Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Nama : Arin Nadia
Kelas :
Guru Pembimbing :
Riana Putri Sitorus, S. Pd
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut
adalah zat yang terdispersi ( tersebar secara merata ) dalam zat pelarut. Zat terlarut
mempunyai jumlah yang lebih sedikit dalam campuran. Ini biasa di sebut dengan solute.
Sedangkan zat pelarut adalah zat yang mendispersi atau ( fase pendispersi ) komponen
– komponen zat terlarut. Zat pelarut mempunyai jumlah yang lebih banyak dalam
campuran. Zat pelarut di sebut solvent. Pelarut tidak harus cairan, tetapi dapat berupa
padatan atau gas asal dapat melarutkan zat lain. Sistem semacam ini disebutsistem
dispersi. Untuk sistem dispersi, zat yang berfungsi seperti pelarut disebutmedium
pendispersi, sementara zat yang berperan seperti zat terlarut disebut denganzat
terdispersi (dispersoid).
Jika memungkinkan semua reaksi kimia sebaiknya dilakukan dalam larutan cair
sebab reaksi kimia dalam keadaan padat atau gas memerlukan energi dan teknologi
yang relatif mahal karena terjadi pada suhu dan tekanan tinggi. Adapun reaksi kimia
dalam larutan relative murah karena dapat terjadi pada suhu dan tekanan relatif rendah,
sehingga tidak memerlukan perangkat alat yang berteknologi tinggi.
Zat-zat yang dilarutkan dapat memiliki sifat-sifat yang sama atau berbeda dengan
sifat-sifat zat sebelum dicampurkan. Contoh, NaCl adalah zat padat ionic yang jika
dilarutkan dalam pelarut air, sifat kovalennya hilang yang kemudian berubah menjadi
ionik.
Beberapa sifat yang terkait dengan pencampuran zat untuk membentuk larutan
diantaranya adalah larutan elektrolit dan non elektrolit, sifat koligatif larutan yang
bergantung pada molaritas zat bukan pada jenisnya, dan sifat yang lebih penting adalah
kesamaan atau kebebasan suatu larutan.
Ada beberapa alasan praktis untuk membuat larutan. Pertama, banyak reaksi-
reaksi kimia berlangsung dalam larutan. Reaksi-reaksi biokimia dalam organisme hidup
semuanya berlangsung dalam bentuk larutan. Reaksi-rekasi organic dan anorganik
semuanya berlangsung dalam larutan. Kedua, reaksi kimia dalam larutan tidak
memerlukan reaktor yang tahan terhahadap suhu dan tekanan tinggi sebab reaksi
dalam larutan berlangsung pada suhu relatif rendah dan tekanan atmosfer.
Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu sistem
homogen yang mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing komponennya
tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan, sedangkan suatu sistem yang
heterogen disebut campuran. Biasanya istilah larutan dianggap sebagai cairan yang
mengandung zat terlarut, misalnya padatan atau gas dengan kata lain larutan tidak
hanya terbatas pada cairan saja.
Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut, yang dapat
dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen yang utama yang
terdapat dalam jumlah yang banyak, sedangkan komponen minornya merupakan zat
terlarut. Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni yang
molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Semua gas bersifat
dapat bercampur dengan sesamanya, karena itu campuran gas adalah larutan.
Jenis-jenis larutan
1. Gas dalam gas – seluruh campuran gas
2. Gas dalam cairan – oksigen dalam air
3. Cairan dalam cairan – alkohol dalam air
4. Padatan dalam cairan – gula dalam air
5. Gas dalam padatan – hidrogen dalam paladium
6. Cairan dalam padatan – Hg dalam perak
7. Padatan dalam padatan – alloys
Pada larutan ataupun sistem dispersi, zat terlarut dapat berupa padatan, cairan
atau gas. Bahkan bila zat terlarut adalah cairan, tidak ada kesulitan dalam membedakan
peran pelarut dan zat terlarut bila kuantitas zat terlarut lebih kecil dari pelarut. Namun,
bila kuantitas zat terlarut dan pelarut, sukar untuk memutuskan manakah pelarut mana
zat terlarut. Dalam kasus yang terakhir ini, Anda dapat sebut komponen 1, komponen 2,
dst.
Tabel 1.1
Zat Pelarut Contoh
terlarut
Suatu zat dikatakan
Gas Gas Udara, semua campuran
larutan jika campuran antara zat
Gas Cair gas terlarut dan pelarutnya bersifat
Gas Padat Karbon dioksida dalam air homogen. Artinya tidak terdapat
Cair Cair Hidrogen dalam platina batas antar komponennya,
Cair Padat Alkohol dalam air sehingga tidak dapat dibedakan
Padat Padat Raksa dalam tembaga lagi antara zat pelarut (air) dan
Padat Cair Perak dalam platina terlarutnya. Beda halnya dengan
Garam dalam air air kopi, masih terdapat
perbedaan antara keduanya,
walaupun secara kasat mata,
airnya sudah berubah warna menjadi hitam. Hal ini juga berlaku untuk campuran antara
pasir dan air. Anda bisa menambahkan sendiri contoh-contonya. Untuk air kopi kita
menyebutnya sebagai larutan heterogen/campuran .
BAB II
PEMBAHASAN
Alat untuk menguji apakah larutan itu bersifat elektrolit atau tidak disebut elektrolit tester.
Masukan dua batang logam, (misalkan tembaga) kedalam larutan. Keduanya tidak
bersentuhan dan masing-masing dihubungkan dengan katub arus listrik searah.
Secara eksperimen berdasarkan daya hantar listriknya, Larutan dapat dibedakan
menjadi Larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang
tidak dapat menghantarkan arus listrik.
1. Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan
memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelmbung
gas dalam larutan .Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian
tergolong ke dalam larutan elektrolit.
Setelah semua alat(kabel, larutan elektrolit,elektroda, lampu holder dan bola lampu)
disusun, dan kemudian dihubungkan ke sumber listrik, terlihat lampu menyala. Ini
membuktikan bahwa pada gambar listrik mengalir melalui larutan elektrolit. Beberapa
macam larutan elektrolit yaitu berupa asam, basa kuat dan garam.
Dalam keadaan murni, asam merupakan senyawa kovalen tetapi jika dilarutkan
didalam air akan terurai menjadi ion-ion.
Umumnya, basa merupakan senyawa ionic, kecuali NH 3 adalah basa yang dalam
keadaan murni berupa senyawa kovalen dan didalam air terurai menjadi ion-ionnya.
Semua garam merupakan merupakan senyawa ionic. Jika garam dilarutkan didalam
air, ion-ion garam akan melepaskan diri dari kisi-kisi Kristal yang selanjutnya terhidrasi di
dalam pelarut air.
NaCl-(s) + H2O(l) → Na+(aq) + Cl-(aq) [4]
Pada Tahun 1887, seorang ilmuwan Swedia yang bernama Svante August Arrhenius
mengemukakan sebuah teori yang menjelaskan mengapa larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik. Menurutnya, larutan elektrolit dapat menghantarkan arus
listrik, karena dalam larutan elektrolit tersebut terdapat ion-ion yang dapat bergerak
bebas. Ion-ion inilah yang dapat menghantarkan arus listrik. Untuk lebih memahami teori
Arhennius ini, coba perhatikan gambar di atas!
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa arus listrik mengalir melalui larutan
elektrolit(CuCl2) yang ditandai dengan bergeraknya jarum amperemeter. Hal ini
dikarenakan larutan tersebut terion menjadi ion Ca2+ yang bergerak menuju katoda dan
ion Cl- yang bergerak menuju anoda.
Berdasarkan gambar pertama terlihat bahwa larutan elektrolit kuat (NaCl) terion
sempurna menjadi ion Na+ dan Cl- sehingga dapat menghidupkan lampu dengan terang
karena jumlah ion yang banyak. Sedangkan pada gambar ke dua terlihat larutan
elektrolit lemah(CH3COOH) terion sebagian menjadi ion CH3COO- dan ion H+ dan
sebagian dalam bentuk CH3COOH Karena jumlah ion yang sedikit maka lampu
menyala dengan redup.
Daya hantar listrik pada larutan elektrolit kuat, lemah dan non elektrolit merupakan
kekuatan elektrolit yang dinyatakan dengan derajat ionisasi (α). Secara matematis
dinyatakan dengan persamaan berikut
α = mol zat yang terionisasi
mol zat mula-mula.
Pada mulanya hantaran listrik larutan ditentukan dengan mengukur kuat arus yang
melalui larutan. Kemudian diketahui bahwa cara ini mengandung kesalahan, karena
arus listrik dalam larutan menimbulkan polariasi, yaitu penumpukan ion pada elektroda.
Ini dapat diatasi dengan arus bolak balik dan mengukur tahanan larutan.
Senyawa seperti glukosa, etanol, gula tebu dan larutan urea dalam bentuk
padatan, lelehan maupun larutan tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak
mengalami ionisasi atau tetap dalam bentuk molekul.
A. Simpulan
3. Jika diuji dengan elektrolit, maka pada larutan elektrolit kuat akan terlihat gejala
yaitu lampu menyala terang dan banyak gelembung gas. Sedangkan larutan
elektrolit lemah akan memperlihatkan gejala lampu yang redup dan terdapat
gelembung gas atau hanya terdapat gelempbung gas tanpa nyala lampu. Larutan
non elektrolit mempunyai gelembung gas dan tidak membuat lampu menyala.
4. Kekuatan elektrolit dapat diukur dengan menggunakan derajat ionisasi (α). Jika
5. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena adanya ion-ion yang
bergerak bebas.
6. Zat elektrolit kuat dalam air menggion secara sempurna, sedangkan zat elektrolit
lemah hanya mengion sebagian.
7. Zat elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar yang
mengalami pengionan.
B. Saran
Untuk Sekolah
Diharapkan penambahan buku lebih banyak lagi dalam pembahasan larutan
elektrolit dan non elektrolit.
Untuk Guru
Diharapkan ibu/bapak bisa menjelaskan rinci lagi mengenai larutan elektrolit
dan non-elektrolit.
Untuk Murid
Mahasiswa dapat mengetahui dan mempelajari lebih dalam tentang larutan
elektrolit dan larutan non-elektrolit.
DAFTAR PUSTAKA
http://idrissetiawanalwysclever-skiripsi.blogspot.co.id/2012/07/makalah-kimia-
larutan-elektrolit-dan.html
http://izhaashari.blogspot.co.id/2014/06/makalah-kimia-larutan-elektrolit-dan.html
https://zonaliakimiapasca.wordpress.com/kimia-kelas-x/semester-2/1-larutan-
elektrolit-dan-non-elektrolit/49-2/
S, Syukri. Kimia Dasar 2. 1999. Bandung: ITB
Sunarya, Yayan. Kimia Dasar 2. 2012. Bandung: CV. Y Rama Widya