meningkatkan
dan mengembangkan pelayanan kesehatan yang diiringi dengan pengembangan
fasilitas-fasilitas pendukung. Untuk menentukan kegiatan atau program yang akan
dilakukan, diperlukan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang
mencakup rencana pengembangan serta dana yang diperlukan. Perencanaan yang
sistematis merupakan langkah awal untuk menetapkan tujuan dan sasaran yang
diinginkan serta langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut.
Bagian SDM RSU Permata Bunda Tasikmalaya adalah bagian dari magement
rumah sakit dimana membawahi langsung staff sdm dan SATPAM, adapun untuk
bidang kerja yang ada adalah bagian penggajian, adminstrasi kepegawaian dan
Satuan Pengamanan di lingkungan rumah sakit.
Agar kegiatan Bagian SDM RSU Permata Bunda Tasikmalaya berjalan
dengan baik, maka disusun Pedoman Pengorganisasian Sumber Daya Manusia
(SDM). Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi Rumah Sakit Umum
Permata Bunda Tasikmalaya dalam melaksanakan kegiatan pengontrolan dan
pengelolaan Sumber Daya Manusia yang ada di lingkungan Rumah Sakit Umum
Permata Bunda Tasikmalaya.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT UMUM PERMATA BUNDA TASIKMALAYA
3
BAB III
VISI MISI TUJUAN & PANCA BUDAYA
RSU PERMATA BUNDA TASIKMALAYA
3.3. TUJUAN
3.3.1. TUJUAN JANGKA PANJANG
1. Mengusahakan standar kualitas pelayanan yang bermutu kepada pasien
sebagai prioritas utama dan SDM yang bekerja di RSU Permata Bunda
Tasikmalaya
2. Mengusahakan terbentuknya SDM yang unggul sebagai tenaga profesional
yang beriman dan bertaqwa.
3. Secara bertahap meningkatkan kesejahteraan karyawan rumah sakit.
4. Menjadikan total quality management sebagai jiwa RSU Permata Bunda
Tasikmalya dalam meningkatkan kinerja dan kualitas secara
berkesinambungan.
5. Ikut serta melaksanakan program pemerintah untuk meningkatkan mutu
kesehatan masyarakat.
3.3.2. TUJUAN JANGKA PENDEK
1. Memantapkan kesiapan semua pihak yang ada di RSU Permata Bunda
Tasikmalaya dalam menghadapi akreditasi.
2. Memperbaiki dan menyempurnakan mutu kualitas pelayanan kepada
pasien, baik pasien rawat jalan maupun rawat inap dengan memperbaiki
prosedur pelayanan. Melengkapi sarana pengobatan dan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia.
3. Meningkatkan produktivitas karyawan RSU Permata Bunda Tasikmalaya
dengan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan serta
menciptakan suasana kerja yang harmonis dengan
memperbaiki/menyempurnakan peraturan ketenagakerjaan yang sudah
ada.
4
3.4. PANCA BUDAYA RSU PERMATA BUNDA TASIKMALAYA
(I) Iman dan taqwa adalah pedoman hidup kami.
(P) Panutan, kekeluargaan dan keadilan adalah contoh
kepemimpinan kami.
(T) Tanggung jawab, sifat amanah dan keikhlasan adalah karakter
kami.
(E) Etos kerja, keikhlasan dan profesionalisme adalah semangat
kami.
(K) Kepuasan pasien/pelanggan adalah prioritas kami.
5
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM PERMATA BUNDA
TASIKMALAYA
6
BAB V
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan Instalasi Rawat Inap merupakan bagian intergral dari pelayanan
yang merawat semua kasus yang meliputi kasus Penyakit Dalam, kasus Bedah,
kasus Kebidanan dan Kandungan, dan kasus Anak. Dalam rangka mendukung
visi, misi, Rumah Sakit yang menjadi pusat pelayanan trauma maka Instalasi
Rawat Inap perlu menyusun program yang jelas dan matang. Hal tersebut terkait
dengan profesionalisme tenaga keperawatan yang merupakan tolak ukur dalam
meningkatkan produktifitas.
Guna keperluan tersebut, maka pengelolaan khusus terkait mutu profesional
tenaga perawat dan bidan, mutu pelayanan dan sarana prasarana pendukung
pelayanan perlu direncanakan dengan baik.
Pelayanan Instalasi Rawat Inap Rumah Permata Bunda Tasikmalaya berpedoman
pada standar DepKes RI Tahun 1998 yang menerangkan pengolahan dan
penatalaksanaan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Type D beserta persyaratan
yang harus dipenuhi dalam melaksanakannya
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tercapainya Instalasi Instalasi Rawat Inap sebagai instalasi yang dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
perkembangan dan kemajuan teknologi kedokteran secara efektif dan
efisien agar tercapai pelayanan kesehatan yang optimal, serta dapat
dijangkau oleh masyarakat yang membutuhkan
2. Tujuan Khusus.
1. Mengetahui standar ketenagaan di Instalasi Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya
2. Mengetahui standar Fasilitas di Instalasi Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya
3. Mengetahui Tata Laksana pelayanan di Instalasi Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya
4. Mengetahui penyediaan logistik di Instalasi Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya
5. Mengetahui Keselamatan pasien dalam pelayanan di Instalasi Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya
6. Mengetahui Keselamatan kerja dalam pelayanan di Instalasi Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya
7. Mengetahui pengendalian mutu pelayanan di Instalasi rawat inap
rumas sakit umun Permata bunda Tasikmalaya
7
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
1.Ruang Lingkup pelayanan Instalasi Rawat Inap yang berkaitan dengan
profesi lainya terdiri dari :
a. Staf Medis
b. Staf Perawat
c. Staf nutrisionist (Gizi)
2. Ruang lingkup unit kerja yang terkait pelayanan Instalasi Rawat Inap
adalah :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Rawat Jalan
c. Instalasi high Care Unit
d. Instalasi Bedah Sentral
e. Medical ChekUp
f. Instalasi Rawat Inap terdiri dari :
1. Ruang Perawatan Dewasa
2. Ruang Perawatan anak
3. Ruang Perawatan Bedah
D. BATASAN OPERASIONAL
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya buka
selama 24 jam non stop yang menerima pasien dari :
Rawat Jalan, IGD serta rujukan dokter luar yang punya SIP ( Surat Ijin
Praktek ) .Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Permata Bunda
Tasikmalaya sebagai rumah sakit type D dan memenuhi undang undang dan
peraturan serta ada perjanjian tertulis yang menyangkut keselamatan pasien
yaitu:
1. Berperan serta dalam pemantapan mutu internal dan eksteranl
2. Benar –benar menerapkan 6 sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit.
3. Dibawah tanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Inap dan Bidang
Keperawatan.
E. LANDASAN HUKUM
Sebagai dasar dikeluarkanya surat keputusan ini adalah ketentuan dalam
bidang kesehatan terutama yang menyangkut hak pasien dan keluarga, serta
kwajiban staf rumah sakit yang terlibat dalam pelayanan pasien dalam
memenuhi kebutuhan pasien sebagai berikut :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 8 tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen
8
4. Peraturan Pemerintah Nomer 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
5. Keputusan menteri kesehatan RI No.1436/MENKES/PER/IX 2010
Tentang standar pelayanan kedokteran
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
370/Menkes/SK/III/2207 Tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Instalasi
Rawat Inap Kesehatan
7. Peraturan menteri kesehatan RI No.1796/MENKES/PER/VIII/2011
tentang registrasi tenaga kesehatan.
9
BAB VI
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
1. Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM rawat inap keperawatan
adalah:
Pendidikan
No Jenis Tenaga Sertifikasi Jumlah
formal
Kepala Instalasi
1. 1
rawat inap
Kepala Ruangan NERS Service Excellent
2. BHD 1
rawat inap
Service Excellent
3. PJ Shift/ Ka Tim NERS / BHD 3
DIII Keperawatan
Service Excellent
DIIIKeperawatan/
4. Perawat pelaksana BHD 16
S 1 Kep.Ners
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan di ruang InstalasiRawat inap keperawatan:
Jadwal dinas Petugas Jumlah Keterangan
Kepala Ruang 1
Dinas pagi PJ Sift 1 jam 07.30-13.30WIB
Perawat pelaksana 2 atau 3
PJ Sift 1
Dinas sore jam 13.30-19.30WIB
Perawat pelaksana 2 atau 3
PJ Sift 1 Jam19.30-07.30WIB
Dinas malam
Perawat pelaksana 2 atau 3
10
C. PENGATURAN JAGA
1. Pengaturan Jaga Perawat rawat inap
a. Pengaturan jadwal dinas perawat rawat inap dibuat dan di
pertanggung jawabkan oleh Kepala Ruang (Karu) rawat inap dan
disetujui oleh Kabid/komite Keperawatan
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan
direalisasikan ke perawat pelaksana rawat inap setiap satu bulan
c. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari
tertentu, maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan
dinas pada buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan
kebutuhan tenaga yang ada (apabila tenaga cukup dan berimbang
serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui)
d. Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift
( PJ Shift)
e. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi yaitu mulai dari jam 07.30-
13.30WIB , dinas sore dari jam 13.30 -19.30WIB, dinas malam
dari mulai jam 19.30 -07.30WIB, lepas malam, libur dan cuti.
f. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak
dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka
perawat yang bersangkutan harus memberitahu Karu ranap
Sebelum memberitahu Karu ranap , diharapkan perawat yang
bersangkutan sudah mencari perawat pengganti, Apabila perawat
yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti, maka
Karu ranap akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu perawat
yang hari itu libur
g. Apabila ada tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai
jadwal yang telah ditetapkan ( tidak terencana ), maka Karu
ranap akan mencari perawat pengganti yang hari itu libur.
11
g) Jadwal visite dr .orthophedi jam 13.00-s.d selesai
h) Jadwal visite dr.spesialis mata jam 13.00 s.d selesai
i) Jdwal visite dr.spesialis kulit dan kelamin jam 13.00 s.d selesai
j) Jadwal visite dr.spesialis paru jam 15.00 s.d selesai
k) Jadwal visite dr spesialis THT jam 13.00 –selesai
l) Jadwal visite dr.kandungan jam 09.00 –selesai
m) Jadwal visite dr umum(dr.jaga) jam 20.00- selesai
12
BAB VII
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
A. STANDAR FASILITAS
1. Fasilitas & Sarana
a. Standar Fasilitas
Instalasi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Permata
Bunda Tasikmaya terletak digedung utama lantai dua pada struktur
bangunan Rspermata bunda tasikmalaya. Unit Instalasi Rawat Inap
menempati luas bangunan ... meter persegi, sebagai sarana pendukung
dalam memberikan informasi diagnostik Instalasi Rawat Inap juga
dilengkapi dengan sarana prasarana alat medis yang canggih.
13
Tersedianya air bersih diolah dari pengolahan air bersih di
monitor secara kontinue untuk memastikan kadar air yang digunakan
untuk pemeriksaan memenuhi syarat baku mutu air.
Listrik di suplai dari PLN dengan sumber listrik yang stabil
dan tegangan yang konstan sehingga tidak ada giliran listrik terputus
dengan dibantu UPS. Hal ini diperlukan supaya pemeriksaan tidak
terhenti mengingat Instalasi Rawat Inap RSU Permata Bunda
Tasikmalaya memberikan pelayanan 24 jam. Perantauan kestabilan
voltage secara kontinue dilakukan agar alat-alat yang ada di Instalasi
Rawat Inap dapat digunakan dengan baik dan hasil yang dikeluarkan
juga akurat.
1. Fasilitas batasan Sarana
Fasilitas batasan sarana ruang Instalasi Rawat Inap dengan bagian
lain meliputi :
1. Bagian barat / depan ruang suite A &B serta VVIP 3A sd
VVIP 3H berhadapan dengan tempat parkir dan pintu masuk
rumah sakit
2. Bagian Utara : ruang perawat, ruangan VIP dari 302 sd 310,
kelas 1 dari 311 sd 318 , kelas 1 Anak dan kandungan, kelas 2
anak dan kandungan kelas 3 anak dan kandungan bersebelahan
dengan ruang penyajian gizi
3. Bagian Selatan / samping kiri : Ruang perinatologi,ruang
vk,ruang jaga bidan.
4. Bagian timur / belakang : kelas 1 2, dan kelas 3 bersebelahan
dangan ruang isolasi
5. Ruang jaga perawat 5x4 m
6. Ruang ganti perawat dan bidan 5x3 m
7. Ruang vk 5x4 m
8. Ruang perinatologi 6x6m
9. Kamar mandi petugas ukuran : 2,0 x 1,5 meter
14
2. Fasilitas Prasarana Penunjang
Fasilitas Prasarana untuk menunjang kegitan Instalasi Rawat Inap
meliputi;
Ruang perawatan umum,kebidanan dan anak
15
Tiang infus
1
3 VIP 302 s/d VIP Bed pasien 1
310 Lemari pasien 1
Kursi 1
penunggu/sofa 1
TV 1
Remot TV 1
AC 1
Remot AC 1
Tempat sampah 1
Telephone 1
Handrub 1
Jam dinding 1
Kalender 1
kulkas 1
Tiang infus 1
16
6 Kelas 1 Anak Kelas 1 Bed pasien 2
& Lemari pasien 2
Kandungan Kursi penunggu 2
( 319 A&B, Tempat sampah 1
320 A&B ) Telephone 1
Handrub 1
Jam dinding 1
Kalender 1
Tiang infus 2
AC 1
Remot AC 1
TV 1
Remot TV 1
7 Kelas 2; Kelas 2 Bed pasien 4
Dewasa Lemari pasien 4
( 328 A B C Kursi penunggu 4
D) Tempat sampah 1
Telephone 4
Handrub 1
Jam dinding 1
Kalender 1
Tiang infus 4
Kipas Angin 1
8 Kelas 2 Anak Kelas 2 Bed pasien 4
dan Lemari pasien 4
Kandungan Kursi penunggu 4
( 322 Tempat sampah 2
A,B,C,D ) Telephone 1
Handrub 1
Jam dinding 1
Kalender 1
Tiang infus 4
TV 1
Remot TV 1
AC 1
Remot AC 1
17
Handrub
Kipas angin 1
Tempat Sampah 1
Tiang Infus 6
18
Kursi Kayu 1
TV 1
Remot TV 1
Kulkas 1
Dispenser 1
Ruang 1
Dispensing
Meja kerja 2
13 Dapur Lemari dapur 1
Dispenser 1
Rice cooker 1
1
Tremos air
1
panas
Sterilisator botol 1
Kulkas 1
Kompor 1
Alat masak 1
Handrub 1
1
Rak Piring
1
Blender 1
Mixer 1
Freezer 1
Kursi 1
Meja Saji 1
Meja Potong 1
19
16 Ruang Kursi roda 3
Lorong Brancard 1
Apar 4
Handrub 1
Lampu 1
Emergensi 1
Tempat sampah 1
20
BAB VIII
TATA LAKSANA PELAYANAN
21
B. PELAKSANAAN ORIENTASI PASIEN
Pasien dilakukan orientasi pada saat masuk dalam ruang perawatan yang
meliputi :
a. Perkenalan terhadap perawat jaga
b. Memperkenalkan Ruang perawatan yang ditempati pasien
c. Menjelaskan dokter penanggung jawab pelayanan ( DPJP) terhadap
pasien
d. Menjelaskan cara penggunaaan peralatan seperti :
Cara operasional tempat tidur
Jam visite dokter
Jam berkunjung
Jam makan pasien
Jam tindakan rutin
Cara pemasangan gelang identitas
Tanda resiko jatuh
Cara operasional TV dan AC
Kamar mandi ( Air panas dan dingin)
Cara menggunakan telepone untuk memanggil perawat
22
E. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
23
33 Pemberian Oksigen
34 Melakukan Suction
35 Pemasangan dower chateter
36 Pergantian jaga shift
37 Pelaksanaan tindakan keperawatan
tindakan
24
70 Askep pasien Ispa
71 Askep pasien PPOK
72 Askep pasien Appendiksitis
73 Askep pasien Hernia
74 Askep pasien Peritonitis
75 Askep pasien Ca mamae
76 Askep pasien FAM
77 Askep pasien Limfoma
78 Askep pasien WSD
79 Askep pasien Luka bakar
80 Askep pasien Fraktur
81 Askep pasien ORIF
82 Askep pasen OREF
83 Askep pasien Batu Ureter
84 Askep pasien Batu Buli
85 Askep pasien BPH
86 Askep pasien neprhostomi perkutan
87 Askep pasien Ureterorenoscopy
88 Askep pasien Striktur Urethra
89 Askep pasien Hipospadia
90 Askep pasien Batu Ginjal
91 Askep pasien Diare Pada Anak
Askep pasien Kejang Demam Pada
92
Anak
93 Askep pasien Thalasemia Pada Anak
94 Askep pasien TBC Pada Anak
95 Askep pasien Pneumonia Pada Anak
96 Askep pasien Tonsilitis
97 Askep pasien sinusitis
98 Askep pasien otitismedia akut
99 Askep pasien Stephen Johnson
100 Askep pasien katarak
101 Askep pasen neuritis
102 SPO HDN
25
BAB IX
LOGISTIK
A. PENGERTIAN
Manajemen Instalasi rawat inap dan unit pelayanan lain yang terlibat dalam
penggunaan asesmen pasien merupakan penyelenggaraan pengurusan bahan
habis pakai dan formulir-formulir pendukung terhadap kebutuhan asesmen pasien
dan barang untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di rumah sakit secara teratur
dalam kurun waktu tertentu secara cermat dan tepat dengan biaya seefisien
mungkin.
B. TUJUAN
1. Tujuan operasional yaitu tersedianya barang atau material dalam jumlah
yang tepat dan kualitas yang baik pada waktu yang dibutuhkan.
2. Tujuan keuangan yaitu agar tujuan operasional di atas tercapai, dengan
biaya yang rendah.
3. Tujuan keutuhan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh gangguan
yang menyebabkan hilang atau kurang, rusak, pemborosan, penggunaan
tanpa hak sehingga dapat mempengaruhi pembukuan atau sistem
akuntansi.
26
BAB X
KESELAMATAN PASIEN
1. PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah sistem yang sudah dijalankan dirumah sakit untuk
memberikan jaminan keselamatan pasien sehingga kepercayaan pasien
terhadap pelayan Instalasi Rawat Inap meningkat.Keselamatan pasien
termasuk asesmen resiko pasien.Pelaporan setiap kali terjadi insident
dianalisis dan ditindak lanjuti dengan implementasi yang dapat berulangnya
kembali insident tersebut sehingga dapat meminimalkan resiko terhadap
pasien
2. TUJUAN
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
tindakan pelayanan yang tidak seharusnya atau seharusnya dikerjakan tidak
dilaksanakan ,Selain itu agar tercipta budaya keselamatan pasien,
27
4. Tata Laksana Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap
a. Keselamatan pasien Instalasi Rawat Inap di RSU Permata Bunda
merupakan prioritas utama hal ini terkait dengan kepercayaan
pelanggan ,adapun sistem yang sudah berjalan di Instalasi Rawat Inap
adalah :
b. Pemantapan mutu harian ; pelaksaanaan kontrol harian dalam rangka
untuk mengontrol kelayakan reagensia maupun alat pemeriksaan
c. Pemantapan mutu Tahunan dan bulanan ;
d. Pemantapan mutu Tahunan dan bulanan dilaksanakan dengan keikut
sertaan Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Permata Bunda
ditingkat regional,nasionl,maupun internasional
e. Identifikasi pasien dengan Gelang identitas pasien
f. Sistem pemeriksaan dan pelaporan hasil dengan Laboratory Information
Systim (LIS)
g. Menuliskan asal pasien dilembar hasil pemeriksaan
h. Pembedaan pengambilan hasil dari rawat inap dengan rawat Jalan
28
7. Menerapkan standar keselamatan pasien rumah sakit (seperti tersebut di
atas) dan melakukan self assesment dengan instrument akreditasi
pelayanan keselamatan pasien rumah sakit.
8. Program khusus keselamatan pasien rumah sakit.
9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien
rumah sakit dan kejadian tidak diharapkan.
29
c. Cuci tangan bedah adalah proses menghilangkan/mematikan
mikroorganisme transient dan mengurangi flora resident.
30
BAB XI
KESELAMATAN KERJA
1. Keselamatan Kerja
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1 menyatakan bahwa
upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan. Rumah sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori
tersebut di atas, berarti wajib menerapkan upaya kesehatan dan keselamatan kerja.
Program kesehatan dan keselamatan kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga
bertujuan melindungi karyawan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam
dan di luar rumah sakit.
Dalam undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat 2 (dua) disebutkan bahwa
“setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”. Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang
bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja berada dalam kondisi sehat dan
selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup
layak sesuai dengan martabat manusia.
Kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini unit gizi dan perlindungan terhadap
rumah sakit. Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit.
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktivitas
pegawai dan meningkatkan produktivitas rumah sakit adalah :.
1. Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dimaksudkan
untuk menjamin :
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara tepat dan
efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
2. Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat
digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :
a. Kondisi dan lingkungan kerja
b. Kesadaran dan kualitas pekerja
c. Peranan dan kualitas manajemen
3. Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dapat terjadi bila :
a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus
b. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses
produksi
c. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan
terlalu panas atau terlalu dingin.
31
d. Tidak tersedia alat-alat pengaman.
e. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran
dan lain-lain.
4. Perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja dan petugas kesehatan
a. Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus mendapatkan
pelatihan mengenai cara penularan dan penyebaran penyakit, tindakan
pencegahan dan pengendalian infeksi yang sesuai dengan protokol jika
terpajan.
b. Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan
penjelasan umum mengenai penyakit tersebut.
c. Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular melalui
udara harus menjaga fungsi saluran pernafasan (tidak merokok, tidak
minum dingin) dengan baik dan menjaga kebersihan tangan.
5. Petunjuk pencegahan infeksi untuk petugas kesehatan.
a. Untuk mencegah transmisi penyakit menular dalam tatanan pelayanan
kesehatan, petugas harus menggunakan APD yang sesuai untuk
kewaspadaan standar dan kewaspadaan isolasi (berdasarkan penularan
secara kontak, droplet atau udara) sesuai dengan penyebaran penyakit.
b. Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan tentang gejala
penyakit menular yang sedang dihadapi.
c. Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus dievaluasi
untuk memastikan agen penyebab. Dan ditentukan apakah perlu dipindah
tugaskan dari kontak langsung dengan pasien, terutama mereka yang
bertugas di instalasi perawatan intensif, ruang rawat anak, ruang bayi.
d. Semua petugas harus menggunakan apron, penutup kepala dan pelindung
kaki (sandal/sepatu boot), sebelum masuk ruangan yang berpenyakit
menular. Termasuk harus harus mengenakan APD tersebut hal ini
bertujuan untuk mengurangi kontaminasi atau penularan
6. Prinsip keselamatan kerja karyawan dalam proses penyelenggaraan pelayanan
pasien
a. Pengendalian teknis mencakup
Letak, bentuk dan konstruksi alat sesuai dengan kegiatan dan
memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Perlengkapan alat kesehatan yang cukup disertai tempat penyimpanan
yang praktis.
Penerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat.
Tersedianya ruang istirahat untuk karyawan.
b. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab dan
terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh karyawan.
c. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerja
dari karyawan.
32
d. Volume kerja yang dibebankan disesuaikan dengan jam kerja yang telah
ditetapkan.
e. Maintenance (perawatan) alat dilakukan secara rutin oleh petugas instalasi
pemeliharaan sarana sesuai jadwal.
f. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi karyawan.
g. Adanya fasilitas atau peralatan pelindung dan peralatan pertolongan
pertama yang cukup.
7. Prosedur keselamatan kerja
a. Keamanan kerja di ruang ini meliputi :
Menggunakan alat pembuka peti/bungkus menurut cara yang tepat.
Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan angkatlah
dengan alat pengangkut yang tersedia untuk barang tersebut.
Tidak diperkenankan merokok di ruang perawatan
Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan/diperlukan.
Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan.
Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang dapat
membahayakan badan dan kualitas barang.
Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin di ruang
perawatan
33
i. Tempat sampah dilengkapi dengan kantong 34olytec
j. Tempat sampah dipisahkan antara sampah medis dan non medis (sampah
medis kantong 34olytec warna kuning dan sampeh non medis kantong
34olytec warna hitam).
Sistem Ventilasi
a. Ventilasi Instalasi Rawat Inap harus cukup
b. Udara diruangan Instalasi Rawat Inap dibuat mengalir searah
34
BAB XII
PENGENDALIAN MUTU
35
B. SISTEM PENGENDALIAN EFEKTIF
Sistem pengendalian efektif meliputi:
1. Terkoordinasi dengan arus kerja, dan dapat memberikan informasi
langsung kepada atasan langsung.
2. Terfokus pada titik strategis, sistem harus jelas dan mudah dimengerti oleh
orang-orang yang dikendalikan.
3. Objektif dan menyeluruh, sistem harus jelas dan mudah dimengerti oleh
orang-orang yang dikendalikan.
4. Fleksibel. Sistem harus dibuat mudah, sehingga mudah diterapkan.
5. Secara ekonomi realistis, untung rugi pengendalian harus diperhitungkan
secara realistis.
a. Secara organisasi harus realistis, jika sistem tidak realistis (standar yang
ditetapkan terlalu tinggi), maka bawahan cenderung membuat laporan
bias.
b. Akurat/tepat yaitu informasi yang dihasilkan oleh sistem harus benar.
c. Tepat waktu, informasi harus didapatkan dalam suatu waktu tertentu,
sehingga dapat dilakukan koreksi bila diperlukan.
d. Sistem harus dapat diterima oleh semua pegawai.
36
8) Waktu tunggu operasi elektif
9) Angka ketidaktepatan identifikasi pasien
10) Kejadian dekubitus selama masa perawatan
11) Angka kejadian pasien jatuh
37
Numerator Jumlah asesmen asuhan medis pasien yang
terisi lengkap dalam waktu 1x24 jam dalam satu
bulan
Denominator Total pasien yang dirawat dalam waktu 1x24
jam dalam satu bulan
Sumber Data Rekam Medik Rawat Inap
Standar 100 %
Penanggung jawab Rekam Medik
Pengumpulan data
38
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah pasien yang dilakukan asesmen asuhan
rehab medik setelah adanya konsulan dari
dokter dalam satu bulan
Denominator Total pasien stroke yang dilakukan asesmen
asuhan rehab medik satu bulan bulan
Sumber Data Rekam Medik Rawat Inap
Standar 100 %
Penanggung jawab Rekam Medik
Pengumpulan data
39
Standar ≤ 0,01 %
Penanggung jawab IRFAN
Pengumpulan data
40
9. Angka ketidaktepatan identifikasi pasien
Judul Angka ketidak tepatan identifikasi pasien
41
11. Angka kejadian pasien jatuh
Judul Angka Kejadian pasien jatuh
Dimensi Mutu Keselamatan dan kenyamanan
Tujuan Tidak ada kejadian pasien jatuh selama dalam
perawatan
Definisi Operasional Jatuhnya pasien di unit pelayanan perawatan
pada saat istirahat maupun saat pasien terjaga
yang tidak disebabkan oleh serangan strok,
epilepsi, bahaya karena banyak aktifitas
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa 3 bulan sekali
Numerator Total / jumlah pasien jatuh yang dirawat di unit
perawatan selama waktu tertentu setiap bulan
Denominator Total atau jumlah pasien yang beresiko jatuh
( factor intrinsic dan ekstrinsik ) yang dirawat
selama periode waktu tertentu setiap bulan
Sumber Data PIC
Standar 0%
Penanggung jawab IRFAN
Pengumpulan data
42
BAB XIII
PENUTUP
Ditetapkan di : Tasikmalaya
Pada tanggal :
Direktur,
dr
43